Quantcast
Channel: Kumpulan Cerita Sex 2016
Viewing all articles
Browse latest Browse all 271

Cerita Mesum | Mulusnya Ibu dan Nikmatnya Kakakku

$
0
0

Cerita Mesum | Mulusnya Ibu dan Nikmatnya Kakakku – Cerita ini bermula sekitar sepuluh tahun yang lalu dan berlangsung terus sampai saat ini. Malam itu karena hawa panas sekali aku tiba tiba terbangun aku lihat jam dinding di kamarku waktu menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Aku tidur sekamar dengan kakakku (satu kamar dua ranjang). Kamarku berada tepat disamping kamar ayahku, di dinding antara kamarku dan kamar ayahku ada sebuah jendela yang tak pernah dibuka lagi, kebetulan ranjang yang aku tempati ada di bawah jendela kayu tersebut. Entah kenapa pada saat itu aku iseng mengintip ke kamar Ayah.

Ternyata malam itu Ayah dan ibuku sedang melakukan hubungan seks (aku tahu itu karena walaupun usiaku masih 13 tahun aku waktu itu sudah sering nonton BF bareng teman-teman dan sering pula onani). Untung lampu kamar Ibu tidak pernah dimatikan, jadi aku dapat melihat dengan jelas lekuk tubuh ibuku dengan jelas. Aku sangat terangsang melihat tubuh ibuku yang sedang telanjang, padahal sebelumnya aku tidak pernah terpikir untuk melihat lekuk tubuh ibuku walaupun sering ibuku berganti baju tanpa menutup pintu. Atau beraktifitas di dapur dengan rok yang minim, keluar dari kamar mandi hanya berlilit handuk. Entah setan apa yang ada dipikiranku malam itu sehingga aku sangat terangsang sekali menyaksikan Ayah dan ibuku sedang telanjang.

Kulihat Ibu sedang menggenggam kontol ayahku dan jari-jari ayahku sedang masuk ke dalam vagina ibuku. Ibuku terlihat seksi di usianya yang ke 42 tahun kulit Ibu tampak mulus sekali walaupun agak sedikit gemuk, vaginanya tembem sekali susunya agak sedikit turun dengan pahanya yang gempal dan lipatan lemak di perut Ibu. Tak lama kemudian aku lihat Ayah berusaha memasukkan kontolnya ke vagina Ibu (aku maklum Ayah orang yang kolot jadi tak ada acara oral seks setiap kali melakukan hubungan seks). Ibuku menggoyang pantatnya seiring dengan ayahku menaik turunkan pantatnya.

“Bu, enak sekali Bu ah.. ah..” kata ayahku sambil nafasnya ngos-ngosan.
“Iya Pak sampai mentok rasanya..” jawab ibuku gaya yang dipakai Ayah Ibu-ku cuma gaya konvensional, tak lama berselang pantat ayahku terlihat berkejat kejat tanda orgasme. Lalu Ayah turun dari tubuh ibuku dan pergi kekamar mandi sekarang tinggallah tubuh ibuku yang telentang melepas lelah dan tampak pejuh ayahku keluar lagi dari vagina Ibuku.

Aku makin tak tahan maka aku mulai mengeluarkan kontolku yang sudah siap dikocok. Sedang asyik mengocok tiba tiba aku dikagetkan kakakku yang menggeliat berubah posisi tidurnya. Otak isengku kembali muncul karena melihat selimut dan daster kakakku tersingkap. Aku segera berdiri dan pelan-pelan naik keranjang Atik. Aku mengambil posisi dibelakangnya, lalu aku singkap celana pendekku kukeluarkan kontolku lalu pelan pelan aku tempelkan ke pantatnya dan aku sodok sodokkan ke pantatnya yang masih tertutup celan dalamnya. Tanganku aku taruh ke susunya, ternyata ia tidak pakai BH lalu kuremas pelan pelan.

Tiba tiba ia terbangun aku segera diam dan pura-pura masih tidur. Perasaanku waktu itu sangat kacau antara takut dan terangsang campur jadi satu. Setelah ia menoleh ke arah ku dan menepis tanganku ia kembali tidur lagi. Aku berpikir keras apakah ia tahu apa yang sedang aku lakukan sebab aku tidak sempat menutup celanaku. Pelan pelan kembali aku mencoba goyang-goyangkan pantatku lagi dan Atik tak bereaksi aku rasa ia pura pura tidur, tangankupun kembali aktif membelai belai susunya.

Susu kakakku agak kecil dibanding susu ibuku tapi punya kakakku lebih keras dan putingnya sangat kecil. Aku makin yakin ia pura-pura tidur karena nafasnya makin memburu. Tidak puas hanya bermain susu maka tanganku berusaha masuk celana dalamnya tanganku bergerak gerak diluarnya, terasa agak lembab dan licin rupanya ia terangsang juga. Saat aku berusaha memasukkan jariku ke dalam lubang dimemeknya tiba tiba ia berbisik.

“Jangan Tok..” Aku kaget setengah mampus..
“Aku masih perawan Tok..” katanya lagi.
“Aku kepingin sekali Mbak” kuberanikan diri untuk menjawabnya.
“Sebenarnya aku juga pingin, tapi jangan dimasukin nanti aku tidak perawan lagi”
“Terus gimana dong?” kataku.
“Pakai ini..” katanya sambil menunjuk bibirnya lalu ia segera memegang kontolku dan segera memasukkan kontolku dalam mulut nya.

Dari gerakannya sepertinya ia ahli dalam melakukan ini mungkin sudah terbiasa sama pacarnya. Aku tak mau kalah aku meraih selangkangannya dan menciumi memeknya. Tak lama kemudian tiba tiba laharku seakan mau meledak dan aku tumpahkan semuanya dalam mulut kakakku. Tak lama setelah itu di susul dengan erangan halus kakakku tanda ia orgasme juga.

“Kamu nakal..” kata kakakku setelah memuntahkan seluruh pejuhku ke selembar tissu.
“Mbak cantik sih..” kataku merayu.
“Sudah tidur sana.”
“Lain kali lagi ya” kataku lagi.
“Idih maunya?” jawabnya.

Aku segera tertidur dengan senyum kepuasan. Keesokan harinya kulihat kakakku bersikap biasa seperti tak pernah terjadi apa apa. Tapi yang berubah justru aku, aku kini jadi semakin binal sebab aku jadi suka sekali memperhatikan lekuk tubuh ibuku dan kakakku. Hampir setiap malam aku mengintip kegiatan Ayah dan Ibu. Rupanya mereka doyan juga hampir tiap malam aku saksikan mereka melakukan itu. Pantas tiap hari ibuku pasti mandi basah. Sedangkan aku sendiri makin sering curi-curi kesempatan untuk melihat keseksian tubuh ibuku dari dekat.

Pernah suatu saat aku memperhatikan ibuku yang sedang ganti pakaian. Dan pada saat itu aku menyadari kenapa aku sangat tergila gila pada tubuh ibuku. Tubuh ibuku sangat ideal walaupun sedikit gemuk. Ia sangat rajin merawat tubuh, ia sering luluran sehingga kulitnya putih bersih. Yang aku suka dari tubuh ibuku adalah kulitnya yang putih dan pahanya yang gempal. Ibuku memang suka teledor dan sembarangan sehingga hari-hariku selalu aku manfaatkan untuk memperhatikan kemulusan tubuh ibuku. Kalau malam aku selalu melampiaskannya pada kakakku hampir tiap malam aku melakukan dengan kakakku, walaupun kami melakukannya sampai bugil kami saling menjaga agar tidak sampai memasukkannya ke dalam memeknya.

Pernah suatu saat kami mencoba memasukkan ke lubang pantatnya tapi tidak jadi karena sangat sakit katanya sehingga aku tidak tega meneruskan. Kakakku sangat cantik dan mulus sekali sehingga ketika melihat ia telanjang saja aku sudah sangat terangsang. Jadi hampir setiap malam aku dipuaskan oleh kakakku dengan cara oral.

Sampai pada tahun lalu saat persiapan pernikahan kakakku. Kakakku meminta pengertian dari aku untuk segera menghentikan hubungan terlarang ini, aku setuju saja. Tapi ini cuma bertahan dua bulan. Waktu itu suami Kakak saya ke luar kota untuk suatu urusan kakakku menginap dirumah kami. Saat itu sebenarnya aku cukup kikuk dalam bersikap dengan kakakku (mengingat kami sudah berjanji). Lalu pada malam itu kami kembali tidur dalam sekamar. Kami sama-sama kikuk. Aku sangat gelisah dan tidak bisa tidur, aku perhatikan begitu juga kakakku.

“Belum tidur Tok..??” kata kakakku.
“Iya nih susah banget tidurnya..” jawabku.

Lalu tiba tiba kakakku pindah keranjangku sambil berbisik.

“Pingin.. Ya..”
“Tapi kan sudah janji..”
“Nggak apa deh Mbak juga lagi pingin nih” katanya sambil meraih kontolku.

Akupun tak ingin kalah segera kulucuti bajunya segera pula kuraih susunya dan aku jilati putingnya. Kini ia merosot sampai bawah perutku dan segera memasukkan kontolku ke dalam mulutnya. Segera aku menggenjotnya lalu ia menahan pinggulku sehingga menghentikan genjotanku.

Lalu ia berkata, “Masukin sini aja tok..” katanya sambil menunjuk memeknya.

Wah asyik nih.. Ini yang aku tunggu tunggu pikirku. Maka segera saja aku mengambil posisi siap tembak. Lalu pelan-pelan Mbak Atik mengarahkan kontolku ke memeknya. Aku dapat merasakan betapa sempit dan hangatnya vagina kakakku ini.

“Pelan pelan Tok.. Agak sakit..”
“Soalnya punya kamu lebih gede dari punya Mas Ari..”

Memang sih aku dapat merasakan sempit sekali dan masih berasa seperti kretek.. kretek.. Lama-lama aku goyang terus dan aku kembali bertanya.. “Enak nggak Mbak?”
Lalu ia menjawab, “Iya Tok sudah mulai enak lebih terasa dari punya Mas Ari..”

Aku genjot terus sampai kira kira lima belas menit saat mau keluar tiba tiba ia berbisik.

“Jangan di keluarin di dalem tok nanti aku hamil anakmu..”

Maka ketika aku ingin orgasme cepat-cepat aku cabut dan aku kocok di atas perutnya sehingga pejuhku menyembur ke perut dan susunya.

Hari itu kakakku menginap di rumahku selama seminggu jadi setiap malam aku puaskan birahiku bersama kakakku sampai pagi. Akhirnya aku bisa benar benar menikmati vagina kakakku tanpa takut perawannya rusak. Untuk menjaga supaya tidak hamil aku selalu tumpahkan pejuhku di luar dan kadang kadang dimulutnya. Berbagai macam gaya dan variasi aku praktekkan bersama kakakku tapi dengan pelan pelan taku didengar Ayah Ibu. Kakakku ini nafsunya sangat besar seperti ibuku ia maunya tiap malam pasti mengajakku untuk mengulanginya lagi.

Sekembalinya kakakku ke rumahnya aku kembali kesepian. Sekarang hari hariku kuisi dengan mengintip ibuku yang masih tampak seksi di usianya yang kepala lima sambil onani, tapi kegiatan ini kuanggap mengasyikkan juga aku makin betah tinggal di rumah, kadang kalau siang aku melihat Ibu tidur siang dengan rok yang menyingkap ingin sekali aku meraba pahanya yang mulus tapi aku tidak berani melakukan itu. Sesudah itu aku melakukan onani di kamarku sepuas puasnya.

Pernah suatu saat aku kepergok ibuku saat onani dan aku lupa mengunci pintu kamarku. Ibu nyelonong masuk aku cepat-cepat menutupi kontolku dengan bantal. Ibu pura pura tidak tahu dan berkata, “Ibu kira kamu keluar.. Tok”
Sejak saat itu aku selalu mengunci kamarku bila ingin onani. Kini aku selalu menunggu saat saat kakakku bisa menginap di rumah kami (biasanya satu bulan sekali).

Ketika lidahku mulai kumainkan dengan menjilat di seputar belahan bibir memeknya yang sudah terlihat basah dari tadi dan terasa asin tapi enak, pinggul mama tergelinjang keras sehingga hidungku basah terkena cairan mama.
“Aduuuuh Mas!”, teriak mama tiba2 dengan suara serak dan tersendat sendat diantara nafasnya yang sudah memburu. tetapi mama kembali diam dan aku artikan mama setuju saja dengan apa yang aku lakukan dan walaupun kedua tangannya memegangi kepalaku.
Tanpa minta izin, segera saja jari-jariku kugunakan untuk membuka bibir vagina dan memainkan bibir vagina serta daging kecil yang sudah menyembul dari sela-sela bibir vaginanya.
“Aduh… aaaaaah… aaahhh… Maaaaas”, kudengar desahan mama agak keras.
Dapat kurasakan cairan lendirnya yang sudah semakin membasahi vagina mama yang indah itu. Betapa nikmat rasanya, apalagi dengan desahan mama yang semakin lama semakin keras, membuatku semakin bersemangat dan mulai kujilati, kuendus dan kumasukkan hidungku kedalam vaginanya serta kumainkan lidahku di lobang memek mama.

Mungkin karena keenakan, desahan mama sudah menjadi erangan yang keras dan rambut kepalaku pun sudah diremas remas mama seraya di tekan tekannya kepalaku dan pantatnya pun digoyangnya naik turun sehingga seluruh wajahku terasa basah semua terkena cairan yang keluar dari memek mama. Aku terus saja memainkan lidahku tetapi tidak berapa lama kemudian bisa kurasakan goyangan tubuh mama semakin cepat dan nafasnya pun sudah terdengar cepat dan keras sekali. Tubuh mama mengejang dan akhirnya dia mendesah keras,
“Maaaas… addduuuuh… aaaaaah… ssssh. teee..ruuuuusss..maaas”, sambil kepalaku ditekannya dalam dalam kearah memeknya. Lalu mama terkapar melepas tangan nya dari kepalaku dengan nafas ngos2an yang cepat dan aku yakin sekali kalau mama sudah mencapai orgasmenya lagi.
Tanpa disuruh aku segera naik dan tiduran miring menghadapnya disamping mama yang terlentang dengan nafasnya yang masih cepat.

“Aduuuh”maaas, kamu nakal sekali ya? kamu bikin mama jadi keenakan sampe lemes sekali”, katanya setelah nafasnya agak normal sambil memencet hidungku.
“Mah… booo leeeh enggak aaaa kuuuu?”, tanyaku tapi enggak berani meneruskan kalimatnya, sambil ku usap2 dahi mama yang masih berkerigat. Mudah2an saja mama mengerti maksudku itu, soalnya penisku sudah tegang sekali.
“jangan ya sayang…”, jawab mama seraya mengecup pipiku dan jawaban itu tentu saja membuatku menjadi sedikit kecewa.
Mungkin mama melihat perubahan wajahku dan karena merasa kasihan, lalu katanya “…Mas, boleh deh, tapi hanya digesek gesekin saja ya di luar?”. Mendengar jawaban itu membuat hatiku agak lega. Yah… dari pada enggak boleh sama sekali, padahal rasa kepinginku sudah sampe diujung.

“Sini sayang naiklah”, lanjut nya sambil meraih tubuhku untuk naik di atas tubuh mama dan dari rasa sentuhan dikakiku, terasa mama juga sudah membuka ke dua pahanya, tapi tidak terlalu lebar.
Tanpa berkata kata, lalu kunaiki tubuh mama dengan penisku yang sudah siap tempur dengan kepalanya yang mengkilap tegang. Tangan mama sudah memegangi penisku dan mengarahkan batang kemaluanku ke memeknya. Lalu, penisku yang sedang dipegangnya di gesek2an keatas dan kebawah secara perlahan-lahan di memeknya yang memang sudah licin dan kupergunakan kesempatan ini untuk menjilati leher mama.

Aku pun harus bersabar sedikit dan menunggu agar nafsu mama naik kembali karena sentuhan penisku dimemeknya dan jilatan2 ku di lehernya. Sesekali kuperhatikan wajah mama dan kulihat mama sedang memejamkan kedua matanya yang mungkin sedang menikmati gesekan2 penisku di memeknya.
Suatu ketika, mama menghentikan gerakan tangannya dan melepaskan pegangan tangannya di penisku.
Kedua tangan mama lalu memegangi kepalaku dan melepaskanku dari dadanya yang sedang kujilati serta memandangku dengan mata sayu.
“Gimana… sayang, enak enggak?”, tanyanya.
“Ya enak dong maaaah… tapiii…”, jawabku di telinganya tanpa berani meneruskan.
“Tapi… kenapa Maaas?”, tanya mama pura2 enggak mengerti kata-kataku tadi.
“Boo.. leh ya maaaah dimasukin?”, jawabku agak gugup didekat telinganya lagi.
Belum sampai kata-kata yang aku ucapkan itu selesai, terasa ibu telah berusaha merenggangkan ke dua kakinya pelan2 lebih lebar lagi dan kulihat ibu tidak berusaha menjawab, tapi malah terus menutup matanya.
Dengan tanpa melihat, karena aku sibuk menjilati telinga dan leher mama dan kedua tangan mama hanya dipelukannya di punggungku, kutekan pantatku sedikit dan mama lalu menggeser pantatnya sedikit saat penisku sudah menempel di memeknya, sepertinya mama yang memang sudah lebih berpengalaman, sedang berusaha menempatkan lobang memeknya agar penisku mudah memasukinya.

Ketika mama sudah tidak menggerakkan tubuhnya lagi, pelan2 kutekan penisku ke memek mama, tetapi sepertinya kepala penisku terganjal dan tidak mudah masuk atau mungkin salah tempat, walau aku tahu memek ibu sudah basah sekali dari tadi.
Tetapi ketika kuperhatikan wajah mama yang lagi merem itu, sepertinya mama agak menyeringai, mungkin sedang menahan rasa sakit sewaktu penisku kutekan ke memeknya…
“Peel.. laaan.. pelaaan sayyy…aang, saaa…kiiitt, mama sudah lama enggak pernah lagi”, kudengar bisik mama didekat telingaku. Karena kasihan mendengar suara mama yang kesakitan, segera saja kuangkat pelan2 penisku tetapi tangan mama yang dari tadi ada di punggungku sepertinya berusaha menahannya.

“Nggggak aaapppaa aapa Maaas”, terdengar bisik mama lagi. Aku nggak menjawab apa2, tetapi kemudian terasa tangan mama sepertinya menekan pantatku, mungkin menyuruhku untuk mencoba memasukan penisku, lalu kutusukkan lagi saja penisku pelan2 ke memek mama dan “..ssssrreeeeeeeet”, terasa kepala penisku seperti menguak sesuatu yang tadinya tertutup rapat dan langsung saja kuhentikan tusukan penisku ke memek mama, karena terlihat mama menyeringai menahan sakit dan terdengar lagi mama merintih.
“Aduuuuhh… maaaaas…”, sambil kedua tangannya menahan punggungku sedikit dan kembali tekanan pantatku kebawah segera kuhentikan. Aku jadi kasihan melihat wajah mama selalu menyeringai seperti kesakitan.
Tetapi beberapa saat kemudian,
“Teken lagi mas, tapi pelan pelan ya…”, sambil kedua tangan mama menekan pantatku pelan-pelan, langsung saja aku mengikuti tekanan tangan dipantatku menekan pelan2 dan tiba2 “..sssrrrrreeett… bleesss…”, terasa kepala penisku masuk ke memek mama.
“…Maaaaasss!..”, teriak mama pelan bersamaan dengan masuknya kepala penisku.
“Sudah maaass..suuuuukk… saaa… yaang…”, lanjutnya sambil melepas nafas panjang tapi tangan mama malah menahan tekanan pantatku.
Aku diamkan sebentar pergerakan penisku sambil menunggu reaksi mama, tetapi dalam keadaan diam seperti ini, aku merasa penisku sedang terhisap kuat di dalam memek mama dan tanpa kusadari terucap dari mulutku,
“..Maaah… maaah… terr… uuusss… Maaah e…naaaaak.’

Saking enaknya, aku sudah nggak memperhatikan tangan atau wajah mama lagi, lalu kegerakkan pantatku naik turun pelan2 dan mamapun mengimbanginya dengan mengerakkan pantatnya seperti berputar-putar.
“Maaasss.. terus… maaas.. enaaakk… aduuuhhh… enak Mas…”, kudengar kata-kata mama terbata-bata dan kubungkam bibir mama dengan mulutku sambil lidahku kuputar didalam mulutnya, serta kedua tanganku kucengkeram kuat diwajah mama..
Sedang kan kedua tangan mama masih tetap di posisi pantatku dan menekan pantatku apabila pantatku lagi naik. Goyangan dan gerakan aku dan mama semakin cepat dan kudengar bunyi
“Crreeettt… creeettt.. creeetttt.”
Secara teratur sesuai dengan gerakan naik-turunnya pantatku serta bunyi suara mama, “Hhhmmm… aaahhhh… aaahhh…”, yang nggak keluar karena bibirnya tertutup bibirku.

Tiba2 saja mama menghentikan gerakan tubuhnya dan mengatakan, “berhenti sebenar sayang”.
“Kenapa Ma?”
“Maasss, tolong cabut punyamu dulu, mama mau mengelap punya mama supaya agak kering sedikit, biar kita sama sama enak nantinya”, katanya.
Bener juga kata Mama, kataku dalam hati, tadi memek Mama terasa sangat basah sekali. Lalu pelan2 kontolku kucabut keluar dari Memek Mama dan kuambil handuk kecil yang ada di tempat tidur sambil kukatakan, “Maaam, biar aku saja deh yang ngelap..boleeeh kan Maaam?”
“Terserah kamu deh Maasss”, jawab Mama pendek sambil membuka kedua kakinya lebar2 dan aku merangkak mendekati memek Mama dan setelah dekat dengan memek Mama, lalu kukatakan, “Aku bersihkan sekarang ya maaaaa?”, dan kudengar Mama hanya menjawab pendek.
“Boleh sayaaang”. Lalu kupegang dan kubuka bibir memek Mama dan kutundukkan kepalaku ke memeknya lalu kujilat-jilat itil dan belahan memek mama dan pantat Mama tergelinjang keras mungkin karena kaget sambil berseru, “Maaas… kamu… nakal yaaaaa!”.
Tanpa menjawab, aku teruskan isapan dan jilatan di semua bagian memek Mama dan membuat Mama menggerak-gerakkan terus pantatnya dan kedua tangannya kembali menekan kepalaku. Beberapa saat kemudian, terasa kepalaku seperti ditarik Mama sambil berkata, “Maas… sudaaaah sayaaaaang. Mama nggak tahaaan. Kalau kamu gituin terus. Sini… yaaaang”.

Lalu kuikuti tarikan tangan Mama dan aku langsung naik diatas badan Mama dan setelah itu kudengar mama seperti berbisik di telingaku, “Mas, masukin lagi… punyamu… sayaaang… Mama sudah ngak tahan… ya aang”, dan tanpa membuang-buang waktu, kuangkat kedua kaki Mami dan kutaruh diatas pundakku sambil ingin mempraktekkan seperti apa yang kulihat di blue film yang sering kulihat dan sambil kupegang batang kontolku, kuarahkan ke memek Mama yang bibirnya terbuka lebar lalu kutusukkan pelan2, sedangkan mama dengan menutup matanya seperti pasrah saja dengan apa yang kuperbuat.

Karena memek Mama masih tetap basah dan apalagi baru kujilat dan kuisap-isap, membuat memek mama semakin basah sehingga sodokan kontolku dapat dengan mudah memasuki lobang memek Mama.
Mama mulai meggerakkan pantatnya naik turun mengikuti gerakan kontolku yang keluar masuk memeknya.
“Mas, terus teken yang kuat”, desah mama dan tanpa perintah kedua kalinya, akupun menggenjot memeknya lebih kuat sehingga terdengar bunyi “crroooooot… croooott”, mungkin akibat memek mamaku yang sudah basah sekali.
“Ayyooo maaasss”, serunya lagi dengan nafasnya yang sudah tersengal sengal.
“Maas… turunkan kaki mama”, mintanya dan sambil kontolku masih kusodok sodokkan kedalam memek mama, satu persatu kakinya kuturunkan dari bahuku dan akupun sudah menempel tubuh mama serta mama mulai menciumi seluruh wajahku sampai basah semua…

Nggak lama kemudian gerakan pantat mama yang berputar itu semakin cepat dan kedua tangannya mencengkeram kuat2 di pantatku dan… tiba-tiba mama melepas ciumanku serta berkata tersendat-sendat agak keras “.. Maaaaassss… mama.. haam.. piirr.. maaaas… aa… yyoooo ..maass.. cepppaaaat..’
Moment ini nggak kusia-siakan, karena aku sudah nggak kuat menahan desakan pejuku yang akan keluar. “Ayyooo maaaah… Aduuuh… maaah…”, sambil kutekan kontolku kuat2 kedalam memek mama dan kurasakan cengkeraman kuat kedua tangan mama di pantatku makin keras dan agak sakit seakan ada kukunya yang menusuk pantatku.

Kuperhatikan mama dengan nafas yang masih ter-engah2 terdiam lemas seperti tanpa tenaga dan kedua tangannya walau terkulai tapi masih dalam posisi memelukku, sedangkan posisiku yang masih diatas tubuh mama dengan kontolku masih menancap semuanya didalam memeknya.
Karena mama hanya diam saja tapi nafasnya mulai agar teratur, aku berpikir mama mau istirahat atau langsung tidur, lalu kuangkat pantatku pelan2 untuk mencabut kontolku yang masih ada di dalam memek mama, eeehh… nggak tahunya mama dengan kedua tangannya yang masih tetap di punggungku dan memiringkan badannya sehingga aku tergeletak disampingnya lalu dengan matanya masih terpejam dia berguman pelan, “Maaas… biarkan.. Mas. Biarkan punyamu itu didalam sebentar. Rasanya enak… ada yang mengganjel didalam…”, sambil mencium bibirku mesra sekali dan kami terus ketiduran sambil berpelukan.

Entah berapa lama aku sudah tertidur dan akhirnya aku terbangun karena aku merasakan ada sesuatu yang menghisap-hisap kontolku. Ketika kulihat jam diding, kulihat sudah jam 5 pagi dan kulihat pula mamaku sudah berada di bagian bawah lagi asyik mengulum dan mengocok ngocok kontolku. Aku pura2 masih tidur sambil menikmati kuluman mulut mama di kontolku. Mama mengulum kontolku dan memainkan dengan lidahnya, aku terasa geli.
Sambil mengulum, terasa kelembutan jari jemari mama mengusap dan membelai batang kontolku. Diusap dan diurutnya keatas dan kebawah. Terasa mau tercabut batang kontolku diperlakukan seperti itu. Aku hanya mendesis geli sambil mendongakkan kepala menahan nikmat yang luar biasa.

Setelah itu, giliran pangkal paha kananku diselusurinya. Lidah mama mengusap-usap pangkal pahaku, terus menyusur ke paha dan terus naik lagi ke buah zakar, ke batang kontolku, ke kepala kontolku, enuaaaknyaa.
Tetapi lama lama tidak tahan juga sehingga mau tak mau pantanku pun mulai kugerakkan naik turun dan yang membuat mama nengok kearahku dan melepas kuluman di kontolku tapi tetap masih memeganginya.
“Sudah bangun saayaaang.”, katanya dengan suara lembut.
“Terus maaah, enaaaaakk”, kataku dan kembali mamaku mengulum kontolku sehingga terlihat kontolku keluar masuk mulut mama. Setelah beberapa lama kontolku dikulum dan mengurut batang kontolku, tiba-tiba saja mama melepas kontolku. Kini, lidah mama sudah naik menyusuri perutku, menjilat-jilat pusarku, terus naik lagi ke dada kanan, melumuri puting susu kananku dengan air liur yang hangat, lalu ke leher, dan akhirnya ke mulutku.

Cerita Mesum | Liburan Nikmat sama Janda Montok

Cerita Mesum | Liburan Nikmat sama Janda Montok

Lidah mama ketika memasuki mulutku, kugigit sedikit dengan gemas… Tiba-tiba, aduuhhhh… aku merasa batang kemaluanku memasuki jepitan daging hangat, kenyal dan berlendir…. memek mama. Rupanya saat mulutku asyik menikmati lidahnya, mama menyodokkan vaginanya ke kontolku yang memang sudah tegang sekali. Tanpa mengeluarkan lidahnya dari mulutku, mama mulai menekan pantatnya ke bawah. “Blesssss…”, kontolku menerobos masuk kedalam memek mama. Hangat rasanya.
Mama terus melakukan gerakan memompa.
Aduhhhhh batang kontolku merasakan elusan dan remasan dinding vagina mama… Akupun menggelepar sehingga lidah mama keluar dari mulutku. Tapi lidah mama terus mengejar mulutku sehingga bisa kembali masuk ke dalam mulutku. Sementara pantatnya tetap memompa dan terdengar bunyia “crooot… croott…”
“Aduhhhh… enaaaknya”, seruku tanpa sadar.
“Enaaak sayaaaaang?”, tanya mama.
“Terruuss maaaaah, enak sekali…”

Tiba-tiba saja mama melepaskan mulutnya dari mulutku. Lalu tangan mama diletakkan dan bertumpu di dadaku, serta mulai naik turun memompa dan memutar-mutar pantatnya.
“Serrrr… serrr…”
Batang kontolku pun serasa ikut terputar seirama dengan putaran pantat mama.
“Addduuuuuuhhhh, maaaaah, aku nggak tahaannn nih…” ,desisku.
Mama kelihatannya tidak ambil pusing dengan rintihanku, dia tetap memutar, memompa, memutar, memompa pantatnya, tapi nafasnya pun sudah begitu cepat.
Tetek mama yang ada dihadapanku pun juga ikut tergoyang-goyang seirama dengan gerakkan tubuhnya dan kuremas remas keduanya dengan tanganku.

Sekitar beberapa menit aku terombang-ambing dalam kenikmatan yang luar biasa, sampai akhirnya ketika ibu mulai mengubah posisi dengan membalik tubuhku sehingga aku sekarang sudah berada diatas tubuh mama dan nafas mama kuperhatikan sudah begitu cepat.
“Maaaas… ceeepaaaat, teken yang kuat maaass”, perintahnya sambil memeluk punggungku erat-erat serta menggerakkan pinggulnya naik turun dengan cepat sehingga membuat kontolku terasa sedikit ngilu.
“Cepaaaat Maaas”, serunya lagi dengan nada suara yang cukup keras seraya tangannya mendekap punggungku kuat-kuat. Mungkin mama sudah mendekati orgasmenya barangkali, padahal akupun sudah hampir tidak kuat menahan air maniku agar tidak keluar.
“Ini maaaah. Ini tahan yaaa maaah…”, sahutku seraya kugenjot memek mama kuat2 beberapa kali.
“Ter..rrruss..saaayang terruuuus”, katanya lagi dengan gerakan pinggulnya semakin liar saja.
“Maaah…maaaaaaah. Aku gak tahan lagiiiiiii”, teriakku kuat-kuat kutekan kontolku lebih kuat lagi kedalam memek mama dan “crreeeeet…”, air maniku akhirnya jebol dan menyemprot kuat kedalam memek mama dan mungkin setelah menerima semprotan air maniku akhirnya mama pun berteriak, “Maaaaassss, mama juuuugaaaaaaaa”, teriaknya sambil merangkulkan kedua kakinya kuat2 dipunggungku dan cengkeraman tangannya pun membuat punggungku terasa sakit.

Akupun akhirnya menjatuhkan tubuh ku disamping mama dan sama2 terengah engah kecapaian.

Setelah nafas kami mulai teratur, sambil memelukku mama berkata serasa berbisik dekat telingaku.
“Enaaak.. maaaaaasss?”
“Enak sekali maaaah.”.
“Mas, jangan sampai ada yang tahu soal ini yaaaa? Kamu kan bisa jaga rahasia kita ya”, kata mama.
“Iya maaah”.
“Dan satu lagi…”, kata mama sambil memandangku tajam.
“Apa itu Maaah?”
“Yang ini punya mama. Jangan kamu kasihkan ke orang lain ya?”, katanya seraya mencengkeram kontolku yang lagi tidur kecapean dan mengelus elusnya.
“Janji ya.. saaaayang?”, tambahnya lagi.
“Asal ini semua juga buat saya ya Maaah.”, sahutku sambil kuremas memek mama dan kueluskan jariku dibelahan memek mama yang masih terasa basah oleh air maniku.
Akhirnya kami tertawa berbarengan dan tiba2 saja ada ketukan di pintu kamar, “Buuuu… sudah siang!”. Rupanya ketukan dari pembantu karena saat itu sudah jam 9.00 pagi.

Setelah itu, mama selalu tidak pernah absen mengunjungiku di Bandung atau kalau mama berhalangan, maka akulah yang datang ke Jakarta.

Tamat


Viewing all articles
Browse latest Browse all 271

Trending Articles