Quantcast
Channel: Kumpulan Cerita Sex 2016
Viewing all 271 articles
Browse latest View live

Cerita Dewasa Ngentot dengan Mamaku

$
0
0

Cerita Dewasa Ngentot dengan Mamaku – Namaku Ikin. Umurku sekarang 18 tahun dan Ibuku berumur 38 tahun. Ibuku Sangat cantik dan seksi layaknya gadis umur 25 tahunan. Dia pandai merawat tubuhnya. Kulitnya yang putih mulus, buah dada yang besar dengan putingnya yang kecoklatan, dan juga kakinya yang jenjang dan seksi. Aku tak mengerti mengapa memandang ibuku seperti itu, tapi aku dapat memastikan setiap laki-laki yang melihat ibuku pasti ingin memilikinya.

Ayahku pengusaha sukses yang sangat sibuk, Ia biasa bepergian ke luar kota bahkan ke berbagai negara untuk mengurus bisnisnya. Dia memberikan semua kebutuhan kami seperti rumah yang sangat besar dengan taman yang luas, juga sarana olah raga di rumah.

Ceritanya bermula ketika usiaku 15 tahun dan ibuku 35 tahun. Suatu hari kulihat ayahku sedang bersiap-siap untuk perjalanan bisnisnya selama kurang lebih dua minggu. Ketika akan berangkat, dia berpesan agar menjaga rumah dan ibuku, dan agar jangan macam-macam sehingga menyusahkan ibuku, selama ayah keluar kota.

Hari itu berlalu seperti biasanya tanpa sesuatu hal luar biasa yang terjadi. Kesokan harinya cuaca sangat panas dan kering, lebih panas dan kering dari biasanya karena saat itu lagi puncaknya musim kemarau. Kebetulan waktu itu lagi libur semesteran jadi aku tidak ke sekolah. Ketika keluar dari kamarku, kucari ibuku ke tempat biasanya. Kulihat ibuku di kolam renang mengenakan bikini yang belum pernah kulihat sebelumnya. Ketika kulihat dadanya yang seperti mengambang di air, kurasakan burungku mulai mengeras. Begitu melihatku, dia menyuruhku mengambil sarapan yang telah disiapkan di dapur.

Ketika aku didapur, ibuku selesai dari kolam renang kemudian membersihkan badannya di kamar mandi. Kucoba untuk mengintipnya, tapi pintu kamar mandi terkunci rapat. Aku pergi ke ruang tengah sambil tetap membayangkan goyangan dadanya dengan air bercucuran sampai ke kaki jenjangnya yang seksi.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian dia menghampiriku ke ruang tengah dan aku tak dapat membuang bayangan tubuh ibuku yang sangat menggairahkan. Jam 11 siang ketika sedang nonton tv, ibuku bilang akan tidur siang. Aku berharap dia akan mengajaku tidur bersama di sampingnya. Ketika berjalan menaiki tangga, kulihat goyangan pinggulnya yang membuat burungku mengeras lagi.

Jam 12 siang aku bermaksud tidur siang. di kamarku aku tidak bisa tidur karena cuaca yang tidak enak, dan aku tak bisa membuang lamunanku tentang tubuh indah ibuku. Aku pegang burungku yang sudah sangat keras dan kukocok-kocok sambil membayangkan goyangan dada ibuku waktu di kolam renang. Setelah selesai, kucoba untuk tidur kembali, tetapi meskipun mata terpejam tetap tidak bisa tidur. Burungku masih sangat keras. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku sangat menginginkan ibuku.

Aku keluar kamarku memakai celana pendek, kemudian ke kamar ibuku. Pintunya terbuka. Dia tidur tengkurap dengan kedua kakinya agak terbuka. dia memamakai celana kolor tapi masih menutupi pantatnya. Ibuku kalau tidur seperti orang mati, susah bangunya, tapi aku takut sekali.

Aku mulai mengelus-ngelus burungku yang masih dalam celana pendekku. Aku merasakan sesuatu yang nikmat sekali, sampai aku tak tahan lagi. Aku berdiri di samping ranjangnya dan kusemprotkan seluruh maniku disekujur kaki jenjangnya. Aku melenguh dan mendesah perlahan sekali, Aku merasa takut sekali kalau dia terbangun karena cucuran maniku yang panas di sekujur kakinya. Aku kembali ke kamarku, tak dapat kupercaya kusemprotkan maniku ke tubuh ibuku. Aku merasa berdosa sekali, kemudian aku tertidur lelap.

Paginya deg-degan aku sudah siap-siap akan kemarahan ibuku, tapi kok ya.., tidak apa-apa, sepertinya dia tidak menemukan bekas maniku pada saat dia bangun. Aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan melakukan itu lagi, karena dia adalah ibuku. Sepanjang siang itu sikap ibuku biasa-bisa saja seperti tidak ada apa-apa. Kupikir dia tahu tapi dia menyukainya, entahlah…, Atau maniku telah mengering waktu dia bangun.

Dua malam kemudian burungku tegang lagi. Malam itu adalah malam terpanas pada musim kemarau tsb. Aku tak bisa tidur lagi, kulihat pintu kamar ibuku tertutup. Kupikir dia tahu apa yang telah kulakukan dan dia menginginkanya lagi.

Kubuka perlahan-lahan tanpa menimbulkan suara dan kemudian masuk ke kamar ibuku. Kulihat ibuku tertidur hanya memakai celana dalam dan BH. Tak dapat kupercaya mataku melihatnya setengah telanjang. Kupegang burungku dan kukocok dengan keras, ketika maniku akan keluar, kusemprotkan di selangkanganya dan di atas celana dalamnya. cepat-cepat aku kembali ke kamarku. Kupikirkan apa yang telah terjadi sampai aku terdidur.

Paginya masih seperti biasa ibuku tidak apa-apa. Aku masih penasaran, tahu nggak sih kelakuanku, gimana caranya untuk meyakinkan hal itu?

Malam berikutnya aku ke kamar ibuku lagi, dia memakai celana dalam dan BH saja, tapi kali ini tidurnya miring. Wah…, gimana caranya ngocok nih. Aku mau kemut teteknya, mungkin dia akan membunuhku kalau sampai terbangun. Kucoba untuk merabanya, waduh gimana caranya ya…, aku gemetaran.., Kulihat ada vaseline di meja rias. Lalu kuambil dan kuoleskan pada burungku. Lalu aku nekad akan kucoba gesek-gesekan burungku ke ibuku.

Aku naik ke ranjang dan berbaring di belakangnya dan mulai mengesek-gesekan burungku ke pantatnya. Dia masih tertidur, tidak bergerak. Kuselipkan burungku lebih bawah lagi diantara kakinya dan mulai kutekan-tekan. Sebenarnya aku takut dia bangun kalau aka kebanyakan bergerak, tapi aku nggak tahan. Aku pompa burungku keluar masuk di antara kakinya. Tak berapa lama maniku muncrat di antara kedua kakinya dan sebagian meleleh kena vaginanya. Aku kembali ke kamarku dengan pikiran dipenuhi bayangan vaginanya.

Paginya masih seperti biasa, ibuku tidak ngomong apa-apa, sehingga menambah rasa penasaranku, masak sih dia tidak merasakan ada bekas vaseline dan maniku di kakinya. Kucoba untuk mengetesnya. Kutunggu di kamarku sampai jam 6 pagi. Aku tahu persis ibuku selalu bangun jam 7 pagi setiap hari, aku ke kamarnya dan menggesek-gesekan burungku di antara kakinya, butuh waktu 30 menit untuk muncrat di kakinya, kemudian akau keluar tiduran sambil menunggu apa yang akan terjadi.

Jam 7 pagi ibuku bangun terus mandi. Aku keluar kamar terus ke dapur. Dia sedang sarapan dan bicaranya wajar seperti tidak ada apa-apa sambil mencuci piring. Aku ke kamar mandinya, kulihat celana dalamnya basah kuyup oleh maniku. Sekarang akau yakin sekali, ibuku tahu kelakuanku. Malah aku jadi bingung sendiri, soalnya ibuku tidak memperlihatkan perubahan apapun. Dia pergi ke supermarket dan kembali tiga jam kemudian. Aku masih memikirkan apa yang akan kulakun dengan ibuku malam ini.

Kita nonton TV, kemudian ibuku bilang akan pergi tidur. Kutunggu hampir 2 jam, biar dia tidur nyenyak dulu. Kemudian masuk kamarnya dan kulihat dia tidur berselimut. sialan.., rupanya dia tidak suka aku kerjain. Aku sudah tegang banget, kuambil vaseline kuoleskan ke burungku kemudian akau naik keranjang. Dia tidur tengkurap dengan kakinya terbuka sangat lebar. Kucoba singkap selimutnya agar bisa mengocok di antara kakinya.

Ketika kusingkap selimutnya, jantungku hampir berhenti berdenyut, dia telanjang bulat! Aku lihat vaginanya dengan jelas dan bibir vaginanya kelihatannya begitu hangat. Dengan tangan gemetaran kusentuh vaginanya perlahan kemudian kuusap-usap dengan lembut. Lama-lama vaginanya semakin basah, kemudian kutarik kedua kakinya berlawanan sehingga kakinya semakin membentang lebar.

Tiba-tiba dia bergerak, posisinya menjadi miring membelakangiku. Tapi kedua kakinya masih terbuka lebar. Aku berbaring di belakangnya dan mulai mengocokkan burungku di antara kakinya dan kucoba menyentuh vaginanya. Dia tidak bergerak ketika perlahan-lahan burungku masuk makin dalam ke vaginanya. Aku mulai memompanya keluar masuk perlahan-lahan, kudengar dia mendesah kayaknya sedang mimpi.

Aku nggak tahan lagi, sehingga kocokanku semakin keras dan cepat. Kurasakan cairan di vaginanya semakin deras. Aku juga merasakan sudah waktunya akan orgasme, tiba-tiba dia melepaskan burungku dari vaginanya sehingga maniku berhamburan di bibir vaginanya. Kemudian dia tidur lagi telentang dengan kedua kakinya dirapatkan.

Kulihat kedua teteknya yang besar. Kemudian kujilat dan kuhisap-hisap. Ibuku mendesah-desah ketika kuhisap putingnya. Aku mulai menggesek-gesekan burungku lagi dan air maniku berceceran di antara teteknya. Aku kembali kekamarku dan sulit kupercaya apa yang telah terjadi aku telah ngentotin ibuku. Kemudian aku tertidur dengan nyenyak sekali.

Pagi harinya kulihat ibuku memakai daster. Kulihat juga puting susunya di balik dasternya yang tipis. Dia tidak ngomong apapun tentang semalam. Heran.., kenapa dia melepaskan vaginanya sebelum aku orgasme. Aku masih takut-takut untuk mulai ngomong denganya.

Siangnya ibuku pergi dengan temannya untuk menghadiri pesta perkawinan. Jam 11 malam baru pulang, mungkin jalan-jalan dulu. Dia bilang sangat lelah sekali dan ingin tidur dengan nyenyak. Ketika ngomong begitu dia tersenyum manis sekali kemudian menciumku dan bilang selamat malam. Kutunggu hampir 1 jam, kemudian kulepas semua pakaianku kemudian kekamar ibuku, pintunya terbuka.

“Wwaaw..!, Dia tidur telanjang tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Tidurnya telentang dengan kedua kakinya terbuka sangat lebar. Aku berlutut di antara kedua kakinya dan mulai mengelus-elus vaginanya dengan tangan sebelahnya kuusap-usap putingnya. Vaginanya semakin basah saja dan burungku semakin keras. Kuarahkan burungku ke vaginanya, “Hmm…, nikmatnya”, dan dia kudengar mendesah juga.

Kurasakan otot vaginanya meremas-remas burungku sehingga aku mulai memompa lebih cepat dan keras. Aku hisap putingnya juga. Ibuku terbangun!, dengan suaranya yang perlahan nyaris tak terdengar dia bilang, “Oh.., Ikin apa yang kamu lakukan?, aku ibumu”.
“Aku sangat mencintaimu Mam dan aku akan ngentotin Mami jika Mami menginginkanya juga”

Kemudian dia bilang sambil mendesah, “Ok, tapi jangan semprotkan di dalam, Aku tak mau dihamili anaku sendiri”. Ketika kudengar itu, kugenjot semakin keras dan keras.

Dia bilang, “Oh Kin, Yang keras lagi dong. Mami suka burung besarmu. Oooh.., Mami mau sampai, Kin, Mami…, ssaammpppaaii…” Kugenjot tambah keras lagi. Kurasakan aku mau sampai juga.

“Aku ingin semprotkan di dalam Mam, Akan kusemprotkan semuanya di dalam.”
“Jangan kin…, tolong jangan…, Mami tidak pakai kontrasepsi…, ntar Mami hamil anakmu”
“Nggak bisa Mam, aku sangat menginginkanya. Sekaranghh Mam…, Mam aku sampai”
“Kin manimu panas sekali, Mami suka sekali sayang.”
“Tapi.., iyer.., terus sayang.., teruskan..,a..aahh”

Ternyata dia sangat menyukainya, so kita ngentot tiap hari sampai ayahku pulang. Setelah itu, kita selalu tidur sekamar kalau ayah keluar kota lagi. Sekarang umurku 18. Ibuku 38 dan kita masih ngentot terus. Ibuku hamil, tapi dia putuskan untuk mengugurkannya karena dia tidak ingin punya bayi dariku. Tapi dia bilang, boleh ngentotin dia terus kalau ayah bepergian.

Lihat Juga :  Cerita Dewasa Nikmatnya Bercinta Dengan Ibu Muda

Tamat


Cerita Bokep “Mama Dan Anak Bugil Bareng”

$
0
0

Cerita Bokep “Mama Dan Anak Bugil Bareng” – Saat itu aku Ronny masih kuliah dan saya mempunyai teman karib namanya Mona, dari Sumatera, dia menumpang di rumah tantenya. Kebetulan antara saya dan Mona mempunyai hoby yang sama, naik gunung, lintas alam, atletik, lempar lembing. Saya sering bertandang ke rumahnya, makin lama makin sering. Karena saya juga naksir sama Rita, adik sepupu Mona atau anak tantenya. Walau saya sudah menjadi akrab dengan keluarganya, tapi Rita tak kunjung kupacari.

Setelah selesai SMA Mona melanjutkan studi di Kota lain, tapi aku mencoba untuk bertandang ke rumah Rita, tapi jarang ketemu. Namun perjalanan waktu menentukan lain bagi Rita, ayahnya yang wakil rakyat itu meninggal. Sekarang ini ibunya mencari nafkah sendiri dengan memegang beberapa perusahaannya yang memang sudah dirintis cukup lama, sebelum terpilih menjadi wakil rakyat. Harapanku memacari Rita tetap ada di dada, walaupun saat aku berkunjung, justru bu Ita (ibunya Rita/tantenya Mona) yang sering menemuiku. karena Rita ada kesibukan di Jakarta, sehubungan dengan keikutsertaannya dalam sekolah presenter di sebuah stasion teve swasta di sana. Tapi sebenarnya kalau mau jujur Rita masih kalah dengan ibunya. Bu Ita lebih cantik.,kulitnya lebih putih bersih, dewasa dan tenang pembawaannya. Sementara Rita agak sawo matang, nurun ayahnya kali? Seandainya Rita seperti ibunya: tenang pembawaannya, keibuan dan penuh perhatian, baik juga.

Sekarang, di rumah yang cukup mewah itu hanya ada bu Ita dan seorang pembantu. Mona sudah tidak di situ, sementara Rita sekolah di ibukota, paling-paling seminggu pulang. Akhirnya saya di suruh bu Ita untuk membantu sebagai karyawan tidak tetap mengelola perusahaannya. Untungnya saya memiliki kemampuan di bidang komputer dan manajemennya, yang saya tekuni sejak SMA. Setelah mengetahui manajemen perusahaan bu Ita lalu saya menawari program akuntansi dan keuangan dengan komputer, dan bu Ita setuju bahkan senang. Merencanakan kalkulasi biaya proyek yang ditangani perusahaannya, dsb. Saya menyukai pekerjaan ini. Yang jelas bisa menambah uang saku saya, bisa untuk membantu kuliah, yang saat itu baru semester dua. Bu Ita memberi honor lebih dari cukup menurut ukuran saya. Pegawai bu Ita ada tiga cewek di kantor, tambah saya, belum termasuk di lapangan. Saya sering bekerja setelah kuliah, sore hingga malam hari, datang menjelang pegawai yang lain pulang. Itupun kalau ada proyek yang harus dikerjakan. Part time begitu. Bagi saya ini hanya kerja sambilan tapi bisa menambah pengalaman.

Karena hubungan kerja antara majikan dan pegawai, hubungan saya dengan bu Ita semakin akrab. Semula sih biasa saja, lambat-laun seperti sahabat, curhat, dan sebagainya. Aku sering dinasehati, bahkan saking akrabnya, bercanda, saya sering pegang tangannya, mencium tangan, tentu saja tanpa diketahui rekan kerja yang lain. Dan rupanya dia senang. Tapi aku tetap menjaga kesopanan. Pengalaman ini yang mendebarkan jantungku, betapapun dan siapapun bu Ita, dia mampu menggetarkan dadaku. Walaupun sudah cukup umur wanita ini tetap jelita. Saya kira siapapun orangnya pasti mengatakan orang ini cantik bahkan cantik sekali. Dasar pandai merawat tubuh, karena ada dana untuk itu, rajin fitnees, di rumah disediakan peralatannya. Kalau sedang fitnees memakai pakaian fitnees ketat sangat sedap dipandang. Ini sudah saya ketahui sejak saya SMA dulu, tapi karena saya kepingin mendekati Rita, hal itu saya kesampingkan. Data-data pribadi bu Ita saya tahu betul karena sering mengerjakan biodata berkaitan dengan proyek-proyeknya. Tingginya 161 cm, usianya saat kisah ini terjadi 37 tahun, lima bulan dan berat badannya 52 kg. Cukup ideal.

Pada suatu hari saya lembur, karena ada pekerjaan proyek dan paginya harus didaftarkan untuk diikutkan tender. Pukul 22.00 pekerjaan belum selesai, tapi aku agak terhibur bu Ita mau menemaniku, sambil mengecek pekerjaanku. Dia cukup teliti. Kalau kerja lembur begini ia malah sering bercanda. Bahkan kalau minumanku habis dia tidak segan-segan yang menuang kembali, aku malah menjadi kikuk. Dia tak enggan pegang tanganku, mencubit, namun aku tak berani membalas. Apalagi bila sedang mencubit dadaku aku sama sekali tidak akan membalas. Dan yang cukup surprise tanpa ragu memijit-pijit bahuku dari belakang.

“Capek ya..? Saya pijit, nih”, katanya.
Aku hanya tersenyum, dalam hati senang juga, dipijit janda cantik. Apalagi yang kurasakan dadanya, pasti teteknya menyenggol kepalaku bagian belakang, saya rasakan nyaman juga. Lama-lama pipiku sengaja saya pepetkan dengan tangannya yang mulus, dia diam saja. Dia membalas membelai-belai daguku, yang tanpa rambut itu. Aku menjadi cukup senang. Hampir pukul 23.00 baru selesai semua pekerjaan, saya membersihkan kantor dan masih dibantu bu Ita. Wah wanita ini betul-betul seorang pekerja keras, gumanku dalam hati.

Saya bersiap-siap untuk pulang, tapi dibuatkan kopi, jadi kembali minum.
“Kamu sudah punya pacar Ron?”
“Belum Bu”, jawabku
“Masa.., pasti kamu sudah punya. Cewek mana yang tak mau dengan cowok ganteng”, katanya
“Belum Bu, sungguh kok”, kataku lagi. Kami duduk bersebelahan di sofa ruang tengah, dengan penerangan yang agak redup. Entah siapa yang mendahului, kami berdua saling berpegangan tangan saling meremas lembut. Yang jelas semula saya sengaja menyenggol tangannya…

Mungkin karena terbawa suasana malam yang dingin dan suasana ruangan yang syahdu, dan terdengar suara mobil melintas di jalan raya serta sayup-sayup suara binatang malam, saya dan bu Ita hanyut terbawa oleh suasana romantis. Bu Ita yang malam itu memakai gaun warna hitam dan sedikit motif bunga ungu. Sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih. Wanita pengusaha ini makin mendekatkan tubuhnya ke arahku. Dalam kondisi yang baru aku alami ini aku menjadi sangat kikuk dan canggung, tapi anehnya nafasku makin memburu, kejar-kejaran dan bergelora seperti gemuruh ombak di Pelabuhan Ratu. Saya menjadi bergemetaran, dan tak mampu berbuat banyak, walau tanganku tetap memegang tangannya.
“Dingin ya Ron..?!”, katanya sendu.
Sementara tangan kiriku ditarik dan mendekap lengan kirinya yang memang tanpa lengan baju itu.
“Ya, Bu dingin sekali”, jawabku.

Terasa dingin, sementara tangannya juga merangkul pinggangku. Bau wewanginan semerbak di sekitar, aku duduk, menambah suasana romantis
“Kalau ketahuan Darti (pembantunya), gimana Bu?”, kataku gemetar.
“Darti tidak akan masuk ke sini, pintunya terkunci”, katanya.
Saya menjadi aman. Lalu aku mencoba mengecup kening wanita lincah ini, dia tersenyum lalu dia menengadahkan wajahnya. Tanpa diajari atau diperintah oleh siapapun, kukecup bibir indahnya. Dia menyambut dengan senyuman, kami saling berciuman bibir saling melumat bibir, lidah kami bertemu berburu mencari kenikmatan di setiap sudut-sudut bibir dan rongga mulut masing-masing. Tangankupun mulai meraba-raba tubuh sintal bu Ita, diapun tidak kalah meraba-raba punggungku dan bahkan menyusup dibalik kaosku. Aku menjadi semakin terangsang dalam permainan yang indah ini.

Cerita Bokep. Sejenak jeda, kami saling berpandangan dia tersenyum manis bahkan amat manis, dibanding waktu-waktu sebelumnya. Kami berangkulan kembali, seolah-olah dua sejoli yang sedang mabuk asmara sedang bermesraan, padahal antara majikan dan pegawainya. Dia mulai mencumi leherku dan menggigit lembut semantara tanganku mulai meraba-raba tubuhnya, pertama pantatnya, kemudian menjalar ke pinggulnya.
“Sejak kamu kesini dengan Mona dulu, saya sudah berpikir: “Ganteng banget ini anak!””, katanya setengah berbisik.
“Ah ibu ada-ada saja”, kataku mengelak walaupun saya senang mendapat sanjungan.
“Saya tidak merayu, sungguh”, katanya lagi.
Kami makin merangsek bercumbu, birahiku makin menanjak naik, dadaku semakin bergetar, demikian juga dada bu Ita. Diapun nampak bergetaran dan suaranya agak parau.

Kemudian saya beranjak, berdiri dan menarik tangan bu Ita yang supaya ikut berdiri. Dalam posisi ini dia saya dekap dengan hangatnya. Hasrat kelakianku menjadi bertambah bangkit dan terasa seakan membelah celana yang saya pakai. Lalu saya bimbing dia ke kamarnya, bagai kerbau dicocok hidungnya bu Ita menurut saja. Kami berbaring bersama di spring bed, kembali kami bergumul saling berciuman dan becumbu.
“Gimana kalau saya tidur di sini saja, Bu”, pintaku lirih.
Ia berpikir sejenak lalu mengangguk sambil tersenyum. Kemudian dia beranjak menuju lemari dan mengambil pakaian sambil menyodorkan kepada saya.
“Ini pakai punyaku”, dia menyodorkan pakaian tidur.
Lalu aku melorot celana panjangku dan kaos kemudian memakai kimononya.

Aku menjadi terlena. Dalam dekapannya aku tertidur. Baru sekitar setengah jam saya terbangun lagi. Dalam kondisi begini, jelas aku susah tidur. Udara terasa dingin, saya mendekapnya makin kencang. Dia menyusupkan kaki kanannya di selakangan saya. Penisku makin bergerak-gerak, sementara cumbuan berlangsung, penisku semakin menjadi-jadi kencangnya, yang sesungguhnya sejak tadi di sofa.

Aku berpikir kalau sudah begini bagaimana? Apakah saya lanjutkan atau diam saja? Lama aku berfikir untuk mengatakan tidak! Tapi tidak bisa ditutupi bahwa hasrat, nafsu birahiku kuat sekali yang mendorong melonjak-lonjak dalam dadaku bercampur aduk sampai kepada ubun-ubunku. Walaupun aku diamkan beberapa saat, tetap saja kejaran libido yang terasa lebih kuat. Memang saya sadar, wanita yang ada didekapanku adalah majikanku, tantenya Mona, mamanya Rita, tapi sebagai pria normal dan dewasa aku juga merasakan kenikmatan bibir dan rasa perasaan bu Ita sebagai wanita yang sintal, cantik dan mengagumkan. Sedikitnya aku sudah merasakan kehangatannya tubuhnya dan perasaannya, meski pengalaman ini baru pertama kali kualami.

Aku tak kuasa berkeputusan, dalam kondisi seperti ini aku semakin bergemetaran, antara mengelak dan hasrat yang menggebu-gebu. Aku perhatikan wajahnya di bawah sorot lampu bed, sengaja saya lihat lama dari dekat, wajahnya memancarkan penyerahan sebagai wanita, di depan lelaki dewasa. Pelan-pelan tanganku menyusup di balik gaunnya, meraba pahanya dia mengeliat pelan, saya tidak tahu apakah dia tidur atau pura-pura tidur. Aku cium lembut bibirnya, dan dia menyambutnya. Berarti dia tidak tidur. Ku singkap gaun tidurnya kemudian kulepas, dia memakai beha warna putih dan cedenya juga putih. Aku menjadi tambah takjub melihat kemolekan tubuh bu Ita, putih dan indah banget. Ku raba-raba tubuhnya, dia mengeliat geli dan membuka matanya yang sayu. Jari-jari lentiknya menyusup ke balik baju tidur yang kupakai dan menarik talinya pada bagian perutku, lalu pakaianku terlepas. Kini akupun hanya pakai cede saja.
“Kamu ganteng banget, Ron, tinggi badanmu berapa, ya?”, bisiknya. Saya tersenyum senang.
“Makasih. Ada 171. Bu Ita juga cantik sekali”, mendengar jawabanku, dia hanya tersenyum.

Aku berusaha membuka behanya dengan membuka kaitannya di punggungnya, kemudian keplorotkan cedenya sehingga aku semakin takjub melihat keindahan alam yang tiada tara ini. Hal ini menjadikan dadaku semakin bergetar. Betapa tidak?! Aku berhadapan langsung dengan wanita tanpa busana yang bertubuh indah, yang selama ini hanya kulihat lewat gambar-gambar orang asing saja. Kini langsung mengamati dari dekat sekali bahkan bisa meraba-raba. Wanita yang selama ini saya lihat berkulit putih bersih hanya pada bagian wajah, bagian kaki dan bagian lengan ini, sekarang tampak seluruhnya tiada yang tersisa. Menakjubkan! Darahku semakin mendidih, melihat pemandangan nan indah itu. Di saat saya masih bengong, pelan-pelan aku melorot cedeku, saya dan bu Ita sama-sama tak berpakaian. Penisku benar-benar maksimal kencangnya. Kami berdua berdekapan, saling meraba dan membelai. Kaki kami berdua saling menyilang yang berpangkal di selakangan, saling mengesek. Penisku yang kencang ikut membelai paha indah bu Ita. Sementara itu ia membelai-belai lembut penisku dengan tangan halusnya, yang membawa efek nikmat luar biasa.
generasi
Tanganku membela-belai pahanya kemudian kucium mulai dari lutut merambat pelan ke pangkal pahanya. Ia mendesah lembut. Dadaku makin bergetaran karena kami saling mencumbu, aku meraba selakangannya, ada rerumputan di sana, tidak terlalu lebat jadi enak dipandang. Dia mengerang lembut, ketika jemariku menyentuh bibir vaginanya. Mulutku menciumi payudaranya dengan lembut dan mengedot puntingnya yang berwarna coklat kemerah-merahan, lalu membenamkan wajahku di antara kedua susunya. Sementara tangan kiriku meremas lembut teteknya. Desisan dan erangan lembut muncul dari mulut indahnya. Aku semakin bernafsu walau tetap gemetaran. Tanganku mulai aktif memainkan selakangannya, yang ternyata basah itu. Saya penasaran, lalu kubuka kedua pahanya, kemudian kusingkap rerumputan di sekitar kewanitaannya. Bagian-bagian warna pink itu aku belai-belai dengan jemariku. Klitorisnya, ku mainkan, menyenangkan sekali. Bu Ita mengerang lembut sambil menggerakkan pelan kaki-kakinya. Lalu jariku kumasukkan keterowongan pink tersebut dan menari-nari di dalamnya. Dia semakin bergelincangan. Kelanjutannya ia menarikku.
“Ayo Ron”aku tak tahan”, katanya berbisik
Dan merangkulku ketat sekali, sehingga bagian yang menonjol di dadanya tertekan oleh dadaku.

Aku mulai menindih tubuh sintal itu, sambil bertumpu pada kedua siku-siku tanganku, supaya ia tidak berat menompang tubuhku. Sementara itu senjataku terjepit dengan kedua pahanya. Dalam posisi begini saja enaknya sudah bukan main, getaran jantungku makin tidak teratur. Sambil menciumi bibirnya, dan lehernya, tanganku meremas-remas lembut susunya. Penisku menggesek-gesek sekalangannya, ke arah atas (perut), kemudian turun berulang-ulang Tak lama kemudian kakinya direnggangkan, lalu pinggul kami berdua beringsut, untuk mengambil posisi tepat antara senjataku dengan lubang kewanitaannya. Beberapa kali kami beringsut, tapi belum juga sampai kepada sasarannya. Penisku belum juga masuk ke vaginanya
“Alot juga”, bisikku. Bu Ita yang masih di bawahku tersenyum.
“Sabar-sabar”, katanya. Lalu tangannya memegang penisku dan menuntun memasukkan ke arah kewanitaannya.
“Sudah ditekan… pelan-pelan saja”, katanya. Akupun menuruti saja, menekan pinggulku…
“Blesss”, masuklah penisku, agak seret, tapi tanpa hambatan. Ternyata mudah! Pada saat masuk itulah, rasa nikmatnya amat sangat. Seolah aku baru memasuki dunia lain, dunia yang sama sekali baru bagiku. Aku memang pernah melihat film orang beginian, tetapi untuk melakukan sendiri baru kali ini. Ternyata rasanya enak, nyaman, mengasyikkan. Wonderful! Betapa tidak, dalam usiaku yang ke 23, baru merasakan kehangatan dan kenikmatan tubuh wanita.

Gerakanku mengikuti naluri lelakiku, mulai naik-turun, naik-turun, kadang cepat kadang lambat, sambil memandang ekspresi wajah bu Ita yang merem-melek, mulutnya sedikit terbuka, sambil keluar suara tak disengaja desah-mendesah. Merasakan kenikmatannya sendiri.
“Ah… uh… eh… hem””
Ketika aku menekankan pinggulku, dia menyambut dengan menekan pula ke atas, supaya penisku masuk menekan sampai ke dasar vaginanya. Getaran-getaran perasaan menyatu dengan leguhan dan rasa kenikmatan berjalan merangkak sampai berlari-lari kecil berkejar-kejaran. Di tengah peristiwa itu bu Ita berbisik
“Kamu jangan terlalu keburu nafsu, nanti kamu cepat capek, santai saja, pelan-pelan, ikuti iramanya”, ketika saya mulai menggenjot dengan semangatnya.
“Ya Bu, maaf”, akupun menuruti perintahnya.

Lalu aku hanya menggerakkan pinggulku ala kadarnya mengikuti gerakan pinggulnya yang hanya sesekali dilakukan. Ternyata model ini lebih nyaman dan mudah dinikmati. Sesekali kedua kakinya diangkat dan sampai ditaruh di atas bahuku, atau kemudian dibuka lebar-lebar, bahkan kadang dirapatkan, sehingga terasa penisku terjepit ketat dan semakin seret. Gerak apapun yang kami lakukan berdua membawa efek kenikmatan tersendiri. Setelah lebih dari sepuluh menit , aku menikmati tubuhnya dari atas, dia membuat suatu gerakan dan aku tahu maksudnya, dia minta di atas.

Aku tidur terlentang, kemudian bu Ita mengambil posisi tengkurap di atasku sambil menyatukan alat vital kami berdua. Bersetubuhlah kami kembali.Ia memasukkan penisku rasanya ketat sekali menghujam sampai dalam. Sampai beberapa saat bu Ita menggerakkan pinggulnya, payudaranya bergelantungan nampak indah sekali, kadang menyapu wajahku. Aku meremas kuat-kuat bongkahan pantatnya yang bergoyang-goyang. Payudaranya disodorkan kemulutku, langsung kudot. Gerakan wanita berambut sebahu ini makin mempesona di atas tubuhku. Kadang seperti orang berenang, atau menari yang berpusat pada gerakan pinggulnya yang aduhai. Bayang-bayang gerakan itu nampak indah di cermin sebelah ranjang. Tubuh putih nan indah perempuan setengah baya menaiki tubuh pemuda agak coklat kekuning-kuningan. Benar-benar lintas generasi!

Adegan ini berlangsung lebih dari lima belas menit, kian lama kian kencang dan cepat, gerakannya. Nafasnya kian tidak teratur, sedikit liar. Kayak mengejar setoran saja. Tanganku mempererat rangulanku pada pantat dan pinggulnya, sementara mulutku sesekali mengulum punting susunya. Rasanya enak sekali. Setelah kerja keras majikanku itu mendesah sejadi-jadinya”
“Ah… uh, eh… aku, ke.. luaar..Ron..”, rupanya ia orgasme.
Puncak kenikmatannya diraihnya di atas tubuhku, nafasnya berkejar-kejaran, terengah-engah merasakan keenakan yang mencapai klimaknya. Nafasnya berkejar-kejaran, gerakannya lambat laun berangsur melemah, akhirnya diam. Ia menjadi lemas di atasku, sambil mengatur nafasnya kembali. Aku mengusap-usap punggung mulusnya. Sesekali ia menggerak-gerakkan pinggulnya pelan, pelan sekali, merasakan sisa-sisa puncak kenikmatannya. Beberapa menit dia masih menindih saya.

Setelah pulih tenaganya, dia tidur terlentang kembali, siap untuk saya tembak lagi. Kini giliran saya menindihnya, dan mulai mengerjakan kegiatan seperti tadi. Gerakan ku pelan juga, dia merangkul aku. Naik turun, keluar masuk. Saat masuk itulah rasa nikmat luar biasa, apalagi dia bisa menjepit-jepit, sampai beberapa kali. Sungguh aku menikmati seluruhnya tubuh bu Ita. Ruaar biasa! Tiba-tiba suatu dorongan tenaga yang kuat sampai diujung senjataku, aliran darah, energi dan perasaan terpusat di sana, yang menimbulkan kekuatan dahsyat tiada tara. Energi itu menekan-nekan dan memenuhi lorong-lorong rasa dan perasaan, saling memburu dan kejar-kejaran. Didorong oleh gairah luar biasa, menimbulkan efek gerakan makin keras dan kuat menghimpit tubuh indah, yang mengimbangi dengan gerakan gemulai mempesona. Akhirnya tenaga yang menghentak-hentak itu keluar membawa kenikmatan luar biasa”, suara tak disengaja keluar dari mulut dua insan yang sedang dilanda kenikmatan. Air maniku terasa keluar tanpa kendali, menyemprot memenuhi lubang kenikmatan milik bu Ita.
“Ahh… egh… egh… uhh”, suara kami bersaut-sahutan.
Bibir indah itu kembali kulumat makin seru, diapun makin merapatkan tubuhnya terutama pada bagian bawah perutnya, kuat sekali. Menyatu semuanya,
“Aku” keluar Bu”, kataku terengah-engah.
“Aku juga Ron”, suaranya agak lemah.
“Lho keluar lagi, tadi kan sudah?! Kok bisa keluar lagi?!”, tanyaku agak heran.
“Ya, bisa dua kali”, jawabnya sambil tersenyum puas.

Kami berdua berkeringat, walau udara di luar dingin. Rasanya cukup menguras tenaga, bagai habis naik gunung saja, lempar lembing atau habis dari perjalanan jauh, tapi saya masih bisa merasakan sisa-sisa kenikmatan bersama. Selang beberapa menit, setelah kenikmatan berangsur berkurang, dan terasa lembek, saya mencabut senjataku dan berbaring terlentang di sisinya sambil menghela nafas panjang. Puas rasanya menikmati seluruh kenikmatan tubuhnya. Perempuan punya bentuk tubuh indah itupun terlihat puas, seakan terlepas dari dahaganya, yang terlihat dari guratan senyumnya. Saya lihat selakangannya, ada ceceran air maniku putih kental meleleh di bibir vaginanya bahkan ada yang di pahanya. Pengalaman malam itu sangat menakjubkan, hingga sampai berapa kali aku menaiki bu Ita, aku lupa. Yang jelas kami beradu nafsu hampir sepanjang malam dan kurang tidur.

Keesokan harinya
Busa-busa sabun memenuhi bathtub, aku dan bu Ita mandi bersama, kami saling menyabun dan menggosok, seluruh sisi-sisi tubuhnya kami telusuri, termasuk bagian yang paling pribadi. Yang mengasyikkan juga ketika dia menyabun penisku dan mengocok-kocok lembut. Saya senang sekali dan sudah barang tentu membawa efek nikmat.
“Saya heran barang ini semalaman kok tegak terus, kayak tugu Monas, besar lagi. Ukuran jumbo lagi?!”, katanya sambil menimang-nimang t*t*tku.
“Kan Ibu yang bikin begini?!”, jawabku. Kami tersenyum bersama.

Sehabis mandi, kuintip lewat jendela kamar, Darti sedang nyapu halaman depan, kalau aku keluar rumah tidak mungkin, bisa ketahuan. Waktu baru pukul setengah enam. Tetapi senjata ini belum juga turun, tiba-tiba hasrat lelakiku kembali bangkit kencang sekali. Kembali meletup-letup, jantung berdetak makin kencang. Lagi-lagi aku mendekati janda yang sudah berpakaian itu, dan kupeluk, kuciumi. Saya agak membungkuk, karena aku lebih tinggi. Bau wewangian semerbak disekujur tubuhnya, rasanya lebih fresh, sehabis mandi. Lalu ku lepas gaunnya, ku tanggalkan behanya dan kuplorotkan cedenya. Kami berdua kembali berbugil ria dan menuju tempat tidur. Kedua insan lelaki perempuan ini saling bercumbu, mengulangi kenikmatan semalam.

Lihat Juga :  Cerita Bokep Di Perkosa Saat Hamil

Ia terbaring dengan manisnya, pemandangan yang indah paduan antara pinggul depan, pangkal paha, dan rerumputan sedikit di tengah menutup samara-samar huruf “V”, tanpa ada gumpalan lemaknya. Aku buka dengan pelan kedua pahanya. Aku ciumi, mulai dari lutut, kemudian merambat ke paha mulusnya. Sementara tangannya mengurut-urut lembut penisku. Tubuhku mulai bergetaran, lalu aku membuka selakangannya, menyibakkan rerumputan di sana. Aku ingin melihat secara jelas barang miliknya. Jariku menyentuh benda yang berwarna pink itu, mulai bagian atas membelai-belainya dengan lembut, sesekali mencubit dan membelai kembali. Bu Ita bergelincangan, tangannya makin erat memegang t*t*tku. Kemudian jariku mulai masuk ke lorong, kemudian menari-nari di sana, seperti malam tadi. Tapi bibir, dan terowongan yang didominasi warna pink ini lebih jelas, bagai bunga mawar yang merekah. Beberapa saat aku melakukan permainan ini, dan menjadi paham dan jelas betul struktur kewanitaan bu Ita, yang menghebohkan semalam.

Gelora nafsu makin menggema dan menjalar seantero tubuh kami, saling mencium dan mencumbu, kian memanas dan berlari kejar-kejaran. Seperti ombak laut mendesir-desir menerpa pantai. Tiada kendali yang dapat mengekang dari kami berdua. Apalagi ketika puncak kenikmatan mulai nampak dan mendekat ketat. Sebuah kejutan, tanpa aku duga sebelumnya penisku yang sejak tadi di urut-urut kemudian dikulum dengan lembutnya. Pertama dijilati kepalanya, lalu dimasukkan ke rongga mulutnya. Rasanya saya diajak melayang ke angkasa tinggi sekali menuju bulan. Aku menjadi kelelahan. Sesi berikutnya dia mengambil posisi tidur terlentang, sementara aku pasang kuda-kuda, tengkurap yang bertumpu pada kedua tangan saya. Saya mulai memasukkan penisku ke arah lubang kewanitaan bu Ita yang tadi sudah saya “pelajari” bagian-bagiannya secara seksama itu. Benda ini memang rasanya tiada tara, ketika kumasukkan, tidak hanya saya yang merasakan enaknya penetrasi, tetapi juga bu Ita merasakan kenikmatan yang luar biasa, terlihat dari ekpresi wajahnya, dan desahan lembut dari mulutnya.
“Ah”, desahnya setiap aku menekan senjataku ke arah selakangannya, sambil menekankan pula pinggulnya ke arah t*t*tku. Kami berdua mengulangi mengarungi samodra birahi yang menakjubkan, pagi itu.

Semuanya sudah selesai, aku keluar rumah sekitar pukul setengah delapan, saat Darti mencuci di belakang. Dalam perjalanan pulang aku termenung, Betapa kejadian semalam dapat berlangsung begitu cepat, tanpa liku-liku, tanpa terpikirkan sebelumnya. Sebuah wisata seks yang tak terduga sebelumnya. Kenikmatan yang kuraih, prosesnya mulus, semulus paha bu Ita. Singkat, cepat dan mengalir begitu saja, namun membawa kenikmatan yang menghebohkan. Betapa aku bisa merasakan kehangatan tubuh bu Ita secara utuh, orang yang selama ini menjadi majikanku. Menyaksikan rona wajah bu Ita yang memerah jambu, kepasrahannya dalam ketelanjangannya, menunjukkan kedagaan seorang wanita yang mebutuhkan belaian dan kehangatan seorang pria.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, si kumbang muda makin sering mendatangi bunga untuk mengisap madu. Dan bunga itu masih segar saja, bahkan rasanya makin segar menggairahkan. Memang bunga itu masih mekar dan belum juga layu, atau memang tidak mau layu.

Tamat

Cerita Mesum Dengan Cewek Gemuk Dan Montok

$
0
0

Cerita Mesum Dengan Cewek Gemuk Dan Montok – cerita sex adalah saya ingin merasakannya bagai mana rasanya jika saya main sex dengan cewek gendut Oh begini rasanya ngentotin vagina gadis gemuk – Aku mengangkat kisah ini dari kejadian sesungguhnya yang kualami, sengaja kuceritakan dari pengalaman yang sekiranya pembaca kurang menarik karena kebanyakan cerita yang kubaca menggambarkan seorang wanita cantik dan seksi. Tidak demikian hal-nya dengan yang kualami bersama Syahrini, wanita sebayaku berumur 34tahun. Syahrini berperawakan diluar kewajaran, bertubuh gemuk dan besar, wajahnya biasa saja.

Cerita Mesum – Kalaupun mau disebutkan kelebihan dari fisik Syahrini adalah kulitnya yang putih dan mulus. Dengan ukuran tubuh 165cm dengan berat 75kg tentu pembaca bisa membayangkan seberapa besar bentuk tubuhnya, bandingkan dengan tubuhku yang berukuran 171cm dengan berat 67kg.

Sebagai lelaki normal, apalagi selama ini telah matang berpetualang sex dengan wanita-wanita dari segala usia yang berhasil tidur denganku tanpa memberikan imbalan uang sedikit-pun, tentu saja sosok Syahrini tidak masuk dalam hitunganku. Namun ceritanya menjadi lain manakala saat pertama kali aku dekat dengan Syahrini gara-gara bertabrakan saat terburu-buru memasuki pintu lift gedung di tempat aku bekerja. Bisa pembaca bayangkan, dengan berlari kecil mengejar pintu lift yang terbuka, aku langsung saja menyeruduk masuk tanpa kuketahui ruang lift sudah penuh sesak. Penuh sesak? Sebenarnya tidak juga, tetapi karena ada Syahrini, tampak ruang lift menjadi sesak, dan saat itu pulalah aku tanpa sengaja bertabrakan dengan Syahrini, wanita yang bekerja satu lantai denganku tetapi berbeda perusahaan. Tentu saja aku mengenalnya sudah lama, tetapi belum pernah saling berbicara karena memang aku tidak tertarik untuk mengajak berbicara. “Ups…sorry” itulah kata pertama-ku kepadanya. “It’s OK, gak masalah” timpalnya dengan muka menunduk.

Aku jadi teringat cerita teman sekantor bahwa di kantor sebelah ada cewek gendut namanya Syahrini yang pendiam dan pemalu. Sepintas cerita itu benar, tetapi beberapa saat setelah pintu lift tertutup dan merangkak naik, “Wah…bajunya agak basah mas, terkena tetesan hujan ya? Emang gak bawa paying?” meluncur kata- kata Syahrini seolah sudah mengenal-ku sejak lama. “Eh…iya, abis turun dari bus langsung berlari karena ujan deres banget sih” gelagapan aku menimpali pertanyaannya. Syahrini ternyata ramah juga dan tidak seperti yang kutahu dari cerita teman- teman. “Biasanya jam segini sudah di kantor, tumben kita ketemu di lift?” Syahrini masih meneruskan pertanyaannya.

“Bangun kesiangan, karena nonton siaran langsung bola di TV”, aku sudah mulai bisa mengatasi keadaan dan perlahan tiba-tiba menjadi enak ngobrol dengan Syahrini. Teng….bunyi lonceng lift menandakan lantai yang kutuju telah sampai. Bruakkkk….untuk kedua kalinya kami bertabrakan, karena kami keluar secara bersamaan. Tetap saja masih belum kusadari bahwa Syahrini adalah cewek yang bertubuh gemuk. “Hmmm….gitu ya gak mau ngalah ama wanita…lady first dong…apalagi ukuran- ku kan untuk dua orang” omel Syahrini dengan nada tersenyum dan bercanda “Iya deh sorry, kirain cukup buat aku tadi…hehehehe” obrolan semakin mencair. Sejak kejadian tabrakan di lift, Syahrini yang semula tidak kuperhatikan, sekarang menjadi salah satu wanita teman ngobrolku di saat istirahat kantor. Maklumlah, di kantorku sendiri juga tidak banyak wanita, jadi kehadiran Syahrini cukup memberikan suasana segar saat mengisi istirahat.

Hingga suatu saat Syahrini menawariku dua buah tiket konser, “Rangga, aku punya tiga tiket konser nih, rencananya yang dua buah untuk teman-ku yang sudah pesan, mendadak mereka membatalkan nonton karena harus keluar kota, sayangkan kalau gak kepakai. Nih yang dua buah buat kamu aja, terserah kamu ajak siapa, tapi kalau bisa kita berangkatnya bareng” tawaran Syahrini disela-sela istirahat kantor. “Wow, serius nih, tapi siapa lagi yang satu ya? Boleh kan buat istriku” jawab-ku “Loh terserah aja” jawan Syahrini Tetapi ternyata istriku menolak karena kebetulan sudah telanjur janji untuk acara kangen-kangen-an dengan teman-teman satu sekolahnya dulu.

Dihari yang ditentukan untuk nonton konser, kami janjian di sebuah mall di tengah kota, berhubung aku tidak punya kendaraan, maka Syahrini bersedia berangkat sama-sama dengan mobilnya yang memang kutahu sejak lama bahwa selama ini dia ke kantor juga mengendarai mobil pribadi. Konser musik rock di ancol ini memaksaku untuk larut ikut berjingkrak- jingkrak. Tidak kusangka Syahrini cukup pede untuk ikutan jingkrak-jingkrak. Dan tentu saja keakraban kami semakin lengket dan tanpa rasa malu-malu sesekali kami berangkulan sambil goyang bersama. Konser selesai jam 11 malam, dalam keadaan lelah aku gantian nyetir kendaraan Syahrini yang sejuk ber-AC. Entah siapa yang memulai, kami saling berangkulan dan Syahrini merapat ke pundak-ku yang sedang konsentrasi mengendarai mobilnya.

Sepanjang perjalanan dengan kecapatan yang sedang, kami saling bercerita pribadi masing-masing dan tanpa ada rasa malu Syahrini bercerita bahwa dia belum punya pacar karena terlalu malu dan gak pede dengan keadaan dirinya. Entah dapat ide darimana tiba-tiba aku bertanya “Rin, selama ini kalau kamu lagi kesepian dan tiba-tiba horny gimana tuh?” “Ya self service lah” timpal Syahrini, “Masturbasi?” komentarku, “Iya….abis gimana lagi? Gak ada yang bantuin sih… hahahahaha” seloroh Syahrini tanpa rasa malu. “Wah….tau gitu aku bantuin mau gak?” aku juga tiba-tiba menawarkan diri “Eit…mulai nakal ya….emang berani? Gimana caranya?” sahut Syahrini penuh penasaran “Sepanjang kamu gak keberatan, kenapa aku tolak?” tantang-ku. Tiba-tiba ruang mobil yang ber-AC serasa hangat menggairahkan. Kami tahu, masing-masing dalam kelelahan menahan desahan nafas, sementara dada-ku berdetak tak karuan. “Rangga….apa kamu gak keberatan memberikan kehangatan?” ajak Syahrini “Nngg…..” darahku serasa mendidih dan nafasku memburu. Jujur saja aku belum punya pengalaman bercinta dengan wanita gemuk, tetapi kini disebelahku duduk seorang wanita gemuk yang menawarkan diri untuk diberi kehangatan.

Darah laki-laki-ku terpacu, dan tawaran-nya segera ku- iyakan. Maka Syahrini menawarkan untuk meluncur ke rumah pribadinya yang memang kosong dan hanya ditempati dirinya di kawasan Jakarta Selatan. “Bener nih kamu mau dengan wanita gemuk seperti aku?” “Loh kan makin asyik karena makin hangat seperti selimut” candaku menahan nafsu. Tanpa menunggu lama, setibanya kami di garasi rumahnya, aku bergegas digiring ke kamar-nya. Rupanya Syahrini juga sudah menahan gairah yang terpendam. Diakuinya ini akan jadi pengalaman pertama kali. Pertama kali? Ya ini akan jadi pengalaman pertama kalinya, karena selama ini Syahrini mengaku yakin sudah tidak perawan lagi tetapi bukan oleh lelaki tetapi oleh kebiasaannya bermasturbasi. Maklumlah, Syahrini sangat tidak pede didekati cowok.

“Rangga, selama ini aku hanya tahu lewat nonton BF, please kamu jangan malu, lakukan seperti yang biasa kamu lakukan atau lakukan seperti yang biasa aku tonton di BF ya…” desah nafas Syahrini semakin memburu. Dalam hati, ini juga pengalaman pertama aku bercinta dengan wanita gemuk, yang jujur saja sebenarnya tidak menarik dari bentuk tubuhnya. Tetapi tawaran ini tidak bisa kutolak, disamping penasaran juga gairah yang tiba-tiba muncul. Aku ingin memberikan kesan yang mendalam kepada Syahrini. Maka secara perlahan kudekatkan wajahku ke wajahnya, dan desahan nafasnya terasa di bibir-ku. Setenang mungkin, kurapatkan tubuh-ku ke dadanya yang empuk dan kenyal. Dan terasa olehku meski masih dibungkus be-ha, tetapi ada yang mengeras di permukaan payudaranya yang berukuran luar biasa. Bibirnya kurapatkan dan kulumat perlahan tetapi kuat…aagghh, kudengar desah nafasnya yang memburu. Kini bibirnya sudah basah oleh permainan bibir-ku. Dan lidahnya menari-nari di mulutku. Kusambut juluran lidahnya dengan permainan lidahku yang tak kalah lincahnya.

Perlahan tangan-ku meraih kancing baju Syahrini, satu persatu kulepaskan dan sengaja kusisakan satu kancing terakhir bagian bawah. Syahrini tersentak kaget, tetapi gairahnya menuntun rasa keingintahuan yang lebih dalam. Secara insting Syahrini melonggarkan lengannya agar terlepas dari lengan baju dan dengan kancing tersisa satu buah, baju tersebut terlepas dari bahunya tapi masih menyangkut di pinggulnya. Kini dihadapan-ku berdiri wanita gemuk yang menggairahkan dengan belahan dada yang rapat dan payudara yang super montok. Baru kusadari bahwa meski gemuk, Syahrini ternyata seksi juga, karena tidak terlihat tumpukan lemak di sekitar perutnya. Dibungkus kulit yang putih dan mulus….perlahan kuraba dan kuusap, tanganku menjalar disekitar perutnya dan perlahan naik mendekati dada. Terasa olehku degup jantungnya yang berdetak kencang tak karuan. Sementara lidahku masih bermain dengan lidahnya yang tak kalah hebat dalam memperebutkan sensasi di mulut kami masing-masing. “Rangga…oouugghh….this is great. I want it so bad…” Syahrini mendesah tak karuan.

Tanganku berhenti menjalar dadanya, kini kedua tanganku menjulur kebelakang mencari kaitan tali be-ha yang membuat payudaranya masih terbungkus padat. Tidak sulit untuk menemukannya dan melepaskan kaitannya, dan sesaat kemudian pemadangan didepanku semakin menggairahkan. Wanita gemuk ini, ternyata memiliki payudara yang padat dan kencang. Putingnya masih berwarna merah merekah besar, dan payudaranya bulat padat kenyal memenuhi dadanya. Payudaranya tidak lembek dan tidak bergelantung dibanding kebanyakan wanita yang pernah bercinta denganku. Dalam sekejap telapak tanganku meraih gumpalan padat itu, dan….”Wow….akh” Syahrini menjerit tertahan, perasaan eksotis yang belum terbayangkan selama ini. Diam sejenak, kami menghentikan kuluman dibibir.

Dan mataku tertuju ke payudara Syahrini, sementara telapak tanganku tak cukup untuk menggenggam seluruh permukaan payudara Syahrini yang sintal. Moment ini tak disia-siakan oleh Syahrini, kepalanya mendangak dan mulutnya terbuka sesaat dan sekejap kemudian mulutnya mengatup rapat sambil menggigit bibir. Badannya melengkung kebelakang dan membuat payudaranya semakin menyembul dalam genggaman- ku. Syahrini berteriak histeris “Ranggaaa… sshh please….tease me more and more” Dalam keadaan badan melengkung kebelakang, membuat gerakan kepala-ku semakin leluasa. Dan segera kutelungkupkan kepalaku terbenam di antara belahan dadanya yang merangsang. Jenggot di dagu-ku yang baru bermunculan after shave beberapa hari yang lalu rupanya menggelitik bagian bawah payudaranya. Hal ini membuat guncangan di perutnya menahan geli sekaligus erangan yang luar biasa. Kepala-ku terus turun kebawah dan sesekali lidahku menjilati permukaan perutnya.

Hingga kepalaku berhenti di bawah pusarnya, perlahan dengan gigi- gigi-ku, kulepaskan kaitan kancing baju terakhir yang masih tersisa. Kini baju yang menempel di tubuh Syahrini telah terlepas. Bagaikan selimut yang hangat, aku mulai menikmati permainan ini. Kutelusuri seluruh permukaan tubuhnya dengan jilatan dan kecupan. Syahrini menggelinjang semakin tak karuan. Gairah yang tertahan selama ini menyebabkan Syahrini bergerak liar dan tak kuasa berlama-lama berdiri, dia merebahkan diri ke kasur yang berukuran king size. Sesaat Syahrini berbaring, aku melepaskan kancing-kancing kemejaku.

Di tempat tidur telah berbaring wanita gemuk yang seksi dengan kulit putih mulus dan polos tanpa sehelai benang- pun. Sementara aku berdiri dengan bertelanjang dada. Mata Syahrini tak berkedip memandang dada-ku dan sekali lagi kulihat bibirnya merapat dan giginya menggigit bibir bawahnya menahan desahan nafsu. Seolah memberi isyarat bahwa ia-pun ingin menelusuri tubuhku yang telanjang. Dalam keadaan berbaring, kutindih Syahrini dengan posisi pasrah. Kukulum payudaranya dan kumainkan lidahku di ujung-ujung putingnya yang mengeras dan makin memerah. Dadanya terasa hangat di tubuhku. Degup jantungnya memburu. Permainan kami semakin tak berirama, gerak tubuh kami semakin liar. Kami berguling dan saling menindih, seolah berebut posisi untuk dapat mereguk kenikmatan satu sama lain. Saling memagut, bercumbu, bermain lidah.

Sesekali kembali lidahku menelusuri seluruh permukaan payudaranya yang mengundang untuk dijamah. Tidak banyak kata terucap keluar dari mulut kami, hanya desahan nafas yang memburu, rintihan kenikmatan dan teriakan histeris ketagihan. “Oohh Rangga, aku ingin merasakan penismu…please perlihatkan Rangga….” pinta Syahrini disela-sela bibir kami berpagutan. Tak perlu kujawab dengan kata-kata, tetapi segera kupelorotkan celana-ku, dan kini Syahrini untuk pertama kalinya bisa melihat real penis yang telah berdiri tegak membesar dihadapannya. Sengaja makin kudekatkan penis-ku ke wajahnya. “Oohh…yeessss…Rangga, penismu sepertinya nikmat banget kalau masuk ke vaginaku….udah basah nih…buka dong” iba Syahrini seperti ingin segera memulai permainan berikutnya. Tetapi, sebelum permintaannya terkabul, segera aku berbalik badan dan berusaha melepas celananya termasuk cd-nya. Sengaja kuatur posisi saling berlawanan,

dan kini dapat kulihat jelas Syahrini sangat merawat vaginanya. Rambutnya hitam tetapi tidak lebat dan seolah tersisir rapi melingkupi bibir vaginanya yang memerah. Bau harum khas cairan vagina tercium keluar bibir vagina Syahrini…..menetes kebagian bawah vaginanya. Syahrini segera paham posisi yang kutawarkan, dan tanpa menunda waktu, dibukanya mulutnya dan memegang penisku perlahan untuk disodorkan masuk ke mulutnya. Tak berapa lama… hanya ada perasaan mendesir menjalar disekitar penisku, basah dan hangat penuh terasa oleh kuluman Syahrini. Masih kubiarkan Syahrini memainkan penisku di mulutnya, rupanya penisku belum ia masukkan semuanya….atau… memang tidak cukup masuk semua kedalam mulutnya. Entahlan, yang jelas jilatan dan kuluman Syahrini di penis-ku terasa hangat dan mengejang. Harum khas cairan vagina Syahrini makin tercium, rupanya Syahrini sudah terangsang hebat. Sesekali pinggulnya dinaikkan hingga vaginanya menyentuh dagu-ku. Kugoda vaginanya dengan sesekali kujulurkan lidahku menyentuh bibir vaginanya. Saat bersentuhan itu kutahu tubuh Syahrini bergetar dan sekejap menghentikan kulumannya. Rupanya Syahrini sudah tak kuasa menahan untuk menikmati kulumanku di vaginanya.

Lihat Juga :  CERITA MESUM BERCINTA DENGAN GADIS CANTIK

Kutelusuri seluruh bibir luar vagina Syahrini dengan lidahku, dalam keadaan basah, makin kubenamkan lidahku mengulum vaginaku. Semakin dalam semakin masuk ke dinding vagina dalam, Syahrini semakin bergerak beringas. Kini desah nafas berubah menjadi raungan penuh permintaan. Kujilati sambil sesekali kukecup vaginanya. Terus kujalar lidahku di vaginanya. Basah liurku bercampur dengan basah cairan vaginanya, semakin licin kurasakan dinding vagina Syahrini, dan raungan tadi tak henti-hentinya meronta. Kini Syahrini makin berani, penisku terasa penuh dimulutnya, dan suaranya tertahan di rongga karena tertutup oleh penisku, sementara jilatan- ku tak berhenti menelusuri vaginanya. Tak berapa lama kemudian kurasakan tubuh Syahrini bergetar hebat, suaranya melengking tertahan, payudaranya terasa di perutku mengeras dan padat.

Dalam keadaan bergetar tersebut, tiba-tiba Syahrini menghentikan seluruh aktivitasnya, tangannya meramas kuat pantatku. Dan dalam keadaan diam sesaat, tubuh Syahrini melengkung ke-atas, tak peduli aku masih menindih tubuhnya. Ditahannya posisi vagina-nya agar tetap terbenam dimuka-ku. Sesaat kemudian tubuh yang bergetar tersebut tiba-tiba melemah lunglai disertai teriakan melengking hingga suara Syahrini hilang disertai melepas tangan yang tadi meremas pantatku. “Rangga…..aku orgasme rangga… oouugghhh..sshh” Permainan oral sex kami rupanya telah membuat Syahrini orgasme, sementara penis-ku yang masih tegang sejenak hanya dibelai-belai sambil menghela nafas kelelahan.

Dinginnya ruang AC kamar Syahrini tak menghalangi peluh keringat Syahrini menetes dan membasahi sprei kasur Syahrini yang berawarna hijau susu. “Rangga, penismu belum masuk aja aku udah orgasme…gimana kalau nanti kamu masukin ya?…ffiiuuhhh memang lebih nikmat dibanding masturbasi ya?” seloroh Syahrini dengan nafas tersengal. Demikianlah pembaca cerita sex blog , permainan babak pertama dengan Syahrini. Pada cerita selanjutnya akan saya ceritakan bagaimana permainan babak kedua yang tak kalah hebatnya serta pengalaman-pengalamanku yang lainnya dari yang berhubungan dengan gadis belia (SMA) hingga paruh baya (48 tahun), dari yang straight hingga yang orgy atau sex party.

Tamat

Cerita Ngentot Pacarku Mantan Pelacur

$
0
0

Cerita Ngentot Pacarku Mantan Pelacur – Namaku sandy (nama samaran) aku ingin menceritakan kisah nyataku saat pertama kali aku mengenal sex dengan seorang cewek. Seorang yang pertama kali mengajariku tentang sex dan membuatku merasakan nikmatnya berhubungan intim yang sebelumnya belum pernah aku rasakan.

Namanya dwi (nama asli), aku mengenalnya lewat jejaring sosial. Aku lupa siapa pertama kali yang nge add yang jelas pertama kali kami kenalan karena sebuah chatting di fb, pertama kali ku ingat dia mengirim pesan inbox kepadaku, dan terus menjadi sebuah obrolan yang berkelanjutan. Waktu itu aku memang suka main fb, karena aku senang berinteraksi dengan orang-orang yang belum pernah aku kenal dan mendapatkan banyak teman.

Aku tidak tau kapan pastinya saat aku buka fb ku, ada sebuah pesan masuk dari seorang cewek, dia hanya say hai dan mengucapkan terimakasih telah mengkonfirmasi pertemanannya karena aku jarang sekali mendapatkan pesan dari cewek, biasanya akulah yang memulai duluan obrolan chat aku cukup antusias menanggapinya. Aku balas pesannya dan dengan cepat pula dia membalas pesanku. Dari situ aku mengetahui kalo dia bernama dwi, dia berasal dari kota sukoharjo tak jauh dari kotaku.

Dia memang sudah menikah dan sudah memiliki seorang anak walaupun usianya terbilang masih muda, saat itu berusia 18 tahun. Belakangan aku ketahui kalo dia nikah karena hamil duluan. Yang lebih mengejutkanku dia sedang mengurus surat cerainya dan sudah memiliki pacar lagi. Ku liat koleksi foto-fotonya terlihat dia biasa saja menurutku, tapi itu tidak masalah karena aku juga tak berniat untuk kenal dia lebih jauh, hanya untuk sekedar teman chat saja.

Cerita Ngentot. Tau kalau dia sudah menikah, aku coba menggodanya tentang seputar sex
“uda pernah nikah berarti uda pernah sex dong ? gimana tuh rasanya ?” aku goda dia
“ya gitu deh masa kamu ga tau” dia jawab
“ga tau lah, kan aku belum pernah sex. Ayo dong critain,,hehe” jawabku, aku memang suka berfantasi karena memang aku belum pernah melakukan hubungan badan dan hanya bisa berfantasi dengan mengocok punyaku sendiri.
“ya pokoknya gitu deh nikmat” dia hanya menjawab seadanya saja.
Singkat cerita, aku telah mendapatkan pin bb nya. Kami sering bbm an dan menjadi lebih dekat. Hubungan antar bb kami juga jadi lebih intim walau ku tau dia sudah punya pacar aku ga peduli, toh dia yang mau. Aku pun memanggil dia dengan sebutan sayang, begitupun dia ke aku. Waktu itu ada sebuah kesempatan kami bertemu, aku dia ajak untuk mengambil handphone temannya yang terjatuh di jalan dan ditemukan oleh orang di daerahku.
“hai yank, kamu agi apa?
“lagi nongkrong aja ni ma temen-temen”
“bisa bantu aku ga?”
“bantu apa yank?”
“Kamu tau daerah ini ga xxxx ?”
“tau, itu ga jauh dari tempatku. Emang kenapa ?”
“anterin aku kesana ya, hp temenku ilang dan ditemuin orang daerah sana dan aku diminta ngambil tapi ga tau tempatnya”
“ok deh, kapan?”
“kamu bisanya kapan?”
“besok juga bisa”
“ok, besok ya. Tapi kamu jemput aku bisa ga?”
“bisa, jemput dimana?”
“di skh”
“ok, sampe ketemu besok ya”
Esok harinya aku menuju ketempat kami janjian, aku menunggu agak lama sedikit ada keraguan dalam hatiku, gimana kalo bertemu ternyata dia tak seperti yang aku bayangkan. Setelah cukup lama aku menunggu, ada bbm masuk di bb ku
“kamu dimana aku dah nyampe tempatnya ni”
“aku di pojok jalan motor warna item”
“kamu pake jaket abu-abu ya?”
“iya”
Datanglah dari depan seorang cewek dengan tubuh mungil mengenakan atasan kaos ketat dengan lengan pendek dan bawahan rok sepaha sepaha parasnya cukup manis, lebih manis dari fotonya ternyata membuatku cukup lega. Kulitnya putih mulus mukanya sedikit arab dengan hidung mancung membeo. Rambutnya ikal sebahu dengan warna kemerah-merahan. Aku tau memang dia adalah cewek yang nakal, karena nikah aja hamil duluan.
Akhirnya sampailah juga bidadari yang aku tunggu didepanku
“berangkat sekarang yank?” dwi membangunkanku dari lamunanku
“iya, yuk” langsung aja kami cap cus menuju menuju tempat tujuan kami mengambil hp.
Dwi tak sungkan memelukku dari belakang dengan erat saat dia jalan, aku cukup kaget karena baru pertama ketemu sudah segini dekatnya. Akhirnya sampai juga ditempat yang kami cari, ternyata tak susah menemukan orang yang menemukan hp tersebut karena dia sudah menunggu dan ternyata dia orang baik pula. Ga nyampe 5 menit kami berada ditempat tersebut kami sudah kembali. Sempat bingung juga aku, karena pikirmu pasti lama dan susah mencari orangnya.
Akhirnya kuputuskan untuk mengajak dia jalan-jalan dulu sebelum mengantarnya pulang lagi, sayang jika ketemu sebentar saja jadi aku manfaatkan situasi tersebut. Aku mengajaknya kesebuah taman kota yang memang enak untuk orang berpacaran, disana kami ngobrol-ngobrol banyak tentang kami berdua tak luput juga obrolan tentang sex kami bicarakan, dia selalu saja bermanja-manja denganku membuatku semakin suka padanya.
Semakin lama aku semakin bertambah panas dengan obrolan kami, aku mengajaknya kesebuah kamar mandi di taman itu. Taman kota di tempatku memang terbilang luas jadi cukup leluasa apabila ada pasangan yang ingin bercumbu, apalagi saat siang hari tempat itu tak banyak orang yang mengunjungi.
“kekamar mandi dulu yuk, aku pengen pipis” ajakku padanya
“ya udah yuk”
Sesampainya dikamar mandi aku emang bener mau kencing, setelah selesai ku lihat dia sedang di depan cermin merapikan pakaian dan rambutnya, padahal ga berantakan. Aku peluk dia dari belakang sambil ku tarik kebelakang di sudut kamar mandi
“aah kamu ini mo ngapain sih yank” dia bermanja-manja padaku, sambil mencubit badanku
“hehehe, mumpung sepi yank aku pengen nyium kamu”
Langsung saja aku cium bibirnya, dwi juga membalas ciumanku dengan mesra. Aku tak sabar lalu kubuka bajunya dan aku isep serta remas-remas dadanya. Memang dwi memiliki dada yang cukup kecil hanya 32 b, namun itu cukup buatku terangsang
“aahh aahhh, jangan yank disini tempat umum” jawabnya
“ga pa2 kan sepi”
“jangan ini kan tempat umum nanti kalo ada yang kesini lho” jawaban manja dari dwi tak menghiraukannya aku tetap saja menggeranyangi nya.
Memang saat itu tak sempat kami ml, karena ku tau itu tempat umum dan ga mungkin pula kami bisa ml. Cukup puas aku menggerayanginya lalu kami mmelanjutkan jalan keliling taman. Dwi orangnya sangat manja, tak pernah dia lepaskan tangannya dari gandengan tanganku serta sesekali dia menyandarkan kepalanya ke bahu ku.
Cukup lama kami puas jalan-jalan lalu aku mengantarkan dwi pulang, dia tidak pulang kerumahnya melainkan ketempat sodaranya. Kami sempat ngobrol-ngrobol disitu sambil manja-manjaan.
“aku pengen ml” aku bilang padanya
“jangan sekarang, nanti ada waktunya sayang”
“kapan itu?”
“nanti kalo kita ketemu lagi lah, ini kan uda sore nanti kamu kemaleman kan jauh”
“iya deh yank”
tak lama aku pamit pulang, kami kembali berciuman di depan rumah. Karena aku emang punya nafsu yang besar aku ga peduli apakah dilihat orang-orang apa tidak, aku cumbu aja dia di depan rumah sambil berciuman ku gerayangi lagi toket mungilnya.
Beberapa hari selanjutnya, kami sepakat untuk bertemu lagi. Kebetulan di tempat tinggalnya ada sebuah bazar besar dia ingin mengajakku kesana sekedar jalan-jalan kebazar tersebut sekalian malam mingguan. Akhirnya sore itu aku jemput dia ditempat yang dia janjikan segeralah kami jalan-jalan kebazar. Cukup lama kami bermain-main di bazar tersebut, belanja-belanja.
“yank, makan dulu yuk” ajakku padanya untuk makan malam karena ku tahu pasti dia lapar juga karena jalan-jalan cukup lama
“ayo yank, dimana?”
“terserah kamu aja kan kamu yang tau daerah sini”
“ok deh, disana ada tempat makan yang enak” sambil dia menunjuk kesebuah tempat makan.
Tak terasa sudah cukup lama kami jalan-jalan sekaligus makan ternyata bazarnya sudah mulai tutup karena waktu sudah cukup malam, kira-kira jam 10an.
“kemana lagi ni kita, uda malem?” tanyaku
“terserah kamu aja yank”
“gimana kalo kita nginep yank? Aku pengen ngerasain tubuh kamu yank”
“ihh genit kamu yank” sambil dia nyengir dan mencubit tubuhku
“gimana mau ga?”
“emang mau nginep dimana?”
“hotel lah, tapi disini aku ga tau dimana hotelnya. Kamu pasti tau kan, pasti sering ke hotel”
“hehe, ga pa2 kamu ga pulang yank?”
“ga pa2lah aku kan nyante”
“yuk aku tunjukin”
Jadilah kami nginep malam itu, kesebuah hotel yang tak jauh juga dari tempat bazar tersebut yang memang dia sering kesitu. Dwi memang sering ke hotel, karena dulu dia memang seorang cewek bayaran, tapi sekarang dia sudah tidak lagi jadi cewek bayaran. Walaupun begitu tetap aja dia cewek bebas yang mau ml ama pacar atupun sapa aja yang dia suka. Setelah cek in kami di tunjukan kesebuah kamar hotel, tidak mewah Cuma hotel sederhana disitu banyak bekas-bekas orang yang habis melakukan sex. Tak masalah buatku yang penting malam itu aku bisa merasakan tubuhnya.
“aku mandi dulu yank,kamu ga mandi?”
“ga yank,kamu aja yang mandi”
Sambil menunggu dia mandi aku mempersiapkan diriku, sambil istiharat sejenak. Akhirnya dwi selesai juga mandi, dia tidak mengenakan lagi pakaiannya karena memang jelas apa yang akan kami lakukan jadi buat apa pakaian. Tak mau membuang waktu lagi selesai mandi aku rangsang dia, aku peluk dwi dari belakang sambil aku raba-raba tubuhnya yang seksi. buat orang yang suka sex seperti dia tidak susah untuk membuatnya terangsang, sebentar saja aku meraba-raba dia sudah cukup horni dia membalikan wajahnya kepadaku dan menciumku.
Terlihat mukanya sudah penuh nafsu, kulumat mulut dwi sambil kupermainkan lidahku di dalam mulutnya. Dwi membalas ciumanku dengan panasnya juga. Kedua tanganku mulai bergerilya di bagian tubuhnya, mulai dari bukit-buki indahnya kemudian menurun menuju pusatnya di selangkangan. Saat sampai diselangkangan terasa dwi semakin terangsang, dia semakin ganas melumat mulutku aku juga tak mau kalah dengan permainannya. Cukup lama kami melakukan aksi tersebut akhirnya aku menuntunnya ke tempat tidur dan merebahkannya. Ditempat tidur kami melakukan hal yang sama.
“uuchhm uuhmmm uuummm” terdengar suara desahan tertahan dari mulutnya saat tanganku kembali menyentuh liang nikmatnya, kumainkan kelentitnya dengan jariku kemudian kumasukan jari tengahku kedalam lubangnya.
Terasa liang vagina dwi sudah mulai basah, aku yakin dia sudah terangsang berat saat itu. Kemudian mulutku pindah ke bagian dadanya, ku gunggis dan kujilat-jilat lembut toket kecil dwi.
“oooohhh,,ooohhhhh” sekarang terdengar jelas suara desahan dwi, semakin membuatku lebih ingin merasakan penisku di cepit memeknya
“aahhh aaaaaaaaaaaahhh, terus yank” dwi mulai meracu
“aayyyyoo gantian”
Akhirnya dia mengakhiri kegiatan kami, dwi melepaskan seluruh pakaian yang ku kenakan dan langsung menyasar pada bagian selangkanganku. Dengan cepat dia mengocok penisku dan mengulumnya.
“ooooohhh” sungguh nikmat rasanya, baru pertama kali aku merasakannya
Cukup lama dia mengocok penisku, aku tak tahan dengan rangsangannya dan crroooot crrooott beberapa semprotan masuk ke mulutnya. Tak ku biarkan dia melepaskannya sampai cairan pejuhku habis ditelannya.
“jahat kamu, aku di suruh minum peju” gerutunya kesal
“hehehe,,ga pa2 tapi enak kan”
“enak tuh kalo kontolmu ngobok-obok memek ku”
“yuk yank, haha”
“kan baru keluar, emang masih bisa ?”
“bisa, kocokin dulu” dia kembali mengocok penisku, aku emang orang yang memiliki birahi tinggi jadi biarpun sudah keluar tapi cepat buat kembali naik lagi.
“oohh,,enak yank dikocok” tak berapa lama punyaku sudah tegang lagi.
“yuk masukin yank” pintaku
Dwi telentang membuat posisi, kakinya di buka lebar-lebar, tangannya memegang penisku dan mengarahkannya ke memeknya. bleeeess “”uuuuuuuhh” rasanya nikmat banget lebih nikmat dari kocokan tadi. Anget licin geli semua kenikmatan brcampur aduk didalam sana. Aku mulai menggenjotnya, dwi kembali mendesah nikmat merasakan memeknya aku sodok.
“aah aahh aahh ahh” desahan-desahan itu keluar dari mulut dwi.
Aku terus saja menggenjotnya sambil tanganku meremas dengan ganas payudaranya.
“enak sayang?” tanya dwi
“enak banget yank, gini yang rasanya ngentot itu?”
“iya yank,ooooooohh, aku juga enak yank kontolmu gede terasa sempit di memekku”
“ooooohhhh ooohhhhh teerrruuus”
Tak lama aku ingin mencoba gaya lain, aku posisikan dia untuk nungging. Dwi berdiri dan tangannya bertumpu pada meja. Ku sodomi memeknya dari belakang, kembali aku masukan batangku kedalam memeknya yang sudah basah. Nikmat juga rasanya dengan gaya seperti ini, ku goyang dia sambil kembali ku remas kedua susunya dari belakang.
“aah ooooohhh,,uuuuuuuhh aaahh ahaahh” dwi semakin meracu tak karuan menikmatinya
Enak sekali rasanya tapi aku ingin mencoba lagi gaya lain, sekarang aku arahkan dia ke tembok dengan posisi berdiri tangannya bertumpu di tembok dan kembali aku menyodominya dari belakang. Ingin aku memasukan penisku ke liang anusnya namun dia menolak, sakit katanya kalo masuk anus. Aku menurut saja toh dengan memek aku juga uda merasakan nikmat. Lama kami melakukan dengan gaya itu aku mengajaknya kembali ke tempat tidur namun kali ini dengan posisi dia di atas, dwi sekarang lebih bisa mengatur pergerakannya.
“ooohh oohh,,yesss,,ooooohh”
“sayaaang nikmat sekali punya kamu”
“oooooooooooooooooooooooohhh” dwi mendesah-desah tak karuan
Semua gaya yang kami lakukan terasa dengan kenikmatan yang berbeda-beda tapi kali ini yang menurutku membuatku tak bisa menahan pejuku karena dwi lah yang mengatur pergerakan.
“yyaaannk aku mau keluar” kataku
“keluarin daalem yank bareeng ya”
“iya yank” tak lama setelah itu kami pun sama-sama orgasme.
Aahh sungguh nikmat rasanya bisa merasakan memek. Yang selama ini aku hanya bisa berfantasi sambil membayangkan cewek seksi, sekarang aku mengeluarkan maniku di dalam lubang memek cewek.
Kami pun terkulai lemas setelah sama-sama orgasme.
“enak banget yank, makasih ya” kataku
“punya kamu juga enak yang, tak salah jika aku mau kamu ajak nginep”
Kami bembali berciuman sebelum akhirnya kami berdua tertidur lelap. Pagi harinya kami pun cek out dari hotel, aku mengantarkan dwi pulang namun lagi-lagi tak sampai kerumahnya, hanya sampai kerumah sodaranya. Alasannya dia tidak ingin tau keluarganya tentang aku, ga masalah buatku yang terpenting jatah dari dia bukan kenal keluarganya. Disitu kami sempat melakukan sex lagi walau dengan waktu yang sebentar, akhirnya aku pamit pulang dan kembali mencium bibirnya.
Itulah kisah nyata pengalaman pertamaku bermain sex. Walaupun cewek yang pertama kali yang kuajak sex tidaklah seorang perawan, bahkan dulunya seorang cewek bayaran tapi buatku pengalaman yang diberikan olehnya sungguh luar biasa dan tak bisa terucap oleh kata-kata. Ini benar-benar terjadi nyata dalam kehidupanku tidak dibuat-buat ataupun dikarang.

Lihat :  Cerita Ngentot Keluar Darah Perawan

Tamat

Cerita Sex Cewek SMA Pake Obat Perangsang Wanita

$
0
0

Cerita Sex Cewek SMA Pake Obat Perangsang Wanita – Selesai mandi aku ke ruang tamu nonton bola, beberapa orang tetanggaku datang ke rumahku seperti biasanya kalau ada pertandingan bola live rumahku rame layaknya bioskop. Di sela-sela nonton kami sering mengobrol mulai update politik, kabar tetangga sampai urusan wanita. Pak Salman adalah seorang tetanggaku yang tekenal suka bercanda tapi yang berbau pornografi, dia tiba-tiba nyeletuk katanya dia membeli sebuah obatperangsang wanita Cair yang harganya mahal, diapun mulai cerita panjang lebar tentang khasiat obat Perangsang Cair itu katanya bisa meningkatkan libido wanita dengan cepat.

Akupun iseng-iseng minta ke dia obat perangsang wanita itu pengin buktikan, karena kami memang sudah cukup akrab diapun tanpa pikir panjang memberikan sebotol kecil obat perangsang wanita itu, tapi pesannya jangan dipakai semua, sisanya dia minta dikembalikan, percaya ga percaya akupun mengambilnya, meski dalam hati bertanya juga mau dicobain ke siapa ya, wanita di rumahku Cuma ada pembantuku sementara istriku sedang pulang ke rumah orang tuanya…. ah sudahlah sementara disimpan dulu…

Pertandingan bola sudah berlangsung 45 menit, televisi sudah menghadirkan komentator dan diselingi iklan, di waktu jeda seperti itu bapak-bapak biasanya juga ikut komentar sambil ngobrol satu sama lain. Akupun ke luar sebentar untuk menjernihkan mataku yang sedikit pedes, aku keluar di halaman rumah untuk beberapa saat. Kemudian muncullah dua anak SMA masih dengan seragamnya menyapaku karena lewat depan rumahku, aku mengenali mereka berdua anak tetangga RT sebelah, namanya Fera dan Dita. Setelah berjalan beberapa langkah melewati rumahku tiba-tiba mereka berhenti dan sepertinya saling berbisik kemudian kembali lagi mendekatiku, mereka menyodorkan sebuah Proposal untuk kegiatan Karangtaruna, aku terima proposalnya dan aku suruh mereka kembali lagi nanti sore untuk ambil uangnya.

Akupun masuk ke rumah melanjutkan nonton TV pertandingan sepakbola, semakin seru dan sesekali bapak-bapak bersorak ketika tim kesayangannya berhasil menjebol gawang lawan. Beberapa menit kemudian pertandinganpun selesai dengan hasil imbang 2-2. Satu persatu mulai pamit pulang dan rumahkupun kembali sepi. Pembantuku mulai membersihkan ruangan dan mencuci gelas-gelas kotor karena memang tadi tetanggaku banyak sekali yang datang. Perutku mulai terasa lapar dari tadi belum makan, akupun menuju ruang makan.

Pembantuku membuatkan teh panas dan menaruhnya di dekatku, ide jahil muncul dalam pikiranku, aku ingin menguji keampuhan obat perangsang cair yang diberi Pak Salman tadi, kuteteskan obat Perangsang cair ke dalam teh panas dan aku memanggil pembantuku, “Dina, ini tehnya buat kamu aja, aku dari tadi sudah terlalu banyak minum manis, aku air putih saja”. Dina pun memberikan air putih kepadaku dan membawa teh panas itu ke dapur. “Jangan dibuang lo Din, sayang, kamu minum aja gapapa”, kataku.

Dan jebakanku pun berhasil, kuperhatikan dari ruang makan, Dina meminum teh panas yang sudah kucampur dengan obat perangsang wanita tadi. Hampir setengah gelas ia teguk, dan ia melanjutkan mencuci gelas dan piring, beberapa saat kemudian ia meminum lagi teh itu dan menghabiskannya, mungkin karena gelasnya mau sekalian dicuci.

Wah, jebakanku berhasil, Dina sudah meminum semua, aku tinggal menunggu reaksi obat perangsang wanita itu. Beberapa menit kemudian Dina mengambil sapu untuk membersihkan ruang tamu, aku pura-pura cuek masuk ke kamar dan membaca koran, tapi pintu kamar kubiarkan terbuka untuk memperhatikan gerak-gerik Dina dari kejauhan, ternyata benar gelagat Dina mulai tampak aneh, dia menyapu tak selincah biasanya, tatapannya seperti melamun mirip orang yang sedang memikirkan sesuatu.

Dina meletakkan sapunya dan masuk ke dalam kamarnya.
Aku keluar kamar pura-pura ke kamar mandi, sesampai di depan kamar Dina kuintip dia dari lubang yang di pintu.

Wah….dugaanku benar, Dina masturbasi untuk memuaskan nafsunya, ternyata khasiat
obat perangsang wanita itu sudah terbukti, kulanjutkan mengintip Dina mencoba tak mengeluarkan suara, takut mengganggu konsentrasi Dina, lagipula aku menikmati pemandangan itu, ternyata tubuh Dina indah juga, wajahnya nampak cantik sewaktu melakukan masturbasi, dia membuka lebar-lebar pahanya, selangkangannya diraba-raba dengan tangannya sendiri dan satu lagi tangannya meremas-remas payudaranya.

Matanya terpejam bibirnya sedikit tergigit seperti menahan nikmat yang begitu hebat. Kemudian jarinya ia masukkan ke dalam Vaginanya yang lebat dengan rambut hitam di sekelilingnya. Dikocok-kocoknya memek Dina jarinya keluar masuk semakin cepat kemudian melambat dan kemudian dipercepat lagi, dimainkannya itil yang sedikit nampak berwarna merah, diputar-putar kemudian digesek-gesek. Wajahnya mendongak ke atas dengan mata tetap terpejam Dina mempercepat jarinya keluar masuk ke dalam vaginanya.

Terus terang akupun mulai terangsang, aku membuka perlahan retsletingku dan kukeluarkan kontolku, dengan tangan kananku kuurut-urut penisku maju mundur, aku onani di depan pintu kamar Dina. Sambil terus mengintip dari lubang pintu itu kubayangkan aku sedang meniduri Dina, aku berada di atas tubuh Dina dan memasukkan penisku ke dalam memeknya, bayangan itu semakin jelas dalam pikiranku yang semakin kotor, aku mengocok penisku terus menerus tapi berusaha tak mengeluarkan suara, takut Dina mengetahuinya, beberapa saat kemudian Dina sedikit mengerang tapi mencoba menahan suaranya, pinggulnya naik sedikit ke atas kepalanya merebah ke samping tangannya keluar masuk memeknya semakin cepat dan kemudian terhenti,

Cerita Sex. Dina terkulai lemas sepertinya dia sudah mencapai puncaknya, Dina orgasme, sementara aku masih onani karena nanggung penisku sedang nikmat-nikmatnya dikocok, kuintip Dina masih terkulai lemas dengan pahanya masih terbuka lebar, kukocok-kocok kembali semakin cepat sambil kuperhatikan gundukan memeknya yang basah, oh menggairahkan sekali, tak lama kemudian aku pun mengeluarkan sperma di depan pintu Dina, cepat-cepat kubersihkan dengan keset di dekat pintu kamarnya dan kumasukkan kembali kontolku, aku pun kembali ke kamarku berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

Dari kamar kulihat Dina melanjutkan menyapu lantai ruang tamu, kuperhatikan Dina dan kuingat pemandangan tadi ternyata Dina cantik juga sewaktu telanjang.

Jam menunjukkan pukul 5 sore, aku keluar dari kamar untuk memberi makan ikan-ikanku di akuarium, Dina mendekatiku membawa sebuah tas kecil, dia tampak cantik sepertinya segar habis mandi dan berdandan dengan sedikit make up di wajahnya, dia pamit mau pulang karena di rumahnya ada hajatan mungkin besok sore baru bisa kembali lagi.

aku memberi uang Rp.50.000 untuk naik angkot dan ojek. Dina pun berlalu dari pandanganku dan kuperhatikan dari belakang bokongnya yang tampak sintal dan seksi, kubayangkan dia telanjang seperti tadi sore waktu dia aku intip sedang masturbasi. Dina memang cantik untuk ukuran seorang pembantu, sayang mungkin karena faktor ekonomi jadi orangtuanya tidak mampu membiayainya sekolah.

Beberapa saat kemudian pintu rumahku diketuk, sepertinya ada tamu.
Ternyata Dita, anak SMA yang tadi memberiku proposal dan aku janji mau memberikan sumbangan sore ini, aku menyuruhnya masuk. “Mana Fera?”,tanyaku. “Fera ke rumah Pak RW ngambil sumbangan juga, kami bagi tugas”,jawab Dita. Aku pun masuk ke dapur dan membuat Dita minuman, saat memasukkan gula ke dalam gelas, muncul niat jahilku, aku teringat dengan obat tetes yang tadi sukses mengerjai Dina pembantuku.

Akupun mencoba untuk ngerjain Dita, kuteteskan beberapa tetes ke dalam teh yang aku buat untuk Dita dan kubawa ke ruang tamu. Aku mempersilakannya minum dan kukatakan padanya bahwa pembantuku sedang ada perlu dan pulang ke rumahnya, jadi aku yang membuatkan minuman. “Ah jadi ngrepotin om, makasih ya”, Dita meminum seteguk dan kami pun ngobrol, kuperhatikan Dita menjelaskan panjang lebar tentang kegiatan yang akan dilaksanakan sambil kuperhatikan sesekali dia meneguk minuman yang kucampur obat tetes itu.

Aku menunggu reaksinya tapi berpura-pura memperhatikan apa yang dia omongkan. Beberapa menit kemudian Dita mulai tersedak, omongannya mulai sedikit gagap dan sebentar-bentar terhenti, aku tersenyum kecil dan dalam hati bersorak karena
obat perangsang wanita itu mulai menunjukkan reaksinya, kaki Dita bergerak-gerak kecil seperti menggesekkan pahanya ke memeknya, tapi dia berusaha menyembunyikannya dariku, padahal aku tahu itu karena libidonya mulai naik. “Minumnya dihabiskan mumpung masih anget, apa aku tambah lagi?” kataku.

“ah u…udah ga usah ma…makasih”, jawabnya sambil sedikit terbata dan menghabiskan minumnya, Dita berdiri dan mau pamit. Dia mengulurkan tangannya untuk bersalaman, kupegang tangannya dan kurasakan sedikit bergetar.

“Nanti aja pulangnya, kita ngobrol dulu”, kudekati tubuhnya dan kupegang tangannya yang satu lagi. kami pun berpegangan tangan dan berdiri berhadapan, Dita mulai salah tingkah, kutarik tubuh pelan-pelan dan sedikit menyentuh tubuhku, kurasakan dadanya berdegup kencang dia menundukkan pandangannya. Kuangkat dagunya dan dia menatapku, kami bertatapan dengan mesra kusentuh bibirnya yang mungil, Dita diam saja dan kurasakan dadanya semakin berdegup kencang.

Kudekatkan tubuhku hingga tubuh kami bersentuhan kupegang pinggulnya, dan menariknya ke tubuhku pelan-pelan. Kudekatkan bibirku ke wajahnya, kusentuh bibirnya dengan bibirku, Dita diam saja malah memejamkan matanya seolah mengijinkan aku menciumnya, selanjutnya bibir kami pun berpagutan, kami berciuman cukup mesra layaknya dua orang yang saling mencintai. Tanganku mulai bergerilya, kuremas-remas bokongnya dengan tanganku, kontolku mulai ereksi karena bersentuhan dengan memeknya yang kenyal. Tubuh kami bergerak-gerak seperti sedang mencari kenikmatan yang mulai terasa mengalir ke darah kami masing-masing.

Kudorong tubuhnya ke pintu kupeluk dia dan ciuman ku turunkan ke lehernya, kuciumi lehernya yang putih dan itu membuat Dita semakin pasrah dalam kenikmatan, kuturunkan lagi wajahku menciumi dadanya, sambil perlahan tanganku mengangkat kaosnya ke atas, kuremas dadanya dengan tanganku, Dia menggelinjang kuciumi kembali lehernya dan kubuka pengait BHnya dari belakang.

Kini puting susunya nampak jelas di depanku, kumainkan dengan jariku dan kuremas-remas kemudian kuhisap-hisap, Dita menggelinjang dan menggoyang-goyangkan tubuhnya. Dita mulai kesetanan, aku semakin bernafsu saja melihat Dita yang pasrah menyerahkan tubuhnya untuk kunikmati.

Tanganku turun ke bawah menyelinap ke dalam celana Dita, kurasakan kehangatan memek Dita yang masih mungil, kugesek-gesek dengan jariku dan kucoba memasukkan dengan lembut jariku ke dalam memeknya.

Dita memegang tanganku seperti menahan dan menyuruhku memasukkan jariku dengan perlahan. Akupun memasukkan jariku jauh lebih ke dalam, Dita mendesah semakin nikmat. Aku juga semakin bersemangat mengocok-ngocok jariku ke dalam vaginanya.

Tanganku ingin semakin bebas meraba-raba memeknya sehingga aku turunkan saja celana Dita sekaligus celana dalamnya, Dita memelukku erat seperti tidak ingin kehilangan kenikmatan itu. Kubalas pelukannya dengan memeluknya juga semakin erat, kuraba-raba memeknya dan kujilati puting susunya. Aku sangat menikmati permainan itu.

Kugendong tubuh Dita masuk ke dalam kamarku, kurebahkan dia di atas kasur, kutelanjangi dia dan dia diam saja hanya sedikit menutup vaginanya dengan tangannya mungkin malu. Akupun melepaskan baju dan celanaku, sehingga kami berdua sama-sama telanjang bulat. Aku tidak menyangka bisa mendapatkan rejeki nomplok sehebat ini.

Lihat Juga :  Cerita Ngesex Hot Dengan ABG Manis

Seorang cewek cantik SMA yang tentunya sedang nikmat-nikmatnya kini bertelanjang bulat di depanku dan pasrah aku entot. Oh ini berkat obat perangsang wanita Potenzol dari Pak Salman. Aku membuka pahanya lebar-lebar dan menidurinya, kuciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas kedua belah dadanya, penisku seperti menemukan sarangnya, tangan Dita memegang penisku dan mengarahkan ke dalam lubang senggamanya, beberapa saat kemudian sleeppppp penisku masuk ke dalam vagina Dita, dinding vagina yang masih sempit memberikan sensasi kenikmatan yang luar biasa bagiku. penisku seperti disedot-sedot oleh memeknya, sempit kenyal dan hangat,oh nikmat sekali.

Kukeluar masukkan Penisku dengan lembut karena takut menyakiti Dita, kukocok-kocok dengan perlahan kukeluarkan dan kumasukkan lebih ke dalam. Dita mengerang kenikmatan, bibirnya digigit dengan giginya, aku juga semakin nikmat saja. Kuangkat pahanya ke atas, kutarik penisku dan kumasukkan dari arah atas memeknya, kumasukkan lagi perlahan dan sleepp… kontolku masuk lagi ke lubang memeknya yang semakin hangat, kini penisku menancap semakin dalam di lubang vagina Dita.

Dita memelukku semakin erat, terus saja kukocok-kocok kontolku keluar masuk dan semakin cepat kemudian semakin cepat dan penisku terasa panas spermaku seperti mau keluar, cepat-cepat kucabut penisku takut spermaku masuk di dalam, nanti Dita hamil. Kugesek-gesekkan kontolku di belahan dada Dita, tangan Dita membantu mengurut-urut penisku, dan cuuurrrr spermaku pun keluar membasahi dada Dita.

Kukocok-kocok terus untuk membersihkan sisa-sisa sperma di dalam penisku.
Oh nikmat sekali ngentot memek anak SMA, kapan-kapan akan kuulangi lagi, Dita sudah bersedia menyerahkan tubuhnya ke aku, ah siapa tahu besok Fera atau temannya kesini akan kuberi obat perangsang Ampuh juga dan akhirnya … kuentot juga… ahhh ahhh aaaahhh nikmatnya….

Tamat

Cerita Dewasa | Merasakan Tubuh Tante Cantik Bergetar

$
0
0

Cerita Dewasa | Merasakan Tubuh Tante Cantik Bergetar – Ketika saya masih berusia 15 tahun dan baru masuk ke SMA kelas 1 di kota Bogor. Ayahku adalah seorang perwira menengah AD yang sedang sering berpindah- pindah kota sesuai dengan penugasannya. Saat itu ayahku dipindah tugas ke Maluku, aku dan kakak perempuanku tidak bisa ikut pindah, karena saya masih baru masuk SMA dan kakak perempuanku di kelas akhir SMA. Jadi, aku dan kakakku tetap tinggal di kota Bogor sambil ditemani seekor anjing dan seorang pembantu setia keluargaku, Bi Tuti seorang janda berumur sekitar 28 tahun, yang berkulit bersih agak kecoklatan dan bertubuh montok dengan ukuran buah dada sangat besar. Karena ayahku telah pindah ke Maluku, kami terpaksa pindah dari rumah dinas ke rumah yang sengaja dibeli untuk kami berdua.

Rumahnya cukup besar dengan halaman di bagian belakang, kamarnya lima, tiga kamar berukuran besar, dan dua kamar yang lain berukuran sedang. Aku menempati kamar di bagian belakang,sedangkan kakak perempuankku di kamar tengah,dan kamar Bi Tuti berseberangan dengan kamarku,dekat kamar mandi. Bi Tuti berasal dari daerah Bandung Selatan. Ia sudah ikut keluargaku sejak berusia 17 tahun dan sempat berpisah selama setahun ketika kawin dengan seorang sopir bus antar kota tapi perkawinannya hanya berumur enam bulan karena bis yang di sopirnya tabrakan sehingga suaminya tewas.

Karena merasa kasihan, Ibu menawarkannya untuk kembali menjadi membantu keluarga kami seperti sebelumnya. Rupanya Bi Tuti menyambut tawaran itu karena dia sudah menjadi seorang janda. jadilah ia pembantu setia keluarga kami. Ketika aku lahir, Bi Tuti adalah orang yang menjadi pengasuhku. Artinya, kalau aku ngompol, dia yang mengganti celanaku, kalau aku mandi dia yang memandikan aku, sehingga Bi Tuti betul-betul orang yang sangat dekat denganku. Semenjak umur lima tahun sampai sebelas tahun, aku sering mandi bersama dengan Bi Tuti. Seringkali Bi Tuti menyuruhku menggosok-gosok punggungnya, dengan berjongkok di depanku sambil meremas- remas buah dadanya dengan kedua tangannya.

Kadang kala Bi Tuti mendesah dan badannya bergetar seperti kedinginan, “Kenapa bi?” tanyaku. “Nggak apa-apa Den, cuma ini bibi gatal” jawabnya sambil menunjuk buah dadanya. Ketika itu, aku belum ngerti apa-apa . Tapi ketika aku sudah umur dua belas tahun, aku tidak pernah diajak mandi bersama lagi sama Bi Tuti. Namun aku masih ingat dengan jelas kejadian dulu dan lekuk-lekuk tubuhnya serta bau badannya yang khas itu. Ingatan ini yang sering menggodaku untuk melamun di malam hari, sambil membayangkan tubuh telanjang Bi Tuti ada di depanku dengan buah dadanya yang besar dan memeknya yang ditutupi bulu tebal. Setiap melihat Bi Tuti, langsung kontolku tegang. Tapi keinginan itu tetap kutekan bertahun tahun, sampai akhirnya terjadilah peristiwa yang sampai saat ini tetap tetap kuingat, yakni kenangan pertama menyetubuhi seorang wanita.

Ceritanya begini. Sejak SMP aku mulai terangsang setiap kali melihat Bi Tuti mengepel lantai, yang biasa dilakukannya dengan menungging. Biasanya tiap pagi aku bersiap mengerjakan PR di meja makan atau meja ruang tamu sambil menunggu Bi Tuti lewat untuk melihat bagian atas dari buah dada Bi Tuti yang berayun-ayun dan pantatnya bergoyang saat dia menggerakkan kain pel kekanan dan ke kiri. Selain itu aku memandangi pahanya yang kadang terlihat kalau kain Bi Tuti tersingkap dengan tak sengaja saat dia sedang mengepel. Gumpalan buah dada Bi Tuti itu sering membuatku terhanyut untuk mencoba memegangnya.

Sungguh, saat itu aku ingin mengelus-elus, meremas-remas dan menciumi puting buah dada itu. Tapi, perasaan itu saya tekan karena aku masih kecil dan tidak berani untuk melakukan itu pada Bi Tuti. Tapi semakin lama kutahan keinginan itu semakin ring dan kuat perasaan itu muncul. Dan akhirnya aku mulai mendapat akal bagaimana caranya supaya Bi Tuti tidak sadar kalau aku mengerayangi tubuhnya. Ide itu kudapat setelah ada seorang teman sekelasku yang tertidur sangat nyenyak di kelas, seperti pingsan hingga tak seorangpun bias membangunkannya, hanya karena dia memakan setengah butir obat kepunyaan ayahnya yang berprofesi dokter bedah. Bagaimana kalau Bi Tuti kuberi obat tidur, lalu setelah tidur nyenyak kusetubuhi?

Dengan pikiran ini, aku main kerumahnya lalu kuminta sepuluh butir pil tidur pada temanku itu. Malamnya, seperti biasa aku nonton TV bersama kakak perempuanku dan Bi Tuti juga nonton, Biasanya, sebelum tidur Bi Tuti selalu minum segelas air teh manis yang sudah ada di kamarnya. Dengan pengetahuan ini, malam itu ketika kami lagi asyik nonton sinetron, aku pergi kekamarku lalu pura-pura ke kamar mandi, padahal aku pergi ke kamar Bi Tuti untuk memasukkan dua butir pil tidur, yang sudah kubikin jadi serbuk ke gelas Bi Tuti sambil kutambahkan gula putih supaya tehnya tetap manis. Setelah acara sinetron selesai, dan dunia dalam berita akan mulai, Bi Tuti beranjak dari ruang TV, beres-beres sebentar lalu kekamarnya untuk meminum air teh manisnya setelah itu dia ke kamar mandi untuk kencing dan gosok gigi.

Tapi sewaktu dia di kamar mandi, aku menyelinap masuk ke kamar tidurnya. Aku sudah hafal posisi kamar tidur itu sebab aku sering masuk secara diam-diam untuk mencari tempat dimana aku harus sembunyi. Tempat yang paling aman untuk sembunyi adalah di bawah tempat tidur Bi Tuti. Maka akupun menyelinap masuk ke kolong dan menunggu Bi Tuti masuk ke kamar. Sementara itu, kontolku sudah tegang karena sudah, terbayang apa yang akan terjadi. Langkah kaki Bi Tuti akhirnya semakin dekat dan klek.. klek.. crek.., pintu dibuka lalu ditutup lagi dan di kunci. Lalu kulihat kaki Bi Tuti berada di samping tempat tidur dan aku tahu dia sedang membuka baju dan kainnya.

Aku semakin tegang dan nafasku mulai agak memburu membayangkan tubuh Bi Tuti hanya ditutupi BH dan celana dalam saja.. ingin rasanya aku cepat keluar. Beberapa saat kemudian lampu utama kamar dimatikan, dan kamar kini diterangi dengan bola lampu lima watt warna hijau. Kurasakan langkah yang berat mendekatiku, lalu terdengar bunyi tempat tidur berderit, tanda Bi Tuti sudah merebahkan badannya di atas kasur. Aku mulai tidak sabar menunggu Rupanya pil tidur itu memang sangat manjur, baru lima menit aku sudah merasakan tidak ada gerakan-gerakan lagi di atas tempat tidur, dan kudengar desah nafas Bi Tuti sudah teratur, tanda ia sudah tidur nyenyak. Dengan gemetar maka akupun mulai merayap keluar dari kolong tempat tidur itu dan aku tidak langsung berdiri takut dia belum tidur. Kutunggu lima menit.. sepuluh menit.. lalu kucoba menarik kain yang belum sempat dibuka semua.. mungkin karena terlalu ngantuk.. dan tetap tidak ada reaksi. Akupun berdiri perlahan-lahan sambil mendengarkan desah nafas Bi Tuti. Cerita Dewasa

Akhirnya.. kulihat tubuh Bi Tuti telentang hanya memakai BH dan celana dalam warna hitam. Sementara tangan kirinya masih memegang kain tidak sempat dibuka semuanya. Saking ngantuknya membereskan kain dan bajunya. Aku menelan ludah beberapa kali melihat gundukan buah dada Bi Tuti naik turun seirama dengan desah nafasnya. Dengan tangan agak gemetar dan nafas agak ngos- ngosan, pelan-pelan dari samping tubuh Bi Tuti kuletakkan tanganku di perutnya lalu pahanya, lalu dengan lembut kusap-usap sambil meyakinkan diri bahwa dia sudah benar-benar tidak merasakan usapan itu. Akhirnya.. setelah aku yakin benar, tanganku mulai mengelus-elus buah dada Bi Tuti, lalu kuremas-remas dengan lembut.. rasanya uahh, setelah puas lalu kulepaskan BH Bi Tuti dengan tangan gemetar menahan gejolak keinginan untuk segera meremas dengan keras sambil menyedot putingnya.

Setelah BH terlepas, tergerailah dua buah dada Bi Tuti yang besar dengan kedua putingnya yang berwarna agak kehitaman. Ketika telapak tanganku menyentuh kulit yang lembut dan hangat terasa ada getaran aneh dalam tubuhku yang mendesak untuk segera meremas-remas. Dengan tidak sabar kuremas-remas buah dada itu sambil kuciumi dan kusedot-sedot putingnya bergantian.. aduhh nikmatnya.. kugigit.. kusedot.. untuk mereguk kenikmatannya.. kuendus-endus.. untuk menyerap baunya. Sementara tangan kananku terus meremas- remas, tangan kiriku mulai menjarah bagian bawah perut Bi Tuti, ketika kuusap-usap selangkangannya kulihat kepala Bi Tuti bergerak menggeleng. Aku kaget sekali.. langsung kuhentikan semua gerakan. Kutatap dalam-dalam wajah Bi Tuti untuk mengetahui apakah dia terbangun atau tidak. Ternyata, dia hanya memindahkan posisi kepalanya saja.. maka akupun semakin berani. Lalu aku pindah posisi, lalu naik ke tempat tidur mendekati kedua kakinya.. Kucoba untuk menurunkan celana dalamnya.. kuangkat pantatnya yang besar.. kutarik celana dalamnya.. Ya ampuun.. kulihat memeknya ditutupi bulu keriting yang menumbuhi bagian bawah pusar Bi Tuti.

Lihat Juga :  Cerita Dewasa Ngentot dengan Mamaku

Sementara bibir memeknya tampak bagai garis kehitaman. Ohh indahnya.. kontolku yang sudah tegang dari tadi, kian menegang dan berdenyut- denyut melihat pemandangan yang terhampar di depanku, Bi Tuti telanjang bulat. Akhirnya, kurenggangkan kedua kaki Bi Tuti, lalu aku mulai memainkan jari-jariku menyibakkan bulu-bulu membuka bibir memeknya lalu kucium dan kujilat- jilat.. biar agak bau tapi rasanya enaakk sekali.. terus kujilat-jilat sampai puas.. kurasakan tubuh Bi Tuti sedikit bergerak-gerak.. tapi aku tak peduli lagi.. akuu takk tahann lagii.. kedua kaki Bi Tuti lebih kurenggangkan lagi lalu kulipat dilututnya dan kutahan dengan tanganku.

Kutempatkan kedua lututku diantara pahanya dan aku mulai mengarahkan kepala kontolku ke bibir memeknya.. kutekan perlahan-lahan.. bless.. kutekan lagi..bless.. aduhh sempitnya.. ucoba lebih keras lagi.. bless.. terdengar bunyi prepett.. seperti kain sobek.. akhirnya kontolku asuk semua rasanya agak perih tapi enaakk.. nikmaatt.. aku terdiam sejenak merasakan hangat dan denyut memek Bi Tuti sampai kurasakan ada cairan hangat di seputar kontolku.. aku pun enarik kontolku perlahan-lahan.. kutekan lagi.. tarik.. tekan.. tarik.. tekan.. crep.. crep.. crep.. hh nikmat sekalii.. teruss sampai tangan dan pinggangku pegal.. Kurasakan kontolku mulai berdenyut-denyut dan ngilu-ngilu enakk.. dan akupun makin mempercepat gerakan-gerakan aju mundur.. sampai akhirnya kurasakan ngilu.. geli.. yang amat sangat.. aku tak tahann lagii.. utekan kontolku sedalam-dalamnya.. dan.. crett.. crett.. creett.. air maniku keluar banyak sekali agai hujan.. saat itu kurasakan tubuhku bergetar keras seperti menggigil kedinginan.. rasanya.. oohh.. tak terkira nikmatnya.. tak terasa tubuhku menindih tubuh Bi Tuti. Cerita Seks Bersambung ke Desahan Seorang Janda Menahan Kenikmatan Dientot

Tamat

Cerita Bokep Mabak Juminten yang Bahenol

$
0
0

Cerita Bokep Mabak Juminten yang Bahenol | Namaku Agus, 28 tahun, kisah ini terjadi 3 tahun lalu ketika aku memulai karir baru sebagai auditor di PTPN IV di kawasan perkebunan Teh di Jawa Barat. Aku tinggal seorang diri di rumah dinas mungil dan asri semi permanen di sekitar kebun. Untuk keperluan bersih2 rumah dan mencuci pakaian aku mempekerjakan seorang pembantu harian, mbak Juminten.

Wanita ini berumur 44 tahun, hitam manis, tinggi skitar 160 dan tubuhnya sedikit gempal. Mbak Juminten asli Solo, dia menikah dan ikut suami yg bekerja di perkebunan ini. 5 tahun yg lalu suaminya wafat dan meninggalkan seorang balita perempuan berumur 5 tahun. Mbak Juminten mengontrak rumah kecil di desa sekitar perkebunan bersama ibu mertuanya yg sdh tua.

5 bulan mbak Juminten melayani keperluanku dgn baik, meski agak pendiam dan memang kami jarang bertemu kecuali di akhir pekan. Gaji yg aku berikan sebenarnya diatas pasaran, ttp mungkin karena besarnya kebutuhan beliau sesekali meminjam uang dariku. Belakangan mbak Juminten meminjam uang lebih besar dari biasanya, setelah aku tanya dgn detail akhirnya dia mengakui telah terjebak rentenir akibat kebiasanya membeli togel dan arisan.

Tidak mengerankan, hanya beberapa bulan berlalu mbak Juminten telah meminjam uangku lebih dari 2 jt, dan pada usahanya meminjam terakhir aku menolaknya dengan halus. Pagi itu dia sangat bingung dan panik, dengan meneteskan air mata beliau mencoba terus memohon utk memberinya pinjaman sekitar 1,5 jt utk menutupi tuntutan hutang dari bandar judi togel di desa. Aku kembali menolak dengan tegas, dan mbak juminten terus terisak.

Aku memperhatikan wanita paruh baya ini dgn seksama, wajahnya seperti kbanyakan wanita jawa pada umumnya,tdk cantik tp aku akui masih terlihat lebih muda dari umurnya. Dan sebenarnya selama ini juga aku sesekali melirik tubuh bawahnya yg msh kencang dan bahenol walau pikiran kotorku tdk melangkah lebih jauh.

Semalam, aku dan beberapa temanku sempat iseng nonton film blue sambil makan sate kambing dari warung makan Pak Kirun di ujung desa dan minum beberapa botol anker bir. Pagi itu terasa akumulasinya. Kesadaranku belum begitu pulih. Aku mencoba menepis pikiran itu, bagaimanapun itu bukan diriku yang sebenarnya. Mbak Juminten juga jauh dari tipe wanita yg aku inginkan. Terlebih aku takut dengan akibat yg bisa saja terjadi. Bagaimana kalau dikemudian hari kenekatanku akan berbalik menjadi bencana utk diriku dan karir.

Pikiranku masih silih berganti antara pertimbangan kotor dan waras. Mbak Juminten masih duduk bersimpuh di depanku sambil melelehkan air mata. Ruangan menjadi sunyi. Well, aku tidak mungkin tega menolak permohonanya, tapi setidaknya dia harus belajar utk berfikir panjang.
“Jangan duduk di lantai mbak, dikursi aja, saya jadi gak enak” aku memulai bicara.
“Nggih Den..”

Dia bangkit untuk berdiri,bagian bawah pada daster lusuh itu sedikit tersingkap ketika dia berdiri, ada bagian yg tidak sengaja menyangkut pada tonjolan kepala peniti pada kancing terbawahnya,sebagian pahanya yang besar dan lututnya terkuak dihadapanku beberapa detik. Buru2 dia menariknya kebawah begitu tersadar. Pikiranku kembali kacau.

“Hmm…bingung saya mbak..”Jawabku, kepalaku masih terasa pusing hasil minum2 semalam, aku menekan sisi kiri kepalaku.
“Kenapa den, pusing?” Tanya mbak Juminten.
“Iyah, semalem begadang sm temen2..” Jawabku.
“Mbak ambilin aer putih sebentar..”Serunya sambil segera berlalu ke dapur.

Sekelebat aku masih sempat melihatnya melangkah pelan, setan makin kuat mempermainkan pikiranku. Bongkahan pantat itu bergoyang2 dibalik daster, mungkin pakaian dalamnya sdh sempit, dan bayangan tentang pahanya yg td sempat terlihat itu makin menggangguku.

“Makasih mbak” ujarku ketika menerima segelas air putih dan meminumnya perlahan.

Mbak Juminten masih berdiri di depanku, menungguku selesai minum. Aku menyumpahinya dalam hati, melihat tubuhnya lebih dekat seperti itu pikiranku makin terpuruk.
“Duduk aja mbak, santai aja, kita bicarain dengan tenang ” ujarku.
“Iya den..” Jawabnya pelan.
“Gak kebanyakan mbak mo minjem segitu?, terus terang saya keberatan, kayaknya yg kemaren2 sudah cukup..” Ujarku memulai kembali pembicaraan.
“Sebenernya utangnya sejuta tuju ratus den, tapi mbak nambain pake simpenan dirumah, tolong banget den, mbak sebenernya malu banget tp kepaksa..”Jawabnya dengan suara lirih.

“Waduh..”Jawabku terputus.
Aku kembali terdiam, kepalaku masih terasa pusing. Aku menatap pemandangan luar dari jendela. Sebenarnya tidak jadi soal utk soal jumlah uangnya, cuma sisi gelapku masih mencoba meyakinkanku utk mengambil kesempatan.

Mbak Juminten menatap ke lantai, pikiranya masih kalut. Dia menanti jawabanku dengan putus asa. Aku akhirnya menyerah, biarlah, ini utk terakhir aku membantunya, dan berharap dia segera pulang agar sesuatu yg terburuk tidak terjadi pagi ini.
“Okay mbak, sebenarnya ini berat buat saya..” Ujarku.
“Mbak rela ngelakuin apa aja den supaya den percaya mbak mau balikin uangnya..”Sergahnya.

“Apa aja..” Waduh, kata2 itu sangat menggelitik benakku. Perempuan bodoh, seruku dalam hati.
“Ngelakuin apa aja maksudnya apa nih mbak..”Tanyaku sambil tersenyum.
“Apa aja yg den agus minta mbak kerjain ..”Jawabnya lugu.
“Selain urusan rumah memang apa lagi yg bisa mbak kasih ke saya?” Kalimatku mulai menjebak.
“Hehe..apa aja den..” Jawabnya sambil tersipu.
“Mbak..mbak..hati2 klo ngomong..”Aku menghela nafas menahan gejolak batin.
“Maksudnya apa den..”Tanyanya heran.
“Saya ini laki2 mbak, nanti kalo saya minta macem2 gimana..”Lanjutku mulai berani.
“Mbak gak paham den..” Wajahnya masih bingung.
“Yaa gak usah bingung, katanya mau ngelakuin apa aja..”Godaku.
“Yaa sebut aja den, nanti mbak usahain kalo memang agak berat dikerjain..”Jawabnya.
“Walah..mbak..mbak..yaa sudah saya ambil uangnya sebentar, tapi janji yah dikembaliin secepatnya”aku berusaha menyudahi percakapan ini.
“Makasih den..makasih banget..”Jawabnya lega.
“Tapi emangnya den Agus tadi mau ngomong apa,mungkin mbak bisa bantu?”Lanjutnya.

Aku yg tengah berjalan menuju kamar terhenti, kali ini pikiranku sudah tidak terkontrol lagi, kalimat itu seperti akan meledak keluar dari mulutku.

Aku membalikan badan, menatapnya dengan seringai aneh.
“Mbak yakin mau nurutin apa aja kemauan saya?”Sergahku.
“Iya den, ngomong aja..”Jawabnya.

Dasar perempuan bodoh ujarku dalam hati.
” Saya kepengen mbak masuk ke kamar saya..”Kalimat selanjutnya seperti tercekat ditenggorokan.
“Terus Den?” Tanyanya penasaran.
” Mbak temenin saya tidur..”Ucapanku serasa melayang diudara, jantungku berdegup kencang.

Wajahnya sontak kaget dan bingung. Aku tau dia pasti akan bereaksi seperti itu, tapi salahnya sendiri. Aku sudah berusaha keras utk menahan diriku utk tidak berniat aneh pada dirinya tapi kesadaranku belum penuh utk melawan kegilaan ini.

“Maksudnya..maksudnya apa den..mbak kok jadi takut..”Wajahnya mulai memucat.
“Iya temenin saya di ranjang, saya lagi kepengen gituan dengan perempuan sekarang..”Jawabku, aku tau mukaku memerah.

“Mmm…tapi..tapi itu kan gak mungkin den..”Ujarnya dengan suara pelan.
“Mungkin aja kalo itu syaratnya mbak mau pinjem uang..”Jawabku .

Ruangan kembali sunyi, mbak Juminten tertunduk, menggenggam kedua tanganya dengan gelisah. Ada rasa sesal telah mengucapkan kalimat tadi, tapi sudah terlanjur. Aku sudah tidak mungkin menariknya, sekarang biar sisi gelapku yg bertindak.
“Gimana mbak?” Tanyaku sambil kembali duduk dikursiku.
“Tapi itu gak mungkin Den..gak mungkin..mbak bukan perempuan kaya gitu..” Jawabnya, suaranya kembali lirih.
“Hhhh…” Aku menghela nafas berat.

Mbak Juminten wajahnya kembali muram, matanya menatap ke luar pintu, kosong, sperti berpikir keras.
“Mbak gak nyangka kok aden bisa2nya minta yang kaya gitu..mbak ini sdh tua..gak pantes ..”
Aku diam beberapa saat. Ada rasa amarah tanpa alasan bermain dipikiranku.
“Itulah laki2 mbak..” Hanya itu kalimat yg bisa meluncur dari mulutku.

Dia mungkin menyesal telah mengucap kata2 yg tadi memancing kenekatanku. Tapi situasinya sudah terjepit, wanita lain mungkin akan menghardiku dan segera pergi menjauh, sementara mbak Juminten tidak punya pilihan lain.

“Sekarang terserah mbak, saya tetep kasih uang yg mbak minta, kalo mbak mau menuhin kemauan saya okay, gak juga silahkan..”Jawabku pelan sambil melangkah ke kamar.

Aku kembali ke ruang tamu dengan sejumlah uang ditangan. Aku meletakanya pelan di atas meja kecil di depannya. Wajahnya masih terlihat tegang, dia hanya melirik sebentar ke arah meja kemudian kembali tenggelam dalam pikiranya.

Kami kembali sama2 membisu. Sesekali aku menatapnya, dia menyadari tengah diperhatikan olehku.

“Den…apa aden yakin …?” Tiba2 dia berucap.
“Sebetulnya saya gak tega mbak, tapi entahlah..itu yg ada dalam otak saya sekarang..terserah mbak de..”Jawabku dengan tenang.

Matanya berkaca2 menatap langit2 ruangan, perasaanya pasti tertekan. Dia kembali terdiam.

“Hmmmm…baiklah Den..mbak gak tau lagi mo ngomong apa, atau harus kaya mana sekarang..kalo itu maunya aden..terserahlah..jujur aja mbak teh takut banget..mbak bukan prempuan gitu den..mbak memang janda..tapi bukan..”
“Sudahlah mbak, klo memang bersedia, skarang saya tunggu di kamar, kalo keberatan, silahkan ambil uangnya dan segera pulang..”Ujarku tegas, kemudian aku bangkit berdiri dan melangkah ke kamar.

Aku membaringkan tubuhku di kasur, trus terang aku pun dilanda ketakutan.Aku tengah dilanda gairah, tapi was2 dengan kemungkinan buruk yg bisa saja terjadi.

Butuh beberapa menit menunggu, pintu kamarku yg memang tidak terkunci perlahan2 bergerak terbuka. Mbak Juminten melangkah masuk sambil tertunduk, terlihat sangat kikuk.

Dia berdiri menatapku di samping ranjang, tatapanya penuh arti. Well, kalo saja aku tidak terlanjur berpikiran mesum mungkin aku segera berlari keluar kamar, aku merasakan takut yg sama seperti yg dirasa mbak Juminten.

Tapi aku berusaha tenang, aku bangkit dan duduk di pinggir kasur.
“Mbak yakin mau ngelakuin ini”?tanyaku.
“Hhh..sekarang smuanya terserah aden aja..”Jawabnya pasrah.

Aku menatapnya lekat2, pandanganku menelusuri seluruh tubuhnya, seperti ingin menelannya hidup2.

Tangan kananku meraih jemari kiri tanganya. Aku memegangnya pelan, jemari itu terasa dingin dan gemetar.

Memang sudah harus kejadianya seperti ini, apa lagi yg aku tunggu ujarku dalam hati. Makin cepat makin baik, setan itu membisiki bertubi2.

Aku menarik tangan itu agar tubuhnya mendekat. Niatku sebelumnya ingin memeluknya terlebih dahulu, tapi nafsuku sudah tidak tertahankan. Aku segera meneruskan dorongan tubuhnya yg limbung terhempas ke atas kasur.

Begitu dia terhenyak di sampingku, aku langsung menerkamnya, menghimpitnya dibawah tubuhku dan ciumanku langsung mendarat dibibirnya.

Aku tidak memberikanya waktu utk berpikir, aku melumat2 bibirnya, menciumi dengan kasar lehernya dan trus bergerak menjelajahi bagian dadanya.

Nafasnya tersengal, wajah itu masih terkaget2 dengan apa yg sedang aku lakukan. Jemariku segera beraksi, aku menjamah bongkahan pahanya dibawahku, daster itu telah tersingkap ke atas.

Aku seperti kesetanan menciumi pahanya yg besar, mengecup berkali2 selangkanganya dan jemari tanganku yg lain langsung meremas buah dadanya. Gerakanku cepat terburu nafsu.

Sebentar saja seluruh tubuhnya telah ku jamah. Aku masih menciuminya membabi buta. Tak lama kemudian aku bergerak cepat membuka lepas pakaianya.

“Den..jangan den..sudaah..” Serunya ketika aku kembali menciuminya,hanya hanya bra dan celana dalamnya yg tersisa menutupi tubuhnya. Seraya kedua tanganya berusaha mendorong tubuhku.

Aku tidak memperdulikan perlawananya. Aku menduduki perutnya sambil kedua tanganku bergerak melepas bajuku.

Nafasku memburu, yg keluar dari mulutku hanyalah desahan penuh nafsu angkara murka. Wanita ini makin ketakutan melihatku.

Kemudian aku bangkit berdiri di atasnya. Kedua tanganku bergerak cepat melepas celana pendek dan celana dalamku. Mbak Juminten menangis.

Aku tidak perduli lagi, kejantananku telah berdiri mengacung di atasnya, mbak Juminten makin panik melihatku. Jemariku bergerak2 mengocok2 cepat batang penisku sehingga semakin keras berdiri, matanya terpejam basah.

“Den..sudahlah den…jangan..sudahlah..mbak gak jadi pinjem uang..sudaaah..”Jeritnya ketika aku kembali menduduki perutnya. Dia berusaha meronta tapi kedua tanganku dengan kuat menahan tanganya pada kedua sisi bantal.

“Sudah telat mbak” Suaraku bergetar menghardiknya.

Aku memaksa kedua paha sekel itu terbuka, dia masih berusaha menutupnya rapat. Kami bergumul beberapa saat, begitu ada celah aku segera menekan kuat selangkanganku di dalam jepitan pinggul mbak Juminten.

Dengan gerakan kasar aku menarik ke samping paha kirinya. Tanganku langsung bergerak menuntun penisku ke arah vaginanya.

Aku sempat salah memposisikanya, dorongan penisku menggesek keluar di atas permukaan kemaluanya. Pada percobaan kedua kepala penis itu langsung menusuk masuk.

Mbak Juminten menjerit terperikan oleh rasa sakit..Wajahnya meringis,matanya menyipit menahan perih diselangkanganya. Dia sangat terkejut ketika benda itu menerobos masuk.

“Ahhh…shhh…oohhh..” Desahku,terasa nikmat menjalar melalui kejantananku hingga naik ke otak, aku seperti terbakar. Melihat kemaluan mbak Juminten yg berbulu lebat membuatku makin bernafsu. Tubuh kami masih terdiam kaku beberapa saat.

Aku sedikit menarik penisku dan menusuknya kembali di dalam, mbak Juminten kembali tersedak,urat lehernya menegang, matanya menatap ke arah selangkangan, lelehan air mata itu masih mengalir dipipinya.

Aku kembali mengulanginya, kali ini aku mendorongnya lebih keras. Mbak Juminten makin menjadi tangisnya.
“Ouhh..huuhuu..huhuu..deen..sudah denn…sudaaah..” Rintihnya sambil memegang bahuku keras.

….Selanjutnya aku lupa diri, aku meliuk2 menyodok selangkanganya. Penuh tenaga, makin lama makin cepat gerakanku. Bunyi derit ranjang kayu itu menambah seru suasana.

Wanita ini memiliki tubuh yg cukup menawan. Meski sudah berumur tapi kulitnya masih kencang, bokongnya tebal dan bahenol. Pahanya yg besar itu mulus meski tidak putih, melingkari pinggulku.

Aku beringas menghempas2 tubuhnya di bawahku. Mbak Juminten telah berhenti menangis, matanya terpejam, hanya terdengar suara nafasnya yg terputus2, buah dadanya bergoyang2 mengikuti gerakanku. Wanita ini sudah pasrah dengan apa yg tengah terjadi.

Bahkan ketika aku merubah posisi, mengangkat kedua pahanya ke atas, menahanya tergantung di udara dengan kedua lenganku,kembali penisku terbenam,mbak Juminten hanya diam. Hujamanku makin bebas dan dalam menjajah vaginanya yg terkuak lebar.
“.. Plok..plok..plok..” Suara gesekan selangkangan itu terdengar jelas ditelingaku.

Kemaluan mbak Juminten yg basah makin menghangatkan batang penisku di dalam. Sesaat lagi aku sudah tidak kuat menahan desakan, aku seperti kesetanan menggenjotnya. Mbak Juminten seperti mengerti apa yg akan segera terjadi.

“Den..tolong.. jgn keluarin di dalem den..tolongg…” Serunya memohon dengan suara gemetar.

Aku tidak menjawab, aku tengah fokus ingin menuntaskan aksiku. Sedikit lagi akan sampai.

Mbak Juminten memekik menyebut namaku saat tusukanku tiba2 berhenti, tubuhku tengah meregang.
“Deenn..cabut deen…” Serunya panik sambil menekan perutku ke belakang.

Aliran sperma itu bergerak naik mendekati pangkal penisku, jemariku telah kuat mencengkram sprei. Beruntung aku masih sempat menarik batang penisku keluar dan tepat sedetik kemudian semprotan pertamanya melompat keluar.
“Ahhhhh…sshhhhhh…mbaaak…aduuhhhh…..” Jeritku panik.

Belasan kali cairan hangat itu menghantam sebagian perut mbak Juminten. Aku terpapar kenikmatan luar biasa, mataku terpejam beberapa saat hingga akhirnya semuanya usai.

Mbak Juminten melihat proses akhir tadi dengan seksama, dia memperhatikan wajahku yg meregang, matanya was2 melihat penisku memuntahkan cairan kental itu membaluri perutnya.

“Sudah den..sudah puas ?” Ujarnya beberapa saat ketika aku masih tersengal diam di atasnya, air mata itu kembali mengalir dari pinggir pipinya.Kalimat itu serasa menamparku.

Rasa penyesalan perlahan2 merayap . My gosh, aku baru saja menodai perempuan ini. Bagaimana mungkin hingga aku bisa sebejat itu.

“Maafin saya mbak..saya bener2 khilaf..” Jawabku bingung.
Aku beringsut mundur, memungut seluruh pakaianku, melangkah ke kamar dan meninggalkanya terbaring di ranjang.

Aku melepas kekalutan pikiranku dengan menghisap sebatang rokok di ruang tamu. Mudah2an mbak Juminten tidak memperkarakanku, menganggapnya selesai hanya di sini. Aku menepuk2 keningku menyesali kebodohanku.

Mbak Juminten keluar kamar beberapa menit kemudian. Matanya sembab, dia duduk di kursi di sampingku, tanpa bicara. Suasana hening, aku tidak berani menatapnya atau memulai pembicaraan.

“Ini uangnya saya ambil den, nanti diusahain dikembaliin kok..” Ujarnya pelan, suaranya berat,hidungnya seperti tersumbat cairan.
“Iya mbak, gak usah dipikirin soal kembalianya..dan..maaf soal yg tadi..”Jawabku tanpa menoleh kepadanya.
“Gak papa den..gak papa..”Jawabnya, tangisnya kembali pecah sedetik kemudian, bahunya terguncang2, aku hanya bisa terdiam.

“Sekali lagi maaf mbak..”

Dia mengangguk pelan sambil menunduk,tetes2 air mata itu masih berjatuhan dipangkuanya. Aku meraih uang itu, melipatnya,kemudian memasukanya ke dalam kantung dasternya.

Jemariku menyentuh pangkal tangannya, menepuknya pelan kemudian tanpa bicara aku melangkah masuk ke kamar sambil menutup pintu. Aku tidak sanggup lagi melihat wanita itu menangis. Aku terbaring,penat terasa, pinggangku nyeri.

Aku melihat Jam di dinding, pukul 2 siang, aku mungkin telah tertidur lebih dari 2 jam. Perutku sangat lapar, aku melangkah keluar kamar. Mbak Juminten mungkin telah lama pulang. Aku kembali didera pikiran buruk. Dendamkah dia padaku, bisa saja tiba2 orang sekampung muncul mendatangiku dengan tuduhan cabul atas laporan darinya. Hhhh..sudah terjadi, yg nanti urusan nanti.

Aku pergi kerja agak telat keesokan harinya, aku sengaja menunggu mbak Juminten datang, memastikan bahwa kekawatiranku tidak terjadi. Jam 8 mbak Juminten tiba, perasaanku tidak karuan ketika dia membuka pintu depan.

“Loh belum kerja den?” Tanyanya, wajah itu terlihat datar, malah ada senyuman kecil menghias bibirnya.
“Ini dah mau jalan mbak, sengaja nunggu mbak dateng..”Jawabku berusaha tenang.
“Hehe..kenapa, takut saya gak bakal dateng lagi ya?” Tertawanya membuatku lega.
“Iya mbak..takut aja, …mm..”
“Mm.. Apa den..?” Lanjutnya sambil masih berdiri di depanku.
“Maaf yg kmaren mbak…”Jawabku.
“…..ya ndak papa den…mmm..yo wis..lupain aja..” Serunya, dia melangkah ke dapur tanpa menunggu reaksiku selanjutnya.

Yah sudahlah, yg jelas tidak akan ada masalah, dia sudah menerima perlakuanku kemarin. Aku segera berlalu menuju kantor.

Hari2 selanjutnya berlangsung normal, kami hanya bertemu di akhir pekan, tidak ada bahasan lagi soal peristiwa itu. Mbak Juminten tetap melakukan pekerjaanya dengan baik. Kami hanya sesekali mengobrol basa basi.

Satu bulan berlalu, aku mulai melupakan peristiwa itu. Kerjaanku makin banyak mendekati akhir tahun. Aku juga makin sering menghabiskan waktu di luar bersama teman2 di akhir pekan.

Hingga pada suatu pagi di hari sabtu aku terbangun dan terjebak dalam lamunan tentang mbak Juminten. Malam itu aku mimpi erotis, dengan mbak Juminten, cairan sperma itu sebagian telah mengering memenuhi celana dalamku.
Dalam mimpi itu aku menggauli mbak Juminten dari belakang, bongkahan pantat itu terpapar jelas dalam penglihatanku. Damn it, kenapa hal ini kembali menggangguku.

Jam 9 pagi, wanita itu telah datang seperti biasanya. Aku baru saja selesai mandi dan tengah bersiap utk sarapan.
” Dah sarapan mbak? Ayo ini saya tadi beli dua bungkus nasi uduknya, satu utk mbak..” ujarku sambil tersenyum ramah.
“Makasih den..nanti aja, mbak mau beres2 cucian pakaian dulu..” Jawabnya.
“Santai aja dulu..temenin saya sarapan dulu..” Ntah kenapa pagi itu aku agresif.
“Nggih den, sebentar ambil piring dan sendok dulu..” Jawabnya seraya melangkah ke dapur.

Aku melihat tubuhnya dari belakang, rok merah sepanjang bawah betis itu cukup jelas mencetak lekukan pinggul, pantat dan pahanya. My gosh, darahku berdesir, mimpi semalam membuat hayalanku makin parah.

Otaku segera bereaksi, mencari jalan pintas, berandai2 seandainya hari ini aku kembali bisa memperdayainya. Aku segera menepis pikiran buruk itu.

Mbak Juminten telah kembali, duduk bersebrangan di depanku dan telah bersiap utk makan.

“Gimana kabar orang rumah mbak, sehat semua?” Tanyaku basa basi.
“Sehat den…” Jawabnya santai.
“Anaknya kapan mulai sekolah mbak, taun depan?”
“Iya den, rencana taun depan..mdh2an rejekinya lancar..”
“Yaa selagi saya di sini tetep aja kerja di sini mbak..klo mbak mau tambahan, mungkin coba mulai masak katering utk anak2 sini, kemaren ada obrolan kita di sini soal itu. Pada bosen katanya makan masakan luar, lebih boros juga…” Lanjutku.
“Wahh bagus tu den..tapi perlu modal, ibu mertua saya pinter masak..”Jawabnya semangat.
“Gampang soal modal, nanti saya pinjemin..klo mau mulai depan mbak..nanti saya tawarin temen2 saya..”
“Gak enak klo dipinjemin melulu, kasian den Agus..” Jawabnya.
“Yaa klo utk bisnis kenapa gak mbak, sama2 bantu..saya jg nanti minta harga diskon dong..hehe..” Jawabku.
“Hehe..untuk den Agus gratis aja..lha uangnya kan dari aden jg..”
“Yaa gak boleh gitu mbak, bisnis tetep bisnis..”Jawabku.
“Duh saya makin banyak utang budi dong den..”Lanjutnya.
“Jgn berpikir gitu..saling bantu wajar aja mbak..”
“Yo wis, nanti tak bilangin sama ibu mertua, dia pasti seneng..”
“Iya mdh2an jalan mbak..semangat yg penting..”Jawabku.

Obrolan pagi itu terasa menyenangkan, spertinya dia benar2 melupakan kejahatanku waktu itu. Aku merasa lega, walau dalam hati aku menginginkan kehangatanya lagi. Pasti nanti ada jalannya, sabar aja, setan itu kembali membisiki.

Minggu pagi, keesokan harinya, mbak Juminten datang membawa anak perempuanya ke rumah.
“Maaf yaa den, si Rini saya bawa, mbahnya td pagi dijemput ipar saya ke Solo, mau ada acara kawinan sodaranya.”
“Yaa gak papa mbak, biar dia bisa maen di sini, hei pa kabar cantik..” Seruku sambil tersenyum ramah kepada anaknya.
Bocah itu tersipu dan bersembunyi dibalik kaki ibunya.
“Saya mau jalan dulu ya mbak, ada acara kawinan anak kantor..siang baru pulang..”
“Nggih den….monggo..” Jawabnya.

Aku segera berlalu, mbak Juminten terlihat manis pagi ini, rambutnya terurai ikal menjuntai ke bahu. Paduan kaos biru dan celana jeans ketatnya itu membuatnya terlihat lebih muda. Well..well..well..kapan kita bisa bisa berdua di kamar lagi mbak, ucapku dalam hati.

Hujan turun dengan lebatnya sesampainya aku kembali di rumah. Sebagian kemeja dan celanaku telah basah kuyup.
“Waah keujanan den..ini dipake handuknya dulu, nanti mbak bikinin aer panas..”Serunya ketika membuka pintu.

“Makasih mbak..” Aku langsung berlalu ke kamar, mengelap kepala dan tubuhku dengan handuk dan mengganti pakaian.
“Rini kemana mbak, kok sepi..” Ujarku ketika duduk diruang tamu.
” Barusan tidur di kamar belakang den..sudah kenyang tidur dia..wah..kenceng ya anginya..”Jawabnnya.
“Iya mbak, sudah lama jg gak ujan..”

“Ini mbak bikinin teh anget pake jahe den..diminum..” Lanjutnya.
” mantep nih..makasih mbak..”Jawabku sambil menerima cangkir dari tanganya.

Teh itu tidak terlalu lama mengepul, udara dingin perkebunan ini membuatnya segera tidak begitu panas lagi. Udara diluar gelap seperi senja. Angin menerpa atap seng,menimbulkan suara berisik.

“Masih sibuk mbak, santai aja dulu duduk2 di sini..”Ujarku melihatnya mondar mandir.
“Iya den, sebentar mau mindahin air panas ke termos..”Jawabnya.

Tak lama dia menghampiriku dengan membawa sepiring biskuit dan teh utk dirinya. Kami belum memulai obrolan. Aku masih sibuk membalas sms teman2ku.

“Mbak gimana kabarnya, urusan yg dulu itu sudah selesai..” Ujarku memulai pembicaraan.
Dia sedikit terusik dengan pertanyaanku.
“Sudah den..mbak sudah kapok gak mau lagi maen gituan..gak ada gunanya..”Jawabnya.
“Hehe..iya mbak, ngapain jg..dikerjain bandar aja kalo togel sih..”Jawabku tersenyum.
“Uangnya nanti pelan2 mbak angsur yaa den..maaf..”Lanjutnya.
“Gak papa mbak, santai aja, nanti klo kateringnya lancar mbak bisa dapet tambahan..tenang aja..” Jawabku.
“Makasih den..”

Kami kembali terdiam. Tiba2 aku tergelitik utk bertanya tentang peristiwa dulu itu. Sedikit ragu jika itu membuatnya tidak nyaman tapi kalimat itu mengalir tanpa bisa kutahan.
“Mbak..maaf boleh saya nanya..”
“Boleh den..mo nanya apa..”Jawabnya.
“Yg kemaren itu..mbak gak marah dengan saya ?” Lanjutku.
Dia terdiam beberapa saat,aura wajahnya berubah.
“Mmm..mbak ikhlas kok den..salah mbak juga..sudahlah gak papa..”jawabnya pelan sambil mengalihkan pandangan ke arah jendela.
“Boleh nanya lagi mbak..” Lanjutku.
“Monggo den..”
“Apa yg mbak rasa waktu itu,..mm..waktu di kamar..” kalimatku makin menjebak.
“….mmmm…gimana ya..gak tau den..”Jawabnya, wajahnya terlihat canggung.
” Sakit..atau jijik mbak..”
“Jijik kenapa..sakit sih iya..” Jawabnya pelan.
“..aden kok bisa begitu waktu itu..mbak ini jauh lebih tua..kok bisa..” Lanjutnya.
” ..nafsu laki2 mbak..liar..kadang gak bisa kontrol..”Jawabku.
“Soal tua sih gak jadi soal..jujur aja, mbak masih menarik kok..”Lanjutku makin berani.
“Menarik apanya..aden masih muda..cari pacar yang muda, cantik..gak susah..”Jawabnya.
“…well..saya masih belum tertarik utk pacaran lagi mbak..”
” Apa yg aden pikir semenjak kejadian itu soal mbak..”Tanyanya kembali.
” Maksudnya..?”
“Yaa apa aden pikir mbak ini jadi perempuan gimanaa gitu di pandangan den agus..”
“Saya nyesel sesudahnya mbak, gak tega bikin mbak gitu..yaa selanjutnya saya masih respek kok sama mbak..”Jawabku.
“..mbak juga nyesel..”
” tapi kalo boleh jujur..maaf yaaa mbak..”
“Apa den..ngomong aja..”Jawabnya penasaran.
“.. Saya pengen ngulangin lagi..saya tau itu gak mungkin..maaf yaa mbak..”Suaraku sedikit bergetar, jantungku berdetak cepat.
“….mmm…apa yg aden cari..mbak seperti ini, perempuan kampung, gak cantik..dah tua lagi..” Wajahnya lekat2 menatapku.
” ..masih tetep menarik kok mbak..saya masih suka inget2 kejadian itu..”Jawabku.

Mbak Juminten tersenyum tipis, aku penasaran apa yg ada dalam pikiranya.
“Apa yg aden inget waktu kejadian itu..” Ujarnya.
“Yaa indah mbak..malem sabtu kemaren saya sempet mimpiin mbak gituan sama saya..sorry..”Jawabku.
“hehe..aden masih muda, wajar kalo pikiran ke arah itunya masih kuat, jadi..”
“Sekarang jg lagi mikirin itu mbak..”Aku memotong kalimatnya.
“..hmm…yaaa mbak berat hati utk begitu lg ..takut den..”Jawabnya.
“Kalo saya minta tolong supaya mbak gak takut lagi gimana..”Responku mencecar pikiranya.
“Yaaaa..gimana den..gak usah de..yg sudah yaa sudah..”Jawabnya.

Aku paham dia tengah dilanda kebingungan, di satu sisi dia segan menepis godaanku, di sisi lain dia tidak ingin terjerembab dalam perzinahan bersamaku lagi.

Aku menggeserkan dudukku mendekat. Tanganku memegang jemari tanganya. Wanita ini terkesiap dgn kenekatanku.
“Mbak..gak perlu takut..mbak bisa minta apa aja dari saya..” Ujarku sambil menatap kedua matanya lekat2.
” Jangan den..dosa….”Jawabnya ketakutan.

Tapi dia sudah terlambat, ciuman bibirku telah mendarat di bibirnya. Aku memagut2 bibir itu pelan.

Wajahnya pucat pasi..antara kaget dan bingung dengan apa yg dia tengah rasa. Aku kembali menciumi wajahnya, bibir kami kembali bertemu, tanganku telah melingkar dengan manis di lehernya.

Dia hanya terdiam..tanpa reaksi. Tidak ada penolakan, aku makin berani merapatkan tubuhku. Kali ini tidak hanya bibir dan sekitar wajahnya, ciumanku mendarat di leher dan belakang telinganya. Mbak Juminten bergidik, tubuhnya merinding.

Mendung semakin gelap diluar, petir sesekali menggelegar diiringi deru angin kencang. Aku berdiri, kedua tanganku menggapai tanganya, menariknya keatas kemudian membawanya melangkah mengikutiku, ke arah kamar…

Mbak Juminten sama sekali tidak bereaksi, dia kikuk mengikuti langkahku. Wajahnya takut2 melihatku ketika pintu kamar itu tertutup rapat.
Ruangan kamar cukup gelap, hanya sebagian tubuh atas kami yg terlihat jelas. Tidak perlu lagi berkata2, segera tuntaskan apa yg ada dalam hati.

Aku membimbingnya utk berbaring diranjang. Wajahnya menatapiku tanpa henti,menanti kejutan2 selanjutnya. Aku kembali menciumi bibir itu, tidak ada balasan berarti darinya. Seluruh leher dan bagian dadanya yg tertutup kaos itu habis ku kecup. Nafas mbak Juminten terdengar menderu.

Tidak perlu lagi basa basi, aku segera melepas habis pakaian yg dikenakanya. Hanya tertinggal bra dan celana dalam lusuh itu menutupi. Tubuhku pun telah hampir telanjang, pakaianku berserakan di lantai. Aku langsung menindih tubuhnya.

Mbak Juminten mendesah, jantungnya terdengar cepat berdetak di telingaku, mulutku tengah puas mencium dan menggigit2 payudaranya yg lumayan besar.

Kulit kami saling menempel, bulu2 diperutku mungkin membuatnya makin merinding. Tanganku telah kesana kemari meraba tubuhnya, jemariku lincah menggosok2 sekitar selangkanganya.

Penisku telah sedari tadi diruang tamu mengacung keras, diranjang ini dia semakin garang menempel dan kadang2 menggesek tepat ditengah2 selangkangan mbak Juminten. Dia makin terbuai oleh rangsangan dariku. Wanita ini siap sedia untuku hari ini, aku sangat beruntung.

Akhirnya kami sudah sama2 siap tempur. Vaginya sudah terkuak lebar dan basah. Permainan lidahku tadi di situ telah membuatnya tanpa sungkan2 merintih dan mencengkram erat kepalaku.

Pahanya terkulai lebar ke samping, aku sudah bersiap menusuk. Sedikit demi sedikit batang itu terbenam diiringi dengan rintihan mbak juminten dan desis yg keluar dari mulutku. Kami berpelukan erat ketika penis itu telah berhasil menyentuh dasar vaginanya. Oh my gosh, nikmat sekali.

Kami kembali berpagutan, pelan2 aku menarik ulur selangkanganku. Mbak Juminten hingga memeluk pantatku merasakan sensasi itu.

“Nikmatilah mbak,nikmati yg sudah lama tidak kau rasakan. Usiaku memang terlalu muda untukmu, tapi aku sanggup memberimu kepuasan,” ujarku dalam hati.

Aku ingin menikmati moment ini lebih lama, aku mengaduk2 kewanitaanya perlahan dan lembut. Suasana begitu romantis.
“Uhh..uhh..shhh..hhhh…” Mbak Juminten mendesah setiap kali aku menusuk selangkanganya. Tanganya lembut memeluk punggungku.

Kami terus berpagutan, pantatku meliuk2 menghantam. Makin lama gerakanku makin cepat. Tenagaku seperti tidak habis membawanya pada kenikmatan. Mungkin lebih dari 15 menit berlangsung, mbak Juminten mulai kewalahan. Jepitan pahanya makin kuat sementara pantatnya tidak henti bergerak ke atas menyambut penisku, nafasnya sudah tersengal. Mungkin tidak lama lagi mbak Juminten mencapai klimaks.

“Buuuk..ibuuuk..di manaaa…rini pengen pipis..” Tiba2 suara anaknya terdengar nyaring di depan pintu kamar.

Kami yg tengah melambung terkesiap kaget dan melepas pelukan. Sekejap saja kami telah berdiri, saling bertatapan dalam kebingungan.
“Buuk…ibuuuk..”Lanjut bocah itu.

Damn it..aku menyumpah dalam hati.
“Iya sebentar naaaak..pipis aja di dapur..ada kamar mandi di situ..ibu lagi beresin kamar..sebentar lagi keluar..” Jawab mbak Juminten panik berusaha memungut pakaianya yg berserakan di kasur.

“Iya buk..” Jawab bocah itu.
“Nanti baring aja lagi di kamar, ibu nanti nyusul..”Jawabnya sambil berusaha meraih celana dalamnya.

Aku menahan tanganya, “biar aja mbak..tanggung sebentar lagi..” Ujarku.
“Jangan..nanti dia curiga..” Jawabnya menepis tanganku.
“Nggak..sebentar lagi..tenang aja..”Seruku.
“Jangan Den..” Jawabnya, tapi kalimat itu terpotong.

Aku menarik tubuhnya, nafsuku sudah memuncak. Aku mendorong tubuh telanjangnya menghadap meja kecil di hadapan kami. Dengan sekali kibasan seluruh benda2 kecil di atasnya berlompatan jatuh ke lantai dengan suara yg berisik.

“Den..nanti den…sabar..” Jawabnya kebingungan.

Aku tidak memperdulikan ucapanya. Tubuhnya ku dorong merapat ke pinggir meja, kedua kakinya aku paksa untuk melebar, pantatnya aku tarik ke belakang. Posisi mbak Juminten sudah menungging di depanku, belahan pantat itu mempertontonkan lubang anusnya.

Aku menjadi kian brutal, pantat besar dan bahenol itu ku angkat, bagian vagina dan rambut2 halus itu terpampang didepan selangkanganku. Penisku langsung mendekat, langsung menghujam masuk. Pemandangan dibawaku membuatku makin bernafsu.Batang penis itu perlahan menghilang diantara bongkahan pantatnya.

O gosh..nikmat sekali, aku mendesis2 menahan geli. Segera saja tubuhku menyodok2 dengan kuat. Tubuh mbak Juminten maju mundur terpapar seranganku. Sebentar saja dia kembali merintih.

Permainan kami berlangsung cepat, kekagetan tadi itu menambah selera, bunyi gesekan kemaluan kami mengiringi. Mbak Juminten memutar2 pinggulnya berusaha segera meraih akhir perjuangan. Peniskupun sudah seperti ingin meledak.

Tubuhku semakin kuat menekannya kedepan, mbak Juminten gemulai memutar pantatnya kesana kemari, makin liar dan binal dan akhirnya dia meraih klimaks.

“Uhhhh…uhhh…dennn….aduuuhh..uuhh..huhhu..huh uuu..uuhh..” Jeritnya sambil terisak.

Kedua pahanya mengejang kaku,kepalanya hingga terbaring dipermukaan meja sambil terus merintih tiada henti. Cairan hangat kewanitaanya membasahi penisku di dalam.

Lihat Juga :  Cerita Bokep “Mama Dan Anak Bugil Bareng”

Aku ingin segera merasakan hal yg sama, sodokanku makin cepat melabraknya.Beberapa kali ayunan akhirnya pantatku berhenti bergerak bersiap meregang, tanganku kuat mencengkram pinggulnya.
“Cabut den..cabut…jangan didalem..”Serunya panik.

Aku masih sempat menarik penisku keluar tepat ketika spermaku datang menerjang.
“Ahhhhh….mbakkk..oooh…shhh..ahhh…”Jeritk u ketika sperma itu menyemprot panas tepat diatas bongkahan pantat bahenol mbak Juminten.

Sebagian mendarat di dalam belahan pantatnya, mengalir turun menelusuri permukaan anusnya. Jari tangan mbak Juminten menyelusup dibagian situ, menahan aliran sperma itu mendekati vaginanya dan menyekanya dengan cepat.

Kami terkesima dengan nafas tersengal. Nikmat masih menjalari benak kami dalam bisu. Akhirnya permainan ini usai.

Aku terduduk lemas di pinggir ranjang menatap mbak Juminten yg masih berdiri dari belakang, badanya limbung memegang pinggiran meja. Cairan sperma itu berkilauan pada bagian pantatnya. Juga terlihat cairan putih kental dari dalam vaginanya yg tertahan bulu lebat kemaluan mbak Juminten.

Hujan telah reda ketika kami duduk di ruang tamu. Bocah kecil itu tengah serius menonton tivi di belakang kami. Dia tidak menyadari bahwa ibunya baru saja telah bertarung hebat di kamar bersamaku.

Mata kami yg hanya berbicara saat itu, apa yg sudah terjadi tadi membungkam kami tenggelam dalam pikiran masing2.

Semenjak hari itu hubungan kami berada dalam suasana yg baru. Usaha katering yg kujanjikan berjalan sukes, tarah hidup mbak Juminten meningkat lebih baik.

Hingga hari ini mbak Juminten masih menemani gairah mudaku yg tak kenal batas. Ada terbersit dalam hati untuk menikahinya suatu hari nanti, biarlah waktu yg menentukan akhirnya. Udara dingin perkebunan teh ini membuat kami terus larut.

Tamat

Cerita Ngentot Keluar Darah Perawan

$
0
0

Cerita Ngentot Keluar Darah Perawan – Tempat berbagi Cerita&Foto Sex, Dewasa, ABG, HOT, Tips Bercinta :Cerita Seks Keluar Darah dari Memek. Pengalamanku ini aku tuangkan secara pribadi aku orangnya supel, saat ini aku sudah berkeluarga, tapi dalam perjalanan rumah tangga aku mempunyai simpanan yang aku cintai dan sudah aku anggap seprti istri keduaku.

Dalam cerita ini dia sering aku panggil cintaku, dia ingin sekali melihat aku bercinta dengan wanita lain. Suatu hari cuaca panas banget, saat menyetir mobil aku hidupka AC yang langsung menghadap wajahku dan cintaku, karena terburu buru aku melaju dengan kecepatan kencang karena ada keperluan bisnis yang mendadak, karena tak sempat ngisi bensin sebelum berangkat ternyata bensin mobilku harus mengarah ke pom bensin.

Dalam setiap antrian mobil yang cukup panjang terlihat ada gadis-gadis penjaja minuman berenergi. Sekilas cukup mencolok karena seragamnya yang cukup kontras dengan warna sekelilingnya. Dari sederetan gadis-gadis itu tampak ada seorang yang paling cantik, putih, cukup serasi dengan warna-warni seragamnya.

Ia terlalu manis untuk bekerja diterik matahari seperti ini walaupun menggunakan topi. Tatkala tersenyum, senyumnya lebih mengukuhkan lagi kalau di sini bukanlah tempat yang pantas baginya untuk bekerja.

Aku sempat khawatir kalau ia tidak berada di deretanku dan aku masih hanyut dalam berbagai terkaan tentangnya, aku tidak sempat bereaksi ketika ia mengangguk, tersenyum dan menawarkan produknya. Akhirnya dengan wajah memohon ia berkata, “Buka dong kacanya..” Segera aku sadar dengan keadaan dan refleks membuka kaca jendelaku.

Cerita Ngentot. Cintaku hanya memperhatikan, tidak ada komentar. Meluncurlah kata-kata standar yang ia ucapkan setiap kali bertemu calon pembeli. Suaranya enak didengar, tapi aku tak menyimaknya. Aku malah balik bertanya, “Kamu ngapain kerja di sini?” “Mom, kita kan masih perlu sekretaris, kenapa tidak dia aja kita coba.” “Ya, boleh aja”, jawab cintaku. “Gimana mau?” tanyaku kepada gadis itu. “Mau.. mau Mas”, katanya.

Setelah kenalan sebentar dan saling tukar nomor telepon, kulanjutkan perjalananku setelah mengisi bensin sampai penuh. Cintaku akhirnya tahu kalau maksudku yang utama hanyalah ingin ‘berkenalan’ dengannya. Ia sangat setuju dan antusias.

Malam sekitar jam 20:00 HP cintaku berdering, sesuai pembicaraan ia akan datang menemui kami. Setelah diberi tahu alamat hotel kami, beberapa saat kemudian ia muncul dengan penampilan yang cukup rapi. Ia cepat sekali akrab dengan cintaku karena ternyata berasal dari daerah yang sama yaitu , Jawa Barat.

Tidak sampai setengah jam kami sudah merasa betul-betul sebagai suatu keluarga yang akrab. Ia sudah berani menerima tawaran kami untuk ikut menginap bersama. Ia sempat pamit sebentar untuk menyuruh sopir salah satu keluarganya untuk pulang saja, dan telepon ke saudaranya bahwa malam itu ia tidak pulang.

Setelah cerita kesana-kemari akhirnya obrolan kami menjurus ke masalah seks. Setelah agak kaku sebentar kemudian suasana mencair kembali. Kini dia mulai menimpali walau agak malu-malu.

Singkat cerita dia masih perawan, sudah dijodohkan oleh keluarganya yang ia belum begitu puas. Keingintahuannya terhadap masalah seks termasuk agak tinggi, tapi pacarnya itu sangat pemalu, termasuk agak dingin dan agak kampungan walau berpendidikan cukup.

Kami ceritakan bahwa dalam masalah seks kami selalu terbuka, punya banyak koleksi photo pribadi, bahkan kali ini kami ingin membuat photo ketika ‘bercinta’. “Udah ah, kita sambil tiduran aja yuk ngobrolnya”, ajak cintaku. “Nih kamu pakai kimono satunya”, kata cintaku sambil memberikan baju inventaris hotel.

Sedangkan aku yang tidak ada persiapan untuk menginap akhirnya hanya menggunakan kaos dan celana dalam. Ia dan cintaku sudah merebahkan badannya di tempat tidur, kemudian aku menghampiri cintaku langsung memeluknya dari atas.

Kucumbu cintaku dari mulai bibir, pipi, leher, dan buah dadanya. Cintaku mengerang menikmatinya. Aku menghentikan cumbuanku sejenak kemudian meminta tamu istimewaku untuk mengambil photo dengan kamera digital yang selalu kami bawa.

Tampak ia agak kikuk, kurang menguasai keadaan ketika aku menolehnya. Setelah aku mengajarinya bagaimana menggunakan kamera yang kuberikan itu, kemudian kuteruskan mencumbu cintaku.

Dengan telaten kucumbu cintaku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kini tamuku tampaknya sudah menguasai keadaan, ia dengan leluasa mengintip kami dari lensa kamera dari segala sudut. Akhirnya cintaku mencapai klimaksnya setelah liang senggamanya kumainkan dengan lidah, dengan jari, dan terakhir dengan batang istimewaku.

Sedangkan aku belum apa-apa. “Sekarang gantian Rin, kamu yang maen aku yang ngambil photonya”, kata cintaku. “Ah Mbak ini ada-ada aja”, kata Rini malu-malu. Sebagai laki-laki, aku sangat paham dari bahasa tubuhnya bahwa dia tidak menolak.

Dalam keadaan telanjang bulat aku berdiri dan langsung memeluk Rini yang sedang memegang kamera. Tangan kirinya ditekuk seperti akan memegang pinggangku, tapi telapaknya hanya dikepal seolah ragu atau malu.

Kuraih kamera yang masih di tangan kanannya kemudian kuberikan kepada cintaku. Kini aku lebih leluasa memeluk dan mencumbunya, kuciumi pipi dan lehernya, sedang tanganku terus menggerayang dari pundak sampai lekukan pantatnya.

Pundaknya beberapakali bergerak merinding kegelian. Kedua tangannya kini ternyata sudah berani membalas memelukku. Kemudian aku memangkunya dan merebahkannya di tempat tidur. Kukulum bibir mungilnya, kuciumi pipinya, kugigit-gigit kecil telinganya, kemudian kuciumi lehernya punuh sabar dan telaten.

Ia hanya mendesah, kadang menarik nafas panjang dan kadang badannya menggelinjang-gelinjang. Tidak terlalu susah aku membuka kimononya, sejenak kemudian tampak pemandangan yang cukup mempesona.

Dua bukit yang cukup segar terbungkus rapi dalam BH yang pas dengan ukurannya. Kulitnya putih, bersih dengan postur badan yang cukup indah. Sejenak aku menoleh ke bawah, tampak pahanya cukup menawan.

Sementara itu onggokan kecil di selangkangan pahanya yang terbungkus CD menambah panorama keindahan. Ia tidak menolak ketika aku membuka BH-nya, demikian juga ketika aku melepaskan kimononya melewati kedua tangannya.

Kuteruskan permainanku dengan mengitari sekitar bukit-bukit segar itu. Seluruh titik di bagian atasnya telah kutelusuri tidak ada yang terlewatkan, kini kedua bukti itu kuremas perlahan. Ia mendesah, “Eeehhh..” Tatkala kukulum puting susunya, badannya refleks bergerak-gerak, desahnya pun semakin jelas terdengar.

Kuulangi lagi cumbuanku dari mulai mengulum bibirnya, mencium pipinya, kemudian lehernya. Kemudian kuciumi lagi bukit-bukit indah itu, dan kemudian kupermainkan kedua puting susunya dengan lidahku.

Gelinjangnya semakin terasa bergerak mengiringi desahannya yang terasa merdu sekali. Petualanganku kuteruskan ke bagian bawahnya. Ia mencegah ketika aku akan membuka CD-nya yang merupakan pakaian satu-satunya yang tersisa.

“Ya nggak usah dibuka” ujarku, “Aku elus-elus aja ya bagian atasnya pakai punyaku”, bujukku. Ia tidak bereaksi, tapi aku langsung saja menyingsingkan CD-nya ke bawah. Tampaklah dua bibir yang mengapit lembah cintanya dihiasi bulu-bulu tipis.

Kupegang burungku sambil duduk mengangkang di atas kedua pahanya, kemudian kuelus-eluskan burung itu ke ujung lembah yang sebagian masih tertutup CD. Agak lama dengan permainan itu, akhirnya mungkin karena ia juga penasaran, maka ia tidak menolak ketika kulepaskan CD-nya.

Kini kami sama-sama telanjang, tak satu helai benang pun yang tersisa. Kuteruskan permainan burungku dengan lebih leluasa. Tak lama kemudian cairan kenikmatannya pun sudah meleleh menyatakan kehadirannya.

Burungku pun lebih lancar menjelajah. Tapi karena lembahnya masih perawan agak susah juga untuk menembusnya. Ketika kucoba untuk memasukkan burungku ke dalam lembah sorganya, tampak bibir-bibir kenikmatannya ikut terdorong bersama kepala burungku.

Menyadari alam yang dilaluinya belum pernah dijamah, aku cukup sabar untuk melakukan permainan sampai lembah kenikmatannya betul-betul menerimanya secara alami. Gelinjang, desahan, dan ekspresi wajahnya yang sedang menahan kenikmatan membuatku semakin bersemangat dan lebih percaya diri untuk tidak segera ejakulasi.

Ia sudah tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Akhirnya kepala burungku berhasil menembus lubang kenikmatan itu. Kuteruskan permainanku dengan mengeluarkan dan memasukkan lagi kepala burungku.

Ia merintih kenikmatan, ia pasrah saja dengan keadaan yang terjadi, karena itu aku yakin bahwa rintihan itu bukan rintihan kesakitan, kalaupun ada, maka akan kalah dengan kenikmatan yang diperolehnya.

Selanjutnya kulihat burung yang beruntung itu lebih mendesak ke dalam. Aku sudah tidak tahan untuk memasukkan seluruh burungku ke tempatnya yang terindah. Kemudian kurebahkan badanku di atas tubuhnya yang indah, kuciumi pipinya sambil pantatku kugerakkan naik turun.

Sementara burungku lebih jauh menjangkau ke dalam lembah nikmatnya. Akhirnya seluruh berat badanku kuhempaskan ke tubuh mungil itu. Dan.., “Blesss….” seluruh burungku masuk ke dalam surga dunia yang indah.

Ia mengerang, gerakan burungku pun segera kuhentikan sampai liang kewanitaannya menyesuaikan dengan situasi yang baru. Setelah agak lama aku pun mulai lagi memainkan gerakan-gerakanku dengan gentle.

Lihat Juga :  Cerita Ngentot Aku Di Perkosa Tapi Nikmat Banget

Kini ia mulai mengikuti iramaku dengan menggerak-gerakkan pinggulnya. Selang berapa lama kedua tangannya lekat mencengkram punggungku, kakinya ikut menjepit kedua kakiku. Kemudian muncul erangan panjang diikuti denyut-denyut dari lembah sorganya. “Eeehhh…” desahnya.

Aku pun sudah tidak tahan lagi untuk menumpahkan seluruh kenikmatan, segera kucabut burungku kemudian kumuntahkan di luar dengan menekan ke selangkangannya. “Eeehhh…” erangku juga. Kami berdua menarik nafas panjang.

Setelah agak lama kemudian aku duduk, kuraih kaos dalamku kemudian aku mengelap selangkangnya yang penuh dengan air kenikmatanku. Tampak tempat tidurnya basah oleh cairan-cairan bercampur bercak-bercak merah.

Ia pun segera duduk, sejenak dari raut wajahnya tampak keraguan terhadap situasi yang telah dialaminya. Aku dan cintaku memberi keyakinan untuk tidak menyesali apa yang pernah terjadi.

Besok paginya aku sempat bermain lagi dengannya sebelum check out. Betul-betul suatu akhir pekan yang susah dilupakan. Akhirnya ia kutitipkan bekerja di perusahaan temanku.

Tamat

Incoming search terms:


Cerita Ngesex Hot Dengan ABG Manis

$
0
0

Cerita Ngesex Hot Dengan ABG Manis – Aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi di Bandung, dan sekarang sudah tingkat akhir. Untuk saat ini aku tidak mendapatkan mata kuliah lagi dan hanya mengerjakan skripsi saja. Oleh karena itu aku sering main ke tempat abangku di Jakarta.

Suatu hari aku ke Jakarta. Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku. Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Firman. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Dian, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Rina, duduk di kelas 2 SMP.

Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Firman untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya. Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.

Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Firman. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu film. Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet.

“Hallo, Oom Ryan..!” Rina yang baru masuk tersenyum.

“Eh, tolong dong bayarin Bajaj.. uang Rina sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”

Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah.

Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Rina duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Mia memandang kepadaku dan tertawa geli.

“Ih! Oom Ryan! Begitu, tho, caranya..? Rina sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belon pernah liat.”
Gugup aku menjawab, “Rina.. kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”

“Aahh, Oom Ryan. Jangan gitu, dong! Tu, liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Rina di sekolah lebih serem.”

Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Rina justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Rina terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.

Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Rina sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan.. astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis. Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.

Setelah makanan siap, aku memanggil Rina. Dan.., sekali lagi astaga.. jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.

Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.

“Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”

“Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian.. putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?”

Mia mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.

“Yang bener.. Rina pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!”

“Aahh.. Oom Ryan ngeledek..!”

Mia meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan.. tersandung!

Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Rina mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.

Nafas Rina makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.

“Uuuhh.. mmhh..” Rina menggelinjang.

Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gariahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.
Aahh..! Rina menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!

Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Rina yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Rina. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

“Ehh.. mmaahh..,” tangan Rina meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.
Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.

“Ooohh.. aduuhh..,” Rina mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.

Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Rina akan terlonjak dan nafas Rina seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.

Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Rina tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Rina.

“Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Rina membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.

Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.

Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Rina dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Rina dan aroma kemaluan Rina di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.

Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Rina, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Rina menekan pantatku dari belakang.

“Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”

Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Rina semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini. Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Rina masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil.

Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Rina memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Rina terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.

Sebentar kemudian kernyit di dahi Rina menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Rina mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.

“Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”

Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Rina, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Rina sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Rina segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Rina makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

Setelah tubuh Rina melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Rina tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.

Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.

“Aduh, Oom.. Rina lemes. Tapi enak banget.”

Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Rina yang masih amat kencang.

Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Rina.. entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Rina kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.

Kembali ke rumah Firman, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Rina pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi, dan aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar dan kelihatan VCD menyala, dengan film yang kemarin. Ah! Merasakan caranya memberiku “blowjob”, aku tahu bahwa ia baru saja belajar dari VCD.

Lihat Juga :  Cerita Seks Hot Mesum Di Kamar

Tamat

Cerita Dewasa Ngentot dengan Mamaku

$
0
0

Cerita Dewasa Ngentot dengan Mamaku – Namaku Ikin. Umurku sekarang 18 tahun dan Ibuku berumur 38 tahun. Ibuku Sangat cantik dan seksi layaknya gadis umur 25 tahunan. Dia pandai merawat tubuhnya. Kulitnya yang putih mulus, buah dada yang besar dengan putingnya yang kecoklatan, dan juga kakinya yang jenjang dan seksi. Aku tak mengerti mengapa memandang ibuku seperti itu, tapi aku dapat memastikan setiap laki-laki yang melihat ibuku pasti ingin memilikinya.

Ayahku pengusaha sukses yang sangat sibuk, Ia biasa bepergian ke luar kota bahkan ke berbagai negara untuk mengurus bisnisnya. Dia memberikan semua kebutuhan kami seperti rumah yang sangat besar dengan taman yang luas, juga sarana olah raga di rumah.

Ceritanya bermula ketika usiaku 15 tahun dan ibuku 35 tahun. Suatu hari kulihat ayahku sedang bersiap-siap untuk perjalanan bisnisnya selama kurang lebih dua minggu. Ketika akan berangkat, dia berpesan agar menjaga rumah dan ibuku, dan agar jangan macam-macam sehingga menyusahkan ibuku, selama ayah keluar kota.

Hari itu berlalu seperti biasanya tanpa sesuatu hal luar biasa yang terjadi. Kesokan harinya cuaca sangat panas dan kering, lebih panas dan kering dari biasanya karena saat itu lagi puncaknya musim kemarau. Kebetulan waktu itu lagi libur semesteran jadi aku tidak ke sekolah. Ketika keluar dari kamarku, kucari ibuku ke tempat biasanya. Kulihat ibuku di kolam renang mengenakan bikini yang belum pernah kulihat sebelumnya. Ketika kulihat dadanya yang seperti mengambang di air, kurasakan burungku mulai mengeras. Begitu melihatku, dia menyuruhku mengambil sarapan yang telah disiapkan di dapur.

Ketika aku didapur, ibuku selesai dari kolam renang kemudian membersihkan badannya di kamar mandi. Kucoba untuk mengintipnya, tapi pintu kamar mandi terkunci rapat. Aku pergi ke ruang tengah sambil tetap membayangkan goyangan dadanya dengan air bercucuran sampai ke kaki jenjangnya yang seksi.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian dia menghampiriku ke ruang tengah dan aku tak dapat membuang bayangan tubuh ibuku yang sangat menggairahkan. Jam 11 siang ketika sedang nonton tv, ibuku bilang akan tidur siang. Aku berharap dia akan mengajaku tidur bersama di sampingnya. Ketika berjalan menaiki tangga, kulihat goyangan pinggulnya yang membuat burungku mengeras lagi.

Jam 12 siang aku bermaksud tidur siang. di kamarku aku tidak bisa tidur karena cuaca yang tidak enak, dan aku tak bisa membuang lamunanku tentang tubuh indah ibuku. Aku pegang burungku yang sudah sangat keras dan kukocok-kocok sambil membayangkan goyangan dada ibuku waktu di kolam renang. Setelah selesai, kucoba untuk tidur kembali, tetapi meskipun mata terpejam tetap tidak bisa tidur. Burungku masih sangat keras. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku sangat menginginkan ibuku.

Aku keluar kamarku memakai celana pendek, kemudian ke kamar ibuku. Pintunya terbuka. Dia tidur tengkurap dengan kedua kakinya agak terbuka. dia memamakai celana kolor tapi masih menutupi pantatnya. Ibuku kalau tidur seperti orang mati, susah bangunya, tapi aku takut sekali.

Aku mulai mengelus-ngelus burungku yang masih dalam celana pendekku. Aku merasakan sesuatu yang nikmat sekali, sampai aku tak tahan lagi. Aku berdiri di samping ranjangnya dan kusemprotkan seluruh maniku disekujur kaki jenjangnya. Aku melenguh dan mendesah perlahan sekali, Aku merasa takut sekali kalau dia terbangun karena cucuran maniku yang panas di sekujur kakinya. Aku kembali ke kamarku, tak dapat kupercaya kusemprotkan maniku ke tubuh ibuku. Aku merasa berdosa sekali, kemudian aku tertidur lelap.

Paginya deg-degan aku sudah siap-siap akan kemarahan ibuku, tapi kok ya.., tidak apa-apa, sepertinya dia tidak menemukan bekas maniku pada saat dia bangun. Aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan melakukan itu lagi, karena dia adalah ibuku. Sepanjang siang itu sikap ibuku biasa-bisa saja seperti tidak ada apa-apa. Kupikir dia tahu tapi dia menyukainya, entahlah…, Atau maniku telah mengering waktu dia bangun.

Dua malam kemudian burungku tegang lagi. Malam itu adalah malam terpanas pada musim kemarau tsb. Aku tak bisa tidur lagi, kulihat pintu kamar ibuku tertutup. Kupikir dia tahu apa yang telah kulakukan dan dia menginginkanya lagi.

Kubuka perlahan-lahan tanpa menimbulkan suara dan kemudian masuk ke kamar ibuku. Kulihat ibuku tertidur hanya memakai celana dalam dan BH. Tak dapat kupercaya mataku melihatnya setengah telanjang. Kupegang burungku dan kukocok dengan keras, ketika maniku akan keluar, kusemprotkan di selangkanganya dan di atas celana dalamnya. cepat-cepat aku kembali ke kamarku. Kupikirkan apa yang telah terjadi sampai aku terdidur.

Paginya masih seperti biasa ibuku tidak apa-apa. Aku masih penasaran, tahu nggak sih kelakuanku, gimana caranya untuk meyakinkan hal itu?

Malam berikutnya aku ke kamar ibuku lagi, dia memakai celana dalam dan BH saja, tapi kali ini tidurnya miring. Wah…, gimana caranya ngocok nih. Aku mau kemut teteknya, mungkin dia akan membunuhku kalau sampai terbangun. Kucoba untuk merabanya, waduh gimana caranya ya…, aku gemetaran.., Kulihat ada vaseline di meja rias. Lalu kuambil dan kuoleskan pada burungku. Lalu aku nekad akan kucoba gesek-gesekan burungku ke ibuku.

Aku naik ke ranjang dan berbaring di belakangnya dan mulai mengesek-gesekan burungku ke pantatnya. Dia masih tertidur, tidak bergerak. Kuselipkan burungku lebih bawah lagi diantara kakinya dan mulai kutekan-tekan. Sebenarnya aku takut dia bangun kalau aka kebanyakan bergerak, tapi aku nggak tahan. Aku pompa burungku keluar masuk di antara kakinya. Tak berapa lama maniku muncrat di antara kedua kakinya dan sebagian meleleh kena vaginanya. Aku kembali ke kamarku dengan pikiran dipenuhi bayangan vaginanya.

Paginya masih seperti biasa, ibuku tidak ngomong apa-apa, sehingga menambah rasa penasaranku, masak sih dia tidak merasakan ada bekas vaseline dan maniku di kakinya. Kucoba untuk mengetesnya. Kutunggu di kamarku sampai jam 6 pagi. Aku tahu persis ibuku selalu bangun jam 7 pagi setiap hari, aku ke kamarnya dan menggesek-gesekan burungku di antara kakinya, butuh waktu 30 menit untuk muncrat di kakinya, kemudian akau keluar tiduran sambil menunggu apa yang akan terjadi.

Jam 7 pagi ibuku bangun terus mandi. Aku keluar kamar terus ke dapur. Dia sedang sarapan dan bicaranya wajar seperti tidak ada apa-apa sambil mencuci piring. Aku ke kamar mandinya, kulihat celana dalamnya basah kuyup oleh maniku. Sekarang akau yakin sekali, ibuku tahu kelakuanku. Malah aku jadi bingung sendiri, soalnya ibuku tidak memperlihatkan perubahan apapun. Dia pergi ke supermarket dan kembali tiga jam kemudian. Aku masih memikirkan apa yang akan kulakun dengan ibuku malam ini.

Kita nonton TV, kemudian ibuku bilang akan pergi tidur. Kutunggu hampir 2 jam, biar dia tidur nyenyak dulu. Kemudian masuk kamarnya dan kulihat dia tidur berselimut. sialan.., rupanya dia tidak suka aku kerjain. Aku sudah tegang banget, kuambil vaseline kuoleskan ke burungku kemudian akau naik keranjang. Dia tidur tengkurap dengan kakinya terbuka sangat lebar. Kucoba singkap selimutnya agar bisa mengocok di antara kakinya.

Ketika kusingkap selimutnya, jantungku hampir berhenti berdenyut, dia telanjang bulat! Aku lihat vaginanya dengan jelas dan bibir vaginanya kelihatannya begitu hangat. Dengan tangan gemetaran kusentuh vaginanya perlahan kemudian kuusap-usap dengan lembut. Lama-lama vaginanya semakin basah, kemudian kutarik kedua kakinya berlawanan sehingga kakinya semakin membentang lebar.

Tiba-tiba dia bergerak, posisinya menjadi miring membelakangiku. Tapi kedua kakinya masih terbuka lebar. Aku berbaring di belakangnya dan mulai mengocokkan burungku di antara kakinya dan kucoba menyentuh vaginanya. Dia tidak bergerak ketika perlahan-lahan burungku masuk makin dalam ke vaginanya. Aku mulai memompanya keluar masuk perlahan-lahan, kudengar dia mendesah kayaknya sedang mimpi.

Aku nggak tahan lagi, sehingga kocokanku semakin keras dan cepat. Kurasakan cairan di vaginanya semakin deras. Aku juga merasakan sudah waktunya akan orgasme, tiba-tiba dia melepaskan burungku dari vaginanya sehingga maniku berhamburan di bibir vaginanya. Kemudian dia tidur lagi telentang dengan kedua kakinya dirapatkan.

Kulihat kedua teteknya yang besar. Kemudian kujilat dan kuhisap-hisap. Ibuku mendesah-desah ketika kuhisap putingnya. Aku mulai menggesek-gesekan burungku lagi dan air maniku berceceran di antara teteknya. Aku kembali kekamarku dan sulit kupercaya apa yang telah terjadi aku telah ngentotin ibuku. Kemudian aku tertidur dengan nyenyak sekali.

Pagi harinya kulihat ibuku memakai daster. Kulihat juga puting susunya di balik dasternya yang tipis. Dia tidak ngomong apapun tentang semalam. Heran.., kenapa dia melepaskan vaginanya sebelum aku orgasme. Aku masih takut-takut untuk mulai ngomong denganya.

Siangnya ibuku pergi dengan temannya untuk menghadiri pesta perkawinan. Jam 11 malam baru pulang, mungkin jalan-jalan dulu. Dia bilang sangat lelah sekali dan ingin tidur dengan nyenyak. Ketika ngomong begitu dia tersenyum manis sekali kemudian menciumku dan bilang selamat malam. Kutunggu hampir 1 jam, kemudian kulepas semua pakaianku kemudian kekamar ibuku, pintunya terbuka.

“Wwaaw..!, Dia tidur telanjang tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Tidurnya telentang dengan kedua kakinya terbuka sangat lebar. Aku berlutut di antara kedua kakinya dan mulai mengelus-elus vaginanya dengan tangan sebelahnya kuusap-usap putingnya. Vaginanya semakin basah saja dan burungku semakin keras. Kuarahkan burungku ke vaginanya, “Hmm…, nikmatnya”, dan dia kudengar mendesah juga.

Kurasakan otot vaginanya meremas-remas burungku sehingga aku mulai memompa lebih cepat dan keras. Aku hisap putingnya juga. Ibuku terbangun!, dengan suaranya yang perlahan nyaris tak terdengar dia bilang, “Oh.., Ikin apa yang kamu lakukan?, aku ibumu”.
“Aku sangat mencintaimu Mam dan aku akan ngentotin Mami jika Mami menginginkanya juga”

Kemudian dia bilang sambil mendesah, “Ok, tapi jangan semprotkan di dalam, Aku tak mau dihamili anaku sendiri”. Ketika kudengar itu, kugenjot semakin keras dan keras.

Dia bilang, “Oh Kin, Yang keras lagi dong. Mami suka burung besarmu. Oooh.., Mami mau sampai, Kin, Mami…, ssaammpppaaii…” Kugenjot tambah keras lagi. Kurasakan aku mau sampai juga.

“Aku ingin semprotkan di dalam Mam, Akan kusemprotkan semuanya di dalam.”
“Jangan kin…, tolong jangan…, Mami tidak pakai kontrasepsi…, ntar Mami hamil anakmu”
“Nggak bisa Mam, aku sangat menginginkanya. Sekaranghh Mam…, Mam aku sampai”
“Kin manimu panas sekali, Mami suka sekali sayang.”
“Tapi.., iyer.., terus sayang.., teruskan..,a..aahh”

Ternyata dia sangat menyukainya, so kita ngentot tiap hari sampai ayahku pulang. Setelah itu, kita selalu tidur sekamar kalau ayah keluar kota lagi. Sekarang umurku 18. Ibuku 38 dan kita masih ngentot terus. Ibuku hamil, tapi dia putuskan untuk mengugurkannya karena dia tidak ingin punya bayi dariku. Tapi dia bilang, boleh ngentotin dia terus kalau ayah bepergian.

Lihat Juga :  Cerita Dewasa Nikmatnya Bercinta Dengan Ibu Muda

Tamat

Incoming search terms:

Cerita Mesum Sinta Mahasiswi Bispak

$
0
0

Cerita Mesum Sinta Mahasiswi Bispak – Ini kisah 2 tahun yang lalu, ketika aku masih indekost di kota Dps. Ketika itu aku baru kerja di sebuah perusahaan. Ditempat kostku yang mempunyai 10 kamar lengkap dengan kamar mandi dalam dan teras masing-masing itu merupakan tempat yang nyaman dan bebas. Maksudku bebas karena pemilik rumah tidak tinggal disana, hanya sebulan sekali datang menarik uang kost atau sesekali jika ada perlu mengecek keadaan. Klo ada yang bertamupun bebas sampai tengah malam atau menginap asal tidak ribut dan mengganggu penghuni yang lain tidak ada masalah. Kebetulan saat aku masuk 8 kamar sudah terisi. Aku menempati kamar paling pojok bersebelahan dengan kamar seorang mahasiswi di sebuah PTS, berumur sekitar 20 tahun.

Lebih sepekan berlalu, aku belum begitu akrab dengan semua penghuni disana, selain karena masing-masing kamar dibatasi tembok pembatas juga sibuk dengan urusannya masing-masing termasuk aku dan memang disana antar penghuni jarang ada yang mengobrol satu sama lain kecuali hanya sapaan basa-basi ketika kebetulan berpapasan. Walaupun semua penghuni disana berstatus single tapi ada 5 pasangan yang sudah tinggal bersama, mungkin istilahnya kumpul kebo atau apalah. Hanya aku dan 3 wanita termasuk mahasiswi disebelah kamarku yang tinggal sendiri, tapi kuperhatikan merekapun sudah mempunyai pasangan atau minimal dekat laki-laki karena masing-masing sering dikunjungi teman laki-laki dan tak jarang menginap sampe pagi dikamar si wanita.

Awalnya aku tidak terlalu peduli dengan kecuekan masing-masing karena enak juga tidak ada yang saling mengganggu atau mau tau urusan orang, ya mungkin ciri masyarakat perkotaan pikirku, tapi lama-lama mahasiswi dikamar sebelahku, sebut saja namanya Sinta, menarik perhatianku. Bukan saja wajahnya cantik, body yang langsing, tinggi sekitar 160 cm dan berkulit mulus, Sinta yang kesehariannya suka berpakaian seksi itu kerap membawa laki-laki yang berbeda menginap dikamarnya. Kupikir biasalah pergaulan bebas anak sekarang.

Suatu hari lampu dikamar mandiku mati, aku naik keatas bak mandi dengan maksud mengganti bola lampu yang dapat dijangkau dari sini tanpa sengaja aku melihat retakan berupa celah ditembok kamar mandiku, letaknya diatas dekat plafon. Iseng aku intip kecelah itu dan sedikit kaget ternyata dari situ aku bisa melihat kedalam kamar Sinta tepat mengarah ke tempat tidurnya. Pikiran iseng melintas dikepalaku, gimana kalo kuintip saja Sinta dengan teman laki-lakinya dikamar, lumayan pertunjukan gratis.

Esoknya pulang kerja, sambil tiduran menunggu Sinta kembali ke kostnya. Kira-kira jam 22.00 kudengar langkah kaki di kamar sebelah, kuintip lewat jendela, ternyata Sinta dan teman laki-lakinya datang. Tak sabar, aku mulai mengintip dari celah kamar mandi, Kulihat laki-laki itu menunggu Sinta yang sedang menutup pintu kamar, kemudian mereka berpagutan sambil saling melepaskan pakaian. Hanya dalam beberapa detik mereka sudah telanjang bulat, Sinta jongkok di hadapan laki-laki itu yang penisnya setengah ereksi dan mengulum penis besar di hadapannya. Mulut Sinta hampir tidak bisa menampung seluruh penisnya.

Cerita Mesum. Perlahan penis laki-laki itu ereksi penuh karena permainan lidah Sinta. Laki-laki yang tinggi besar mengangkat tubuh mungil Sinta ke tempat tidur dan langsung menindihnya. Dengan sangat bernafsu laki-laki itu melahap buah dada kenyal milik Sinta. Dari sini aku dengan jelas melihat wajah Sinta yang lagi merem melek menikmati permainan lidah laki-laki itu apalagi lampu kamarnya tidak dimatikan. Selang berapa menit mereka berganti posisi 69. Mulut Sinta disumbat dengan penis besar laki-laki itu. Dengan sangat bernafsu Sinta memainkan penis di mulutnya, sedangkan laki-laki itu sendiri sibuk memainkan lidahnya di clitoris Sinta, kulihat kaki Sinta mulai menegang dan paha Sinta menjepit kepala laki-laki itu.

Setelah puas, laki-laki itu duduk bersandar di head board dan Sinta duduk di pangkuannya dengan saling berhadapan. Dengan bertumpu pada lututnya, perlahan Sinta memasukan penis besar laki-laki itu ke lubang vaginanya. Penis laki-laki itu mulai menerobos masuk. Dia mendongak ke atas sedikit meringis saat menurunkan pantat bahenolnya agar penis laki-laki itu masuk lebih dalam. Sinta mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, sedangkan laki-laki itu mejilati dan menyedot buah dada Sinta. Gerakan Sinta maju mundur makin lama makin cepat dan tidak beraturan, selang 5 menit tubuh Sinta bergetar hebat menikmati orgasme sambil melumat mulut laki-laki itu.

Mereka istirahat sebentar sambil mencumbui Sinta agar bangkit lagi. Dengan memainkan buah dada Sinta yang kenyal, dia bangkit lagi gairahnya, Sinta lalu mengangkangkan pahanya lebar-lebar, dari celah ini aku bisa lihat vagina Sinta yang kemerah-merahan akibat gesekan penis besar laki-laki itu. Dia menusukkan senjatanya ke vagina Sinta dan mulai menggerakkan pantatnya maju mundur dengan keras, saking kerasnya sampai terdengar suara sayup-sayup, “Plak! plok…, plak! plok!”, dari benturan paha mereka.

Sinta seperti mendesah hebat setiap kali laki-laki itu menghunjamkan penisnya dalam-dalam. Penisku rasanya sudah tidak kuat menahan sakit karena tegang sejak tadi. Posisi ini tidak bertahan terlalu lama, laki-laki itu minta Sinta nungging dan dia menusukkan senjatanya dari belakang, aku bisa dengan jelas melihat penis laki-laki itu keluar masuk menusuk vagina Sinta.

Lima menit berlalu laki-laki itu menunggangi Sinta, perlahan-lahan gerakanya mulai tak beraturan apalagi Sinta juga ikut menggoyangkan pantatnya. Akhirnya laki-laki itu mencabut penisnya dan menyodorkan ke Sinta, Sinta tanpa canggung memasukkan penis yang baru keluar dari vaginanya dan dipenuhi cairan vagina itu kemulut. Kulihat Sinta menghisap penis laki-laki itu sambil tangannya sesekali ikut mengocok-ngocok penis laki-laki itu dan tak lama wajah Sinta sudah dilumuri cairan sperma yang menyemprot keluar. Kulihat Sinta menjilati penis laki-laki itu samapi bersih.
Berdua mereka ke kamar mandi, tapi sayangnya aku tidak bisa melihat situasi kamar mandinya dari sini. Aku balik ketempat tidurku tapi mataku tidak bisa terpejam, dalam pikiranku masih terbayang adengan hot Sinta dengan laki-laki itu. Membayangkan mereka, aku jadi tidak bisa tidur sampai pagi.

Beberapa hari berlalu, suatu malam samar-samar kudengar desahan dikamar sebelah, it’s show time, cepat-cepat kulihat dari celah kamar mandi dan ternyata mereka Threesome, Sinta, laki-laki itu dan temanya satunya lagi. Sekarang kutahu Sinta adalah mahasiswi bispak dan bisa dibayar untuk melayani laki-laki, hanya Sinta selalu memilih laki-laki yang bisa mengencaninya. Laki-laki yang sudah dikenalnya dengan baik, Sinta tak sungkan mengajak berkencan dikost’annya.

Sinta kulihat sedang nungging sedangkan laki-laki itu memompa vagina Sinta dari belakang, tangan Sinta berpegangan ke pinggir ranjang sambil melumat penis milik laki-laki satunya yang duduk di pinggir ranjang. Aku baru tahu kalau Sinta benar-benar binal. Wah ini adegan yang sungguh sangat membuat birahi.

Laki-laki itu mencabut penisnya dari vagina Sinta dan menancapkanya lagi ke lubang pantat Sinta. Laki-laki itu nampak mulai bernafsu, semetara Sinta berteriak kecil setiap penis besar ini masuk lebih dalam. Dalam 5 menit laki-laki itu mencabut penisnya dan menumpahkan seluruh cairan spermanya di punggung Sinta. Sementara laki satunya lagi asyik menikmati permainan mulut Sinta, kemudian Sinta di tempatkan di pinggiran bed dengan posisi nungging sementara laki-laki satunya itu berdiri di lantai, di pingiran bed dan bersiap-siap menusukkan senjatanya ke lubang pantat Sinta. Goyangan pantat laki-laki itu menimbulkan suara sayup-sayup, “Ceplak.., ceplok..!”,.

Penis laki-laki itu makin keras menghunjam pantat Sinta sambil tangannya meremas keras pantat bahenol Sinta. Datang dari kamar mandi si laki-laki pertama langsung ikutan nimbrung lagi, dia menyusup ke bawah tubuh Sinta dengan kaki menjuntai ke bawah dia memasukkan penisnya ke vagina Sinta lalu menurunkan badan Sinta, laki-laki itu satunya lagi tetap berdiri dengan penis menancap ke pantat Sinta, dia agak membungkuk karena badan Sinta merendah dan nempel ke tubuh laki-laki itu. Mereka mulai bergoyang, mulut Sinta dengan lahap menjilat dada bidang si laki-laki itu.

Laki-laki kedua pantatnya kian keras bergoyang dan akhirnya, “Cret.., cret.., cret”, spermanya tumpah dibongkahan pantat Sinta, sementara si laki-laki itu masih asyik menikmati goyangan Sinta dari atas, karena laki-laki satunya lagi tidak lagi menusukan senjatanya, Sinta lalu duduk bersimpuh di penis si laki-laki itu dan bergoyang maju mundur. Tangan si laki-laki itu meremas buah dada kenyal milik Sinta, desahan Sinta makin hebat sampai akhirnya lemas terkulai di atas tubuh laki-laki itu.

Laki-laki itu bangkit dan mulai menyodok lubang pantat Sinta yang lagi tengkurep lemas. Plok.., plok.., plok..!, bunyi pantat dan paha mereka beradu, selang beberapa menit si laki-laki itu membalikkan tubuh Sinta dan mengangkangi wajah Sinta sambil mengocok-ngocok penisnya sendiri, sementara Sinta tampak membuka mulutnya lebar-lebar ketika laki-laki itu menumpahkan spermanya dimulut Sinta dan tampak Sinta menelan cairan sperma yang memenuhi rongga mulutnya itu.

Lihat Juga :  Cerita Mesum Dengan Cewek Gemuk Dan Montok

Laki-laki kedua datang dari kamar mandi, langsung berpakaian lalu pamitan pada mereka. Tinggal laki-laki itu berdua dengan Sinta dikamar. Dia menggendong Sinta ke kamar mandi, mungkin saling membersihkan diri, mereka tidur bugil dengan saling berpelukan. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 24.15, aku berencana besok aku akan bolos kerja. Sampai jam 02.00 di kamar Sinta tidak ada aktivitas, mereka masih tertidur pulas dengan tetap saling berpelukan. Akhirnya aku tertidur karena bosan menunggu.

Jam 04.00 aku terbangun dan iseng kuintip lagi sambil kekamar mandi. Eh kulihat tangan Sinta mengocok penis si laki-laki itu yang sedang berdiri setengah tiang. Kepala Sinta dituntun oleh laki-laki itu untuk melakukan blowjob. Mulut Sinta yang mungil tampak mengembung akibat sumbatan penis si laki-laki itu. Setelah berapa lama akhirya tumpah juga isinya di mulut Sinta, si laki-laki itu akhirnya tertidur pulas lagi, sementara Sinta ke kamar mandi mungkin membersihkan mulutnya.

Jam 06.30 laki-laki itu bangun, berpakaian dan pamitan ke Sinta yang bermalas-malasan di tempat tidur dalam keadaan bugil. Setelah si laki-laki itu pergi, tak tahan menahan konak aku menyerbu masuk ke kamar Sinta dan mengunci pintu, dia kaget sekali melihat aku datang, aku langsung membuka pakaianku dan menindihnya. Berberapa kali dia berontak, namun akhirnya penisku bisa kutancapkan ke vaginanya. Puas mengocok vaginanya, aku minta dia nungging untuk menyodok lubang satunya. Dia menolak, “Sin… kamu jangan munafik, laki-laki itu dua orang itu kenapa kamu kasih…ah?”, aku keceplosan ngomong.

Dia terheran-heran dan menanyakan dari mana aku tahu hal itu. Akhirnya aku menjelaskan aktivitas mengintipku di kamar sebelah. Wajah Sinta tampak merah padam antara malu dan marah, apalagi kujelaskan secara detil pergumulannya yang hot dan binal dengan laki-laki itu. Akhirnya sekian lama menahan konak, aku mendapat blowjob dari Sinta, bahkan melakukan anal, dan penutup permainan dengan ngecrot di mulut mahasiswi bispak ini yang juga tak menolak ketika kuminta menelan cairan spermaku yang tumpah dimulutnya.

– Tamat –

CERITA NGENTOT SUDAH LAMA MENAHAN NAFSU

$
0
0

CERITA NGENTOT SUDAH LAMA MENAHAN NAFSU – Nama saya Teddy, umur 22 tahun, 175 sentimeter, 17cm ayam panjang. Saya ingin menceritakan kisah yang menurut peristiwa ini saya menjalankan linkage seks adalah saudara dari kasih sayang saya yang bernama Desi 23 thn, Bra 36, ??tinggi 170 sentimeter, dan berat 60 Kg atau dewi pacar saya yang bernama memiliki usia 21 thn, tinggi 168 Senti meter, berat badan 55 Kg & Bra ukuran 34 C.

Kejadian yang saya alami diadakan untuk tanggal akhir pekan HRI 20 April 2003 yang pertama. Melawan saat itu saya berniat untuk pergi ke tempat penampungan pacar (mengapeli) semua meminta saya jatah kepadanya dan juga karena tengah malam minggu aku ada di sana dengan program keluarga.

Ketika aku bangun untuk rumah pacar saya dibilangan Ps.Pekan ternyata pacar saya kembali ke rumah dengan orang tua mereka dan adik-adik ke Palembang ketika 16 HRI dunia karena kakeknya meninggal dan yang di rumah hanya Desi (kakak perempuan).

Setelah saya tahu bahwasannya sayang saya tidak memiliki hasil rumah aku minta izin dari kakaknya. Tapi kakaknya yang mencela saya begitu au penurunan rumah pertama dan menemaninya untuk sementara dan main-main PS di rumah.

Kebetulan pada waktu itu ada di ruang Psnya Desi. Karena aku sibuk main-main saya melihat ada sebuah kotak sepatu kotak secon, saya terkejut ketika saya pergi untuk menonton mengisi dalam yang ada ternyata mengisi alat bantu seks yang berbentu Penis terlalu banyak VCD porno keluaran VIVID USA.

Cerita Ngentot. Suster Saya diberitahu pada waktu itu saya tidak tahu bahwasannya terhubung ketika kotak mainannya dan aku akan mengambil pula aku bertanya kepadanya “Apakah saudara ini?” Cepat saya menonton ekspresi wajahnya yang memerah secara bersamaan.

Tetap dirinya menjawab “Mau tahu saja anak kecil Anda”. Suster ini ketika tidak ada pelampiasan yach ketika Kak Budi (Pacarnya = kru) ada di laut.
“Achhhh bisa Anda” adalah jawabannya.,
“Suster saya ingin membantu tidak” kataku.,
Tidak Dengan menunggu jawabannya tentu saja kusergap bibir seksi yang saya bermain payudara sampingan. Setelah itu perlahan-lahan menyebar tangan saya masuk ke bajunya, lembut kuraba perut menjadi Bhnya juga saya masukkan jari telunjuk saya ke roknya dan menyentuh permukaan CD.
“Ted biarkan Ted, adikku Dewi”
“Kak Desi, aku ingin semua adik ML sama, tidak ingin ML saudara saya,” saya bertanya.
“Bukannya aku tidak mau, tapi aku malu Anda,” jawabnya
“Apa yang saudara maulu dengan saya, dan bahkan di rumah ini tidak ada orang lain yang tahu tidak hanya kita”, jawab saya
Perlahan-lahan aku mengundangnya untuk tidur dan cepat hanya untuk mendapatkan lebih dekat dan meremas payudaranya.
“Kesabaran Dong … Buka baju Anda pertama”
Aku membuka baju saya benar-benar, memeluk dan mencium bibirnya.
“Ayam Wowww mulia sekali dan lagi, lebih mantap daripada miliknya Mas Budi.”
Saya tangan meremas-remas bahwa payudara montok. “Sip doooong … pintanya”.
Saya sejak mulai menghisap. “Achhh … .terus … ted nikmat … oh, ayolah ….” Aku lebih bersemangat untuk mendengar napas, sekitar 5 menit aku menikmati payudaranya.
Oh … .sstt … .jilat Vegiku Ted … dia bertanya gemetar. Bibirku menjilati selangkangannya cepat. lidah vegi menjilati mulutnya bully berlumpur. Dikala lubang vagina menyentuh ujung lidah saya, saya agak terkejut karena lubang Vegi-nya yang tidak hanya keluar aroma mawar rasa sedikit legit terlalu manis, tergantung Vegi dengan pacar saya & & rekan yang telah saya menjilati wanita saya, saya ingin menikmatinya.
“Ardgg … arghh … mengerikan ted, saya menjadi merinding terasa dan tampak nich keluar5 bersemangat, saya ingin benar-benar nich, dan lidah lezat bangeeeet elo ted”.
“Ya Suster, Teddy dan avid rasa, manis adik Vegi benar-benar hebat”.
“Auuu … .auuuu … ted … dddd”.
Ujung lidah saya terasa sedikit cairan disemprotkan dengan secara simultan bersama tinggi pantatnya memiringkan tongkat seluruhnya Vegi kemukaku.
“Teddd … teddd … .Kakak keluar tedddd”. Vegi bibirnya ditarik perlahan dengan mulut sebelahku, sementara aku menggigit bersama-sama lembut. Memang ia menikmati. “Aduh-aduh mengerikan teddd”. Lidahkupun mengaduk-aduk lubang Vegi-nya yang telah basah sekali.
“Tedd ..kini teddd …” Aku segera naik tubuhnya, ia siap sekali dengan mengangkang lebar menunggu kedatangan Teddy Junior. Perlahan-lahan kugesek dibibir Vegi-gesek saudaranya, sengaja tidak lubang Vegi cepat aku memasukinya, aku hanya menggosok. Dia tumbuh nafsu, “Ted, biarkan ted, masukkan ted, kakak perlu ted, biarkan ted”. tangannya dan segera memegang batang lurus dibimbingnya junior saya dan masuk ke dalam lubang Vegi-nya.
“Au … ted, tip benar-benar besar ted” dia dikala dirinya memegang ujung junior saya. “Inikan beberapa kak baik, kadi adik tidak ingin nich, ya tidak ingin memiliki ketika tidak perlu dimasukkin”.
“Apakah ted, ingin ted, ingin ted … cuman takut hanya karena sayang kakak miliknya kecil dan pendek”.
“Auchhh … auuuuu …” teriaknya dari waktu ketika adikku mulai masuk ke vagina, terasa lamban sekali “.” Aduh … ted … sakit … yummy … sakitt. .. en akkkkk “.
“Apa yang baik kak?” “Kau tahu ted, ada sedikit rasa sakit dan enaknya tidak main-main rasanya, rasanya mulut rahim saya Valentine ted”.
Perlahan junior saya kuajun Vegi luar tanda nya baru, banyak dari tembakan ia berteriak, “Tedd … teddd … kakak keluar … teddd … auuuu … auuuu …”
“Yach, telah demikian hanya keluar” jawabku,
Pernah menjadi kepala adikku merokok dan dipelintir oleh Vegi mulutnya lezat, mencicipi semua sayuran-nyamasih kencang otot, sementara kutusuk konsisten vegi nya, mulut saya masih mengisap susu dot begitu indah. “Slrupp … slrupp ..” Ada setiap saya tarik & menekan Vegi-nya.
“Rotasi kak Kak, kakak atas yach”
“Yach ted, tapi mengajarkan yach”.
Ketika posisi ini berada di bawah, dia langsung naik perut saya dan bersama secara langsung diadakan junior saya sementara diarahkan ke Vegi-nya. Aku melihatnya Vegi seklai bulu-bulu pendek yang indah yang membuat rasa gatal dan waktu yang buruk dengan Vegi bergesekkan nya. “Auuuuu … kak mengerikan Vegi saudara”.
“Sekarang ternyata teddy adik yang membuat yach lezat” katanya, bergulir mulut bahenol pantatnya, itu batang memutar junior saya ingin istirahat waktu junior saya di Vegi dg berputar nya semakin serempak.
“Auuu … bangettt kak kak … buruk ….”
Saya juga bangun mulutku mencari susu puting, langsung kukemut & kuhisap.
“Ted..ted … mampu membuat kakak ke luar lagi nich … itu terjebak sekali ted ted” Posisi ini adalah salah satu dengan ujung junior saya pernah menyentuh rahimnya.
“Ech..ech ….” Suaranya setiap kali aku menyodok vegi nya. “Ted..ayo ted, kakak mau keluar lagi nich” “Tahan kak saya dan ingin keluar nich”.
Bersamaan kugenjot vagina pagi-pagi. Dirinya karena ia keserupan setiap naik dan turun di atas junior saya yang jepit oleh Vegi nya.
“Kak … aku ingin keluar kak …” “Ayo ted adik juga ingin nich” “Auuuu … .kakkkk”
“Yach teddd …. Suster ingin keluar nich … ..achhhh … .achhhh”
Aku memeluknya erat-erat saat menyemprot seluruh cum ke Vegi-nya.
“Ted … aduhhhh mengerikan ted … teddy punya mengerikan”
“Anda juga harus kak lezat, menipu saudara meninggalkan sayang kakak demi pekerjaannya di laut, pasti 1 thn dia bisa pulang.”
Dia juga simultan jatuh di atas tubuh saya, kami berdua lemas, saat tidur di atas tubuh saya, dari kepala sampai kuelus konsisten dengan kepantatnya lembut.
“Terima kasih yach Ted, adik memiliki pantangan panjang”.
“Saya kak”.
“Janji yach Tedd, adik ingin pula jika Anda meminta dia untuk kakak”.
“Siiip dech kak, tapi yach hati menjaga rahasia kami dari Dewi yach kak”.
“OK, Ted.”
Sementara 16 HRI kami bebas melaksanakan hubungan seks dengan kakak pacarku di rumahnya dan kemudian kami akan melakukannya di waktu luang dan luar / dihotel. & Dan saya tidak lupa dan mereka bertanya tentang pacar saya setelah kembali dari Palembang.

Lihat Juga :  Cerita Ngentot Pacarku Mantan Pelacur

Tamat

CERITA SEX Kuhisap Tetek Gadis Salon Toge

$
0
0

CERITA SEX Kuhisap Tetek Gadis Salon Toge | Cerita SEX HOT Gadis Salon Toge | Cerita SEX HOT | Cerita sex dewasa Sepulang kantor, tubuhku menjadi tambah penat sehabis mengerjai Lia tadi. Kuparkir Mercy kesayanganku di sebuah mall yang terletak tak jauh dari kantorku. Kubergegas menuju sebuah salon dengan dekorasi yang didominasi warna merah itu.

“Mau diapain Pak” tanya resepsionis yang cantik.

Kulihat namanya yang terpampang di dada. Anggi, namanya.

“Creambath sama refleksi” jawabku.
“Mari dicuci dulu Pak” Anggi menyilahkanku ke tempat cuci.

Tak lama pegawai salon yang akan merawat rambutkupun datang. Kuperhatikan dia tampak masih ABG. Dengan tubuh yang kecil dan kulit sawo matang tapi bersih, wajahnya pun tampak manis dan imut. Walaupun tak secantik Lia, tapi wajahnya yang menyiratkan kemudaan dan keluguan itu menarik hatiku. Tapi yang paling menyedot perhatianku adalah buah dadanya yang besar untuk ukuran tubuhnya. Dengan tubuh yang mungil, buah dadanya tampak menonjol sekali dibalik seragamnya yang berwarna hitam itu.

Cerita Sex. Perawatanpun dimulai. Pijatan Dian, nama gadis itu, mulai memberikan kenikmatan di tubuhku yang lelah. Tetapi tak kuduga setelah aku menyetubuhi Lia tadi, gairahku kembali timbul melihat Dian. Terutama karena buah dadanya yang tampak masih padat dan kenyal itu. Benar-benar sexy sekali dilihatnya, ditambah dengan celana jeansnya yang sedikit di bawah pinggang sesuai mode masa kini, sehingga terkadang perutnya tampak ketika dia memijat bagian atas kepalaku.

Setelah creambath, Dianpun yang memberikan layanan refleksi. Karena tempat dudukku lebih tinggi darinya, kadang ketika dia agak menunduk, aku dapat melihat belahan dadanya dari balik T-shirtnya yang kancingnya sengaja dibuka. Begitu indah pemandangan itu. Semenjak aku menikmati Tari, gadis SMP dulu, belum pernah aku menikmati ABG belasan tahun lagi. Terlebih dulu Tari berdada kecil, sementara aku ingin mencoba ABG berdada besar seperti Dian ini.

Akupun mengajaknya mengobrol. Ternyata dia baru lulus SMA dan berusia 18 tahun lebih sedikit. Mau melanjutkan sekolah tidak ada biaya, dan belum mendapatkan kerja yang sesuai. Dia bekerja di salon tersebut sambil mencari-cari kerja yang lain yang lebih baik.

Singkat kata, aku tawarkan dia untuk melamar di perusahaanku. Tampak dia berseri-seri mendengarnya. Aku sarankan sehabis jam kerjanya kita dapat mengobrol lebih jauh lagi mengenai pekerjaan itu. Diapun setuju untuk menemuiku di food court selepas pulang kerja nanti.

Jam 8.00 malam, Dian menemuiku yang menunggunya di tempat yang telah disepakati itu. Kupesan makan malam sambil kita berbincang-bincang mengenai prospeknya untuk bekerja di perusahaanku. Kuminta dia mengirimkan surat lamaran serta ijazahnya secepatnya untuk diproses. Kubilang ada lowongan sebagai resepsionis di kantorku. Memang cuma ada Noni resepsionis di kantorku, sehingga aku merasa perlu untuk menambah satu lagi. Setidaknya itulah pikiranku yang sudah diseliputi hawa nafsu melihat kemolekan tubuh muda Dian.

Sambil berbincang, mataku terus mengagumi buah dadanya yang tampak sekal menggiurkan itu. Ingin rasanya cepat-cepat kujilat dan kuhisap sepuas hati. Dian tampak menyadari aku menatap dadanya, dan dia tampak tersipu malu sambil berusaha menutup celah T-shirtnya.

Sehabis makan malam, aku tawarkan untuk mengantarnya pulang. Sambil meneruskan wawancara, alasanku. Dianpun tidak menolak mengingat dia sudah ingin sekali pindah tempat kerja. Terlebih penampilanku membuatnya semakin yakin. Di dalam mobil, dalam perjalanan, kuteruskan perbincanganku mengenai job description seorang resepsionis di kantorku. Sambil berbincang kucoba meraba pahanya yang terbungkus jeans ketat. Sesekali tangannya menolak rabaan tanganku.

“Jangan Pak.. malu” alasannya.

Sementara itu, nafsuku sudah begitu menggelora dan motel jam-jaman langganankupun sudah hampir tampak.

“Dian.. Terus terang saja.. Kamu memenuhi semua persyaratan.. Hanya saja kamu harus bisa melayani aku luar dalam untuk bekerja di perusahaanku.” tegasku sambil kembali mengerayangi pahanya. Kali ini tidak ada penolakkan darinya.
“Tapi Pak.. Dian nggak biasa..”
“Yach kamu mulai sekarang harus membiasakan diri ya..” kataku sambil meremas pahanya dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku membelokkan setir Mercyku ke pintu masuk motel langgananku itu.

Mobilku langsung masuk ke dalam garasi yang telah dibuka oleh petugas, dan pintu garasi langsung ditutup begitu mobilku telah berada di dalam. Kuajak Dian turun dan kamipun masuk ke dalam kamar. Kamar motel tersebut lumayan bagus dengan kaca yang menutupi dindingnya. Tak lama, petugas motel datang dan akupun membayar rate untuk 6 jam.

Setelah si petugas pergi, kuajak Dian untuk duduk di ranjang. Dengan ragu-ragu dia patuhi perintahku sambil dengan gugup tangannya meremas-remas sapu tangannya. Kusibakkan rambutnya yang ikal sebahu dengan penuh kasih sayang, dan mulai kuciumi wajah calon resepsionisku ini. Kemudian kuciumi bibirnya yang agak sedikit tebal dan sensual itu. Tampak dia hanya bereaksi sedikit sambil menutup matanya. Hanya nafasnya yang mulai memberat..

Kurebahkan tubuhnya di atas ranjang, dan langsung tanganku dengan gemas merabai dan meremasi buah dadanya yang ranum itu. Aku sangat gemas sekali melihat seorang ABG bisa mempunyai buah dada seseksi ini. Kuangkat T-shirtnya, dan langsung kujilati buah dadanya yang masih tertutup BH ini. Kuciumi belahan dadanya yang membusung. Ahh.. Seksi sekali anak ini. Dia masih tetap menutup matanya sambil terus meremas-remas sapu tangan dan seprei ranjang ketika aku mulai menikmati buah dadanya. Kubuka pengait BHnya yang tampak kekecilan untuk ukuran buah dadanya, dan langsung kuhisap dan kujilati buah dada gadis salon ini.

“Eh.. Eh..” hanya erangan tertahan yang keluar dari mulutnya. Dian tampak menggigit bibirnya sendiri sambil mengerang ketika lidahku menari di atas putingnya yang berwarna coklat. Dengan cepat puting itu mengeras pertanda siempunya sedang terangsang hebat.

Segara kulucuti semua pakaianku sehingga aku telanjang bulat. Kemaluanku telah tegak ingin merasakan nikmatnya tubuh gadis muda ini. Akupun duduk di atas dadanya dan kuarahkan kemaluanku ke mulutnya.

“Jangan Pak.. Dian belum pernah..” katanya sambil menutup bibirnya rapat.
“Ya kamu harus mulai belajar donk..” jawabku sambil menyentuhkan kemaluanku, yang panjangnya hampir sama dengan panjang wajahnya itu, ke seluruh permukaan wajahnya.
“Katanya mau jadi pegawai kantoran..” aku mengigatkan.
“Tapi nggak akan muat Pak.. Besar sekali”
“Ya kamu coba aja sedikit demi sedikit. Dimulai dari ujungnya dulu ya sayang..” perintahku lagi.

Dianpun mulai membuka mulutnya. Kusodorkan kemaluanku dan sedikit demi sedikit rasa hangat yang nikmat menjalari kemaluanku itu, ketika Dian mulai menghisapnya. Kuangkat kepalanya sedikit sehingga dia lebih leluasa menghisapi kemaluan calon bosnya ini.

“Ya.. Begitu.. Sekarang coba lebih dalam lagi” kataku sambil mendorong kemaluanku lebih jauh ke dalam mulutnya.

Kemudian kutarik keluar kemaluanku dan kuarahkan mulut gadis ABG ini ke buah zakarku.

“Sekarang kamu jilat dan hisap ini ya.. Sayang”

Dianpun menurut. Dijilatinya dan kemudian dihisapnya buah zakarku satu per satu. Demikian selama beberapa menit aku duduk di atas dada Dian dan mengajarinya memberikan kenikmatan dengan menggunakan mulutnya. Mulutnya tampak penuh sesak ketika ia menghisapi kemaluanku.

Setelah puas menikmati hangatnya mulut Dian, aku kembali gemas melihat buah dadanya yang membusung itu. Kembali kunikmati buah dadanya dengan mulutku. Kembali Dian mengerang tertahan sambil mengatupkan bibirnya. Sementara itu, akupun melucuti celana jeansnya dan sekalian celana dalamnya. Tampak vaginanya yang bersih tak berbulu seperti menantang untuk digenjot kemaluanku.

Tanganku meraba-raba vaginanya dan tak lama menemukan klitorisnya. Kuusap-usap klitorisnya itu, sementara mulutku kembali dengan gemas menikmati buah dadanya yang besar menantang. Terdengar dengusan nafas Dian semakin dalam dan cepat. Matanya masih menutup demikian juga dengan bibirnya. Tangannya tampak semakin keras meremas sprei ranjang kamar. Aku sudah ingin menyetubuhi gadis petugas creambath ini. Kurenggangkan pahanya sementara kuarahkan kemaluanku ke liang nikmatnya.

“Pelan-pelan ya Pak..” pintanya sambil membuka mata.

Tak kujawab, tapi mulai kudorong kemaluanku menerobos liang vaginanya. Memang dia sudah tidak perawan lagi, tetapi vaginanya masih sempit menjepit kemaluanku.

“Ahh..” jeritnya ketika kemaluanku telah menerobos vaginanya. Tak kuasa lagi dia untuk menahan jeritan nikmatnya.

Mulai kugenjot vaginanya, sambil kuremas-remas buah dadanya. Makin keras erangan Dian memenuhi ruangan itu.

“Ahh.. Ahh..” erangnya seirama dengan goyanganku.

Buah dadanya bergoyang menggiurkan ketika aku memompa vaginanya. Sesekali kuhentikan goyanganku untuk kembali menghisapi buah dadanya yang besar dengan gemas. Hampir 20 menit terus kupompa gadis manis pegawai salon ini. Tiba-tiba dia mengerang dan mengejang hebat tanda orgasme. Tampak butir keringat mengalir membasahi wajahnya yang manis. Kuseka keringatnya dengan penuh kasih sayang.

Kemudian kunaiki kembali tubuhnya dan kali ini kuletakkan kemaluanku diantara buah dadanya yang kenyal itu. Tanganku merapatkan buah dadanya, sehingga kemaluanku terjepit diantaranya. Nikmat sekali rasanya dijepit buah dada gadis ABG semanis dia. Mulai kugoyangkan badanku maju mundur sehingga buah dadanya yang kenyal menggesek-gesek kemaluanku dengan nikmat. Kadang kulepaskan kemaluanku dari himpitan buah dadanya untuk kemudian kusorongkan ke mulutnya untuk dihisap. Kemudian kembali kujepitkan diantara buah dadanya yang ranum itu.

Kira-kira 15 menit lamanya kemaluanku menikmati kenyalnya buah dada dan hangatnya mulut Dian. Akupun merasa akan orgasme, dan tak lama kusemburkan cairan ejakulasiku di atas buah dada Dian. Dengan kemaluanku, kuoleskan spermaku keseluruh permukaan buah dadanya yang sangat membuatku gemas itu.

Lihat Juga :  Cerita Sex Cewek SMA Pake Obat Perangsang Wanita

“Pak.. Jangan bohong lho janji Bapak..” ujar Dian saat kami telah meluncur kembali di dalam mobilku.
“Oh nggak, sayang.. Cepat saja kamu kirim lamarannya ya” jawabku.

Dianpun tersenyum senang mendengarnya. Terbayang olehnya kerja di kantor yang merupakan cita-citanya. Akupun tersenyum senang membayangkan buah dada Dian yang akan dapat aku nikmati sepuasnya nanti. Kuturunkan Dian dipinggir jalan sambil kuberi uang untuk ongkos taksi.

“Terimakasih ya Pak Robert” katanya ketika dia turun dari mobilku.
“Sama-sama Dian” jawabku sambil melambaikan tangan.

Kukebut mobilku menuju jalan tol. Hari telah larut malam. Jalanan telah menjadi lenggang. Ingin rasanya cepat sampai di apartemanku setelah hari yang melelahkan ini. Tiba-tiba aku sadar kalau aku belum mentest secara seksama kemampuan Dian untuk menjadi resepsionis. Interpersonal skill, bahasa Inggris, telephone manner, dan lain-lain. Rupanya aku hanya terbuai oleh buah dadanya yang nikmat itu. Biarlah nanti bagian HRD yang mentestnya, pikirku. Kalau lulus ya diterima, kalau nggak ya nggak apa-apa. Toh aku sudah puas menikmati buah dadanya he.. He..

Kubuka jendela untuk membayar tol. Setelah membayar, langsung aku tancap gas melintasi kota Jakarta di waktu malam. Lagu “Breakin’ Away”nya Al Jarreau mengisi sepinya suasana dalam mobilku.

Tamat

Cerita Dewasa Di Kost Adikku yang Bohay

$
0
0

Cerita Dewasa Di Kost Adikku yang Bohay – cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep Cerita ini berawal ketika windy, wanita cakep temenku di datengi adik kostnya.Cerita dewasa sedarah paling sex Cerita seks ini awalnya ga ingin kuceritakan, karena cerita dewasa seks ini sungguh membuatku ketagihan, cerita seks ini awalnya kudapatkan dengan tidak sengaja, ketika aku mendapati 2 orang wanita yang melakukan hubungan seks dengan bersamaan, alias lesbian, ya apalagi lesbiannya cantik2 banget dan masih perawan, akhirnya sebagai manuai atau cowok normal maka aku tergoda.

– mbak, mau kubantu ? – suara Ratih terdengar saat masuk ke kamar kostku.
– Walah ya jangan repot2, ini kan cuma ngebongkar titipan orang – sahutku

Sambil mengeluarkan macam2 kripik dari dalam kardus2 besar yang baru datang.

– kubantuin makan, maksudku – sambung Ratih cekikikan.

Sambil tersenyum aku mengeluarkan juga pakaian yang terlipat rapi dari kardus2 itu juga. Ratih tidak bisa diam melihatku mengeluarkan isi paket dari kerdus. Kubiarkan sesaat Ratih ikut mengatur memisahkan makanan kering, keripik, pakaian dan buku2. Aku teringat sesuatu, tapi terlambat…

– Eih ?!? – Ratih memperhatikan 3 dvd di tangannya.

Movie porno koleksiku ketahuan!!
Ratih berdiri menghindar saat kucoba merebut dari tangannya. Ratih malah naik ke tempat tidurku, bersandar dan membolak balik gambar di covernya. Biarlah, kupikir Ratih juga sudah dewasa. Baru 2 semester berjalan sekolah menengahnya, Ratih sudah termasuk dewasa menurutku. Jika ternyata belum melihat hal2 seperti itu .. ya berarti masih lugu dan poloslah dia.

– mbak Windy punya film begini ? pinjem ya mbak – katanya bangkit dari tempat tidurku langsung berjalan cepat ke pintu.
– hati2 menyimpannya. – seruku sambil melanjutkan unpacking isi kardusku.

Lama juga memilah isi kardus dan menatanya ke lemari, meja dan kulkas kecilku. Setelah semuanya rapi, kuambil kaos longgar dan celana pendek, handuk serta perlengkapan mandiku.

Setelah mandi aku keluar kamar mandi, berjalan terus keluar kamarku sambil mengeringkan rambutku dengan handuk. Beberapa langkah setelah di depan kamar Ratih, kuketuk pintunya.

Dengan lilitan handuk membungkus pinggang hingga pahanya, Ratih membukakan pintu dan langsung menarik tanganku masuk ke dalam kamarnya. Dikuncinya pintu dan kembali memegang tanganku, menarikku ke depan tvnya. Seperti perkiraanku, Ratih masih melihat dvdku tadi.

Masih tertayang seorang pria kulit gelap telanjang dan dua gadis asia setengah telanjang sedang beraksi di ruang kantor. Pria itu berlutut di depan gadis si rambut panjang yang duduk di kursi dengan paha terbuka lebar, kaki yang satu di atas meja. Dengan cepat pria itu menggoyang pantatnya maju mundur sementara si rambut panjang mencengkeram tangannya ke atas, memegang sandaran kursi di belakang kepalanya sambil berteriak seperti kesakitan. Branya telah terbuka menggantung di tangan kirinya. Buah di dadanya bergoyang seirama dengan kayuhan pantat si pria.

Yang rambut pendek berusia belasan tahun terbaring di meja, dengan rok seragam sekolahnya telah tersingkap ke atas. Pahanya terbuka lebar, kakinya diatas meja, sementara kepala pria itu mencium dan menjilat pangkal paha gadis itu. Tangannya pun ikut bermain di sana.

Ratih diam saja saat kuberjalan ke kulkasnya, membuka dan mengambil setangkai anggur. Kututup kulkas dan memutar tubuhku menghadap tempat tidur, memperhatikan Ratih. Ia tak berkedip melihat tv, duduk di tepi tempat tidur, kaki kirinya di atas kaki kanannya, terlihat sedikit bergoyang. Terlihat pantatnya juga sedikit bergoyang memutar.

Ratih hanyut dengan tontonannya. Sambil tersenyum aku duduk di selahnya sekarang. Kuperhatikan dadanya naik turun agak cepat. Kubiarkan Ratih menonton movie itu sampai si pria berdiri dan menghadap meja, ke arah gadis sekolah rambut pendek itu. Pria itu mulai menggoyang pantanya lagi maju mundur di tengah pangkal paha yang terbuka lebar di atas meja.

Sekarang kuganti cemilanku dengan minuman ringan dari kulkasnya. Belum habis minumanku, pria itu telah berteriak, memegang batang kemaluannya yang mengeluarkan cairan putih memenuhi wajah gadis itu.

Kuperhatikan Ratih, duduk tegak, tangannya menopang tubuhnya di tempat tidur. Kakinya sedikit terbuka pahanya.

Sekarang!! Dengan cepat kuraih handuk yang melilit bawah tubuhnya, kutarik lepas menyingkap bawah tubuhnya yang sekarang terlihat jelas. Ratih tidak mengenakan apa2. Ia terkejut.

– Eih!! mbak Windy!!

Tangannya bergerak menutup pangkal pahanya. Saat akan berdiri, kutahan tangannya, sambil terseyum aku berkata

– jangan ributlah, toh punya kita sama. – suaraku menenangkannya.

Ratih mulai tersenym dan kembali duduk tenang.

– tapi punyaku bulunya jarang mbak, masih halus. – tangannya membelah menyisir rambut bawahnya perlahan.
– kalau punyaku sudah banyak keluar, tapi sering kucukur. enak kalau mulai tumbuh lagi, geli2 gimana gitu.

Aku berdiri sekarang menghadap Ratih. Dengan santai kuturunkan sedikit calana pendekku, terlihat jelas Ratih memperhatikan milikku. Lalu ia membandingkannya sebentar dengan miliknya.

– ah mbak Windy sudah dewasa, dada mbak sudah bagus bentuknya.
– kalau dadaku cuma segini – Ratih kemudian mengangkat baju atasnya, terlihat bra cup nya yang agak kedodoran.

Kutarik ke atas kaosku, kulepaskan sekarang lewat kepala. Setelah meletakkan kaosku di atas tempat tidur, kupegang bagian bawah kedua buah dadaku, sedikit kuremas dan sedikit kuangkat ke atas, sedang kucoba kutontonkan pada Ratih.

– punya mbak Windy bagus. mungkin paling bagus diantara anak2 kist sini. – katanya pelan.
– besar, maksudmu ? – jawabku tertawa geli

lalu kuputar bagian belakangku menghadap cermin, menurunkan lebih ke bawah celana pendekku.

– semoga pantatku juga indah ya – komentarku
– padat mbak, apa yang itu disebut bahenol ? – tanya Ratih
– hihihi – tak tahan ku tertawa geli dengan komntarnya. senang juga mendengarnya.

Aku menungging sekarang, memperlihatkan dengan jelas kedua lubangnya di cermin.
Ratih duduk bergeser, ikut memperhatikan apa yang tampak di cermin.
Kutarik celanaku ke atas sekarang, lalu kududuk lagi disebelahnya.

– punyamu sudah basah ? – tanyaku
– apanya mbak ?
– ya yang di bawah pusarmu, terasa basah gak ?
– enggak tau – jawab Ratih.

Ia kini bergerak mundur sedikit di tempat tidur. Lututnya diangkat ke atas, kedua kakinya di atas dipan sekarang, pahanya dibuka lebar-lebar, mempertontonkan pangkal pahanya. Kedua tangannya membantu membukanya hingga kini terkuak. Kulit dalamnya yang merah muda sekarang terlihat jelas, agak berlendir.

– sudah pingin pipis ? – tanyaku lagi.
– tadi pingin sih, tapi bukan pingin pipis rasanya. enggak tau gimana gitu – jelas Ratih.
– tapi sudah basah kan ?

Kuambil handuk dan mengusap pangkal pahanya. Ratih diam saja. Kupijit perlahan sekarang.

– sudah mencoba memasukan ke lubangnya ? – tanyaku lagi perlahan
– apaan ? apa maksud mbak Windy ?- tanyanya
– mungkin jarimu kau masukan ?
– tadi memang pingin memegangnya, terasa enak terus keterusan memegangnya. – jelasnya
– makanya kulepaskan celanaku biar enak mengusapnya – jelasnya lagi.

Terlihat pantat Ratih mulai sedikit bergoyang goyang. Aku tidak menghentikan usapan dan pijitanku.

– enak diusap ? – tanyaku lagi.
– tadinya sih – jelas Ratih.
– kalau sekarang ?
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep
Ratih diam, mencoba menikmati usapanku di bawah perutnya.
Kugeser dudukku sekarang, mendekat. kubelai rambutnya, kusisir perlahan. sesekali kuusap juga telinganya. Ratih diam, menatapku.

Sekarang tanganku tanpa handuk membelai pangkal paha Ratih, bagian sensitif wanitanya, perlahan naik turun, sesekali membuka lipatannya menyentuh tonjolan kecil di dalamnya.

Ratih memjamkan mata. nafasnya mulai terdengar jelas berirama agak cepat.
Kakinya kubuka lebar2, dengan tangan kiriku kupercepat usapan di pangkal paha Ratih.

– hsss … mbaaak – Ratih mendesis, merebahkan tubuhnya di tempat tidur sekarang.

Kugerakkan tangan kananku ke arah dadanya sekarang. Perlahan kuangkat cup penutup buah di dadanya. kuusap-usap ujung kecil di buah dadanya.

– hmmm … hssss – Ratih bersuara tak jelas

Tangannya memegang tanganku yang di dadanya. Hanya memegang. Aku sekarang meremas buah di dada Ratih yang masih ranum itu. Tangan kiriku kupercepat mengusap pangkal pahanya.
Ratih mulai melepaskan nafasnya pendek berirama cepat sambil bersuara

– haah!! haah!! haah!!

Kupercepat tangan kiriku mengusap daging kecil di celah2 pengkal paha Ratih.
Perlahan jari tengahku mengusap sekeliling lubang kecil di bawahnya. Sesekali mencoba masuk

– mbaak!! Haah!! Haah!! mbak Windyyy!! haah!!

Dengan ibu jari tangan kiriku aku kini mengusap daging kecilnya, sementara jari tengahku mencoba masuk ke lubang bawahnya. semakin cepat gerakanku, Ratih kini bergoyang pantatnya. Terus bergoyang mengikuti iramaku.

Telah masuk setengah jari tengahku di dalam pangkal paha Ratih. Mulai basah jariku itu, tapi tetap tertahan tak bisa masuk lebih jauh.
Dengan jangkauan sedikit masuk ke dalam itulah aku menggerakkannya keluar masuk
Semakin cepat, cepat, lebih cepat, kutambah kecepatannya …

– mbaaaak Windyyyyy !! – Ratih menyebut namaku dengan menjerit kecil

Tubuhnya bergetar. Bukan bergoyang seperti tadi, tapi bergetar, mengejang, otot pangkal pahanya menegang, tangan keduanya menangkap tanganku yang bergerak cepat di bagian bawah tubuhnya.

Kemudian diam tak bergerak, kecuali nafasnya naik turun seperti berlari kecil.
Tanganku sudah diam sekarang.

– basah ya ? aku ngompol ya ? tadi seperti pipis rasanya …

Kuambil handukku tadi, kuusap lagi ke bagian penting Ratih itu.

– enak Ratih?!?
– hmmm … gimana ya rasanya … – jawabnya masih telentang.
– punyaku juga sedikit basah lho

Ratih bangkit, duduk sekarang. menatapku lalu memperhatikan bawah pusarku.

– terus aku musti gimana ? – tanyanya
– coba kau ganti dan putar film dvdku. yang India ya ?

Aku beranjak dari tempat tidur ke meja rias Ratih. Ratih dengan cepat mengganti dvd dengan film yang kumaksud. Kuraih sisir sikat Ratih yang dari karet lunak, kududuk lagi di dipan.
kuraih remote dvd, dan kupilih scene yang paling tengah.

Langsung tampil seorang pemuda keturunan India yang telah telanjang bulat, mengikat wanita berdarah India juga yang kini telanjang bagian bawah tubuhnya. Wanita berambut pendek seperti lelaki itu menangis di tepi tempat tidur, kedua tangannya terikat di satu sudut atas tempat tidur.

Kugesekkan pangkal sisir sikat Ratih pada pangkal pahaku berulang ulang.
Ratih yang memperhatikan kegiatanku juga mulai duduk sambil sesekali melihat film itu.
Aku ikut merasakan nikmatku saat pemuda itu memasukan tongkat kehidupan di bawah pusarnya dengan paksa ke gadis yang terikat itu. Bersaamaan itu juga masuklah pangkal pegangan sisir sikat Ratih ke dalam lubang bawahku. Terasa sesak lubangku dipenuhi pangkal sisir itu yang semakin masuk, semakin lebar pangkal sisir itu.

– AArhhhhh!! – aku merasakan nikmat saat kutarik dan kumasukan lagi berulang-ulang

Ratih di sebelahku mulai mengusap bawah perutnya juga, mengikuti iramaku. Ratih duduk terbuka lebar lagi sambil memperhatikanku dan tv bergantian.

Nikmat yang kurasakan menambah sensasi kami berdua saat wanita di tv mulai berteriak2 menangis menjerit-jerit. Sisir itu telah cepat keluar masuk membantuku mencapai nikmat yang kucari.
Ratih mulai mengerakkan jemarinya ikut2 memasuki lubangnya sendiri.

Tambah cepat nafasku saat melihat Ratih mulai bergoyang menikmati usahanya.

Wanita di tv terlihat megejang, sementara pemuda itu menghentikan kegiatannya tuk berganti posisi, menduduki paha wanita itu dan mencoba memasuki lubangnya dengan pusaka miliknya.

– haaah!! mbaaak!! – Ratih merintih, saat tanganku ikut meremas dadanya.

Aku bergerak cepat, menggeser dudukku mendekati Ratih.

– haah!! bantuin Ratih!! haah – seruku

Kudekati tangan Ratih yang menyangga tubuhnya, kuraih dan kuarahkan ke sisirnya sendiri yang keluar masuk di lubang kenikmatanku.
Ratih yang sekarang ikut memegang sisir itu, melai mengikuti irama tanganku.

– haah!! haah!! yang cepat!!

Sekarang kubiarkan Ratih sendiri yang melakukannya. Kubuka pangkal pahaku lebar2 menghadapnya, kuangkat sedikit lubangku, kini Ratih mulai mempercepat tusukannya.

– HAAAAHHH!! – suaraku keluar saat tanganku bergerak,

mengusap dan menekan daging kecil di dalam lipatan bawah tubuhku. Ratih tetap menusukku dengan irama yang kurasa bertambah lama bertambah cepat. Nikmat dan sensasi yang luar biasa, terbawa suara di tv yang nyaring. Benar2 terasa penuh lubangku saat Ratih membenamkannya, dan terasa nikmat sensasinya saat Ratih menarik dan membenamkannya lagi dengan cepat.

Tak kuasa aku menahan getaran dan kejangnya otot di seluruh tubuhku saat puncak nikmat yang kucoba raih itu datang …

– AAAAAAAAAAAARRRRGGGHHHH !!!!

Betul2 serasa mengeluarkan kepuasan yang tiada tara melalui bawah tubuhku …
Kubiarkan Ratih menusuk lubangku beberapa kali, lalu kutahan dengan kedua tangannku mencoba menghentikannya.

Tangan Ratih yang satu masih menusukkan jemarinya ke lubang miliknya dengan cepat sekali. Ia terlihat ingin juga menikmati puncak permainannya. Tak beberapa lama sebelum sempat kubantu …

– hah!! hah!! HAHH!! HHAAAA!! HAAARRGHHH!!! MBAAAAAAAAKKKK!!!

tubuhnya menegang, bergetar sesaat, perutnya naik turun cepat, kemudian merangkulku. Kami berbaring sekaarang, aku tertindih tubuhnya yang penuh keringat. Masih merangkulku dan menyandarkan kepalanya, terdiam tak bergerak.
Bebearpa saat kemudian Ratih sesenggukan menangis …

– huhuuu – berbisik ia dalam tangisnya
– aku sudah tidak perawan lagi ya? Huuu huuu … –

Kuangkat tanganya yang dipakainya sendiri, kuperhatikan ada lendir membasahinya dan sedikit merah …

– entahlah Ratih, aku tidak yakin itu darahmu, tetapi tenang sajalah, kau sudah memdapat apa yang kau cari tadi – bisiku perlahan …

Setelah beberapa lama kami berpelukan, aku mulai meninggalkannya di tempat tidur, merapikan celanaku dan mengenakan kaosku. Kuambil handukku, dan bergerak keluar kamarnya, masuk lagi ke kamarku tuk mandi lagi.

—–

– Begitu deh mas ceritanya – berbisik Windy perlahan
– Lu gila ya Windy, cerita detail begitu ke gue ? – tanyaku perlahan sambil tersenyum.
– Lah, kan mas sendiri yang ingin dengar ceritanya.
– Iya, tapi aku sekarang kan bingung mau ke mana. Pelabuhanku sekarang sedang ke Manado, yang lain di Singapore dengan bossnya. Yang lain sedang terbang dengan flight maskapainya. Kemana kapal selamku musti berlabuh? Ah dasar kau sukanya bikin pusing – kutatap matanya.

Kusandarkan badanku ke kursi, kutarik kedua tanganku menopang kepalaku.
Windy menggeser kursinya, dari hadapanku tadi, sekarang kursi yang beroda itu telah berada di sebelahku. Sambil mendekatkan wajahnya ia tersenyum sambil berbicara perlahan :

– asyik kan ceritanya ?
– Untung gak ada yang dengar ceritamu tadi. – kataku sambil memperhatikan kiri kanan.
– Hari Sabtu begini, kantor ini biasanya sepi mas. Jarang ada yang lembur sampai sore begini.
– Kalau bukan karena menemani mas membackup data akuntasi perusahaan ini tiap hari Sabtu, aku juga gak bakal ke sini mas.
– Lah, bukannya tiap minggu kamu ke sini ngeberesin pembukuan ?
– hiyo hiyo. terserah deh mas. tapi sekarang pokoknya sepi. tenang aja. office boy kan sekarang doyan maen facebook mas.
– mas aja yang freelance di sini tidak memperhatikan. mas cuma hari2 tertentu sih datang ke kantor kami.

Kulirik Windy sekarang. Ia masih memajukan tubuhnya ke arahku. Terlihat bibir merah mudanya yang basah, kemeja atasnya yang ketat sekarang memperlihatkan belahan dadanya yang indah.
Matanya menatapku tak berkedip. Windy memperhatikan mataku melirik dadanya, turun ke paha seakan menelanjangi tubuhnya.
Kuturunkan tanganku sekarang, dengan jarak dekat begini kuraih rambut di atas telinganya.
Kusisir pelahan kebelakng. Windy bergerak mendekat, meletakakan tangannya dipahaku.

Segera kutarik kepala Windy, kucium bibirnya, kuhisap dalam2, lidahku juga mencoba melumat rongga mulutnya.
Kuhentikan ciumanku, terlihat mata Windy terpejam dan sedikit terbuka mulutnya.

– Di mana ruang meetingmu ? – kubertanya sambil mengajak Windy berdiri, menarik tangannya.

Windy berjalan cepat ke arah ujung ruangan yang luas ini. Kulewati lorong kerja disekitar meja kerja karyawan kantor ini. Di salah satu meja yang komputernya menyala terlihat pemuda yang sedang mengetik di keyboard, berinteraksi dengan monitornya yang menampilkan facebook. Office boy sedang sibuk sendirian sekarang.

Pintu paling ujung telah terbuka, dan Windy menahannya menungguku masuk.
Setelah melewatinya, terdengar pintu tertutup perlahan dan kudengar suara kunci diputar.
Sekarang ku berdiri menghadap meja besar di ruangan kecil ini. Terlihat Windy bergerak cepat menutup gorden jendela di dua sisi ruangan ini. Meskipun siang, terasa remang cahaya yang masuk sekarang.

Windy berjalan ke arahku, memutari meja sekarang. Tangannya bergerak melepaskan kancing baju atasnya. Sesampai di depanku Windy hanya mengenakan bra, memperlihatkan buah di dadanya yang besar dan indah tertopang bra gelapnya. Ia kini duduk di atas meja menghadapku.
tangannya kebelakang sesaat, kemudian terlihat rok bawahnya mulai longgar pinggangnya.
Sambil mendekat, kubuka resleting celanaku jeansku.
Kuraih kedua tangannya dan kutarik menyuruhnya turun meja. Rok bawahnya sekarang terlepas saat Windy berdiri menghadapku.
Kuraih kursi dan kuajak dia berlutu sementara aku duduk di kursi itu. Kuhadapkan kursi ke arahnya, kuperlebar ruang resletingku dengan menarik sampai ujung bawah, lalu kuturunkan celana dalamku. Kuraih pusakaku yang setengah berdenyut itu. Batang pusakaku kini telah menjulang keluar diantara delah resleting.

– hmmm – Suara Windy terdengar, saat meraihnya.

Geli dan nikmat langsung mengalir dalam aliran darahku saat Windy mulai memasukan dalam mulutnya. Kepalanya mulai maju mundur, dan tangannya mulai melepaskan kaitan ikat pinggangku. Dibukanya kancing atasnya dan kini dengan sedikit membungkuk Windy sekarang telah menaik turunkan kepalanya, menelan ujung pusakaku sampai terasa sangat geli sekarang.
Kusandarkan tubuhku, dan kuraih kepala Windy.

– oowwhh – tambah geli aku sekarang, saat mulutnya menjepit pusakaku sambil naik turun.

Kubiarkan ia memijit pangkalnya sekarang. Perlahan ia mulai mengurutnya ke atas dan menekannya ke bawah. Lalu bertambah cepat. Dan sekarang lebih cepat lagi.
Sungguh nikmat yang terkira di gedung ini kurasakan.

– iihh – aku terkejut

Rasa sensasi nikmatku bertambah saat Windy menhisapnya.
Terasa beberapa detik cepat berlalu, berlomba dengan gerakan Windy. Segera kulepas kekangan yang kutahan semenjak mendengar cerita Windy dari tadi.

Ujung nikmatku telah sampai. Kubenamkan kepala Windy ke pangkuanku, tak kulepas saat kusemburkan energi di bawah pusarku. Windy memejamkan mata saat menghisap semua energiku, menelannya dan menyapu sisanya dengan lidahnya.

Bukan main … ada kenangan baru aku di hari Sabtu ini.

– enak mas ? – Tanya Windy sambil mengusap mulutnya
– sebentar ya. – Windy berdiri, ke arah lemari kecil.

Dituangnya air di gelas dan meminumnya satu dua teguk. Kemudian disodorkan ke arahku.
Kusambut. Kuraih pergelangan tangannya yang memegang gelas. Aku berdiri dan memutar tubuhku sambil menarik Windy untuk duduk di kursiku tadi.

Windy meletakkan gelasnya di meja, dan langsung memegang kepalaku yang sudah menyeruduk masuk ke pangkal pahanya. Celana dalam hitamnya telah kutekan dengan wajahku menusukan hidungku ketengah tengahnya. Tercium wangi kainnya. Kugosok gosokkan mukaku ke situ. Berputar putar, naik turun, kiri kanan.

– huaaahh … massss

Perlahan tanganku ke pinggulnya, menarik ke bawah kain celaan dalamnya. kuturnkan sampai matakaki. Windy menggerakan sendiri kakinya hingga terlepas kain itu.
Saat kuangkat kepalaku menatapnya, terlihat buah di dada Windy mulai menarik keinginanku meremasnya. Kubuka bra hitamnya. Kuremas2 keduanya. Windy mendesah.

Kuputar kursinya, Windy sekarang kurangkul dari belakang di tempat duduknya. Kuremas sekali lagi dadanya. Kupijat dan kuremas hingga keujungnya. Windy mengangkat kepalanya ke atas.

– haaahhhhsssss maassss

Kutarik kuajak berdiri dia sekarang. Kuangkat satu kakinya dan kunaikkan ke kursi. Kuremas pahanya. Kuremas atasnya sedikit. Perlahan remasanku naik, hingga ke paha bagian dalam di pangkalnya. windy menggigil
Perlahan remasan dan pijitanku sudah sampai ke pangkal pahanya. sudah sampai ke belahan bawah pusarnya. Kupermainkan daging kecil itu. Ia melenguh mengeluarkan udara lewat mulutnya.
Windy menarik tanganku. Ia beringsut sedikit ke meja, lalu duduk di meja menghadapku. Agak bergeser sedikit, ia sekarang mengangkat kedua kakinya di meja lebar itu. Windy melebarkan pahanya ke arahku. Terlihat rapi sisiran bulu bawahnya menutupi lipatan bagian vitalnya.
Windy merebhakan dirinya ke meja sambil bergerak menanti gerakanku selanjutnya.
Segera saja kutarik kursi duduk, menghadap meja, memeluk kedua pahanya dan membenamkan mukaku kebelahan tengah tubuh bawah Windy …

– shayyhhaaanggg !!! hooooohhhhh!!! – serunya berulang ulang beberpa lama

Windy bergetar, saat kumulai menjiat bagian2 penting di area lubang itu.

– huuooh!! hah!! ssshhhh hhaah !!!

Windy terus mengeluarkan suara saat kujilat dengan lidahku yang bergerak cepat di situ.
Kuturnkan tanganku dan mulai mengurut pusakaku yang mulai setengah tegang lagi itu.

– haah!! mass!! saa … yaaang!!

Windy berceloteh tak jelas …
Lidahku lebih cepat bergerak sekarang.

– yes mas !! huuuuh !!!

Kuhentikan jilatanku, aku berdiri sekarang.

– hhmmmm … mmmm … – Windy mengerang,

badannya bergoyang, menyodorkan lubang miliknya ke arahku. matanya terpejam, kedua tangannya meremas sendiri kedua buah dadanya.
Kutempelkan ujung pusakaku langsung di pintu masuk lubang Windy.

– hooh yes mas … sekarang sayang …

Kumasukkan kepala pusakaku ke lubang berlendir itu. kutarik lepas dan segera kumasukkan lagi kepalanya. berulang ulang dengan irama yang semakin cepat.

– hah!! hah!! haahhh!! – nafas Windy memburu gerakanku

beberapa saat kemudian, kumasukkan semua pusakaku, kubenamkan semua ke dalam lubang Windy.

– aaauuwwooooooooohh – mulut Windy makin bersuara memikat

Akhirnya kusaat kubenamkan dalam2 itulah aku segera melakukan getaran sedikit menarik dan dengan penuh memasukkannya. Kjulakukan sangat cepat iramanya, secepat gerakan drill bor yang sangat cepat itu.

– HAUW HAUW HAUW HAUW …. – suara Windy terdengar ikut bergetar cepar

Kutambah getaranku dan kupercepat
Segera saja Windy bergetar, menggelijang, menegang otot perut dan pahanya, mulutnya terbuka tak bersuara … kemudian tangannya mengangkat pahanya, ikut2 bergetar sesaat lagi …

Kuhentikan kegiatanku, kubiarkan Windy meresapi nikmatnya di atas meja meetingnya. Kulepaskan pusakaku, dan kuremas2 tuk menjaga tetap tegang.

Kemuian kutarik kakinya turn meja, kuraih tangannya mengajak berdiri. kuputar badannya dan kuarahkan menungging, tangannya memegang pinggir meja. Kuarahkan pusakaku dan mulai kudororong memasuki lubang Windy sekali lagi. Windy mendesah sekali lagi. sampai ia berjinjit berdirinya, menopang tubuhnya dengan jari kakinya.

Kuteruskan kegiatanku menghujam lubang milik Windy dengan pusakaku, dengan sebentar sebentar berganti posisi. Dari menungging di pinggir meja, berpindah ke kursi, kemudian menungging di karpet. Hingga akhirnya Windy teelentang di karpet dengan kaki berlipat di atas tubuhnya, menahan tubuhku di atasnya yang naik turun secara cepat menindih Windy. Di posisi demikian aku merasakan kenikmatan memenuhi lubnag Windy dengan pusakaku, mengoyaknya, memutar dan bergetar cepat menekan pangkal pahanya.

Hingga akhirnya kucapai lagi ujung kenikmatan yang memuaskanku sekali lagi.

Lelah aku telentang di karpet ruang meeting itu tuk beberapa saat. Sampai kuingatkan Windy tuk memperhatikan cahaya luar gedung yang telah mulai gelap, senja mulai tiba. Waktunya tuk meninggalkan gedung ini.

– makan malam di kostku aja ya mas …. – tangannya masih memeluk erat salah satu tanganku.
– lah emang kau masak apa ? seharian kita di kantormu begini – candaku di dalam lift.
– kita di Tebet mampir ke McD lalu kita makan di kakamarku.
– Ok, aku ke pos satpam dulu nitip motorku tuk parkir lama ya.

Sesampai di kamar Windy di kostnya, bukannya makan pesanan makanan yang kami bawa,
Windy sudah berinisiatif melucuti pakaianku, berusaha membangkitkan garirahku dan kita bergumul di ranjangnya. Setelah aku dan Windy terlentang menikmati puncak kepuasan yang tercapai, rasa lapar kami datang lagi. Sambil makan, Windy menawariku menginap.

Lihat Juga :  Cerita Dewasa | Merasakan Tubuh Tante Cantik Bergetar

– ini kunci cadangan kamarku. – Windy menyodorkan anak kunci.
– besok malam mas masuk sini aja duluan kalau aku belum nyampai.

Lah, ini pemaksaan secara halus, pikirku. Kuterima kuncinya, dan menyalakan tv menyaksikan film lepas yang tayang malem itu. Setelah film selesai, Windy menggantinya dengan salah satu dvd nya. Dari covernya aku sudah bisa menebak, film apa yang bakal kulihat sekarang. Ditengah film panas Windy itu terlihat Windy melepaskan lagi dasternya kemudian menciumi perutku dan bawah pusarku. Melepaskan celanaku dan mengulum lagi pusakaku. Akhirnya dibantu film dan usaha Windy itulah aku bisa mulai menyambut ajakan Windy lagi.

Terasa Windy seperti ketagihan dengan apa yang diperolehnya malam Minggu ini. Ia selalu menginginkanku memuaskannya, meskipun aku kelelahan. Kubantu Windy mencapai ujung pencapaiannya hingga terasa sampai energiku habis kuekspose malam itu.

Ditengah lelapnya tidurku, jam alarm Windy membangunkam kami di siang hari, segera aku bergerak hendak mandi. Belum sampai aku berdiri dari tempat tidur, Windy sudah merangkulku dari belakang dan tangannya turun ke arah bawah pusarku.

Fenomena pagi kaum laki2 inilah yang ternyata di tunggu Windy. Pusakaku memang sedang tegang dan kencang sekali saat bangun pagi ini. Ini juga yang selanjutnya membuat Windy merintih dan mengerang dalam usahanya mencapai kepuasannya. Windy duduk di bawah pusarku sambil menggesekan pangkal pahanya maju mundur, mememuhi lubangnya dengan pusakaku. Dan Windy berulang-ulang memulainya lagi meskipun ia telah mencapainya berulang ulang. Di pagi ini juga aku bisa memberitahu Windy melalui kemampuanku, jika aku bisa membantunya mencapai kenikmatan dan puncaknya berkali-kali sebanyak yang dia mau. Aliran darahku sedang lancar, konsentrasiku masih segar, nafasku dapat kuatur menjaga jantungku memompa tekakan darahku menstabilkannya. Selalu kupercepat gerakanku tuk menggetarkan lubang di bawah tubuh Windy, yang membuatnya senang menggelinjang mencapai kenikmatannya.

Hingga akhirnya Windy menyudahi ketagihannya, mencapai klimaks terakhinya saat di kamar mandi. Di depan tubuh Windy yang duduk di toilet itulah aku mengakhirinya. Kuhujamkan dengan cepat getaran pusakaku di pangkal pahanya yang terbuka lebar itu. Semprotan air hangat di shower yang kuarahkan ke bawah pusarnya membuatnya berteriak menggigil, bergoyang tubuhnya menggelepar, bergetar otot pahanya, tangannya dengan keras meremas pantatku. Kuakhiri juga nikmatku, mencapai kepuasanku dengan menyemburkan cairan energiku dalam lubang istimewa milik Windy yang terengah-engah. Sudah berapa bulan aku melewatkan kesempatan seperti ini sejak betemu dan berkenalan dengannya? Kalau saja aku lebih sadar melihat peluang dan kesempatan. Entahlah, tapi aku punya semangat hidup yang lebih tinggi lagi sekarang.

Tamat

Cerita Bokep Anak Muda Ngentot Cewek

$
0
0

Cerita Bokep Anak Muda Ngentot Cewek – Umurku baru 21 tahun, masih muda kali ya, laki-laki, dan sekarang masih kuliah. Aku mau cerita jorok sedikit tentang pengalamanku sama cewekku. Kata orang, aku tuh orangnya menarik, walaupun aku sendiri nggak merasa, dan yang bilang begitu nggak satu dua orang, tapi banyak dari teman-temanku. Bahkan ibuku sendiri juga bilang begitu, dan ibuku pernah bilang, “Pantas kamu disenengin banyak cewek.” Ibuku tahu aku disenangi perempuan gara-gara setiap hari banyak saja yang menanyakanku via telepon.

Kisah seks ini terjadi dengan cewekku yang masa pacarannya paling lama (kira kira 3 tahunan). Kami pacaran dari kelas dua SMA. Dia sekelas sama aku di jurusan yang sama, fisika. Kami pacaran masih dalam batas-batas normal saja. Paling kissing sampai necking-lah maksimalnya. Nggak sampai petting apalagi senggama. Pasalnya aku sangat menghargai dia. Soalnya dia tuh kayaknya alim-alim begitu orangnya. Sudah begitu dia orangnya baik lagi. Kalau aku macam-macam, pasti diingatkan sama dia kalau aku lagi bikin salah. Hubungan yang begini bikin aku sama dia itu dekat sekali dan jadi seperti nggak terpisahkan. Jadinya pacaran aku sama dia jadi langgeng begitu. Setamat SMA, tahun 1995, aku ikut UMPTN dan dia juga. Syukur aku keterima di PTN, sudah gitu PTN-nya top lagi. Kalau nggak keterima, sudah, aku nggak bakalan bisa kuliah lagi. Orangtuaku pasti nggak kuat membiayaiku kuliah di universitas swasta. Kalau di negeri, masih kuatlah aku rasa.

Tapi cewekku nih nggak diterima (pilihan universitasnya sama-sama yang aku pilih). Tapi dia itu keterima PMDK masuk universitas tanpa test di salah satu universitas di kotaku. Dianya nih, nggak mau masuk ke universitas itu, tapi dia malah mengambil D3 di univ tempat aku kuliah. Aku tanya kenapa, jawabnya dia nggak mau kepisah sama aku. Takut aku kesambar orang katanya. Akhirnya kami tinggal di kota yang sama, dimana kami nggak punya saudara di kota ini. jadinya kita di kota ini sama-sama dari bulan Agustus tahun itu 1995.

Aku yang selain UMPTN ini juga melamar ke beberapa yayasan yang katanya mau mengasih bea-siswa ke luar negeri. Buntutnya aku keterima di beberapa beasiswa (lagi untung kali aku, banyak yang mau menerima aku). Ada yang mau mengirimku ke Jepang, US, Europe (Belanda sama Inggris) dan Melbourne-Australia. Aku putuskan ngambil ke US saja, di tempatku kuliah sekarang ini. Cewekku pas dengar berita ini jadi senang campur sedih. Dia senang karena aku dapat bea-siswa, sedih karena pisah lagi sama dia (padahal dia sudah bela-belain ikut aku ke kota lain). Katanya lagi dia takut kehilangan aku, begitu.

Cerita Bokep. Gara-gara itu, menjelang keberangkatanku selama kurang lebih empat bulan, kita selalu sama-sama dan kita itu jadi tambah lengket saja. Kemana-mana kita sama-sama. Kalau malam minggu saja, pasti bareng. Nah, kejadian yang aku anggap tidak pada tempatnya itu terjadi pada salah satu malam minggu. Malam minggu itu, kita lagi malas pergi pergi ceritanya. Sudah jam setengah delapan, ibu kost-nya mau pergi ke tempat saudaranya ibu kost itu. Sesudah itu yang di rumah, cuma ada dua orang teman kost-annya saja yang lain dari kita. Malas juga, kita jalan-jalan keluar sambil cari makanan.

Sekitar jam sembilan lewat, kita balik. Ternyata nggak ada orang lagi di rumah. Rumah kost-annya kosong. Nggak tahu, teman-teman kost-annya yang lain pada kemana. Bosan juga kali di rumah lama-lama. Aku antarkan dia sampai ke kamarnya, habis itu aku bilang kalau aku mau pulang dulu. Dia bilang, aku jangan pulang dulu, takut katanya. Aku sih nggak apa-apa saja pulang telat. Nah, aku temani saja dia. Kita ngobrol saja sampai kurang lebih setengah jam. Aku lihat dia agak mengantuk. Aku suruh tidur saja. Aku bilang, aku tungguin deh, sampai ada yang pulang. Dia-nya setuju. Aku tunggui dia sambil baca-baca di meja belajarnya. Selang beberapa menit, Dia manggilku, “Fer, sini bentar dong!” Oya, namaku Ferry dan dia Tessa. “Ada apa?” tanyaku tanpa menoleh. “Sini dong!” dia mulai merajuk. Baru aku menoleh, “Kenapa?” tanyaku. “Cium aku dong, sebelum aku tidur!” pintanya. Aku bergerak mendekat, kucium keningnya yang kata orang tanda sayang itu, lalu kucium bibirnya. Aku cium dia sambil duduk di pinggir ranjangnya yang lebarnya kurang lebih satu setengah meter itu. Dia membalas ciuman bibirku dengan sangat agresif, nggak cuma gitu, aku ditarik ke ranjangnya.

Aku pikir, “Setan apa yang lagi lewat di kepala cewekku ini, kok bisa ganas gini?” Sekarang posisiku sudah telentang ditindih badannya. Tindakannya nggak berhenti sampai di situ. Sekarang giliran kancing dan zip celanaku yang dibuka, dan tangannya sudah memegang barangku saja. Aku terkejut, karena sebelumnya kita belum pernah sampai ke tingkat segitu. Aku langsung lepaskan bibirku dan bertanya, “Ngapain kamu Ca?” Eca adalah panggilanku buat dia. “Nggak apa-apa kan Fer!” responnya. “Sekali saja, emang nggak boleh aku main sama kamu? kamu kan pacarku!” lanjutnya. Aku tambah terkejut lagi, “Eh, kamu sadar nggak, lagi ngomong apa?” tanyaku. “Aku sadar kok!” jawabnya. “Lalu..?” tanyaku. “Nggak apa-apa kan?” lanjutnya lagi. Aku tetap nggak kepingin, jadinya aku jawab, “Nanti saja lah! kan ada waktunya!” Dia menyerah dan akhirnya melepaskan aku. Lalu duduk di sisi lain ranjangnya sambil menghadap ke dinding kamarnya. Aku langsung membenari celanaku. Lalu aku dekati dia. Aku lihat air matanya mengalir. Aku langsung bingung. Terus terang, sebagai cowok kelemahanku disana. Aku nggak tahan melihat wanita menangis.

Kupeluk dia dan aku tanya, “Kenapa?” Dia lantas berbicara panjang lebar. Kurang lebih bicaranya begini, “Fer, kamu tau nggak, kalau aku tuh sayang banget sama kamu. Aku nggak pengen kehilangan kamu. Aku pengen kamu benar-benar jadi milikku. Aku tahu kalau buat kamu tuh nyari cewek tuh gampang banget. Aku tau kalau kamu mau, siapa saja mau jadi cewek kamu. Satu SMA, di SMA kita dulu, pada seneng sama kamu semua, dan aku yang dapat kamu. Makanya aku seneng benget. Soalnya sainganku dulu tuh dari yang terkaya, yang aku lihat dengan modal BMW-nya ngegaet kamu (emang pernah tejadi), sampai ke yang terpintar pun juga seneng sama kamu (juara umum sekolahku). Aku kan seneng benget dapat kamu, sampai aku berjanji kalau perawanku tuh cuma buat kamu doang, kamu nggak ngerti! aku tuh takut kalau kamu nanti sudah cabut ke US, kamu bakal lupa sama aku dan keinginanku jadi nggak kesampaian. kamu ngerti aku nggak sih Fer?” Tangisnya tambah keras saja.

Aku nggak tahan melihat dia menangis gitu, aku-nya jadi nggak bisa berpikir, akhirnya aku putuskan untuk menerima permintaannya. Aku jawab, “OK lah kalau kamu maunya begitu!” Dia agak tenang, lalu dia mencium bibirku lembut banget. Aku tanggapin. Kami berciuman saja beberapa menit, lalu pakaianku mulai dilucutinya, dan pakaiannya dilucutinya sendiri. Sekarang kami tinggal berpakaian dalam saja, dan Tessa sekarang sudah nggak pakai bra lagi, karena memang dia kalau tidur nggak pernah pakai bra kayaknya. Aku pikir nggak apa-apa lah, ini kesempatan buat praktek kali nih. Aku juga mulai bereaksi. Tanganku mulai mempermainkan payudaranya dan ciumanku mulai turun jadi necking. Setelah itu, mulutku malah mempermainkan pentil payudaranya yang masih rada-rada kecil. Asyik juga sih.

Kayaknya dia menikmati banget, itu aku ambil kesimpulan dari dasahannya yang kayaknya gimana gitu, nggak bisa aku deskripsikan deh. Tanganku sekarang meloroti CD-nya, lalu aku mainkan vaginanya. Lalu tangannya juga meloroti CD-ku sambil memainkan barangku. Nggak lama kemudian vagina cewekku mulai basah. Dia-nya mulai ribut menyuruhku masukan punyaku. “Fer, masukin sekarang dong!” katanya. Aku ikuti saja. Aku coba memasukan penisku ke Vaginanya. Rada-rada sulit juga, padahal barangku nggak besar-besar amat, cuma kurang lebih 15 cm saja. Mungkin karena dia masih perawan kali ya. Setelah berusaha, dan dibantu dia juga, barangku masuk. Blesh.. dia agak menjerit, lalu meringis kesakitan. Aku kira ada apa, kutahan gerakanku, padahal barangku baru masuk setengahnya. Aku bertanya,

“Kenapa?”
“Nggak apa-apa, terus saja!” katanya. Aku tanya,
“Sakit?”
“Ya!” jawabnya.
“Mau diterusin nggak?” tanya aku, soalnya aku kasihan melihat tampangnya.
“OK lah!” kataku.

Gerakanku aku lanjutkan. Barangku masuk habis, aku tarik, dan aku masukan lagi, dan terus kukocok-kocokan kayak di BF itu. Kurang lebih lima menit, Si Tessa menjerit lagi sambil meregang-regang. Aku pikir, “Dia ini lagi ngapain nih?” kupikir kayaknya kalau di film BF kayak begitu itu tandanya lagi orgasme. Gerakanku aku hentikan. Aku biarkan dia orgasme sementara barangku masih di dalam. Barangku yang kayak dipijit-pijit gitu jadi nggak tahan juga kepingin keluar. Nggak sampai semenit setelah cewekku selesai orgasme, aku juga merasa mau orgasme. Cepat-cepat aku cabut barangku, aku orgasme di luar. Aku nggak mau ada hal apa-apa setelah kejadian ini. Setelah itu aku berbaring saja langsung disebelahnya. Baru aku berbaring, Cewekku bangun lagi, dan langsung memainkan barangku. “Sekali lagi ya Fer!” katanya. Aku senyum saja. Aku ladeni lagi dia. Pas ronde kedua ini, aku nggak banyak beraksi, sekalian posisiku yang di bawah. Setelah barangku cukup tegang, cewekku langsung saja memasukan lagi. Dia yang beraksi di atas pinggangku. Tanganku juga terus memainkan payudaranya. Untuk ronde kedua ini, aku mampu bertahan beberapa belas menit, dan cewekku orgasme sampai dua kali. Jam setengah sebelas kurang, kami selesai. Kita bersih-bersih, mandi, ganti spreinya. Dan kurang lebih jam sebelas, temannya pulang, lalu aku balik ke kost-anku.

Sekarang dia sudah nggak jadi cewekku lagi. Dia nggak tahan karena aku jarang sekali mengirim surat ke dia. Aku sibuk banget dengan kegiatanku. Aku kepingin juga sih menelepon dia, tapi nggak kuat biayanya. Disini (US) aku tinggal di asrama kampus yang banyaknya Asian students, karena asrama itu memang khusus buat foreign students. Banyak yang bisa aku jadikan cewekku, terutama yang dari dekat-dekat Indonesia seperti Malaysia, Singapore, dan Philipines. Banyak yang cakep tuh. Aku sudah pernah ditembak cewek Asia, cuma aku bilang saja aku nggak mau. Aku sudah takut saja kejadian kayak dulu terulang lagi. Soalnya aku takut nanti putus lagi. Aku putus sama Tessa saja aku sudah merasa bersalah, karena aku merasa aku sudah mengambil sesuatu yang sangat berharga dari dia. Itu jadi pengalaman pertama dan terakhirku. Tapi rasa bersalahku yang sudah mengambil perawan cewekku, sama melakukan yang dilarang agamaku, nggak hilang-hilang sampai sekarang.

Lihat Juga :  Cerita Bokep Mabak Juminten yang Bahenol

Tamat


Cerita Mesum Bugil Seorang Janda Lesbian

$
0
0

Cerita Mesum Bugil Seorang Janda Lesbian – Seks bugil Terus terang saya malu untuk menceritakan kisah hari ini, kisah nyata dari hubungan sesama jenis (lesbian), yang masih sering dilakukannya. Namun, karena dorongan untuk melepas beban hati, kuberanikan lesbianku diri untuk menceritakan kisah di situs ini … Sebelumnya memperkenalkan pembaca, saya seorang ibu rumah tangga dengan janda. Kehidupan saya cukup baik, karena peninggalan deposito dari suami dan kadang2 bisnis tidak membeli dan menjual perhiasan untuk teman-teman. Saya memiliki 2 anak dan mereka semua sekolah di Yogyakarta, karena dekat dengan kakek-neneknya. Aku hanya di rumah ditemani oleh Surti (pembantu) dan Remi, anjing herder peninggalan suami juga.

Suatu hari teman saya membeli dan menjual perhiasan bernama Tina pulang. Saya banyak teman bisnis, dengan Tina aku hanya tahu kira2 1 bulan yang lalu. Dia adalah sama seperti saya dan memiliki satu anak, ditambah wajah cantik dengan make up yang baik, dan dia tahu bagaimana memperlakukan tubuh dengan baik, saya mendengar dari teman2 bahwa dia sangat pintar dalam bisnis perhiasan, apalagi fleksibilitas tambah bagi berbicara merayu pembeli. Tina datang kerumahku hari untuk meninggalkan perhiasan ini untuk jual, kita biasanya ingin bertemu pelanggannya bidang restoran, tumben hari ini dia datang mengunjungi saya.

“Halooo Rin apa khabar ya? …….” Aku tersenyum senang saat dia kembali salam. “Tumben, bagaimana bisa menyimpang Tin sini? ‘” Aku tidak merindukan bertemu dua minggu “Ahhhh …. bisa aja …. ayo masuk, maaf saya berantakan dan sebuah rumah kecil” Saya mengundang tamu keruang Tina pergi “Ah pulang satu yang baik, lingkungan elit lain”. komentar Tina, duduk disofa “Seperti yang saya diberitahu di telepon., saya ingin mempercayakan ini kepada Anda jualin perhiasan, karena setelah besok aku akan keluar dari kota dengan suami saya “Aku melihat Tina mengeluarkan kantong beludru hitam dari tasnya.” Tin Lebih baik dikamar, karena itu Surti di dapur “Bawa aku. Aku selalu berhati2 dalam berbisnis di bidang ini. Tina mengikuti saya masuk kamar. Lalu kami duduk di tempat tidur dan ia mengeluarkan semua isi kantung beludru. Perhiasan bertatahkan berlian terpampang di atas tempat tidur, berkilau. Saya khawatir juga melihat banyak perhiasan jadi saya mengambil salah satu kalung yang paling indah.

Cerita Mesum. “Wah ini kalung cantik” kataku, lalu aku mencoba memasangnya dileherku. “Di sini saya bantu” bergerak kebelakangku Tina, dan usahanya untuk menghubungkan kalung kunci. “Leher Anda adalah Rin bagus” kata Tina, saya merasa leher saya membelai rambut jadi berdiri romaku, jadi saya merasa benar-benar buruk. Kemudian tangannya membelai pipiku, sementara tangannya yang lain merayap menuju menelusuri leherku dadaku.

“Tin ….. ah …. jangan terlalu geli saya begitu ya” Tapi dia tidak menjawab. Aku merasakan pipi kiri saya Tiba2 panas, saya melihat, saya belum sempat menyadari apa yang membuat pipi panas, bibir, ia sudah menyambar bibir. Aku gelagapan dan aku berjuang mencoba melarikan diri, tapi Tina seperti kesetanan, ia terus menekan mulutnya ke mulutku. Aku merasa payudaraku dan meremasnya. Saya benar2 terkejut dengan perlakuan seperti itu, aku mencoba mendorongnya, tapi tubuhnya terjepit saya. Tina dan aku menggebrak lengannya. Saya mencoba menyesuaikan payudara saya yang harus keluar dari BH. Tina menatapku dengan mata redup.

“Maaf ….. Rin karena Anda tahu dengan Anda saya merasa sangat merangsang sekali” Aku marah diam. “Kenapa Anda begitu sih? Apakah Anda memiliki seorang suami Bagaimana bisa? Anda ….” kataku, memelototinya. Tina menatapku dengan pandangan yang semakin redup. “Saya lebih bersemangat untuk wanita seperti Anda, dan selain itu, suami saya tidak pernah bisa memuaskan saya, tidak apa2 sudah loyo sehingga selama perkawinan aku belum pernah merasakan kepuasan seperti itu” “Tapi keindahan ibukota Anda dapat menemukan orang lain untuk memuaskan laki2 “” Saya tidak merasakan kenikmatan seperti jika dengan seorang wanita, saya ingin Anda juga mencoba untuk merasa Rin “jawab Tina sambil mendekat. Aku pindah kembali tidur kekepala. “Tapi saya tidak pernah lesbian” jantung berdebar2 saya mempertimbangkan kemungkinan yang akan terjadi ketika dia memukul saya seperti itu. “Jangan khawatir Rin, aku tidak akan memaksamu, aku hanya ingin kau biarkan aku menciummu sekali saja, silakan …..” Hatiku tumbuh liar, lama aku tidak pernah tersentuh oleh laki2 khususnya perempuan. Hanya mendengar kata ciuman, aku merasa tidak enak. Pokoknya apa yang salah dengan Tina mencium, apalagi mulutnya tidak bau. Aku tahu hati kecil saya melepaskan. “Oke tapi begitu ….., dan jangan macam2 ya” jawab saya. Tina kemudian mendekati dan memeluk lehernya, dan mencium mulutku dengan bibir yang lembut, saya merasa seperti sampah merasakan ciuman itu, saya memberanikan diri untuk membalas ciumanya. Lalu aku merasa lidah ke dalam mulut saya menyebar Tina mencari2 lidahku. Yang kurasakan kemudian adalah perasaan aneh dan gamang yang tidak dapat dijelaskan. Tina merasakan napas panas dan lumatan mulut dipipiku begitu merangsang nafsu.

Hampir tiga menit kami berciuman dan aku tahu pangkal paha basah dengan keinginan. Sekarang saya benar2 mengundurkan diri ketika dia menjilati leher saya dengan lembut, tangannya melepaskan tali daster dipundakku, maka dengan payudara saya masih lunak tertuutp diremas2 bh. “Gambar …. ah jangan malu Tin …..” Saya mencoba untuk menghindari tanggung-tanggung. Dan dia tahu aku tidak ingin berhenti aktivitasnya.Aku benar2 merasakan tangan kirinya ke dalam celana dalamku, dan jari2nya memainkan klitorisku, dicubit2 kecil kadang2, benar2 sensasi yang besar sama sekali. Tanpa sadar aku meremas2 pantat Tina. Tubuhnya menindih tubuhku dan aku merasakan payudaranya menekan menengah payudara yang yang relatif besar pertama. Aku baru sadar Tiba2 Tina setengah telanjang, mengenakan cd hanya saja, sedangkan aku telanjang benar2 total. Tubuh Tina berbau baik, apa yang ia kenakan beberapa parfum, tubuh wangi, tetapi menambah getaran berahiku. Tanganku menyebar celana dalamnya lepas, maka saya melihat sekilas kemaluannya mengkilap tanpa bulu, bulu dicukur ternyata rutin. Jari2ku ayam ke dalam lubang dan dengan lembut kutusuk2. Tina mengerang keenakan, tangannya lebih dalam ke dalam operasi pangkal paha dilubang. Saya juga mengerang keenakan. Saya tidak tahu adalah seorang wanita dengan seorang wanita dapat saling memuaskan dalam urusan seks.

Sekarang ia mengisap puting payudara saya, sementara tangannya yang lain terus bermain di kelentitnya. Aku merasa dia mulai mencium perut saya, kemudian bermain lidahnya di pusarku, aku kegelian, tak lama sebelum lidahnya menjilati pangkal pahanya. “Tin tidak ada di sana …… ah jorok” bisikku, mencoba untuk mendorong kepalanya. Namun, yang lebih ia melemaskan paha dan kelentitnya dhisap2, kadang2 lidahnya masuk dan keluar dari selangkangan lubang. Saya tidak dapat berpikir dengan baik lagi, aku merasakan kenikmatan tidak hanya taranya. Tahu2 depan wajahku ada Tina kemaluan, lutut memiliki bingkai yang benar di kepala. Tina adalah menurunkan pinggulnya, jadi aku dapat dengan jelas melihat kemaluanya botak. Bibirnya ayam merah gelap dan saya melihat cukup klitoris yang besar menonjol bibir bertengger di atas kemaluannya. Aku mendorong bibir Tina kelamin, dan sekali aku melihat kemaluannya yang basah oleh lendir yang jelas, dan kemudian saya dengan indeks menusuk2 kemaluan, jari tengah dan jari manis saya, kadang2 kelingking juga. Lubang vagina Tina agak longgar, mungkin saya adalah sama. Aku ragu2 mejilat kemaluannya, karena saya tidak pernah menjilat alat kelamin wanita lain. Tina terus menarik lidahnya masuk dilubang kemaluanku, aku sudah cukup.

“Tin …. aku mau keluarrrr …..” Tubuhku bergetar hebat, ia merasakan lidah masuk lebih dalam ke pangkal paha, dan aku merasakan orgasme yang luar biasa. Hal ini tampaknya yang paling nyaman sejak saya menikah. Tina terus menjilati lendirku, aku juga tidak peduli lagi, aku meraih pinggul Tina dan membenamkan wajah saya disela2 ketarik ke atas pahanya. Mencium pangkal paha bau yang sama. Kujilat2 klitorisnya dan kemudian Kumasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya juga, saya merasa mulut saya ke dalam lendir asin. Saya tidak peduli lagi. Lalu aku merasa beberapa kesemutan di lubang pantatku.

“Oh jangan ada Tin kotor dong ….. bukan?” Aku bisa merasakan lidah pantat lubang saya memutar ketika ia mencoba untuk istirahat ke. Lalu aku tidak peduli juga, karena saya merasakan kenikmatan yang sama, saya juga melakukan hal yang sama dengan Tina. Kutusuk2 pantat lubang dengan lidahku, lubang itu jadi basah oleh air liurku kehitam2an dan ayam lendir. Tiba2 Tina seperti tersentak lalu beku ……. mulutnya mengeluarkan jeritan kecil, dan kemudian saya merasa itu menghantam lubang yang lebih dalam memiawnya menggoyang2kan kewajahku dan pinggul sehingga hampir tersapu oleh kemaluannya seluruh wajah saya.
“Aduuuuh riiin baik sekaliii ………” Dia memeluk erat2 pinggul, digigit2 clit kecil. Segera tubuhnya pergi betul2 lemas dan lemah sehingga saya tidak bisa bernapas karena tekanan kemaluannya memukul wajah saya. Keringat membasahi ke dalam mulutku. Saya juga benar2 sangat puas.

Lalu ia terbangun dan mencium mulutku, kami kembali bergelut dengan mendesah2. Tina menaruh kemaluannya di selangkangan, kemudian menggosok2nya. Kira2 15 menit kami berciuman sambil berpelukan erat sampai aku tidak merasa bahwa saya tertidur.
Tuhan tahu berapa lama aku tidur, aku suka mendengar samar2 Remi suara. Aku membuka mata dan …… gosh! Saya melihat Tina sedang bergelut dengan Remi karpet lantai kamar saya berwarna biru. Saya melihat Tina menjilat2 kemaluan Remi yang keluar dan yang merah. Mulut Tina berlumuran cairan yang keluar dari rasa malu menjaga anjing dan anjing itu tampaknya berbicara ayam sedikit tersedot oleh keenakan Tina. Remi kemaluan cukup besar, mungkin karena anjing herder dan cairan seperti lendir yang menetes mengalir terus keluar, dan Tina cair mencerucup ……

“Tin Mengapa kau marah …… Remi sih?” Saya memberondong Tina. Tapi lagi2 Tina tidak menjawab, yang kulihat kemudian ia mencoba untuk membimbing penis ke dalam kemaluan Remi. Tina dan aku mendengar erangan ketika penis yang cukup besar ke dalam lubang kemaluannya. Remi aku melihat pantatnya bergerak sangat cepat, dan tidak lama setelah Remi mendeking terdengar baik dari Tina sela2 kemaluan melihat banyak cairan merembes keluar, seperti air seni, tetapi juga sebagai lendir encer. Saya melihat Tina mengerang2 lalu meraih tangannya dan terselip keluar dari kemaluan Remi olehnya. Melihat pemandangan yang tubuh saya menggigil lagi, ada perasaan aneh merayap ke dalam jiwa saya. Aku tahu bahwa aku terangsang oleh aksi Tina. Saya tanpa sadar menjatuhkan kepalaku ke lantai dan memimpin ke arah selangkangan Tina. Aku melihat sampai menutup kemaluan Remi masih digerak2an Tina keluar dari ayam, dan alat kelamin hewan masih menetes lendir, sedangkan kemaluan melihat Tina sangat merah, lendir Remi juga melihat Tina memenuhi pubis.

“Rin Rin …. menjilat …. tolong bantu Rin” Tina mengerang lebih dan merangsang jiwa saya. Seperti ada dorongan, kepala slip keselangkangan Tina. Tina kemaluan pelan2 kujilat sangat banjir. Aku merasa cairan kemaluan Remi asin sekali, tapi baunya tidak menyengat. Aku menarik napas seperti Tina mencelucupi gila dan kemaluan. Remi seperti jika Anda minum air. Tina mengungkapkan bibir kemaluan lidahku, kemudian pergi menjelajahi seluruh dinding vaginanya.

“Riiiiiiinnnnnn ……….” Tina merintih besar, mengangkat pinggulnya menekan mulutku. Saya tidak peduli lagi. Kemudian saya pindah ke menghisap kemaluan Remi, saya meletakkan ayam utuh ke dalam mulut saya. Remi adalah penis panas dalam mulutku dan aku mencium bau hewan itu, tapi pikiranku sudah gelap hanya ada gairah yang selama ini terpendam dan sekarang meledak dalam2 terbendung.Aku tidak tahu aku akan menyesali apa yang saya lakukan setelah ini.

Aku terus menjilati dan mengisap penis Remi. Mendeking2 anjing lambat, kadang2 berusaha menghindar, tapi ia memegang kakinya erat. Segera setelah semburan panas Remi penis cair ke dalam mulut saya. Aku meletakkan penis seluruh kusedot2 dan Remi, anjing itu mencoba memberontak, entah kenikmatan atau hiburan. Tina memajukan wajah kita dan kemudian saling berciuman, saya mengambil beberapa cairan ke dalam mulutnya Remi. Wajah kami basah oleh cairan aqueous.

Sekarang aku berbaring dibawah Remi, dan kemudian dia mulai menghisap penis Remi Remi kembali ke nafsu. Setelah itu ia berusaha memasukkan penis ke dalam vagina Remi. Ternyata penis besar ke lubang vagina saya. Mungkin mengecilkan liang vagina setelah kematian suami saya yang meninggal empat tahun lalu. Remi penis kepala yang datang sedikit meruncing, tiba2 Remi mendorong keras sambil menusuk2 cepat. Saya merasa sedikit sakit, tapi kemudian aku merasakan kenikmatan yang tak terbayangkan, seperti lubang vagina saya tertusuk mesin mengemudi sangat cepat. Saya tidak tahu bagaimana menjelaskan sampai aku mencapai orgasme yang hebat. Yang ditaruh ke seluruh rambut tubuh saya berdiri seperti bergidik. Segera aku merasakan semprotan cairan panas di vagina saya, saya mencoba untuk menghapus penis Remi, tapi sepertinya tidak peduli tentang binatang, aku pasrah membiarkan semua cairan keluar dari vagina. Kemudian dia mengatakan kepada saya untuk jongkok di atas wajahnya. Tina hancur vagina saya dengan penuh gairah, saya lihat dari saya vaginanya mengalir cairan Remi yang tersisa, seperti aliran air seni ke dalam mulut Tina. Saya juga tidak mau ketinggalan, Tina vaginanya kulumat juga hadir yang sedikit lembab dan lengket.

Hari itu aku dan Tina seks 3 kali, pagi, siang dan malam. Saya tidak tahu lagi apakah saya normal atau tidak. Sebuah kebutuhan yang nyata untuk yang belum tersalurkan, kini menemukan mulutnya. Saya sangat menyesal tindakan saya yang mungkin bertentangan dengan agama kuanut, tapi aku terus melakukannya dengan Tina. Seolah2 kami tak terpisahkan. Tina selalu memiliki ide2 kita baru dalam setiap pertandingan. Saya tidak tahu apakah aku harus berterima kasih padanya atau mengutuknya. Dan belakangan ini saya telah menulis cerita hari ini, dia mengakui bahwa hampir semua ibu2 diminta lesbian yang mengenalnya.

Lihat Juga :  Cerita Mesum Sinta Mahasiswi Bispak

Tamat

Cerita Ngentot Melayani Tante Liar Ronde Kedua

$
0
0

Cerita Ngentot Melayani Tante Liar Ronde Kedua – Melayani Tante Liar Ronde Kedua – Setelah pergumulan bertiga malam itu, kami bertiga tidur saling bepelukan tanpa busana dan hanya ditutupi selimut. Pagi itu aku terbangun. Tapi aku merasakan ada sesuatu yang aneh. Ah… ternyata Tante Anis sudah bangun lebih dulu dan dia sedang asyik mengulum penisku. “Aduh… tante… pagi-pagi udah mainn kontol…” kataku sambil tertawa.

“Hmmm.. sorry ya Don,… tante tadi bangun dulu terus tante nggak tahan liat penis kamu. Tante langsung ngebayangin kayaknya enak banget kalau morning seks gini ML lagi dengan Doni… nggak apa-apa kan…?” Kulihat penisku sudah berdiri tegak akibat ulah Tante Anis. Tampaknya Tante Anis sudah sangat bernafsu, nafasnya memburu tak teratur dan pandangan matanya menunjukkan dirinya sedang berada pada puncak birahinya.

Sementara itu Dewi tampak masih tidur tergeletak pulas disampingku. “Doni sayang… tante pengen ngerasain penis kamu lagi yaa…. soalnya sebentar lagi khan kita pisah… jadi sekarang tante pengen ML lagi dengan Doni… mau khan…?” “Masukin aja tante… Doni juga suka ML dengan tante….pokoknya hari ini Doni mau ML sampai kita bener-bener udah nggak kuat lagi…. tante mau khan?” “Hm…. dengan senang hati sayang….. ssttt… jangan keras-keras hotsnanti si Dewi bangun.

Kasihan dia masih kecapaian semalam gara-gara ML dengan kamu.” Ah… kali ini aku akan memberikan sesuatu yang lain untuk Tante Anis. Aku akan membuatnya mengalami orgasme berkali-kali tanpa sempat istirahat. Aku rasa ini tidak terlau sulit karena tampaknya Tante Anis tipe wanita yang sangat sensitif dan mudah mengalami orgasme. Lagi pula karena semalam aku sudah 3 kali orgasme, aku yakin bisa bertahan lebih lama lagi sekarang. Kubiarkan Tante Anis menaiki diriku dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya.

Seperti biasa dia mulai menaik-turunkan pinggulnya sehingga penisku meluncur keluar-masuk vaginanya. Dengan sengaja kusentakkan pinggulku untuk menandingi gerakannya sehingga membuatnya makin terangsang. Benar saja tidak sampai lima menit Tante Anis mulai kehilangan kontrol dan melenguh kuat, ia mengalami orgasmenya. “Aahhh… Doni…. tante keluar…. mmmhh… adduuhhh… aahhh… aahhh.. aaghhh…!!”

Aku tidak memberi Tante Anis kesempatan beristirahat. Setelah tubuhnya melemas aku langsung membaringkan Tante Anis dan membuka pahanya, tanpa basa-basi aku langsung menancapkan penisku ke dalam vaginanya. Dan kali ini aku menusukkan penisku dengan kuat dan cepat. Benar saja, Tante Anis tampak kaget dan tidak siap dengan serangan tiba-tiba ini. Tidak sampai 3 menit kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.

“Adduhh… Doni… tante jadi pengen keluar lagi…. aahh… aahh… aahh…” Kurasakan badan Tante Anis mengejang dan kemudian lemas. Sementara itu penisku masih keras dan besar di dalam vaginanya. Tanpa memberinya kesempatan istirahat aku kembali menggerak-gerakkan penisku dengan kuat dan ganas.

Tante Anis yang belum sempat istirahat untuk memulihkan tenaganya, kembali tergetar oleh rangsangan orgasme. “Donni….. kamu nakal…. nanti tante bisa keluar lagi… aduuhh… mhh… aahh… mmhh…. Doni….. tante mau keluar lagii….. aduuhh… aahh….. dorong yang keras sayang… iya… tusuk yang dalam sayang… iya gitu… terus… terus…. jangan berhenti… aahh… aahh… enak sekali sayang… mmhh… tante keluar lagiii… aahh” Kembali aku tidak memberinya kesempatan istirahat, kali ini kuangkat kedua kakinya dan pantatnya kuganjal dengan bantal sehingga penisku masuk semakin dalam hingga menyentuh ujung vaginanya.

Kutusukkan penisku ke dalam vagina Tante Anis berulang-ulang dengan cepat dan kuat. Hanya berselang satu atau dua menit dari orgasme sebelumnya kembali tubuh Tante Anis bergetar hebat untuk mengalami orgasmenya.
“Aahh… Donnii…. uughh…. masukin yang dalam sayang…. masukin sampai ujung…. aahh…. enak banget….. aaahh… gimana nih…. tante bisa keluar lagi…. mmhh…. aahh… aduuhh… tante keluar lagi sayang… aahh.. aahh…..” kali ini tubuhnya menggelinjang cukup lama, pinggulnya berkedut-kedut tidak beraturan, matanya terpejam rapat-rapat dan giginya terkatup menahan kenikmatan yang luar biasa…. Begitu selesai orgasme kembali aku meneruskan tusukan penisku.

Kali ini tante Anis sudah mulai merasa tidak kuat lagi, matanya memelas memintaku untuk berhenti. “Udah dong sayang… tante capek banget…. vagina tante mulai perih sayang jangan cepet-cepet dong… sakit… udah sayang… tante istirahat dulu… sebentar aja… nanti kita lanjutin lagi… kasih kesempatan tante istirahat dulu sayang…” katanya sambil mencoba menahanku. Tapi aku tidak peduli, memang gerakanku kuperlambat supaya Tante Anis tidak merasa sakit tapi aku tetap menusukkan penisku ke dalam vaginanya.

Aku sendiri sekarang mulai terangsang berat melihat pandangan sayu tanpa daya seorang wanita yang haus kenikmatan seperti Tante Anis. Setelah beberapa saat tampaknya Tante Anis mulai kehilangan rasa sakitnya dan berubah menjadi rasa nikmat kembali, dia mulai menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti gerakanku. Sekarang aku ubah sedikit posisiku, hanya kaki kiri Tante Anis yang kuangkat sementara kaki kanannya tergeletak di kasur dan kaki kiriku kuletakkan diatas paha kanannya. Kelihatan Tante Anis menikmati sekali posisi ini, dia mulai bergairah lagi dan gerakan pinggulnya mengganas kembali.

Tak lama kemudian iapun mengalami orgasmenya … “Ahh…oohh…Doni…. kamu pinter banget sih… aahh… anak nakal…. tusuk tante yang kuat sayang… aahh … aahh… tante keluar lagi…. aahh….. aahh aahh..!,” teriakannya kali begitu keras dan panjang sehingga Dewi yang tertidur kelelahan akhirnya terbangun juga. Aku menekan penisku dalam-dalam di vagina Tante Anis sambil menunggunya kembali siap.

“Udah sayang… tante udah capek… tante nggak kuat lagi sayang…. udah ya sayang… vagina tante udah kebas…… please… tante udah nggak sanggup lagi……”
“Hmm… Doni masih pengen terus tante… soalnya sebentar lagi kita pisah… Doni mau menikmati tubuh Tante Anis hari ini sampai sepuas-puasnya…” kataku sambil memulai lagi tusukan penisku.
“Ayo dong sayang….. udah dulu… kapan-kapan kita khan bisa ketemu lagi…. tante janji deh…. tapi sekarang udah dulu tante capek banget… tenaga tante udah abis….”
“Yang ini terakhir tante… Doni juga udah mau keluar kok… boleh yaa…” kataku sambil mengecup bibirnya.

jilat spermaTante Anis terdiam dan berusaha menikmati permainan penisku yang terus mengganas nyaris tanpa henti. Sementara itu aku sudah merasakan diriku mulai mendekati orgasme juga, penisku terasa membesar dan memenuhi vagina Tante Anis. Tampaknya Tante Anis juga merasakan hal yang sama, iapun segera terangsang berat serta mulai mendesah-desah untuk orgasme..

“Ahh… Doni…. keluarin punya kamu sekarang sayaang… tusuk tante yang kuat… tante juga udah mau keluar sekarang……. aaaahhh..!!” “Ayo tante kita barengan… ini yang terakhir…. aahh Doni keluarr… aaggh…!”
“Aahh…… mmhh… tante juga keluar lagii….. adduhh maakk…enak bangeett…… aaghh…!” Akhirnya kali itu persetubuhan kami benar-benar terhenti dan kamipun berpelukan lemas.

Kukecup bibir Tante Anis dan perlahan-lahan kulepaskan penisku dari dalam vaginanya. Kulihat vagina tante Anis sudah sangat merah dan Tante Anis sendiri masih memejamkan matanya kehabisan energi. Hanya sedikit saja sisa lelehan spermaku yang keluar dari vagina Tante Anis, rupanya aku sudah mulai kehabisan cadangan sperma. sementara dia asik menjilati spermaku yang masih tersisa

Tiba-tiba keheningan kami dipecahkan oleh suara Dewi, “Hey… kalian ML kok nggak ngajak-ngajak Dewi sih… emangnya kalian kira aku nggak pengen yaa….”

“Sudah berapa lama sih kalian main… kok kayaknya seru banget… Anis sampai basah penuh keringat gitu…,” lanjut

Dewi lagi. Tante Anis hanya menoleh sejenak lalu memberi kode dengan jarinya bahwa ia mengalami berkali2 orgasme pagi itu.agen poker

“????…?? Ah gila juga… bener-bener teteh maniak ML….. Dewi baru tau….” kata Dewi melotot memandangi Tante

Anis seolah tidak percaya.

“Swear… enggak juga Wi…. aku baru kali ini kok ML segila ini, gak tau nih siapa yang gila, si Doni apa gue….” kata Tante Anis membela diri sambil masih terengah-engah kelelahan.
“Dewi juga pengen dong sayang…. nggak usah kayak Teh Anis tapi Dewi pengen ML lagi pagi ini sebelum kita pisah… ya sayang….. please… aku pengen dapet kenang-kenangan yang spesial dari kamu. Ok, honey…..” Tapi tampaknya Dewi menyadari kondisiku yang masih lelah kehabisan tenaga.
“Kalau Doni masih cape, pakai tangan atau lidah juga gak masalah kok….. dari tadi aku liat Teh Anis ML dengan kamu kok kayaknya seru banget, Dewi jadi konak kepengen ngerasain juga. Please honey… jilatin punyaku seperti kemarin malam…. Dewi suka kok… jilatin terus sampai Dewi puas… pokoknya jangan berhenti sebelum aku puas yaaa…… please honey… eat my pussy…. please…”

Dewi yang beberapa jam sebelumnya masih malu-malu dan pura-pura tidak mau ikutan kini terlihat mulai berani merayuku dengan genit, di bukanya pahanya dan kedua tangannya menarik bibir vaginanya ke samping sehingga lubang vaginanya yang mungil tampak jelas.

Mau tidak mau akupun kembali terangsang dan mulai melupakan kelelahanku. Aku ingin membuat Dewi mengalami orgasme berkali-kali tanpa istirahat seperti Tante Anis. Karena penisku masih lemas, kali ini aku memulainya dengan lidahku dulu. Kubaringkan Dewi di atas ranjang dan pantatnya kualasi dengan dua buah bantal supaya lidahku bisa menjangkau vaginanya dengan mudah.

“Nah… gitu sayang… jilatin vagina Dewi… hmmh… enak banget…. Dewi belum pernah orgasme pakai oral… sekarang Dewi pengen ngerasain… ayoo sayang… bikin aku terbang melayang ke bulan…. c’mon honey… lick my pussy…. mmhh… yesss… I like it… yess… make me cum honey…” Kujilati bibir dan liang vaginanya lalu kupermainkan klitoris Dewi dengan bibir dan lidahku sementara itu jari-jari tanganku masuk ke dalam liang vaginanya.

Tampaknya Dewi sangat menikmati ini, pinggulnya bergoyang-goyang perlahan serta suaranya mendesah-desah sexy sekali. Setelah beberapa menit akhirnya kuputuskan untuk meningkatkan rangsangan dengan jalan menghisap klitorisnya dengan kuat dan menjilatinya dengan cepat sehingga tubuh Dewi mulai bergetar tak beraturan. Sementara itu jari-jariku terus masuk semakin dalam sampai menyentuh g-spotnya. Ini membuat Dewi menjadi makin tak mampu mengontrol dirinya lagi, pinggulnya bergetar keras hingga akhirnya dia mengalami orgasmenya yang ketiga.

“Mmhh Doni… adduhh… Dewi nggak tahan lagi adduuhh… terus isep yang kuat… c’mon honey…. mmhh… yess…. I’m cumming…. I’m cumming…… aduh enak bangeett…. aahh… oohh…. oohh…!!” tubuh Dewi mengejang keras, giginya terkatup rapat, matanya terpejam dan tangannya mencengkeram kasur dengan kuat. Tapi aku tidak menghentikan permainanku, klitoris dan g-spotnya terus aku rangsang sampai akhirnya setelah hampir semenit berlalu tubuh Dewi yang menggelinjang mulai terkulai lemas kehabisan tenaga. Aku ingin Dewi merasakan orgasme yang terus-menerus tanpa henti seperti Tante Anis. Dewi masih tergolek lemas di tengah tempat tidur, sementara itu penisku sudah mulai menegang kembali setelah mendapatkan cukup waktu beristirahat.

Dewi yang belum sadar akan apa yang terjadi tiba-tiba kaget karena aku memasukkan penis ke dalam vaginanya yang masih berdenyut-denyut akibat orgasmenya yang terakhir.

“Aduhh… Doni sayang… kamu ganas banget sih…. Dewi masih capek nih…. istirahat dulu yaa…. please honey…” Aku tersenyum dan menggelengkan kepala perlahan sambil terus menancapkan penisku ke dalam vaginanya.

Akhirnya tidak berapa lama kemudian Dewi mulai terangsang juga, dia mulai menikmati sodokan penisku dan mulai menggerak-gerakkan pinggulnya dengan ganas. Setelah beberapa menit berlalu akhirnya pertahanan Dewi mulai bobol. Ia mulai kehilangan kendali dan tubuhnya bergetar-getar merasakan orgasmenya yang ke-empat.

“Donni….. mmhh… gimana nih… Dewi bisa keluar lagi sayang……. aduhh… aahh… keluar lagi deh… aahh….. mmhh…. aahh…!” kedua tangan Dewi mencengkeram punggungku sementara itu kakinya menjepit kuat pinggulku. Aku membiarkan penisku tertancap dalam-dalam di vagina Dewi dan membiarkan dia menikmati orgasmenya.

Begitu cengkeraman Dewi mulai melunak aku mulai lagi melanjutkan goyangan penisku di dalam vaginanya. Dewi tampaknya kaget setengah mati dan benar-benar tidak siap mendapat serangan beruntun ini.

“Doni… udah dulu dong sayaang… Dewi masih capek….. Dewi lemes banget sayang…. please…. gimme a break, honey….” Tapi sama seperti dengan Tante Anis sebelumnya, aku tidak ambil peduli. Aku terus menusukkan penisku ke dalam vaginanya, makin lama makin cepat… sampai akhirnya Dewi mulai terangsang lagi untuk yang kesekian kalinya dan kembali ikut bergerak aktif.

Tanda pria puas di ranjang“Doni… gantian ya… Dewi pengen di atas….” Aku lalu merebahkan diriku dan membiarikan Dewi menaiki tubuhku sambil membenamkan penisku ke dalam vaginanya. Kali ini Dewi benar-benar sudah belajar banyak dari Tante Anis, gerakannya mulai ganas dan liar. Desahan-desahan kenikmatannya benar-benar membangkitkan nafsu. Akhirnya Dewi mulai mengalami puncak kenikmatan orgasmenya yang kelima, gerakannya makin liar terutama saat membenamkan penisku ke dalam vaginanya dan desahannya berubah menjadi jerit kenikmatan.

“Donii…. aahh… Dewi udah nggak tahan…uuhh… mmhh …..Dewi keluar lagi…. mmhh… yess…. I’m cumming… aahh… aahh……!!” Akhirnya pinggul Dewi menghujam keras ke bawah membuat penisku terbenam sampai ke ujung vaginanya berbarengan dengan rasa nikmat luar biasa yang menjalari tubuhnya. Dan Dewipun terkulai lemas di atas tubuhku.

Kelihatan Dewi sudah begitu lemas setelah orgasmenya yang kelima, tapi sudah kepalang tanggung. Aku sudah terangsang berat dan belum orgasme. Kubaringkan Dewi yang masih memejamkan mata, lalu perlahan-lahan kubuka pahanya dan kuarahkan penisku ke liang kenikmatannya. “Aduh… jangan sayang… uuh… sakit sayang… vagina Dewi udah mulai ngilu…. berhenti dulu yaaa… istirahat sebentar aja… nanti boleh lagi….” Dewi mencoba menolakku, tapi tubuhnya yang sudah lemah tidak kuasa menahan masuknya penisku ke dalam vaginanya. Akhirnya ia tergolek pasrah di bawah berat tubuhku yang menindihnya.

Aku tidak ingin menyakiti Dewi, sebaliknya aku ingin memberinya kenikmatan. Maka aku menggerak-gerakkan pinggulku dengan hati-hati supaya penisku bergerak dengan lembut di dalam vaginanya yang sudah over-sensitif. Kalau Dewi terlihat kesakitan aku berhenti sebentar, setelah itu aku lanjutkan lagi dengan gerakan yang lembut. Sesekali kucumbu bibirnya, lalu kujilati leher dan telinganya agar nafsunya bangkit kembali sehingga akhirnya perlahan tapi pasti libido Dewi mulai naik kembali.

Shauna OBrien nude in threesome sex sceneIa mulai bisa merasakan kenikmatan yang diberikan penisku. Matanya mulai terpejam merasakan nikmat dan dari mulutnya yang mungil kembali keluar desahan-desahannya yang khas dan sexy. Beberapa saat kemudian tampaknya Dewi benar-benar sudah pulih, rasa sakitnya sudah tergantikan sepenuhnya dengan rasa nikmat. Ia mulai menggerakkan pinggulnya dengan ganas sehingga akupun harus mempercepat tusukan penisku untuk mengimbanginya. Aku merasakan Dewi sebentar lagi akan mencapai orgasme, dan begitu juga aku.

Thea Brooks nude threesome sex scene“Doni sayang… Dewi mau keluar lagi….. adduhh… adduhh… enak banget… mmhh… c’mon honey… fuck me harder…. yess…. aahh… masukin yang dalam sayang… adduuh… mmhh…. adduhh… Dewi keluar lagii…. mhh… aahh… I’m cumming…. aahh!”

“Ayo Dewi…. kita barengan yaa sayang……. mmhh… aahh…!!” Akhirnya aku menumpahkan sisa persediaan spermaku yang terakhir ke dalam vagina Dewi, sementara tubuh Dewi menggelinjang hebat menahan nikmat orgasmenya.

Lihat Juga :  CERITA NGENTOT SUDAH LAMA MENAHAN NAFSU

Tamat

Cerita Sex Ngentot Pembantu Panggilan Bohay

$
0
0

Cerita Sex Ngentot Pembantu Panggilan Bohay – Bi Eha sudah cukup lama menjadi pembantu di rumah Tuan Hartono. Ini merupakan tahun ketiga ia bekerja di sana. Bi Eha merasa kerasan karena keluarga Tuan Hartono cukup baik memperlakukannya bahkan memberikan lebih dari apa yang diharapkan oleh seorang pembantu. Bi Eha sadar akan hal ini, terutama akan kebaikan Tuan Hartono, yang dianggapnya terlalu berlebihan. Namun ia tak begitu memikirkannya. Sepanjang hidupnya terjamin, iapun dapat menabung kelebihannya untuk jaminan hari tua. Perkara kelakuan Tuan Hartono yang selalu minta dilayani jika kebetulan istrinya tak ada di rumah, itu adalah perkara lain. Ia tak memperdulikannya bahkan ikut menikmati pula.

Walaupun orang kampung, Bi Eha tergolong wanita yang menarik. Usianya tidak terlalu tua, sekitar 32 tahunan. Penampilannya tidak seperti perempuan desa. Ia pandai merawat tubuhnya sehingga nampak masih sintal dan menggairahkan. Bahkan Tuan Hartono sangat tergila-gila melihat kedua payudaranya yang montok dan kenyal. Kulitnya agak gelap namun terawat bersih dan halus. Soal wajah meski tidak tergolong cantik namun memiliki daya tarik tersendiri. Sensual! Begitu kata Tuan hartono saat pertama kali mereka bercinta di belakang dapur suatu ketika.

Dalam usianya yang tidak tergolong muda ini, Bi Eha – janda yang sudah lama ditinggal suami – masih memiliki gairah yang tinggi karena ternyata selain berselingkuh dengan majikannya, ia pernah bercinta pula dengan Kang Ujang, Satpam penjaga rumah. Perselingkuhannya dengan Kang Ujang berawal ketika ia lama ditinggalkan oleh Tuan Hartono yang sedang pergi ke luar negeri selama sebulan penuh. Selama itu pula Bi Eha merasa kesepian, tak ada lelaki yang mengisi kekosongannya. Apalagi di saat itu udara malam terasa begitu menusuk tulang. Tak tahan oleh gairahnya yang meletup-letup, ia nekat menggoda Satpam itu untuk diajak ke atas ranjangnya di kamar belakang.

Malam itu, Bi Eha kembali tak bisa tidur. Ia gelisah tak menentu. Bergulingan di atas ranjang. Tubuhnya menggigil saking tak tahannya menahan gelora gairah seksnya yang menggebu-gebu. Malam ini ia tak mungkin menantikan kehadiran Tuan Hartono dalam pelukannya karena istrinya ada di rumah. Perasaannya semakin gundah kala membayangkan saat itu Tuan Hartono tengah menggauli istrinya. Ia bayangkan istrinya itu pasti akan tersengal-sengal menghadapi gempuran Tuan Hartono yang memiliki ’senjata’ dahsyat. Bayangan batang kontol Tuan Hartono yang besar dan panjang itu serta keperkasaannya semakin membuat Bi Eha nelangsa menahan nafsu syahwatnya sendiri. Sebenarnya terpikir untuk memanggil Kang Ujang untuk menggantikannya namun ia tak berani selama majikannya ada di rumah. Kalau ketahuan hancur sudah akibatnya nasib mereka nantinya. Akhirnya Bi Eha hanya bisa mengeluh sendiri di ranjang sampai tak terasa gairahnya terbawa tidur.

Dalam mimpinya Bi Eha merasakan gerayangan lembut ke sekujur tubuhnya. Ia menggeliat penuh kenikmatan atas sentuhan jemari kekar milik Tuan Hartono. Menggerayang melucuti kancing baju tidurnya hingga terbuka lebar, mempertontonkan kedua buah dadanya yang mengkal padat berisi. Tanpa sadar Bi Eha mengigau sambil membusungkan dadanya.

“Remas.. uugghh.. isep putingnya.. aduuhh enaknya..”

Kedua tangan Bi Eha memegang kepala itu dan membenamkannya ke dadanya. Tubuhnya menggeliat mengikuti jilatan di kedua putingnya. Bi Eha terengah-engah saking menikmati sedotan dan remasan di kedua payudaranya, sampai-sampai ia terbangun dari mimpinya.

Perlahan ia membuka kedua matanya sambil merasakan mimpinya masih terasa meski sudah terbangun. Setelah matanya terbuka, ia baru sadar bahwa ternyata ia tidak sedang mimpi. Ia menengok ke bawah dan ternyata ada seseorang tengah menggumuli bukit kembarnya dengan penuh nafsu. Ia mengira Tuan Hartono yang sedang mencumbuinya. Dalam hati ia bersorak kegirangan sekaligus heran atas keberanian majikannya ini meski sang istri ada di rumah. Apa tidak takut ketahuan. Tiba-tiba ia sendiri yang merasa ketakutan. Bagaimana kalau istrinya datang?

Bi Eha langsung bangkit dan mendorong tubuh yang menindihnya dan hendak mengingatkan Tuan Hartono akan situasi yang tidak memungkinkan ini. Namun belum sempat ucapan keluar, ia melihat ternyata orang itu bukan Tuan Hartono?! Yang lebih mengejutkannya lagi ternyata orang itu tidak lain adalah Andre, putra tunggal majikannya yang masih berumur 15 tahunan!?

“Den Andre?!” pekiknya sambil menahan suaranya.

“Den ngapain di kamar Bibi?” tanyanya lagi kebingungan melihat wajah Andre yang merah padam.

Mungkin karena birahi bercampur malu ketahuan kelakuan nakalnya.

“Bi.. ngghh.. anu.. ma-maafin Andre..” katanya dengan suara memelas.

Kepalanya tertunduk tak berani menatap wajah Bi Eha.

“Tapi.. barusan nga.. ngapain?” tanyanya lagi karena tak pernah menyangka anak majikannya berani berbuat seperti itu padanya.

“Andre.. ngghh.. tadinya mau minta tolong Bibi bikinin minuman..” katanya menjelaskan.

“Tapi waktu liat Bibi lagi tidur sambil menggeliat-geliat. . ngghh.. Andre nggak tahan..” katanya kemudian.

“Oohh.. Den Andre.. itu nggak boleh. Nanti kalau ketahuan Papa Mama gimana?” Tanya Bi Eha.

“Andre tahu itu salah.. tapi.. ngghh..” jawab Andre ragu-ragu.

“Tapi kenapa?” Tanya Bi Eha penasaran

“Andre pengen kayak Kang Ujang..” jawabnya kemudian.

Kepala Bi Eha bagaikan disamber geledek mendengar ucapan Andre. Berarti dia tahu perbuatannya dengan Satpam itu, kata hatinya panik. Wah bagaimana ini?

“Kenapa Den Andre pengen itu?” tanyanya kemudian dengan lembut.

“Andre sering ngebayangin Bibi.. juga.. ngghh.. anu..”

“Anu apa?” desak Bi Eha makin penasaran.

“Andre suka ngintip.. Bibi lagi mandi,” akunya sambil melirik ke arah pakaian tidur Bi Eha yang sudah terbuka lebar.

Andre melenguh panjang menyaksikan bukit kembar montok yang menggantung tegak di dada pengasuhnya itu. Bi Eha dengan refleks merapikan bajunya untuk menutupi dadanya yang telanjang. Kurang ajar mata anak bau kencur ini, gerutu Bi Eha dalam hati. Nggak jauh beda dengan Bapaknya.

“Boleh khan Bi?” kata Andre kemudian.

“Boleh apa?” sentak Bi Eha mulai sewot.

“Boleh itu.. ngghh.. anu.. kayak tadi..” pinta Andre tanpa rasa bersalah seraya mendekati kembali Bi Eha.

“Den Andre jangan kurang ajar begitu sama perempuan.., ” katanya seraya mundur menjauhi anak itu.

“Nggak boleh!”

“Kok Kang Ujang boleh? Nanti Andre bilangin lho..” kata Andre mengancam.

“Eh jangan! Nggak boleh bilang ke siapa-siapa. .” kata Bi Eha panik.

“Kalau gitu boleh dong Andre?”

Kurang ajar bener anak ini, berani-beraninya mengancam, makinya dalam hati. Tapi bagaimana kalau ia bilang-bilang sama orang lain. Oh Jangan. Jangan sampai! Bi Eha berpikir keras bagaimana caranya agar anak ini dapat dikuasai agar tak cerita kepada yang lain. Bi Eha lalu tersenyum kepada Andre seraya meraih tangannya.

“Den Andre mau pegang ini?” katanya kemudian sambil menaruh tangan Andre ke atas buah dadanya.

“Iya.. ii-iiya..,” katanya sambil menyeringai gembira.

Andre meremas kedua bukit kembar milik Bi Eha dengan bebas dan sepuas-puasnya. “Gimana Den.. enak nggak?” Tanya Bi Eha sambil melirik wajah anak itu.

“Tampan juga anak ini, walau masih ingusan tapi ia tetap seorang lelaki juga”, pikir Bi Eha.

Bukankah tadi ia merindukan kehadiran seorang lelaki untuk memuaskan rasa dahaga yang demikian menggelegak? Mungkin saja anak ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, tetapi dari pada tidak sama sekali?

Setelah berpikiran seperti itu, Bi Eha menjadi penasaran. Ingin tahu bagaimana rasanya bercinta dengan anak di bawah umur. Tentunya masih polos, lugu dan perlu diajarkan. Mengingat ini hal Bi Eha jadi terangsang. Keinginannya untuk bercinta semakin menggebu-gebu. Kalau saja lelaki ini adalah Tuan Hartono, tentunya sudah ia terkam sejak tadi dan menggumuli batang kontolnya untuk memuaskan nafsunya yang sudah ke ubun-ubun. Tapi tunggu dulu. Ia masih anak-anak. Jangan sampai ia kaget dan malah akan membuatnya ketakutan.

Lalu ia biarkan Andre meremas-remas buah dadanya sesuka hati. Dadanya sengaja dibusungkan agar anak ini dapat melihat dengan jelas keindahan buah dadanya yang paling dibanggakan. Andre mencoba memilin-milin putingnya sambil melirik ke wajah Bi Eha yang nampak meringis seperti menahan sesuatu.

“Sakit Bi?” tanyanya.

“Nggak Den. Terus aja. Jangan berhenti. Ya begitu.. terus sambil diremas.. uugghh..”

Andre mengikuti semua perintah Bi Eha. Ia menikmati sekali remasannya. Begitu kenyal, montok dan oohh asyik sekali! Pikir Andre dalam hati. Entah kenapa tiba-tiba ia ingin mencium buah dada itu dan mengemot putingnya seperti ketika ia masih bayi.

Bi Eha terperanjat akan perubahan ini sekaligus senang karena meski sedotan itu tidak semahir lelaki dewasa tapi cukup membuatnya terangsang hebat. Apalagi tangan Andre satunya lagi sudah mulai berani mengelus-elus pahanya dan merambat naik di balik baju tidurnya. Perasaan Bi Eha seraya melayang dengan cumbuan ini. Ia sudah tak sabar menunggu gerayangan tangan Andre di balik roknya segera sampai ke pangkal pahanya. Tapi nampaknya tidak sampai-sampai. Akhirnya Bi Eha mendorong tangan itu menyusup lebih dalam dan langsung menyentuh daerah paling sensitive. Bi Eha memang tak pernah memakai pakaian dalam kalau sedang tidur. “Tidak bebas”, katanya.

Andre terperanjat begitu jemarinya menyentuh daerah yang terasa begitu hangat dan lembab. Hampir saja ia menarik lagi tangannya kalau tidak ditahan oleh Bi Eha.

“Nggak apa-apa.. pegang aja.. pelan-pelan. . ya.. terus.. begitu.. ya.. teruusshh.. uggh Den enaak!”

Andre semangat mendengar erangan Bi Eha yang begitu merangsang. Sambil terus mengemot puting susunya, jemarinya mulai berani mempermainkan bibir kemaluan Bi Eha. Terasa hangat dan sedikit basah. Dicoba-cobanya menusuk celah di antara bibir itu. Terdengar Bi Eha melenguh. Andre meneruskan tusukannya. Cairan yang mulai rembes di daerah itu membuat jari Andre mudah melesak ke dalam dan terus semakin dalam.

“Akhh.. Den masukin terusshh.. ya begitu. Oohh Den Andre pinter!” desah Bi Eha mulai meracau ucapannya saking hebatnya rangsangan ke sekujur tubuhnya.

Sambil terus menyuruh Andre berbuat ini dan itu. Tangan Bi Eha mulai menggerayang ke tubuh Andre. Pertama-tama ia lucuti pakaian atasnya kemudian melepaskan ikat pinggangnnya dan langsung merogoh ke balik celana dalam anak itu.

“Mmmpphh..”, desah Bi Eha begitu merasakan batang kontol anak itu sudah keras seperti baja.

Ia melirik ke bawah dan melihat batang Andre mengacung tegang sekali. Boleh juga anak ini. Meski tidak sebesar bapaknya, tapi cukup besar untuk ukuran anak seumurnya. Tangan Bi Eha mengocok perlahan batang itu. Andre melenguh keenakan.

“Oouhhgghh.. Bii.. uueeanaakkhh! ” pekik Andre perlahan.

Bi Eha tersenyum senang melihatnya. Anak ini semakin menggemaskan saja. Kepolosan dan keluguannya membuat Bi Eha semakin terangsang dan tak tahan menghadapi emotan bibirnya di puting susunya dan gerakan jemarinya di dalam liang mem*knya. Rasanya ia tak kuat menahan desakan hebat dari dalam dirinya. Tubuhnya bergetar.. lalu.., Bi Eha merasakan semburan hangat dari dalam dirinya berkali-kali. Ia sudah orgasme. Heran juga. Tak seperti biasanya ia secepat itu mencapai puncak kenikmatan. Entah kenapa. Mungkin karena dari tadi ia sudah terlanjur bernafsu ditambah pengalaman baru dengan anak di bawah umur, telah membuatnya cepat orgasme.

Andre terperangah menyaksikan ekspresi wajah Bi Eha yang nampak begitu menikmatinya. Guncangan tubuhnya membuat Andre menghentikan gerakannya. Ia terpesona melihatnya. Ia takut malah membuat Bi Eha kesakitan.

“Bi? Bibi kenapa? Nggak apa-apa khan?” tanyanya demikian polos.

“Nggak sayang.. Bibi justru sedang menikmati perbuatan Den Andre,” demikian kata Bi Eha seraya menciumi wajah tampan anak itu.

Dengan penuh nafsu, bibir Andre dikulum, dijilati sementara kedua tangannya menggerayang ke sekujur tubuh anak muda ini. Andre senang melihat kegarangan Bi Eha. Ia balas menyerang dengan meremas-remas kedua payudara pengasuhnya ini, lalu mempermainkan putingnya.

“Aduh Den.. enak sekali. Den Andre pinter.. uugghh!” erang Bi Eha kenikmatan.

Bi Eha benar-benar menyukai anak ini. Ia ingin memberikan yang terbaik buat majikan mudanya ini. Ingin memberikan kenikmatan yang tak akan pernah ia lupakan. Ia yakin Andre masih perjaka tulen. Bi Eha semakin terangsang membayangkan nikmatnya semburan cairan mani perjaka. Lalu ia mendorong tubuh Andre hingga telentang lurus di ranjang dan mulai menciuminya dari atas hingga bawah. Lidahnya menyapu-nyapu di sekitar kemaluan Andre. Melumat batang yang sudah tegak bagai besi tiang pancang dan megulumnya dengan penuh nafsu.

Tubuh Andre berguncang keras merasakan nikmatnya cumbuan yang begitu lihai. Apalagi saat lidah Bi Eha mempermainkan biji pelernya, kemudian melata-lata ke sekujur batang kemaluannya. Andre merasakan bagian bawah perutnya berkedut-kedut akibat jilatan itu. Bahkan saking enaknya, Andre merasa tak sanggup lagi menahan desakan yang akan menyembur dari ujung moncong kemaluannya. Bi Eha rupanya merasakan hal itu. Ia tak menginginkannya. Dengan cepat ia melepaskan kulumannya dan langsung memencet pangkal batang kemaluan Andre sehingga tidak langsung menyembur.

“Akh Bi.. kenapa?” Tanya Andre bingung karena barusan ia merasakan air maninya akan muncrat tapi tiba-tiba tidak jadi.

“Nggak apa-apa. Tenang saja, Den. Biar tambah enak,” jawabnya seraya naik ke atas tubuh Andre.

Dengan posisi jongkok dan kedua kaki mengangkang, Bi Eha mengarahkan batang kontol Andre persis ke arah liang mem*knya. Perlahan-lahan tubuh Bi Eha turun sambil memegang kontol Andre yang sudah mulai masuk.

“Uugghh.. enak nggak Den?”

“Aduuhh.. Bi Eha.. sedaapphh..! ” pekiknya.

Andre merasakan batang kontolnya seperti disedot liang mem*k Bi Eha. Terasa sekali kedutan-kedutannya. Ia lalu menggerakan pantatnya naik turun. Konotlnya bergerak ceapt keluar masuk liang nikmat itu. Bi Eha tak mau kalah. Pantatnya bergoyang ke kanan-kiri mengimbangi tusukan kontol Andre.

“Auugghh Deenn..uueennaakk! ” jerit Bi Eha seperti kesetanan.

“Terus Den, jangan berhenti. Ya tusuk ke situ.. auughgg.. aakkhh..”

Andre mempercepat gerakannya karena mulai merasakan air maninya akan muncrat.

“Bi.. saya mau keluaarr..” Jeritnya.

“Iya Den.. ayo.. keluarin aja. Bibi juga mau keluar.. ya terusshh.. oohh teruss..” katanya tersengal-sengal.

Andre mencoba bertahan sekuat tenaga dan terus menggenjot liang mem*k Bi Eha dengan tusukan bertubi-tubi sampai akhirnya kewalahan menghadapi goyangan pinggul wanita berpengalaman ini. Badannya sampai terangkat ke atas dan sambil memeluk tubuh Bi Eha erat-erat, Andre menyemburkan cairan kentalnya berkali-kali.

“Crot.. croott.. crott!”

“Aaakkhh..” Bi Eha juga mengalami orgasme.

Sekujur tubuhnya bergetar hebat dalam pelukan erat Andre.

“Ooohh.. Deenn.. hebat sekali..”

Lihat Juga : CERITA SEX Kuhisap Tetek Gadis Salon Toge

Kedua insan yang tengah lupa daratan ini bergulingan di atas ranjang merasakan sisa-sisa akhir dari kenikmatan ini. Nafas mereka tersengal-sengal. Peluh membasahi seluruh tubuh mereka meski udara malam di luar cukup dingin. Nampak senyum Bi Eha mengembang di bibirnya. Penuh dengan kepuasan. Ia melirik genit kepada Andre.

“Gimana Den. Enak khan?”

“Iya Bi, enak sekali,” jawab Andre seraya memeluk Bi Eha.

Tangannya mencolek nakal ke buah dada Bi Eha yang menggelantung persis di depan mukanya.

“Ih Aden nakal,” katanya semakin genit.

Tangan Bi Eha kembali merayap ke arah batang kontol Andre yang sudah lemas. Mengelus-elus perlahan hingga batang itu mulai memperlihatkan kembali kehidupannya.

“Bibi isep lagi ya Den?”

Andre hanya bisa mengangguk dan kembali merasakan hangatnya mulut Bi Eha ketika mengulum kontolnya. Mereka kembali bercumbu tanpa mengenal waktu dan baru berhenti ketika terdengar kokok ayam bersahutan. Andre meninggalkan kamar Bi Eha dengan tubuh lunglai. Habis sudah tenaganya karena bercinta semalaman. Tapi nampak wajahnya berseri-seri karena malam itu ia sudah merasakan pengalaman yang luar biasa.

Tamat

Cerita Dewasa Bu Erni yang Baik

$
0
0

Cerita Dewasa Bu Erni yang Baik – Nah nama2 dalam cerita ini semua asli tanpa saya ganti sama sekali dan saya sudah siap menanggung resikonya apabila keluarga atau suami yang bersangkutan akan MARAH BESAR tentunya kalau tahu cerita ini. Pengalaman yang saya alami ini adalah kisah nyata yang benar2 saya alami, kejadian ini saya alami barusaja 2 minggu yang lalu jadi saya masih ingat betul apa yang saya alami dengan bude narti tetangga saya. Nama saya Nanang (nama asli) umur saya 21 th, tb 172 cm, bb 65kg, kulit saya sawo matang sebagaimana orang indonesia.

Sedangkan bude narti berumur 47th dengan wajah sangat keibuan dan penampilan  yang sangat sederhana seperti ibu-ibu yang lain yang tinggal disekitar rumahku, dia memiliki 3 orang anak yaitu hasan teman seusiasaya, ibnu kelas 2 sma, dandi masih kelas 5 sd. Walaupun sudah punya 3 orang anak tapi body bude narti masih montok sekali ,dengan payudara kira-kira 38 B (wow bisa anda bayangkan betapa besarnya payudara itu) dan pinggul yang ramping serta pantatnya sangat bulat menonjol ke belakang, jadi kalau bude narti sedang jalan seolah pantatnya sangat menantang untuk dipegang dan diremas.

Hari selasa sore rumah saya akan di jadikan arisan oleh  teman” ibu saya di lingkungan rumah, nah saya sebagai seorang anak maka saya membantu ibu saya menyiapkan keperluan untuk arisan nanti sore karena dirumah kedua kakak perempuan saya belum pulang kerja. Dan bude narti pun membantu saya dan ibu dirumah, ketika saya sedang sibuk dengan pekerjaan saya, dari dapur ibu saya berteriak. jeng“, sampean masih punya gula nggak dirumah soalnya gulaku habis jeng.” kata ibu saya ke bude narti. ee“ alah aku nggak punya jeng, yaudah sini aku beliin dipasar depan situ.” kata bude narti. Lalu ibu saya memberikan uang kepada bude narti. maaf“ ya jeng jadi ngerepotin nih ,biar Nanang  yang nganter pake motor jeng.” kata ibuku . ayo“ Nanang anterin bude kepasar depan.” kata bude narti menyuruhku. uhhh saya sangat kesal sekali waktu itu, tapi ini karena perintah ibu saya maka saya tidak berani membantah.

Kemudian saya dan bude narti kepasar depan lalu bude narti membeli gula, setelah itu bude narti menghampiri saya kembali yang menunggudi motor. Nang “ kita ke rumahku dulu ya, saya mau mandi sekalian ganti baju supaya pas acaranya mulai saya tidak bolak-balik kerumah.” kata bude narti. iya“ bude.” jawabku. lalu saya membawa motor saya kerumah bude narti  yang  tidak jauh dari rumah saya. dedy“ kamu tunggu sebentar ya, bude bareng kamu aja kesananya yah lumayan ngirit tenaga supaya nggak cape jalan,,hahahaha..” canda bude narti. oh“ tenang saja bude, saya akan nunggu bude disini kok.” kataku Lalu bude narti masuk ke dalam rumah dan berlalu ke arah kamar mandi, bude narti berteriak dari dalam kamar mandi.

Nang “ kamu kalau mau minum ambil saja dikulkas ya.”  teriaknya  iya“ bude.” jawab ku singkat  Lama-lama bete juga saya nungguin bude narti mandi karena sudah hampir setengah jam, saya pun menonton tv untuk mengusir kejenuhan saya. Tak lama bude narti keluar hanya dengan berbelit handukdan menurut saya handuk nya terlalu kecil untuk menutup tubuh montoknya,  wow  payudaranya sampai naik ke atas sehingga membentuk belahan yang sangat menggoda. Bude narti  pun langsung beranjak kekamar dan menutup kain yang dijadikan sebagai penutup kamar, wah pikiran saya mulai kacau dan saya betul”  terangsang berat dengan apa yang saya lihat tadi.

Saya pun nekad untuk mengintip bude narti,  pelan” kain penutup kamar itu saya buka dan saya betul”  kaget melihat kemolekan bude narti ini, oh ternyata kulitnya putih juga. Saya akhirnya pergi ke pintu depan dan dengan cepat saya kunci pintu depan serta saya langsung menuju ke kamar bude narti. Nang “ NGAPAIN KAMU MASUK KAMARKU.” teriak bude narti yang kaget melihat saya didalam kamarnya.  ssst“…bude jangan berisik,kalau bude berisik nanti tetangga pada datang dan melihat kita dalam keadaan seperti ini pasti nanti keluarga bude malu.” kataku. KURANG“ AJAR SEKALI KAMU MASUK KESINI, KELUARRR….” teriaknya. tanpa mendengarkan omongannya saya pun langsung membuka seluruh pakaian saya dan bugil didepan bude narti.

Silahkan“ bude teriak, agar tetangga kesini dan mengusir kita dari lingkungan sini.” kataku dengan tegas. nampaknya caraku berhasil dan bude narti sudah tidak berteriak lagi, tapi dia masih menutup badanya dengan handuk yang ia pakai kembali saat saya tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya. Nang“ mau apa kamu.” tanyanya mulai pelan. bude“, saya betul”  kepingin nih bude.  Saya sudah nggak tahan bude, ayolah mumpung sepi bude.” kataku nang “ nanti kalau ada yang masuk gimana dan sebentar lagi suami serta anak”ku pasti pulang karena sudah sore.” katanya. Kemudian saya berjalan mendekatinya dan tongkol saya tepat di depan muka bude narti. Saya sempat melihat mata bude narti tertegun melihat ukuran tongkol saya yang lumayan besar, saya dengan tenang berkata ke bude narti. tenang“ saja bude, pintu depan sudah saya kunci. Ayo bude kocok tongkol saya jangan cuma diliatin kaya gitu.

“kataku Tangan bude narti pun akhirnya dengan agak ragu memegang tongkol saya. ahhhh“…” desahku ketika tanganya mulai meremas dan mengocok pelan tongkol saya. bude“, isepin dong tongkolku ini.” kata saya ihh“ jijik ahh,, udah kaya gini aja.” katanya Lalu saya tarik belitan handuknya dan dia pun bugil di hadapanku, tangannya yang kanan asik mengocok tongkolku sementara tangan yang kiri berusaha menutup payudaranya yang besar. ayo“ bude kita selesaikan, nanti keburu keluarga bude pada pulang.” kataku Dan saya pun mengangkat kaki bude narti lalu saya lebarkan kaki bude narti dan saya lihat memiaw bude narti sangat banyak ditumbuhi bulu” halus lubang memiawnya  pun  juga sudah lebar. Tapi bude narti tidak melawan dengan  atas apa yang saya lakukkan kepadanya. nang “, jangan dimasuk kan nang.

Nanti bisa kacau kalau ada tetangga lihat, nang hentikan sayang .” katanya Saya pun tidak perdulikan kata”nya lagi, dengan agak memaksa maka saya arahkan tongkol saya kememiaw bude narti. slooppp(kepala tongkol saya sudah masuk), slebbb ,blleeesss… masuklah  semua tongkol saya kememiaw bude narti. aduh“ sudah nang jangan diteruskan nang,,ahh,ahh,,uhh..” perlawanannya berubah menjadi desahan. Lalu saya mulai menggoyang tongkol saya maju mundur. ohh“..ohhh nanaaaa  ahhhh…,,mmmphhh..”desah bude narti sambil menggit bibir bawahnya. arggghh“ …arghhh,, bude sangat nikmat,,ahh,ahh..”desahku Bude narti perlahan mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangi permainanku, saya pun makin bersemangat menyetubuhi bude narti. ohh“,,bude,,terrrusss,,goyyangg bude..ahh..” desah saya.

Ohhh“,,ohh tongkolmu enak banged nang ..ahhh..” racau  bude narti. Wah ternyata bude narti kalau sedang bersetubuh suka mengeluarkan kata”  kotor, saya pun  semakin ber semangat mendengar jeritan vulgar bude narti. Keringat sudah mulai terlihat dari wajah bude narti, lalu bude narti meminta berganti posisi. ahh“,,ahhh,,berhenti dulu nang ,,ahh,ahhh..” perintahnya Saya pun segera menghentikan goyangan saya. kenapa“ sayang.” tanyaku dengan memanggil dia sayang..hehehe kita“ ganti gaya ah jangan kaya gini terus, aku bosen nang .” katanya Wow sekarang dia yang  kelihatannya agressif ,memang wanita awalnya menolak akan tetapi kalau sudah masuk maka merekalah yang lebih agressif.

Kamipun berguling ke samping tanpa mencabut tongkol saya, dan bude narti pun mulai bergoyang dengan maju mundur. ahhh“,,ahh,,ah,, enak tenan nang tongkolmu nusuk tempikku ,,ohhh..”kata bude narti terus“ budee…ahh” sahutku. Lama-lama goyangan bude narti menjadi semakin liar, dia bukan hanya melakukkan goyangan maju mundur tapi dia juga melakukkan goyangan atas bawah dan yang paling nikmat adalah goyangan memutarnya. Sayapun bangkit dan memeluk bude narti sambil mulutku menyedot payudaranya, maka dia semakin tak karuan saja goyangannya. ohh“,ohhhhh,,,,aku mauu keeluuar nang ..”katanya yang sudah mau orgasme tahan“ sayang,,ohhh..” kataku. akuu“,,akuu,nggak, kkuu, kkuuattt,, arggghhhh….” desahnya ketika orgasmenya datang.

Serrr..srrrrrrrr……..keluarlah cairan hangat dari dalam kemaluannya. Dia memeluk saya dengan sangat erat, saya yang belum mau ejakulasi memberikan dia kesempatan untuk menikmati orgasmenya. duuhhh“….nikmat tempikku nang ..tongkolmu gede banged sih, sampe mentok aku rasanya.” kata bude narti. emang“ punya pakde yatno (suaminya yang sudah berumur 54th) nggak gede bude.” tanyaku. alah“ boro” gede, kalo main samaku paling baru 5 menit tak goyang wis metu.” kata bude narti dengan nada ketus. oh ternyata selama ini pakde yatno tidak bisa memuaskan bude narti,  tenang pakde yatno saya akan membantu tugas anda dalam memuaskan istri anda. kataku dalam hati terus“ kalo bude kurang puas, melampiaskannya kemana bude.” tanyaku.

Jangan“ panggil aku bude dong nang klo lagi berdua kaya gini, panggil nama saja ya.” kata bude narti. iya“, mulai sekarang aku akan manggilkamu sayang kalo lagi berdua kaya gini, oya pertanyaanaku belum kamu jawab sayang. Kamu melampiaskan kemana kalo kurang puas.” tanyaku lagi yah“ aku paling pake tangan pas dia tidur.” katanya tenang“ sayang, mulai sekarang kalo kamu kurang puas dengan suami kamu yang tolol itu kamu panggil aku saja yah.” kataku. iyah“,pasti sayang, oya kamu belum keluar ya. Ayo cepat selesaikan karena acara arisan dirumah kamu sudah mau mulai dan anak” ku juga sudah mau pulang.” kata bude narti kita“ nungging ya sayang.”kata ku ya“ sudah, ayo cepat sayang.” lalu saya mencabut tongkol saya yang dari tadi belum saya keluarkan dari memiawnya. ayo“ sayang aku wis siapnih.” kata bude narti yang sudah mengambil posisi nungging.

Iyah“.” kataku sambil mendekat kearahnya. blessssss……begitu lancar tongkolku masuk kememiaw bude narti. ohhhhhhhhhhhh“….” desah kami bersamaan Saya pun dengan gerakan cepat langsung mengocok memiaw bude narti ini. PLAKKK,,PLAKKK,,PLOKKKK,, begitu keras terdengar bunyi itu karena saya dengan gerakan yang cepat menyetubuhinya. Bunyi derit ranjang pun sangat kencang.. KRITTT,KRITTT,KRITTTT. aduhh“,aduuuhh,aduuhhh,,pelan” sayang,,ahh,ahh….” jerit bude narti. nanti“ keburu suami dan anakmu pulang ,sudah tahan saja sayang.” kataku bude narti hanya menggengam kain sprei dan menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit bercampur nikmat yang ia rasakan sekarang. Setelah 15 menit bergoyang dengan kasar, maka saya merasakan akan ejakulasi.

Ohhh“,ohh aku mau keluar sayang,,ahhh,,di dalam apa diluar.” tanyaku. ahhh“,ahhh,ahhh,,,terseraaahhhhh …”kata bude narti Dan akhirnya , crottttt, crottttt,crootttt, sekitar 7x semprottan peju saya yang saya keluarkan didalam. argggghhhhhhhhhhh“….”desahku dan saya tekan kuat” tongkol saya ke dalam memiawnya Setelah mengatur nafas maka saya pun cepat” mencabut tongkol saya dari dalam dan membersihkan dengan kain sprei bude narti, dan bude narti  pun  mencabut kain sprei itu dan langsung merendamnya agar tak terlihat oleh suaminya. ayo“ cepat kita harus keluar sekarang, nanti tetangga curiga kamu lama” didalam rumahku.” kata bude narti sambil memakai baju serta celana untuk arisan dirumahku.

Saat saya dan bude nart ikeluar rumah, kami melihat hasan anak bude narti yang juga teman saya baru pulang main futsal dengan teman kerjanya. tuh“ kanapa aku bilang, untung kita udah selesai. Ayo cepat kita kerumah kamu dan kayaknya arisan sudah dimulai.” pada saat saya sampai rumah, ternyata benar arisan telah dimulai. haduh“ maaf jeng tadi ban motornya nanang bocor jadi kita kebengkel dulu, nah ini gulanya jeng.” kata bude narti berbohong kepada ibu saya. oh“ iya nggak apa-apa kok jeng, ya sudah silahkan  ngobrol2” dulu ya aku mau bikin teh ibu”.” kata ibu saya iya“.” jawab para ibu”. Sejak saat itulah sampai saat cerita ini diterbitkan kami masih sering melakkukannya dirumah bude narti saat rumahnya sepi.

Lihat Juga :  Cerita Dewasa Di Kost Adikku yang Bohay

Tamat

Cerita Bokep Terbaru 2016 Tanteku Hamil Karna Aku

$
0
0

Cerita Bokep Terbaru 2016 Tanteku Hamil Karna Aku – halo pembaca setia nih saya posting lagi, yuk mari kita baca. Cerita Dewasa Terbaru adalah tempat Cerita Dewasa 2013 yang mungkin kalian suka. bagi kalian yang belum berumur 20 tahun silahkan kalian baca cerita yang lain karena ini adalah Cerita Dewasa atau istilah lain nya Cerita Seks. Jika kalian tidak suka dengan Cerita Dewasa ini Kalian bisa mencari dengan kata kunci Cerita Mesum atau juga Cerita Ngentot.

Cerita Bokep Terbaru 2016 – Namaku Endroy ini adalah sebuah cerita tentang tante saya bernama Indri, saya mulai aktif melakukan aktivitas seksual sewaktu saya masih 19 tahun. Teman-teman saya yang memberitahu bagaimana cara bermasturbasi dan saya mulai melakukan itu.dan saya benar-benar menikmatinya. Saya selalu ingin melakukan hubungan seks tetapi tidak mendapatkan kesempatan sampai saya kuliah. Saya kuliah di Cikupa. saya tidak kost tetapi memustuskan untuk tinggal di rumah tante Indriyang kebetulan ada di Cikupa walaupun agak jauh dari kampus.

Anto Suami Tante Indriadalah seorang Pengusaha. Tanteku sangat cantik dan proposional dengan tinggi badan 170 dan berat 56 serta buah toket gede gede montok yang membuat aku cukup sange dibuatnya. Dari hari pertama aku sudah mulai bermasturbasi dengan menghayalkan dia. Umur dia sekitar usia 33, dan mempunyai 2 orang anak , Ranny yang berusia 10 tahun dan Cariza yang berusia 7 tahun. saya menempati kamar atas yang kosong. Setelah kurang lebih satu minggu aku menjadi lebih akrab dengan Tanteku ,Segera pikiran kotor menghingapiku ketika aku berdekatan dengan dia.

Tingkah laku dia juga sangat ramah. Ia mulai sering mengajaku pergi ke mall dengan memakai mobilnya. Ia bahkan tak pernah ragu untuk membeli pakaian dalamnya di depanku. Aku baru tahu bahwa dia sangat suka menggunakan pakaian dalam yang sexy. Aku sering memuji dengan mengatakan bahwa tante lebih muda dari usia tante. Suatu hari aku tidak masuk kuliah. Saya memutuskan untuk tinggal di rumah. Pada siang hari ada film di tv, jadi saya pergi ke ruang tengah untuk menonton. Ternyata dia sedang menyiram tanaman di taman belakang dengan hanya memakai kaos longgar tanpa lengan dan celana pendek sehingga pahanya yang putih kelihatan langsung penis saya menegang melihat itu.. Saya memutuskan untuk mendapatkannya pada hari itu.

Ketika dia selesai menyiram tanaman dia langsung bergabung dengan saya. Tiba-tiba listrik mati pergi. Jadi kita mulai ngobrol tentang kehidupan perkawinannya. Aku perlahan membelokan pembicaraan dan berkata “ tante sangat cantik sekali “. Saat itu dia kaget dan melihat aku bahkan dia melihat celana saya pakai. saya yakin dia melihat kemaluanku yang mengang. Saya berkata lagi “ Tante seperti kakaknya Ranny bukan Ibunya “
“ kamu bercanda, Roy”?
Aku berkata lagi “ sumpah Tan, apalagi kalau tante memakai Tank top dan rok pendek akan terlihat lebih muda lagi “. Saat itu dia tersenyum. Saya bertanya lagi” apakah tante dapat memakainya sekarang”

Awalnya dia menolak tapi saya terus memaksanya akhirnya dia berkata “ok”.
Langsung kemaluanku menegang dan mulai ingin keluar dari sarangnya. “tapi kamu jangan macam macam yah “Saya berjanji, setelah itu dia pergi kekamarnya dan Saya mulai memegang kemaluan saya.

Ketika ia keluar saya terpesona Dia terlihat sangat muda dan seksi. dia tersenyum dan berkata” kamu melanggar janjimu.Aku Cuma tersenyum. Buah dadanya kelihatan seperti mau muntah dari tanktopnya dan putingnya keliahatan tercetak ternyata dia tidak memakai bra kebawahnya dia hanya memakai rok mini sehingga kakinya yang panjang telihat sangat sexy. Aku pergi mendekatinya dan berkata “saya ingin mencium Tante “ tapi dia menolak aku tak mau kehilangan buruanku aku pegang pinggangnya dan mulai menciumnya, untuk beberapa waktu dia berusaha melakukan perlawanan tetapi kemudian ia berhenti mencoba. Saya merasakan nafas dia sudah tidak teratur.saya mulai meremas pantatnya dan dia mengangkat roknya ke atas serta memasukan tangan saya ke dalam celana dalamnya dari belakang dan menekankan pantatnya dengan keras Hingga akhirnya ia berhenti melawan. Aku terus menciumnya dan mulai meremasi dadanya yang besar Saya membawa dia ke Sofa.

Setelah sekitar 20 menit kami saling berciuman dan saling meraba, Tante Indrimelepaskan pelukan dan ciumannya. Lalu Tante Indrimenuntun tanganku untuk membuka bajunya. Tanpa diminta dua kali, tanganku pun mulai beraksi melepas Tanktop Tante Dona :
“Tetek Indrigede banget sih. Endroy suka deh,” kataku sambil meraba payudara Tante Dona.
“Jangan diliatin aja donk Sayang..! Dijilat dan disEndroyt donk Sayang..!” pinta Tante Dona.
Tanpa dikomando dua kali, aku langsung saja menjilati payudara Tante Indriyang sebelah kanan. Sedangkan tangan kananku meremas-remas payudara Tante Indriyang sebelah kiri.
“Aahh.. Ohh.. fish..!” teriak Tante Indriketika buah dadanya kujilat dan kusEndroyt-sEndroyt.

Secara bergantian payudara Tante IndrikusEndroyt dan kujilati, sedangkan tangan kanan Tante Indrimeremas-remas batang penisku dari luar CD-ku. Dan tanpa sadar, Tante Indriberusaha melepaskan CD-ku. Tanteku menaikkan pinggulnya saat kutarik rok mininya. Aku melihat CD yang Tanteku kenakan sudah basah. Aku kemudian mencium CD Tanteku tepat di atas kemaluannya dan meremasnya. Dengan cepat kutarik CD Tanteku dan melemparkannya ke sisi ranjang, dan terlihatlah olehku pemandangan yang sangat indah. Lubang kemaluan Tanteku ditumbuhi bulu halus yang tidak terlalu lebat, hingga garis lubang kemaluan Tanteku terlihat

“Do, tongkol kamu gede bauanget,” kata Tanteku takjub melihat batang penisku yang sudah menegang.

“Masa sih Don.?” tanyaku seakan tidak percaya,

Tanteku dengan tangan kanannya terus meremas-remas kemaluaku.
Dan tidak lama Tanteku pun berjongkok, lalu tersenyum. Tanteku mendekatkan wajahnya ke kemaluanku, lalu mulai mengeluarkan lidahnya.

“Uuhh.. aahh.. enak Don..!” aku berteriak ketika lidah Tanteku mulai menyentuh kepala penisku.

Tanteku masih menjilati penisku, mulai dari pangkal sampai ujung kepala penisku. Dan kedua bijiku pun tidak terlewatkan oleh lidah Tanteku. Aku hanya memejamkan mata sambil mendesah-desah memperoleh perlakuan seperti itu.

Setelah sekitar sepuluh menit, aku merasa kemaluanku berada di sebuah lubang yang hangat. Aku pun membuka mataku dan melihat ke bawah. Ternyata sekarang separuh penisku sudah masuk ke mulut Tanteku.

“Aahh.. oohh.. yeeahh.. enaakk ba..nget Donnn..!” teriakku lagi.
Kuperhatikan penisku diemut-emut oleh Tanteku tanpa mengenai giginya sedikit pun. Lidah Tanteku bergerak-gerak dengan lincah seperti ular.

Dan sekarang kulihat Tanteku menyEndroyt-nyEndroyt bulu kemaluaku seperti mau dikeramasi.

“Donn.. enak Donaaaa..!” aku hanya dapat berteriak.

dengan cepat dan liar Tanteku mengocok batang kemaluanku di dalam mulutnya. Aku sudah tidak tahan lagi, kenikmatan yang kurasakan sangat luar biasa dan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata, dan akhirnya aku sudah tidak tahan lagi dan.. “Cret.. cret.. crett..” maniku kusemprotlkan di dalam mulut Tanteku. Setelah itu Tanteku berdiri lalu duduk di sebelahku. Kedua kakinya dikangkangkan sehingga aku dapat melihat vaginanya dengan jelas.

“Sayang, sekarang kamu jilatin memiawku ini..!” kata Tanteku sambil menunjuk ke arah vaginanya.

Setelah itu Tanteku tidur telentang di lantai. Aku langsung saja menuju bagian bawah pusar Tanteku. Kudekatkan wajahku ke vagina Tanteku, lalu kukeluarkan lidahku dan mulai menjilati vaginanya.

“Ahh.. fuuckk.. yeaahh.. shiitt.. hisapnya itilnya Sayang..!” Tanteku hanya dapat meracau saat kujilati vagina dan klitorisnya kuhisap-hisap.
“Ohh.. Aahh.. fuuck.. mee.. yeaahh.. masukin tongkolmu sekarang Sayang..! Aku udah nggak tahan..!” pinta Tanteku memohon.

Aku pun perlahan bangun dan mensejajarkan tubuhku dengan Tanteku . Kugenggam batang penisku, lalu perlahan-lahan kudorong pantatku menuju vagina Tanteku. Aku buka lebar paha Tanteku, lalu aku arahkan penisku ke memiaw Tanteku yang sudah basah dan licin. Tangan Tanteku segera memegang penisku lalu mengarahkannya ke lubang memiawnya. Tak lama.. Bless.. penisku langsung memompa memiaw Tanteku Terasa seret, dan enak rasanya menjepit penisku..

Lihat Juga :  Cerita Bokep Anak Muda Ngentot Cewek

“Ohh.. Sshh.. Oh, Endroy.. Mmhh…” desah Tanteku ketika aku memompa penisku agak cepat.
Tanteku mengimbangi gerakanku dengan goyangan pinggulnya. Tak lama, tiba-tiba Tanteku bergetar lalu tubuhnya agak mengejang.
“Oh, Do..Aku mau keluarr.. Mmhh…” jerit kecil Tanteku.
“Terus setubuhi Aku…” desahnya lagi.

Cerita Seks Terbaru 2013 Aku Hamili Tante Cantik Ku
Cerita Dewasa Terbaru 2013 Aku Hamili Tante Cantik Ku
Kisah Cerita Dewasa Terbaru 2013 Aku Hamili Tante Cantik Ku

Beberapa saat kemudian tubuh tanteku melemah aku yang juga keluar tanpa melepaskan penisku dari vagina Tanteku cepat membalikan tubuhnya hingga menungging “Aduhh.. enak.. sekali Sayang..! Kamu.. pin..tarr.. Sayang..!” jerit Tanteku ketika kusetubuhi dari belakang . aku terus mengent*tnya dengan cepat. Tanteku pun membalas dengan menggoyangkan pantatnya dengan cepat,pula dan terasa ada cairan hangat yang menyembur di dalam tubuhnya.sepertinya dia mengalami orgasme kembali “ aku keluar lagi sayang….

Kamu hebat “ mengetahui hal itu aku terus mengenjotnya dengan cepat karena aku juga merasakan akan keluar Dan memang, aku sudah tidak tahan lagi, dan gerakanku makin cepat, nafas makin memburu dan dengan mengerang parau, muncratlah spermaku di dalam vaginanya, crot.. crot.. crott.., dan Tanteku yang juga kelihatannya kembali mencapai orgasme yang ketiga, mengetahui aku sudah keluar, ia memutar-mutar pinggulnya kesana kemari membuat penisku ngilu dan seperti diputar-putar. Dan kemudian ia memiawik tertahan sambil melentingkan tubuhnya dan terkulai lemas Kami kemudian terlelap tidur karena kecapaian 1 jam kemudian kami terbangun dan Tanteku mengajak mandi bareng di kamar mandi kembali kami melakukannya .

Semenjak saat itu kami hampir tiap hari mengulangi persetubuhan ini siang ketika rumah sedang sepi sebelum aku berangkat kuliah dan malam malam sering tanteku masuk ke kamarku sehingga sebulan kemudian tanteku berkata “ kamu akan menjadi ayah sayang” selama kehamilannya Tanteku malah semakin bergairah dalam melakukan hubungan badan sampai bulan kedelapan kehamilannya pun kami terus berhubungan.Akhirnya Tanteku melahirkan bayi perempuan yang dia beri nama Yolla.

Selama 5 tahun aku kuliah dan tinggal di rumah tanteku, tanteku telah melahirkan 3 orang anak yang semunya adalah hasil perbuatanku.

Tamat

Viewing all 271 articles
Browse latest View live