Quantcast
Channel: Kumpulan Cerita Sex 2016
Viewing all 271 articles
Browse latest View live

Cerita Mesum Kisah Perkosaan Gadis Dalam Kereta

$
0
0

Cerita Mesum Kisah Perkosaan Gadis Dalam Kereta – Sebelum aku menceritakan cerita pemerkosaan ini, perkenalkan dulu pembacaa…namaku Rasti, tinggi 163 cm, berkulit putih mulus, umurku baru saja mencapai 16 tahun, aku bersekolah di sebuah SMA ternama di Jakarta. Semua temanku selalu memuji kecantikan wajahku yang merupakan wajah campuran Jepang (ibuku) dengan Amerika (ayahku), juga aku selalu merawat tubuhku dengan fitness sehingga hasilnya bongkahan pantatku kencang, padat dan sexy. Payudaraku cukup besar berukuran 34B yang membusung dan kencang, dan karena aku memakai salep khusus, putingku menjadi warna pink kemerahan meskipun sering disedot oleh lelaki.

Pertama kali aku kenal sex yaitu ketika aku baru kelas 3 SMP, waktu itu aku penasaran dengan penis cowok, maka dari itu aku meminta pacarku yang sudah kelas 2 SMA untuk memperlihatkan penisnya padaku, dan tentu saja dia senang memperlihatkannya, lalu entah kenapa waktu itu aku terangsang oleh sentuhannya dan akhirnya terjadilah peristiwa yang menyebabkan hilang keperawanan ku. Biasanya kan, cowok yang “minta” duluan tapi aku tidak pernah malu untuk “minta” duluan karena nafsu sex ku memang tinggi. Cerita ini dimulai ketika aku baru pulang dari rumah temanku pada jam 8 malam, tak disangka kereta yang kutunggu datang terlambat. Aku terus menunggu walaupun agak boring. Memang sih, ortuku menyuruhku untuk memakai kendaraan pribadi tapi aku lebih memilih kendaraan umum karena aku tidak mau jadi anak manja yang kemana-mana naik mobil. Kulihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 9 malam, akhirnya keretaku tiba juga, langsung saja aku masuk. Di gerbong yang aku masuki, hanya ada aku dan 5 orang bapak-bapak yang duduknya saling berjauhan.

Ketika aku masuk, mata ke 5 bapak itu memandang liar terhadapku karena pada saat itu, aku memakai seragam sekolah yang paling nakal diantara semua seragamku. Rok abu-abuku berjarak 15 cm di atas lutut, dan juga aku membuka 2 kancing baju seragamku. Aku memang suka memakai pakaian yang seksi karena selain aku percaya diri dengan tubuhku yang sintal, aku juga suka sekali memperlihatkan tubuhku yang indah kepada para lelaki atau yang biasa orang bilang eksibisionis. Sebagai balasan pandangan mereka, aku hanya memberikan senyum kepada mereka. Lalu aku duduk di depan seorang bapak yang kutaksir berumur 50an, tampangnya bijaksana mengingatkanku pada guruku yang killer di sekolahku. Kulihat bapak itu tersenyum kearahku sambil melihat ke arah rokku seolah-olah bisa melihat apa yang dibalik rokku. Aku sih malah senang diliati seperti ini.

Karena mungkin aku sudah kelelahan, aku tertidur. Tiba-tiba kurasakan geli pada kedua buah dada dan putingku, spontan aku membuka mataku lalu aku mendapati tanganku sudah terikat ke salah satu besi yang berada di atas kepalaku (itu tuh… tempat buat taruh barang bawaan) dengan posisiku yang masih duduk di bangku kereta, juga seragam dan rokku sudah robek, mungkin karena aku terlalu lelah sampai-sampai aku tidak sadar ketika mereka merobek baju dan rokku. Bhku sudah tak tahu entah kemana, kini dadaku yang kencang, putih mulus, dan berukuran 34B menjadi bulan-bulanan ke 4 laki-laki yang sedang mengerjaiku. Lalu aku merasakan ada yang menusuk-nusuk vaginaku yang masih terbungkus celana dalamku yang berwarna pink. Ternyata ada seorang lagi yang menusuk-nusukkan jarinya ke dalam vaginaku, aku mendesah

“aaahh…. terus….. jaaaa…..ngan be…..rhenti!!” karena sensasi jari yang menusuk-nusuk vaginaku serta jilatan-jilatan dari 4 orang yang menjilati setiap sudut dadaku membuat nafsuku yang memang tinggi menjadi tidak tertahankan. “wah, nih cewek malah suka, udah cantik, sexy, nafsunya tinggi lagi….” komentar bapak yang berada di depan vaginaku, aku tidak mendengar jelas karena aku mencapai orgasme yang pertama, mungkin kalau aku dengar dengan jelas, aku sudah ketakutan setengah mati. Lalu celana dalamku yang sudah basah karena cairan deras yang keluar dari vaginaku akibat orgasme dibuang ke luar kereta lewat jendela. Aku hanya bisa mendesah “mmmaaahhh….” ketika bapak yang berada di depan vaginaku mulai menjilati dan menyentil-nyentil klitorisku. Si bapak itu terus menyapu sekitar bibir kemaluanku dengan lidahnya sampai cairanku habis ditelannya, sementara itu ke 4 bapak yang menjilati dadaku berebutan melahap dadaku.

Lalu tiba-tiba ke 4 bapak menyingkir dari ke dua buah dadaku yang sudah basah oleh air liur mereka, dan 2 dari bapak itu mengangkat kakiku ke atas sehingga vaginaku yang merekah, berwarna kemerahan, dan masih sempit terlihat jelas oleh mereka. Lalu bapak yang tadi menjilati vaginaku, kini meletakkan kepala penisnya di pintu masuk vaginaku, lalu dia langsung menghujamkan penisnya yang besar,hitam, dan berurat ke dalam vaginaku yang sudah basah. Aku berteriak “aaahhh… sakit pak”, “sakit tapi enak kan….” balas bapak yang mengangkat kaki kiriku, lalu bapak yang sedang mengaduk-aduk vaginaku berkata “gila nih cewek, memiawnya sempit banget, gak kuat gue nih lama-lama”, lalu bapak itu langsung memompa vaginaku secara perlahan namun pasti , ketika aku sedang asyik-asyiknya merasakan sodokan dan adukan penis bapak itu di dalam vaginaku, tiba-tiba kedua putingku digigit oleh 2 bapak yang dari tadi berdiri saja.

Lalu 2 bapak yang memegangi kakiku, mengikat kakiku ke besi yang ada ikatan tali tanganku sehingga kini vaginaku lebih terangkat. Kemudian 2 bapak tadi mengambil handycam dari tas mereka masing-masing dan mulai merekam tubuhku yang sedang digarap oleh ke 3 temannya,lalu salah satu bapak itu berkata “waduh, nih cewek udah cantik, sexy, mulus, suka *******, coba bini gua, cantik ‘n mulus kayak gini, bisa betah gue di rumah” lalu mereka semua tertawa kecuali bapak yang sedang gencar menggenjot vaginaku, tiba-tiba bapak itu menekan penisnya sangat keras ke dalam vaginaku sehingga aku kesakitan tapi aku hanya bisa mendesah pelan “mmmmaahhh….” karena tenagaku sudah terkuras habis, dan sensasi dari kombinasi antara jilatan di kedua putingku dan sodokan-sodokan penis di dalam vaginaku membuatku mencapai orgasme yang ketiga sehingga aku berteriak

“akkkkhhh….. aku keeee….. luuaaaarr!!!”, 15 menit kemudian bapak yang menggenjot vaginaku mempercepat genjotannya, tak lama kemudian dia berkata “aakkhh….keluar”, lalu menyemburlah sperma yang terasa sangat hangat di dalam vaginaku, lalu bapak itu berkata “gila, memiawnya kayak ngisep ****** gue ke dalem, enak banget memiawnya”, sedangkan aku hanya mendesah “hhhhaaaahhh…” karena kehabisan tenaga, lalu vaginaku terus digenjot sampai mereka berlima mengeluarkan sperma mereka ke dalam vaginaku, lalu mereka membuka ikatan di pergelangan tangan dan kakiku. Mereka membiarkanku istirahat sejenak, sambil mengobrol-obrol denganku dan menanyakan nomor hpku. Aku bertanya kepada mereka kenapa memperkosaku, salah satu dari ke 5 bapak itu menjawab “siapa sih yang gak mau nyobain tubuh neng cantik dan sexy kayak neng”, “akh, bapak bisa aja. Bapak-bapak ini udah saling kenal ya?” balasku.

Lalu bapak yang tadi berkata lagi “ya, kami teman SMA, kami abis reunian, kebetulan ketemu neng, jadi bisa refreshing, abisnya reuniannya isinya orang-orang yang umurnya 50an kayak kami, kami kan juga pengen ngerasain daun muda”, aku hanya tersenyum saja mendengar jawaban dari orang yang baru saja menyetubuhiku dan orang itu sepantasnya menjadi bapakku. Setelah 15 menitan aku duduk di bangku kereta, mereka sudah bernafsu lagi dan mereka mulai berebutan mengkorek-korekkan jari mereka ke dalam vagina dan anusku serta meremas-remas payudaraku yang montok. Ketika aku sedang merasakan sensasi nikmat dari korekan jari di kedua lubangku dan remasan-remasan di dada serta putingku oleh ke 5 bapak itu tiba-tiba kereta tiba di stasiun dan pintu kereta terbuka, untungnya tidak ada yang masuk ke gerbong kami. Tapi dari gerbong lainnya muncul petugas karcis yang sudah kakek-kakek, umurnya kuperkirakan 65 tahunan ke atas.

Awalnya dia kaget melihat seorang gadis telanjang dikerumuni oleh 5 orang bapak-bapak, tapi mungkin karena melihat tubuh telanjangku yang begitu menggoda, kakek itu berkata “lagi asyik nih, boleh ikutan gak?”, “boleh pak, tubuhku kan emang buat muasin laki-laki” jawabku. Kakek itu mendekati kami berenam, lalu mereka melucuti pakaian mereka sendiri. Kini, ada 6 orang laki-laki yang berebutan untuk meraba-raba tubuhku. Mereka terus meraba-raba tubuhku sampai aku mencapai orgasme yang entah keberapa kali. Ternyata, salah satu dari 5 orang bapak itu ada yang membawa tikar, langsung saja bapak itu menggelar tikar di lantai gerbong kereta. Lalu sang kakek diberikan kesempatan pertama mencicipi vaginaku di ronde kedua ini, sang kakek langsung tidur di atas tikar, kemudian aku disuruh menaiki penisnya yang sudah tegang.

Aku naik ke atas badannya dan mengarahkan penisnya ke vaginaku, ketika kepala penisnya berada di depan vaginaku, dia langsung menggerakkan pinggulnya ke atas sehingga penisnya masuk ke dalam vaginaku dengan sangat keras sampai aku merasa kesakitan dan berteriak “aaauuuwww……sakit…..”, tapi sepertinya dia tidak menghiraukannya. Kakek itu menggenjot vaginaku dengan cepat dan kuat sehingga membuatku merasa nikmat sekali dan mendesah “aaahh….te…russ…jangan…..ber…..henti “, ketika aku sedang merasakan nikmatnya genjotan di vaginaku, tiba-tiba aku merasakan ada 2 jari yang mengkorek-korek anusku, tak lama kemudian, kurasakan penis yang hangat menyeruak masuk ke dalam anusku, lalu kudengar pemilik dari penis itu berkata “gila, lobang pantatnya sempitnya minta ampun…..enak banget”.

Kini, aku merasakan sodokan di kedua lubangku, aku memejamkan mata untuk menghayati hujaman demi hujaman penis yang kulitnya sudah mengkerut tapi tetap nikmat yang mengaduk-aduk vagina dan anusku. 20 menit kemudian, sang kakek mempercepat frekuensi genjotannya sedangkan bapak yang menggenjot anusku kelihatannya belum mau orgasme, kurasakan penis yang ada di vaginaku berdenyut, tak lama kemudian sang kakek berkata “aaaakkhhh…..ke….luuu….aaaarr!!”, sang kakek menyemburkan lahar putih dan kentalnya yang hangat ke dalam vaginaku berbarengan dengan orgasmeku yang kedua di ronde kedua ini. Daerah selangkanganku menjadi sangat basah karena sperma bapak itu dan juga cairanku sendiri sampai-sampai ada yang mengalir keluar dari vaginaku ke pahaku yang mulus.

Kemudian tubuhku yang sudah lemas diangkat oleh bapak yang masih gencar mengerjai pantatku, lalu kakek tadi bangkit dari tikar dan digantikan dengan bapak yang lain, lalu aku didudukkan di penis bapak yang baru tidur di tikar oleh bapak yang mengerjai pantatku. 5 menit kemudian, akhirnya bapak yang menggenjot lubang anusku menyemburkan spermanya ke dalam lubang anusku dan sebagian spermanya mengalir keluar dari lubang anusku ke vagina dan pahaku kemudian lubang anusku dimasuki oleh penis lainnya, dan seperti sebelumnya dua lubang kenikmatanku digenjot oleh 2 penis yang berbeda, dan ketika sudah menyemburkan sperma di dalam vagina dan anusku, posisinya digantikan oleh bapak lainnya, begitu seterusnya sampai masing-masing bapak itu menyemburkan spermanya ke dalam vagina, anus, dan mulutku.

Lihat Juga :  Cerita Mesum Bugil Seorang Janda Lesbian

Semua persenggaman yang terjadi direkam dalam handycam. Setelah mereka puas menggarap tubuhku selama lebih dari 1 1/2 jam, mereka membiarkanku tidur di tikar untuk istirahat dan mereka memotret dengan kamera yang dibawa kakek itu serta mereka juga merekam tubuhku yang sudah belepotan karena sperma mereka dengan handycam mereka. 10 menit kemudian, akhirnya kereta yang kutumpangi sampai di stasiun yang kutuju, lalu mereka ber6 mengucapkan sampai jumpa dan berjanji akan menelponku. Aku keluar dari kereta dengan tidak memakai apa-apa karena selain seragamku sudah dirobek oleh 5 bapak tadi, aku juga takut pintu kereta akan tertutup, jika itu terjadi maka tubuhku akan digarap lagi oleh mereka karena nafsu mereka besar entah karena nafsu mereka memang besar atau karena melihat tubuh montokku yang kapan saja bisa mereka nikmati.

Di stasiun ini ada kamar mandi, maka dari itu aku langsung mengambil langkah seribu ke kamar mandi dengan sperma yang masih menetes dari vagina dan lubang anusku meninggalkan jejak putih kental ke lantai. Untungnya, setelah dari rumah temanku, aku sempat ke mall untuk membeli tank top, rok mini, parfum, dan pelembab rambut. Langsung saja kupakai semua agar tidak ketahuan oleh orang-orang kalau tubuhku habis digarap selama 1 1/2 jam lebih oleh 6 orang laki-laki tapi aku tidak mencuci vaginaku (ya iyalah, masa mau cuci vagina di wastafel….hehe) karena aku suka bau sperma baik yang masih cair maupun yang sudah kering dan juga aku lupa membeli celana dalam dan bh sehingga aku tidak memakai apa-apa dibalik tank top dan rok miniku. Aku menyetop taksi dan menuju ke rumahku.

Aku tau kalau si supir taksi melihat badanku yang putih mulus dan sexy ini, kalau saja aku tidak kelelahan pasti sudah kugoda dia sampai dia tidak tahan dan akhirnya memperkosa, tapi badanku sudah sangat lemas sehingga aku menjadi tidak bernafsu. Setelah sampai di rumah, aku membayar supir taksi itu dan langsung memencet bel. Mbok Parti berlari dari dalam rumah untuk membukakan gerbang, sambil membukakan gerbang Mbok Parti “aduh non dari mana aja sih non? mbok kan khawatir”, “tadi Rasti ke rumah temen dulu, terus pulangnya naik keretanya, eh keretanya datang terlambat, ya jadinya Rasti pulangnya telat” jawabku. Mbok Parti ini memang seperti kakakku karena dia yang merawatku dari kecil kalau orang tuaku sedang pergi ke luar negeri. Aku langsung menuju kamarku, dan menjatuhkan badanku ke kasurku. Karena aku sangat kelelahan, maka aku langsung tertidur sambil memikirkan apa yang akan terjadi besok…

Tamat


Cerita Ngentot 2017 Libido Sex Pijit Plus Plus

$
0
0

Cerita Ngentot 2017 Libido Sex Pijit Plus Plus – Situs Terlengkap Untuk Cerita Dewasa Pribadi, Cerita Sex Terbaru, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Hot, Cerita ABG, Cerita Tante-tante, Cerita Sex Jilbab, Seks Bergambar, Cerita Seks Dewasa, Kumpulan Cerita Seks Dewasa. Cerita Sex Terbaru, Cerita Seks Bergambar, Cerita Sex Dewasa, Cerita Mesum Terbaru. Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru – Setelah sebelumnya ada cerita dewasa terbaru bergambar Ketahuan Sedang Asik ML Diruang Kampus Oleh Orang Lain, kini ada cerita sex mesum Libido Seks Meningkat Karena Keenakan Dipijit, selamat membaca.

Kisah ini saya ceritakan sebagai pengalaman nyata yang pernah saya alami ketika saya tinggal di Banyuwangi beberapa bulan yang lalu. Ketika itu saya sempat berkenalan dengan seorang tukang pijat yang hidup seorang diri tanpa keluarga di rumah kontrakannya. Kalau anda berminat mengetahui kisah selanjutnya silahkan membaca cerita berikut ini.

Libido Seks Meningkat Karena Keenakan Dipijit

Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus |  Cerita Dewasa, Cerita Eksebionis, Cerita Mesum, Cerita Selingkuh, Cerita Sex, Cerita Skandal

Di sekitar tempat tinggal saya ada seorang tukang pijat yang sangat banyak sekali pelanggannya. Setiap hari rumahnya tidak pernah sepi dari pengunjung. Saya sendiri baru tahu dari tetangga yang lain, bahwa ia juga pandai mengobati berbagai macam penyakit dan pandai meramal nasib orang. “Oh pantas pelanggannya banyak..” ujar saya. Mendengar bahwa bapak tukang pijat ini juga punya kepandaian meramal nasib orang, saya jadi punya keinginan juga datang ke rumahnya. “Siapa tahu ramalannya benar..” pikir saya.

Ketika kesempatan nama saya dipanggil oleh asistennya untuk masuk ke kamar kerjanya, tidak terpikir sebelumnya oleh saya bahwa bapak tukang pijat itu orangnya sangat ramah. Melihat tubuhnya yang hitam kekar, berkumis lebat dan berkepala agak botak serta sorot matanya yang tajam, saya mengira bahwa ia orang yang pendiam dan mungkin angkuh.

“Maaf.. nama Mbak siapa ya?” ia bertanya pada saya.
“Linda nama saya Pak.. kalau nama Bapak siapa?” tanya saya kembali.
“Hasan..” jawabnya singkat.

Kemudian setelah sedikit berbasa-basi dan menanyakan maksud kedatangan saya, Pak Hasan menyatakan bahwa ia sangat senang mendapatkan tetangga baru seperti saya. Kebetulan memang saya baru beberapa hari ini mendapatkan rumah kontrakan di daerah tersebut. “Mbak Linda punya usaha salon ya..” katanya sambil matanya tertuju ke belahan payudara saya yang agak membusung. Dan memang saya akui bahwa saya termasuk waria yang paling suka berpakaian sexy dan lebih senang kalau ada yang memperhatikan. “Betul Pak.. memangnya kenapa Pak?” kata saya sambil membetulkan kancing paling atas dari baju saya yang sebelumnya terbuka.

“Mau saya ramal apanya nih..?” katanya menggoda sambil mengisap rokoknya dalam-dalam.
“Ya apa saja Pak.. usaha bisnisnya, atau masa depannya atau jodohnya gitu lho Pak Hasan..”
“Ya.. ya.. saya tahu itu.. tapi Mbak Linda harus tahu juga kalau mau diramal harus ada syaratnya..” ujarnya lebih nakal karena matanya sudah berani dikerdipkan ke wajah saya dan tangannya yang besar serta berbulu lebat mulai berani menyenggol payudara saya.
“Ah.. jangan begitu ah Pak.. Bapak minta bayaran berapa saja pasti akan saya kasih, yang penting ramalannya memang benar Pak..” jawab saya.
“Tapi betul nih.. Mbak Linda nggak bakalan marah kalau syaratnya saya ungkapkan..?” katanya meyakinkan.
“Benar Pak, berani sumpah.. saya nggak akan marah kok.. lha wong saya yang butuh kok..” jawab saya tidak kalah meyakinkan.

Kemudian secara terus terang dia mengatakan kepada saya bahwa dirinya sangat suka terhadap waria. Apalagi waria yang cantik dan montok seperti saya. Dengan pakaian yang sangat mini dan bagian atas pundak yang terbuka sehingga lebih menonjolkan kedua payudara saya itu, ditambah dengan dandanan saya yang sangat sensual membuat Pak Hasan sangat ingin mencicipi kemolekan tubuh saya katanya. Waktu tanpa sadar saya menyibakkan rambut yang tergerai sampai di pundak dengan kedua tangan saya, ia melihat kedua belah ketiak saya.

“Wah bulu ketek Mbak Linda lebat juga ya.. jadi pingin jilat nih..” katanya tambah nafsu.
“Ah.. Pak Hasan bisa saja,” ujar saya salah tingkah.

Dan yang membuat saya jadi tambah deg-degan adalah ucapannya yang menyatakan bahwa ia paling suka menyetubuhi waria dengan terlebih dahulu mempermainkan sekujur tubuh si waria itu di atas tempat tidur. Sedangkan si waria harus tidur terlentang di atas tempat tidur dalam keadaan terikat kedua tangannya. Walaupun belum pernah mengalami dan merasakan berhubungan seks seperti itu, saya jadi “horny” juga waktu Pak Hasan tanpa malu-malu memelorotkan celana panjang dan celana dalamnya untuk memperlihatkan kemaluannya yang hitam panjang dan berurat. “Nih kalau Mbak Linda mau.. nanti saya kasih emut kontol saya yang besar ini..” Dan akhirnya karena tidak tahan melihat kemaluan yang perkasa seperti itu, saya pun tidak dapat menolak dorongan nafsu yang sudah berkecamuk di dalam diri saya untuk dapat merasakan nikmatnya disetubuhi oleh orang segagah Pak Hasan.

Acara “ritual” yang Pak Hasan rencanakan pun dimulai dengan mempersilakan saya berbaring di atas tempat tidur satu-satunya di kamar itu yang biasa dipakai oleh Pak Hasan memijat pasien-pasiennya. Kemudian kedua tangan saya diborgol ke atas dengan borgol seperti milik polisi yang sepertinya memang sudah dipunyai Pak Hasan sebelumnya. Waktu itu jam dinding menunjukkan pukul 21:30. “Wah kebetulan Mbak Linda adalah tamu saya yang terakhir, jadi kita bisa main sampai pagi..” ujarnya senang. Ketika semuanya sudah beres, yang dilakukan pertama kali terhadap diri saya adalah mencium bibir saya yang sedikit tebal. Pak Hasan melakukannya dengan penuh gairah dan nafsu yang membara.

Dia gigit lidah saya dan saya pun membalasnya dengan antusias. Dicium dalam keadaan terikat adalah pengalaman pertama tapi anehnya saya merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika diperlakukan seperti itu. “Ah.. ah.. Pak Hasan.. enak Pak.. enak Pak,” kata saya ketika dengan sedikit kasar dia mulai membuka BH yang saya kenakan dan ia dengan lebih semangat mulai mencium dan mengisap serta menggigit nakal kedua payudara saya secara bergantian. “Wah tetek Mbak Linda besar juga ya.. Mbak saya perkosa ya Mbak..” katanya mulai ngelantur.

Sambil terus meremas-remas payudara saya, Pak Hasan pun tak lupa menciumi ketiak saya yang memang berbulu lebat. “Wuih baunya merangsang banget deh ini ketek..” katanya sambil terus menciumi ketiak saya. Setelah puas meniciumi ketiak, perhatian Pak Hasan beralih kembali ke kedua payudara saya dan mencium serta menggigitnya dengan lebih gemas lagi. Saya cuma bisa menahan nafsu yang luar biasa saat itu apalagi sekarang ini ditambah dengan jari tengah tangan kanan Pak Hasan mulai digesek-gesekkan dan sesekali dimasukkan ke lubang pantat saya.

“Ah.. ah.. ah.. jangan Pak.. enak sekali.. jilat dong Pak pantat saya Pak..” kata saya mulai lupa daratan. Namun sebelum permintaan saya itu dilakukan, dia dengan paksa mulai naik ke atas dada saya dan memasukkan kemaluannya ke mulut saya. “Ayo isep yang enak kontol saya ini.. awas kalau nggak enak ya.. nanti nggak akan saya lepas ikatan di tanganmu ini.. sedot sampai licin ya!” katanya. Ketika saya emut dan sedot kemaluannya dalam-dalam kepala Pak Hasan tertengadah ke langit-langit kamar itu sambil tak henti-hentinya berkata, “Terus.. terus.. terus sedot.. terus sedot Mbak.. enaak.. wah.. enak betul sih Mbak mulut kamu..”

Sementara keringat mulai bercucuran di seluruh tubuhnya. Tak lama kemudian sebelum mencapai puncak orgasmenya, Pak Hasan langsung turun dari atas tubuh saya dan sekarang perhatiannya dialihkan kepada lubang pantat saya. Dibukanya kedua paha saya lebar-lebar sehingga lubang pantat saya terlihat dengan jelas di matanya. “Wah.. sepertinya Mbak Linda masih perawan ya.. sempit sekali nih silitnya, sebelum saya entot, saya jilat dulu ya silit Mbak.. emhh.. merangsang sekali sih”. Tubuh saya terasa terbang di awan ketika lidah Pak Hasan dengan lincah menyisir seluruh permukaan lubang pantat saya. “Aaahh.. enak Pak.. aahh.. masukin dong kontolnya Pak.. cepetan dong.. udah nggak tahan nih..” ucap saya dengan tidak sabar.

Akhirnya saat-saat yang saya tunggu pun tiba. Pak Hasan dengan sabar membimbing kemaluannya untuk dapat dimasukkan ke lubang pantat saya. “Pelan-pelan ya Pak.. biar nggak sakit..” pinta saya. “Tenang aja Mbak, saya sudah pengalaman kok..” jawab Pak Hasan. Setelah dioles-oles dengan cream dan sedikit air ludah Pak Hasan maka lubang pantat saya jadi terasa agak licin. Kemudian “Bles.. bleess.. bless..” secara perlahan kemaluan Pak Hasan masuk dengan mantapnya. Ketika sudah sampai di dalam lubang pantat, terasa geli yang luar biasa di sekujur tubuh saya. Apalagi ketika Pak Hasan melakukan kocokan-kocokan yang teratur sembari menciumi payudara dan ketiak saya serta terkadang memasukkan jarinya ke mulut saya yang menimbulkan rasa nikmat yang laur biasa.

“Terus Pak.. terus Pak.. ahh.. enakk.. enak sekali Pak.. kocok terus.. Pak..” kata saya makin lupa diri. “Aduh Mbak.. silit kamu sempit sekali sih.. kontol saya jadi pingin cepet muntah nih.. aduh enaak ya Mbak..” ujar Pak Hasan tidak kalah gilanya. Akhirnya kurang lebih 15 menit kemudian tiba-tiba tubuh Pak Hasan menegang, keringatnya makin bercucuran dan dari mulutnya keluar kata-kata yang nggak jelas,

“Mmmaahhf.. mmaahhff.. aduh saya nggak kuat nih.. mau keluaar..” dan tak lama kemudian setelah kocokan terakhir yang sangat kuat “Cret.. cret.. cret.. cret..” terasa cairan hangat di lubang pantat saya dan Pak Hasan pun akhirnya merasakan orgasme dan lantas jatuh lunglai di atas tubuh saya sambil berkata, “Enak ya Mbak..!” END

Lihat Juga :  Cerita Ngentot Melayani Tante Liar Ronde Kedua

Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Dewasa Bugil, Cerita Dewasa Ngentot memek, abg lucah, cerita 21+ selingkuh, cerita bokep terpanas, cerita mesum terbaru, cerita seks bergambar, cerita sex dewasa, janda gatel, janda gersang, ngentot dengan abg, ngentot dengan istri, ngentot dengan majikan, ngentot dengan pembantu, pecah selaput darah

Tamat

Cerita Sex Peselingkuhan dengan Ayah Tiri

$
0
0

Cerita Sex Peselingkuhan dengan Ayah Tiri – Semuanya berawal ketika aku kehilangan ayah kandungku pada usia 18 tahun. Ketika itu, roda ekonomi keluarga kami tidak terlalu terguncang, karena Ibu pandai mencari uang. Semasa ayah masih hidup, Ibu sudah menopang ekonomi keluarga dengan bisnis kateringnya. Oleh karena itu, sepeninggal Ayah,Ibu tidak berpikiran untuk mencari penggantinya, lantaran terlalu sibuk mengurusku dan kedua adik laki-lakiku.

Dua tahun berselang setelah kematian Ayah, tiba-tiba kami dikejutkan dengan perkataan Ibu yang mohon restu untuk menikah kembali dengan Pak Juwono(45). Kami memang sudah mengenalnya dengan baik, karena dia sering bertandang kerumah kami. Namun, kami berpikir Pak Juwono hanyalah teman baik Ibu. Sebab Pak Juwono bertamu ke rumah kami seperti halnya tamu-tamu yang lain. Lebih-lebih Ibu juga bersikap biasa-biasa saja. Ibu tidak menunjukkan dalam kondisi tengah jatuh cinta.

Kami semua merestui keinginan Ibu untuk menikah lagi. Pertama, karena usia Ibu masih tergolong muda, 38 tahun, untuk mengarungi hidup ini sendirian. Kedua, karena kami tahu bahwa Pak Juwono berstatus duda tanpa anak. Pak Juwono adalah pria yang matang, penyayang,dan bertanggung jawab. Aku dan kedua adikku sudah cukup dekat dengannya.

Masuknya Pak Juwono sebagai anggota baru keluarga kami memang membawa warna-warna lain dalam kehidupan keluarga kami. Aku pribadi sangat senang dengan adanya figur seorang ayah pengganti. Terus terang, sebagai anak perempuan satu-satunya aku haus akan perhatian dan kasih sayang seorang ayah. Apalagi di usia 20 tahunan aku ingin ada yang menuntunku dalam urusan cinta dan berhubungan dengan pria. Aku harap bisa menimba pengalaman dari ayah tiriku ini.

Kedekatanku dengan ayah tiriku membuat Ibu bangga. Beliau senang melihat kami semua akrab dengan suami barunya. Bahkan, boleh dikatakan aku bersikap agak manja kepadanya. Setiap pulang sekolah, aku pasti segera mencari ayah tiriku untuk menceritakan pengalamanku di kampus. Beliau akan dengan sabar mendengar ceritaku, kemudian dengan bijak menasihatiku bila ada hal-hal yang dianggapnya tidak ‘sesuai’.

Kadang-kadang atas ijin Ibu, aku mengajak ayah tiriku berjalan-jalan ke mall. Setelah mencicipi hidangan fast food kami mampir untuk nongkrong di toko buku. Aku mempunyai hobi membaca buku filsafat dan psikologi, sama seperti beliau.

Tanpa kusadari aku semakin dekat dan semakin akrab kepada ayah tiriku, aku sudah semakin cuek aja dan tidak malu lagi semisalnya keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk mandi sebagai penutup bagian-bagian tubuhku yang vital dihadapan ayahku. Dan kadangkala ayahku pula yang menggendongku ke tempat tidurku apabila aku kedapatan ketiduran di ruang tamu karena ketiduran akibat mataku yang kelelahan karena membaca buku ataupun menonton telivisi.

Lama-kelamaan aku semakin mengagumi sifat-sifat kedewasaan yang dimiliki oleh ayah tiriku, dan ada rasa perasaan khusus tertentu yang tidak bisa kuterjemahkan, entahlah apakah itu adalah perasaan cinta? Mungkin itulah alasannya aku selalu menampik setiap pernyataan cinta yang dilontarkan oleh teman-teman priaku. Terus terang aku tidak tertarik dengan teman-teman pria sebayaku yang cenderung manja dan kekanak-kanakan. Sebaliknya aku mengagumi pria-pria yang dewasa dan matang. Rasanya aku betah berada disisi mereka untuk mendengar cerita ataupun nasehat-nasehatnya, dan itu semuanya kudapatkan penuh dari ayah tiriku ini.

Rupanya gejala ini juga dirasakan dan ditangkap oleh ayah tiriku. Kalau sebelum pergi ke suatu tempat, aku biasa mencium pipi Ibu dan Ayah tiriku. Sekarang bila ibu tidak ada, Ayah akan membalas mencium pipiku. Semula aku merasa kaget dan ada sedikit perasaan malu, bukan kenapa-kenapa ini adalah ciuman pertama dari seorang laki-laki kepadaku dan sekaligus adalah ayahku. Bahkan pernah suatu waktu aku terperangah ketika ayah tidak hanya membalas mencium pipiku, melainkan juga bibirku. Melihat wajahku memerah, karena aku belum pernah pacaran, Ayah hanya tersenyum simpul.

Kejadian seperti itu terus berulang ketika ibuku ada di dapur dan kebetulan aku berpamitan mau ke kampus. Dan akupun mulai terbiasa dengan ‘pamitan’ gaya baru dari ayah tiriku. Semakin lama kami berani melakukannya lebih lama, kami pernah melakukannya selama beberapa menit dengan panasnya. Kalau tidak mengingat Ibu yang ada di dapur yang sewaktu-waktu bisa memergoki mungkin ayahku tidak akan melepaskanku dari pagutannya.

Beberapa waktu berselang, suatu saat Ibu harus menjenguk salah satu keponakannya yang dirawat di rumah sakit di Bogor. Kebetulan kedua adikku telah memasuki masa liburan sekolah dan keduanya mengantar dan menemani ibu selama di Bogor. Alhasil hanya aku dan Ayah tiriku yang ada di rumah sekarang ini. Menyadari tidak ada orang lain, sebenarnya hatiku berdegup kencang menyadari saat-saat yang tidak terduga tinggal berdua saja dengan Ayah tiriku yang amat kukagumi.

Ketika aku pulang kuliah menjelang sore hari, beliau sudah menungguku di teras rumah dan terlihat kegembirannya yang terbias di matanya ketika menyambut kepulanganku. “Pulangnya kog malam, Non?” tanya ayah dengan senyum khasnya.
Aku menjawab dengan santai, “Tadi jalan-jalan dengan teman Yah. “Senyumnya mendadak agak hilang ketika keceritakan aku berjalan-jalan dengan teman-teman cowok kampusku. Aku tertawa dalam hati melihat sikap ayah tiriku yang terlihat sedikit menyimpan rasa cemburu.

Sehabis mandi seperti biasanya aku tetap hanya menggunakan handuk melalui ayah menuju ke arah kamarku.
“Nia, apakah cowok yang menemani kamu adalah pacar kamu?”, selidik ayah tiriku.
“Sebentar ayah, Nia mau berpakaian dulu, dan nanti akan Nia ceritakan seluruhnya ke Ayah”, jawabku sambil tetap menuju ke arah kamarku, sepintas kulihat ayahku seperti berdiri dari sofa tempat duduknya. Aku menutup pintu kamar dan mulai mengeringkan rambutku dengan menggunakan kipas angin yang kunyalakan.

Tiba-tiba aku mendengar suara derit pintu kamarku terbuka dan kulihat ayah tiriku berjalan masuk menghampiriku. Karena aku masih terbalut dengan handuk aku cuek saja menerima kehadiran ayah tiriku meskipun sesungguhnya hatiku terasa dag dig dug.
“Aduhh.., ayah nih kog penasaran amat sih, dibilang entar juga pasti diceritain”, kataku menggoda sembari tetap mengeringkan rambutku yang masih agak basah.
“Nia, kamu serius yah berpacaran dengan cowo yang tadi itu?”, masih dengan penasaran ayahku terus menanyaiku.
“Hmm…, Kalo ya kenapa…, kalo tidak juga kenapa?” tanyaku memancing perasaan ayah tiriku.
“Kamu bandel yahh…, udah main rahasia-rahasiaan” ucapnya seraya tiba-tiba tangannya menggelitik pinggulku.

Aku tergelitik kegelian sambil meronta-ronta kecil untuk melepaskan dari gelitikan tanggannya. Ayahku tetap menguber-uberku sambil tetap menggelitik seluruh tubuhku, sampai akhirnya kita berdua jatuh ke ranjang dan ayah tetap saja menggelitik seluruh badanku. Sampai akhirnya kita berdua cekakak cekikikan dan akihirnya aku berteriak-teriak kecil minta ampun supaya Ayah menghentikan gelitikannya. Begitu ayah menghentikan gelitikannya tubuhku terasa lemas dan kami berdua ngos-ngosan akibat kehabisan nafas. Ayah tiduran disampingku di atas ranjang sambil tetap memperhatikan wajahku yang masih bersimbah peluh. Aku mencoba menarik napas panjang sambil memejamkan mata untuk menghilangkan rasa lemas yang kurasakan.

Tiba-tiba aku merasakan ciuman lembut menempel di bibirku, namun aku merasakan pagutan ciuman kali ini lebih terasa dan lebih rileks, mungkin karena Ibu tidak ada di rumah. Akupun membiarkan bibirku dilumat dengan lembut, baru kali ini ciumannya membuatku terasa terbang diawang-awang. Tanpa disadari tangan ayah yang tadi mengelus lembut pinggulku…, telah melepas handuk penutup tubuhku. Akupun baru sadar bahwa aku telah tidak berpakaian. Sebelum aku sempat berpikir banyak, ayahku sudah memelukku kembali dengan eratnya seraya mengelus-elus rambutku yang panjang. Terus terang aku sangat terlena dengan sentuhan kasih sayangnya ini.

Ketika ia mengangkat wajahku, aku menundukkan wajahku yang bersemu merah. Aku bisa mendengar suara detak jantung ayah yang berdegup kencang saat matanya menyapu dengan bersih seluruh lekuk-lekuk tubuhku yang sudah tidak terlindung apapun. Ayah mengelus bibirku dan tiba-tiba memagutnya kembali dengan penuh nafsu. Aku hanya bisa pasrah dibawah kenikmatan yang baru kurasakan ini. Bahkan aku mulai berani membalas pagutannya. Ayah kemudian menyeretku kedalam pangkuannya di atas ranjang. Kami terus berciuman, hingga tangannya mulai bergerak mengelus ke daerah-daerah tubuhku yang paling sensitif.

Aku menjerit kecil ketika kurasakan tangannya yang nakal menyentuh dan meremas-remas dengan lembut payudaraku. Sambil melumat bibirku, ayahku secara perlahan-perlahan berusaha melepaskan seluruh pakaiannya. Aku menjerit kecil tertahan tatkala penis ayahku keluar dari celana dalamnya dan dalam keadaan sangat panjang dan ‘tegak’, baru kali ini aku menyaksikan secara dekat penis seorang lelaki, bentuknya panjang mengeras dan dibagian ujung kepala penis ayah membesar dan berkilat-kilat bagai jamur. Belum sempat logikaku berjalan,ayah sudah kembali memeluk dan mencumbuku kembali, kini kami sama-sama bergumul dengan panasnya tanpa sehelai benangpun menempel di tubuh kami.

Mataku terpejam rapat sambil berteriak tertahan saat ayah tiriku mencumbui organ kewanitaanku. Ada rasa nikmat luar biasa yang kurasakan, hingga setiap beberapa saat badanku menggelinjang-gelinjang tak kuasa menahan hentakan-hentakan kenikmatan yang keluar dari seluruh sendi-sendi tubuhku. Sampai akhirnya aku merasakan benda panjang dan hangat menyeruak memasuki vaginaku. Saat itulah aku mempersembahkan keperawanan, kehormatan, jiwa ragaku kepada ayah tiriku. Kami bersetubuh tanpa mempedulikan waktu, terus berpacu dan berpacu meliwati klimaks demi klimaks hingga hampir menjelang subuh badan kami sama-sama lemas karena merasakan klimaks yang berkali-kali hingga akhirnya kami rubuh dan tidur berpelukan dalam satu ranjang dengan perasaan puas.

Terus terang pengalaman pertamaku berhubungan seks membawa kesan yang luar biasa dalam hidupku. Aku sama sekali tidak merasakan kesakitan karena ayahku tahu persis bagaimana menjalankan permainan seks kami dengan sebaik mungkin. Malam pertama kami, kami lewatkan dengan mengulang permainan seks hingga tiga kali. Ketika tak berdaya lagi, kami baru berhenti. Seminggu ditinggal Ibu dan adik-adik membuat aku dan Ayah benar-benar menikmati petualangan asmara

Lihat Juga :  Cerita Sex Ngentot Pembantu Panggilan Bohay

Selama hampir setahun menjalin asmara diam-diam dengan ayah, Ibu mulai curiga. Apalagi, Ibu mengetahui kalau sampai berusia 21 tahun aku belum juga mau punya pacar. Padahal aku terhitung cantik dan supel. Apalagi ketika aku sudah menamatkan D-ii bahasa inggrisku, Ibu mendesakku untuk mulai mencari pasangan hidup.

Ketika diam-diam kudiskusikan hal ini kepada Ayah, dia sangat mendukungku menjalin hubungan dengan pria lain. Soalnya, Ayah mulai mencium tanda-tanda kecurigaan di mata Ibu melihat hubunganku dengan Ayah semakin lengket aja.

Maka ketika Wahyu,kakak kelasku yang paling gencar mendekatiku. Kupikir apa salahnya aku membina hubungan dengannya. Apalagi wajahnya lumayan ganteng, postur tubuhnya atletis, dan otaknya encer pula. Singkat cerita aku kemudian serius menjalin hubungan dengannya. Sementara itu, kisah cintaku dengan Ayah terus berlanjut. Kali ini kami lebih banyak melakukan persetubuhan kami di luar rumah. Kadang-kadang kami janji bertemu di hotel A atau B yang letaknya agak jauh dari kota tempat tinggalku.

Enam bulan setelah berpacaran dengan Wahyu, keluarganya datang melamarku. Aku menerima lamarannya dengan perasaan biasa-biasa saja. Terus-terang perasaan cintaku telah kepersembahkan seutuhnya kepada ayah tiriku. Aku menikah hanya untuk menutupi perselingkuhanku dengan ayah.

Untungnya, Wahyu adalah orang yang tidak mempersoalkan keperawananku ketika kami melewatkan malam pertama. Menghadapi permainan seks Wahyu yang tergolong pemula, aku merasa tidak puas. Kadang-kadang aku membayangkan sedang berhubungan badan dengan ayah tiriku yang macho dan berpengalaman. Akhirnya, aku tetap sering menelepon ayah untuk saling bertemu di luar rumah. Usianya yang telah berkepala empat telah mengetahui secara betul segala bentuk permainan seks yang dapat memberikan kepuasan klimaks terhadap gadis-gadis muda seusiaku.

Bercinta dengan ayah tiriku, aku mendapatkan klimaks yang berulang-ulang, hal yang tidak dapat kudapatkan apabila aku berhubungan badan dengan suamiku sendiri. Aku tahu perbuatanku adalah keliru. Namun aku tidak dapat menghapus sosok Ayah tiriku dalam kehidupanku. Aku tidak tahu sampai kapan aku bisa menghentikan perselingkuhanku ini. Aku hanyalah seorang wanita yang menginginkan adanya figur pria matang disisiku.Kumpulan Cerita Dewasa.

Tamat

Cerita Dewasa Kisah Malam Pertamaku

$
0
0

Cerita Dewasa Kisah Malam Pertamaku – Masih terbayang dalam ingatanku perasaan bahagia dan lega saat selesai mengucapkan ijab kabul di muka penghulu tadi pagi. Bahagia karena berhasil menyunting gadis yang kucintai, lega karena telah berhasil melewati cobaan dan rintangan yang sangat berat selama hampir sepuluh tahun hubungan kami.


Wangi melati harum semerbak sampai ke setiap sudut kamar pengantin yang dihias berwarna dominan merah jambu. Dan, di sisiku terbaring gadis yang amat sangat kucintai, berbalut daster tipis yang juga berwarna merah jambu. Matanya yang indah dan bening menatapku penuh rasa cinta, sementara jemarinya yang halus membelai lembut tanganku yang sedang memeluknya. Kulitnya tidak terlalu putih, tetapi halus dan mulus. Dia, yang kukenal saat sama-sama duduk di bangku kuliah, yang menjadi incaran para pemuda di kampus, sekarang telah resmi menjadi istriku.

Malam ini adalah malam pertama kami sah untuk sekamar dan seranjang. Tidak ada lagi rasa takut atau khawatir dipergoki orang, tidak ada lagi rasa terburu-buru, dan juga tidak ada lagi rasa berdosa seperti yang kami rasakan dan alami selama berpacaran. Masa pacaran kami memang tidak terlalu aEsbersihaEt, saling cium, saling raba bahkan sampai ke tingkat Heavy Petting sering kami lakukan. Tapi, dengan penuh rasa sayang dan tanggungjawab, aku berhasil mempertahankan kesuciannya sampai saat ini. Aku bangga akan hal itu.

Suasana yang romantis ditambah dengan sejuknya hembusan AC sungguh membangkitkan nafsu. Kupeluk dia, kukecup keningnya lalu kuajak dia untuk berdoa pada Yang Maha Kuasa seperti pesan mertua laki-lakiku tadi. Andaikan apa yang kami lakukan malam ini menumbuhkan benih dalam rahim, lindungi dan hindarilah dia dari godaan setan yang terkutuk.

Dari kening, ciumanku turun ke alis matanya yang hitam lebat teratur, ke hidung dan sampai ke bibirnya. Ciuman kami semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu. Tanganku yang tadinya memeluk punggungnya, mulai menjalar ke depan, perlahan menuju ke payudaranya yang cukup besar. Sungguh pintar dia ini memilih daster yang berkancing di depan dan hanya 4 buah, mudah bagi tanganku untuk membukanya tanpa harus melihat. Tidak lama kemudian kaitan BH-nya berhasil dilepaskan oleh tanganku yang sudah cukup terlatih ini. Kedua bukit kembar dengan puncaknya yang coklat kemerahan tersembul dengan sangat indah. Daster dan BH itupun segera terlempar ke lantai.

Sementara itu, dia juga telah berhasil membuka kancing piyamaku, melepas singlet dan juga celana panjangku. Hanya tinggal celana dalam masing-masing yang masih memisahkan tubuh telanjang kami berdua.

Kulepaskan ciumanku dari bibirnya, menjalar ke arah telinga, lalu kubisikkan kata-kata cinta padanya. Dia tersenyum dan menatapku sambil berkata bahwa dia juga amat mencintaiku. Kulanjutkan ciumanku ke lehernya, turun ke dadanya, lalu dengan amat perlahan, dengan lidah kudaki bukit indah itu sampai ke puncaknya. Kujilati dan kukulum puting susunya yang sudah mengacung keras. dia mulai mendesah dan meracau tidak jelas. Sempat kulihat matanya terpejam dan bibirnya yang merah indah itu sedikit merekah. Sungguh merangsang. Tanganku mengelus, meremas dan memilin puting di puncak bukit satunya lagi. Aku tidak ingin buru-buru, aku ingin menikmati detik demi detik yang indah ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat. Tangannya semakin liar mengacak-acak rambutku, bahkan kadang-kadang menarik dan menjambaknya, yang membuat nafsuku semakin bergelora.

Dengan berbaring menyamping berhadapan, kulepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama kuterima darinya, membuat kemaluanku yang sudah sedemikian kerasnya mengacung gagah. Kubelai kakinya sejauh tanganku bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tidak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tidak terlalu lebat tapi terawat teratur. Sementara dia rupanya sudah tidak sabar, dibelai dan digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Nikmat sekali. Walaupun hal itu sudah sering kurasakan dalam kencan-kencan liar kami selama berpacaran, tetapi kali ini rasanya lain. Pikiran dan konsentrasiku tidak lagi terpecah.

Melalui paha sebelah dalam, perlahan tanganku naik ke atas, menuju ke kemaluannya. Begitu tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, dan semakin memburu. Perlahan kubelai rambut kemaluannya, lalu jari tengahku mulai menguak ke tengah. Kubelai dan kuputar-putar tonjolan daging sebesar kacang tanah yang sudah sangat licin dan basah. Tubuh dia mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, juga ke atas dan ke bawah. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang wangi. Ciumannya semakin ganas, dan mulai menggigit lidahku yang masih berada dalam mulutnya. Sementara tangannya semakin ganas bermain di kemaluanku, maju-mundur dengan cepat. Tubuhnya mengejang dan melengkung, kemudian terhempas ke tempat tidur disertai erangan panjang. Orgasme yang pertama telah berhasil kupersembahkan untuknya.

Dipeluknya aku dengan keras sambil berbisik,
aEsOhh, nikmat sekali. terima kasih sayang.aEt
Aku tidak ingin istirahat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, lalu dengan perlahan kuciumi dia dari kening, ke bawah, ke bawah, dan terus ke bawah. Deru nafasnya kembali terdengar disertai rintihan panjang begitu lidahku mulai menguak kewanitaannya. Cairan vagina ditambah dengan air liurku membuat lubang hangat itu semakin basah. Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang padat berisi. Tangannya kembali mengacak-acak rambutku, dan sesekali kukunya yang tidak terlalu panjang menancap di kepalaku. Ngilu tapi nikmat rasanya. Kepalanya terangkat lalu terbanting kembali ke atas bantal menahan kenikmatan yang amat sangat. Perutnya terlihat naik turun dengan cepat, sementara kedua kakinya memelukku dengan kuat.

Beberapa saat kemudian, ditariknya kepalaku, kemudian diciumnya aku dengan gemas. Kutatap matanya dalam-dalam sambil meminta ijin dalam hati untuk menunaikan tugasku sebagai suami. Tanpa kata, tetapi sampai juga rupanya. Sambil tersenyum sangat manis, dianggukkannya kepalanya.

Perlahan, dengan tangan kuarahkan kemaluanku menuju ke kewanitaannya. Kugosok-gosok sedikit, kemudian dengan amat perlahan, kutekan dan kudorong masuk. dia merintih keras, dan karena mungkin kesakitan, tangannya mendorong bahuku sehingga tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat ada air mata meleleh di sudut matanya. Aku tidak tega, aku kasihan! Kupeluk dan kuciumi dia. Hilang sudah nafsuku saat itu juga.

Setelah beristirahat beberapa lama, kucoba memulainya lagi, dan lagi-lagi gagal. Aku sangat mencintainya sehingga aku tidak tega untuk menyakitinya.
Malam itu kami tidur berpelukan dengan tubuh masih telanjang. Dia meminta maaf, dan dengan tulus dan penuh kerelaan dia kumaafkan. Malam itu kami berdiskusi mengenai perkosaan. Kalau hubungan yang didasari oleh kerelaan dan rasa sayang saja susah, agak tidak masuk diakal bila seorang wanita diperkosa oleh seorang pria tanpa membuat wanita itu tidak sadarkan diri. Bukankah si wanita pasti berontak dengan sekuat tenaga?

Malam Kedua.
Jam 10 malam kami berdua masuk kamar bergandengan mesra, diikuti oleh beberapa pasang mata dan olok-olok Saudara-Saudara Iparku. Tidak ada rasa jengah atau malu, seperti yang kami alami pada waktu mata Receptionist Hotel mengikuti langkah-langkah saat kami pacaran dulu. Olok-olok dan sindiran-sindiran yang mengarah dari mulut Saudara-Saudara Iparku, kutanggapi dengan senang dan bahagia.
Siang tadi, kami berdua membeli buku mengenai Seks dan Perkimpoian, yang di dalamnya terdapat gambar anatomi tubuh pria dan wanita. Sambil berpelukan bersandar di tempat tidur, kami baca buku itu halaman demi halaman, terutama yang berkaitan dengan hubungan Seks. Sampai pada halaman mengenai Anatomi, kami sepakat untuk membuka baju masing-masing. Giliran pertama, dia membandingkan kemaluanku dengan gambar yang ada di buku. Walau belum disentuh, kemaluanku sudah menggembung besar dan keras. dia mengelus dan membolak balik aEsbendaaEt itu sambil memperhatikannya dengan seksama. Hampir saja dia memasukkan dan mengulumnya karena tidak tahan dan gemas, tapi kutahan dan kularang. Aku belum mendapat giliran.

Kemudian, kuminta dia berbaring telentang di tempat tidur, menarik lututnya sambil sedikit mengangkang. Mulanya dia tidak mau dan malu, tapi setelah kucium mesra, akhirnya menyerah. Aku mengambil posisi telungkup di bawahnya, muka dan mataku persis di atas vaginanya. Terlihat bagian dalamnya yang merah darah, sungguh merangsang. Dengan dua jari, kubuka dan kuperhatikan bagian-bagiannya. Seumur hidupku, baru kali ini aku melihat kemaluan seorang wanita dengan jelas. Walaupun sering melakukan oral, tapi belum pernah melihat apalagi memerhatikannya karena selalu kulakukan dengan mata tertutup. Aku baru tahu bahwa klitoris bentuknya tidak bulat, tetapi agak memanjang. Aku bisa mengidentifikasi mana yang disebut Labia Mayor, Labia Minor, Lubang Kemih, Lubang Senggama, dan yang membuatku merasa sangat beruntung, aku bisa melihat apa yang dinamakan Selaput Dara, benda yang berhasil kujaga utuh selama 10 tahun. Jauh dari bayanganku selama ini. Selaput itu ternyata tidak bening, tetapi berwarna sama dengan lainnya, merah darah. Ditengahnya ada lubang kecil. Sayang aku tidak ingat lagi, seperti apa bentuk lubang tersebut.

Tidak tahan berlama-lama, segera kulempar buku itu ke lantai, dan mulai kuciumi kemaluan dia itu. Kumainkan klitorisnya dengan lidahku yang basah, hangat dan kasar, hingga membuat dia kembali mengejang, merintih dan mendesah. Kedua kakinya menjepit kepalaku dengan erat, seakan tidak rela untuk melepaskannya lagi. Kupilin, kusedot, dan kumain-mainkan benda kecil itu dengan lidah dan mulutku. Berdasarkan teori-teori yang kuperoleh dari Buku, Majalah maupun VCD Porno, salah satu pemicu orgasme wanita adalah klitorisnya. Inilah saatnya aku mempraktekkan apa yang selama ini hanya jadi teori semata.

Dia semakin liar, bahkan sampai terduduk menahan kenikmatan yang amat sangat. Dia lalu menarik pinggulku, sehingga posisi kami menjadi berbaring menyamping berhadapan, tetapi terbalik. Kepalaku berada di depan kemaluannya, sementara dia dengan rakusnya telah melahap dan mengulum kemaluanku yang sudah sangat keras dan besar. Nikmat tiada tara. Tapi, aku kesulitan untuk melakukan oral terhadapnya dalam posisi seperti ini. Jadi kuminta dia telentang di tempat tidur, aku naik ke atas tubuhnya, tetap dalam posisi terbalik. Kami pernah beberapa kali melakukan hal yang sama dulu, tetapi rasa yang ditimbulkan jauh berbeda. Hampir bobol pertahananku menerima jilatan dan elusan lidahnya yang hangat dan kasar itu. Apalagi bila dia memasukkan kemaluanku ke mulutnya seperti akan menelannya, kemudian bergumam. Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung kemaluanku. Bukan main nikmatnya.

Karena hampir tidak tertahankan lagi, aku segera mengubah posisi. Muka kami berhadapan, kembali kutatap matanya yang sangat indah itu. Kubisikkan bahwa aku sangat menyayanginya, dan aku juga bertanya apakah kira-kira dia akan tahan kali ini. Setelah mencium bibirku dengan gemas, dia memintaku untuk melakukannya pelan-pelan.

Kutuntun kemaluanku menuju vaginanya. Berdasarkan gambar dan apa yang telah kuperhatikan tadi, aku tahu di mana kira-kira letak Liang Senggamanya. Kucium dia, sambil kuturunkan pinggulku pelan-pelan. Dia merintih tertahan, tapi kali ini tangannya tidak lagi mendorong bahuku. Kuangkat lagi pinggulku sedikit, sambil bertanya apakah terasa sangat sakit. Dengan isyarat gelengan kepala, kutahu bahwa dia juga sangat menginginkannya. Setelah kuminta dia untuk menahan sakit sedikit, dengan perlahan tapi pasti kutekan pinggulku, kumasukkan kemaluanku itu sedikit demi sedikit. Kepalanya terangkat ke atas menahan sakit. Kuhentikan usahaku, sambil kutatap lagi matanya. Ada titik air mata di sudut matanya, tetapi sambil tersenyum dia menganggukkan kepalanya. Kuangkat sedikit, kemudian dengan sedikit tekanan, kudorong dengan kuat. Dia mengerang keras sambil menggigit kuat bahuku. Kelak, bekas gigitan itu baru hilang setelah beberapa hari. Akhirnya, seluruh batang kemaluanku berhasil masuk ke dalam lubang vagina dia tercinta. Aku bangga dan bahagia telah berhasil melakukan tugasku. Kucium dia dengan mesra, dan kuseka butir air mata yang mengalir dari matanya. Dia membuka matanya, dan aku dapat melihat bahwa dibalik kesakitannya, dia juga sangat bahagia.

Perlahan kutarik kemaluanku keluar, kutekan lagi, kutarik lagi, begitu terus berulang-ulang. Setiap kutekan masuk, dia mendesah, dan kali ini, bukan lagi suara dari rasa sakit. Kurasa, dia sudah mulai dapat menikmatinya. Permukaan lembut dan hangat dalam liang itu seperti membelai dan mengurut kemaluanku. Rasa nikmat tiada tara, yang baru kali ini kurasakan. Aku memang belum pernah bersenggama dalam arti sesungguhnya sebelum ini. Butir-butir keringat mulai membasahi tubuh telanjang kami berdua. Nafsu birahi yang telah lama tertahan terpuaskan lepas saat ini. Kepala dia mulai membanting ke kiri dan ke kanan, diiringi rintihan dan desahan yang membuat nafsuku semakin bergelora. Tangannya memeluk erat tubuhku, sambil sekali-sekali kukunya menancap di punggungku. Desakan demi desakan tidak tertahankan lagi, dan sambil menancapkan batang kemaluanku dalam-dalam, kusemburkan sperma sebanyak-banyaknya ke dalam rahim dia. Aku kalah kali ini.

Kupeluk dan kuciumi wajah dia yang basah oleh keringat, sambil berucap terima kasih. Matanya yang bening indah menatapku bahagia, dan sambil tersenyum dia berkata, aEssama-sama.aEt Kutitipkan padanya untuk menjaga baik-baik anak kami, bila benih itu tumbuh nanti. Kami baru sadar bahwa kami lupa berdoa sebelumnya, tapi mudah-mudahan Yang Maha Esa selalu melindungi benih yang akan tumbuh itu.

Seprai merah jambu sekarang bernoda darah. Mungkin karena selaput dara dia cukup tebal, noda darahnya cukup banyak, hingga menembus ke kasur. Akan menjadi kenang-kenangan kami selamanya.

Malam itu kami hampir tidak tidur. Setelah beristirahat beberapa saat, kami melakukannya lagi, lagi dan lagi. Entah berapa kali, tapi yang pasti, pada hubungan yang ke dua setelah tertembusnya selaput dara itu, aku berhasil membawa dia orgasme, bahkan lebih dari satu kali. Aku yang sudah kehilangan banyak sperma, menjadi sangat kuat dan tahan lama, sehingga akhirnya dia menyerah kalah dan tergeletak dalam kenikmatan dan kelelahan yang amat sangat.

Saat ini, kami telah memiliki 3 orang anak yang lucu-lucu. Tapi gairah dan nafsu seperti tidak pernah padam. Dalam usia kami yang mendekati 40 tahun, kami masih sanggup melakukannya 2-3 kali seminggu, bahkan tidak jarang, lebih dari satu kali dalam semalam.Nafsu yang didasari oleh cinta, memang tidak pernah padam. Aku sangat mencintai dia, begitupun yang kurasakan dari dia.

Lihat Juga :  Cerita Dewasa Bu Erni yang Baik

Tamat

Cerita Bokep Nikmatnya Meki Tante Yuni yang Genit

$
0
0

Cerita Bokep Nikmatnya Meki Tante Yuni yang Genit – Cerita sex Dewasa paling hot ( tanteku ngajak ML ) Pada cerita sex dewasa ini bercerita tentang pengalaman temanku yang berhasil menikmati tubuh seorang tante girang bernama Yuni. Silahkan dibaca cerita dewasa tante girang selengkapnya dibawah ini. Sejak setelah menikah, ibu tinggal di rumah kecil kami beberapa bulan sambil menunggu bangunan rumah baru mereka selesai. Lagi-lagi, rumah baru mereka tidak jauh dari bengkel ayah. Ayah menolak tinggal di rumah tante Yulina karena alasan pribadi ayah. Setelah banyak process yang dilakukan antara ayah dan ibu, akhirnya bengkel tempat ayah bekerja, kini menjadi milik ayah dan ibu sepenuhnya. Ayah pernah memohon kepada ibu agar dia ingin tetap dapat bekerja di bengkel, dan terang saja bengkel itu langsung ibu putuskan untuk dibeli saja. Maklum ibu adalah ‘business-minded person’.

Aku semakin sayang dengan ibu, karena pada akhirnya cita-cita ayah untuk memiliki bengkel sendiri terkabulkan. Kini bengkel ayah makin besar setelah ibu ikut berperan besar di sana. Banyak renovasi yang mereka lakukan yang membuat bengkel ayah tampak lebih menarik. Pelanggan ayah makin bertambah, dan kali ini banyak dari kalangan orang-orang kaya. Ayah tidak memecat pegawai-pegawai lama di sana, malah menaikkan gaji mereka dan memperlakukan mereka seperti saat dia diperlakukan oleh pemilik bengkel yang lama. Kehidupan dan gaya hidupku & ayah benar-benar berubah 180 derajat. Kini ayah sering melancong ke luar negeri bersama ibu, dan aku sering ditinggal di rumah sendiri dengan pembantu. Alasan aku ditinggal mereka karena aku masih harus sekolah. Ibu sering mengundang teman-teman lamanya bermain di rumah. Salah satu temannya bernama tante Yuni. tante Yuni saat itu hanya 15 tahun lebih tua dariku. Semestinya dia pantas aku panggil kakak daripada tante, karena wajahnya yang masih terlihat seperti orang berumur 20 tahunan. Tanti Yuni adalah pelanggan tetap salon kecantikan ibu, dan kemudian menjadi teman baik ibu.

Wajah tante Yuni tergolong cantik dengan kulitnya yang putih bersih. Dadanya tidak begitu besar, tapi pinggulnya indah bukan main. Maklum anak orang kaya yang suka tandang ke salon kecantikan. tante Yuni sering main ke rumah dan kadang kala ngobrol atau gossip dengan ibu berjam-jam. Tidak jarang tante Yuni keluar bersama kami sekeluarga untuk nonton bioskop, window shopping atau ngafe di mall. Aku pernah sempat bertanya tentang kehidupan pribadi tante Yuni. Ibu bercerita bahwa tante Yuni itu bukanlah janda cerai atau janda apalah. Tapi tante Yuni sempat ingin menikah, tapi ternyata pihak dari laki-laki memutuskan untuk mengakhiri pernikahan itu. Alasan-nya tidak dijelaskan oleh ibu, karena mungkin aku masih terlalu muda untuk mengerti hal-hal seperti ini. Pada suatu hari ayah dan ibu lagi-lagi cabut dari rumah. Tapi kali ini mereka tidak ke luar negeri, tapi hanya melancong ke kota Bandung saja selama akhir pekan.

Lagi-lagi hanya aku dan pembantu saja yang tinggal di rumah. Saat itu aku ingin sekali kabur dari rumah, dan menginap di rumah teman. Tiba-tiba bel rumah berbunyi dan waktu itu masih jam 5:30 sore di hari Sabtu. Ayah dan ibu baru 1/2 jam yang lalu berangkat ke Bandung. Aku pikir mereka kembali ke rumah mengambil barang yang ketinggalan. Sewaktu pintu rumah dibuka oleh pembantu, suara tante Yuni menyapanya. Aku hanya duduk bermalas-malasan di sofa ruang tamu sambil nonton acara TV. Tiba-tiba aku disapanya. ‘Bernas kok ngga ikut papa mama ke Bandung??’ tanya tante Yuni. ‘Kalo ke Bandung sih Bernas malas, tante. Kalo ke Singapore Bernas mau ikut.’ jawabku santai. ‘Yah kapan-kapan aja ikut tante ke Singapore. tante ada apartment di sana’ tungkas tante Yuni. Aku pun hanya menjawab apa adanya ‘Ok deh. Ntar kita pigi rame-rame aja. tante ada perlu apa dengan mama?? Nyusul aja ke Bandung kalo penting.’. ‘

Kagak ada sih. tante cuman pengen ajak mamamu makan aja. Yah sekarang tante bakalan makan sendirian nih. Bernas mau ngga temenin tante??’. ‘Emang tante mau makan di mana??’ ‘tante sih mikir Pizza Hut.’ ‘Males ah ogut kalo Pizza Hut.’ ‘Trus Bernas maunya pengen makan apa??’ ‘Makan di Muara Karang aja tante. Di sono kan banyak pilihan, ntar kita pilih aja yang kita mau.’ ‘Oke deh. Mau cabut jam berapa??’ ‘Entaran aja tante. Bernas masih belon laper. Jam tujuh aja berangkat. tante duduk aja dulu.’ Kami berdua nonton bersebelahan di sofa yang empuk. Sore itu tante Yuni mengenakan baju yang lumayan sexy. Dia memakai rok ketat sampai 10 cm di atas lutut, dan atasannya memakai baju berwarna orange muda tanpa lengan dengan bagian dada atas terbuka (kira-kira antara 12 sampai 15cm kebawah dari pangkal lehernya). Kaki tante Yuni putih mulus, tanpa ada bulu kaki 1 helai pun.

Mungkin karena dia rajin bersalon ria di salon ibu, paling tidak seminggu 2 kali. Bagian dada atasnya juga putih mulus. Kami nonton TV dengan acara/channel seadanya saja sambil menunggu sampai jam tujuh malam. Kami juga kadang-kadang ngobrol santai, kebanyakan tante Yuni suka bertanya tentang kehidupan sekolahku sampai menanyakan tentang kehidupan cintaku di sekolah. Aku mengatakan kepada tante Yuni bahwa aku saat itu masih belum mau terikat dengan masalah percintaan jaman SMA. Kalo naksir sih ada, cuma aku tidak sampai mengganggap terlalu serius.

Semakin lama kami berbincang-bincang, tubuh tante Yuni semakin mendekat ke arahku. Bau parfum Chanel yg dia pakai mulai tercium jelas di hidungku. Tapi aku tidak mempunyai pikiran apa-apa saat itu. Tiba-tiba tante Yuni berkata, ‘Bernas, kamu suka dikitik-kitik ngga kupingnya??’. ‘Huh?? Mana enak??’ tanyaku. ‘Mau tante kitik kuping Bernas??’ tante Yuni menawarkan/ ‘Hmmm…boleh aja. Mau pake cuttonbud??’ tanyaku sekali lagi. ‘Ga usah, pake bulu kemucing itu aja’ tundas tante Yuni. ‘Idih jorok nih tante. Itu kan kotor. Abis buat bersih-bersih ama mbak.’ jawabku spontan. ‘Alahh sok bersihan kamu Bernas. Kan cuman ambil 1 helai bulunya aja. Lagian kamu masih belum mandi kan?? Jorok mana hayo!!!’ tangkas tante Yuni. ‘Percaya tante deh, kamu pasti demen. Sini baring kepalanya di paha tante.’ lanjutnya. Seperti sapi dicucuk hidungnya, aku menurut saja dengan tingkah polah tante Yuni. Ternyata memang benar adanya, telinga ‘dikitik-kitik’ dengan bulu kemucing benar-benar enak tiada tara.

Baru kali itu aku merasakan enaknya, serasa nyaman dan pengen tidur aja jadinya. Dan memang benar, aku jadi tertidur sampe sampai jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat. Suara lembut membisikkan telingaku. ‘Bernas, bangun yuk. tante dah laper nih.’ kata tante. ‘Erghhhmmm … jam berapa sekarang tante.’ tanyaku dengan mata yang masih setengah terbuka. ‘Udah jam tujuh lewat Bernas. Ayo bangun, tante dah laper. Kamu dari tadi asyik tidur tinggalin tante. Kalo dah enak jadi lupa orang kamu yah.’ kata tante sambil mengelus lembut rambutku. ‘Masih ngantuk nih tante … makan di rumah aja yah?? Suruh mbak masak atau beli mie ayam di dekat sini.’ ‘Ahhh ogah, tante pengen jalan-jalan juga kok.

Bosen dari tadi bengong di sini.’ ‘Oke oke, kasih Bernas lima menit lagi deh tante.’ mintaku. ‘Kagak boleh. tante dah laper banget, mau pingsan dah.’ Sambil malas-malasan aku bangun dari sofa. Kulihat tante Yuni sedang membenarkan posisi roknya kembali. Alamak gaya tidurku kok jelek sekali sih sampe-sampe rok tante Yuni tersingkap tinggi banget. Berarti dari tadi aku tertidur di atas paha mulus tante Yuni, begitulah aku berpikir. Ada rasa senang juga di dalam hati. Setelah mencuci muka, ganti pakaian, kita berdua berpamitan kepada pembantu rumah kalau kita akan makan keluar. Aku berpesan kepada pembantu agar jangan menunggu aku pulang, karena aku yakin kita pasti bakal lama. Jadi aku membawa kunci rumah, untuk berjaga-jaga apabila pembantu rumah sudah tertidur. ‘Nih kamu yang setir mobil tante dong.’ ‘Ogah ah, Bernas cuman mau setir Baby Benz tante.

Kalo yang ini males ah.’ candaku. Waktu itu tante Yuni membawa sedan Honda, bukan Mercedes-nya. ‘Belagu banget kamu. Kalo ngga mau setir ini, bawa itu Benz-nya mama.’ balas tante Yuni. ‘No way … bisa digantung ogut ama papa mama.’ jawabku. ‘Iya udah kalo gitu setir ini dong.’ jawab tante Yuni sambil tertawa kemenangan. Mobil melaju menyusuri jalan-jalan kota Jakarta. tante Yuni seperti bebek saja, ngga pernah stop ngomong and gossipin teman-temannya. Aku jenuh banget yang mendengar. Dari yang cerita pacar teman-temannya lah, sampe ke mantan tunangannya. Sesampai di daerah Muara Karang, aku memutuskan untuk makan bakmi bebeknya yang tersohor di sana. Untung tante Yuni tidak protes dengan pilihan saya, mungkin karena sudah terlalu lapar dia. Setelah makan, kita mampir ke tempat main bowling. Abis main bowling tante Yuni mengajakku mampir ke rumahnya. tante Yuni tinggal sendiri di apartemen di kawasan Taman Anggrek. Dia memutuskan untuk tinggal sendiri karena alasan pribadi juga. Ayah dan ibu tante Yuni sendiri tinggal di Bogor. Saat itu aku tidak tau apa pekerjaan sehari-hari tante Yuni, yang tante Yuni tidak pernah merasa kekurangan materi. Apartemen tante Yuni lumayan bagus dengan tata interior yang classic.

Di sana tidak ada siapa-siapa yang tinggal di sana selain tante Yuni. Jadi aku bisa maklum apabila tante Yuni sering keluar rumah. Pasti jenuh apabila tinggal sendiri di apartemen. ‘Anggap rumah sendiri Bernas. Jangan malu-malu. Kalau mau minum ambil aja sendiri yah.’ ‘Kalo begitu, Bernas mau yang ini.’ sambil menunjuk botol Hennessy V.S.O.P yang masih disegel. ‘Kagak boleh, masih dibawah umur kamu.’ cegah tante Yuni. ‘Tapi Bernas dah umur 1tujuh tahun. Mestinya ngga masalah’ jawabku dengan bermaksud membela diri. ‘Kalo kamu memaksa yah udah. Tapi jangan buka yang baru, tante punya yang sudah dibuka botolnya.’. Tiba-tiba suara tante Yuni menghilang dibalik master bedroomnya. Aku menganalisa ruangan sekitarnya. Banyak lukisan-lukisan dari dalam dan luar negeri terpampang di dinding.

Lukisan dalam negerinya banyak yang bergambarkan wajah-wajah cantik gadis-gadis Bali. Lukisan yang berbobot tinggi, dan aku yakin pasti bukan barang yang murahan. ‘Itu tante beli dari seniman lokal waktu tante ke Bali tahun lalu’ kata tante Yuni memecahkan suasana hening sebelumnya. ‘Bagus tante. High taste banget. Pasti mahal yah??!!!’ jawabku kagum. ‘Ngga juga sih. Tapi tante tidak pernah menawar harga dengan seniman itu, karena seni itu mahal. Kalo tante tidak cocok dengan harga yang dia tawarkan, tante pergi saja.’ Aku masih menyibukkan diri mengamati lukisan-lukisan yang ada, dan tante Yuni tidak bosan menjelaskan arti dari lukisan-lukisan tersebut. tante Yuni ternyata memiliki kecintaan tinggi terhadap seni lukis. ‘Ok deh. Kalo begitu Bernas mau pamit pulang dulu tante. Dah hampir jam 11 malam. tante istirahat aja dulu yah.’ kataku. ‘Ehmmm … tinggal dulu aja di sini. tante juga masih belum ngantuk. Temenin tante bentar yah.’ mintanya sedikit memohon. Aku juga merasa kasihan dengan keadaan tante Yuni yang tinggal sendiri di apartemen itu. Jadi aku memutuskan untuk tinggal 1 atau 2 jam lagi, sampai nanti tante Yuni sudah ingin tidur. ‘Kita main UNO yuk??!!!’ ajak tante Yuni. ‘Apa itu UNO??!!!’ tanyaku penasaran. ‘Walah kamu ngga pernah main UNO yah??’ tanya tante Yuni. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala. ‘Wah kamu kampung boy banget sih.’ canda tante Yuni. Aku hanya memasang tampak cemburut canda. tante Yuni masuk ke kamarnya lagi untuk membawa kartu UNO, dan kemudian masuk ke dapur untuk mempersiapkan hidangan bersama minuman. tante Yuni membawa kacang mente asin, segelas wine merah, dan 1 gelas Hennessy V.S.O.P on rock (pake es batu). Setelah mengajari aku cara bermain UNO, kamipun mulai bermain-main santai sambil makan kacang mente. Hennesy yang aku teguk benar-benar keras, dan baru 2 atau 3 teguk badanku terasa panas sekali. Aku biasanya hanya dikasih 1 sisip saja oleh ayah, tapi ini skrg aku minum sendirian.

Kepalaku terasa berat, dan mukaku panas. Melihat kejadian ini, tante Yuni menjadi tertawa, dan mengatakan bahwa aku bukan bakat peminum. Terang aja, ini baru pertama kalinya aku minum 1 gelas Hennessy sendirian. ‘tante, anterin Bernas pulang yah. Kepala ogut rada berat.’ ‘Kalo gitu stop minum dulu, biar ngga tambah pusing.’ jawab tante Yuni. Aku merasa tante Yuni berusaha mencegahku untuk pulang ke rumah. Tapi lagi-lagi, aku seperti sapi dicucuk hidung-nya, apa yang tante Yuni minta, aku selalu menyetujuinya. Melihat tingkahku yang suka menurut, tante Yuni mulai terlihat lebih berYuni lagi. Dia mengajakku main kartu biasa saja, karena bermain UNO kurang seru kalau hanya berdua. Paling tepat untuk bermain UNO itu berempat. Tapi permainan kartu ini menjadi lebih seru lagi. tante mengajak bermain blackjack, siapa yang kalah harus menuruti permintaan pemenang. Tapi kemudian tante Yuni ralat menjadi ‘Truth & Dare’ game. Permainan kami menjadi seru dan terus terang aja tante Yuni sangat menikmati permainan ‘Truth & Dare’, dan dia sportif apabila dia kalah. Pertama-tama bila aku menang dia selalu meminta hukuman dengan ‘Truth’ punishment, lama-lama aku menjadi semakin berYuni menanyakan yang bukan-bukan. Sebaliknya dengan tante Yuni, dia lebih suka memaksa aku untuk memilih ‘Dare’ agar dia bisa lebih leluasa mengerjaiku.

Dari yang disuruh pushup 1 tangan, menari balerina, menelan es batu seukuran bakso, dan lain-lain. Mungkin juga tidak ada pointnya buat tante Yuni menanyakan the ‘Truth’ tentang diriku, karena kehidupanku terlihat lurus-lurus saja menurutnya. Ini adalah juga kesempatan untuk menggali the ‘Truth’ tentang kehidupan pribadinya. Aku pun juga heran kenapa aku menjadi tertarik untuk mencari tahu kehidupannya yang sangat pribadi. Mula-mula aku bertanya tentang mantan tunangannya, kenapa sampai batal pernikahannya. Sampai pertanyaan yang menjurus ke sex seperti misalnya kapan pertama kali dia kehilangan keperawanan. Semuanya tanpa ragu-ragu tante Yuni jawab semua pertanyaan-pertanyaan pribadi yang aku lontarkan. Kini permainan kami semakin wild dan berYuni. tante Yuni mengusulkan untuk mengkombinasikan ‘Truth & Dare’ dengan ‘Strip Poker’. Aku pun semakin bergairah dan menyetujui saja usul tante Yuni. ‘Yee, tante menang lagi. Ayo lepas satu yang menempel di badan kamu.’ kata tante Yuni dengan senyum kemenangan. ‘Jangan gembira dulu tante, nanti giliran tante yang kalah. Jangan nangis loh yah kalo kalah.’ jawabku sambil melepas kaus kakiku. Selang beberapa lama … ‘Nahhh, kalah lagi … kalah lagi … lepas lagi … lepas lagi.’. tante Yuni kelihatan gembira sekali. Kemudian aku melepas kalung emas pemberian ibu yang aku kenakan. ‘Ha ha ha … two pairs, punya tante one pair. Yes yes … tante kalah sekarang. Ayo lepas lepas …’ candaku sambil tertawa gembira. ‘Jangan gembira dulu. tante lepas anting tante.’ jawab tante sambil melepas anting-anting yang dikenakannya. Aku makin bernapsu untuk bermain. Mungkin bernapsu untuk melihat tante Yuni bugil juga. Aku pengen sekali menang terus. ‘Full house … yeahhh … kalah lagi tante. Ayo lepas … ayo lepas …’. Aku kini menari-nari gembira. Terlihat tante Yuni melepas jepit rambut merahnya, dan aku segera saja protes ‘Loh, curang kok lepas yang itu??’. ‘Loh, kan peraturannya lepas semuanya yang menempel di tubuh. Jepit tante kan nempel di rambut dan rambut tante melekat di kepala. Jadi masih dianggap menempel dong.’ jawabnya membela. Aku rada gondok mendengar pembelaan tante Yuni. Tapi itu menjadikan darahku bergejolak lebih deras lagi. ‘Straight … Bernas … One Pair … Yes tante menang. Ayo lepas!!! Jangan malu-malu!!!’ seru tante Yuni girang. Aku pun segera melepas jaket aku yang kenakan. Untung aku selalu memakai jaket tipis biar keluar malam.

Lihatlah pembalasanku, kataku dalam hati. ‘Bernas Three kind … tante … one pair … ahhh … lagi-lagi tante kalah’ sindirku sambil tersenyum. Dan tanpa diberi aba-aba dan tanpa malu-malu, tante melepas baju atasannya. Aku serentak menelan ludah, karena baju atasan tante telah terlepas dan kini yang terlihat hanya bra putih tante. Belahan payudara-nya terlihat jelas, putih bersih. Bernas junior dengan serentak langsung menegang, dan kedua mataku terpaku di daerah belahan dadanya. ‘Hey, lihat kartu dong. Jangan liat di sini.’ canda tante sambil menunjuk belahan dadanya. Aku kaget sambil tersenyum malu. ‘Yes Full House, kali ini tante menang. Ayo buka … buka’. Tampak tante Yuni girang banget bisa dia menang. Kali ini aku lepas atasanku, dan kini aku terlanjang dada. ‘Ck ck ck … pemain basket nih. Badan kekar dan hebat. Coba buktikan kalo hokinya juga hebat.’ sindir tante Yuni sambil tersenyum. Setelah menegak habis wine yang ada di gelasnya, tante Yuni kemudian beranjak dari tempat duduknya menuju ke dapur dengan keadaan dada setengah terlanjang. Tak lama kemudian tante Yuni membawa sebotol wine merah yang masih 3/4 penuh dan sebotol V.S.O.P yang masih 1/2 penuh. ‘Mari kita bergembira malam ini. Minum sepuas-puasnya.’ ucap tante Yuni. Kami saling ber-tos ria dan kemudian melanjutkan kembali permainan strip poker kami. ‘Yesss … ‘ seruku dengan girangnya pertanda aku menang lagi. Tanpa disuruh, tante Yuni melepas rok mininya dan aduhaiii, kali ini tante Yuni hanya terliat mengenakan bra dan celana dalam saja.

Malam itu dia mengenakan celana dalam yang kecil imut berwarna pink cerah. Tidak tampak ada bulu-bulu pubis disekitar selangkangannya. Aku sempat berpikir apakah tante Yuni mencukur semua bulu-bulu pubisnya. Muka tante Yuni sedikit memerah. Kulihat tante Yuni sudah menegak abis gelas winenya yang kedua. Apakah dia berniat untuk mabuk malam ini?? Aku kurang sedikit perduli dengan hal itu. Aku hanya bernafsu untuk memenangkan permainan strip poker ini, agar aku bisa melihat tubuh terlanjang tante Yuni. ‘Yes, yes, yes …’ senyum kemenangan terlukis indah di wajahku. tante Yuni kemudian memandangkan wajahku selang beberapa saat, dan berkata dengan nada genitnya ‘Sekarang Bernas tahan napas yah. Jangan sampai seperti kesetrum listrik loh’. Kali ini tante Yuni melepaskan bra-nya dan serentak jatungku ingin copot. Benar apa kata tante Yuni, aku seperti terkena setrum listrik bertegangan tinggi. Dadaku sesak, sulit bernapas, dan jantungku berdegup kencang. Inilah pertama kali aku melihat payudara wYunita dewasa secara jelas di depan mata. Payudara tante Yuni sungguh indah dengan putingnya yang berwarna coklat muda menantang. ‘Aih Bernas, ngapain liat susu tante terus. tante masih belum kalah total. Mau lanjut ngga??’ tanya tante Yuni. Aku hanya bisa menganggukkan kepala pertanda ‘iya’. ‘Pertama kali liat susu cewek yah?? Ketahuan nih. Dasar genit kamu.’ tambah tante Yuni lagi. Aku sekali lagi hanya bisa mengangguk malu. Aku menjadi tidak berkonsentrasi bermain, mataku sering kali melirik kedua payudaranya dan selangkangannya. Aku penasaran sekali ada apa dibalik celana dalam pinknya itu.

Tempat di mana menurut teman-teman sekolah adalah surga dunia para lelaki. Aku ingin sekali melihat bentuknya dan kalo bisa memegang atau meraba-raba. Akibat tidak berkonsentrasi main, kali ini aku yang kalah, dan tante Yuni meminta aku melepas celana yang aku kenakan. Kini aku terlanjang dada dengan hanya mengenakan celana dalam saja. tante Yuni hanya tersenyum-senyum saja sambil menegak wine-nya lagi. Aku sengaja menolak tawaran tante Yuni untuk menegak V.S.O.P-nya, dengan alasan takut pusing lagi. Karena kami berdua hanya tinggal 1 helai saja di tubuh kami, permainan kali ini ada finalnya. Babak penentuan apakah tante Yuni akan melihat aku terlanjang bulat atau sebaliknya. Aku berharap malam itu malaikat keberuntungan berpihak kepadaku. Ternyata harapanku sirna, karena ternyata malaikat keberuntungan berpihak kepada tante Yuni. Aku kecewa sekali, dan wajah kekecewaanku terbaca jelas oleh tante Yuni. Sewaktu aku akan melepas celana dalamku dengan malu-malu, tiba-tiba tante Yuni mencegahnya. ‘Tunggu Bernas. tante ngga mau celana dalam mu dulu. tante mau Dare Bernas dulu. Ngga seru kalo game-nya cepat habis kayak begini’ kata tante Yuni. Setelah meneguk wine-nya lagi, tante Yuni terdiam sejenak kemudian tersenyum genit. Senyum genitnya ini lebih menantang daripada yang sebelum-sebelumnya. ‘tante dare Bernas untuk … hmmm … cium bibir tante sekarang.’ tantang tante Yuni. ‘Ahh, yang bener tante??’ tanyaku. ‘Iya bener, kenapa ngga mau?? Jijik ama tante??’ tanya tante Yuni. ‘Bukan karena itu. Tapi … Bernas belum pernah soalnya.’ jawabku malu-malu. ‘Iya udah, kalo gitu cium tante dong. Sekalian pelajaran pertama buat Bernas.’ kata tante Yuni.

Tanpa berpikir ulang, aku mulai mendekatkan wajahku ke wajah tante Yuni. tante Yuni kemudian memejamkan matanya. Pertamanya aku hanya menempelkan bibirku ke bibir tante Yuni. tante Yuni diam sebentar, tak lama kemudian bibirnya mulai melumat-lumat bibirku perlahan-lahan. Aku mulai merasakan bibirku mulai basah oleh air liur tante Yuni. Bau wine merah sempat tercium di hidungku. Aku pun tidak mau kalah, aku berusaha menandinginya dengan membalas lumatan bibir tante Yuni. Maklum ini baru pertama, jadi aku terkesan seperti anak kecil yang sedang melumat-lumat ice cream. Selang beberapa saat, aku kaget dengan tingkah baru tante Yuni. tante Yuni dengan serentak menjulurkan lidahnya masuk ke dalam mulutku. Anehnya aku tidak merasa jijik sama sekali, malah senang dibuatnya. Aku temukan lidahku dengan lidah tante Yuni, dan kini lidah kami kemudian saling berperang di dalam mulutku dan terkadang pula di dalam mulut tante Yuni. Kami saling berciuman bibir dan lidah kurang lebih 5 menit lamanya.

Nafasku sudah tak karuan, dah kupingku panas dibuatnya. tante Yuni seakan-akan menikmati betul ciuman ini. Nafas tante Yuni pun masih teratur, tidak ada tanda sedikitpun kalau dia tersangsang. ‘Sudah cukup dulu. Ayo kita sambung lagi pokernya’ ajak tante Yuni. Aku pun mulai mengocok kartunya, dan pikiranku masih terbayang saat kita berciuman. Aku ingin sekali lagi mencium bibir lembutnya. Kali ini aku menang, dan terang saja aku meminta jatah sekali lagi berciuman dengannya. tante Yuni menurut saja dengan permintaanku ini, dan kami pun saling berciuman lagi. Tapi kali ini hanya sekitar 2 atau 3 menit saja. ‘Udah ah, jangan ciuman terus dong. Ntar Bernas bosan ama tante.’ candanya. ‘Masih belon bosan tante. Ternyata asyik juga yah ciuman.’ jawabku. ‘Kalo ciuman terus kurang asyik, kalo mau sih …’ seru tante Yuni kemudian terputus. Kalimat tante Yuni ini masih menggantung bagiku, seakan-akan dia ingin mengatakan sesuatu yang menurutku sangat penting. Aku terbayang-bayang untuk bermain ‘gila’ dengan tante Yuni malam itu. Aku semakin berYuni dan menjadi sedikit tidak tau diri. Aku punya perasaan kalo tante Yuni sengaja untuk mengalah dalam bermain poker malam itu. Terang aja aku menang lagi kali ini. Aku sudah terburu oleh napsuku sendiri, dan aku sangat memanfaatkan situasi yang sedang berlangsung. ‘Bernas menang lagi tuh. Jangan minta ciuman lagi yah. Yang lain dong …’ sambut tante Yuni sambil menggoda. ‘Hmm … apa yah.’ pikirku sejenak. ‘Gini aja, Bernas pengen emut-emut susu tante Yuni.’ jawabku tidak tau malu. Ternyata wajah tante Yuni tidak tampak kaget atau marah, malah balik tersenyum kepadaku sambil berkata ‘Sudah tante tebak apa yang ada di dalam pikiran kamu, Bernas.’. ‘Boleh kan tante??!!!’ tanyaku penasaran. tante Yuni hanya mengangguk pertanda setuju. Kemudian aku dekatkan wajahku ke payudara sebelah kanan tante Yuni.

Bau parfum harum yang menempel di tubuhnya tercium jelas di hidungku. Tanpa ragu-ragu aku mulai mengulum puting susu tante Yuni dengan lembut. Kedua telapak tanganku berpijak mantap di atas karpet ruang tamu tante Yuni, memberikan fondasi kuat agar wajahku tetap bebas menelusuri payudara tante Yuni. AKu kulum bergantian puting kanan dan puting kiri-nya. Kuluman yang tante Yuni dapatkan dariku memberikan sensasi terhadap tubuh tante Yuni. Dia tampak menikmati setiap hisapan-hisapan dan jilatan-jilatan di puting susu-nya. Nafas tante Yuni perlahan-lahan semakin memburu, dan terdengar desahan dari mulutnya. Kini aku bisa memastikan bahwa tante Yuni saat ini sedang terangsang atau istilah modern-nya ‘horny’. ‘Bernasss … kamu nakal banget sih!!! … haahhh … tante kamu apain??’ bisik tante Yuni dengan nada terputus-putus. Aku tidak mengubris kata-kata tante Yuni, tapi malah semakin bersemangat memainkan kedua puting susunya. tante Yuni tidak memberikan perlawanan sedikitpun, malah seolah-olah seperti memberikan lampu hijau kepadaku untuk melakukan hal-hal yang tidak senonoh terhadap dirinya. Aku mencoba mendorong tubuh tante Yuni perlahan-lahan agar dia terbaring di atas karpet. Ternyata tante Yuni tidak menahan/menolak, bahkan tante Yuni hanya pasrah saja. Setelah tubuhnya terbaring di atas karpet, aku menghentikan serangan gerilyaku terhadap payudara tante Yuni. Aku perlahan-lahan menciumi leher tante Yuni, dan oh my, wangi betul leher tante Yuni. tante Yuni memejamkan kedua matanya, dan tidak berhenti-hentinya mendesah. Aku jilat lembut kedua telinganya, memberikan sensasi dan getaran yang berbeda terhadap tubuhnya. Aku tidak mengerti mengapa malam itu aku seakan-akan tau apa yang harus aku lakukan, padahal ini baru pertama kali seumur hidupku menghadapi suasana seperti ini. Kemudian aku melandaskan kembali bibirku di atas bibir tante Yuni, dan kami kembali berciuman mesra sambil berperang lidah di dalam mulutku dan terkadang di dalam mulut tante Yuni. Tanganku tidak tinggal diam. Telapak tangan kiriku menjadi bantal untuk kepala belakang tante Yuni, sedangkan tangan kananku meremas-remas payudara kiri tante Yuni. Tubuh tante Yuni seperti cacing kepanasan. Nafasnya terengah-engah, dan dia tidak berkonsentrasi lagi berciuman denganku. Tanpa diberi komando, tante Yuni tiba-tiba melepas celana dalamnya sendiri. Mungkin saking ‘horny’-nya, otak tante Yuni memberikan instinct bawah sadar kepadanya untuk segera melepas celana dalamnya. Aku ingin sekali melihat kemaluan tante Yuni saat itu, namun tante Yuni tiba-tiba menarik tangan kananku untuk mendarat di kemaluannya. ‘Alamak …’, pikirku kaget. Ternyata kemaluan/meki tante Yuni mulus sekali. Ternyata semua bulu jembut tante Yuni dicukur abis olehnya.

Dia menuntun jari tengahku untuk memainkan daging mungil yang menonjol di mekinya. Para pembaca pasti tau nama daging mungil ini yang aku maksudkan itu. Secara umum daging mungil itu dinamakan biji etil atau biji etel atau itil saja. Aku putar-putar itil tante Yuni berotasi searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Kini meki tante Yuni mulai basah dan licin. ‘Bernasss … kamu yah … aaahhhh … kok berYuni ama tante??’ tanya tante Yuni terengah-engah. ‘Kan tante yang suruh tangan Bernas ke sini??’ jawabku. ‘Masa sihhh … tante lupa … aahhh Bernasss … Bernasss … kamu kok nakal??’ tanya tante Yuni lagi. ‘Nakal tapi tante bakal suka kan??’ candaku gemas dengan tingkah tante Yuni. ‘Iyaaa … nakalin tante pleasee …’ suara tante Yuni mulai serak-serak basah. Aku tetap memainkan itil tante Yuni, dan ini membuatnya semakin menggeliat hebat. Tak lama kemudian tante Yuni menjerit kencang seakaan-akan terjadi gempa bumi saja. Tubuhnya mengejang dan kuku-kuku jarinya sempat mencakar bahuku. Untung saja tante Yuni bukan tipe wYunita yang suka merawat kuku panjang, jadi cakaran tante Yuni tidak sakit buatku. ‘Bernasss … tante datangggg uhhh oohhh …’ erang tante Yuni.

Aku yang masih hijau waktu itu kurang mengerti apa arti kata ‘datang’ waktu itu. Yang pasti setelah mengatakan kalimat itu, tubuh tante Yuni lemas dan nafasnya terengah-engah. Dengan tanpa di beri aba-aba, aku lepas celana dalamku yang masih saja menempel. Aku sudah lupa sejak kapan batang kontolku tegak. Aku siap menikmati tubuh tante Yuni, tapi sedikit ragu, karena takut akan ditolak oleh tante Yuni. Keragu-raguanku ini terbaca oleh tante Yuni. Dengan lembutnya tante Yuni berkata, ‘Bernas, kalo pengen tidurin tante, mendingan cepetan deh, sebelon gairah tante habis. Tuh liat kontol Bernas dah tegak kayak besi. Sini tante pegang apa dah panas.’. Aku berusaha mengambil posisi diatas tubuh tante. Gaya bercinta traditional. Perlahan-lahan kuarahkan batang kontolku ke mulut vagina tante Yuni, dan kucoba dorong kontolku perlahan-lahan. Ternyata tidak sulit menembus pintu kenikmatan milik tante Yuni. Selain mungkin karena basahnya dinding-dinding meki tante Yuni yang memuluskan jalan masuk kontolku, juga karena mungkin sudah beberapa batang kontol yang telah masuk di dalam sana. ‘Uhhh … ohhh … Bernasss … ahhh …’ desah tante Yuni. Aku coba mengocok-kocok meki tante Yuni dengan kontolku dengan memaju-mundurkan pinggulku. tante Yuni terlihat semakin ‘horny’, dan mendesah tak karuan. ‘Bernasss … Bernasss … aduhhh Bernasss … geliiii tante … uhhh … ohhhh …’ desah tante Yuni. Di saat aku sedang asyik memacu tubuh tante Yuni, tiba-tiba aku disadarkan oleh permintaan tante Yuni, sehingga aku berhenti sejenak. ‘Bernasss … kamu dah mau keluar belum … ‘ tanya tante Yuni. ‘Belon sih tante … mungkin beberapa saat lagi … ‘ jawabku serius. ‘Nanti dikeluarin di luar yah, jangan di dalam. tante mungkin lagi subur sekarang, dan tante lupa suruh kamu pake pengaman. Lagian tante ngga punya stock pengaman sekarang. Jadi jangan dikeluarin di dalam yah.’ pinta tante Yuni. ‘Beres tante.’ jawabku. ‘Ok deh … sekarang jangan diam … goyangin lagi dong …’ canda tante Yuni genit. Tanpa menunda banyak waktu lagi, aku lanjutkan kembali permainan kami. Aku bisa merasakan meki tante Yuni semakin basah saja, dan aku pun bisa melihat bercak-bercak lendir putih di sekitar bulu jembutku.

Aku mulai berkeringat di punggung belakangku. Muka dan telingaku panas. tante Yuni pun juga sama. Suara erangan dan desahan-nya makin terdengar panas saja di telingaku. Aku tidak menyadari bahwa aku sudah berpacu dengan tante Yuni 20 menit lama-nya. Tanda-tanda akan adanya sesuatu yang bakalan keluar dari kontolku semakin mendekat saja. ‘Bernasss … ampunnn Bernasss … kontolnya kok kayak besi aja … ngga ada lemasnya dari tadi … tante geliii banget nihhh …’ kata tante Yuni. ‘tante … Bernasss dah sampai ujung nih …’ kataku sambil mempercepat goyangan pinggulku. Puting tante Yuni semakin terlihat mencuat menantang, dan kedua payudara pun terlihat mengeras. Aku mendekatkan wajahku ke wajah tante Yuni, dan bibir kami saling berciuman. Aku julur-julurkan lidahku ke dalam mulutnya, dan lidah kami saling berperang di dalam. Posisi bercinta kami tidak berubah sejak tadi. Posisiku tetap di atas tubuh tante Yuni. Aku percepat kocokan kontolku di dalam meki tante Yuni. tante Yuni sudah menjerit-jerit dan meracau tak karuan saja. ‘Bernasss … tante datangggg … uhhh … ahhhhhh …’ jerit tante Yuni sambil memeluk erat tubuhku. Ini pertanda tante Yuni telah ‘orgasme’. Aku pun juga sama, lahar panas dari dalam kontolku sudah siap akan menyembur keluar. Aku masih ingat pesan tante Yuni agar spermaku dilepas keluar dari meki tante Yuni. ‘tante … Bernassss datangggg …’ jeritku pYunik. Kutarik kontolku dari dalam meki tante Yuni, dan kontolku memuncratkan spermanya di perut tante Yuni. Saking kencangnya, semburan spermaku sampai di dada dan leher tante Yuni. ‘Ahhh … ahhhh … ahhhh …’ suara jeritan kepuasanku. ‘Idihhh … kamu kecil-kecil tapi spermanya banyak bangettt sih …’ canda tante Yuni. Aku hanya tersenyum saja. Aku tidak sempat mengomentari candaan tante Yuni. Setelah semua sperma telah tumpah keluar, aku merebahkan tubuhku di samping tubuh tante Yuni. Kepalaku masih teriang-iang dan nafasku masih belum stabil. Mataku melihat ke langit-langit apartment tante Yuni.

Aku baru saja menikmati yang namanya surga dunia. tante Yuni kemudian memelukku manja dengan posisi kepalanya di atas dadaku. Bau harum rambutku tercium oleh hidungku. ‘Bernas puas ngga??’ tanya tante Yuni. ‘Bukan puas lagi tante … tapi Bernas seperti baru saja masuk ke surga’ jawabku. ‘Emang meki tante surga yah??’ canda tante Yuni. ‘Boleh dikata demikian.’ jawabku percaya diri. ‘Kalo tante puas ngga??’ tanyaku penasaran. ‘Hmmm … coba kamu pikir sendiri aja … yang pasti meki tante sekarang ini masih berdenyut-denyut rasanya. Diapain emang ama Bernas??’ tanya tante Yuni manja. ‘Anuu … Bernas kasih si Bernas Junior … tuh tante liat jembut Bernas banyak bercak-bercak lendir. Itu punya dari meki tante tuh.

Lihat Juga :  Cerita Bokep Terbaru 2016 Tanteku Hamil Karna Aku

Banjir keluar tadi.’ kataku. ‘Idihhh … mana mungkin …’ bela tante Yuni sambil mencubit kontolku yang sudah mulai loyo. ‘Bernas sering-sering datang ke rumah tante aja. Nanti kita main poker lagi. Mau kan??’ pinta tante Yuni. ‘Sippp tante.’ jawabku serentak girang. Malam itu aku nginap di rumah tante Yuni. Keesokan harinya aku langsung pulang ke rumah. Aku sempat minta jatah 1 kali lagi dengan tante Yuni, namum ajakanku ditolak halus olehnya karena alasan dia ada janji dengan teman-temannya. Sejak saat itu aku menjadi teman sex gelap tante Yuni tanpa sepengetahuan orang lain terutama ayah dan ibu. tante Yuni senang bercinta yang bervariasi dan dengan lokasi yang bervariasi pula selain apartementnya sendiri.

Kadang bermain di mobilnya, di motel kilat yang hitungan charge-nya per jam, di ruang VIP spa kecantikan ibuku (ini aku berusaha keras untuk menyelinap agar tidak diketahui oleh para pegawai di sana). tante Yuni sangat menyukai dan menikmati sex. Menurut tante Yuni sex dapat membuatnya merasa enak secara jasmYuni dan rohYuni, belum lagi sex yang teratur sangatlah baik untuk kesehatan. Dia pernah menceritakan kepadaku tentang rahasia awet muda bintang film Hollywood tersohor bernama Elizabeth Taylor, yah jawabannya hanya singkat saja yaitu sex dan diet yang teratur. tante Yuni paling suka ‘bermain’ tanpa kondom. Tapi dia pun juga tidak ingin memakai sistem pil sebagai alat kontrasepsi karena dia sempat alergi saat pertama mencoba minum pil kontrasepsi. Jadi di saat subur, aku diharuskan memakai kondom. Di saat setelah selesai masa menstruasinya, ini adalah saat di mana kondom boleh dilupakan untuk sementara dulu dan aku bisa sepuasnya berejakulasi di dalam mekinya.

Apabila di saat subur dan aku/tante Yuni lupa menyetok kondom, kita masih saja nekat bermain tanpa kondom dengan berejakulasi di luar (meskipun ini rawan kehamilannya tinggi juga). Hubungan gelap ini sempat berjalan hampir 4 tahun lamanya. Aku sempat memiliki perasaan cinta terhadap tante Yuni. Maklum aku masih tergolong remaja/pemuda yang gampang terbawa emosi. Namun tante Yuni menolaknya dengan halus karena apabila hubunganku dan tante Yuni bertambah serius, banyak pihak luar yang akan mencaci-maki atau mengutuk kami. tante Yuni sempat menjauhkan diri setelah aku mengatakan cinta padanya sampai aku benar-benar ‘move on’ dari-nya. Aku lumayan patah hati waktu itu (hampir 1.5 tahun), tapi aku masih memiliki akal sehat yang mengontrol perasaan sakit hatiku. Saat itu pula aku cuti ‘bermain’ dengan tante Yuni.

Saat ini aku masih berhubungan baik dengan tante Yuni. Kami kadang-kadang menyempatkan diri untuk ‘bermain’ 2 minggu sekali atau kadang-kadang 1 bulan sekali. Tergantung dari mood kami masing-masing. tante Yuni sampai sekarang masih single. Aku untuk sementara ini juga masih single. Aku putus dengan pacarku sekitar 6 bulan yang lalu. Sejak putus dengan pacarku, tante Yuni sempat menjadi pelarianku, terutama pelarian sex. Sebenarnya ini tidak benar dan kasihan tante Yuni, namun tante Yuni seperti mengerti tingkah laku lelaki yang sedang patah hati pasti akan mencari seorang pelarian. Jadi tante Yuni tidak pernah merasa bahwa dia adalah pelarianku, tapi sebagai seorang teman yang ingin membantu meringkankan beban perasaan temannya

cerita dewasa, cerita sex, cerita ngentot, ngentot tante, cerita dewasa terbaru, cerita sex terbaru, cerita ngentot terbaru, tante girang, tante genit. meki genit, meki tante.

Tamat

CERITA MESUM NAFSU MEMBARA GADIS BELIA

$
0
0

CERITA MESUM NAFSU MEMBARA GADIS BELIA – Cerita ini khusus buat teman-teman yang pingin tau kisahnya dan khusus untuk umur 17+. Cerita ini lumayan Hot dan lumayan membuat Fresh. Untuk lebih jelasnya bisa disimak di bawah ini. Cerita ini hanyalah fiksi belaka, Nama, Foto dan Tempat kejadian dalam cerita ini hanya imajinasi belaka. Kisah ini terjadi saat Dino berumur kira-kira 22 tahun. Pada masa-masanya dimana keinginan mencoba segala hal baru selalu mendorong setiap perbuatan manusia. Hanya logika dan iman yang kuat yang dapat mengalahkan setiap keinginan itu.

Dan Dino tidaklah termasuk pada golongan yang disebutkan diatas. Pada masa – masa itu sepertinya kehadiran seorang teman sangatlah penting. (..masa sich..?) Begitu juga Dino yang memiliki banyak teman itu tak pernah merasa sepi. Ada saja teman yang mendampinginya, baik saat – saat mereka bepergian ataupun kumpul-kumpul bersama. Biasanya yang selalu menjadi obrolan mereka apabila telah suntuk adalah para gadis – gadis. Ada saja cerita mengenai gadis- gadis yang kadang membuat mereka penasaran, melongo dengan takjub atau tertawa terpingkal – pingkal. Suatu sore Dino mendapat telepon dari temannya Dudi, yang tinggal di seputaran wilayah Buahbatu. Dudi memintanya datang sore itu juga. ‘Ada apa ya dengan Dudi ini….?’tanya Dino dalam hati. Tetapi biasanya Dudi ini selalu membuat kejutan.

Ada saja hal yang tidak di duga Dino dan teman – temannya yang dilakukan Dudi. Tapi sejauh ini hal-hal tersebut adalah hal – hal positif (.dari sudut pkamung siapa ?.he..he..). Tak berpikir panjang Dino menyanggupinya. Sore Sabtu itu Dino meluncur di jalanan, menggunakan mobil carry putih yang dipinjamnya kepada orangtuanya dengan berbagai alasan. Mengenakan jeans dan kaos berkrah setelah mandi sebelumnya ( ..rapi sekali…!!). Sambil menyetir mulutnya bersiul mengikuti irama lagu riang yang terdengar mengalun dari Clarion, tape mobil masa itu. Jalanan belumlah seramai sekarang, sehingga tidak harus berkonsentrasi penuh menjalankan kendaraan. Berbelok ke kanan pada lampu traffic, terus melaju dengan lancar. Kurang lebih 15 menit melaju di jalan Buahbatu itu kemudian berbelok ke kiri, masuk pada jalan kecil.

Daerah itu merupakan tempat kediaman yang cukup strategis. Karena terletak dekat kota dan hamper semua penduduknya merupakan penduduk asli. Bangunan yang berdiri di daerah itupun sebagian besar adalah bangunan lama gaya tahun 60-70an. Meskipun tidak sebagus bangunan- bangunan di daerah jalan dago. Katanya daerah ini merupakan daerah pemukiman pekerja-pekerja administrasi pada jaman tersebut. Setelah berbelok ke kanan pada ujung jalannya, mobil yang di kendarai Dino berhenti 200 meter dari belokan terakhir. Terlihat Dudi yang sebelumnya duduk di sebuah warung mendatanginya. Menyapanya dengan hangat.

“Nah,.datang juga……” ujar Dudi setelah berada di samping mobil.
“Santai kan……….?”tanyanya.
“Ayo ke rumah dulu……..”ajakn Dudi melangkah menuju arah rumahnya yan masuk ke dalam dari jalan tersebut. Setelah mengunci mobil, Dino berjalan mengikuti langkahnya dari belakang. Berbelok ke kanan, terus samapai pada sebuah belokan jalan kecil yang juga merupakan jalan masuk ke rumah Dudi temannya itu.Begitu memasuki pintu,.. “Duduk ‘No,… oh ya kenalin ini, Neng Indri, satunya Dian..” Ujar Dudi menyilakan.
“Dian itu cewekku.., jangan di ganggu.”kelakar Dudi menambahkan
“Dino……”
“Dian……”
“Indri……..” sahut gadis muda yang tengah duduk di kursi di ruang tamu tersebut.
“Ini lho neng.., Aa Dino yang Aa’ ceritakan kemarin itu” terang Dudi sambil mengocok sendok pada gelas minum yang tengah ia bikinkan.
‘Gadis yang mungil’ bisikku dalam hati menatap Indri. Manis wajahnya yang masih polos, tapi leluk-lekuk tubuhnya telah membentuk. “Sebentar ya…, Aa’ Dudi salin dulu……..”teriak Dudi dari kamarnya setelah menghidangkan 3 cangkir teh hangat. Dino menyeruputnya, hmm begitu nikmat rasanya di sore ini. Tak lupa sebatang rokok menyelip di bibirnya menemani pembicaraan mengalir diantara mereka. Indri ternyata tidaklah sepolos wajahnya, pembicaraan yang Dino lontarkan dapat di imbanginya dengan baik. Berbeda dengan Dian yang lebih banyak diam. ‘Hmm anak ini cukup bagus juga wawasannya….”batinku kembali berbisik.
“Yok kita berangkat….”ajak Dudi yang telah rapih keluar dari kamarnya. Berempat kami melangkah ke luar dari rumah itu setelah pamit pada orang tuanya Dudi.
“Neng di depan ya……?”perintah pada Indri.
“Aa’ mo pacaran di belakang, jangan liat-liat ya..”kelakar Dudi sambil memeluk pinggang Dian. Dian tersenyum kecil mencubit pinggang Dudi. Mobilpun melaju.
“Kemana kita ni Dud……”Tanya Dino melihat dari spion.
“Oh.ya bisa antar ke teteh dulu kan..” Jawab Dudi sambil memberitahu alamat kakaknya itu.

Mobil pun mengarah ke selatan menuju rumah kakaknya Dudi. Dan sepanjang perjalanan itu Indri berbicara, mengajak ngobrol Dino. Ada-ada saja bahan pembicaraannya sehingga kekakuan mulai tersa mencair. 30 menit kemudian mobilpun menepi pada sebuah rumah di sebuah komplek. Dudi keluar sambil menggamit Dian. “Sebentar ya ‘No…….”ujarnya melangkah memasuki halaman rumah tersebut. Entah ada apa keperluannya Dino tak mengerti. ‘Biar sajalah….toh ada Indri yang menemaniku ngobrol’batinnya.

Dan pembicaran mereka berdua di mobilpun semakin hangat. Dino sangat respek pada gadis mungil itu. Kadang-kadang mereka berdua tertawa bersama. Celotehannya itu tak ada henti-hentinya. Tak lama Dudi pun datang kembali diiring Dian dan tetehnya Dudi. Setelah basa basi sesaat merekapun berangkat. Menuju selatan lagi ke sebuah tempat pariwisata seperti usul Dudi. Dino mengilkuti saja, pengen tau apa kelanjutan rencana Dudi teman baikknya itu. Adzan magrib berkumkamung saat mereka sampai di tepian sebuah danau. Embun sudah mulai turun. Dudi melangkah di ikuti Dian menuju sebuah warung. Langsung duduk bersila. “No, Indri… mo pesan apa….”teriak Dudi melongokkan wajahnya di jendela warung. Dino menatap pada gadis muda di sampingnya..

“Aa’ mau pesan kopi dengan jagung bakar, Indri pesan apa..”Tanya Dino.
“Hmm…teh manis dengan itu..tu, gorengan………” jawabnya tersenyum. ‘Manis sekali senyumannya….’
“Dud, kopi satu, teh manis satu, jagung bakar dan gorengan..”teriak Dino.
“Ga pakai lama ya………..”tambah Dino. Kembali mereka berdua tenggelam dalam percakapan yang hangat. Saling berkelakar, ataupun berbincang serius. Pesanan pun datang, yang langsung di terima Dino. Meletakkan minuman mereka di dashboard, dan memberikan sepiring gorengan kepada Indri. Dan sambil memgunyah makanan mereka masing-masing obrolan pun mengalir kembali. Embun makin turun, sehingga jarak pkamung menjadi semakin pendek. Cahaya lampu di warungpun tak cukup menerangi mereka berdua yang berada di dalam mobil. “Ayo kita pulang………..”. terdengar suara Dudi mendekat. Dino dan Indri serempak terperanjat.

“Bikin kaget aja kamu Dud……”ujar Dino, mengemasi remah – remah sisa makanan mereka yang tak habis.
“Ini kembalikan dulu piring dan gelasnya…”ujar Dino menyerahkan piring dan gelas yang telah kosong. Berlari kecil Dudi menuju warung, menyerahkan benda tersebut ke tangan seprang ibu tua pedagang warung tersebut, lalu kembali menuju mobil di tengah gerimis yang turun. “Uh….dingin……..”ujarnya menutupkan pintu mobil. Tak kecuali Dian yang telah berada di dalam mobil menggemeletukkan bibirnya. Langsung saja mobil berangkat, merayap pelan, karena pkamungan yang terbatas akibat gerimis dan kabut. Setelah sampai di jalan utama mobil langsung Dino arahkan menuju kost-annya Dian sebagaimana petunjuknya.

“Aku nginap disini…”ujar Dudi mengedipkan mata.
Dino melongo, tak bisa berkata-kata.
‘Trus bagaimana aku dengan Indri gadis muda ini?’ pik1r Dino. Sambil menjalankan mobil perlahan. Bingung tak tau harus bagaimana.
“Indri Aa’ anterin pulang jam segini ga pa-pa?” Tanya Dino harap-harap cemas.
“Jangan A’ jangan kerumah, sudah terlalu malam..”sahutnya denganmata bingung.
“Teruss…”
” Pokoknya jangan ke rumah aja…”ujarnya manja. Terus terang, Dino bingung sekali saat itu, uang yang ada di dompetnya saat itu tak mencukupi untuk menginap di hotel. Pikirannya terus berputar ..

Akhirnya teringat ia pada Nunu, temannya sekomplek yang rumahnya biasa menjadi tempat berkumpul teman-temannya. Rumahnya hanya di isi oleh Nunu seorang sebab orangtuanya selalu berada di luar kota. Kesanalah mobil Dino mengarahkan mobilnya. Tepat jam 11 malam itu mobil putih dan isinya tiba di halaman rumah kecil tersebut. Kecil tapi cukup resik. Melongok dari celah pintu sebuah wajah lugu temannya itu. “Ada apa Din., malam-malam gini..?”tanyanya sambil menyilakan masuk. Dino segera mendekat dan mengatakan hal yang membuatnya bingung. Nunu manggut-manggut dan mengerti keadaannya. Lalu ia bergerak ke sebuah kamar yang kosong yang diperuntukkan untuk tamu. Setelah mencuci muka dan bersih-bersih, mereka bertiga pun ngobrol di ruang tamu dengan hangat. Cukup akrab memang. Tak terasa waktu berlalu hingga Nunu yang tadi telah mengantuk kembali menguap. “Kalian teruskan saja ngobrol, aku tidur dulu sudah ga kuat…”Ujarnya beranjak menuju kamarnya.

“Ok bos…”sahut Dino dan Indri berbarengan.Kembali mereka tengeelam dalam percakapan hangat, cukup intim malah. Indri berskamur di bahu di dada Dino. Menonton acara TV yang membosankan. Dino mengelus-elus bahu Indri memberikan kenyamanan perlindungan. Mengharumi rambut gadis muda tersebut. Rasa hangat mengalir dari tubuh yang berdempetan tersebut, menyebar ke seluruh relung tubuh. Kadang mulut Dino mencium ubun-ubun gadia muda itu, tak ingin kehilangan rasa wangi yang terbersit disana. “A’…”bisik Indri hamper tak terdengar.

“Hmm…”gumam Dino menanggapi.
“Indri ngantuk…..”ucapnya perlahan.
“Ya sudah kamu ke kamar saja…, Aa’ biar disini saja , ga enak sama Nunu”jelas Dino. Indri bangkit dan tiba-tiba. Sebuah kecupan kecil dijatuhkannya pada pipi Dino dan langsung melangkah mnuju kamar.. Dino terpana, terdiam, kembali tenggelam pada cara Tv yang membosankan itu. Menunggu kantuknya yang tak datang-datang juga. Akhirnya tak menunggu Dino pun bersiap-siap merebahkan dirinya di sofa di ruangan tengah tersebut Menatiksarung yang diberikan oleh Nunu. Baru saja matanya hendak terpejam.
“A……”sebuah bisikan terdengar didepannya.
“Ng…., ada apalgi…..?tanya Dino . Terpaut pkamungannya pada wajah Inri yang telah berada di depannya.
“Indri takut..ga mo tidur sendiri….”ujarnya dengan ekspesi meyakinkan.
“Temanin Indri di kamar..ya A’…..”tambahnya lagi sambil menyeret lengan Dino.
Mau tak mau Dino terpaksa bangkit, mengikuti gadis muda yang menarik tangannya memasuki kamar. Indri menutupkan pintu kamar tersebut perlahan. Gadis itupun berbaring di sebelah kiri Dino memunggunginya. Gelisah ia rupanya. Terasakan dari gerakannya yang menjalar di kasur di ruangan itu. “Kenapa.., ga bisa tidur..?”Tanya Dino berbisik.

“Aa’ belum tidur…..? Tanyanya.
“Ga tau nih mata ga mo terpejam….”tambahnya lagi seraya membalikkan badan, menatap ke arah Dino. Dino menundukkan wajahnya menatap mata gadis muda tersebut. Menarik dan mendekapnya hangat. “Ya, kesini deh lebih mendekat ke Aa’……”pinta Dino lembut. Gadis muda itu menggeser tubuhnya, merebahkan kepalanya di dada Dino. Mendengarkan debur jantung lelaki itu berdegup bergemuruh. Dino mengecup kepala gadis muda itu dengan lembut, mengirimkan berjuta kedamaian. Indri mengangkat wajahnya, memkamung ke arah Dino. Kembali kecupan di jatuhkan Dino, kini pada kening yang di hiasi rambut-rambut halus. Perlahan sekali, sangat perlahan… Setelah kecupan itu berlalu, Indri membuka matanya dan sambil menatap Dino bergerak keatas mewnjajari wajah lelaki itu. Diiringi kedua bola matanya meredup bibirnya mengecup lembut bibir Dino. ‘Lembut dan segar sekali bibir Indri ini’ batin Dino.

Dino bergerak mengambil inisiatif atas kesamaan hasrat yang terbaca sudah. Mengait bibir lembut yang bergerak menjauh. Segera melumatnya dengan hangat. Kedua bola mata Indri terbelalak lalu meredup pelan, ikut larut dalam irama alunan gelora hasrat yang mulai terbersit dalam dirinya. Kini kedua bibir mereka bertautan erat, saling melumat dan mengulum, membangkitkan hangatnya bara asmara dalam kebersamaan. “Mmmfhh……….”desah Indri perlahan. Lidah Dino kini mencoba lebih intens, menyelusup melalui ke dua bibir lembut milik gadis muda itu, mencoba menemukan pasangannya. Kemudan mengait lidah lancip sang gadis mengajaknya bercengkrama dalam kelembutan basah mulutnya. Indri pun tak kalah hangatnya membalas. Lidah mereka saling berpalun, saling membelit dengan panasnya. Tangan kiri Dino menjalar turun. Menyelusur di sepanjang punggung sang gadis, mengirimkan kehangatan di sepanjang perjalanannya. Bibir mereka masih bertaut makin erat, saling melumat tak henti-hentinya.

Tangan Dino terus turun, meluncur di sepanjang kaos ketatnya Indri, terus ke bawah, menaik pada pinggang yang ramping menemukan bongkahan yang masih dilapisi rok tersebut. Meremasnya lembut..!!! Indri membuka matanya, bergerak perlahan menaiki tubuh Dino. Dan kembali melumat dan menngulum seperti sebelumnya. Tangan kanan Dino bergerak, Menyusuri bagian samping tubuh gadis muda itu , mengelusnya perlahan, terus naik turun, kadang bergerak agak kedepan menyentuh pangkal bulatan dadanya , mengelus dengan ibu jarinya. “Uhhhhh………”Rintih gadis muda itu perlahan.

Tubuhnya sedikit mengangkat memberikan ruang gerak keleluasaan pada jari Dino. Sementara tangan yang sebelah lagi tak henti-hentinya meremas dan mengelus di belakang. Tak cukup begitu jari Kino menyelusup ke balik kaos yang dikenakan Indri, meraba kehalusan kulit tubuh sang gadis, mengelusnya sambil bergerak naik, menemukan bongkahan dadanya yang masih terbalut bra tersebut. Tangan Dino bergerak terus menyelinap ke balik pembungkus dada tersebut.!!! Menemukan bulatan padat kenyal berlapiskan kulit halus yang hangat. Merabanya dan mengelusnya dengan lembut, jarinya tak berhenti menaiki bulatan padat tersebut, menemukan putik mungil di puncaknya. Memilinnya perlahan..!!! “Ouhhhh…….”Desis Indri menggeliatkan tubuhnya. Rasa geli gatal melkamu syaraf-syaraf kewanitaannya.

‘Terus..A’……’batinnya menyetujui tindakan Dino. Bibir Indri turun mengecup bola mata Dino, bergerak kesamping melumat cuping telinga Dino dengan ganas. Dino merasa kegelian atas perlakuan Indri pada telinganya. Langsung di peluknya tubuh mungil tersebut, Ia bangkit hingga terdudukdengan Indri dalam pangkuannya. Menarik lepas kaos gadis muda tersebut hingga lepas. Tak ketinggalan dengan bra dan roknya. Indri p[un berbuat sama, melepaskan pakaian Dino. Dan kini mereka hanya di lapisi oleh secarik kain tipis yang menutupi selangkangan mereka masing-masing. Sambil dalam posisi demikian mereka kembali saling melumat dan mengulum. Lidah Dino menjalari leher gadis muda itu.

Menjilati permukaannya di sepanjang perjalannannya, terus menaik menjumpai pangkal telinganya. Menjilati bagian belakang telinga tersebut berkali-kali. Terus mengulum cuping teringa tersebut dengan rakusnya. “Ahhh…….”erang Indri. Tubuhnya mulai berkelejat-kelejat di pangkuan Dino. Pinggulnya secara demonstratif bergoyang, mengekspresikan kegeliab dan kegatalan yang melkamunya. Akibat goyangan tersebut kewanitaannya yang terlapis oleh kain tipis itu menggerus batang kejantanan Dino yang telah tegak , malah kegelian dan kegatalannya makin memuncak. Wajah dan bibir Dino kini beralih pada bulatan padat di dada sang gadis. Mengecup di sekeliling bungkahan kenyal itu, menjilat di sepanjang lingkaran lerengnya. Berputar terus ke atas menuju puncaknya. Mengulum dengan kuat pada putik yang berada di puncak dada tersebut. “Ouhhhhhh…..Aa’..”erang gadis muda itu. Matanya terbeliak sesaat dan kembali meredup.

Terdengar napasnya telah memburu. Desah dan rintih tak henti-hentinya terdengar meluncur dari bibir munginya. Kadang bibirnya menganga melepaskan keluhan nikmatnya. Dino tak berhenti, bergantian dada kiri dan kanan Indri menerima lumatan dan kuluman yang tak kenal lelah,makin bersemangat dan makin ganas..!!! Indri tak tahan. Gelombang demi gelombang yang menderanya menaikkan tingkat birahinya pada titik yang lebih tinggi. Tak cukup hanya begitu,tangan mungilnya menjamah ke bawah. Terasa oleh Dino betapa pinggul gadis muda itu terangkat. Tak tau apa yang dilakukannya, hanya tiba-tiba tangan lentik itu telah berada kemabali diatas dengan menggenggam secarik segitiga satin, yang langsung di lontarkannya di atas kasur. Tak lama kembali terasa kedua tangan tersebut telah berada di pinggang Dino, menarik karet pakaian terakhirnya. Dino mengangkat tubuhnya memberikan keleluasaan pada sang gadis.

Mereka kini telah telanjang..!!! Langsung tangan mungil itu kembali bergerak, terasa menggenggam batang berototnya yang telah tegak. Menempatkannya pada lepitan basah yang hangat. Pinggulnya bergerak intuitif bergoyang, mengurut dan membelai batang kenyal tersebut naik turun. Dino bergerak. Merangkul tubuh mungil gadis muda tersebut. Mendekapnya erat di tengah goyangan dan gerakan erotisnya. Menempelkan tubuh mereka yang telah berkeringat erat ke tubuhnya. Merasakan gosokan putik bulatan padat dada Indri pada dadanya. Merasakan api yang mkembakar mereka bergejolak makain membara, siap menghanguskan mereka. Kedua tangan Indri berpegangan pada bahu Dino. Pinggulnya tak henti bergerak, menggali semua kenikmatan yang ada di sepanjang batang kenyal lelaki yang ia duduki.

Mata indahnya terpejam. Tiba-tiba tangan mungil Indri bergerak kembali ke bawah, menemukan batang berotot Dino yang telah tegak maksimal, menggengamnya dan menuntunya pada muara lepitan kewanitaannya, menggosok kepala membolanya dengan lepitan basahnya. Melumasinya berkali-kali. Lengannya kembali pada pundak Dino seiring dengan kakinya yang kini berubah tumpuan. Lututnya kini menjadi tumpuan tubuhnya yang berada di pangkuan Dino. Perlahan tumpuan lututnya bergerak, melebar…!!! “Ahhhh….”pekik lirih Indri. Kedua lututnya yang melebar mengakibatkan tubuhnya turun. Lepitan basah kewanitaannya ikut turun.menyebabkan lepitan itu terkuak oleh batang tegar Dino. Menelan kepala membola itu dalam jepitan halus basah tetapi liat mencekal. Tubuh sang gadis mengejang sesaat. Kembali pinggulnya bergerak memutar.

Lihat Juga :  Cerita Mesum Kisah Perkosaan Gadis Dalam Kereta

“Ohhh.. Aa’………”rintihnya lirih di sela gerakan tubuhnya di bawah. Dino merasakan kedua tangan Indri mencengkram erat pundaknya. Liang hangat di bawah terasa mencekal erat kepala batang tegarnya. Ditambah lagi dengan gerakan memutar pinggul sang gadis membuatnya tak bisa lagi menahan diri. Dipeluknya ketat tubuh Indri dengan kedua lengannya, hingga tubuh mungil tak dapat bergerak lagi. Lalu menggerakkan tubuhnya naik. Meneruskan pembukaan yang telah dilakukan sang gadis. Membenamkan batang tegarnya dalam kelembutan liat kewanitaan sang gadis. Mili demi mili batang berotot itu tenggelam,terbenam. ‘Sungguh erat cekalannya…’batin Dino.
‘Bukan main punya Aa’ ini…’batin Indri.

Tak tahan oleh geli dan gatal yang melkamu, Indri membenamkan giginya pada pundak Dino. Menggigitnya dengan gemas. “Ahhhhhhh………” pekik Indri. Napasnya terengah-engah seolah-olah tengah berlari jauh. Akhirnya amblas sudah batang berotot Dino, terbenam utuh dalam kekenyalan liang kewanitaan Indri diringi pekikan kecilnya. Mereka terdiam sesaat, saling berpkamungan lekat. Perlahan tubuh mungil Indri bergerak, naik turun dengan pelan. Mulai menggali semua kenikmatan yang akan memenuhinya, Makin lama temponya menaik. Terkadang bergerak maju mundur mengayunkan pinggulnya dengan konstan.

Dino tak tinggal diam, mencoba menambah pasokan birahi dengan kembali melumat dan mengulum putik bongkahan dadanya yang telah mengeras, mengkilat oleh butir-butir keringat di timpa temaram cahaya. Bergerak seirama mengayunkan pimggulnya naik turun bak piston mesin mengebor. Gerakan mereka makin cepat. Dengus dan erangan tak hentinya terdengar dari kedua insane yang tengah mendayung perahu birahinya, di selingi kecipak-kecipak pertemuan tubuh mereka di bawah. Tubuh mereka telah basah mengkilat dimana-mana. Melicinkan gerakan merekan yang makin liar. Puncak makin mendekat.. Lalu gerakan Indri mengayun pinggulnya berubah manjadi sangat cepat. Melentingkan tubuhnya ke belakang, memejamkan matanya. “Ahhhh……….”pekiknya saat keputusan puncak di capainya. Kembali bergerak cepat memacu pinggulnya, Kembali sambil melentingkan tubuhnya menjerit terputus-putus.

“Ahhh, …ahhhhhh, …ahhhh..”gelombang yang lebih dahsyat menggulungnya,membolak-balikkan emosinya bercampur aduk. Melontarkannya ke langit berwarna warni. Tak kuat menahankannya, memeluk ketat bahu Dino seraya giginya telah membenam di pundak Dino. Rengekannya pecah sepanjang gelombang demi gelombang yang melkamunya. “Nggghh………”rengek Indri dengan nafas tersengal-sengal. Terasakan oleh Dino betapa liang tersebut bergerak peristaltik, mengurut dan memijat batang berototnya dalam tempo cepat. Dino tak tertahankan, makin cepat, selain menyempurnakan pencapaian sang gadis juga letupan-letupan syarafnya hampir meledak. Memompa batangnya terus menerus tak henti. Mengenggam pinggul sang gadis denga kedua tangannya seolah- olah tengah memaku sang gadis dengan batang berototnya pada liang yang telah basah di bawah. “Arghhh……….”sambil menggeram Dino membenamkan batang berototnya sedalam-dalamnya pada liang basah tersebut.

Ototnya berdenyut sesaat. Bendungan laharnya meledak, berkejaran di sepanjang pembuluh darah batang berototnya menemukan pelepasannya. Menyembur dalam kehangatan liang yang mencekal erat, membasahi dan membanjirinya hingga tak tertampungkan dan mengalir perlahan ke muara liang tersebut. Hening sejenak. Mereka tenggelam dalam keletihan yang sangat. Meresapi sisa deburan gelombang yang masih terasa. Diam tak berkata-kata. “Makasih…A’”ujar Indri lirih mengecup bibir Dino. “Hmmm….”gumam Dino tak menjawab, hanya dekapan lengannya makin erat pada tubuh mungil yang berkeringat tersebut. Tak dapat ia wujudkan kebanggan perasaannya. mengantarkan gadis muda itu menggapai puncak kenikmatan yang beruntun dalam persetubuhan ini.

Tamat

Cerita Ngentot Kakak Kandung dengan Mbak Lisa

$
0
0

Cerita Ngentot Kakak Kandung dengan Mbak Lisa – Ceritaa SEX Ngentot Kakak Kandung dengan Mbak Lisa – Ngentot Kakak Kandung dengan Mbak Lisa ” emang terlalu panjang, tapi gpp biar jelas sekalian. Nah buat Mania Cerita Dewasa perlu kalian ketahui, Cerita Dewasa sedarah ini merupakan tajuk lanjutan dari cerita Cerita Dewasa sebelumnya. Saya rekomendasikan sebaiknya baca dahulu cerita dewasa sebelumnya : Cerita Ngentot Mama dan lanjutan Cerita Ngentot Mama, bag-2, baru baca cerita ini. Selamat Menikmati Cerita Dewasa Sedarah!

Tak terasa sudah hampir setahun lebih aku menjalani hari² menyenangkan bersama mama Susy ku tersayang. Saat itu usiaku sudah mau 17 tahun, sudah naik kelas 2 SMA. Untuk masalah pelajaran, aku termasuk dalam kategori pandai, walau jarang belajar tapi nilai – nilaiku selalu baik, mungkin karena aku memiliki kemampuan mengingat yang kuat. Meski lumayan sering bolos namun tidak menjadi masalah, karena sekolahku tidak terlalu ketat, dan juga nilaiku yang baik membuat bolosku tidak terlalu menjadi masalah bagi sekolah. Namun untuk antisipasi mama kusuruh bertemu kepala sekolah, kusuruh mama ngebokis sedikit, mama bilang kalau aku kadang tidak masuk harap dimaklumi, karena kondisi fisikku kurang baik, jadi suka sakit tiba – tiba. Dan kepala sekolahpun dapat memahami, karena yang memberikan keterangan adalah orangtua muri sendiri. Dari segi kehidupan Sekskupun aku sudah semakin pintar. Selain dengan mama, aku pernah melakukan hubungan Seks dengan 2 orang teman sekolahku, yang kutahu bukanlah tipe Cewek yang melakukan seks untuk bayaran. Murni karena suka sama suka saja, nggak ada paksaan atau ikatan, saling menikmati saja. Aku nggak pernah merasa harus mulai sibuk cari cewek atau pacaran, bagiku keberadaan mama sudah cukup dan jauh lebih berarti. Mama sendiri kini semakin sukses dengan bisnisnya, Perusahaannya kini semakin berkembang dan diperhitungkan eksistensinya dalam dunia bisnis. Mama juga terlihat lebih cantik dan bahagia dengan keadaan yang kami jalani.
(Sample B) 3- “Ekslusive” foto bugil gadis remaja SMA

Mama sendiri tetap sering mengingatkan aku, bahwa aku bebas mencari pacar, namun aku harus bertanggung jawab. Mama nggak mau aku main dengan pelacur. Mama juga bilang kalau mencari Cewek carilah yang membuatku nyaman dan merasa bahagia. Mama bilang mama nggak bisa mengontrol aku setiap waktu, mama juga nggak bakal tahu kalau aku berbohong, jadi mama menasehati, kalaupun aku melakukan hubungan seks dengan siapapun nantinya yang menjadi pacarku, aku harus bersikap gentle dan bertanggung jawab, jangan hanya mau enaknya saja, semua resiko harus diterima dan dipertanggungjawabkan. Mama akan marah kalau aku misalnya lari dari tanggung jawab bila menghamili orang. Mama merasa perlu mengutarakan hal ini karena mama bilang, bohonglah kalau aku yang sudah kenal seks ini bisa melakukan pacaran tanpa harus melibatkan seks. Jadi mama merasa berkewajiban memberiku nasehat.

Namun aku yang sedang merasakan bahagia dan kenikmatan hubungan dangan mamaku, tidak terlalu peduli, bahkan aku merasa tidak niat cari pacar, mama sudah cukup. Aku bilang ke mama, bahwa saat ini mama adalah mamaku dan juga istriku. Tidak peduli mama setuju atau tidak, mama adalah juga istriku. Aku selalu berkeras akan hal itu, karena bagiku memang seperti itu, aku bahagia sama mama,dan menganggap mama adalah segalanya bagiku. Namun aku tidak pernah mau memanggil nama mamaku, Susy, bagiku panggilanku saat bercakap, saat sedang berstubuh adalah Mama. Aku merasakan sensasi tersendiri dengan satu kata itu : Mama. Mama sendiri akhirnya mengiyakan keinginanku yang keras itu.

Iya saat ini mama juga adalah istrimu dalam kehidupanmu, namun hanya sampai kamu menemukan istri yang sebenarnya ya Jhon. Dan jangan protes lagi, atau mama akan marah….
Senang hatiku mendengarnya, mama setuju menjadi istriku. Walau hanya kami saja yang tahu, itu sudah lebih dar cukup bagiku.

Mbak ku Lisa sendiri saat itu 19 tahun dan baru saja kuliah jurusan Psikologi. Sering nggak tentu pulang ke rumah, lebih banyak di Jakarta di rumah kakek nenek ku. Mbak ku ini amat sayang padaku, juga pada mamaku. Orangnya supel banget, terbuka. Mbak amat memanjakan aku, juga paling senang becanda sama aku. Hubungan kami sangat dekat dan akrab. Biasanya kalau Mbak datang, kami bertiga pergi makan keluar, terus jalan² ke mall, cafe atau nonton bioskop. Tentu saja aku dan mama harus menahan diri dan berhati – hati kalau ada Mbak, untungnya Mbak tahu kalau dari dulu kadang² suka tidur di kamar mama, jadi tak akan curiga kalau aku di sana, paling berpikir aku masih kolokan, namun umumnya jatahku berkurang. Kalau urusan fisik, Mbakku juga cantik, berambut panjang, tinggi juga hampir 170 cm, bodinya seksi, Toket nya juga montok gede dan panjang. Jujur saja, aku tidak terlalu memiliki niat atau hasrat melakukan ngentot pada Mbakku ini. Kalau untuk urusan seksi, iyalah, sama seperti mama, Mbak juga nggak terlalu memperhatikan pakaian bila di rumah, di depan aku juga tidak canggung untuk memakai daster atau baju tidur yang mini, juga kalau berenang tidak canggung memakai bikini. Bohong kalau aku bilang Kontol ku tidak tegang kalau sedang melihat Mbak berbikini, tapi itu kan wajar saja, aku kan lelaki normal. Tapi untuk melakukan hubungan seks, rasanya aku nggak terlalu memikirkannya, karena aku sudah bahagia dan cenderung menyukai melakukannya dengan mama yang kuanggap sudah matang dan sedang dalam kondisi tubuh sempurna sebagai Cewek. Aku benar-benar lebih suka melakukan dengan mama. Semua hasratku bisa tersalurkan bersama mama. Kalau sama mama aku benar² tidak bisa mengontrol hasratku, tapi kalau sama Mba Lisa, entah kenapa aku masih bisa menahan diri sengaceng² Kontol ku. Tapi kadang jalan kehidupan memang tidak dapat ditebak, akhirnya aku juga melakukannya dengan Mba Lisa . Prosesnya agak sedikit aneh dan tidak terduga olehku dan akan kukisahkan di sini.

Pagi itu aku libur sekolah, biasa katanya ada rapat guru, mama sudah berangkat ke kantornya. Suntuk benar campur capek sisa menggarap mama tadi malam. Si Mbak yang biasa nyuci kayaknya datang hari ini dan lagi nyuci di belakang, mungkin tadi sudah ketemu mama. Aku lalu sarapan sambil membaca koran olahraga. Nggak lama kemudian aku nyalain TV, nonton acara musik. Sejam kemudian si Mbak pamit pulang. Bosan juga, mau internetan malas…terus aku ingat ada kaset game consol yang belum aku coba, segera aku ke kamar, ngambil game console ku dan kasetnya, main di ruang keluarga saja deh. Lumayan juga, game tembak²an jedar.. jeder.. ini bisa bikin hati senang. Tidak terasa sudah siang.

Hei…! tiba² terdengar suara jeritan ceria dan tangan yang menutup mataku. Terasa ada empuk² tetek menempel di bahuku.
Aduh Mba Lisa ngagetin saja nih.
Kok nggak sekolah Jhon ?
Libur. Mbak juga tumben datang nggak kasih kabar ?
Sengaja kok, Mbak lagi libur semesteran.
Naik apa kemari Mba ?
Tadinya sih mau bareng sama temanku, tapi mereka baru balik besok, akhirnya naik kereta api tuh.
Coba telepon dulu, kan bisa Jhoni jemput di stasiun.
Hehe…biar suprise ah. Mama juga nggak tahu tuh.
Gimana kabar opa sama oma Mba ?
Baik, kamu tuh jarang nengokin, padahal kan ke sana sebentar.
Iya..iya cerewet amat.
Gimana sekolahnya ? Sudah punya cewek belum ?
Ih…nih orang cerewet deh, mending Mbak istirahat dulu, terus telepon mama.
Oke boss…

Mbak lalu mencium pipiku dan segera berdiri, lalu berjalan ke dalam, nggak lama terdengar suara yang ceriwis juga ketawa-ketiwi, rupanya Mbak lagi nelpon mama. Akupun kembali meneruskan main game. Dari dalam terdengar suara Mbakku berteriak
Jhon, kata mama nanti nggak usah jemput. Mama pulang sama supir kantor. Terus nanti malam kita makan di luar.
Aku hanya mengiyakan saja, masih asik sama game balapku. Nggak lama suasana kembali sepi, kayaknya Mbakku yang bawel itu sedang istirahat tidur. Senang sih aku dengan kedatangan Mbak, tapi itu berarti aku dan mama tidak bisa begitu bebas lagi…oh nasib berkurang deh jatahku. Karena aku juga sudah lama main game, aku pun memutuskan untuk tidur juga. Lumayan biar segar nanti kalau malam jalan sama mama dan Mba Lisa .

Sorenya aku bangun, kembali teringat Mba Lisa yang baru datang, akupun membereskan mainanku kembali ke kamar, lalu berjalan ke arah kulkas, cari makanan. Sambil mengunyah kue, kulihat di kaca belakang, Mba Lisa lagi tiduran di bangku di pinggir kolam renang. Wah enak juga nih sore – sore berenang. Aku segera berjalan ke arah kolam. Nampak Mbakku lagi bersantai dengan baju renang bikininya, namun bagian atasnya masih ditutupi kaos.

Mba, kok nggak bangunin aku ?
Ngapain, kamu sih mentang – mentang libur, maunya malas – malasan terus.
Sudah makan belum Mba ?
Sudah, tadi masak spaghetti.
Jahat amat, makan sendiri, nggak bagi-bagi.
Mbakku hanya tertawa, aku yang sebel segera loncat ke kolam dan berenang. Segar rasanya, bolak balik dari sisi satu ke ujung lain. Puas berenang, aku naik ke atas, menuju lemari handuk, mengeringkan tubuh, lalu berjalan ke bangku lain di samping Mbak. Mba Lisa masih bermalas²an. Akupun ikut berbaring di bangku berjemur. Matahari masih agak terik. Mataku kembali mengantuk, karena angin sepoi². Tiba² Mba Lisa bangkit dan kini dalam posisi duduk, kulihat dia membuka kaosnya, nampak keteknya yang bersih sedikit ditumbuhi bulu yang halus dan jarang. Kulihat Kutang bikininya bergoyang saat Mba Lisa mengangkat kaos. Ugh…Kontol ku langsung mengeras, kuarahkan pandangan mataku terfokus ke daerah dada Mba Lisa . Wow…nampaknya Mbak sudah tumbuh berkembang dengan baik dan menjadi Cewek yang seksi, seingatku dulu Kutang bikini Mbak nggak seketat sekarang, nampaknya tetek Mbak bertambah besar, sudah hampir seukuran mama. Juga pinggul dan pantatnya yang tampak lebih montok dan berisi. Kontol ku mengeras sejadi²nya. Lagi enak²nya terpesona, kudengar suara Mbak
Woiii…ngapain bengong, ngelihatin apa kamu?
Nggak…mata Jhoni nggak bisa nolak rejeki kan
Dasar baru gede kamu, sini, tolong dong usapin lotion ke punggung Mbak.
Wah sungguh tawaran yang menggiurkan, lumayan buat menghibur adikku yang lagi mengeras di balik celanaku ini. Sekalian jahilin Mbakku ini. Mba Lisa lalu segera tengkurap. Akupun segera memulai tugasku, Posisiku berdiri membungkuk dengan Kaki mengankang di atas pantat Mba Lisa . Segera kutuang lotion ke tanganku, akupun segera mengusapkannya ke punggung dan badan Mbakku. Sengaja aku mengusap – ngusap dengan agak bertenaga sedikit, seperti memberikan pijatan. Kayaknya Mbakku menikmatinya.
Enak Jhon, rasanya nyaman, bikin pegel Mbak hilang. Sekalian deh Kakinya.
Wek…maunya, memangnya tukang pijit.
Segitunya, sekali – kali kenapa mijitin Mbaknya.
Iya deh, tapi itu tali KUTANGnya dibuka ya, biar nggak nyangkut².
Ya sudah, kamu tarik sendiri.
Akupun segera menarik tali Kutang bikini tersebut. Kuambil lotion kembali, sengaja aku memulai dari Kaki, kuusap lotion dan memulai memijit dari telapak Kaki, lalu betis, naik lagi ke paha, lalu tanganku sampai ke daerah CELANADALAM , sengaja aku lebarkan Kaki Mbak pelan². Nampakbelahan pantatnya yang montok. Kupijit dengan lembut kedua belahan pantatnya, jariku juga dengan perlahan dan sesekali menyentuh tanpa sengaja bagian terluar daerah Memek Mbak yang tertutup CelanaDalem. Mba Lisa juga diam saja, entah tidak tahu atau sangat menikmati pijitanku. Cukup lama aku memijat daerah pantat Mbak. Samar² aku mencium bau aroma menyenangkan yang sudah lama kukenal, masa sih Memek Mba Lisa mulai basah. Akupun meneruskan pijatanku dengan khidmat. Mba Lisa berdehem sambil tertawa dan mengatakan kalau yang harus kupijit seluruh badan, bukan pantat. Aku pun mengambil kembali lotion, kali ini aku duduki pantat Mba Lisa, lalu aku mulai memijat punggung Mba Lisa . Ku usap² dan kubelai dengan lembut dan bertenaga bergantian. Saat sampai bagian tengah punggungnya, sengaja aku lebarkan jari²tanganku, dan sedikit menyentuh bagian pinggir teteknya. Nampaknya Mba Lisa benar² enjoy dengan profesiku sebagai tukang pijit, membiarkan saja semua pijatanku. Tanpa terasa Kontol ku makin mengeras dan berdenyut². Sebelum aku kebablasan akupun segera menyudahi kegiatanku.
Mba, sudah ya capek nih.
Yah..pijatan kamu enak lho, pegel Mbak hilang nih, bentar lagi deh.
Ogah ah, capek. Memangnya bagian depan juga mau dipijit ? tanyaku belagak lugu.
Yeee…itu mah Mbak bisa sendiri.Ya sudah, makasih ya adikku sayang.
Mba Lisa lalu segera berbalik, tangannya memegang KUTANG bikininya, lumayan agak ke bawah sedikit sih, sehingga gunung kembarnya terlihat seperti meloncat keluar. Makin ngaceng deh…mending ke dalam deh. Baru saja aku berjalan, kudengar suara Mba Lisa sambil tertawa..
Jhon, benar lho pijatanmu enak, makasih ya, tapi kok tadi rasa² ada benda aneh terasa di atas pantat Mbak…ha..ha..ha.
Sialan….kan aku lelaki normal, ini kan juga salah Mbak…huh. Balasku tengsin.
Makanya cari pacar sana…
Bawel ah…sudah deh berenang sana.
Akupun segera menuju ke dalam rumah, gawat nih, Kontol ku benar – benar nggak kompromi, terpaksa deh pakai cara tradisional. Segera aku masuk ke dalam, berdiri di tempat yang tidak terlihat dari arah kolam renang, namun aku bisa melihat ke sana. Kulihat Mba Lisa sedang duduk, nampaknya sedang mengoleskan lotion pada bagian depan tubuhnya. Celanaku segera kupelorotkan, tangan lumayan licin sisa lotion mijit Kaki tadi, aku segera mengocok Kontol ku, kulihat Mba Lisa sedang mengoleskan lotion pada area teteknya, nampak teteknya bergoyang, tangannya masuk ke balik Kutang nya, duh kenapa nggak diangkat sedikit saja sih pikirku. Kocokan semakin kencang. Lalu Mba Lisa nampak melebarkan Kakinya, kini sedang mengolesi wilayah sekitar paha dan selangkangannya. Kukocok Kontol ku makin cepat, Denyutan terasa makin kencang…Creet…creet..ah akhirnya keluar juga, lega rasanya. Segera saja kubersihkan muncratanku dengan celanaku, lalu segera menuju kamar mandi. Sambil mandi aku tersenyum sendiri…sudah lama juga aku tidak onani, karena biasanya langsung sama mama. Namun hari ini darurat, daripada bablas….

***
Tak lama kemudian mama pulang, setelah mama istirahat dan mandi, kami pun pergi jalan ke luar. Malamnya Mba Lisa minta tidur di kamar mama, biasalah sudah lama tidak ketemu, juga karena dia semangat menceritakan kegiatan barunya di dunia perkuliahan…puasa deh malam ini. Besoknya juga sama…duh banyak banget sih ngegosipnya, tinggal aku merana sendiri di kamarku. Mama bukannya nggak paham dengan kondisiku, namun kami harus menjaga rahasia kami.

Untunglah hari ketiga Mba Lisa merasa bahan gosipannya sudah berkurang dan memutuskan tidur di kamarnya, aku sengaja memutuskan untuk tidur di kamarku sendiri, untuk kemudian nanti masuk menyerang ke kamar mama. Sewaktu kami nonton TV malam itu, saat Mba Lisa tidak melihat, aku mengedipkan mata ke mama sebagai kode nanti malam aku kepingin, Mamapun balas mengedip dan tersenyum. Tidak lama kemudian aku bilang sudah mengantuk, dan segera ke kamarku. Di kamar aku nyalakan laptopku dan mulai browsing, biasa pemanasan dikit buat adikku. Lega rasanya sebentar lagi bisa bermesraan kembali dengan mamaku tersayang. Huh…tersiksa berat aku, 3 hari ini mama sibuk kerja, juga tidak bisa aku datang ke kantornya, karena sedang rapat terus membahas proyek baru, sehingga tidak ada waktu buat nyolong² melakukan hubungan. Belum lagi Kontol ku ngaceng terus kalau lihat Mba Lisa dengan bikininya di kolam renang tiap sore. Setengah jam kemudian aku dengar TV dimatikan, dan suara Mba Lisa mengucapkan selamat tidur ke mamaku. Sabar bentar lagi dik…kamu akan menemukan lubangmu….sabar. Aku meneruskan menjelajahi situs – situs porno favoritku. Satu jam kemudian aku matikan laptopku, kubuka pintu kamar pelan², mataku melihat ke arah kamar Mba Lisa, kamar kami bertiga memang terletak di lantai dua, mengendap aku ke sana, kutempelkan telingaku di pintunya, selama satu menit aku konsentrasi mendengarkan, nampaknya tidak ada suara apapun. Yakin bahwa Mba Lisa sudah tidur, aku segera menuju kamar mama, membuka pintu, nampak mama mengenakan baju tidur mininya, sedang membaca. Mungkin karena birahi kami yang sedang dahaga, dan juga karena biasa bebas saat Mba Lisa tidak di rumah, maka aku jadi agak sembrono saat itu, aku hanya menutup pintu sebatas tertutup, tanpa melihat apakah sudah tertutup rapat, apalagi menguncinya. Yang ada dalam otakku adalah segera bermesraan dengan mama tersayang.

Mama yang melihatku masuk, segera menghentikan kegiatan membacanya, ditaruhnya bukunya ke meja di samping ranjang. Aku segera naik ke atas tempat tidur, tanpa basa – basi aku segera mencium bibir mama dengan gairah yang membara..sementara tanganku meremas – remas tetek mama yang masih terbungkus baju tidurnya…
Ma, aku kangen banget nih…
Iya sayang, mama juga.
Kami berciuman dan saling meraba satu sama lain, mama meremas² Kontol ku yang sudah mengeras di balik celanaku. Dengan cepat aku segera membuka kaosku, lalu segera menelanjangi mamaku, mamapun membantu aku melepaskan celanaku. Segera saja aku gumuli mamaku. Aku peluk dan ciumi bibirnya, bulu keteknya, lalu aku segera turun ke daerah teteknya, mulutku dengan rakus segera menciumi dan menghisap puting susu mama yang besar bergantian, tanganku pun mulai meraba dan membelai² rambut memek nya yang lebat, Kuremas² rambut kemaluan yang tebal dan menggairahkan itu, lalu kuusap² Memeknya, jarikupun mulai dengan lincahnya mencari lubang Memek mama, segera kutusukkan ke dalamnya. Mama nampaknya juga memahami gairahku, dan menerima semua rasa dahagaku yang tertahan selama 3 hari ini.

Tangan mama memeluk punggungku, membelainya dengan lembut, wajahnya menunjukkan ekspresi bahwa ia mau aku memuaskan semua dahagaku. Tangannya pun mulai turun ke arah pantatku, dibelainya pantatku, lalu mulai menuju ke arah Kontol ku, diraihnya kedua biji pelerku, diusap² dan dimainkan dengan amat lembut. Lalu ia mulai mengelus dan mengocok Kontol ku. Ugh…nikmat sekali rasanya, saat tangan halus mama mengocok Kontol ku, aku pun terus menciumi dan memainkan tetek mama, sudah basah tetek mama oleh ludah dan keringat. Puas dengan tetek mama, kembali kuangkat ke atas sebelah tangan mama, bulu keteknya sungguh merangsang birahiku, aku kembali mengaeahkan lidahku ke sana, kujilati dan kuciumi sepuas hatiku, aroma Jhongi dari mama yang rajin merawatnya menggelitik hidungku dan makin membuat Kontol ku mengeras. Puas bermain², aku segera mengarahkan Kontol ku ke tetek mama, Mama sudah paham apa yang kumau dan segera mengapit kedua teteknya, aku segera memaju mundurkan pantatku untuk menggerakkan Kontol ku yang sedang dijepit dengan nikmat di antara tetek mama yang besar itu. Puting mama yang kecoklatan nampak mengeras dan mencuat ke atas dengan mempesona. Kupilin – pilin dengan jariku, membuat mama mendesah…

Lalu tanpa merubah posisi, tangan mama segera menarik dan mendorong pantatku ke depan, sehingga Kontol kupun kini berada tepat di depannya, tangan mama segera memegang batang Kontol ku dan mulutnya mendekat, lidahnya mulai menjelajahi dan menari – nari di atas Kontol ku, Ooohhh…..rasanya tiada tara. Perlahan mulutnya mulai menelan kepala Kontol ku, lalu batangnya, sampai ke pangkalnya, dihisap dan dikulum – kulum dengan kuat namun nikmat. Kontol kupun berdenyut² nikmat saat mulutnya mulai memompa Kontol ku. Pelan lalu cepat bergantian ditimpali dengan permainan lidah yang lihai, membuatku hanya bisa mendesah menahan kenikmatan ini. Nampaknya mama benar² ingin melumat habis Kontol ku dengan mulutku, saat aku hendak menyudahi Oral Seks ini, tangannya menahannya, ya sudah aku biarkan saja, mama makin semangat dan mengulum dan menghisap Kontol ku dengan sangat panas.

Kadang mulutnya menghisap dan mengulum biji pelerku sambil tangannya mengocok Kontol ku, lalu kembali mulutnya bermain dengan Kontol ku. Lama kelamaan Kontol ku semakin berdenyut kuat, rasanya mau keluar nih sebentar lagi.
Ma…aku sudah mau keluar nih.
Mama makin mempercepat hisapannya, dan paa timing yang tepat membuka mulutnya di depan kepala Kontol ku, sementara tangannya memegang kuat batang Kontol ku. Dilepasnya sesaat saja, Creeettt….spermaku keluar dengan perlahan ke mulutnya, Lalu digenggam lagi dengan kuat, sesaat dilepas lagi…spermaku kembali menetes perlahan, dan mama kembali menggenggam kuat, kali ini agak lama, akhirnya mama melepaskannya, kali ini kepala Kontol kupun memuntahkan sperma dengan jumlah agak banyak dan kental, Mama menampungnya ke dalam mulutnya. Memandangku, kulihat mulutnya penuh dengan spermaku, sesaat kemudian mama menelannya, lalu menjilati dengan rakusnya sisa sperma yang meleleh di sekitar Kontol ku.
Sudah lama mama nggak ngerasain sperma kamu sayang.
Ma tadi enak banget, mama pintar banget waktu bikin Jhoni keluar bertahap gitu, rasanya enaakkkkkk bangeet.
Siapa dulu dong mamanya, nah nanti gantian kamu yang puasin mama.
Mamapun mengelap mulutnya dengan tissue yang tersedia, lalu meminum air di gelas yang ada di meja samping ranjang. Walau baru keluar namun tidak butuh waktu lama bagi Kontol ku untuk tegang kembali…Kontol ini pasti akan cepat tegang bila sudah berada dekat mamaku Susy yang telanjang dan mempesona ini.

Saat itu kami benar² dibakar api birahi yang menyala, sehingga tidak menyadari pintu kamar mama sedikit terbuka, karena di luar agak gelap dan kami sedang sibuk dan panas²nya, kami tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang melihat dengan mata terbelalak.

Lisa berdiri terpaku di depan pintu, kaget dan terkejut dengan kenyataan yang dia lihat sedang terjadi di dalam kamar mamanya. Tadinya dia bermaksud ke kamar mama untuk meminjam buku sebagai bahan bacaan karena dia belum bisa tidur, dia membuka dan menutup pintu kamarnya juga dengan pelan, agar tidak mengganggu adik dan mamanya. Begitupun saat hendak masuk ke kamar mamanya, ia bermaksud melakukannya dengan pelan, agar tidak membangunkan mamanya. Namun ia heran karena pintu kamar mamanya tidak tertutup rapat, dan saat ia mendekat terdengar suara desahan dan rintihan yang sudah ia hafal benar sebagai suara apa.

Penuh keheranan dan tanda tanya ia mendorong sedikit pintu itu perlahan sekali, dan ia kaget dan terkejut mendapati adik dan mamanya yang telanjang, juga mamanya yang sedang menghisap Kontol adiknya. Mulutnya ternganga, tidak bisa mengeluarkan suara apapun, sementara Kakinya juga tidak bisa beranjak dari situ. Akhirnya ia pun melihat adegan yang sedang berlangsung di kamar mamanya.

Jhoni pun segera turun ke daerah selangkangan mamanya, mamapun segera menaikkan lututnya dan membuka lebar kedua Kakinya, nampaklah Memek mama yang mempesona. Segera saja Jhoni menciumi rambut kemaluan mamanya, lalu mulai menjelajahi permukaan Memek mamanya dengan lidahnya, dijilati semuanya. Kemudian perlahan jarinya mulai melebarkan Memek mamanya, kembali lidahnya menjilati dengan buasnya seisi Memek mamanya, lidahnya ditusuk² ke lubang Memek mamanya, lalu lidahnya mulai menuju ke arah itil mamanya, kacang enak itupun mulai dijilati dan dimainka dengan lidahnya, itil mamapun mulai membesar, makin bersemangat saja Jhoni memainkannya, mamapun mendesah penuh kenikmatan. Memek mama sendiri mengeluarkan aroma nikmat yang membuat mabuk kepayang.
Jiiilaaat terusss Jhon.
Ya…ya….mainin itil mamaaa, terusss yang..
Oooohhh……Aaahhhh…Awww,….!
Lisa melihat adegan yang berlangsung tersebut dengan berdebar², dari arah pintu dilihatnya adiknya sedang menjilati Memek mamanya, terlihat juga Kontol adiknya yang besar bergoyang², Ada sensasi dan perasaan aneh yang menjalar pada diri Lisa . Memeknya di balik celana dalam terasa berdenyut² dan panas, tanpa sadar tangannya mulai meremas² teteknya sendiri, memainkan putingnya, lalu tangannya bergerak ke bagian bawah baju tidur mininya, mulai mengelus² celana dalamnya, perlahan lalu makin kuat….kini tanganya pun mulai memasuki celana dalamnya, terasa rambut kemaluannya yang lebat, lalu tangannya pun mulai mengusap² ngusap Memeknya, semakin lama semakin cepat, sementara ia berusaha menahan suaranya agar tidak terdengar. Lalu ia pun mulai menurunkan celana dalamnya, kini ia segera berlutut, kedua Kakinya agak ia lebarkan, jemari tangannya segera mencari itilnya, lalu mulai menggosok² itil memek tersebut…walaupun pemandangan yang dilihatnya mengagetkan dirinya, namun ia tidak bisa menahan perasaan aneh panas yang menjalar dan menggelitik birahinya. Jarinya terus memainkan itilnya sementara matanyapun terus menatap dengan lekat adegan adiknya yang sedang menggarap mamanya.

Mama Susy terus menggelaitkan badannya, mulutnya mendesah² keenakkan, sementara pinggul dan pantatnya bergerak semakin liar…Jhoni semakin ganas saja memainkan itil mamanya, jarinya juga ikut menusuk² lubang Memek mamanya, semakin lama² cepat, Kontol nya sudah mengeras menikmati rintihan dan desahan kenikmatan mama. Lidahnya bergerak amat cepat menyapu dan membelai itil mamanya, desahan dan erangan mama mulaitidak beraturan dan keras, pertanda mama sudah tiba pada pertahanan terakhirnya, benar saja, tak lama kemudian dengan tubuh mengejang dan pantat yang sedikit terangkat, terasa Memek mama menyemburkan cairan hangat orgasmenya.
Wah…libur 3 hari membuat permainan lidah kamu jadi ganas yang..
Baru saja mama selesai mengucapkan kalimatnya, Jhoni segera menarik Kaki mamanya, diangkatnya kedua Kaki mamanya, sementara ia berlutut di depan Memek mamanya. Tampak olehnya Memek mamanya yang memerah karena permainan lidah dan jarinya, segera ia menurunkan pantatnya sedikit, lalu memajukan Kontol nya ke depan, karena Memek tersebut sudah basah, mudah saja Kontol nya menerobos lubang Memek mamanya, terasa hangat dan nikmat. Dimaju mundurkan Kontol nya dengan seirama, kedua Kaki mamanya menggantung di bahunya, sementara dari pantat ke kepala tetap dalam posisi membaring, mama mengangkat kedua tangannya dan mengapitkannya di belakang kepalanya sendiri.

Terlihat bulu ketek mamanya yang lebat dan mulai basah oleh keringat, makin bernafsu saja Jhoni jadinya, pompaan Kontol nya semakin cepat dan ditancakan sedalam mungkin, tetek mama bergoyang dengan cepat…plok…plok…plok…bunyi Kontol yang sedang memompa Memek mamapun terdengar jelas .

Mamapun mendesah dengan nikmat. Jhoni pun mulai mengubah tekhniknya, sengaja ia memompa dengan pelan beberapa kali dulu, lalu mulai menarik Kontol nya perlahan sampai batas ujung kepala Kontol, lalu blesss…membenamkannya lagi, terus berulang². Setiap kali akan menerobos masuk dilakukan dengan cepat dan bertenaga sehingga langsung menancap sedalam mungkin, terasa sampai ujung liang Memek mamanya. Mama pun makin bergeliat keenakan, merasa nikmat sekali setiap kali kepala Kontol Jhoni kembali menghujam lubang Memeknya dengan kuat, sementara menghujam, Kontol tersebut membelai lembut itilnya, nikmat tiada tara. Jhoni sendiri merasakan rasa geli yang enak sekali pada kepala Kontol nya setiap menerobos masuk kembali ke lubang Memek mamanya. Tak butuh waktu lama, mama kembali mengejang dan mengalami orgasme. Jhoni pun berhenti sebentar.
Lagi dong say…kok berhenti capek yah ?
Enggak..ganti posisi ya ma, aku duduk, mama di pangku, aku mau mainin tetek sama ketek mama.
Boleh…
Jhoni pun segera menyandarkan badannya ke kepala ranjang, Kakinya lurus di atas ranjang, mama segera duduk di atas Kontol Jhoni, posisi tubuhnya membelakangi Jhoni, tangannya dinaikkan ke atas mengapit kepala Jhoni . Perlahan mama meregangkan Kakinya, Memeknya sudah merah karena hujaman Kontol Jhoni, lubangnya sudah membuka, perlahan diturunkan pantatnya, lalu Jlebbbbbb….Kontol Jhoni pun menerobos denga leluasa ke lubang kemikmatan mama tersebut, dari belakang tangan Jhoni segera meremas² kedua Toket mama nya, diremasnya dengan kuat dan gemas, dimainkan dan di pilin² puting tetek mama yang sudah membesar, sementara lidahnya mulai menjilati ketek mamanya. Mama sendiri mulai menaik turunkan pinggulnya, memulai memompa Kontol anaknya, terlihat cairan sisa orgame mengalir turun membasahi batang Kontol anaknya.

Mata Lisa terpaku melihat ke arah ranjang, kini terlihat posisi mamanya yang menghadap ke arahnya, Jhoni yang sedang menjilati ketek mamanya dan meremas² tetek besar mama. Juga terlihat Kontol adiknya yang besar sedang bergerak naik turun memompa lubang Memek mama yang sudah merah karena dipompa oleh Kontol besar tersebut dalam waktu lama. Diperhatikan wajah mamanya, Lisa belum pernah melihat ekspresi mama seperti itu, wajah mamanya terlihat penuh kebahagiaan. Kembali Lisa melihat ke arah Kontol adiknya yang sedang menghujami Memek mama. Jemari Lisa semakin cepat memainkan itilnya pada Memeknya yang sudah sangat basah menyaksikan adegan seks antara Jhoni dan mama. Lisa merasakan kenikmatan menjalar di sekujur tubuhnya akibat rasa enak yang dia dapati saat memainkan itilnya. Itilnya sendiri memang agak besar, lebih besar dari mamanya dan menonjol keluar. Semakin cepat dan tanpa henti ia memainkannya. Gairahnya juga sedang terbakar. Saat ini ia tidak dapat berpikir mengenai mengapa adik dan mamanya bisa melakukan persetubuhan yang harusnya tidak boleh terjadi, namun itu bisa menyusul, saat ini ia sedang sibuk memuaskan dirinya akibat menyaksikan adegan panas yang terjadi.

Jhoni masih memainkan ketek dan tetek mamanya. Kontol nya kini mengeras sekeras²nya, aroma ketek mama menimbulkan rangsangan tersendiri yang tidak bisa dilukiskan. Kini iapun mulai ikut menaik turunkan pantatnya, mengimbangi goyangan mamanya, semakin lama semakin cepat dan seirama seiring deru nafas kenikmatan yang terjadi, kini ia menjilati leher mamanya, mama menggelinjang kegelian, lalu ia mencari bibir mamanya, mama balas menciumnya dengan tidak kalah panas, lidah mereka bertautan dengan cepat, saling menarik, goyangan Kontol dan Memek semakin cepat, tangan Jhoni semakin kuat meremas² dan memainkan tetek mamanya yang besar, semaikn kuat ia merasakan denyutan pada Kontol nya, mama sendiri semakin menggelinjangkan tubuhnya, berbarengan dengan Jhoni menyemprotkan spermanya, mamapun memuntahkan orgasmenya yang kesekian kali.

Di luar kamar Lisa pun terkulai lemas, Memeknya sudah basah kuyup, ia juga baru mengalami orgasme yang hebat, Memeknya masih berdenyut² nikmat sehabis memainkan itilnya. Matanya tetap mengawasi yang terjadi dalam kamar, nampaknya tidak ada tanda² adiknya akan keluar, dilihatnya adiknya dan mamanya terdiam lemas, masih berciuman dengan mesra, nampak sperma menetes keluar dari lubang Memek mamanya membasahi Kontol adiknya yang masih menancap di dalamnya. Dilihat wajah keduanya yang nampak bahagia dan puas. Lisa membiarkan dirinya berdiam diri sebentar, beristirahat, otaknya mulai bisa berpikir jLisa h kembali, kalaupun ia tetap di sini juga, adegan berikutnya yang akan terjadi juga sama saja, tetap saja adegan adik dan mamanya yang bersetubuh dengan panasnya, jadi lebih baik aku kembali ke kamar. Lalu ia mengambil celana dalamnya, menyeka cairan yang tersisa di lantai dengan celana dalamnya, lalu berdiri dan melangkah ke kamarnya perlahan dan tanpa suara.

Di dalam kamar mama, Jhoni dan mama masih tetap dalam posisi seperti tadi. Lemas dan puas. Berdiam diri memulihkan tenaga yang terkuras sehabis memuaskan dahaga yang sempat tertahan 3 hari ini. Kemudian terdengar suara mama memulai percakapan.
Mama puas dan nikmat sekali sayang.
Jhoni juga ma, rasanya terobati deh puasa 3 hari ini.
Ya…nggak apalah Jhon, kan ada Mbakmu, kita juga harus hati – hati. Toh kalau Lisa sedang tidak pulang kita bisa melakukan kapan saja kita mau.
Iya ma,Cuma kadang – kadang Jhoni suka nggak kuat.
Maklumlah kamu masih muda, masih penuh semangat dan mudah terangsang.
Mama juga kan.
Ah…nakal kamu.
Lalu mama segera mencabut Kontol ku dari Memeknya, menjilat sisa sperma yang masih ada di Kontol ku, aku melao keringat di tubuhku dan mama dengan handuk yang tersedia. Setelah itu kami berbaring dan berpelukan, saling berciuman dengan mesra. Malam itu Jhoni kembali menggarap Memek mamanya sebanyak 2 kali lagi, sebelum kembali ke kamarnya. Sebelum masuk e dalam kamarnya, dilihatnya kamar Mba Lisa, tetap tenang tak ada suara, masih tidur pikirnya, lalu Jhoni pun masuk ke kamarnya dan tidur. Senyum puas tersungging di wajahnya. Karena kelelahan dan terlalu panas semalaman memuaskan birahi bersama mama, Jhoni kecapekan dan bolos sekolah besoknya.

Lisa di kamarnya berbaring, tapi matanya tidak terpejam, masih terbayang jelas adegan yang dia saksikan tadi. Setelah tiba di kamar barulah ia bisa memikirkan secara jelas hal tadi. Apa yang disaksikannya tadi amat mengejutkan juga membuat dirinya marah, Bagaimana bisa mama dan Jhoni ….itu jelas terlarang, lain halnya kalau Jhoni dengan Cewek lain, mama dengan pria lain, tapi ini…mereka ibu dan anak. Jhoni juga lelaki, badannya bagus, wajahnya ganteng, usianya juga sedang kritis²nya sama yang namanya seks, kalaupun ia sudah mengenal dan melakukannya, aku bisa paham. Aku sendiri juga sudah sering melakukannya dengan pacarku. Tapi mengapa harus dengan mama, mengapa Jhon ? Dan mama kenapa kau harus melakukannya dengan Jhoni, anakmu ? Apa yang sudah terjadi selama ini..??? Kalau dilihat dari panasnya adegan tadi, wajah mereka yang bahagia juga mesranya mereka, nampaknya hal ini sudah berlangsung lama, pasti ini juga karena aku yang tidak ada di rumah ini. Kesempatan mereka amat besar.

Lalu kenapa aku tadi bisa terangsang…?? Ah persetan dengan itu, wajar saja kan, kalaupun itu bukan mama dan Jhoni tapi bila melakukan persetubuhan sepanas tadi, pastilah aku yang melihatnya akan terangang, akukan Cewek normal. Tapi bukan itu yang harus aku pusingkan. Besok saat mama kerja, aku akan minta keterangan semuanya dari si Jhoni, hal ini nggak bisa dibiarkan berlanjut. Jhoni, Jhoni adik kecilku ini ternyata sudah menjadi lelaki yang jantan yang mengerti bagaimana memperlakukan dan memuaskan Cewek……..egh…Kontol nya juga besar dan panjang…gimana rasanya bila Kontol nya menyodok Memekku…Arghhh…kenapa jadi mikirin Kontol adikku, mana bisa begitu, dia kan adikku, masa aku bisa memikirkan kemaluan adikku di saat seperti ini. Sudah mendingan aku tidur dulu, percuma aku pusingkan sekarang, toh besok semuanya akan terjawab……

****
Pagi itu aku bangun terlambat, mama sudah berangkat kerja. Mama tidak terlalu ketat untuk urusan sekolah, dari dulu kalau aku bolospun mama tidak marah dan melarang, karena tahu nilai raportku selalu baik, jadi mama tidak terlalu khawatir. Masih terasa capek badanku akibat menggempur mama habis- habisan semalam. Heran, mama masih kuat saja untuk pergi kerja pagi ini, padahal kan mama yang punya Perusahaan, bisa santai dikit gitu….ups tapi nggak juga deh, kan mama bertanggung jawab akan kelangsungan Perusahaan dan juga karyaJhonnya. Salut banget aku sama mama. Aku bermalas²an sebentar, tidak berapa lama aku bangun. Cuci muka dulu, lalu segera menuju meja makan, sarapan, lapar sih.

Kulihat Mba Lisa sudah di sana, sudah mandi dan rapi, sedang membaca koran, kayaknya sudah kelar sarapan, tinggal tersisa kopi instantnya yang belum habis. Kudiamkan saja, aku langsung mengambil roti dan membuka kulkas menuang susu, lalu duduk memulai sarapanku. Tidak berapa lama, aku selesai dan bengong, nggak ada kegiatan yang mendesak, jadi santai saja. Tak berapa lama Mba Lisa menutup koran dan menaruhnya di meja, lalu memandangku sekilas dan memulai percakapan.
Nggak sekolah lagi Jhon.. Mba Lisa menanyakan dengan nada suara yang amat manis.
Enggak..malas.
Malas apa capek Jhon ?
Capek kenapa Mba ? jawabku tertawa, mengira Mba Lisa sedang meledekku seperti biasa.
Capek ya capeklah Jhon ?
Ah Jhoni nggak ngerti maksud Mba Lisa .
Biar aku perjelas ya Jhon, maksudku kamu capek pasti kamu paham. Semalam ngapain kamu di kamar mama ?
Suara Mba Lisa tiba² berubah tegas dan dingin. Deg…jantungku seakan berhenti berdetak. Apa maksudnya, mungkinkah Mba Lisa tahu dan menyadari apa yang terjadi, namun aku masih mencoba menjawab dengan santai dan ringan.

Kan semalam aku tidur di kamarku, terus pas malam aku bangun kencing, mungkin karena kondisi mengantuk aku jadi masuk ke kamar mama. Kenapa sih, kan Mbak tahu aku juga biasa tidur di kamar mama. Jawabku setenang dan semeyakinkan mungkin.
Oh tidur. Benar hanya tidur Jhon..?
Lha iyalah…Mba.

Gini ya Jhon kukasih tahu, semalam aku susah tidur, jadi aku bermaksud mengambil buku di kamar mama untuk kubaca sampai ngantuk. Tapi saat aku ke sana aku lihat pintu kamar mama tidak tertutup rapat, karena nggak mau mengganggu, maka aku dorong pelan². Iya sih kamu sama mama lagi tidur. Tapi lucunya dua²nya bugil, dan gaya tidur kalian aneh sekali, masa sampai bergumul dengan hebatnya, sampai perlu kamu memasukkan Kontol kamu ke Memek mama, itu namanya NgentOt Jhon, bukan tidur. Dan dari yang kulihat nampaknya kalian amat menikmatinya.
dingin, tenang, sinis dan penuh hujaman sekali kata² Mba Lisa . Duar..jantungku seperti ditembak pistol mendengarnya.

Aku terdiam membisu. Wah…ribet nih, baru kali ini kudengar Mba Lisa mengucapkan kata – kata kotor, gimana nih ? Tak urung aku berpikir juga kalau sekarang Mbakku amat pintar mengelola kata – katanya, ringan tapi kejam dan menghujam ke sasaran, hebat juga Mbak, baru kuliah psikologi sebentar, gayanya sudah pro banget…Hei, hei stop bukan saatnya kagum, ada hal serius nih, Mba Lisa tahu dan melihat apa yang terjadi semalam antara aku dan mama. Dan jelas sekali dia tidak suka dan tidak mau mentoleransi hal tersebut. Kayaknya sudah tidak bisa mengelak lagi, aku harus terus terang dan menjelaskan semuanya supaya Mba Lisa paham.

Ya sudah, Mbak sudah paham kan dengan apa yang Mbak lihat semalam ?
Paham apanya, gampang amat kamu ngejawab hal itu Jhon.
Ya memang segampang itu Mba, sederhana saja, aku dan mama memang melakukan hubungan seks !
Kamu nggak punya otak ya Jhon, dia mama kamu, mana bisa kamu melakukan hal seperti itu ?
Bisa saja dan sudah terbukti kan, Mbak melihatnya sendiri kan …
Diam kamu, aku nggak peduli kalau kamu melakukannya dengan Cewek manapun yang kamu suka. Tapi kenapa kamu harus melakukannya dengan mama ?
karena kami melakukannya suka sama suka dan saling membutuhkan.
Ah, kamu asal saja bicara, paling juga karena kamu yang masih muda Cuma mau memuaskan nafsu bejat kamu, dan juga mama yang kegatelan…, kalian berdua sama gilanya Aku jadi emosi mendengar kata Mba Lisa barusan, segera saja aku berdiri.

Jaga mulutmu Mba, jangan sekali – kali kamu menghina mama, kamu nggak ngerti semuanya. Dalam satu hal kamu benar, aku nggak mau munafik, aku memang melakukan hal ini juga untuk kepuasanku. Namun Mbak harus paham, mama itu juga Cewek yang usianya masih membutuhkan seks. Apa Mbak tahu mama itu sakit dan kecewa karena perceraian dengan papa. Begitu sakit dan kecewanya, sehingga takut untuk menjalin hubungan dengan lelaki lain. Hanya mencurahkan hidupnya setelah perceraian untuk mencari nafkah dan mengurus kita, tidak peduli dengan kebutuhannya sendiri.
Tapi Jhon…

Diam dulu Mba, aku belum selesai bicara. Mba Lisa nggak tahu kan, mama juga butuh seks dalam hidupnya, apalagi sebagai Cewek di usianya sekarang, beda halnya kalau mama sudah tua atau renta, mama masih muda, cantik, apa Mbak tidak bisa memahami kalau mama memendam semua hasratnya ke dalam hatinya yang terdalam. Lalu aku bisa mengetahui hal itu, Jujur memang aku tergoda dan amat terobsesi dengan mama, terserah apa penilaian Mbak. Akhirnya mama mulai bisa memuaskan kembali hasratnya, dan mama merasa aman dan tidak takut akan sakit hati dan kecewa karena dia percaya ama aku. Kami saling menyayangi dan merasa tidak ada yang salah dengan hal ini. Jadi kuharap Mbak mau mengerti, dan satu hal yang pasti, cukup denganku Mbak mempermasalahkan hal ini, jangan pernah Mbak mengusik mama sekalipun, aku akan marah sekali kalau Mbak melakukannya.
Aku meluapkan semua emosiku. Mba Lisa langsung berdiri, diambilnya koran dan dilempar ke arahku sambil berteriak

Kamu hanya mencari pembenaran saja atas perbuatan kalian. Segala macam alasan yang kamu katakan adalah omong kosong, dasar, kalian Cuma mencari kepuasan saja, menggelikan sekali. Kamu dan mama sama gilanya. Dengan kesal kutarik dan kupegang lengan Mba Lisa dengan cepat dan keras, kudekatkan muMbau ke mukanya
Jadi apa masalahnya. Terserah Mbak mau bilang apa, sudah pasti di manapun akan menilai hal ini salah, tabu, tapi persetan. Kalau aku melakukannya dengan mama, itu urusan kami, siapa yang rugi hah ? Siapa yang kami sakiti hah ? Kami punya alasan yang bisa kami terima satu sama lain. Bukan hanya untuk kepuasanku, tapi aku juga merasa senang, karena mama juga bisa kembali bahagia dan bisa memenuhi kebutuhan seksnya tanpa perlu rasa takut dan kecewa.

Mba Lisa segera menepis tanganku, dan langsung bergegas melangkah keluar, wajahnya penuh kemarahan. Aku tidak berusaha mencegahnya. Tak lama terdengar suara mesin mobil dinyalakan dari garasi dan meninggalkan rumah, biar sajalah, paling dia menumpahkan kemarahannya sambil jalan ke luar. Daripada dia tetap di sini, yang ada kami akan terus berteriak dan berdebat. Kini aku duduk sendiri, kepalaku pusing memikirkan pertengkaran kami barusan. Apa yang harus kulakukan, apa mama harus kuberitahu bahwa Mba Lisa sudah tahu hubungan kami. Ah, jangan, biar saja, tak perlu menambah beban pikiran mama. Terserah sajalah, aku yakin Mbakku tidak akan menanyakan hal ini ke mama, karena pada dasarnya Mbakku juga menyayangi dan mau mama bahagia, terlebih setelah perceraian. Mungkin saat ini Mba Lisa belum bisa memahami alasan yang melandasi hubungan kami, mungkin Mba Lisa hanya melihat dari segi seks dan birahinya saja, memang hakikatnya hubungan seks yang kami lakukan untuk mendapatkan kenikmatan dan kepuasan, tapi itu harus diletakkan pada sisi terpisa, ah…sudahlah, nanti pasti dia kan mengerti. Aku paham Mbakku. Lalu aku mandi dan kemudian menghabiskan waktu siang itu dengan membaca – baca buku sekolahku, iyalah biar aku tambah pintar.

Sorenya mama pulang, menanyakan ke mana Mbakku, kubilang saja, tadi keluar mungkin ke rumah temannya. Mungkin karena aku lagi pusing memikirkan masalah tadi, aku tidak memanfaatkan ketiadaan Mba Lisa untuk menggarap mamaku. Mama masuk ke kamarnya, mungkin istirahat dan mau mandi. Sekitar jam 7 Mba Lisa pulang, wajahnya tampak biasa saja didepan mama, mengecup pipi mama dan mengucapkan salam, dan bicara seperti biasa dan tidak apa – apa. Lalu masuk kamarnta, ganti baju terus mandi. Nggak lama mama selesai memasak dan kami segera makan, namun Mba Lisa tampak dingin saja kepadaku. Kayaknya mama menangkap gelagat ini, dan menanyakan kepada kami apakah kami sedang bertengkar, namun aku dan Mbak hanya berguamam singkat bahwa kami oke – oke saja. Mamapun diam dan tidak bertanya lagi, biasalah namanya juga anak – anak, ada kalanya suka bertengkar dan diam – diaman, nanti juga baik lagi. Malamnya aku juga tidak menggarap mamaku, aku sedang kehilangan mood, jadi tidur saja. Paginya mama berangkat kerja dan aku juga segera memacu ninjaku ke sekolah….suasana antara aku dan Mba Lisa masih dingin, tapi tak apalah yang penting Mba Lisa tidak menanyakan hal ini ke mama.

Lisa kini sendirian di rumah. Duduk termenung di sofa, saat sendiri ini dia coba memikirkan dan mengolah semua hal yang terjadi antara mama dan adiknya. Mungkin saat sendiri dan tenang begini dia bisa memikirkannya dengan baik. Dia masih belum bisa menerima hal ini. Saling membahagiakan apanya…kebutuhan mama apaan, mereka bergumul dengan panasnya begitu kok, semua Cuma alasan, paling cuma memuaskan diri masing²…huh dasar, lama dia memikirkan dengan kesal saat membayangkan bagaimana wajah mama dan adiknya yang penuh kepuasan dan birahi saat malam itu, terasa agak sesak di dadanya. Tapi kemudian dia kembali memikirkan kata adiknya, dia coba kesampingkan urusan seksnya.

Memang benar setelah bercerai mama tidak pernah terlihat satu kalipun berjalan atau menjalin hubungan dengan pria manapun, semuanya dicurahkan untuk membesarkan aku dan Jhoni, untuk bekerja juga. Kalau untuk kecantikan dan menarik, Lisa pun mengakui dan juga mengagumi mamanya, mustahillah kalau ada pria yang tidak tertarik dan mencoba mendekati mamanya saat itu. Tapi nampaknya mamanya memang menolak dan tidak pernah berusaha menjalin suatu hubunganpun. Kesampingkanlah faktor ekonomi, mama sangat mapan dan sukses, jadi mustahil mamanya menanti pria yang kaya, enggaklah enggak ini nggak masuk point yang harus kupikirkan. Dilihat dari umur mama masih belum tua, masih menarik, dan juga memang sebagai Cewek normal yang matang pasti masih mempunyai gairah seks yang tinggi, dari sini sudah jelas, bukan masalah kecantikan atau mama merasa dirinya sudah tidak menarik.

Lisa segera meluruskan duduknya, benar juga, si brengsek Jhoni ternyata bisa memahami hal tersebut, duh kenapa juga aku ini nggak bisa melihatnya, mungkin karena aku jarang di rumah ini. Lama Lisa terdiam, mencoba menyimpulkan dari sudut pandang lain. Si Jhoni sih nggak bisa bohong, pasti dia melakukan ini karena memang mama cantik dan seksi, terang saja dia bisa nafsu…eit tunggu dulu waktu itu kan dia bilang memang dia tergoda dan terobsesi sama mama…Lisa kembali mencoba mengingat, lalu ia ingat sebuah artikel ilmiah yang pernah dibacanya, bahwa anak laki memang memiliki kecenderungan yang tinggi untuk mengagumi, mengidolakan dan juga berimajinasi akan ibunya. Pada satu sisi mungkin akan menjadi obsesi. Juga kan memang terbukti dengan adanya yang namanya sindrom Oedipus Compleks.

Apalagi Jhoni dan juga aku memang sayang sekali sama mama. Ditambah usia Jhoni memang sedang memasuki usia remaja yangrasa ingn tahunya tentang seks dan Cewek amat tinggi. Mama yang cantik dan seksi tersebut pasti menjadi obsesinya. Apalagi memang lebih banyak hanya ada dia dan mama di rumah ini. Menarik juga melihat ini dari sudut pandang ilmiah pikir Lisa .

Kemudian faktor mama, benar dari alasan yang kupikirkan tadi, nampaknya mama memang tajut untuk menjalin hubungan dengan pria lain, mungkin mama takut sakit hati dan kecewa, oh bodoh banget aku nggak menyadari mama yang memendam luka hatinya. Akhirnya semua faktor itu bertemu dan menjadi satu, Dari sisi Jhoni memang terobsesi dengan mama dan Jhoni yang juga sedang dalam kondisi seks remajanya yang lagi tinggi-tingginya, dari sisi mama yang masih mempunyai rasa takut dan kecewa tapi juga masih memendam hasrat seks yang tinggi pula, saling bertemu, dan mama merasa aman dan nyaman. Kalau kuingat ekspresi mama yang bahagia saat kulihat malam itu yah memang benar. Walau mungkin orang menilai salah, tapi sebaliknya bagi mereka berdua hal itu tidak menjadi masalah, karena keduanya saling membutuhkan dan melengkapi, bagi mereka tidak ada pihak yang dirugikan, seks memang untuk dinikmati dan mencapai kenikmatan, walau alasan seks Jhoni dan alasan seks mama berbeda namun saat berpadu akan klop, karena mama dan Jhoni saling membutuhkan, saling melengkapi, juga melakukannya karena mereka berdua merasa bahagia dan nyaman, makanya terasa menggelora dan indah bagi mereka berdua.

Lisa pun tersenyum, nampaknya kini dia bisa berdamai dengan pikirannya dan mulai bisa menerima kondisi yang ada secara logis. Kini ia sudah membulatkan pikiran dan hatinya untuk menerima dan memahami hubungan yang terjadi antara mama dan Jhoni . Lisa menyayangi keduanya, dan mau mereka bahagia. Hmmm dasar si Jhoni ternyata dia nggak asal ngomong ya, salahku juga saat itu emosi, mungkin terlalu kaget dan terlalu melihat hal ini dari sisi pandang umum tanpa mencoba memahami alasan Jhoni dan mama. Nanti aku perlu minta maaf sama si Jhoni . Sekarang sudah beres masalah ini….lalu Lisa tersenyum nakal, tapi sekarang saatnya aku memikirkan bagian tubuh si Jhoni yang menarik itu, susah dilupakan sejak aku melihatnya, gimana rasanya Memekku bila disodok perMbaasnya yang besar itu…….

Siangnya Jhoni pulang, didapati rumah sepi, namun mobil ada di garasi, lalu ia melihat ke kamar Mbaknya, nampak Mbaknya sedang tidur pulas, Wooowww…Mbaknya tidur memakai baju tidur santai yang tipis, nampak Kutang dan CelanaDalem yang membayang jelas di baliknya. Sudah biasa Jhoni melihat mama dan Mbaknya mengenakan baju tidur atau daster tipis dan mini. Dasar Mba Lisa, asal banget sih. Lalu ia berjalan ke kamarnya, ganti baju, dan ke kamar mandi bersih². Sesaat ia menuju ke meja makan, dilihat ada spagheti di sana, dan selembar kertas bertuliskan Makan Yang Banyak Yah..Adikku Sayang, Hmmm pasti Mba Lisa, mungkin ia sudah nggak marah tapi masih sungkan bicara. Mudah² ia sudah mengerti. Ia pun segera melahapnya. Kelar makan Jhoni pun menyalakan TV dan menonton acara musik. Dia sengaja tidak mau membangunkan Mbaknya, mungkin Mbak capek. Sejam kemudian terdengar suara Mbaknya memanggil dari kamar.

Jhoni pun segera mematikan TV dan masuk ke kamar Mbaknya, dilihatnya Mba Lisa sedang duduk di tempat tidur, lalu menyuruhku duduk di sampingnya. Tonjolan tetek besar yang montok yang terbungkus Kutang nya terpampang jelas di balik baju tidur tipis. Samar terlihat putingnya.
Jhon kamu sudah pulang ? Sini sebentar dong, Mba Lisa mau ngomong penting sama kamu.
Iya Mba sudah pulang dari tadi, makasih ya sudah dimasakin, mau ngomong apa ?
Tentang masalah kemarin…, deg Jhoni agak menegang, siap mendengar Mbaknya.
Memang kenapa Mba ? Mau marah lagi ?
Duh kamu…dengar dulu dong Mbak bicara…
Iya…iya…silahkan Mbak bicara
Mbak sudah berpikir, memang awalnya Mbak kaget dan shock, mungkin karena dalam keadaan marah dan emosi, Mbak tidak bisa menerima penjelasan kamu, namun setelah agak tenang Mbak bisa memikirkan semuanya satu persatu. Alasan kamu bisa Mbak terima dan pahami. Mbak melihat hal ini juga dari segi kebahagiaan mama, memang Mbak harus akui mama memang kini nampak jauh berbahagia dan lebih ceria wajahnya. Jadi teruskanlah saja hubungan itu…Mbak akan bersikap seakan tidak tahu saja di depan mama. Maafkan Mbak kemarin emosi dan marah sama kamu.
Mba Lisa lalu mendekat dan mencium pipiku, kemudian kembali duduk. Aku yang dari tadi diam mendengarkan, terus terang rada terkejut dengan cepatnya Mba Lisa memahami hal ini, dan tidak bisa memikirkan banyak hal lagi, segera menjawab..
Jhoni juga minta maaf kemarin marah juga ke Mbak. Mba, makasih yah Mbak sudah memahami, sungguh Jhoni dan mama bahagia dengan hubungan yang sedang kami lakukan ini. Kalau kagak ada lagi yang mau dibicarakan, Jhoni mau nonton TV lagi yah…
Hei..siapa bilang sudah selesai, Mbak bilang Mbak setuju dan memahami, tapi Mbak belum kelar menyampaikan semuanya. Mba Lisa mulai lagi kembali ke gaya bawel bin ceriwisnya.
Lho masih ada lagi, apaan sih ?
Seperti kata Mbak, untuk permasalahan sudah beres, dipahami dan dimengerti oleh Mbak, tapi ada bagian tubuhku yang belum beres….itu jadi syarat mutlak dariku biar semua beres
Nggak ngerti aku, sudah ngomong yang jelas saja deh…sok misterius amat sih Mbak..!
Oke…Mbak kasih tahu ya, Memek Mbak belum beres nih….jadi kamu juga harus bikin Mbak dan Memeknya bahagia dan puas seperti yang kamu lakukan ke mama…ayo entotin aku !
Apa…!!!!!! kaget benar aku mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Mbakku
Nggak…nggak…No Way Mba. Lagian kenapa harus begitu syaratnya ?
Hei dasar bandit cilik, apa kamu pikir Mbak kagak kepikiran melihat Kontol kamu yang besar dan panjang itu. Biar gimanapun aku Cewek, pasti terangsang melihat panasnya pergumulan kalian semalam. Kalau mama saja sampai merasa nikmat begitu, Mbak juga mau dong…!!!
Tapi itu kan lain…lagian mana mungkin..aku…aku .?? suaraku terbata – bata.
Sama mama saja kamu bisa, kenapa denganku tidak Jhon…??
Eng…eng…anu…aa…ya pokoknya nggak bisa Mba. Mama lain sama Mbak..
Lain apanya, mama punya tetek besar juga punya Memek yang bisa dimasuki, aku juga sama kan..
Apa Mbak kurang menarik buat kamu dibanding mama,Jhon…???

Mba Lisa lalu berdiri dan melepas baju tidurnya secara perlahan dengan gerakan sangat erotis. Kini berdiri dengan posisi sangat mengundang, hanya mengenakan Kutang dan Celana Dalem yang ketat saja. Teteknya yang juga besar serasa sesak dalam Kutang berendanya, Nampak samar puting susunya, lalu kulihat Celana Dalem nya, nampak tebal sekali, dari sela – sela terlihat beberapa helai rambut kemaluan menyembul keluar dari pinggiran Celana Dalem nya. Glek…aku meneguk ludahku, Kontol ku spontan mengeras. Wah bablas deh….kalau ceritanya sudah kayak gini, apa boleh buat. Aku kan lelaki normal, di depanku berdiri seorang Cewek cantik dengan tubuh montok dan menggiurkan, walau sulit namun aku sudah mencoba semaksimal mungkin menolaknya, tapi dia terus menantang dan meminta untuk di Entot, nggak lucu banget kalau aku mundur. Well, Que Sera – Sera, yang harus terjadi terjadilah….nggak bisa mundur lagi…nggak bisa nolak lagi…

Segera saja aku kutarik Mba Lisa ke arahku, kududukkan ke pangkuanku, mula² aku mencium ringan bibirnya, tanganku dengan lincah meremas² teteknya yang masih dibalut Kutang, rasanya agak lebih keras dari tetek mama, namun sama² enak diremas kok. Sesekali tanganku menyusup ke balik KUTANGnya, memilin² puting susunya yang besar dan tegang. Tanganku yang satu lagi mulai menari² mengelus permukaan Celana dalem nya, terasa penuh dan tebal. Kuusap² wilayah pangkal pahanya, ketika tanganku masuk ke dalam celana dalam nya terasa rambut kemaluan yang lebat pula…wah sesuai seleraku, dan ketika jariku menyentuh Memeknya, kurasakan tonjolan yang agak besar…ho..ho itil Mba Lisa rupanya berukuran agak besar dan terletak agak keluar, segera saja kumainkan itil tersebut dengan jariku, ciuman Mba Lisa pun mulai memanas.

Tangan Mba Lisa pun tak tinggal diam mengurut² Kontol ku yang masih ada di balik celana, cukup lama kami berposisi seperti ini, Memek Mba Lisa sudah terasa basah. Lalu kusuruh Mba Lisa berdiri menghadapku, kulepaskan Kutangnya, nampak indah sekali tetek besarnya menggelantung, Di tengahnya terdapat puting susu yang besar dan keras berwarna kemerahan dikelilingi lingkaran kecoklatan yang rada luas di sekelilingnya. Aku terpaku terpesona, lalu tanganku membuka Celana Dalam nya, alamak…lebatnya jembut kemaluan Mba Lisa, namun yang mempesona adalah beda dengan rambut kemaluan mama yang berwarna hitam pekat, rambut kemaluan Mba Lisa berwarna hitam agak kecoklatan kontras dengan belahan Memeknya yang berwarna merah jambu, kulihat itilnya memang agak besar dan menonjol keluar, bakalan enak untuk dimainin sama kidahku. Aku diam beberapa saat mengagumi keindahan tubuh Mba Lisa .

Kurasakan Kontol ku sudah keras sekali, sesak banget di balik celana, meronta minta dibebaskan, segera saja kubuka kaosku dan celanaku, Swiiinggg…Kontol kupun mengacung dengan perkasa dan anggun, klihat mata Mba Lisa terbelalak melihatnya dan menelan ludahnya, segera saja kutarik tangannya dan kubaringkan tubuhnya di tempat tidur. Sebelum memulainya aku menanyakannya sebentar..

Mba Lisa …ummm maaf ya, tapi Mbak sudah pernah begituan sebelumnya ? Tanyaku canggung.
Aduh Jhon…Jhon, kalau aku belum pernah, mana berani aku nantangin kamu dan Kontol mu itu. Ada² saja kamu, oh iya kamu nanti nggak usah takut, keluarin saja di dalam, aku minum pil KB secara rutin kok.
Tidak terlalu kaget sebenarnya aku, mengetahui Mba Lisa sudah tidak Perawan lagi, dengan siapa yah dia melakukannya….Hoi..hoi stop dong mikirnya, situasi enak begini kok masih mikir terus…ayo balik lagi ke rejeki yang sudah pasrah di depanmu.

Aku segera memulai permainan ini, Mba Lisa terlntang dengan pasrahnya, kali ini aku mulai dari wilayah Memeknya, karena aku penasaran banget sama itil Mba Lisa yang menojol besar itu. Mula – mula kuciumi perutnya, lalu menjilati rambut kemaluannya yang berwarna agak kecoklatan, tak lama aku arahkan mulut dan lidahku ke bawah sedikit, terdiam sebentar menatap keindahan Memek Mba Lisa yang tebal dan kemerahan, kusapukan lidahku dengan rakus pada permukaan Memeknya, kusodok² lubang Memeknya dengan ujung lidahku, puas, aku mulai menuju itilnya yang membuatku penasaran, kali ini kumainkan dulu dengan menjepit dan mengelus²nya dengan jari telunjuk dan jempolku, nampak badannya bergetar penuh kenikmatan, lidahku mulai beraksi, kujilat ke kiri kanan, atas bawah, sekali² kugigit dengan lembut dan penuh rasa gemas, kuemut² perlahan dengan mulutku, nampak sekali Mba Lisa merasa serrrr – serrrr an saat itilnya kumainkan, sengaja aku lama bermain dengan itilnya, karena terus terang saja aku menyuka bentuknya yang menonjol keluar dan besar itu, amat pas dan enak dimainkan oleh lidahku….Tidak berapa lama, Memek Mba Lisa tampak basah sekali dan desahan serta geliat badannya semakin liar, nampaknya orgsmenya sudah dekat, kupercepat jilatan lidahku pada iilnya, dan dengan satu desahan nikmat yang sangat erotis terdengar, Mba Lisa merayakan orgasme perdananya dari diriku. Terasa hangat dan agak asin di mulutku.

Akupun segera menaikkan badanku, kali ini aku lahap tetek besarnya yang montok itu dengan buas, lidahku dengan professionalnya memainkan puting susunya, tangan Mba Lisa pun kini tidak mau tinggal diam, ia mulai meraih Kontol ku,diremas – remas lebut sambil dikocok – kocok, ugh…lembut sekali tangan Mba Lisa . Makin ganas saja aku melumat teteknya.
Jhon….sabar dikit dong, jangan nafsu gitu ah, aku kewalahan nih.
Habis tubuh Mbak amatlah berbahaya…bagi jiwa dan Kontol ku, terlalu nafsuin.
Huh…dasar, sempat – sempatnya merayu, sini dekatin Kontol kamu.
Tanpa pakai lama segera kudekatkan Kontol ku ke arah mulutnya, Mba Lisa diam sejenak, mengagumi sepenuh hati, lalu lidahnya mulai bergerak, mula – mula hanya menjilati secara perlahan kepala Kontol ku, tangannya mengelus dan meremas lembut biji Pelir ku. Lalu lidahnya makin bergerak cepat menjilat batng Kontol ku, memainkan dan menggelitik titik – titik sensitif di Kontol ku dengan lidahnya, perlahan tapi pasti mulutnya mulai mengulum Kontol ku, dihisap dan diemut – emutnya. Memang kalau aku bandingkan, untuk urusan Oral, mama lebih hebat, Mba Lisa masih kalah jam terbang, aku tidak mau bilang tidak ahli, tapi kalah jam terbang, karena kalau jam terbangnya sudah tinggi, pasti bisa seenak Oralnya mama.

Namun permainan lidah Mba Lisa jauh lebih enak dari mama, lidahnya bergerak terus tanpa henti, dan benar² benar mampu menggelitik Kontol ku dengan nikmat. Aku hanya mampu mendesah dan meremas² rambutnya saja. Lidahnya menyapu seluru Kontol ku dengan sangat agresif. Matanya terus menatap mataku saat melakukan oral, membuat makin nafsu saja pada diriku. Tidak berapa lama Mba Lisa sudah nggak tahan untuk merasakan Memeknya dimasuki sama Kontol ku. Dia segera memposisikan pinggulnya di atas Kontol ku wajahnya menghadap ke arahku yang sedang berbaring. Perlahan² diturunkan pinggulnya, lubang Memeknya dia lebarkan dengan menariknya sedikit dengan jari²nya, kepala Kontol kupun mulai memasuki lubangnya, agak sulit sedikit, karena lubangnya masih agak sempit, setelah berusaha dengan telaten, Kontol ku mulai masuk, pelan tapi pasti, kulihat badannya agak bergetar saat akhirnya Kontol ku benar² sudah masuk seluruhnya ke dalam lubang Memeknya.

Tidak langsung ia goyangkan, ia diamkan dulu, sepertinya ingin membiasakan diri dahulu, lalu perlahan Kakinya yang dalam posisi jongkok mulai ia lebarkan dan Mba Lisa mulai menaik turunkan pinggulnya, memompa Kontol ku dengan irama yang konstan. Lubang Memeknya masih terasa agak sempit, mungkin karena belum terlalu sering digunakan dan jga belum pernah melahirkan. Aku yang terbaringpun benar – benar menikmati pemandangan saat Memeknya memompa Kontol ku dengan jelas. Teteknya bergoyang²dengan sangat merangsang, aku naikkan sedikit kepalaku, dan Mba Lisa pun paham, dia condongkan badannya ke arahku, segera saja aku lumat tetek dan putingnya dengan mulutku, Goyangan Mba Lisa makin cepat. Satu hal yang pasti Memek Mba Lisa memang terasa lebih dan mudah becek daripada Memek mama, namun itu justru makin menambah kenikmatan Kontol ku, yang bisa bergerak dengan leluasa dan bebas dalam lubangnya yang agak sempit.

Mungkin semua itu karena pengaruh itilnya yang menonjol keluar, jadi setiap kali Kontol bergerak keluar masuk, otomatis itil itu akan ikut tergesek dan terelus oleh batang dan kepala Kontol, tentu saja rasa geli – geli enak akan lebih sering dinikmati Mba Lisa, yang akhirnya membuat Memeknya jadi cepat basah karena frewkensi kenikmatan yang besar yang diterima itilnya ( Sok tahu dikitlah si Jhoni ). Aku benar – benar senang dengan keputusan Mba Lisa mengajakku bersetubuh dengannya. Lumayan lama Mbaa Lisa bergoyang di atas Kontol ku, akhirnya aku memutuskan untuk gantian, kini aku yang pegang kendali.
Mba, sudahan dong, ganti posisi.
Yah Jhon lagi enak nih, itil Mbak lagi nikmat.
Nggak ah…ganti gaya deh, jangan takut itil Mbak akan merasa kenikmatan yang sama.
Yah sudah kalau beg…begitu.
Mba Lisa pun segera menghentikan goyangannya dan mencabut Kontol ku dari lubang Memeknya. Aku segera bangkit, membelakangi Mba Lisa, kusuruh Mbak nungging, namun tanganya kusuruh memegang kepala ranjang. Belahan Memeknya terlihat merah mengundang, langsung saja kusodok Memeknya dari belakang. Kupompa Kontol ku dengan semangat tinggi, sesekali Mba Lisa ikut menggoyangkan pantatnya mengimbangi sodokanku, tanganku meremas tetek besarnya yang menggantung, sesekali kuremas dengan gemas pantatnya. Kusodok Mba Lisa dengan kuat sehingga saat Kontol ku amblas sampai dalam, perutku menempel di belahan pantatnya.
Oh.Yeaahh…Ooooh….Jangan berhenti Jhon…
Ughhhhh……Enaaaakk.
Memek Mbak benar – benar kammmuuu hajar niihhhh.
Nikmati saja Mba.
Posisi nungging Mba Lisa benar² membuat Kontol ku keenakan, rasanya amat lancar memompa lubang Memeknya, Tangankupun mulai nakal, memainkan lubang pantat Mba Lisa, kutusuk – tusukan jariku ke lubang pantatnya, dan Mba Lisa makin kencang saja mendesah. Desahan Mba Lisa itu benar – benar seksi dan amat merangsang nafsuku. Mba Lisa benar² pasrah kedua lobangnya dimainkan oleh aku. Nafas Mba Lisa makin memburu, dan kulihat tubuhnya mulai agak mengejang, benar saja tak lama berselang Mbakku mengalami orgasme lagi. Aku segera mencabut Kontol ku, segera Mba Lisa kutarik perlahan dan kusuruh berbaring, sekarang aku hajar Memeknya dengan posisi biasa, aku di atas.

Terasa Kontol ku membelai itilnya setiap kali bergerak, aku makin bernafsu, kali ini aku pompa Kontol ku secepatnya, tanpa mempedulikan Mba Lisa yang berteriak – teriak karena terlalu merasa nikmat dengan Kontol ku. Kontol ku terasa berdenyut denyut, nampaknya sudah mau muntah, maka segera saja kutindih Mbakku dan kupeluk dengan amat kuat, seiringan pompaan terakhir, Croot…crooooot….crot, Kontol ku memuncratkan sperma yang cukup banyak ke seluruh liang Memek Mba Lisa, Mba Lisa agak bergetar saat spermaku menyemprot kuat dalam dinding – dinding Memeknya. Aku terkulai lemas, diam sesaat menikmati rasa enak ini. Mba Lisa pun membelai – belai punggungku yang sedang menindihnya. Lama kami terdiam dalam posisi ini, lalu aku segeri menggulingkan tubuhku, berbaring sejajar dengannya. Mba Lisa menoleh ke arahku dan tersenyum…
Pantas saja mama tidak menolak dan doyan kamu Entot-in Jhon, gila sampai lemas aku karena puas dan nikmat disodok sama Kontol kamu.
Aku juga sama Mba…
Kamu jauh lebih hebat dan lebih tahan daripada pacarku…sampai rontok rasanya badanku.
Makanya Mbak harus lebih giat lagi melatih pacar Mbak…
Ah…ngeledek saja kamu.
Ngomong – ngomong Mbak sering ya NgentOt sama pacar Mbak..
Mau tahu ajaaa deh kamu. Tapi biar deh Mbak kasih tahu ke kamu, Mbak pacaran dengan Indra sejak kelas 2 SMA dan tetap awet sampai sekarang, mulai dari pertama kali melakukan sampai sekarang dengan dia saja. Pertama kali melakukan karena kami memang sama – sama menginginkannya, tidak ada keterpaksaan. Jadi bisa dibilang nakal dan pengalamanku semuanya kulakukan bareng dia walau tidak terlalu sering.
Tapi sekarang tambah pengalaman ya sama aku Mba..hehehe.
Dasar anak bandel, kamu sendiri mana pacarnya Jhon…???
Wah belum tahu deh Mba, aku belum merasa perlu sih, kan aku sudah ada pacar yaitu mama. Apalagi sekarang aku punya pacar lagi yaitu Mba Lisa, aku makin nggak merasa perlu deh cari pacar yang lain.
Duuhhh kamu ini…..serius dikit dong, kamu tahu nggak Mbak percya kamu tuh nggak bakalan kesulitan cari pacar, wajah kamu oke, badan kamu bagus, ditambah sekarang Mbak jyga baru tahu, kamu juga pintar…
Pintar apaan Mba…???
Pintar bikin perempuan puasssss….
Kamipun tertawa dengan candaan kami. Aku masih tidak percaya bahwa aku baru saja menyetubuhi Mba Lisa, setelah masalah yang terjadi saat Mbak marah mengetahui hubungan yang kulakukan dengan mama, rasanya tidak akan pernah terpikir olehku kemungkinan Mbak malah minta aku setubuhi. Dia yang minta lho bukan aku. Ah Cewek kadang memang aneh, bisa marah, tapi tetap punya penasaran juga melihat Kontol yang besar. Lalu Mba Lisa mulai bicara kembali….

Jhon, Mbak senang dengan keputusan Mbak meminta kamu NgentOt sama Mbak, kamu boleh melakukannya lagi, Mbak akan dengan senang hati meladeni kamu, kamu hanya tinggal bilang saja.
Tapi ini menjadi rahasia kita berdua ya, mama jangan sampai tahu, bukan apa – apa, kita tidak boleh merusak kebahagiaan mama Jhon. Biarkan mama menikmati kebahagiannya, aku takut mama akan marah dan kecewa kalau sampai mama tahu bahwa kita juga punya hubungan.
Iyalah Mba, tenang saja, aku tidak akan bilang, lagian kalau mama marah, aku yang rugi dong, bisa – bisa kehilangan Memek mama yang enak..
Deh ni anak, dasar pemikirannya kagak jauh dari Memek….!
Lumayan lama kami berbaring dan berbicara sambil bergurau dengan cerianya. Tak lama Mba Lisa bangun dan menuju meja riasnya terus membuka lemari bajunya, aku hanya memperhatikan saja punggungnya yang sedang berjalan, tidak melihat apa yang dia lakukan, tak lama dia kembali, di tangannya dia membawa baby oil dan selimut kain yang panjang, belum paham aku maunya, lalu ia berdiri di pinggir ranjang dan tersenyum dengan amat nakalnya dan berkata…
Masih ada waktu banyak sebelum mama pulang, ronde berikutnya bisa segera dimulai adikku sayang?
Tentu saja, aku pun kembali bergairah. Mba Lisa naik ke atas ranjang, melebarkan selimut di atas ranjang, ukurannya cukup besar, dia bilang buat tatakan. Dia segera membuka baby oil dan menuangkan isinya sedikit demi sedikit ke…teteknya yang besar dan montok itu, lalu tangannya mengusap dan meremas tetek yang kini nampak berkilau dan seksi dalam balutan licinnya baby oil.

Aku masih melihat saja, menikmati adegan yang sedang Mbakku lakukan, Dia mainkan teteknya yang kini amat licin sehingga sering melejit lejit nakal saat tangannya memainkannya. Ughhh…Kontol ku jadi keras seketika, tanpa diminta ku segera berpartisipasi ikut bermain dengan teteknya. Enak rasanya memegang tetek besarnya yang licin, walau kita remas kuat, tak perlu khawatir Mba Lisa merasa sakit, karena tetek itu akan melejit liar kalau kita remas kuat, kumainkan juga putingnya, kupilin dengan jariku, namun fokusku tetap meremas dan memijit tetek Mba Lisa . Mba Lisa menikmati sekali sentuhan tanganku pada teteknya, kepalanya agak menengadah ke atas dan mulutnya mendesah.

Sebenarnya aku mau mulai menjepitkan Kontol ku di antara teteknya itu, namun Mbakku ini nampaknya masih mau aku bermain² dengan tubuh montoknya, ia pun segera membalikkan badannya, tengkurap dan menyuruhku meminyaki punggung dan pantatnya. Kumulai dari punggungnya, kubelai dan kuusap dengan lembut, memijatnya, Mbak nampak rileks dan nyaman, Lalu aku menuju ke arah pantatnya, kuremas² pantatnya yang licin karena minyak itu, gemas sekali aku sama pantatnya yang seksi itu, jariku bergantian mengelus belahan Memeknya dan area sekitar lubang pantatnya, hanya mengelus saja, untuk memberikan rasa nyaman. Lama aku mengusap dan meremas² daerah pantatnya, lalu Mba Lisa kusuruh berbalik, kutuang baby oil ke wilayah Memeknya, kuusap selangkangannya, mengelus bagian luar Memeknya dengan jarinya, lalu memainkan rambut kemaluannya.

Rambut kemaluannya yang lebat kini nampak tebal menggumpal karena baby oil. Sungguh pemandangan yang terasa erotis. Setelah itu kembali aku naik ke arah dadanya, kuusapi lengannya, daerah sekitar keteknya yang ditumbuhi bulu ketek yang sedikit dan jarang, lalu kembali memijat – mijat teteknya dengan gerakan tangan melingkar, putingnya yang merah agak kecoklatan mengacung, mengkilat karena minyak. Puas dengan semua aku segera memposisikan diri agar bisa meletakkan Kontol ku gtepat di tengah tetek besar tersebut.
Jhon, gaya apa lagi nih…?
Lho, Mbak memang belum pernah seperti ini..istilahnya sih Titfish ? tanyaku agak heran
Belum pernah…
Wah bego amat pacar Mbak nggak mau memanfaatkan tetek sebesar dan semontok ini..
Habis dia nggak pernah minta gaya begini sih. Memang enak Jhon..???
Enak banget Mba, rasain saja sendiri ya, nanti Mbak praktekin juga sama pacar Mbak. Dijamin nanti dia mau lagi deh. Sekarang Mbak dekap pinggiran tetek Mbak yang kuat, biar bisa mencengkram Kontol ku…

Lalu aku segera memaju mundurkan pantatku, rasa nikmat yang kurasakan sangat terasa karena tetek Mba Lisa yang sudah licin berminyak itu membuat gerakan Kontol ku menjadi lancar dan membuat kepala Kontol ku terasa geli² enak setiap bergesakkan. Sesekali aku mendongakkan kepalaku ke atas sambil mendesah. Mba Lisa pun nampaknya mulai merasakan enaknya gaya ini, sepertinya teteknya merasa nyaman dengan sodokan Kontol ku, lidahnya beraksi menjilat kepala Kontol ku saat gerakanku maju ke depan, sesekali aku berhenti agar ia bisa memainkan dan mengulum ujung Kontol ku. Kedua puting susunya terus aku mainkan, kupilin – pilin sehingga makin terasa mengeras dan membesar secara maksimal. Nikmat sekali melakukan gaya ini dengan tetek besar yang sudah diminyaki baby oil. Namun aku tidak mau mengalami klimaks di sini. Segera saja aku memberi tanda bahwa aku bLisa at berhenti dan mengganti gaya…namun Mba Lisa sudah berbicara duluan..

Jhon sodok aku dari pantat ya..
Boleh saja, memang Mbak senang main belakang ya…??
Dulu sebelum aku melepas keperawanan ku, biasanya aku hanya memperbolehkan pacarku memasuki lubang pantatku saja.
Hebat…ternyata Mbak nakal juga yah…, ya sudah Mbak tetap berbaring saja deh.
Mba Lisa menyempatkan mengulum Kontol ku dulu sebentar, lalu mengolesinya dengan baby oil, tak ketinggalan ia siramkan baby oil ke daerah lubang pantatnya. Aku segera memiringkan sedikit posisi badan Mba Lisa, Kakinya kuangkat satu ke atas dan kutempelkan di dadaku dengan kedua tanganku mengapit Kaki tersebut. Aku segera mengarahkan Kontol ku ke lubang pantatnya, Mba Lisa sudah siap dengan melebarkannya dengan jarinya, karena sudah biasa dan juga sudah licin dengan baby oil, mudah saja Kontol ku menerobos lubang pantatnya.

Mba Lisa nampak agak mengernyit merem melek, akupun segera memulai pompaanku, sempit dan enak rasanya, kupompakan Kontol ku dengan ritme agak pelan, sementara jari Mba Lisa mulai beraksi memainkan itilnya sendiri, membuat nafsuku makin bertambah, Pompaanku mulai kupercepat karena lubang pantatnya kurasakan kini mulai melebar dan makin memperlancar gerakanku. Desah nafas dan erangan Mba Lisa mulai terdengar. Kulihat ke arah wajahnya, matanya merem melek dan dari bibirnya kerap terdengar desahan nikmat yang erotis, nampaknya Mba Lisa merasa sedang di melayang layanh. Jarinya makin cepat memainkan itil nya….Hmm, aku tak pernah membayangkan kalau ternyata Mbakku juga panas dalam urusan seks.
Jhon…Oughhh…Kontol kamu sama enaknya di lubang Memek atau pantattt…!!
Sama, Mba Lisa jugaa…
Aaahhh..Ssshhh…Oohhh….terussss Jhon…
Nggak perlu disuruhhh kok Mba..

Aku makin semangat saja, namun aku sempatkan sebentar menyodok Memeknya sesaat, lalu kembali berkonstrasi menyodok lubang pantatnya…Permainan kami kali ini sudah berlangsung cukup lama, tubuh kami mulai berkeringat, namun tidak mengurangi gairah kami, aku kini memompakan Kontol ku dengan cepat dan bertenaga, Mba Lisa pun mendesah semakin kuat, pinggulnya bergetar setiap Kontol ku menyodok ke dalam lubang pantatnya. Itil Mba Lisa terlihat semakin besar saja di mataku, makin asik dilihat karena jari Mba Lisa memainkannya dengan terampil. Pinggul Mba Lisa kurasakan mulai terangkat sedikit, dan badannya mulai agak mengejang, dan seiring desahan yang kuat Mba Lisa mendapatkan orgasme, Memek Mba Lisa terlihat makin memerah karena lama dimainkan. Sodokan dan goyanganku kini kulakukan secara maksimal, akupun mulai merasakan denyut denyut nikmat di Kontol ku, dan menyemburlah cairan spermaku membasahi lubang pantat Mba Lisa .

Segera aku terdiam sesaat sambil tetap memegang Kaki Mba Lisa yang menempel di dadaku. Lalu aku segera mencabut Kontol ku dan berbaring di sampingnya. Setelah lama terdiam aku memulai percakapan.
Mba, jujur saja aku tidak pernah bermimpi atau bLisa at bisa melakukan hal ini sama Mbak, bukan karena Mbak tidak menarik, aku mungkin sulit menjelaskan, namun yang pasti aku tidak pernah bermimpi kalau akhirnya akan seperti ini.
Mbak juga sama Jhon, mungkin memang sudah jalannya seperti ini. Sedikit aneh dan tidak terduga.
Betul Mba, makasih ya Mba.
Aku juga makasih Jhon. Nampaknya liburan kali ini benar – benar bagus dan menyehatkan jasmaniku. Pokoknya selama aku masih di sini kamu harus terus mengservis aku dengan Kontol mu itu ya adikku sayang.
Waduhhh…bisa – bisa gempor Kakiku harus meladeni Mbak dan mama yang sama – sama doyan. Mana Mbak liburannya masih 3 minggu lagi…duh lembur terus deh…
Aku bisa kompromi kok Jhon, jatahku dari kamu pulang sekolah sampai mama pulang. Saat malam aku mau kamu melayani dan membahagiakan mama.
Kamipun lalu berciuman dengan hangat dan mesra, lalu aku membantu Mbak merapikan ranjangnya kembali, dan bersiap menyambut mama pulang. Saat makan malam mama menyadari aku dan Mbak sudah akrab kembali dan mengatakan bahwa ia senang karena kami sudah rukun dan tidak marahan lagi. Malamnya aku bisa dengan bebas dan tidak perlu khawatir untuk memuaskan mamaku.

Lihat Juga :  Cerita Ngentot 2017 Libido Sex Pijit Plus Plus

*****
Selama 3 hari semua berlangsung begitu, siang jatah Mbak, malam mama, namun setelah itu aku mulai keluar dari jadwal itu, malamnya aku bolos dari mama dan malah kembali menggarap Mbakku, mama tidak curiga karena dia pikir karena ada Mbak jadi aku berhati², sementara pada Mbak kubilang sengaja tidak ke kamar mama, aku harus membuat mama berpikir bahwa aku juga berhati – hati saat ada Mbak di rumah. Pada akhirnya untuk hari – hari selanjutnya memang aku tetap,elakukan dengan mamaku, namun frewkensi saat malam hari mulai bertambah ke kamar Mbak.

Yah kalau mau jujur semua kulakukan mungkin karena aku baru – baru ini saja melakukan hubungan seks dengan Mbakku jadi wajar saja masih penasaran sama tubuh Mbak. Akhirnya aku merasa tidak nyaman dengan situasi ini, juga karena aku tidak enak berbohong sama mama. Aku bilang ke Mbak, bahwa aku akan berterus terang ke mama, tentu saja Mbak menolak niatku, tapi aku jelaskan juga ke Mbak bahwa aku tidak nyaman berbohong ke mama. Ke depannya aku akan terus merasa nyaman karena menyembunyikan rahasia ke mama. Setelah berargumen aku berhail meyakinkan Mbak bahwa aku bisa mengatasi situasi ini. Mbak menyerahkan sepenuhnya ke aku untuk bicara ke mama dan memilih untuk menginap satu malam di rumah Tante Ani, adik mamaku agar aku bisa bicara dengan bebas ke mama. Maka malam itu di ruang keluarga, aku siapkan mentalku untuk menjelaskan hal ini ke mama.

Tentu saja tidak mudah membicarakan hal ini ke mama, mama benar – benar marah dan tidak mengerti mengapa aku harus melakukan hubungan seks juga dengan Mbak. Kemarahan mama paling besar karena aku dan Mbak juga melakukan hubungan seks Bagi mama kalau Mbak akhirnya mengetahui hubungan kami, dan Mbak marah dan tidak terima itu sudah resiko, dan mama akan meminta maaf, memberi penjelasan dan alasannya serta meminta pengertian Mbak.

Akhirnya dengan susah payah kuminta mama tenang dan diam dulu, aku sudah dengarkan kemarahan mama, jadi kini biar aku mulai menjelaskan semuanya dari awal ke mama biar mama paham. Aku bilang apa yang akan kujelaskan dapat mama cek kebenarannya ke Mbak. Kujelaskan ke mama, memang saat akhirnya melihat yang terjadi malam itu, Mbak marah dan tidak terima, lalu aku bertengkar dengannya dan saling beradu argumen, mempertahankan pendapat kami masing², makanya kami sempat saling diam – diaman satu sama lain. Kuterangkan ke mama semuanya yang aku dan Mbak ucapkan saat pertengkaran itu terjadi. Tentang bagaimana upayaku menerangkan alasan juga memohon pengertiannya, juga tentang bagaimana akhirnya Mbak akhirnya menerima dan mau mengerti. Sampai sini aku berhenti dan menunggu reaksi mama.
Mama terdiam sejenak, nampak berpikir, kemarahan agak berkurang dari wajahnya, lalu mama bilang dia berterima kasih karena aku dengan segala daya upayaku bisa menerangkan dan membuat Mbakku bisa mengerti dn menerima hubungan kami.

Namun mama menyesali karena kami terlalu ceroboh hingga Mbakku bisa melihat saat kami berhubungan seks di malam itu. Mama lalu terdiam sejenak dan kembali teringat akan kemarahan utamanya, wajahnya mulai menegang dan mengulangi pertanyaannya : Kenapa kamu harus melakukan hubungan seks dengan Mbak ? Kenapa kamu harus merusak masa depan Mbakku ? Apa dengan mama saja kamu tidak puas ? Kembali aku minta mama tenang dan mendengar lanjutan keteranganku. Kujelaskan ke mama memang akhirnya Mba Lisa memang bisa memahami dan menerima semua yang terjadi, namun dengan tambahan satu syarat, Mba Lisa juga minta untuk disetubuhi olehku.

Kulihat mama nampak terperangah saat mendengar hal itu, lalu aku lanjutkan bahwa saat itu aku menolak dan mama harus percaya hal itu. Aku memang benar² menolaknya. Aku kembali melanjutkan keteranganku, kukatakan ke mama tentu saja sebagai lelaki wajarlah aku juga terangsang melihat keseksian Mbakku, kalau tidak aku tidak normalkan. Sebelum aku melakukan hubungan seks dengan Mba Lisa, aku terus terang ke mama bahwa kadang nafsuku suka naik melihat keseksian Mba Lisa, namun tidak pernah dan memang aku selalu mampu menahan diri.

Kenapa akhirnya aku melakukannya juga ? karena saat itu situasinya lain, ada faktor Mba Lisa mengetahui hubungan aku dan mama, pertengkaran, akhirnya ada pengertian, dan syarat darinya ditambah rangsangan yang Mba Lisa lakukan tentu saja aku sbagai lelaki tidak kuasa menolaknya. Sampai sini kuhentikan kembali keteranganku. Mama nampak mulai memahami situasi saat itu.

Aku mulai lagi penjelasanku, aku katakan saat aku melakukan hal itu dengan Mba Lisa, Mba Lisa juga sudah tidak Perawan dan meminumpil KB secara rutin. Sekilas kulihat kekecewaan di wajah mama saat mengetahui kondisi Mba Lisa yang sudah tidak Perawan lagi. Lalu aku jelaskan bahwa aku dan Mbak tetap melakukan hubungan seks sesudahnya, karena selain kami saling menyayangi, juga tidak munafik kami menikmatinya. Kujelaskan juga percuma mama melarang, aku dan Mbak pasti akan tetap melakukannya.

Hal ini baru akan berhenti bila kami telah memiliki pasangan atau memang merasa sudah saatnya berhenti, kalau dipaksa berhenti percuma, saat ini aku dan Mba Lisa sedang dalam tahap awal, baru mulai, jadi sedang panas – panasnya, masih penasaran dan ingin lebih lagi. Sama seperti saat awal hubungan antara aku dan mama, sulit berhenti. Lalu aku jelaskan hal yang terpenting pada mama : Kejujuran dan Perasaanku. Aku bilang ke mama, bisa saja aku dan Mbak menyembunyikan hubungan ini, resikonya mungkin suatu hari kelak mama kemungkinan juga bisa memergoki kami. Mba Lisa juga sama tidak mau mama tahu, karena tidak mau merusak kebahagiaan mama, namun akulah yang memaksanya untuk jujur sama mama.

Kulihat mama agak bingung dengan penjelasanku, katanya kenapa ? Bukannya kalau kamu tidak bilang justru mama tidak akan tahu hubunganku dengan Mba Lisa . Aku katakan ke mama, ini masalah hati ma, aku selalu menganggap mama sebagai orang yang special dan kusayangi dalam hidupku, aku akan merasa tersiksa dan tidak nyaman selamanya kalau menyembunyikan hal seperti ini dari mama. Hatiku tidak mau aku membohongi mama, aku belum bisa menghentikan hubunganku dengan Mba Lisa, namun aku juga tidak mau membohongi mama. Sekilas kulihat nampak wajah mama berseri mendengar penjelasan akhirku, sekilas namun dapat kulihat. Kubilang penjelasanku sudah jelas dan selesai. Lama mama terdiam, akupun diam juga, membiarkan mama berpikir. Akhirnya mama berbicara..

Terimakasih kamu sudah mau jujur dan terbuka sama mama. Satu sisi diri mama masih belum bisa membuat keputusan dan asih bingung dengan situasi ini, tapi satu sisi yang lain mama merasa bangga karena kamu punya keberanian menjelaskan semuanya ke mama. Mama yakin kamu sangat menyayangi mama, karena kalau kamu tidak sayang, mana mungkin kamu akan merasa tersiksa dan tidak nyaman hatinya, kamu merasa seperti itu karena kamu sayang dan tidak mau mengkhianati mama, untuk masalah yang itu mama sudah paham dan mengerti.
Jhoni lega karena bisa jujur sama mama. Jhoni mau hubungan Jhoni sama mama didasari kejujuran juga ma.
Kamu benar² mulai menjadi lelaki sejati Jhoni ku tersayang.
Terimakasih ma.
Biarkan mama sendiri malam ini ya, mama perlu tenang untuk berpikir lebih jauh Jhon.
Baik ma.

Akupun mencium pipi mamaku, membiarkan dia sendiri untuk tenang memahami dan memikirkan semuanya. Aku berjalan ke arah kamarku, tidak ada seks malam ini, tapi biarlah, aku dan mama juga sedang dalam tahap baru dalam hubungan kami. Tahap di mana hubungan kami akan berkembang ke arah yang lebih baik, lebih matang dengan bisa jujur dan mampu mengatasi permasalahan yang ada. Tidak lama kudengar mama masuk ke kamarnya. Akupun akhirnya tertidur, lelap dan nyaman.

Besok paginya hari minggu, mama dan aku libur. Sudah kam 8 pagi dan mama masih di kamarnya, tak berapa lama Mba Lisa pulang. Setelah masuk ke kamarnya untuk ganti baju, ia menghampiriku yang sedang menonton TV. Dia menanyakan semuanya, aku terangkan yang terjadi semalam, dan kini aku dan Mba Lisa hanya perlu membiarkan mama tenang untuk berpikir. Kami pun lalu menonton TV dan membicarakan hal – hal lainnya. Menjelang siang mama keluar dan memanggil kami. Aku matikan TV, dan bersama Mbak menghampiri mama yang sudah duduk di ruang keluarga. Mama menunggu kami duduk, lalu memulai pembicaraan.

Terus terang mama memang terkejut mendengar apa yang Jhoni ungkapkan semalam. Semalaman mama tidak tidur memikirkannya. Kini mama akan coba membicarakannya dengan kalian. Pertama mama ingin minta maaf karena mama dan Jhoni mempunyai hubungan yang kami rahasiakan dan akhirnya kamu ketahui. Mama juga berterimakasih akhirnya kamu mau mengerti dan menerimanya.
Ma, mama tidak perlu minta maaf. Lisa sudah menerima penjelasannya dari Jhoni, jadi singkatnya Lisa mengerti dan mau mama bahagia.

Kamu memang sayang mama Lisa . Mama lanjutkan ya…mama kembali ke kamu Lisa, kamu dengar saja dulu ya…terus terang sebenarnya ada kekecewaan saat mama tahu kamu sudah tidak Perawan lagi, orangtua manapun mau yang terbaik untuk anaknya kan? Tapi mama mencoba berpikir secara jLisa h, kamu adalah kamu, apa yang menjadi hak pribadi kamu adalah kehendak kamu. Mama hanya bisa memberikan nasehat atau wejangan, namun mama tidak bisa 24 jam selamanya memantau kegiatan kamu. Jadi mama bisa memahami hal itu, dan cukup lega mengetahui kamu melakukan hal itu pertamakali bukan dengan paksaan atau terpaksa tapi dengan pasangan yang kamu percayai.. Untuk selanjutnya mama hanya minta kamu bisa bertanggung jawab atas segala resiko dan konsekwensinya. Mama diam sejenak, menarik nafas lalu melanjutkan pembicaraannya….

Untuk kalian berdua, mama kaget dan tidak pernah berpikir sedikitpun bahwa akhirnya kalian berdua melakukan hubungan seks. Berat menerima kenyataan itu. Namun mama berpikir secara logis, juga setelah mendengar penjelasan Jhoni, hal ini mamapun tidak bisa larang. Semua sudah terjadi, kalian melakukannya juga tanpa paksaan, jadi mama hanya bisa bilang silahkan kalian lakukan selama memang kalian berdua masih menginginkannya, namun berhentilah melakukannya bila di kemudian hari salah satu dari kalian memang bLisa at berhenti. Juga jaga rahasia ini sebaik mungkin, apa yang terjadi antara Mama dan Jhoni yang ketahuan Lisa, harus jadi pelajaran untuk berhati².
Mama juga tidak akan memonopoli Jhoni, Jhoni bebas menentukan kapan dan dengan siapa ia inginmelakukannya, bila sedang ingin dengan mama, silahkan, bila sedang ingin dengan Lisa, mama tidak akan egois, kamu juga harus bersikap yang adil ya Lisa, jangan memaksa Jhoni . Lebih baik begini tidak ada yang perlu disembunyikan. Mama rasa itu saja, mama harap apa yang mama putuskan ini bisa memuaskan semua pihak.

Secara spontan aku segera berdiri dan menghampiri mama, kukecup pipinya dan memeluknya sambil mengucapkan terimakasih atas semuanya dan telah berlaku adil. Mba Lisa pun menghampiri mama, memeluk dan mengecup pipinya. Lama kami bertiga berpelukan, dalam kehangatan satu keluarga, kini semua sudah jelas dan tidak ada yang pelu disembunyikan. Lalu mama menyuruh kami mandi dan siap² makan di luar.

Kini aku dapat melakukannya dengan nyaman, tanpa perlu terikat waktu, sekarang dengan mama atau sekarang dengan Mba Lisa . Kalau aku sedang sama mama, Mba Lisa paham, begitu sebaliknya. Karena Mba Lisa hanya pulang ke rumah pada saat² tertentu, maka kalau ada Mba Lisa di rumah, maka aku lebih banyak melakukan dengan Mba Lisa, mama juga menganggap hal ini wajar, karena biar bagaimanapun saat Mba Lisa sedang masa kuliah, mama memiliki aku setiap waktu.

Kalau ada pembaca yang bertanya, apa pernah kami main bertiga, aku akan jawab tidak. Kalau dari aku, tentu mau dong, Mba Lisa juga pasti bisa kuyakinkan, tapi kurasa mama tidak akan nyaman melakukan nya bertiga dengan anak perempuannya, jadi antara aku, mama dan Mba Lisa tidak pernah melakukan bertiga sekaligus.

Tamat

Cerita Sex Pengalaman Nikmat dengan Tante Rina

$
0
0

Cerita Sex Pengalaman Nikmat dengan Tante Rina – Kejadian ini berawal saat ane baru pulang diklat dari Jakarta, jadi ane ada waktu libur 3 hari sebelum masuk kantor dan melakukan pelengkapan berkas administrasi (karena ane baru d terima masuk kerja). Ane mempunyai hobby maen game online sob, pada saat ane pulang k rumah sekitar jam 1 malam, ane berpapasan dengan tante Rina yang mau keluar rumah. Tante Rina ini sudah punya 2 anak sob, dan dia sudah bercerai sama suaminya. Saat ane membuka pintu gerbang tante Rina menegur ane.

“kapan sampe dari Jakarta kamu Rock?”. Tanya tante Rina.
“Baru tadi siang tante”. “Tante mau kemana ni malam2 kek gini sendirian?”.
“Tante tiba2 aja lapar, tapi ga ada makanan d rumah”. Jawab tante Rina.
“Oh…Rocky ikut ya tante, kebetulan Rocky belum makan juga ni”.
“Boleh, tapi kita naik motor kamu aja ya, biar ga repot”. Sambung tante Rina.
Apanya yg repot kalau kami naik motor masing2 kataku dalam hati. “ok la tante” sambungku. Tante Rinapun memasukkan kembali sepada motornya kedalan garasi rumahnya, dan akhirnya kamipun pergi mencari makan malam d daerah jalan pandu.

Sesampainya disana tante Rina memesan sepiring nasi goring dan aku memesan martabak india. Sambil menunggu makan d antarkan k meja kami, kamipun ngobrol2. Tante Rina menanyaiku mengenai pengalamanku saat mengikuti diklat d Jakarta. Akhirnya kami berhenti ngobrol setelah makanan pesanan kami diantarkan k meja kami. Selesai makan kami melanjutkan obrolan kami, sampai tiba2 tante Rina menanyakan apakah aku sudah punya pacar.

“ngomong2 kamu da punya pacar belum Rock?”.
“belum tante, emang kenapa rupanya tante?”
“Ah, masa cowo seganteng kamu ga ada cewe yg naksir, apalagi kamu sekarangkan sudah kerja rock”.
“Tante ini terlalu melebih-lebihkan saja”. Kataku menjawab pertanyaan tante Rina.
Sesaat kami diam sambil menikmati es jus kami masing2. Aku pun membuka pembicaraan lagi.
“Btw tante ga ada niat untuk merried lagi?”.
“kalau itu sih tante belum tau juga Rock, biarlah itu diatur sama yg diatas”.
“wah, sayang juga ya tante”.
“sayang apanya?”
“eh, ngga kok tante, maksudku tantekan masi masi muda dan masi cantik lagi, masa ga ada niat untuk menikah lagi”.

Tante Rina tidak menjawab pertanyaanku, melainkan balik bertanya sama aku.
‘eh rocky, kamu selama ini da pernah pacaran atau belum sih?”
“udah dong tante” jawabku.
“sudah kamu apakan saja cewemu itu?’
“ya biasa la tante, emangnya kenapa tan?” tanyaku untuk memancing tante Rina ngobrol kerah yg berbau sex.

“berarti kamu sudah ga perjaka lagi dong?’ Tanya tante rina.
“kalau itu aku ga bisa jawab tan, tapi kalau tante mau ngcek pastinya masi perjaka atau tidak, ya boleh2 aja”. Tante rinapun tersenyum nakal k arahku.
“benar ya nnti tante cek sepulang dari sini d rumah tante”. Sambung tante rina sambil tersenyum.
Kamipun ngobrol sampai jam 2 malam dan akhirnya kami pulang.

Saat d jalan aku merasa kalau posisi duduk tante rina berbeda, duduknya agak d rapatkan sehingga nenenya menempel d punggungku. Karena aku tidak merasa terganggangu dengan hal tersebut maka ku biarkan saja tante Rina berbuat semaunya saat kami dalam perjalan pulang. Kami tidak banyak berbicara dalm perjalan menuju rumah. Dan setibanya d depan gerbang rumah tante rina kami pun berpisah. Saat aku membuka gerbang rumahku aku secara spontan mengatakan sama tante Rina “tan, ga jadi d cek ni?’
“kalau kamu mau sini kerumah tante sekarang”. Kata tante rina sambil tersenyum.
Aku pun langsung memasukkan motorku kerumahku dan langsung menuju rumah tante rina.

Kondisi rumah tante rina hanya d tempati 4 orang yaitu 2 anaknya dan 1 pembantunya. Kedua orangtua tante rina sudah tiada dan itu merupakan rumah peninggalan orangtua tante rina. Karena tante rina paling kecil dan saudaranya yg lain sudah pada mapan maka rumah tersebut d berikan kepada tante rina untuk dia tempati bersama k2 anaknya. Setelah masuk kerumah tante rina aku langsung d ajak menuju kamarnya, kedua anaknya dan pembantunya sudah tidur.

Setelah masuk d kamar tante rina tante aku di suruh menunggu d t4 tidur dan tante rina masuk k kamar mandi yg ada d dalam kamarnya untuk mencuci mukanya yg terkena abu saat kami naik motor tadi. Sekeluarnya dari kamar mandi tante rina langsung menuju k arah aku dan beerkata “ sudah siap ni rock?”. “siap dong tante” kataku sambil melihat dada tante rina yg padat.
Tante rina langsung menarik retsleting ku dan membuka kancing celanaku, setelah terbuka dia langsung menurunkan celana dalamku sehingga keluarlah tongkol ku dari sarangnya. “wow..besar kali ******mu rock, kalau yg kek gini sudah pasti sering masuk k sarangnya ini”. Kata tante rina sambil memasukkannya kedalam mulutnya. “terserah tante mau bilang apa deh, yg pasti tante boleh apain aja aku malam ini” kataku k tante rina.

Tante rinapun melahap ******ku dengan rakusnya, sepertinya dia memang sudah lama tidak mendapatkan hal seperti ini, maklum tante rina itu macan (mama2 cantik) janda pulak lagi. Akupun melepaskan celana dan bajuku sampai terlepas semua sambil tante rina menghisap ******ku. setelah itu akupun melepaskan baju dan celana tante rina juga hingga sekarang kami ber2 sudah dalam keadaan telanjang bulat.

Teteknya tante rina ternyata masih padat dan menggantung aku pun sangat nafsu melihat teteknya. Itu masih teteknya aja sob belum lagi memeknya. Memeknya tante rina putih, ga ada hitam2nya, bulunya ga ada, pokoknya barang baguslah tante rina ini. Sambil menghisap-hisap ******ku akupun menusuk-nusukkan jariku kedalam memek tante rina, tentu saja saat jariku masuk k memeknya tante rina mengeluarkan suara2 mendesah. Selesai mengulum ******ku, tante rinapun menciumi leherku sampai k bibirku. Kamipun berciuman sambil bermain lidah dan tanganku tetap menusuk-nusuk memeknya.

Setelah itu tante rina berkata “sekarang giliran kamu Rock”. Akupun tau maksud tante rina, kalau dia menyuruhku untuk menjilati memeknya yang putih itu. Aku pun langsung menyapu memeknya dengan lidahku sambil dua jariku melebarkan memeknya agar bagian dalamnya dapat terlihat jelas. Memeknya tante rina ternyata harum , mungkin karena pakai pembersih memek. Saat ku masukkan lidahku diantara dinding memeknya tante rina mengeluarkan suara mendesah sambil mengigit bibir bawahnya. Akupun mengerti kalau di bagian situ lah yg bisa membuat tante rina menggelinjang. Aku pun membercepat kocokkan jariku dan jilatan di memeknya. Tante rina yg semakin terangsang berusaha meraih ******ku dan mengocok-kocokkannya.

Setelah kurasa cukup pemanasan yg kuberikan kepada tante rina akupun mengambil inisiatip untuk langsung me******* tante rina. Sebelum ******ku kumasukkan kedalam memeknya, kusuruh dulu dia menghisap ******ku sebentar agar ada cairannya dan itu bisa membuat ******ku lancar menerobos pepek tante rina.
Akupun mengarahkan kepala ******ku kebibir pepeknya tante rina, sebelum kumasukkan kugesek-gesekkan terlebih dahulu ******ku sambil memukul-mukulnya d bibir pepek tante rina. Tante rina pun merasa sangat terangsang dan tak sabar untuk segera dikentot olehku. Akhirnya tante rina meraih ******ku dengan tangannya dan mengarahkannya kebibir memeknya karena memang dia sudah tidak sabar lagi.

Aku langsung menekan ******ku ke pepeknya secara perlahan dan akhirnya semua batang ******ku sudah amblas d telan pepek tante rina. Astaga kataku dalam hati, bagimana bisa perempuan yg sudah mempunya 2 anak memiliki pepek selegit ini. Akupun mengatakan kepada tante rina “ tan,pepek tante kok bisa seret kek gini, kayak masi anak gadis aja tante ini”. Tante rina pun tak menjawab, dia hanya tersenyum nikmat sambil menggerakkan pantatnya naik turun mengikuti goyongan ******ku.

“Ahhhhhhhhh……….******llllllllmu besar kali rocky, kentoti tante sepuasmu malam ini” desah tante rina.
“pepek tante juga rasanya legit kok, kayak BOLU MERANTI” sambungku sambil mencium bibir tante rina yg terlihat seksi.

Kamipun berganti gaya, sekarang tante rina sudah berada d atasku, diapun memegang batang ******ku dan mengarahkan ke bagian tengah pepeknya. Blessssssss, kandas sudah ******ku d dalam pepek tante rina yg sempit itu. tante rina pun bergerak naik turun diatas ******ku sambil mengeluarkan kata-kata yg aneh2. Aku pun tak mau kalah dengan tante rina, ******ku ku goyang naik turun mengikuti irama goyangan tante rina. Tiba tante rina seperti menegang dan ada cairan hangat yg terasa menyiram ******ku, itu pertanda kalau tante rina sudah mencapai puncaknya. Akupun membalikkan badan tante rina, hingga sekarang dia terlentang d depanku. Kakinya ku naikkan satu k pundakku dan kaki yg satu lagi lebarkan, sehingga ******ku dapat dengan mudah masuk k pepeknya. Tante rinapun mendesah lagi saat dalam posisi ini kumasukkan ******ku k pepeknya.

“ahhhhhhhh,,,,Rocky kamu memang hebatttt, ******mu lain dari yg lain” kata tante rina sambil mendesah. Akupun mempercepat sodokkanku k pepek tante rina. Sambil menyodk pepek tante rina aku mencium bibir tante rina dan berbisik d telinganya “tan mau d crot d dalam atau d luar ini?”. “ diluar aja rock, soalnya pengaman tante sudah tante lepas semenjak tante bercerai dulu” bisik tante rina setengah nafas. Setelah itu aku pun mulai mengatur tempo sodokkan, kalau aku rasa sudah mau nembak maka kuhentikan sodokan kepepek tante rina dan aku pun berpura-pura mencium bibir tante rina atau menciumi teteknya.

Tante rina sepertinya senang dengan cara bermainnku seperti itu. saat ku rasa mani sudah mau keluar kehentikkan lagi sodokkan ku ke pepek tante rina, aku mencut ****** ku dari pepeknya dan menjilati pepeknya supanya sodokkan berikutnya lebih licin. Saat ku jilati pepeknya tante rina mendesah “udah rock ga usah d gantung2 lagi abis ini ya, tante dam au keluar lagi ini”. Aku pun memasukkan lagi ******ku k pepeknya setelah sebelumnya kuludahi pepeknya supaya licin. Sodokkanku kali ini kupercepat sesuai request dari tante rina, tak lama setelah itu aku kembali merasakan ada cairan hangat yg keluar dari dalam pepek tante rina menyiram ******ku, akupun mempercepat goyanganku dan akhirnya maniku mau keluar, akupun mencabut ******ku dari pepeknya, tante rina pun langsung mengcok-ngocokkan ******ku sambil menghisapnya, dan akhirnya keluarlah mani yg d tumpahkan semuanya d teteknya. Kami pun terkulai lemas d tempat tidur tante rina sampai pagi.

Pagi harinya tante rina menyuruhku untuk tetap berada d kamar sampai anaknya pergi sekolah dan pembantunya pergi k pasar untuk berbelanja. Saat pembantunya pergi akupun langsung mengenakan pakaianku dan sarapan bareng tante rina. Saat sarapan kami bertukar no.hp untuk memudahkan tante rina menghubungi aku kalau dia sedang horni. Selesai makan aku pun pulang kerumahku setelah terlebih dahulu melihat keadaan sekitar, takut kalau ada tetangga yg lain memperhatikan, bisa menjadi isu yg ga mengenakkan buat tante rina nntinya. Akupun kembali k rumahku pukul 9 pagi, keadaan rumahku pada saat itu kosong, kedua orangtua ku pergi kerja. Maka akupun mengsms tante rina membritahu kalau rumahku kosong, tante rinapun langsung membalas sms dari aku “tunggu ya rock, nnti kalau pembantu tante sudah pulang dari pasar tante langsung k rumah kamu”.

Setelah ku tunggu kurang lebih 30mnt akhirnya ada yg mengetuk pintu rumahku, dan benar yg mengetuk itu adalah tante rina. Akupun mempersilahkan tante rina masuk. “ tan lain kali jgn dari depan ya, ntr kalau ada tetangga lain yg liatin bisa curiga dia, kalau bisa besok2 langsung kesamping aja ya tan masuk dari pintu belakang biar aman” kataku kepada tante rina memberi penjelasan. “okela rock, demi keamanan kita bersama” sambung tante rina. Kami pun ******* lagi d rumahku sampai jam setengah dua belas siang, karena anak tante rina yg paling sudah pulang jam 12 kurang. Kali ini kami ngetot tidak terlalu panas seperti malam kemaren. Kami hanya banyak melakukan ciuman di bibir kayak anak SMA yg baru belajar pacaran.

Tapi aku menikmatinya, goyangan ******kupun tidak segesit pada saat semalam, mungkin karena stamina sudah terkuras pada malam itu. kami ******* d sofa ruang tengah, gaya yg kami peragakan pada siang itu hanya gaya duduk, aku duduk sambil bersandar dan tante rina ku pangku menghadap k aku sambil kuciumi teteknya. Kami nyaris tidak melakukan goyangan tapi ******ku tetap berada d dalam pepeknya tante rina, hanya ciuman ganas yg kami lakukan. Akupun meminta ijin k tante rina untuk memasukan ******ku k lubang pantatnya, dia pun mengijinkannya. Pertamanya memang susah, akupun meludahi lubang pantat tante rina dan menyodoknya dengan jariku.

Setelah lubang pantat tante rina sudah mulai mengembang akupun mulai memangku kembali tante rina dan perlahan tante rina menurunkan pantantnya agar ******ku masuk k lobang pantatnya. Bleeessssss, masuklah semua batang ******ku k lobang anus tante rina, pertamanya terasa sakit seperti mau patah, maka kukeluarkan lagi ******ku dari pantat tante rina. “sakit ah tante, kek mau patah ******ku rasanya” kataku sama tante rina. “kan kamu tadi yg mau nyodok pantat tante, tante sih ok2 aja”. Kata tante rina. Akupun kembali memangku tante rina, tapi kali ini ******ku ku masukkan k pepeknya lagi. Setelah masuk semua batang ******ku k dalam pepenya, kamipun berciuman kembali sambil mengoyangkan perlahan ******ku. sampai akhirnya maniku mau keluar dan aku pun mengatakannya kepada tante rina, tante rina lantas berdiri dan mengocok ******ku sambil d hisapnya dan muncratlah air maniku. Kali ini tante rina menembakkan maniku d dalam mulutnya dan menelan semua air maniku. Setelah itu d bersihkannya ******ku dari semua cariran maniku.

Selesai ******* kamipun mengenakan pakaian kami kembali dan ngobrol sebentar.
“rock nnti malam kalau kamu merasa fit kita ******* lagi d rumah tante mau ga?”
“kalau aku sih mau2 aja tante, yg penting tante senang” jawabku.
“Ywd nnti malam tante sms kamu ya”.
“ ok deh tante, terserah tante saja la”.

Setelah kejadian itu aku dan tante rina jadi sering *******. Pernah saat anaknya yg paling kecil ada acara jalan2 k brastagi, maka anaknya yg paling besar d suruh ikut dan pembantunyapun ikut untuk menjaga anaknya. Kebetulan hari itu sabtu jadi aku ga masuk kerja dan kedua orangtua ku pergi ke pesta. Aku dan tante rinapun ******* sepuasnya drumahnya, sebelumnya terlebih daluhu aku minum obat kuat yg ku beli dari apotik untuk menambah stamina dan agar lama nembak.

Begitulah kisah *******ku sama tante rina yg tinggal d sebelah rumahku. Kejadian itu kami lakukan berulang selama kurang lebih satu tahun sampai akhirnya tante rina bekerja d salah satu perusahan kontraktor rekan dari saudaranya. Mulai saat itu tante rina mulai sibuk dengan pekerjaannya dan kami mulai jarang *******. Sebenarnya tante rina bukan menghindar tapi mungkin karena kecapekkan bekerja 1 harian,jadi nafsunya berkurang. Sampai sekarang ini tante rina belum menikah lagi dan tidak pernah ada laki2 datang kerumahnya untuk ngapel pada saat malam minggu. Jadi aku menyimpulkan bahwa tante rina tidak ada niat utuk menikah lagi. Kegiatan *******ku sama tante rina sudah mulai berkurang semenjak dia bekerja dan akupun tidak mempermasalahkannya. Tapi sampai sekarang ini kami masi melakukan hubungan walau tidak sesering dulu saat tante rina belum bekerja.

Lihat Juga :  Cerita Sex Peselingkuhan dengan Ayah Tiri

—TAMAT—


TANTE LAGI SANGE BANGET

$
0
0

TANTE LAGI SANGE BANGET – Jean, adik perempuan mamanya, tiba di rumah Sabtu pagi. “Hallo Sweety,” dia berkata. Rick tidak marah, ini memang nama julukan yang dia berikan ketika Rick dilahirkan. Tantenya berpikir bahwa nama julukan tersebut sangat cute Mereka sangat dekat melebihi hubungan keponakan dan tante, dengan gayanya berpikir seperti anak muda, dia bisa menyesuaikan diri untuk dapat lebih memperhatikannya Rick.

“Hallo Jean,” mamanya dan ia berkata bersamaan. “Ada apa?” mamanya menambahkan.
“Tidakkah kalian berdua ingat? Kalian berjanji untuk membantuku untuk memindahkan beberapa mebel dari gudang di tanah pertanian kakek? Apakah kamu juga lupa Terri?”
“Oh, aku benar-benar lupa sama sekali, tetapi tidak jadi soal sebab semua sudah di tata di balik kamar tidur.” Dia beralih ke putra nya. “Dapatkah kamu menolong Rick?”
“Yah,” Rick berkata. “Aku tidak mempunyai rencana apapun hari ini. Tod keluar kota dan Jeff sedang sakit, jadi aku tidak masalah”
Seperti apa yang dikatakan oleh Rick, banyak pekerjaan yang harus dilakukan, memuat tempat tidur, peti dan kotak-kotak dari rumah tantenya lalu memuatnya ke dalam pickup. Akhirnya setelah dua jam mereka adalah siap untuk pergi. Rick menutup muatan, karena kelihatannya mau hujan dan bahkan mereka harus memindahkan beberapa kotak-kotak di dalam kabin truck untuk memberikan tempat duduk buat Jean.
“Kamu sepertinya terpaksa duduk di pangkuan Rick,” Jean berkata kepada Terri, “Disini tidak ada cukup tempat untuk duduk.”
“Apa tidak masalah Rick?” mamanya berkata.
“Well, Selama berat mama tidak ada satu ton, dan membebani salah satu sisi dari truk,” Rick berkata sambil tertawa.
Walaupun mamanya telah berusia 36 tahun, tetapi tubuhnya masih seperti anak-anak SMU, dengan tubuhnya yang masih kencang dan seksi, buah dadanya yang masih membulat sempurna, dan puting susunya yang mungil, serta pantatnya yang padat berisi. Tetapi mama tidak pernah menyombongkan keseksian yang dimilikinya.
Ia mulai memanjat ke dalam dan menempatkan duduk di pangkuan anaknya.
Mama hanya mengenakan sebuah pakaian musim panas yang tipis dan Rick dapat melihat, mamanya hanya memakai sebuah celana dalam kecil bergaris dan kutang di bawah pakaian luarnya. Rick merasakan panas dari tubuh nya mengalir ke batang penisnya. Rick kembali memusatkan pikiran pada jalan di depannya. Jean mulai bergerak meninggalkan tempat semula, dan tak lama kemudian mereka sudah ada di jalan utama menuju ke kebun, dua puluh mil jauhnya.
Jalan tersebut sedang diperbaiki, lebih dari 5 mil, dan truck tersebut mulai berguncang dan begoyang karena melewati gundukan-gundukan tanah di jalanan yang belum terselesaikan.
Jean dan mamanya mengobrol tentang hal-hal yang berbau wanita, membiarkan Rick dengan lamunannya sendiri. Pada suatu saat Rick menyadari kalau goncangan itu mulai mempengaruhi, pantat mamanya terasa menggesek-gesek hangat di selakangannya, tanpa sadar penisnya mulai berereksi. Ia merasakan panas dingin ketika penisnya bereaksi. Rick mencoba untuk mengalihkan pikirannya dengan hal-hal lain, tetapi semakin banyak ia mencoba memikirkan hal-hal lain, semakin banyak ia merasakan ereksinya. Secara berangsur-angsur, penisnya menjadi lebih lebih keras dan berereksi penuh, padahal mamanya sedang berada di pangkuannya. Gesekan-gesekan pantat mamanya menjadikan penisnya semakin kaku seperti besi baja. Ia bisa merasakan celah diantara kaki-kaki miliknya mamanya, dan akhirnya, dia dapat merasakan belahan vagina mamanya dibalik celana dalam itu.
Tidak mungkin kalau mamanya belum merasakan keganjilan pada penis Rick, tetapi mama hanya diam dan tidak ada gerakan yang mengindikasikan dia merasakan hal itu. Memang, Terri pada mulanya mengabaikan apa yang terjadi pada penis anaknya, Lalu dengan spontan dia menyesuaikan gerakan, hingga penis anaknya berada tepat di vaginanya. Pada permulaannya, dia tidak berpikir bahwa anaknya akan dapat mangalami ereksi ketika dia duduk dipangkuannya. Terri hampir saja tertawa nyaring. Goyangan tersebut membuat celana dalamnya tersingkap, hingga tanpa sengaja vaginanya tidak terlindungi lagi oleh celana dalamnya.
Lalu suatu benturan mendadak menggesek penis Rick di belahan vaginanya.
Satu menit kemudian, berpikir tentang yang barusan terjadi, Terri mengetahui bahwa secara teknis, untuk sekejap , penis anaknya tadi sempat masuk di dalam vaginanya. Benar, walaupun hanya ujungnya saja, dan masih tertutup oleh kain celana tipis, tetapi apa bedanya dengan penis yang terbungkus kondom? Gambaran erotis itu semakin membuat vaginanya makin basah.
Sama sekali belum pernah terlintas dipikirannya untuk menjadikan anaknya sendiri sebagai pasangan seksualnya, perkawinan dengan suaminya telah membuat ia bahagia, walaupun 3 bulan yang lalu ayah Rick telah divonis oleh dokter terkena serangan Stroke, dan harus berhenti berhubungan seksual selama 6 bulan, tetapi ia sama sekali tidak keberatan.Jari-jari suaminya dan dengan bantuan vibrator telah membantu dia mengatasi nafsu birahinya.
Satu lonjakan kendaraan, membuat penis Rick kembali membelah bibir vaginanya secara perlahan, menyadarkan dia kembali. Terri berusaha untuk merapatkan kedua pantatnya, untuk menutup belahan vaginanya, tetapi tindakan itu semakin berefek kebalikannya. Mengingatkan dia bahwa penis anaknya rick, yang kini sudah berusia 18 tahun, semakin menggosok belahan bibiir vaginanya.
Terri sesaat tergoda untuk membiarkan penis anaknya memasui liang vaginanya. Sesaat dia merasakan kemarahan di dirinya sendiri, kenapa Rick seakan-akan sengaja melakukan itu. Walaupun dalam hatinya dia juga mengharapkan hal tersebut.
Semenit kemudian truck mulai berbelok memasuki lahan pertanian mereka. terri menghela nafas penuh kelegaan. Berhasil menghidari sutu perbuatan yang bisa menghancurkan kehidupan mereka kelak.
Jalan itu ternyata juga semakin buruk keadaannya. Kendaraan bergoncang ke kiri dan ke kanan menghindari beberapa lubang. Sesaat, gesekan antara kedua selakangan ibu dan anak itu membuat Rick semakin panas dingin. Walaupun belum disebut berhubungan intim, tetapi dia merasakan gesekan-gesekan tersebut hampir membuat dia ber-ejakulasi. Sesaat sebelum itu terjadi, truck ternyata sudah berhenti di lahan pertanian.
“Nah, itu dia” Jean berkata, “Tidak begitu buruk kan?”
“Aku rasa itu sempurna” mamanya berkata. Dia memutar pinggulnya lalu bergeser diatas batang penis Rick yang masih mengeras, lalu bergeser ke samping dan meloncat ke bawah. Gerakan tersebut membuat pakaiannya bagian bawah tersingkap keastas sehingga celana dalam mamanya terlihat.
“Aku rasa Rick masih berpikir tentang hal lain.” Dia berkata begitu sambil mengedipkan mata ke anaknya
Rick tidak mempercayai apa yang didengar dari bibir mamanya.
“Ah tidak, aku setuju denganmu ma, ini sangat sempurna” ia berkata.
“Bagus kalau begitu” Jean berkata. “Ayo masuk dan bertanya kepada ayah dimana barang-barang ini dimasukkan.”
“Rick” mamanya berkata, “Kenapa kamu tidak menunggu disini saja sambil membuka penutup lalu menurunkan beberapa barang?” Matanya melirik ke selakangan Rick dan kembali ke muka nya. Muka Rick kontan memerah, ketika dia menyadari betapa sulitnya menyembunyikan penisnya yang masih berereksi di dalam calana pendek itu.
“Setujui, aku akan mengurusnya” ia tersipu
Dia tersenyum dan berjalan mengelilingi truk itu untuk bergabung dengan Jean diperjalanannya menuju ke dalam rumah. Dua puluh menit kemudian, muatan itu sudah ada didalam rumah, dan mereka sudah siap untuk memulai membongkarnya. Tetapi seperti biasanya ketika mereka mengunjungi nenek, dia mendesak mereka membawa beberapa buah kalengan, sehingga mereka mendapatkan dengan tiga karton yang besar penuh. Sama seperti mereka sedang memuat barang-barang tadi, hujan mulai turun.
Kakek mengusulkan kita menaruhnya di kabin truk itu agar kotak karton tidak basah, maka seperti tadi, kotak-kotak tersebut akhirnya ditaruh tepat dipertengahan tempat duduk truk dan Terri harus berada pangkuan Rick lagi.
Belum begitu lama, di dalam perjalanan, penis Rick kembali ereksi penuh dan menggosok-gosok belahan vaginanya. Ada keraguan kecil di dirinya ketika secara tidak sengaja penis anaknya yang masih berada di dalam celana, kembali menggosok-gosok klitorisnya setiap kali truk itu bergoncang melalui jalan berlubang.
Sebenarnya, Teri tanpa sengaja menggeser posisinya hingga demikian. Kemudian meski dia bimbang jika itu tadinya semua adalah ketidak sengajaan, posisi kakinya dia tempatkan dibawah, dan dia sengaja menggerakkan pantatnya sedikit naik dan turun. Menghasilkan hilangnya keseimbangan pada pantatnya, sehingga kini dia bertumpu penuh pada penis Rick yang sedang tegak ber-ereksi, dan mulai membelah bibir vaginanya.
Perjalanan pulang terasa lebih lambat karena hujan dan berkabut. Mamanya menyesuaikan posisi pantatnya, sehingga penisnya tepat berada diantara belahan selakang mamanya penisnya kini menempel erat di vagina mamanya.
Sangat sulit dibayangkan, betapa sentakan-sentakan kecil akibat goyangan truck itu terus-menerus membuat penisnya menggosok-gosok lembut belahan vagina mamanya. Sesekali dia menyesuaikan diri dengan goncangan truck sehingga penisnya menyodok lembut belahan vagina mamanya. Kadang-kadang Rick takut ketahuan, bahwa dia dengan sengaja menodok-nyodokan penisnya sendiri di vagina mamanya. Tetapi setelah beberapa saat, Rick menyadari kalau mamanya juga sengaja menyesuaikan diri terhadap sodokan penisnya.
Pertama kalinya Rick takut kalau gerakan-gerakan tidak wajarnya akan disadari oleh mamanya, tetapi dia menyadari satu gerakan kecil mama yang mendorong pantatnya ke bawah. Sesaat Rick merasa bersalah, tetapi dengan segera ia merasakan satu dorongan kecil oleh mamanya. Ia menjawab dengan suatu daya dorong yang kuat terhadap vaginanya. ternyata mamanya juga menanggapi sentakan itu, dalam sekejab mereka sudah melakukan petting.
Beberapa kotak-kotak diantara tante dengan dia dan mamanya mencegah tantenya mengetahui apa yang mereka lakukan. Pinggul-pinggul mereka tetap memainkan irama yang sama.Rick yang pertama kali menempatkan kedua tangan di pinggul mamanya, lalu bergeser ke paha mamanya.
Terri menarik menarik nafas pendek, tetapi dia tetap meneruskan menggesek-gesekkan vaginanya di penis Rick, seakan-akan, tangannya sendiri yang sedang mengocok penis Rick. Rick mulai pelan-pelan menarik tepian rok mamanya keatas. Ia berharap dapat menyentuh celana dalam mamanya. Hampir saja Rick mencapai ejakulasi, mereka telah sampai kembali di rumahnya. Terri kembali lagi berputar di atas penis anaknya lalu turun dari truck, seperti tadi, entah sengaja atau tidak, celana dalamnya kembali terkespos di depan Rick.
Rick mengikutinya keluar dari kabin, lalu mamanya meraih salah satu diantara kotak-kotak itu dan mengangsurkannya kepada Rick.
“Ini sayang, tolong letakkan ini di dalam dapur. Senyum mamanya seakan memberi perlindungan agar penisnya yang sedang ereksi tertutup oleh kotak itu.
“Terima kasih untuk semua bantuan kalian berdua,” Jean berkata sambil tertawa.
“Hey, tidak masalah kok, kita menyukainya, sangat menyenangkan malah” Terri berkata. “Aku pikir Rick juga sangat menyukai perjalanan tadi.”
“Yah, Tante Jean, aku benar-benar menyukai pergi ke luar, ke pertanian. Itu adalah kesenangan tersendiri, maksudku lain untuk membandingkan naik truck dan naik mobil. Bergoyang-goyang seperti wahana di Disney Land!”
“Jika benar kalau naik truck tadi seperti yang ada di Disney Land,” mamanya berkata, “Aku akan senang ke sana beberapa waktu yang lalu.
“Ah, mama tahu maksudku lah, seperti uji nyali seumur hidup” Rick berkata.
“Yup, mama setuju sekali” dia berkata. Terri tahu pasti, bahwa kenyataannya itu memang benar-benar menguji nyalinya.
Rick membawa kotak di dalam dan meletakkannya di meja dapur, lalu memasuki ruang keluarga dan mengambil remote. Ia memencet tombol dua kali dan suara keras MTV langsung terdengar dari pesawat Televisinya. Ia memilih suatu kursi yang lurus, karena ia mengetahui mamanya akan marah jika ia duduk di sofa dengan celana pendek yang kotor. Terri mengikuti dia ke dalam ruangan. Dia berhenti disebelah anaknya.
“Kamu tidak keberatan jika mama kembali duduk di pangkuan?”
“Tidak, ma. Seperti aku katakan tadi kepada tante Jean, perjalanan itu adalah ujian nyali seumur hidup.”
“Dan berat badanku tidak mengganggu kan?”
“Mam, mama sungguh tidak berat, aku sanggup menahannya dan itu tidak berarti sama sekali bagiku.”
“Benarkah? berarti kamu tidak keberatan untuk sekali lagi memangku mama?”
Rick dengan cepat memandang padanya. “Aku… Aku tidak tahu…tapi sungguh tidak apa-apa.”
Terri terbelalak untuk sekejab. Ya Tuhan, apa yang sedang saya yang lakukan. Ini adalah anakku. Jika aku duduk dalam pangkuan nya, bisa menjadi tak terkendali. Tetapi hati kecilnya meyakinkan kalau dia sudah cukup tua dan bisa mengendalikannya, ini hanyalah gurauan antara mama dan anaknya. Matanya memandang Rick sebentar lalu dia menempatkan posisi di depan dari Rick, dan duduk di pangkuannya. Tetapi kaki-kakinya sekarang berada di sisi luar kaki Rick dan lebih terbuka lebar. Rick tidak percaya bahwa mamanya baru saja mengangkangi dirinya dan duduk dalam pangkuannya. dalam sekejab dia langsung ereksi. Berhadapan langsung dengan vagina mamanya, hanya dibatasi oleh secarik kain tipis celana dalam mamanya dan celananya sendiri. Sebentar kemudian, mamanya kembali melakukan gerakan yang sama, menekan-nekan penisnya, seperti di dalam truck tadi. Rick mendorong dirinya ke belakang. Membuat berpura-pura kecil mendorong penisnya ke vagina mamanya.
Mamanya kembali menggesek penis Rick dengan vaginanya. Sekarang mereka tidak berpura-pura lagi, mereka sedang melakukan petting. Rick meletakkan tangannya di paha mamanya. Mama hanya memandang dirinya tetapi tidak berkata apa-apa. Dia sedang terengah, karena sensasi yang ditimbulkan karena gesekan alat kelamin keduanya. Rick pelan-pelan mulai menyingkapkan rok mamanya menuju ke pangkal paha mamanya. Terri sedang berkonsentrasi pada penis anaknya yang keras menekan di bibir vaginanya.
Akhirnya celana dalamnya terlihat, dan pakaiannya disibakkan oleh Rick hingga pada pinggangnya. rick menurunkan tangannya dan mengelus paha mamanya dengan jari-jarinya hingga hampir menyentuh vagina mamanya. Terri membelalak, tetapi tidak berkata apapun. Pelan-pelan tangan-tangannya dinaikkan, dan dia meneguk ludah ketika mereka menjamah gundukan di celana dalamnya. Rick menggosok vagina mamanya dan membuat cairan vagiannya belepotan hingga membasahi celana dalam dan belahan paha mamanya. Jari-jarinya menelusuri ‘celah’ yang terbentuk di celana dalam itu dan yang merupakan bibir vagina mamanya, jarinya menelusur membelah ‘celah’ dari pangkal yang bawah hingga menuju ke klitoris, yang secara langsung terlihat tembus pandang karena kainnya yang basah.
Ia mempermainkan jari-jarinya di situ, dan Terri mengerang. Rick melepaskan celana dalam mamanya dengan satu tangan, ia menyelipkan lainnya di karet celana dalam yang di perut lalu menarik kebawah melalaui vagina mamanya. Terri mengangkat sedikit pantatnya ketika celana dalam melewati pantatnya dan terus meluncur hingga kelututnya. Rick mengembalikan tangan-tangannya ke vagina mamanya, Terri mengamati dengan perasaan kagum melihat putra nya menyelinapkan jari-jarinya di celah bibir vaginanya, membukanya dan pelan-pelan menyisipkan dua jari-jari nya ke dalam liang vaginanya. Dengan segera Terri mengalami orgasme, dia mengerang hebat.
“Ya Tuhan, mama orgasme di jari-jarimu. Oh Tuhan, apa yang sudah kita lakukan?”
Rick tidak menantikan satu jawaban, ia mengangkat pinggul mamanya, memaksanya sebelum mamanya sadar, Rick telah melolosi celananya sendiri, membebaskan penisnya yang besar. Dengan sedikit usaha, dia menarik keluar penisnya sendiri, dan tiba-tiba di sana di bawah Terri, berdiri sepanjang 21 cm dari daging, berambut merah dan berdenyut. Terri tidak menyadari semua tindakan yang dilakukan oleh anaknya, dia masih belum lepas dari intensitas orgasmenya, dan hampir tidak mampu berdiri, Rick memeganginya. Secara perlahan Rick menurunkan pinggul mamanya. Ketika mamanya duduk Rick memposisikan penisnya secara langsung liang basah vagina mamanya. Terri berpikir jari-jari anaknya yang menguak liang vaginanya, tetapi semakin lama liang vaginanya semakin melebar. Akhirnya Terri menyadari keadaan yang akan terjadi. Dia berteriak mencegah, “Rick, jangan! Jangan dimasukkan!”
Rick melepaskan pegangan pada pinggul mamanya. Dengan dilepaskan pegangan, maka secara otomatis pinggul mamanya turun dan penis Rick perlahan-lahan memasuki liang vaginanya.
“Ohhhh, Ohh ya Tuhan. Rick, ohh Tuhan, penismu sangat besar. Ohh kamu seharusnya tidak memasukkan penismu, aku adalah mamamu.” Terri sudah benar-benar menduduki penis Rick sepenuhnya. Vaginanya penuh sesak dipenuhi penis gemuk milik anaknya.

Lihat Juga :  Cerita Dewasa Kisah Malam Pertamaku

“Unhh,” Terri mengerang. Rick dengan segera mengangkat pinggul mamanya sedikit lalu menjatuhkannya lagi di penisnya. Menenggelamkan dalam-dalam penisnya di dalam liang vagina mamanya. Lalu lagi; kembali, dan lagi begitu seterusnya.
Beberapa saat kemudian, Terri menggerakkan dirinya sendiri mengikuti irama sodokan anaknya sendiri. Beberapa sodokan kemudian, Terri mulai menggosok-gosok klitorisnya sendiri.
“Ya Tuhan Ricky, kamu benar-benar perkasa.”
“Mam, rasanya aku akan keluar, benar-benar akan keluar maaaa…..”
Terri meletakkan kepalanya dibahu Rick. “Aku juga, sayang. Mama juga. Penismu membikin mama akan orgasme lagi. *kan di dalam vagina mama, sayang, keluarkan di dalam vagina mamamu!”
“Ohhh, Mommmmmm.” penisnya benar-benar menyemburkan cairan kental di liang vagina mamanya.
“Yah….yah…begitu sayang….*kan di dalam vagina mamamu….! Penuhi vagina mamamu….!”
“Ya Tuhan, apa yang kalian lakukan?,” Jean menjerit. “Rick, kamu benar-benar menyetubuhi mamamu sendiri!”
Terri hanya memutar punggungnya, sementara penis Ricky masih terbenam di vaginanya setelah mereka mengalami orgasme yang hebat itu. Dia memutar kepalanya melihat asal suara yang terdengar dari pintu dapur.
“Tidak benar-benar, Dik,” dia berkata. “Kita memang sedang bersetubuh, dan jika kamu berpikir kalau aku akan membiarkan penisnya keluar dari tubuhku hanya karena kamu memergoki kami, kamu salah! Kamu dapat menonton kami bersetubuh, lalu bermasturbasi dengan jari-jarimu atau kalau tidak suka, silahkan palingkan kepalamu ke arah lain!”
Terri memutar tubuhnya kembali berhadapan dengan anaknya, Rick, lalu dia mencium dengan mesra bibir anaknya itu, lidahnya meluncur masuk ke dalam mulut Rick. “Penismu masih terasa keras sayang, Setubuhi mamamu lagi! Kita selesaikan masalah ini nanti, setelah kamu menyetubuhi mamamu hingga lepas tulang belulangmu! Kecuali jika tidak mau melakukan ini lagi?”.

Tamat

Body Susan yang Menggemaskan

$
0
0

Body Susan yang Menggemaskan – Susan yang kukenal pertama ini adalah seorang gadis cantik, adik dari salah seorang temanku, usianya saat itu masih 14 th, saya mengenal dia sejak kecil, memang dari kecil dia sudah terlihat cantik, putih, berambut sebahu dengan rambut kemerahan, mata bening dan bulat, bibir yang mungil dan merekah, body yang montok dan sexy. Sifatnya yang manja, cuek namun bisa galak juga terhadap cowoq iseng.

Sejak saya pindah ke kota B saya jarang bertemu dengan dia, sampai setelah 5 tahun tiba-tiba dia meneleponku.
“Ko Andi, ini Susan, masih inget gak? San sekarang ada di B, mau kuliah sambil cari kerja”
“Oh, Susan.. gile udah gede ya sekarang udah mau kuliah ya? tinggal dimana nih?”
“San, kos di daerah C, San pengin ketemu ko Andi nih kangenn..” sambil bersuara manja.
“Oke, nanti saya mampir deh, telponnya berapa?”.
Setelah berbasa-basi sebentar saya tutup telponnya. Hm.. terbayang deh.. gadis yang sering menggoda saya pada waktu itu, hanya saya tidak mau menanggapi karena selain masih kecil juga dia adalah adik teman saya.

Dua hari setelah telepon itu, saya datang ketempat kos dia, Susan seneng banget tuh.. senyumnya sumringah.. “Ko.. (dg suara manja), kamar San kecil, jadi maklum ya berantakan, sini ko masuk duduk didalam aja..”.
Memang ukuran kamarnya lumayan sempit, tapi bersih dan cukup teratur sih..
Tiba-tiba dia nanya, “Ko.. (manja lagi dah suaranya..) koko kangen gak sih sama Susan?”.
Saya cuma senyum.., “Memangnya kenapa San?”
“Gak apa-apa sih cuma kangen aja pengin ketemu, pengin ngobrol banyak sama Koko”.

“Oh..” gumam saya sambil senyum (boleh dibilang saya termasuk grogi sama ceweq manja dan agresive).
Lalu saya ajak dia pergi makan malam, dan ngobrol sampai malam, kira-kira pk. 22.00 saya pamit pulang.
“Oke San saya pulang dulu ya, udah malam.. ”
“Iya deh Ko, besok mau datang lagi?”
“Lihat besok deh, bisa apa gak.. soalnya besok sabtu saya suka males pergi ada siaran sepakbola sih..”.
Tiba-tiba dia mendekat dan.. crup.. dia mencium pipi saya.. ops.. saya kaget juga.. sambil cengengesan dia juga senyum.. manis banget deh..

“Gak apa-apa kan San sun Koko.. abis udah kangen banget sih..”.
Saya cuma mesem aja.. gile juga nih anak agresive banget.. dalam hati sih pengin juga tuh saya sosor bibirnya yang menantang terus apalagi payudaranya makin ranum dan besar.. hm.. timbul dah pikiran ngeres.. Sejak kejadian dia mencium pipi saya, terus terang saya jadi agak kikuk karena gak menyangka dia koq jadi agresive, dan manja banget sama saya, saya jadi agak risih dan menjadi gak enak mengingat dia adalah adik teman saya dan membuat saya jadi agak sungkan untuk bertemu dia lagi, selalu ada alasan sibuk kerja, ada acara, dll apabila dia ingin bertemu dan meminta saya datang ke tempat kosnya. Sampai 3 bulan berlalu, tiba-tiba dia datang ke tempat kos ku bersama seorang cowoq,

“Hallo Ko Andi, ini Susan kenalin.. namanya Bobby..”
“Pacar nih?”, bisik ku di dekat telinga Susan..
“Temen lah.. tapi dianya sering tuh main ke kos San..”
“Trus ngapain di bawa kesini? Ntar dia cemburu loh..”
“Cemburu? Ya diputus aja.. memang San suka ama dia?”
“Gak juga.. cuma temen aja mau antar-antar San pergi, oh ya ini Ko Andi, San bawain makanan buat koko, San tahu dah kalau udah sabtu begini Ko Andi jarang keluar kos”
“Thanks San, San sendiri udah makan?”
“Udah Ko, tapi San temenin Koko makan deh..”, dia lalu ambil piring, sendok garpu dan gelas minuman diatas kulkas.
Memang kamar kos saya termasuk komplit, ada kulkas, kamar mandi dalam, TV, VCD, audio music, komputer, dll. Sementara saya makan, si Bobby menunggu di luar kamar.

“Udah deh San, sana kamu temenin dia pergi jalan-jalan lagi.. kasihan kan nunggu diluar..”
“Ach.. biarin aja Ko.. kalau mau sama Susan ya kudu nurut dong..”
Ich.. susah bener deh ngomongin ini anak.. Akhirnya setelah menunggu kira-kira 1 jam, Susan pun pamit pergi dengan Bobby. Ach..lega deh udah gak ada yang gangguin lagi.. Setelah nonton siaran langsung saya udah ngantuk berat, kira-kira pukul 23.30 saya siap tidur, lampu kamar sudah dimatikan, dan saya sudah menarik selimut, tiba-tiba pintu kamar diketok perlahan.. tok.. tok.. siapa sih malam-malam begini masih gangguin? dalam hati saya.., dengan agak malas saya buka pintu, ternyata.. Susan yang datang.. sambil senyum..

“Lho.. koq balik lagi San? tanyaku heran..”
“Mana Bobby?”
“Dia marah Ko, tadi San sama dia habis ribut.. cemburu tuh.. lalu di jalan San turun dah dan naik taxi ke sini, biar dia nyariin ke kos Mas bodo dah.., San mau nginap disini ya Ko, boleh kan?” rayunya dengan manjaa banget..
Duh.. gimana nih.. koq mau nginap? saya cuma terpaku diam saja.. bingung.. mau saya tolak kasihan, mau diantarin pulang ke kosnya udah malem males juga.

Malam itu Susan mengenakan sweater biru tua ketat dengan kragh yang menutupi lehernya, dibalut dengan jeans biru ketat yang menonjolkan lekuk tubuhnya yang sangat proporsional, ditambah payudaranya yang menonjol jelas sekali, pinggang yang ramping plus pantatnya yang ketat dan sexy, ugh.. membayang dia telanjang udah tegang anuku.

“Ko, San pinjem kaos dan celana pendek dong supaya tidurnya enak”.
Lalu saya pinjamkan kaos dan celana bola yang ada karetnya. Tiba-tiba dia membuka sweaternya.. glek.. glek.. saya menelan ludah melihat dada yang putih mulus dan terlihat dengan jelas 2 BH gundukan dada yang putih, besar dan montok dibalut dengan BH berwarna cream, lalu saya cepat-cepat melengos dan pura-pura ke kamar mandi, dari balik kunci pintu saya intip dia mulai melepaskan celana jeans dan BHnya, ugh.. tambah tegang aja nih anuku.. buset dah kaki dan pahanya mulus banget.. kaki jenjang putih, celana dalam hitam model mini. Anuku tegang terus sampai susah untuk buang air kecil.

“San, tidur deh udah malam” sahutku sambil membaringkan badan di kasur yang ada dilantai.
Susan juga mulai membaringkan badan di ranjang diatasku.
“Ko, tidur di atas aja deh.. di lantai kan dingin”
“Ach gak apa-apa San, takut kejadian macem-macem”, sahutku sambil membuang muka saya ke arah berlawanan dari ranjang dia.
Tiba-tiba dia merosotkan tubuhnya ke badanku dan langsung mencium bibirku dengan cepat sekali.. srupp.. ach.. saya kaget dan reflek melepaskan diri, namun tanpa bicara apa-apa lagi dia mulai mencium bibirku lagi kali ini lebih ganas.. bibirku dan lidahku dikulumnya dengan ganas.. ach.. anuku makin tegang.. akhirnya aku tak kuasa menahan serangan ciuman itu dan membalas dengan ganas juga, aku cium bibir bawahnya, lidahnya.. ah.. nikmat sekali ciumannya.. dia menciumku sambil memejamkan matanya.. kami berciuman cukup lama, lama-kelamaan aku semakin bernafsu, darah semakin mendidih, badan menjadi semakin panas, anuku semakin tegang apalagi buah dadanya menempel didadaku, lalu aku membalikan tubuhnya di bawahku, dan aku kembali menciumi bibirnya semakin ganas,

“Oh.. ko enak..” lenguhnya..
Lalu aku mulai menciumin lehernya yang jenjang dan mulus, kuciumi juga telinganya.. dia menggelinjang dengan geli, lalu dari leher aku mulai menciumi dadanya yang masih tetap memakai kaos, terasa sekali betapa empuk dan besar payudaranya.. kuciumi ujung putingnya yang semakin mengeras, sambil terus kuciumi putingnya, tanganku mulai merogoh kedalam kaosnya, dan menyentuh payudaranya yang telah menghangat, ah..empuk sekali dan besar.. kuremas-remas dengan lembut payudara kanannya sedangkan payudara kiri tetap saya ciumi, tiba-tiba dia membuka kaosnya dan membiarkan saya melahap payudaranya dengan bebas merdeka tanpa halangan apa-apa lagi, kuremas-remas bergantian ke 2 payudaranya itu, betapa mulus dan putih sekali kulit dadanya, putingnya masih kecil dan merah, lingkaran susunya masih kecil dan merah, kuciumi dan kujilat bergantian ke 2 puting susunya.. sambil meremas dengan lembut.

Lihat Juga :  Cerita Bokep Nikmatnya Meki Tante Yuni yang Genit

Susan hanya melenguh perlahan dan tetap memejamkan matanya menikmati ciumanku. Lalu perlahan-lahan tanganku mulai merabai pahanya, ku usap- usap dengan lembut paha kanannya tetapi ciuman ke puting tetap berlanjut, lalu rabaanku mulai naik ke arah pangkal pahanya, dan kupegang gundukan mungil ditengah2 pangkal pahanya, dengan jari2ku kuusap dan kugesek-gesek bibir kemaluannya, terasa basah celana dalamnya yang super mini itu, lalu jariku mulai memasuki celananya dan jariku menyentuh bulu-bulu tipis di sekitar vaginanya, terasa ada cairan lendir hangat pada jariku, lalu aku mulai menciumi perutnya, pahanya dan kulorotkan celana pendeknya dan kucium terus pangkal pahanya, lidahku menjilati seluruh paha dan pangkalnya, dan dengan perlahan kutarik perlahan celana dalamnya.. dan ah.. terlihat vaginanya yang masih mungil, rambutnya masih jarang dan tipis lembut, kucium perlahan bibir vaginanya, dan lidahku mulai menjilati bibir vaginanya dan terus masuk ke dinding vaginanya yang mulai basah dan berlendir.. lidahku terus bermain-main dengan enaknya, tiba-tiba Susan melenguh keras

“..ach.. Ko.. ach..” rupanya dia sudah orgasme..
Memang terasa semakin basah vaginanya.. terasa sedikit kasat dan asin..
“Ko, masukin dong..”
Aku kaget.. sejak berciuman Susan tidak mengucapkan sepatah katapun..
“Kamu pernah melakukannya San?” tanyaku sambil menghentikan serangan lidahku..
Susan menggelengkan kepalanya.. oh my God.. dia masih perawan rupanya..
“Kamu belum pernah San? bener nih? tanyaku tidak percaya..”
“Iya ko, San belum pernah, kalau ciuman sih pernah sama pacar, dan tadi koko ciumin dan rangsangin enak sekali, San pengin coba dimasukin ko”

Saya jadi langsung sadar dan anuku langsung mengkerut dan tidak tegang lagi, langsung nalarku sadar..
“Gak ach San, kamu masih perawan, bagus untuk calon suami San saja, sorry ya San, koko tadi bernafsu sekali dan udah bikin San jadi terangsang..” aku jadi malu sendiri, karena walau Susan bukan pacarku tapi dia adalah adik temanku dan kami saling mengenal keluarganya.

“San, kamu nyesel udah dilihat sama saya tadi?” tanyaku.
“Gak ko.. Aan seneng Koko udah muasin San, baru kali ini San ngerasain rangsangan hebat dan enak sekali..”
Aku terdiam, timbul penyesalan dalam hatiku.. gila aku udah mengajari dia menjadi terangsang.. Akhirnya malam itu pertempuran tidak dilanjutkan, karena aku menyadari aku sayang dia tapi bukan untuk pelampiasan nafsu.. ah sungguh menyesal melakukan itu terhadapnya.

Esok paginya aku antarkan dia pulang ke kosnya, sejak kejadian itu aku selalu menghindar untuk bertemu dan paling melalui telepon aku menasehati dia untuk menjadi seorang pacar yang baik dan setia. Yah.. sekarang Susan sudah menjadi seorang ibu 1 anak perempuan, pada saat dia menikah saya tidak bisa hadir karena berada di luar kota.. namun hubungan kami tetap baik.. dan kadang-kadang timbul juga sih keinginan untuk bercumbu lagi dengan dia.. ach.. memang indah dan mulus sekali tubuh Susan dan pengalaman ini tak mudah untuk dilupakan..

Tamat

Berondong Pemuas Tante

$
0
0

Kumpulan Cerita Sex – ABG Bispak Telanjang, Bokep Indonesia, Cerita Dewasa, Cerita Mesum, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus.

Cerita Sex Terbaru | Saat ini aku kuliah disalah satu universitas, sebagai cowok aku biasa-biasa saja tapi
menurut teman-teman wanitaku aku tampan. Pendapat teman-temanku yang mengatakan aku tampan
membuatku PD untuk bergaul lebih. Bahkan sekarang aku sudah berani menggoda tante-tante
yang suka dugem. Pernah juga aku alami ngentot dengan tante Silvi ditoilet salah satu
diskotik, karena tante Silvi sudah horni banget dan langsung mnggeretku kekamar mandi
untuk memuaskan nafsunya. Aku tanpa menolak pun langsung melayani liarnya nafsu tante
Silvi. Karena aku mendapat dua keuntungan yaitu menikmati tubuh tante Silvi dan juga aku
mendapatkan uang dari tante Silvi.

Cerita Sex Terbaru Berondong Pemuas Tante
Namun setelah hubunganku bersama tante silvi berakhir karena suaminya sudah pulang dari
luar negri, aku bingung dengan siapa aku mendapatkan kenikmatan secara gratis dan juga
mendapatkan uang. Dan timbullah keinginanku untuk iseng jalan-jalan ke mall yang biasa
banyak tente-tante nongakrong. Selesai pulang kuliah aku langsung menuju kesebuah mall,
dan nongakronglah aku disebuaf café yang ada dimall. Setelah lama aku lihat-lihat, aku tak
menemukan seorang pun tante yang sedang nongakrong juga, aku pun berniat untuk pulang.
Diperjalananku keluar mall, dari kejauhan aku melihat sosok wanita sekitar 37 tahunan
sedang asik disebuah conter HP. Mungakin sit ante sedang memilih HP untuk dibelinya.
Aku yang tak punya niat untuk beli HP pun langsung menuju ke conter temapt tante tersebut.
Aku berpura-pura menanyakan kepada kariawan conter suatu HP yang pastinya sudah aku
pikirkan tidak ada diconter tersbut. Aku duduk persis disamping tante tersebut, sungguh
indah badantante tersebut. Baju yang tante kenakan sangat setrit sekali dengan pasangan
rok yang sangat minim sekali sehingga paha putih mulus tante dapat terlihat dengan jelas.
Payudara tante itu juga sangat montok sekali, sehingga adik kecil yang ada didalam
celanaku pun langsung berdiri tegak.
Kepala tanggung, karena penisku sudah tegang dibuat oleh tubuh molek tante, aku pun
memeberanikan diri untuk menyapa tante itu “Lagi cari HP apa tante??” tanyaku. “Eeeehhh…
ini lagi cari HP yang seperti ini (sambil menunjukan sebuah HP)” jawab tante. Oooowh…itu
HP bagus tante, keluaran terbaru lhoo tante” candaku biar semakin akrab dengan tante.
“Iyhaaa…makanya tante langsung mencari HP ini ketik tante tau HP ini sudah keluar
kepasaran” jawab tante. “Aaahh jadi pengen tante” ucapku sambil tersenyum. “Hehe…Pengen
yaaa???” ujar tante. “Iyha pengen tante, habis bagus siiih” jawabku. “Ini kalau pengen”
ucap tante tersebut sambil memberiku secarik kertas yang bertuliskan nomer HP.
Setelah selesai membayar Hp yang dibeli tante tersebut, tante lekas pergi meninggalkanku.
Dan aku semakin dibuat penasaran dengan tante tersebut. Apa mungakin ini pengganti dari
tante Silvi?? Ucapku dalam hati. Setelah tante pergi entah tak tau kemana, aku pun
langsung pulang, dan berniat nanti malam aku akan langsung menghubungi nomer telpon yang
tante berikan tadi dimall. Dan malam pun Tiba dan langsung aku menelpon nomer tante
tersebut.
“halooo ini tante yg diplaza tadi ya.??”
iaa, ni siapa yaa ?’
“ini aku yg tadi ngbrol dengan tante di toko Hp tadii”
“oogh,iyhaaa aku ingat.??”
“oya,nama kamu siapa??”
“aku Rio tan , nama tante siapa? tante tinggal dmna.?? Uda berkelurga ya tan.? Maaf banyak
tanya ya tan, habis nya gerogi ngmong dengan tante yg cantik dan sexy. hehehe”
“aaahk, Rio bisa aja mengoda tante, panggil aja Tante Indri, tante uda berkluarga kog Cuma
suami tante tinggal diluar kota. Tante tinggal di Perumahan Taman SetiaBudi”
Panjang lebar kami mengbrol dengan tante itu, diakhir telepon aku berani kan diri bertanya
dengan tante itu.Cerita Sex Terbaru
“tan, kapan² aku boleh main kerumah gak tan.??”
“hmmm, boleehh datang aj kapan kamu mau, tpi kalo mau datang hub tante aja dulu yaa, biar
tante bersiap-siap pakai pakaian yang sexyy , hehehe”
jatung ku berdetak kencang saat tante itu menjawab seperti itu serasa dapat Harta karun.
“ahkk, tante bisa aja bercanda yaa, ya da selamat malam ya tan.”

Lusa nya tepat nya jam 7 malam,aku menelepon tante tersebut dan hendak mau kerumah nyaa.
tante itu pun meng ia kan , dan aku segera meluncur kerumah nya. Sesampai di rumah tante
itu, bahh, rumah nya mewah bangett, tamannya cukup asri. Aku memencet tombol rumah nya,
dan langsung diosuruh masuk oleh pembantu nya. Aku duduk di ruang tamu dan datang la
sesosok wanita yg berdadan cantik bangett, ternyata itu Tante Indri, aku diam menatap
tante itu. Looh, kog melamun, ayukk kita makan dulu diluar,kamu bisa bawak mobil kan.?’.
“iiiaaa iaaa tan, dengan groggi bercampur gugup aku menjawab nya”

Kemudian kami makan malam diluar disana aku bukan hanya makan tapi melamunin tubuh tante
tersebutt, gak kebayang kalo aku bisa ngentot dengan tante ini. Setelah makan kami selesai
kami pulang kerumah tante, “tan, kenapa baju tante gak diganti dengan baju rumahan, kan
lebih nyaman pakai baju biasa tant,?”. biar saja pakain baju ini, biar kamu tertarik dan
terpcaing untuk membuka baju tante dengan sendirinya, pancing tante trsebut dengan
genitnya.

Kami duduk berhadapan diruang tamunya,dan aku melamun hampir 3menit melihat body tante yg
aduhaaai ini. Saat itu aku kaget pada saat aku melamun terdengar aku suara desahhan
perempuan yg membuat aku sadar ternyata itu dari video Hp tante itu, dan tante itu puin
mendekati aku, dan memacing aku.

“Rio,kamu mau gak puasin tante malam ni,? Malam ni kamu tidur dirumah tante saja, kita
ngentot satu malam ini, puaasiinn tanteeee” bisik tante ini dikupung aku
“akkuu takut tan, ntar pembantu tante tauuu”
“tenang aja pembantu tante uda tante suruh didalam kamar saja dan tidak akan memberitau
kepada suami tante” aku pun mendapat angin sejuk. Tante itu pun menjilati kuping aku dan
tangannya pun naik turun dari atas kepala ku kebawah paha ku, tante itu terus memancing
aku dan menari nari erotis di depan aku, Setelah menari tante itu pun duduk diatas
pangakuan aku duduk diatas kedua paha aku, dan kami berciuman memainkan lidahh beradu
lidah satu sama lain, sambil berdesahh, aahkkk, hmmmmm ahkkk ahh ahh,
Aku pun tak mau kalah , aku remas-remas tetek yg besar itu, aku buka kancing baju nya dan
aku buka baju nya, terlihat BH tante yg sexy dengan motif² yang bagus, aku buka BH tante
itu danm terlihat tetek yg Indah dan langsung aku emut emutt, aku jilatinn aku mainkan
teteknya, sehingga membuat tante tersebut mendesah.

“Aahk ahhh ahhh , Rio puasin tantee malam ini sampai pagii.. Aahhh ooh yess…isap yg kuat ,
emut pentil tante sayangg,,,,,ahh ahhh uhhm…..”
sambil aku isap tetek nya sambil aku peluk tante itu dan aku remas remas pantatnya yg
montok itu,
Tak lama kemudian kami berdiri kami berciuman lagi sambil mengoyangakan badan kami.
tante uda gak tahan sayangg , ayukk kentotin tante sayangg,.
“ia tante sayang aku juga uda gak tahan.. “
aku buka celana tante , telihat G-string tante yg model nya hanya tertutup bagian pepek
saja, aku buka, dan langsung aku jilat jilat pepek tante,
hmm , harum sekali pepek tante, aku suka tantee,
ia sayang emut teruss jilat teruss buat tante terbang kelangit ketujuh sayang..
ahhh.. oooh yess baby, emutt sayang jilattiin terusssssss.
“Ahhh ahhh ahhh ohh yess uhhm .. aaaaaaaaaaaaaaahhk, tante uda orgasmee niiiih sayangggg”
desah tante m’buat aku semakin bergairah,Cerita Sex Terbaru

kemudian tante berdiri dan mebuka celana aku dan sempak aku. tante tersebut kaget melihat
ukuran kontol aku yg cukup besar dan gemuk, tag tahan tante melihat langsung diemut nya
kontol aku, sluppp sluppp slrupp, bunyi kontol aku yg keluar masuk dari mulut tante,
tann, aku gak tahann, ayuuk kita ngentot tann,, ia sayangg , sambil dicium nya aku, dan
aku pun mulai memasukan kontol aku kepepek tante itu, sayangg pelan pelan ya masukin nya,
kontol kamu gemuk bget sayang.

Baca JUga : CERITA MESUM NAFSU MEMBARA GADIS BELIA

“ia tante ku sayangg, blesssssss akhirnya kontol aku pun masukk, aahhh yess babyy, sayangg
puasin tantee sekarang”
“ia tante. Aku mengoyang goyang kan pinggul ku kami melakukan posisi MON.
“ahh yess ahh ahhh ahh yess, hhmm kontol kamu enak banget sayangg, ahhhh yesss , ooohh
ouhhh, hmmmm.”
“sayang ganti posisi, sekarang tante yg akan mengoyangakan kamu sayang, kamu dimaktin aja
pepek tante ya sayaannnnnnngg.”
“Pelan pelan dimasukin , ahhhhh, tan, rasa nya kontol aku dipijit pijit” digoyangakan nya
pantat tante yg montok, sambil aku isap isap tetek tante.
“Sayangg isap in tetek tante yaa, emutt teruss, ia tan.”
“ahhhhhh ooohhh yesss, ahhh ahhh ahhk oooughhhhhhhhhhyess.”
Tak lama kemudian “Tann, aku mau keluar ini, ahhh ahhhhhoohhh ,,
“ia sayang tante jugaa, kamu keluari didalm aja yaa, tante pengen rasain manik kamu didlam
sayangg.”
“iyha tann”
Tante pun mulia mengoyang-goyangakan dengan nikmatnyaa.
“aaaaahh ahhh ahhhkkk yesss yesssssss, aaahh ahhh tannnn , akkkuu keluaaaarrrrr ni,,
aahhhh ahh oughhhhhhhhhhh.”

kami pun berpelukan posisi tante di atas tubuh ku, Rio sayangg, biarinn dulu yaa kontol
kamu nancep dipepek tantee,, pepek tantee masiih mau di entot lagiii. kami pun istirahat
sejenak dan posisi tidak berubah. Nikmatt bangett pepek tanteee, aku berbisik ditelinga
tante, dan aku cium kening nya.- Cerita Sex, Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Porno, Cerita Sex Dewasa, Cerita Panas Indonesia, Cerita Hot Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Porno, Kisah Seks.

Tamat

Incoming search terms:

cerita ngesek tante sama abg d

Karena Ibu, Aku Pun Bisa Menikmati Tubuh Montok Adikku

$
0
0

Karena Ibu, Aku Pun Bisa Menikmati Tubuh Montok Adikku
Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru – Cerita ini adalah cerita bersambung dari cerita dewasa terbaru bergambar Beruntungnya Aku, Mengetahui Ibuku Juga Menginginkan Dientot, kini ada lanjutan cerita sex mesum Karena Ibu, Aku Pun Bisa Menikmati Tubuh Montok Adikku, selamat membaca.

Pagi harinya saat aku bangun ibuku sudah tidak ada di sebelahku,dan kemudian aku berpakaian dan menuju dapur mencari ibuku, dan kulihat ibuku tengah menyiapkan sarapan bersama adikku yang masih SMP. Aku bingung dan segan karena ibuku seakan-akan malam tadi tidak terjadiapa-apa di antara kami, padahal aku telah menyetubuhi ibu kandungku sendiri tadi malam. Seperti biasanya, aku menjemput ibuku dari tempatdia senam, dan saat perjalanan pulang kami mengobrol tentangpersetubuhan kami tadi malam, dan kami berjanji hanya kami yang mengetahui kajadian itu. Cerita Ngentot

Tiba-tiba saat mobil kami sedang berada di jalan yang sepi dan agakgelap, ibuku menyuruhku menghentikan mobil, aku menurut saja. Setelah mobil di pinggirkan, dengan ganas ibuku mengulumku. Kemudian membukacelanaku dan menghisap batang kemaluanku yang sudah keras saat ibukumengulum bibirku tadi.

Aku hanya terengah-engah merasakan batangkemaluanku dihisap oleh ibuku sambil mengocoknya, dan beberapa saatkemudian.. “Cret.. cret.. crett..” maniku menyembur di dalam mulutibuku, dan dia menelan habis maniku walaupun ada sedikit yang melelerkeluar.

Ibuku kemudian membersihkan sisa maniku yang menetes di tangannya danbatang kemaluannku. Tak kusangka ibuku kembali menelan calon-caloncucunya ke dalam perutnya. Tapi aku sih asyik-asyik saja ibuku maumenghisap batang kemaluanku saat kami masih di dalam mobil. Kamiberciuman dan melanjutkan perjalanan pulang dan kemudian tidurseranjang dan “bermain” lagi.

Kami berdua terus melakukannya tanpa sepengetahuan orang lain.Sejak persetubuhan kami yang pertama, sebulan kemudian ibuku merasa diahamil, dan ibu bilang bahwa sebelum bersetubuh denganku, ibu sudahlebih dari 3 bulan tidak bersetubuh dengan ayahku, karena memang ayahkuterlalu sibuk dengan perusahaan, dan hotel-hotelnya. Ibuku bilang ibuhamil olehku karena selain dengan ayahku dan aku, ibu belum pernahperhubungan seks dengan lelaki lain.

Ibu menggugurkan kandungannya karena dia tidak mau punya bayi dari aku, aku pun tidak mau mempunyai bayi dari rahim ibuku. Tapi kami masihterus melakukannya lagi dan selalu tidur bersama bila adik dan pembantuku sudah tidur.

Persetubuhan dan hubungan kami berjalan lancar selama dua tahun tanpa ada yang curiga atau mengetahuinya. Sampai suatu hari, bulan Oktober 2014 ibuku telah berumur 41 tahun, tapi tubuh dan wajahnya masih tetap fit, dan seksi, walaupun ada sedikit keriput dan lipatan kecil di wajahnya, namun semua itu malah menjadikan ibuku makin sensualdan dewasa. Sedangkan aku berumur 20 tahun.

Suatu hari aku dan ibuku mulai merasakan getara-getaran dan keinginan untuk bercinta lagi. Malam itu pembantu kami pulang kekampungnya dan adik perempuanku belum pulang. Aku yang merasa bebas mulai merayu dan menggoda ibuku, dan ibu pun menanggapi rayuanku dengan sensualitas yang ibu punya. Kami kemudian telah berpelukan mesra dan berciuman dengan hotnya, sambil berciuman kami membuka pakaian kami dan tanpa sadar kami telah telanjang. Setelah melakukan oral seks yang ibuku sangat senangi, aku mulai menusuk lubang kemaluan ibuku dengan batang kejantananku yang menurut ibu makin nikmat.

Aku terus menggoyang pingulku naik turun dan ibu mengimbanginyadengan goyangan pinggulnya, setelah beberapa saat ibuku mencapaiorgasmenya yang kedua setelah pada oral seks tadi ibu telah orgasme.Saat itu posisiku sedang menindih tubuh ibuku yang kelelahan karenaibuku baru orgasme, aku terus menggoyang pinggulku mengocok batangkemaluanku di dalam lubang kemaluan ibu, dan mungkin karena staminanyayang mulai berkurang ibuku hanya pasrah, aku mengocok terus danmembiarkan aku menusuk lubang kemaluannya dengan batang kemaluanku yang cukup besar.

Tanpa aku sadari ibuku melirik ke arah pintu kamar, dan ternyatadisitu telah berdiri asyik perempuan yang sedang memperhatikan kegiatankami. Aku kaget tapi nafsuku masih mengalahkan rasa kagetku dengankenikmatan lubang kemaluan ibuku yang masin basah. Ibuku menyuruhkumemperlambat tusukanku.

Dengan masih pada posisiku menindih tubuhku ibu bilang, “Sayang..tuh ada Vika kalau dia mau kamu terusin aja sama Vika, Mami mau istirahat dulu,” aku masih menggoyang pinggulku namun sekarang denganperlahan.

Ibuku bilang, “Vika sayang, sini kita gabung aja sekalian..” ajak ibuku pada adikku.
Aku pun seperti mendapat angin bilang pada asyikku, “Vik.. kaloenggak mau aku habiskan sama Mami aja..” sambil mengerang kenikmatan.

Seperti dihipnotis, adikku Vika yang baru masuk kuliah berjalanmenuju ke arah kami berdua, dan ibu menyuruhku agar aku mencabut batangkemaluanku dari lubang kemaluannya. Saat kucabut, batang kemaluankuberdenyut karena sedang enak-enaknya dijepit, harus dicabut. Ibukukemudian menuju Vika yang sudah berada di samping tempat tidur,kemudian menciumnya dan meremas payudara adikku itu, dan sepertinyaVika setuju. Kemudian dia naik ke ranjang, dan aku pun mencium bibirVika. Hangat dan penuh sensasi saat kucium bibir adikku.

Aku mencoba meremas payudaranya yang agak kecil dibanding ibuku,tapi terasa payudara Vika lebih kencang dan padat. Aku meminta diamembuka kaos ketatnya, memang Vika adalah gadis masa kini, wajahnyacantik dengan kulit yang halus dan mulus, juga putih dan bersih.Rambutnya hitam sepunggung dan tubuhnya yang tinggi semampai, lebihtinggi dari ibuku dan pinggul yang tidak terlalu besar, tapi mempunyaipayudara yang serasi dengan tubuhnya yang seksi. Ukuran bra-nya mungkin34B, karena terlihat saat dia melepaskan kaosnya terlihat dadanya yang busung ke depan dan terlihat sangat indah.

Vika tersenyum saat melihat batang kemaluanku yang besar danberdenyut, aku mengira Vika sudah tidak perawan lagi, karena saat diamulai menghisap batang kemaluanku, dia terlihat tidak kaku dan sangatprofesional. Bibir dan mulutnya yang kecil seakan tidak muat untukmelahap batang kemaluanku yang besar, hisapannya kuat dan nikmat walautidak sekuat dan senikmat hisapan ibuku. Vika terus mengocok danmenghisap batang kemaluanku sementara aku mendesah dan meringiskeenakan menikmati sedotan adikku, dan sambil kubelai rambutnya.

Setelah Vika puas, aku kemudian membaringkan tubuhnya di sebelahibuku yang hanya memperhatikan kedua anaknya berhubungan seks. Akumembuka bra Vika, dan keluarlah gunung kembar Vika yang putih dankencang dengan puting yang masih merah segar. Kuremas gemas payudaraVika sambil kuhisap putingnya, adikku hanya melenguh dan mendesah pelansaat kuhisap dan gigit kecil puting susunya. Aku jadi bingung, dia mautidak kalau aku setubuhi. Aku yang tadi hampir orgasme di lubangkemaluan ibuku sudah tidak sabar lagi untuk masuk ke lubang kemaluanVika.

Dengan agak kasar kubuka celana panjangnya dan CD-nya sekaligus,Vika menjerit kecil dan ibu mengingatkanku agar tidak kasar padaadikku. Aku melihat pemandangan yang sangat indah tidak kalah indahnyasaat aku pertama kali melihat pemandangan indah selangkangan milikibuku dulu. Lubang kemaluan adikku dipenuhi bulu-bulu halus yang lebattapi tertata rapi. Aku sudah tidak tahan lagi, kuhisap dan kujilatlubang kemaluan milik adikku itu, Vika mengejang dan bergetar saatkujilat klitorisnya, dia mulai mendesah kenikmatan, dan ternyata Vikalebih cepat orgasme dibanding ibuku. Terlihat saat kujilat dan kuhisaplubang kemaluannya, lubang kemaluannya mengeluarkan cairan kentalhangat yang langsung kuhisap habis.

Setelah kuhisap semua cairan lubang kemaluan adikku, aku bangun dankemudian berlutut tepat di selangkangan Vika. Aku mengangkat pinggulVika sedikit, dan dengan agak berjongkok dengan tumpuan di lututku,pantat Vika kusimpan di dadaku hingga lubang kemaluan Vika tepat beradadi depan batang kemaluanku yang terus berdenyut. Dengan sedikit seretdan dorongan yang agak keras, kumasukkan batang kemaluanku ke dalamlubang kemaluan adikku yang masih terasa seret dan menggigit.Kenikmatan otot lubang kemaluan dan seretnya liang senggama Vika memanglebih nikmat dari lubang kemaluan ibuku, namun aku merasakan sensasiyang lebih dasyat saat aku menyetubuhi ibuku.

Ternyata Vika saat aku “garap” tubuhnya hanya diam dan mendesahkecil, saat batang kemaluanku penuh mengisi lubang kemaluannya, Vikamulai menggila. Desahannya malah semakin keras dan sensual. Tubuhnyabergoyang seperti penari ular, dan goyangan pinggulnya bergoyang sangatdahsyat. Aku yang tadi akan menguasai “permainan” hampir kalah dan dikuasai oleh Vika.

Beberapa saat Vika menguasai permainan kami. Dengan posisi yangsama saat kutusuk batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Vika, Vikalangsung menguasai permainan, pahanya dijepitkan ke pinggangku,pinggulnya berputar membuat batang kemaluanku yang ada dalam lubangkemaluan Vika seperti dipilin-pilin nikmat. Akh.. gila juga adikku ini.Aku terus memompa pinggulku meladeni putaran pinggul Vika, dan tangankumulai beroperasi, payudara Vika yang terus bergoyang kuremas dankumainkan puting susu Vika dengan jariku. Vika mendesah dan terusmenjerit kecil saat permainan mulai kukuasai kembali, sambil kukocokbatang kemaluanku di lubang kemaluan Vika, tanganku meremas danmemainkan puting Vika.

Sementara kuhisap dan ciumi bibir Vika yang sensual, tipis danmerah menantang. Sesekali kuhisap putingnya yang membuat diamerem-melek, dan posisi itu berubah dengan Vika menungging dan akumenusuk dari belakang. Dengan posisi ini aku lebih leluasa meremaspayudara Vika yang menggantung, pinggulnya kembali berputar danmaju-mundur mengimbangi kocokan batang kemaluanku di dalam lubangkemaluannya yang makin basah dan nikmat. Kemudian gerakan Vika makincepat, erangan dan desahan Vika makin kuat dan keras.

Vika meraih tanganku dan meletakkannya di payudaranya agar akumeremasnya. Dengan goyangan pinggul yang dasyat, tubuh Vika mengejangdan bergetar, dan dia memekik tertahan dan kurasakan cairan hangatmembanjiri lubang kemaluan Vika dan membasahi batang kemaluanku tandaVika sedang orgasme. Tiba-tiba tubuhnya yang tadi liar tergeletaklunglai.

Aku melihat mata Vika terpejam saat kucium lehernya, sedangkangoyanganku pun aku perlambat agar Vika merasakan semua kenikmatan yangdia baru rasakan. Kubelai pinggangnya dan pinggulnya, dan dengan sekaligerakan kuputar tubuh Vika sehingga posisi kami kembali berhadapantanpa aku mencabut batang kemaluanku di dalam lubang kemaluan Vika. Akumerasakan jepitan yang sangat nikmat saat kuputar tubuh adikku tadi.

Kini kaki Vika kusandarkan di bahuku, hingga dia benar-benarmengangkang, dan dengan leluasa kuhabiskan sisa-sisa tenagaku untukmenghabisinya di dalam lubang kemaluan adikku.

Tidak lama dalam batang kemaluanku ada desakan dari dalam, dan..”Cret.. cret.. creet..” air maniku tumpah di dalam lubang kemaluanVika.

Saat itu aku mendesah dan mengerang keenakan. Lalu kurebahkantubuhku di atas tubuh Vika dan sambil menikmati sisa-sisa kenikmatanitu kucium lembut dan mesra bibir Vika, dan Vika pun membalas ciumanku,kami berciuman dengan mesra.

Lihat Juga :  Cerita Ngentot Kakak Kandung dengan Mbak Lisa

Keringat kami membasahi tempat tidur dan kemudian ada suara, “Aduhini anak Mami, keasyikan main sampai Mami dilupain gini..” sahut mamimenggoda kami berdua yang memang dari tadi lupa kalau di sebelah kamiberdua ada mami yang masih telanjang dan menonton aksi kami kakak-adikbertempur.

Aku langsung mencabut batang kemaluanku dari lubang kemaluan Vikayang basah kuyub, dan kemudian ibu mengulum batang kemaluanku,membersihkan cairan maniku dan cairan lubang kemaluan Vika.

Aku dan Vika tersenyum pada mami, dan kami kemudian berbaring di satu ranjang, dengan aku di tengah mereka.
“Vik.. ternyata kamu kuda liar juga, padahal waktu gue garap body lo, lo diem aja..” godaku pada adikku.
Vika hanya tersenyum dan bilang, “Mam.. makasih udah ngajak Vika gabung, kalo enggak rugi Vika enggak tau kalau Kak Bobi dasyat banget..”

Kami bertiga pun tertawa, lalu ibuku bilang, “Bob, kalau Mami capek atau kalau ada Papi, kamu tidur sama Vika saja, asal jangan ribut banget saja kayak tadi..”

Aku cuma senyum kecil sambil kucium adikku.
“Dan kalo enggak ada Papi kita tidur bertiga aja..” ajak Vika.
Aku sangat setuju dengan ajakan Vika.

Kami bertiga tidur seranjang hingga pagi, dan pagi hari kami mainlagi bertiga di dapur. Mulai saat itu kami terus melakukannya sampaisekarang, dimana kami mau dan kapan kami mau kami pasti melakukannya,dengan motto kapan saja, dimana saja kami bermain.

Sekitar dua bulan setelah aku main pertama kali dengan Vika, dansaat kami bersetubuh, Vika bilang kalau dia lagi hamil dua bulan. Diabilang dia hamil sama aku, soalnya dulu waktu pertama kali berhubungan,dia itu lupa bilang kalau dia biasa main sama cowoknya, cowoknya haruspakai kondom, sedangkan dulu aku “muncratin” maniku di dalam lubangkemaluan Vika.

Jadi, pertama aku hamili ibuku yang digugurkan, sekarangaku hamili adikku, dan dia bilang mau digugurkan dan aku setuju sekali,soalnya aku tidak mau punya anak dari adikku dan Vika tidak mau punyaanak dari aku, kakaknya. Gila..!

Tamat

Nikmat ML Ibu Pacarku

$
0
0
Nikmat ML Ibu Pacarku “Cerita Sex” – Kali ini Berita-U akan berbagi cerita dewasa yang berjudul “Nikmat Ngentot Ibu Pacarku“. Cerita ini khusus buat teman-teman yang pingin tau kisahnya dan khusus untuk umur 18+. Cerita ini lumayan Hot dan lumayan membuat Konak. untuk lebih jelasnya bisa disimak di bawah ini. Cerita ini hanyalah fiksi belaka, Nama, Foto dan Tempat kejadian dalam cerita ini hanya Fiksi Belaka.

aku udah punya seorang cewek……yah dia kan udah gede …tinggi banget anaknya alkisah, aku pacaran ama dia lama banget, tapi aku belum pernah sekalipun bertemu engan keluarganya..dikarenakan dia tinggal dengan neneknya. Ibunya tinggal di luarkota untuk cari duit. Pertamanya aku kasihan lihat cewekku, bapaknya kan udah cerai ama ibunya. so dia tinggal sendiri sama neneknya. Pernah sih sesekali ngobrol lewat telpon sama ibunya. enak juga sih diajak ngobrol, klihatannya kalo dari gaya bicaranya, dia masih muda banget, lalu aka tanyain ama cewekku, eh ternyata apa katanya????? Umurnya masih 25..hehehe masih sexy tuh paling.

Setahun sudah aku pacaran ma dia, sebut saja namanya rani. Aku ga tau kenapa nekad aja, pas suatu malam. Aku ajak dia jalan2 keliling kota, pertamanya sih ga ada niatan apa2, tapi pas kita berhenti di suatu toko, aku ga sengaja lihat majalah yang agak senonok gitu deh. otakku jadi kaco. nafsuku jadi semakin ga karuan..Tanpa ba bi bu, aku ajak aja si rina pulang. “Ayo rin kerumahku dulu, kita nyante dulu dirumah”, ajak ku. setibanya dirumah, kayaknya emang kesempatan memihak padaku. Rumahku sepi banget
orang2 ga ada dirumah…..

Basa basi dulu deh ma rani “ran ibumu ga pulang yah?” tanyaku. Cerita Sex
“pulang bulan depan mas, “jawab rani lugu.
“oh gitu yah?” ku tanggapi dengan bimbang,karena nafsuku udah ga tahan nih pingin segera meletus letus.

Langsung aja deh aku deketin dia pelan2, seperti biasanya kalo aku sedang ingin kissing. dia juga membalas ciumanku dengan mesra dan penuh kasih sayang, tapi aku mencumbunya dengan penuh nafsu… Tanganku mulai bergerilya di balik kaos ketat merk c59 itu, segera menerjang kebelakang untuk membuka Bra yang dipakainya. Tanpa melepas kaosnya, aku udah melepas ikatan Branya …(orang buru2 yah gini ini)

Tak begitu lama, segera saja tanganku pindah kedepan, kuraba dengan halus kulit nya yang sangat mulus, sampa iakhirnya kurasakan bagian yang agak menonjol. setelah kuremas pelan bagian yang kenyal itu, lalu aku raba sedikit bagian pucuk pentilnya aku mainkan sedikit di bagian itu, eh dia mulai ga konsen dengan ciumannya, dia malah merem melek, mendesis seperti ular ketemu mangsanya….” SSSZZZZTTTTTT” desahnya yang bikin aku ngaceng banget

Ga sabar banget nih, rasanya ubun2ku udah mau pecah

Segera aja aku buka kaosnya beserta Branya…
Langsung aku lahap puntingnya, dan ku hisap hisap sampai dia menggerang “aaooouuhgghht”
Sebalah kiri ku hisap, sebelah kanan ku remas remas pelan.

Setalah cukup disebelah kiri segara saja aku hisap juga sebelah kanan…..
“Aaaaggghhttt, mas geli ah” rintihnya
“tapi enak kan dek?” tanyaku dengan canda
“iiiyyyaaa massss, aagghhhhtthh” dia mulai kehilangan pegangan

melihat dia lupa daratan, segera kuslipkan jemariku di balik celananya.

ohhh begitu hangatnya dan sangat basah disini
dia terlihat diam dan menikmatinya
semakin aku ingin memainkan klitorisnya
“aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh mas aaaahhhhhggggtt” rintihnya mengeras saat itu kudengar suara motor masuk ke garasi

segera saja aku dan rani langsung sadar…(padahal aku belum perawani dia)
kenapa kesempatan ga ada yah??/???? “sial” umpatku
well akhirnya aku ga berhasil perwani dia hahahaha(jangan kecewa, masih ada yang lainnya kok)

akhirnya, tiba hari dimana ibunya Rani pulang.
Aku ikut menyambut kedatangan Ibunya rani(sebut saja tante lia) di rumah tante lia sendiri.
ternyata tante lia benar2 masih muda n sexy banget……wajahnya ga jauh beda dengan anaknya
“Selamat datang Tante,”sembari kusalami tante lia, tercuim bau harum menusuk hidungku
“Oh iya, km yah pacarnya Rani?” Tanya nya dengan pandangan yang liar.
“Iya tante,” jawabku dengan sedikit grogi.
“tolong dong kamu bantuin rani angkat barang2 di taksi” dia memintaku
” baik tante,” segera saja aku angkat barang2nya.

(langsung aja di hari yang paling enak)
ku ambil motor, setelah aku berdandan rapi
aku niatnya sih apel kerumah rani,
tapi begitu aku sampai dirumah rani……………
kuketok pintu rumah rani…..apa yang aku lihat benar2 membuatku ga tahan.
Tante lia keluar membuka pintu dengan pakaian yang sangat minim, celana pendek 15 cm diatas lutut dan baju tanpa lengan…

“tante Raninya ada?” tanyaku dengan sopan dan halus.
“Aduh Rani tadi masih aku suruh ambil barang dirumah neneknya,” jawabnya dengan halus. wah padahal rumahnya si nenek jauh banget.
“dah dari tadi yah tante?” tanyaku penasaran.
“barusan berangkat nih, masuk dulu deh, ditunggu aja, toh dia juga ga lama, cuma ambbil barang,” sembari menyuruhku masuk.
“iya deh tante,” jawabku sangat sopan.

setelah aku duduk di kursi, tante membuatkanku minum, saat kulihat dari belakang…buseeeeeeettttt pantatnya…bikin ga tahan aja

“ini diminum dulu dek,” sambil menyuguhkan minuman dingin.
“iya makasih tante,” hehe
“Tante mandi dulu ya dek, gerah banget di sini,” minta izin dengan sedikit senyuman nakal.
“Iya tante biar saya disini aja,” keringat dingin keluar di seluruh tubuhku

sambil mengisi waktu luang, aku melihat2 foto2 yang ada di dinding….. foto masa kecil rani, foto bapaknya, dan foto masa muda tante lia.
Emang bener2 cantik masa muda tante lia..
Beberapa menit berlalu, aku mulai bosan melihat foto2 ini.
Aku beranjak dari tempatku melihat foto, ehhh ternyata….kamar mandinya ga ditutup rapat pintunya

Bergegas saja aku menuju pintu kamar mandi itu, aku menyelipkan pandanganku di balik pintu itu.
Disana terlihat tubuh yang indah dan begitu mulusnya tanpa bercak sedikitpun.
Beberapa menit berlalu, saat tante mulai menggosok badanya dengan sabun, torpedoku mulai terangkat, mulai ga mau diatur.

aku pegang saja torpedoku agar terasa enak gitu………
sampai2 aku tak sadar kalo tante udah mulai ambil handuk…..segera saja aku berlari ke kursiku, dengan sedikit membuat suara gaduh karena buru buru.

tante mulai berjalan kekamarnya……..
tak lama kemudian terdengar suara mamanggilku
“dek randy tolong kesini sebentar dong, bantuin tante….,” suara tante.
“iya tante,” dengan hati berdegub aku datang kekamar tante lia.
sesampainya di kamar, aku lihat tante memakai celana + bra, tapi branya ga di talikan.

“Tolong ini ikatin dong dek.” pintanya manja.
“ii iiya tante,” aku semakin gemetar.air liurku serasa habis aku telan terus.

terasa begitu halus kulit tante lia, seakan aku mau terus menyentuhnya, aku ga memasang Branya.
“lho dek, ayo dong cepet pasang, gimana sih?” pintanya.
“ooo iya tante, maaf,” aku terkejut, seakan di tampar seribu kali,

“Dek tadi apa ada orang masuk rumah?” Tanyanya menyela.
“Ga ada tuh tante. emang kenapa?” tanyaku penasaran.
“Ga, tadi kayaknya ada yang ngintip aku mandi deh.” ………
Wah aku semakin kalut., keringatku semakin bercucuran, untung saja aku udah selesai memasang Branya

“eeehh anuuu tante,,, giniii eeehhh,mmmmmm” aku mulai gugup
“anu kenapa? jangan2…………..,” tante mulai curiga.
“Tidak tante, aku tudak ngintip lho, aku ga tau sama sekali, bener deh, aku ga tau pokoknya” kegugupan ku semakin parah
“Lho ya, kok kamu gugup banget, santai aja…”sembari dia memegang pinggangku.

“kalo dek randy yang ngintip aku iklas kok,” langsung saja dilemparkannya tubuhku ke atas tempat tidur.

Aku tak bisa apa apa, hanyabisa menelan air liur yang sudah habis dari tadi.
Segera saja, dia ikut terjun di atas tempat tidur, dengan tanpa memakai pakaian.
Tepat berada diatasku.
Kembali dia tanggalkan bra yang aku pasangin tadi
“dek udah pernah ngerasaain belu?” tannyanya dengan tangannya mulai menggerayangi torpedoku yang udah menegang dari tadi.
“mmeemmmmmmmmmmmmmmhhhhhhhh” aku tak bisa berkata apapun.

Dia langsung aja mencopot ikat pinggangku beserta celanaku….sampai akhirnya torpedoku keluar semua tanpa ada yang tertutupi.
Dibuangnya celanaku dengan keras di bawah tempat tidur….
Dengan pandangan centil, langsung saja dia melahap torpedoku…..

Hangat sekali rasanya….. “ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” rintihku pelan menikmati permainan tante lia.
dia sanngat prof dalam masalah ginian. maklumlah namanya juga udah tante
dilahap semua sampai tak tersisa, sampai2 dua telurku juga di jilat, ah bener2 nikmat.

Sekarang dia mulai mencopot celananya, tetapi mulutnya masih saja menjilati torpedoku, seakan dia tak mau membiarkan torpedoku istirahat barang sejenak.

Begitu celananya terlepas dari tubuhnya, dia memindah posisinya….
Kepalaku di apit oleh kedua pahanya. Terus dia tetap aja menjulati dan menghisap torpedoku.

Aku tak tau harus bagai mana. tapi begitu ada daging merah yang ditumbuhi bulu2 halus itu, segera saja aku juga menjilatinya dengan pelan dan lembut.
setiap lipatan kunikmati, ku julurkan lidahku kedalam,……..
ohhhh baunya benar2 nikmat………..
ku jilati klitorisnya, kupermainkan, g\ku gigit…
saat kurasakan tubuhnya mulai gemetar, semakin keras kupermainkan kliorisnya…………
tak lama kemudian
“aaaahhhhhhhhhhhh” tante lia merintih kecil, disertai kluarnya cairan hangat dan kental dari lubang indah itu.
Tak mau melewatkannya, ku jilat habis cairan itu.
“Ayo dek, tante udah ga tahan, gatal banget di dalam sana.” pintanya dengan mesra.

segera saja dia berpindah arah, dia duduk diatas tubuhku, dan memasukan torpedoku ke dalam lubang indah itu.
“aaahhhh” rintihku kenakan. benar – benar hangat dan begitu sempitnya lubang vagina ini.

dia mulai bergerak pelan, naik turun, sembari menata tubuh.
Setelah mulai tertata. tempo gerakannya mulai dipercepat……..sampai terdengar suara..”plok plok plok,” suara pantatnya menepuk – nepuk pahaku.

“aaaahhh ahhh” tante mulai hilang kendali, merintih tanpa pedulikan apapun

Sampai 3 menit……….gerakan tante semakin keras,, tak tau kenapa, sangat keras gerakanya sampai akhirnya……
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH,” terasa di atas torpedoku cairan hangat yang memenuhi lubang nikmat itu, memaksa torpedoku untuk keluar dari lubang itu,

tante tak bergerak sedikitpun, Terlihat dia lemas. lalu
“dek kamu di atas yah,” pintanya dengan memelas
“iya deh,” Segera saha aku berdiri dan pindah posisi.

Aku mulai memasukan torpedoku ke dalam lubang itu,
aku gerakan maju mundur dengan pelan…….
saat udah mulai lancar, aku sedikit menambah kecepatann pergerakanku…

kurasakan posisiku agak begitu tak nyaman. ku angkat kedua kakinya, berada di pundakku.

“aaaahhh dek, aaaaaaaahhhh kamu pinter dekm,” dengan wajahnya yang sangat menikmati permainanku.
“alah tante nih bisa aja.” sambil ku tersenyum….

“aahhhh dek aaaah ayo lebih cepat dek,” pintanya sambil dia menggigit bibirnye.
Akupun menjadi semakin menggila, ku pecepat gerakanku….

“Aaahh terus dekk kkkkk haaaaaaaahhhhhhhhhhhhh tuh kan keluar lagi tante,” sambil mempermainkan klitorisnya sendiri..
Aku tetap menggerakan torpedoku maju mundur walau apapun yang terjadi………

” Dekkkk dogy yu…” pintanya dengan terlihat sangat kelelahan..tapi juga sangat kenikmatan.

Tanpa banyak kata segera saja aku cabut torpedo ini……….
dia langsung memasang posisinya, dan terlihat dari belakan, daging merah yang merekah, yang membuatku terpana.

“ayo deeekk, kok malah bengong, masukin donk..bikin tante seneng,.” pintanya dengan genit.
“iya tante, maaf” aku malu banget, karena kurang banyak bicara.

segera kuhujamkan turpedo ku kedalam lipatand aging itu, serasa lain rasanya kalau lewat belakang.
“Aaahhh bener gitu dek ahhhh.” rintihnya menikmati.
” ahhh ahh enak tante, vagina mantap” aku sudah berani bicara……..

“aaaaaaaaahhhhhhhhhh tersu dek, tabah kecepatan dek” dengan menggrutu, dia meremas remas senduru susunya.
“aaaahhhh dek tersuuuuuuuuuuuuuuusssssssss” semakin keras menggrutu

tak lama, kurasakan, ada sesuatu yang mau keluar dari tubuhku, seakan tak mau ditahan, aku tak sanggup menahannya
aku semakin keras menghentak kan tubuhku,,
“aahhhh ayo dek aku juga mau keluar nih,,,,,,,,,'” keras banget suarnya..
sampai akhirnya
tak tertahan ” ahhhhhhhhhhhhhhhaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh tante,,,, ga tahan ahhhaaaaaaaaaaahhhggggggttt ” kukeluarkan semua cairan sperma yang ada di tubuhku.
Rasanya seperti hilang semua energiku……………..

Kudiamkan beberapa detik torpedoku di lubang itu, sampai akhirnya kami berdua terkulai lemas………

akhirnya….acara apelku gagal, aku pulang, tapi aku puas bisa mlampiaskan nafsuku….

Tamat

Incoming search terms:

cerita sexs foto2 ngentot ibu mertua, cersex ibu genit, foto bugil ibu2 ngentot ma tetangga, kontolku mertuaku, tante panlok amoy indonesia, tante stw pemuas

Pengalaman Gue ML Dipinggir Pantai Bali Bareng Vivi

$
0
0

Kumpulan Cerita Sex 2016
Cerita Seks Terbaru, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru – Setelah sebelumnya ada cerita seks bergambar Aksi Mesumku Pada Masa SMP Dengan Saudariku, kini ada cerita dewasa terbaru Pengalaman Gue ML Dipinggir Pantai Bali Bareng Vivi, selamat membaca.

Hai… Kenalin, gw Lex nih. Gw mau ceritain pengalaman gw di Bali ama temen cewe gw, sebut aja Vivie (panggilannya dia). Sebenernya gw suka ama dia, mukanya manis, imut, badannya cukup langsing, kulitnya kaya gw, kuning (soalnnya sama ? sama keturunan Chinese). Tapi kita ga pernah ada ikatan pacaran, dan gw ama dia sendiri juga belom pernah gituan bareng. Nah ini cerita gw waktu ama dia pertama kali.

Ceritanya gini, waktu itu mau malem minggu, gw lagi ga ada kerjaan, gw pikir ngapain yah malem mingguan, jomblo, sendirian. Temen – temen gw pergi semua soalnnya uda pada punya pasangan. Trus kepikiran sms Vivie aja. Awalnya Cuma mau sms an, tapi keterusan dan di sms dia juga bilang sumpek, soalnnya bokap nyokapnnya lagi ke Surabaya. Jadi tinggal dia doang di rumah. Gw ajak dia jalan – jalan, gw ajak ke pantai Nusa Dua, soalnnya gw tinggal deket Nusa Dua dan lagi ga terlalu rame kaya di Kuta. Cerita Sex

Ga taunya dia mau – mau aja. Berhubung uda malem, katanya nanti pulangnya dia minta anter ke kost temennya aja, di Nusa Dua juga soalnnya rumahnya di Denpasar, jauh dari Nusa Dua. Gw bilang ya terserah. Sekitar jam 6.30 gw sampe di rumanya di Denpasar. Trus dia kluar bawa 1 tas kecil yang isinya perlengkapan dia buat nginep. Kita jalan dari rumahnya dan makan malam dulu di cafe di jalan By Pass (nama jalan menuju Nusa Dua). Abis puas makan malam, kita lanjut ke Pantai Nusa Dua, sampe di Pantai, kira – kira uda jam 8 malem.

Seperti biasa, pantai Nusa Dua uda sepi banget, di pantai deket pintu masuk cuma ada 2 ato 3 pasangan yang pacaran, ada yang ciuman, ada yang rangkulan. Sambil becanda, gw ngegoda: “dari tadi ngeliatnya pasangan pacaran mulu, berarti malem ini kita juga pacaran dong”? “Yee… maunya” bales dia sambil senyum. Trus kita cari yang sepi dan kita mulai becanda, ngobrol, tidur – tiduran di kursi pantai. Malem itu, bintang banyak banget, kita becanda. Trus karena bosan tidur – tiduran, gw mulai ke deket air, awalnnya dia cuma ngeliatin gw jalan di pinggir air.

Dari jauh gw liat dia sendirian aja, jadi gw lari ke arah dia dan narik tangannya. Kita akhirnya maen di pantai sambil lari – lari kecil, ketawa, becanda, pokoknya gw seneng banget. Trus dia tersandung dan mau jatoh, reflek gw nerima badan dia yang mau jato,tapi namanya pasir, gw pun berdirinya ga seimbang, akhirnya kita jatoh bersama, dan bibir dia kena di bibir gw. Uda jatoh, kita sama – sama diem, mungkin karena sama – sama kaget kali yah… waktu dia nindih badan gw, ngerasain toketnya ada di atas badan gw, anget, dan jantungnya berasa berdebar kenceng. Mungkin deg – degan juga dia.

Trus dia bangun dan kita saling malu – malu dan dia bilang “Maaf ga sengaja.” Tapi gw langsung bilang “Ga apa, harusnya aku yang bilang maaf, soalnnya ga bisa nahan badan kamu”. Kita sama – sama bersiin pasir di badan kita masing – masing sambil berdiam diri gitu. Sambil bersiin pasir, gw ngelirik muka dia, mukanya jadi merah karena malu. Setelah kita ngerasa bersih, gw ngajak dia balik ke kursi pantainya, di kursi itu, gw ngelus pipinya dengan alesan ada pasir. Tapi dia malahan merem, mungkin dia menikmati elusan tangan gw.

Mulailah gw deketin muka gw dan pas dia buka mata lagi, pas bibir dia beda 1 Cm ama bibir gw. Dalem hati gw bilang mati gw! tapi ternyata dia malah merem lagi… dan gw pun nerusin dan akhirnya bibir kita saling nempel. Dan dia sama sekali ga bereaksi, cuma merem aja. Sampe gw ngejilatin bibirnya pelan dan lembut (walo aga asin kena air laut…) terus dia buka mulut tiba – tiba, sehingga lidah gw masuk ke mulut dia. Dan mulai saat itu, lidah kitalah yang saling berkenalan dan bermain bersama. Tangan gw belom nakal, masih megang leher dan pipi dia, sedangkan tangannya diem aja.

Setelah mulut kita terpisah, gw ngomong sama dia “Sorry, aku kelepasan, ga bisa…Vivie tiba – tiba nutup mulut gw pake tangannya.

“Ga apa, aku juga menikmatinya kok, kamu uda jomblo berapa lama?”

“Uda setaon-an, kalo kamu?” jawab gw

“Aku belom pernah pacaran lagi… sebelom kuliah ga boleh ama mama”

“Kalo gitu… kamu… mau ga… ng… jadi… teman hidupku…??? aku nembak sambil terputus – putus karena grogi banget.

Dia ga bilang apa – apa, dia cuma ngedeketin mukanya lagi dan kita mulai ciuman lagi. Kali ini dia mulai ngasi rangsangan ke gw, tangan dia mulai megang tangan gw yang di paha gw. Tangan gw juga mulai megang tangan dia yang satu lagi. Sampe dia akhirnnya ngegeser tangannya, dan tepat diatas anu gw. Gw kaget, kok dia berani juga, ternyata dia ga sadar tangannya ada di atas anu gw. Namanya cowo, kalo anunya dipegang cewe, pasti reaksi… dia ngeliat apa yang bergerak, soalnya badan gw diem, cuma yang di tangannya doang gerak. Diapun kaget kalo dia uda pegang anu gw. Saat itu, tangan gw uda ngerangkul dia kaya ngajak pelukan, dan kita akhirnya pelukan sambil tiduran di kursi itu. bandar bola

Dia bilang: “kok anu kamu gerak sih? Terangsang yah?” tanpa bicara aku langsung buka celana, dan dia malu ngeliat punyaku uda ngeras dan besar. Dia bilang ini pertama kalinya dia ngeliat punya orang lain selain keluarganya. Dia reflek nutup muka dia pake1 tangan. Tapi tangan satunya gw pegang dan gw anter ke barang gw itu, gw bilang “Ga apa.” Dan dia akhirnya megang barang gw dan ngelepasin mukanya dari tangannya yang satu.

Trus gw cium dia lagi. Kali ini tangan gw mulai ngegerayang ke punggungnya dia dan berhasil ngelepas BH nya dari belakang, sampe Bhnya jatoh keluar dari kaosnya. Trus gw mulai coba bukain kaosnya, awalnya ga dia ga mau, karena takut diliat orang. Tapi gw bilang kalo dipantai ini udaga ada orang, apalagi uda kaya waktu itu, jam 11 malem. Akhirnya dia mau juga. Itu pertama kali gw liat dadanya yang mulus banget, putingnya masi pink, sekelilingnya warna kulit orang cina laennya, kuning.

Dan dia pun bukain baju gw sampe akhirnya gw yang bugil duluan. Sambil maenin toket dia dan ciuman, gw buka seleting celananya dan gw masukin tangan gw ke dalem CD nya, gw ngerasa dia pun uda mulai basah. Trus gw telanjangin dia dan kita mulai permainan yang sesungguhnya? nikmat banget. Gw sekali lagi bilang dalem hati, untung banget, merawanin anak orang, orang yang gw suka lagi. Sampe akhirnya kita kira – kira orgasme 3kali. Dan yang terakhir, gw orgasme, gw minta keluarin di dalem. Dan diapun ngizinin. Soalnnya dia juga lewat masa nya.

Malem itu kita pulang ke kost gw, dia ga jadi nginep di kost temennya, tapi dikost gw. Di kost gw, kita juga maen lagi ampe jam 6 pagi. Kira – kirajam setengah 7kita baru tidur, tentunya… sambil telanjang. Dia nginep 3 hari, soalnnya senen dia kuliahnya sore, sedangkan gw lagi masa training. Sejak saat itu kita bener – bener pacaran dan beberapa kali “maen” tapi sekarang uda putus, soalnnya dia uda kerja di luar Bali.

Lihat Juga :  TANTE LAGI SANGE BANGET

Tamat

Libido Seks Meningkat Karena Keenakan Dipijit

$
0
0

Libido Seks Meningkat Karena Keenakan Dipijit
Kumpulan Cerita Sex 2016 – Cerita Seks Terbaru, Cerita Ngentot, Cerita Dewasa Hot, Cerita Mesum Seru – Setelah sebelumnya ada cerita dewasa terbaru bergambar Ketahuan Sedang Asik ML Diruang Kampus Oleh Orang Lain, kini ada cerita sex mesum Libido Seks Meningkat Karena Keenakan Dipijit, selamat membaca.

Kisah ini saya ceritakan sebagai pengalaman nyata yang pernah saya alami ketika saya tinggal di Banyuwangi beberapa bulan yang lalu. Ketika itu saya sempat berkenalan dengan seorang tukang pijat yang hidup seorang diri tanpa keluarga di rumah kontrakannya. Kalau anda berminat mengetahui kisah selanjutnya silahkan membaca cerita berikut ini.

Di sekitar tempat tinggal saya ada seorang tukang pijat yang sangat banyak sekali pelanggannya. Setiap hari rumahnya tidak pernah sepi dari pengunjung. Saya sendiri baru tahu dari tetangga yang lain, bahwa ia juga pandai mengobati berbagai macam penyakit dan pandai meramal nasib orang. “Oh pantas pelanggannya banyak..” ujar saya. Mendengar bahwa bapak tukang pijat ini juga punya kepandaian meramal nasib orang, saya jadi punya keinginan juga datang ke rumahnya. “Siapa tahu ramalannya benar..” pikir saya. Cerita Ngentot

Ketika kesempatan nama saya dipanggil oleh asistennya untuk masuk ke kamar kerjanya, tidak terpikir sebelumnya oleh saya bahwa bapak tukang pijat itu orangnya sangat ramah. Melihat tubuhnya yang hitam kekar, berkumis lebat dan berkepala agak botak serta sorot matanya yang tajam, saya mengira bahwa ia orang yang pendiam dan mungkin angkuh.

“Maaf.. nama Mbak siapa ya?” ia bertanya pada saya.
“Linda nama saya Pak.. kalau nama Bapak siapa?” tanya saya kembali.
“Hasan..” jawabnya singkat.

Kemudian setelah sedikit berbasa-basi dan menanyakan maksud kedatangan saya, Pak Hasan menyatakan bahwa ia sangat senang mendapatkan tetangga baru seperti saya. Kebetulan memang saya baru beberapa hari ini mendapatkan rumah kontrakan di daerah tersebut. “Mbak Linda punya usaha salon ya..” katanya sambil matanya tertuju ke belahan payudara saya yang agak membusung. Dan memang saya akui bahwa saya termasuk waria yang paling suka berpakaian sexy dan lebih senang kalau ada yang memperhatikan. “Betul Pak.. memangnya kenapa Pak?” kata saya sambil membetulkan kancing paling atas dari baju saya yang sebelumnya terbuka.

“Mau saya ramal apanya nih..?” katanya menggoda sambil mengisap rokoknya dalam-dalam.
“Ya apa saja Pak.. usaha bisnisnya, atau masa depannya atau jodohnya gitu lho Pak Hasan..”
“Ya.. ya.. saya tahu itu.. tapi Mbak Linda harus tahu juga kalau mau diramal harus ada syaratnya..” ujarnya lebih nakal karena matanya sudah berani dikerdipkan ke wajah saya dan tangannya yang besar serta berbulu lebat mulai berani menyenggol payudara saya.
“Ah.. jangan begitu ah Pak.. Bapak minta bayaran berapa saja pasti akan saya kasih, yang penting ramalannya memang benar Pak..” jawab saya.
“Tapi betul nih.. Mbak Linda nggak bakalan marah kalau syaratnya saya ungkapkan..?” katanya meyakinkan.
“Benar Pak, berani sumpah.. saya nggak akan marah kok.. lha wong saya yang butuh kok..” jawab saya tidak kalah meyakinkan.

Kemudian secara terus terang dia mengatakan kepada saya bahwa dirinya sangat suka terhadap waria. Apalagi waria yang cantik dan montok seperti saya. Dengan pakaian yang sangat mini dan bagian atas pundak yang terbuka sehingga lebih menonjolkan kedua payudara saya itu, ditambah dengan dandanan saya yang sangat sensual membuat Pak Hasan sangat ingin mencicipi kemolekan tubuh saya katanya. Waktu tanpa sadar saya menyibakkan rambut yang tergerai sampai di pundak dengan kedua tangan saya, ia melihat kedua belah ketiak saya.

“Wah bulu ketek Mbak Linda lebat juga ya.. jadi pingin jilat nih..” katanya tambah nafsu.
“Ah.. Pak Hasan bisa saja,” ujar saya salah tingkah.

Dan yang membuat saya jadi tambah deg-degan adalah ucapannya yang menyatakan bahwa ia paling suka menyetubuhi waria dengan terlebih dahulu mempermainkan sekujur tubuh si waria itu di atas tempat tidur. Sedangkan si waria harus tidur terlentang di atas tempat tidur dalam keadaan terikat kedua tangannya. Walaupun belum pernah mengalami dan merasakan berhubungan seks seperti itu, saya jadi “horny” juga waktu Pak Hasan tanpa malu-malu memelorotkan celana panjang dan celana dalamnya untuk memperlihatkan kemaluannya yang hitam panjang dan berurat. “Nih kalau Mbak Linda mau.. nanti saya kasih emut kontol saya yang besar ini..” Dan akhirnya karena tidak tahan melihat kemaluan yang perkasa seperti itu, saya pun tidak dapat menolak dorongan nafsu yang sudah berkecamuk di dalam diri saya untuk dapat merasakan nikmatnya disetubuhi oleh orang segagah Pak Hasan.

Acara “ritual” yang Pak Hasan rencanakan pun dimulai dengan mempersilakan saya berbaring di atas tempat tidur satu-satunya di kamar itu yang biasa dipakai oleh Pak Hasan memijat pasien-pasiennya. Kemudian kedua tangan saya diborgol ke atas dengan borgol seperti milik polisi yang sepertinya memang sudah dipunyai Pak Hasan sebelumnya. Waktu itu jam dinding menunjukkan pukul 21:30. “Wah kebetulan Mbak Linda adalah tamu saya yang terakhir, jadi kita bisa main sampai pagi..” ujarnya senang. Ketika semuanya sudah beres, yang dilakukan pertama kali terhadap diri saya adalah mencium bibir saya yang sedikit tebal. Pak Hasan melakukannya dengan penuh gairah dan nafsu yang membara.

Dia gigit lidah saya dan saya pun membalasnya dengan antusias. Dicium dalam keadaan terikat adalah pengalaman pertama tapi anehnya saya merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika diperlakukan seperti itu. “Ah.. ah.. Pak Hasan.. enak Pak.. enak Pak,” kata saya ketika dengan sedikit kasar dia mulai membuka BH yang saya kenakan dan ia dengan lebih semangat mulai mencium dan mengisap serta menggigit nakal kedua payudara saya secara bergantian. “Wah tetek Mbak Linda besar juga ya.. Mbak saya perkosa ya Mbak..” katanya mulai ngelantur.

Sambil terus meremas-remas payudara saya, Pak Hasan pun tak lupa menciumi ketiak saya yang memang berbulu lebat. “Wuih baunya merangsang banget deh ini ketek..” katanya sambil terus menciumi ketiak saya. Setelah puas meniciumi ketiak, perhatian Pak Hasan beralih kembali ke kedua payudara saya dan mencium serta menggigitnya dengan lebih gemas lagi. Saya cuma bisa menahan nafsu yang luar biasa saat itu apalagi sekarang ini ditambah dengan jari tengah tangan kanan Pak Hasan mulai digesek-gesekkan dan sesekali dimasukkan ke lubang pantat saya.

“Ah.. ah.. ah.. jangan Pak.. enak sekali.. jilat dong Pak pantat saya Pak..” kata saya mulai lupa daratan. Namun sebelum permintaan saya itu dilakukan, dia dengan paksa mulai naik ke atas dada saya dan memasukkan kemaluannya ke mulut saya. “Ayo isep yang enak kontol saya ini.. awas kalau nggak enak ya.. nanti nggak akan saya lepas ikatan di tanganmu ini.. sedot sampai licin ya!” katanya. Ketika saya emut dan sedot kemaluannya dalam-dalam kepala Pak Hasan tertengadah ke langit-langit kamar itu sambil tak henti-hentinya berkata, “Terus.. terus.. terus sedot.. terus sedot Mbak.. enaak.. wah.. enak betul sih Mbak mulut kamu..”

Sementara keringat mulai bercucuran di seluruh tubuhnya. Tak lama kemudian sebelum mencapai puncak orgasmenya, Pak Hasan langsung turun dari atas tubuh saya dan sekarang perhatiannya dialihkan kepada lubang pantat saya. Dibukanya kedua paha saya lebar-lebar sehingga lubang pantat saya terlihat dengan jelas di matanya. “Wah.. sepertinya Mbak Linda masih perawan ya.. sempit sekali nih silitnya, sebelum saya entot, saya jilat dulu ya silit Mbak.. emhh.. merangsang sekali sih”. Tubuh saya terasa terbang di awan ketika lidah Pak Hasan dengan lincah menyisir seluruh permukaan lubang pantat saya. “Aaahh.. enak Pak.. aahh.. masukin dong kontolnya Pak.. cepetan dong.. udah nggak tahan nih..” ucap saya dengan tidak sabar.

Akhirnya saat-saat yang saya tunggu pun tiba. Pak Hasan dengan sabar membimbing kemaluannya untuk dapat dimasukkan ke lubang pantat saya. “Pelan-pelan ya Pak.. biar nggak sakit..” pinta saya. “Tenang aja Mbak, saya sudah pengalaman kok..” jawab Pak Hasan. Setelah dioles-oles dengan cream dan sedikit air ludah Pak Hasan maka lubang pantat saya jadi terasa agak licin. Kemudian “Bles.. bleess.. bless..” secara perlahan kemaluan Pak Hasan masuk dengan mantapnya. Ketika sudah sampai di dalam lubang pantat, terasa geli yang luar biasa di sekujur tubuh saya. Apalagi ketika Pak Hasan melakukan kocokan-kocokan yang teratur sembari menciumi payudara dan ketiak saya serta terkadang memasukkan jarinya ke mulut saya yang menimbulkan rasa nikmat yang laur biasa.

“Terus Pak.. terus Pak.. ahh.. enakk.. enak sekali Pak.. kocok terus.. Pak..” kata saya makin lupa diri. “Aduh Mbak.. silit kamu sempit sekali sih.. kontol saya jadi pingin cepet muntah nih.. aduh enaak ya Mbak..” ujar Pak Hasan tidak kalah gilanya. Akhirnya kurang lebih 15 menit kemudian tiba-tiba tubuh Pak Hasan menegang, keringatnya makin bercucuran dan dari mulutnya keluar kata-kata yang nggak jelas,

“Mmmaahhf.. mmaahhff.. aduh saya nggak kuat nih.. mau keluaar..” dan tak lama kemudian setelah kocokan terakhir yang sangat kuat “Cret.. cret.. cret.. cret..” terasa cairan hangat di lubang pantat saya dan Pak Hasan pun akhirnya merasakan orgasme dan lantas jatuh lunglai di atas tubuh saya sambil berkata, “Enak ya Mbak..!”

Lihat Juga :  Body Susan yang Menggemaskan

Tamat


Tukar Pasangan

$
0
0

Tukar Pasangan
“Lho, Memang Papa juga tidak sakit menyaksikan Mama main dengan orang lain?” balasku tak mau kalah. “Ma, Justru disitulah seninya, ada perasaan sakit hati, cemburu, nafsu, dll” Istriku terdiam, mungkin mencoba mencerna kata-kataku. Lama kami terdiam dengan pikiran kami masing-masing, akhirnya.. “Baiklah Pa, Mama setuju, tapi harus dengan pasangan yang bersih! Bukan cowok/cewek panggilan!” Lega rasanya mendengar kalimat yang aku tunggu-tunggu dari mulut istriku. ***** Aku langsung mencari-cari pasangan yang mau just fun dengan kami, email-email dari pengirim cerita cerita seks yang menceritakan tukar pasangan aku kirimin ajakan dan setelah sekian lama akhirnya aku mendapatkan reply yang cukup banyak. Memang rata-rata peminat tukar pasangan agak susah cocok, ada aja yang jadi kendala, ntar cowoknya ga cocok dengan ceweknya atau sebaliknya.

Meskipun istriku tergolong cantik dan masih muda (19 tahun) namun bodynya agak kurus dengan dada 32A alias kecil mungil, belum pernah melahirkan, sedangkan aku sendiri Chinese, berwajah biasa-biasa aja, dengan umur 29thn, 173 cm, 73 kg (Kalau ada pembaca yang berminat silakan kirim email) Pengalaman pertama Dengan suami istri manado, Sungguh pasangan yang serasi, yang laki tinggi, ganteng dan atletis sedangkan istrinya putih bersih, semampai, dengan body yang aduhai, meskipun agak minder akhirnya kami lakoni juga, Bertempat di sebuah hotel di bilangan Jakarta Timur dengan Paviliun, kami memesan 2 kamar bersebelahan, setelah keadaan aman kami berempat dalam satu kamar. Cerita Ngentot

Awal mula rasanya sangat canggung, Namun toh akhirnya kami mulai dengan cumbuan-cumbuan bersama pasangan kami masing-masing, Aku berciuman mesra dengan istriku sementara Johan dan Erni (sebut saja namanya begitu) asyik berciuman juga, Kami saling pandang melihat langsung pasangan lain bermesraan, gairah didadaku semakin terbakar menyaksikannya.. Perlahan namun pasti pakaian kami sudah bertebaran dilantai, Sambil terus bercumbu aku menyaksikan body Erni yang telah bugil, sungguh indah.. aku tak tahan sendiri aku langsung melangkah kearah Erni dan Johan pun mengerti dia langsung mencumbu istriku.. Sementara aku sedang menciumi seluruh tubuh Erni yang mulus, aku melihat johanpun sedang asyik menikmati tubuh istriku, Perasaan gairah, nafsu, cemburu berbaur menjadi satu..

Aku tumpahkan semua hasratku ke tubuh Erni, Jengkal demi jengkal tubuh Erni tidak ada yang luput dari jilatan lidahku dan elusan jari-jariku, buah dadanya yang besar dengan gemas aku remas, putingnya yang kemerahan aku kulum, jilat dan kadang aku gigit pelan, Erni semakin terbakar, jari-jarinya yang lentik menggenggam senjataku, sementara istriku aku lihat sedang asyik mengoral senjata Johan yang telah keras.. Ernipun tak mau kalah, dengan mahirnya dia menjilati dadaku, perut dan terus turun menjilati senjataku, diselingi dengan kocokan tangannya yang lembut.. Kian lama suasana kian panas, aku balik menyerang Erni, lidahku bermain lama di vagina Erni, klitorisnya yang agak besar aku jilat sampai mengembang, lidahku mencoba menerobos kedalam liang vaginanya, sementara jari jariku terus memilin puting buah dadanya,

Erni semakin tak tahan dengan seranganku sementara aku lihatpun istiku masih asyik mencumbu penis Johan, mulut istriku yang mungil sampai monyong mengulum senjata Johan yang berukuran lumayan, Aku semakin terbawa arus, Erni berteriak-teriak tak tahan minta aku segera memasukkan senjataku, namun aku belum puas menikmati keindahan tubuhnya, meskipun lidahku sampai kaku menusuk vagina Erni namun aku terus melumat seluruh tubuhnya. Aku lihat istriku sudah menerima tusukan senjata Johan dengan gaya doggy, erangan dan rintihan mereka terdengan jelas ditelingaku.. Akupun segera membopong tubuh Erni dan menidurkannya di kasur.. Dengan gaya konvensional Aku masukkan senjataku ke dalam vagina Erni yang sudah basah..

Lain.. sungguh lain dengan vagina istriku, vagina Erni meskipun sudah punya anak 2 masih terasa mencengkram.. Aku terus menaikturunkan pantatku meraih puncak kepuasan, namun sampai keringatku bercucuran dan berbagai macam gaya sudah aku lakukan, aku belum keluar, ada perasaan ingin menang dihatiku yang membuat aku sekuat mungkin menahan orgasmeku.. Dan akhirnya memang aku menang, aku lihat Johan sudah menyemburkan spermanya ke perut istriku.. Aku semakin bergairah melihatnya, Dengan gaya doggy aku terus menggempur Erni yang sudah orgasme 2x, istriku yang melihat aku belum keluar menghampiri aku, tanpa disuruh istriku menjilati ujung dadaku dan kadang disedotnya kencang, Gairahku semakin tak terbendung.. Akhirnya akupun melepaskan orgasmeku di bokong erni.. Setelah istirahat beberapa menit, kami melanjutkan kembali pertempuran.

Kali ini permainan menjadi 3 lawan satu dan masing-masing orang mendapatkan jatah, Pertama adalah Erni, Tubuh Erni terlentang pasrah menerima cumbuan kami bertiga, aku mencium bibir Erni yang sensual sementara istriku mencumbui buah dada Erni dan Johan asyik menjilati vaginanya.. dan efeknya sungguh luar biasa tanpa penetrasi Erni sudah mengalami orgasmenya, giliran kedua adalah istriku, hampir seluruh bagian tubuh istriku tak luput dari belaian dan jilatan, dengan kompak Erni, Johan dan aku menyerang istriku, kali ini istriku bertahan agak lama, akhirnya karena senjataku sudah menegang kembali aku masukkan senjaku ke dalam vagina istriku, sementara Erni dan Johan mencumbui buah dada istriku kiri dan kanan, dan tak lebih dari 5 menit istrikupun mengalami orgasme dengan teriakan yang cukup erotis.

Kini aku dan Johan saling berpandangan, aku mempersilahkannya duluan. Karena aku tidak bakat gay, aku biarkan Johan dicumbu oleh istriku dan istrinya, dengan rakusnya Erni menjilati dada Johan sementara istriku aku mengkaroke senjata Johan, kadang bergantian istriku yang menjilati tubuh Johan sementara Erni mengoral senjata suaminya.. Dan mungkin fisik Johan yang sedang lemah atau memang kenikmatan yang diterimanya terlalu tinggi, Johan menyemprotkan cairan kenikmatannya saat Erni sedang mengoralnya.. Kini giliranku.. sambil berciuman dengan Erni, istriku mencumbui dadaku, lidah istriku yang mahir bermain dari leher sampai senjataku, sementara akupun tidak tinggal diam meremas apa saja yang ada didekatku,

kadang buahdada Erni, kadang buah dada istriku, kadang pinggul dan pantat Erni kadang pantat istriku, kini ujung dadaku dicumbu keduanya Erni menjilati dada kiriku dan istriku menjilati dada kananku, sungguh kenikmatan yang tiada tara, senjataku semakin membengkak keras, tak sabar akupun meminta Erni diatas, dan dengan lincahnya Erni menuntun senjataku, pinggulnya yang besar bergoyang seirama keluar masuknya senjataku dalam vaginanya, meskipun kenikmatan yang aku peroleh dobel namun memang untuk orgasme yang kedua aku agak lama, Aku lihat Johan asyik menonton kami, sementara Erni akhirnya malah orgasme diatas perutku, posisinya diigantikan istriku, istriku yang termasuk lihai bergoyang, mengeluarkan seluruh kemampuannya sementara Erni mencumbu dadaku dan mengelus biji kemaluanku,

Aku semakin tak kuat menahan kenikmatan yang datang, akhirnya aku semprotkan spermaku kedalam vagina istriku berbarengan dengan orgasme istriku. Kemudian kami tertidur dalam kelelahan dan kepuasan. ***** Pengalaman kedua adalah seorang wanita setengah baya yang hanya ingin menonton kami main, katanya gairahnya hanya bisa terbakar jika menyaksikan suami-istri bersetubuh langsung didepan matanya, Karena dia yang mau membayar semuanya, ajakkannya aku terima, tentunya setelah bicara dengan istriku. Dan sungguh aku dibuat kaget saat bertemu dengannya, wajah dan bodinya bisa aku nilai 9. Tak banyak basa-basi kamipun langsung menuju hotel. Aku sebenarnya bergairah banget melihatnya, sayang dia hanya mau menonton, aku dan istriku kini asyik bercumbu,

kami saling meremas dan memberikan rangsangan, Perlahan pakaian kami berserakan, aku dan istriku sudah telanjang bulat sementara tante Henny semakin serius memperhatikan kami, aku lihat wajahnya yang putih sedikit memerah, mungkin sudah bergairah menyaksikan percumbuan kami yang semakin panas, istriku sedang mengoral senjataku, Aku hanya bisa terpejam menikmati permainan mulut istriku di senjataku, namun sungguh tidak aku duga, bibirku terasa ada yang melumat, aku membuka mata sedikit, ternyata tante Henny sedang melumat bibirku dan dalam keadaan telanjang bulat.. Aku yang dari tadi memang bergairah melihatnya semakin bergairah, aku balas melumat bibirnya, lidah kami saling mendorong, sementara jari-jariku meremas buah dadanya bergantian, istriku masih asik mengeluarkan senjataku dalam mulutnya..

tante Henny menyodorkan buah dadanya ke mukaku, langsung saja aku cium kedua buah dadanya bergantian, tak puas sampai disitu, mulutku langsung melumat putingnya, tante Henny semakin meracau tak karuan, dan tak tahan sendiri, dia menarik istriku yang sedang ayik mengoral senjataku yang kaku, dan tante Henny menggantikan istriku mengoral senjataku, istriku pun langsung berpindah mencumbu dadaku, kini aku yang berbalik tak tahan, aku tarik tubuh tante Henny yang sedang berjongkok, lalu aku bisikan supaya dia nungging, dan dengan sati sentakan saja, senjataku sudah terbenam seluruhnya ke dalam vagina tante Henny, Oh.. sungguh hangat sekali vagina tante Henny, aku menggerakkan pinggulku mengeluarmasukkan senjataku, dan istriku yang pintar mengambil inisiatif memilin buah dada tante Henny sementara tangan yang satunya menggosok lembut klitoris tante Henny,

dan Tak perlu waktu lama, seluruh tubuh tante Henny mengejang dan melepaskan orgasmenya yang pertama, jelekknya tanpa ba bi Bu lagi tante Henny langsung menuju pembaringan dan tidur!! Kini tinggal aku dan istriku yang sedang nanggung melongo!! untunglah kami cepat sadar dan meneruskan permainan menuju puncak kenikmatan, mungkin karena pemanasan sudah cukup, tak lama dengan gaya standar dia diatas aku dibawah kami berbarengan mencapai orgasme. Ketika kami bangun, tante Henny sudah tidak ada di tempat dan hanya meninggalkan amplop berisi uang, Aku jadi tambah bingung?? ***** Sejak saat itu, kami mencoba mencari pasangan2 lain yang sepaham dengan pikiran kami, lebih baik selingkuh di depan mata kan, dari pada di belakang suami/istri pada main nyeleweng semua??

Lihat Juga : Berondong Pemuas Tante

Tamat

Kisah Inez Tak Perawan Lagi

$
0
0

Kisah Inez Tak Perawan Lagi – Waktu sudah menunjukkan pukul dua siang ketika kami berdua sampai di perumahan tempat kakak laki-laki mas Ari, cowok yang sedang mendekati aku, yang sedang kosong itu. Dia ganteng dan badannya keker, aku suka dia mendekatiku walaupun beda umurnya jauh denganku. Setelah menutup pagar depan, segera dia mengajakku untuk masuk ke dalam rumah. Dia segera memeluk tubuhku dan dengan sedikit bernafsu segera disosornya pipiku dengan bibirnya. Aku sangat terkejut melihat ulahnya, “Eeeh Mas, kok gitu sih ” kataku memandangnya sambil melotot. Namun dia dapat segera mengendalikan diri, sambil tersenyum dia segera meraih tanganku dan ditariknya masuk ke dalam rumah.


Cerita Dewasa. Setelah menutup pintu terasa sekali di dalam suasana agak remang-remang karena gorden masih tertutup. Sambil tetap memegang tanganku erat-erat, dia menatap wajahku, wajahku masih cemberut dan kelihatan marah. Sambil tetap tersenyum dia berkata “Nes, itu tadi berarti aku sayaang sama kamu, apa nggak boleh aku ngasih sun sayang?” rayunya. “Mas gitu sih”,aku tetap merajuk kepadanya, aku menarik lepas tanganku dari genggamannya dan berjalan menuju ke sofa ruang tamu. Saat itu aku mengenakan celana ketat dari kain yang cukup tipis berwarna putih sehingga bentuk bokongku yang bulat padat begitu kentara, dan bahkan saking ketatnya CDku sampai kelihatan sekali berbentuk segitiga. Atasannya aku mengenakan baju kaos putih ketat dan polos sehingga bentuk toketku yang membulat terlihat jelas, kaosku yang cukup tipis membuat braku yang berwarna putih terpampang jelas sekali. Aku menghempaskan pantatku di sofa, dia menyusulku segera dan duduk rapat di sampingku, “Ines sayang” rayunya. “Aku boleh kan cium bibir kamu, say” Aku semakin merajuk. “Ines sayang, terus terang, hari ini aku kepingin bersama kamu, aku ingin memberikan rasa kasih sayang ke kamu, asal kamu mau memberikan apa yang aku inginkan, mau kan sayang?” rayunya lebih lanjut. Aku membelalak kaget ke arahnya, “Maasss” Hanya kata itu yang kuucapkan, selanjutnya aku hanya memandangnya lama tanpa sepatah katapun. Dia mengambil inisiatif dengan menggenggam erat dan mesra kedua belah tanganku. “Ines sayang, percayalah apapun yang kukatakan, itu bentuk rasa cinta dan kasih sayang aku sama kamu say, percayalah. Aku menginginkan bukti cintamu sekarang”,

Selesai berkata begitu dia mendekatkan mukanya ke wajahku, dengan cepat dia mengecup bibirku dengan lembut. Hidung kami bersentuhan lembut, aku kaget sehingga sama sekali tak memberontak. Dia mengulum bibir bawahku, disedot sedikit. Lima detik kemudian, dia melepaskan kecupan bibirnya dari bibirku. Aku saat kukecup tadi memejamkan mata, “Bagaimana sayang, kau bersediakah?”, rayunya lebih lanjut. Dia berusaha mengecup bibirku lagi, namun dengan cepat aku melepaskan tangan kananku dari remasannya, dadanya kutahan dengan lembut. “Mass” bisikku lirih. “Ines sayang, percayalah sama aku”, rayunya lagi. “Tapi mass, Ines takut Mas”, jawabku. “Takut apa sayang, katakanlah”, bisiknya kembali sambil meraih tanganku. “Anu, Ines takut Mas nanti meninggalkan Ines”, bisikku. Dia menggenggam kuat kedua tanganku lalu secepat kilat dia mengecup bibirku. “Ines sayangku, aku terus terang tidak bisa menjanjikan apa-apa sama kamu tapi percayalah aku akan membuktikannya kepadamu, aku akan selalu sayang sama kamu”, bujuknya untuk lebih meyakinkanku. “Tapi Mas” bisikku masih ragu. “Ines, percayalah, apa aku perlu bersumpah sayang, kita memang masih baru beberapa hari kenal sayang tapi percayalah yakinlah sayang kalau Tuhan menghendaki kita pasti selalu bersama sayang”, rayunya lagi. “Lalu kalau Ines sampai hhaamil gimana mass?” ujarku sembari menatapnya.”Aah, jangan khawatir sayang, aku akan bertanggung jawab semuanya kalau kamu sampai hamil, yah aku pasti mengawini kamu secepatnya, bagaimana sayang?” bisiknya. Tangannya bergerak semakin berani, yang tadinya hanya meremas jemari tangan kini mulai meraba ke atas menelusuri dari pergelangan tangan terus ke lengan sampai ke bahu lalu diremasnya dengan lembut. Dia memandangi toketku dari balik baju kaosku yang ketat, “Mas harus janji dulu sebelum…” aku tak melanjutkan ucapanku. “Sebelum apa sayang, katakanlah”, bisiknya tak sabar. Kini jemari tangan kanannya mulai semakin nekat menggerayangi pinggulku, ketika jemarinya merayap ke belakang diusapnya belahan pantatku lalu diremasnya dengan gemas. “aahh… Mas”, aku merintih pelan. “Mas aah mmas.. Ines rela menyerahkan semuanya asal Mas mau bertanggung jawab nantinya”, aku berbisik semakin lemah, saat itu jemari tangan
kanannya bergerak semakin menggila, menelusup ke pangkal pahaku, dan mulai mengelus gundukan bukit memekku.

Diusapnya perlahan dari balik celanaku yang amat ketat, dua detik kemudian dia memaksa masuk jemari tangannya di selangkanganku dan bukit memekku itu telah berada dalam genggaman tangannya. Aku menggelinjang kecil, saat jemari tangannya mulai meremas perlahan. Dia mendekatkan mulutnya kembali ke bibirku hendak mencium, namun aku menahan dadanya dengan tangan kananku, “eeehh Mas.. berjanjilah dulu Mas”, bisikku di antara desahan nafasnya yang mulai sedikit memburu. “Oooh Ines sayang, aku berjanji untuk bertanggung jawab, aahh aku menginginkan keperawananmu sayang”, ucapnya. Sementara jemari tangannya yang sedang berada di sela-sela selangkangan pahaku itu meremas gundukan memekku lagi. “Ba.. baiklah Mas, Ines percaya sama Mas”, bisikku. “Jadi?” tanyanya. “hh. lakukanlah mass, Ines milik Mas seutuhnya.. hh..” jawabku. “Benarkah? ooh.. Ines sayanggg.” Secepat kilat bibirku kembali dikecup dan dikulumnya, digigit lembut, disedot. Hidung kami bersentuhan lembut. Dengus nafasku terdengar memburu saat dia mengecup dan mengulum bibirku cukup lama. DIa mempermainkan lidahnya di dalam mulutku, aku mulai berani membalas cumbuannya dengan menggigit lembut dan mengulum lidahnya dengan bibirku. Lidah kami bersentuhan, lalu dia mengecup dan mengulum bibir atas dan bawahku secara bergantian. Terdengar suara kecapan-kecapan kecil saat bibir kami saling mengecup. “aah Ines sayang, kamu pintar sekali, kamu pernah punya pacar yaach?” tanyanya curiga. “Mm Ines belum pernah punya pacar Mas, ini ciuman Ines yang pertama kok Mas”, sahutku. “Kok ciumanmu pintar sekali, jangan-jangan Ines sering nonton film porno yaa?” godanya. Aku tersenyum malu, dan wajahku pun tiba-tiba bersemu merah, aku menundukkan mukaku, malu. “I…iya Mas, beberapa kali”, sahutku terus terang sambil tetap menundukkan muka. “Ines sayang, kamu nggak kecewa khan karena aku benar-benar sangat menginginkan keperawananmu sayang?” tanyanya. “Ines serahkan apa yang bisa Ines persembahkan buat Mas, Ines ikhlas, lakukanlah Mas kalau Mas benar-benar menginginkannya”,
sahutku lirih. Jemari tangan kanannya yang masih berada di selangkanganku mulai bergerak menekan ke gundukan memekku yang masih perawan, lalu diusap-usap ke atas dan ke bawah dengan gemas. Aku memekik kecil dan mengeluh lirih, kupejamkan mataku rapat-rapat, sementara wajahku nampak sedikit berkeringat. Dia meraih kepalaku dalam pelukannya dengan tangan kiri dan dia mencium rambutku. “Oooh masss”, bisikku lirih. “Enaak sayang diusap-usap begini”, tanyanya. “hh… iiyyaa mass”, bisikku polos. Jemarinya kini bukan cuma mengusap tapi mulai meremas bukit memekku dengan sangat gemas. “sakit Mas aawww” aku memekik kecil dan pinggulku menggelinjang keras. Kedua pahaku yang tadi menjepit pergelangan tangan kanannya kurenggangkan. Dia mengangkat wajah dan daguku kearahnya, sambil merengkuh tubuhku agarlebih merapat ke badannya lalu kembali dia mengecup dan mencumbu bibirku dengan bernafsu. Puas mengusap-usap bukit memekku, kini jemari tangan kanannya bergerak merayap ke atas, mulai dari pangkal paha terus ke atas menelusuri pinggang sampai ujung jemarinya berada di bagian bawah toketku yang sebelah kiri. Dia mengelus perlahan di situ lalu mulai mendaki perlahan, akhirnya jemari tangannya seketika meremas kuat toketku dengan gemasnya. Seketika itu pula aku melepaskan bibirku dari kuluman bibirnya, “aawww… Mas
sakitt, jangan keras-keras dong meremasnya”, protesku. Kini secara bergantian jemari tangannya meremas kedua toketku dengan lebih lembut. Aku menatapnya dan membiarkan tangannya menjamah dan meremas-remas kedua toketku.

“Auuggghh..” tiba2 dia menjerit lumayan keras dan meloncat berdiri. Aku yang tadinya sedang menikmati remasanku pada toketnya jadi ikutan kaget. “Eeehh kenapa Mas?” “Aahh anu sayang… kontolku sakit nih”, sahutnya sambil buru-buru membuka celana panjangnya di hadapanku. Aku tak menyangka dia berbuat demikian hanya memandangnya dengan terbelalak kaget. Dia membuka sekalian CDku dan “Tooiiing”, kontolnya yang sudah tegang itu langsung mencuat dan mengacung keluar mengangguk-anggukan kepalanya naik turun . “aawww… Mas jorok”, aku menjerit kecil sambil memalingkan mukaku ke samping dan menutup mukaku dengan
tangan. “He… he…” dia terkekeh geli, batang kontolnya sudah kelihatan tegang berat, urat-urat di permukaan kontolnya sampai menonjol keluar semua. Batang kontolnya bentuknya montok, berurat, dan besar. Sementara aku masih menutup muka tanpa bersuara, dia mengocok kontolnya dengan tangan kanannya, “Uuuaahh…nikmatnya”. “nes sebentar yaa… aku mau cuci kontolku dulu yaa… bau nih soalnya”, katanya sambil ngibrit ke belakang, kontolnya yang sedang “ON” tegang itu jadi terpontang-panting sambil mengangguk-anggukkan kepalanya ke sana ke mari ketika dia berlari. Aku masih terduduk di atas sofa dan begitu melihatnya keluar berlari tanpa pakai celana jadi terkejut lagi melihat kontolnya yang sedang tegang bergerak manggut-manggut naik turun. “aawww…” teriakku kembali sembari menutup mukaku dengan kedua jemari tanganku. “Iiihh… Ines… takut apa sih, kok mukanya ditutup begitu”, tanyanya geli. “Itu Mas, kontol Mas”, sahutku lirih. “Lhoo… katanya sudah sering nonton BF kok masih takut, kamu kan pasti sudah lihat di film itu kalau kontol cowok itu bentuknya gini”, sahutnya geli. “Iya…m..Mas, tapi kontol Mas mm besar sekalii”, sahutku masih sambil menutup muka. “Yaach… ini sih kecil dibanding di film nggak ada apa-apanya, itu khan film barat, kontol mereka jauh lebih gueedhee… kalau kontolku kan ukuran orang Indonesia sayang, ayo sini dong kontolku kamu pegang sayang, ini kan milik kamu juga”, sahutnya nakal. “Iiih… malu aah Mas, jorok.” “Alaa.. malu-malu sih sayang, aku yang telanjang saja nggak malu sama kamu, masa kamu yang masih
pakaian lengkap malu, ayo dong sayang kontol Mas dipegang biar kamu bisa merasakan milik kamu sendiri”, sahutnya sembari meraih kedua tanganku yang masih menutupi mukaku. pada mulanya aku menolak sambil memalingkan wajahku ke samping, namun setelah dirayu-rayu akhirnya aku mau juga.

kedua tanganku dibimbingnya ke arah selangkangannya, namun kedua mataku masih kupejamkan rapat. Jemari kedua tanganku mulai menyentuh kepala kontolnya yang sedang ngaceng. Mulanya jemari tanganku hendak kutarik lagi saat menyentuh kontolnya yang ngaceng namun karena dia memegang kedua tanganku dengan kuat, dan memaksanya untuk memegang kontolnya itu, akhirnya aku hanya menurut saja. Pertama kali aku hanya mau memegang dengan
kedua jemarinya. “Aah… terus sayang pegang erat dengan kedua tanganmu”, rayunya penuh nafsu. “Iiih… keras sekali Mas”, bisikku sambil tetap memejamkan mata. “Iya sayang, itu tandanya aku sedang ngaceng sayang, ayo dong digenggam dengan kedua tanganmu, aahh…” dia mengerang nikmat saat tiba-tiba saja aku bukannya menggenggam tapi malah meremas kuat. Aku terpekik kaget, “Iiih sakit mass…” tanyaku. Aku menatapnya gugup. “Ooouhh jangan dilepas sayang, remas seperti tadi lekas sayang oohh…” erangnya lirih. Aku yang semula agak gugup, menjadi mengerti lalu jemari kedua tanganku yang tadi sedikit merenggang kini bergerak dan meremas kontolnya seperti tadi. Dia melenguh nikmat. Aku kini sudah berani menatap kontolnya yang kini sedang kuremas, jemari kedua tanganku itu secara bergantian meremas batang dan kepala kontolnya. Jemari kiri berada di atas kepala kontolnya sedang jemari yang kanan meremas kontolnya. .dia hanya bisa melenguh panjang pendek. “.sshh…nes… terusss sayang, yaahh… ohh… ssshh”, lenguhnya keenakan. Aku memandangnya sambil tersenyum dan mulai mengusap-usap maju mundur, setelah itu kugenggam dan kuremas seperti semula tetapi kemudian aku mulai memompa dan mengocok kontolnya itu maju mundur. “Aakkkhh… ssshh” dia
menggelinjang menahan nikmat. Aku semakin bersemangat melihatnya merasakan kenikmatan, kedua tanganku bergerak makin cepat maju mundur mengocok kontolnya. Dia semakin tak terkendali, “nes… aahhgghh… sshh… awas pejuku mau keluarr” teriaknya keras. aku meloncat berdiri begitu dia mengatakan kalimat itu, aku melepaskan remasan tanganku dan berdiri ke sebelahnya, sementara pandangan mataku tetap ke arah kontolnya yang baru kukocok. “Kamu kok lari sih…” bisiknya lirih disisiku. “Tadi pejunya mau keluar mass… kok nggak jadi?” tanyaku polos. Rupanya dia gak mau ngecret karena aku kocok makanya dia bilang pejunya mau keluar.

Dia meraih tubuhku yang berada di sampingnya dan dipeluknya dengan gemas, aku menggelinjang saat dia merapatkan badannya ke tubuhku sehingga toketku yang bundar montok menekan dadanya yang bidang. Aku merangkulkan kedua lenganku ke lehernya, dan tiba-tiba ia pun mengecup bibirku dengan mesra, kemudian dilumatnya bibirku sampai aku megap-megap kehabisan napas. Terasa kontolnya yang masih full ngaceng itu menekan kuat bagian pusarku, karena memang tubuhnya lebih tinggi dariku. Sementara bibir kami bertautan mesra, jemari
tangannya mulai menggerayangi bagian bawah tubuhku, dua detik kemudian jemari kedua tangannya telah berada di atas bulatan kedua belah bokongku. Diremasnya dengan gemas, jemarinya bergerak memutar di bokongku. Aku merintih dan mengerang kecil dalam cumbuannya. Lalu dia merapatkan bagian bawah tubuhnya ke depan sehingga mau tak mau kontolnya yang tetap tegang itu jadi terdesak perutku lalu menghadap ke atas. Aku tak memberontak dan diam saja. Sementara itu dia mulai menggesek-gesekkan kontolnya yang tegang itu di perutku. Namun baru juga 10 detik aku melepaskan ciuman dan pelukannya dan tertawa-tawa kecil, “Kamu apaan sih kok ketawa”, tanyanya heran. “Abisnya… Mas sih, kan Ines geli digesekin kaya gitu”, sahutku sambil terus tertawa kecil. Dia segera merengkuh tubuhku kembali ke dalam pelukannya, dan aku tak menolak saat dia menyuruhku untuk meremas
kontolnya seperti tadi. Segera jemari tangan kananku mengusap dan mengelus-elus kontolnya dan sesekali kuremas. Dia menggelinjang nikmat. “aagghh… nes… terus sayang…” bisiknya mesra. Wajah kami saling berdekatan dan aku memandang wajahnya yang sedang meringis menahan rasa nikmat. “Enaak ya mass…” bisikku mesra. Jemari tanganku semakin gemas saja mempermainkan kontolnya bahkan mulai kukocok seperti tadi. Dia melepaskan kecupan dan pelukanku. “Gerah nih sayang, aku buka baju dulu yaah sayang”, katanya sambil terus mencopot kancing kemejanya satu persatu lalu dilemparkan sekenanya ke samping.

Kini dia benar-benar polos dan telanjang bulat di hadapanku. Aku masih tetap mengocok kontolnya maju mundur. “Sayang… kau suka yaa sama kontolku”, katanya. Sambil tetap mengocok kontolnya aku menjawab dengan polos. “suka sih Mas… habis kontol Mas lucu juga, keras banget Mas kayak kayu”, ujarku tanpa malu-malu lagi. “Lucu apanya sih?” tanyanya. Aku
memandangnya sambil tersenyum “pokoknya lucu saja”, bisikku lirih tanpa penjelasan. “Gitu yaa… kalau memek kamu seperti apa yaa… aku pengen liat dong”, katanya. Aku mendelik sambil melepaskan tanganku dari kontolnya. “Mas jorok ahh…” sahutku malu-malu. “Ayo, aku sudah kepengen ngerasain nih… aku buka ya celana kamu”, katanya lagi.

Dan dengan cepat dia berjongkok di depanku, kedua tangannya meraih pinggulku dan didekatkan ke arahnya. Pada mulanya aku agak memberontak dan menolak tangannya namun begitu aku memandang wajahnya yang tersenyum padaku akhirnya aku hanya pasrah dan mandah saat jemari kedua tangannya mulai gerilya mencari ritsluiting celana ketatku yang berwarna putih itu. Mukanya persis di depan selangkanganku sehingga dia dapat melihat gundukan bukit memekku dari balik celana ketatku. Dia semakin tak sabar, dan begitu menemukan tali ritsluitingku segera ditariknya ke bawah sampai terbuka, kebetulan aku tak memakai sabuk sehingga dengan mudah dia meloloskan dan memplorotkan celanaku sampai ke bawah. Sementara pandangannya tak pernah lepas dari selangkanganku, dan kini terpampanglah di depannya CDku yang berwarna putih bersih itu tampak sedikit menonjol di tengahnya. Terlihat dari CDku yang cukup tipis itu ada warna kehitaman, jembutku. Waahh… dia memandang ke atas dan aku menatapnya sambil tetap tersenyum. “Aku buka ya.. CDnya”, tanyanya. Aku hanya menganggukan kepala perlahan. Dengan gemetar jemari kedua tangannya
kembali merayap ke atas menelusuri dari kedua betisku terus ke atas sampai kedua belah paha, dia mengusap perlahan dan mulai meremas. “Oooh…Masss” aku merintih kecil. kemudian jemari kedua tangannya merayap ke belakang kebelahan bokongku yang bulat. Dia meremas gemas disitu. Ketika jemari tangannya menyentuh tali karet CDku yang bagian atas, sreeet… secepat kilat ditariknya ke bawah CDku itu dengan gemas dan kini terpampanglah sudah daerah ‘forbidden’ ku.

Menggembung membentuk seperti sebuah gundukan bukit kecil mulai dari bawah pusarku sampai ke bawah di antara kedua belah pangkal pahaku, sementara di bagian tengah gundukan bukit memekku terbelah membentuk sebuah bibir tebal yang mengarah ke bawah dan masih tertutup rapat menutupi celah liang memekku. Dan di sekitar situ ada jembut yang cukup lebat. “Oohh.. nes, indahnya…” Hanya kalimat itu yang sanggup diucapkan saat itu. Dia mendongak ketika aku sedang membuka baju kaosku, setelah melemparkan kaos sekenanya kedua tanganku lalu menekuk ke belakang punggungnya hendak membuka braku dan tesss… bra itupun terlepas jatuh di mukanya. Selanjutnya aku melepas juga celana dan CDku yang masih tersangkut di mata kakiku, lalu sambil tetap berdiri di depannya, aku tersenyum manis kepadanya, walaupun wajahku sedikit memerah karena malu. Toketku berbentuk bulat
seperti buah apel, besarnya kira-kira sebesar dua kali bola tenis, warnanya putih bersih hanya pentil kecilnya saja yang tampak berwarna merah muda kecoklatan. “kamu cantik sekali sayang”,
bisiknya lirih. Aku mengulurkan kedua tanganku kepadanya mengajaknya berdiri lagi. “Mass… Ines sudah siap, Ines sayang sama Mas, Ines akan serahkan semuanya seperti yang Mas inginkan”, bisikku mesra. Dia merangkul tubuhku yang telanjang. Badanku seperti kesetrum saat kulitku menyentuh kulit nya, kedua toketku yang bulat menekan lembut dadanya yang bidang. Jemari tangannya tergetar saat mengusap punggungku yang telanjang, “Aahh.. nes kita ngentot di kamar yuk, aku sudah kepingin ngentot sayang”, bisiknya tanpa malu-malu lagi. Aku hanya
tersenyum dalam pelukannya. “Terserah Mas saja, mau ngentotnya dimana”, sahutku mesra.

Dengan penuh nafsu dia segera meraih tubuhku dan digendongnya ke dalam kamar. Direbahkannya tubuhku yang telanjang bulat itu di atas kasur busa di dalam kamar tengah, tempat tidur itu tak terlalu besar, untuk 2 orang pun harus berdempetan. Suasana dalam kamar kelihatan gelap karena semua gorden tertutup agar tak kentara dari luar, walaupun gorden yang berada dalam kamar ini sama sekali tidak menghadap ke jalan umum namun menghadap ke kebun di belakang, jadi sebenarnya sangat aman. Dia segera membuka gorden agar sinar matahari sore dapat masuk, dan benar saja begitu disibakkan sinar matahari dari arah barat langsung menerangi seluruh isi kamar. Dia memandangi tubuhku yang telanjang bulat di ranjang. Segera dia menaiki ranjang, aku memandangnya sambil tersenyum. Dia merayap ke atas tubuhku yang bugil dan menindihnya, sepertinya dia sudah tak sabar ingin segera memasuki memekku. “Buka pahamu sayang, aku ingin mengentotimu sekarang”, bisiknya bernafsu. “Mass…” aku hanya melenguh pasrah saat dia setengah menindih tubuhku dan kontolku yang tegang itu mulai menusuk celah memekku, tangannya tergetar saat membimbing kontolnya mengelus memekku lalu menelusup di antara kedua bibir memekku. “Sayang, aku masukkan yaah… kalau sakit bilang sayang.. kamu kan masih perawan.” “Pelan-pelan Mas”, bisikku pasrah. Lalu dengan jemari tangan kanannya diarahkannya kepala kontolnya ke memekku. Aku memeluk pinggangnya mesra, sementara dia mencari liang memekku di antara belahan bukit memekku. Dia mencoba untuk menelusup celah bibir memekku bagian atas namun setelah ditekan ternyata
jalan buntu. “Agak ke bawah Mas, aahh kurang ke bawah lagi Mas… mm.. yah tekan di situ Mas… aawww pelan-pelan Mas sakiiit”, aku memekik kecil dan menggeliat kesakitan. Akhirnya dia berhasil menemukan celah memekku itu setelah aku menuntunnya, diapun mulai menekan ke bawah, kepala kontolnya dipaksanya untuk menelusup ke dalam liang memekku yang sempit. Dia mengecup bibir ku sekilas lalu berkonsentrasi kembali untuk segera dapat membenamkan kontolnya seluruhnya ke dalam liang memekku. Aku mulai merintih dan memekik-mekik kecil ketika kepala kontolnya yang besar mulai berhasil menerobos liang memekku yang sangat-sangat sempit sekali. “Tahan sayang… aku masukkan lagi, sempit sekali sayang aahh”, erangnya mulai merasakan kenikmatan dan kurasakan kepala kontolnya berhasil masuk dan terjepit ketat sekali dalam liang memekku. “aawwww…. masss sakiit…” teriakku memelas, tubuhku menggeliat kesakitan. Dia berusaha menentramkan aku sambil mengecup mesra bibirku dan dilumat dengan perlahan. Lalu, “tahan sayang, baru kepalanya yang masuk sayang, aku tekan lagi yaah”, bisiknya.

Tiba2 dia mencabut kembali kontolnya yang baru masuk kepalanya saja itu dengan perlahan. “Ah… sayang, aku masukin nanti saja deh, liang memekmu masih sangat sempit dan kering sayang.” “memekku sakit Mas”, erangku lirih. “Yahh… aku tahu sayang kamu kan masih perawan, kita bercumbu dulu sayang, aku kepingin melihat Ines nyampe”, bisiknya bernafsu. Segera dia merebahkan badannya di atas tubuhku dan dipeluknya dengan kasih sayang, “Ines… hh.. bagaimana perasaanmu sayang”, bisiknya mesra. Aku memandangnya dan tertawa renyah. “mm… Ines bahagia sekali bersama Mas seperti ini, rasanya nikmat ya Mas berpelukan sambil telanjang kaya gini”, ujarku polos. “Iyaa sayang, anggaplah aku suamimu saat ini sayang”,
bisiknya nakal. “Iih.. Mas, Mas cumbui isterimu dong, beri istrimu kenik…mmbhh”, belum sempat aku selesai ngomong, dia sudah melumat bibirku. Aku membalas ciumannya dan melumat bibirnya dengan mesra.Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan aku langsung mengulumnya hangat, begitu sebaliknya. Jemari tangan kirinya merayap ke bawah menelusuri sambil mengusap tubuhku mulai pundak terus ke bawah sampai ke pinggul dan diremasnya dengan gemas. Ketika tangannya bergerak kebelakang ke bulatan bokongku, dia mulai menggoyangkan seluruh badannya menggesek tubuhku yang bugil terutama pada bagian selangkangan dimana kontolnya yang sedang tegang-tegangnya menekan gundukan bukit memekku. Dia menggerakkan pinggulnya secara memutar sambil menggesek-gesekkan batang
kontolnya di permukaan bibir memekku sambil sesekali ditekan-tekan. Aku ikut-ikutan menggelinjang kegelian, beberapa kali kepala kontolnya yang tegang salah sasaran memasuki belahan bibir memekku seolah akan menembus liang memekku lagi. Akua hanya merintih kesakitan dan memekik kecil, “Aawwww… Mas saakiit”, erangku. “Aahh.. nes… memekmu empuk sekali sayang, ssshh”, dia melenguh keenakan.

Beberapa menit kemudian setelah kami puas bercumbu bibir, dia menggeser tubuhnya kebawah sampai mukanya tepat berada di atas kedua bulatan toketku, kini ganti perutnya yang menekan memekku. Jemari kedua tangannya secara bersamaan mulai menggerayangi gunung “Fujiyama” milikku, dia mulai menggesekkan ujung-ujung jemarinya mulai dari bawah toketku di atas perut terus menuju gumpalan kedua toketku yang kenyal dan montok. Aku merintih dan menggelinjang
antara geli dan nikmat. “Mass, geli”, erangku lirih. Beberapa saat dia mempermainkan kedua pentilku yang kemerahan dengan ujung jemarinya. Aku menggelinjang lagi, dipuntirnya sedikit pentilku dengan lembut. ” Mas…” aku semakin mendesah tak karuan. Secara bersamaan akhirnya dia meremas-remas gemas kedua toketku dengan sepenuh nafsu. “Aawww… Mas”, aku mengerang dan kedua tanganku memegangi kain sprei dengan kuat. Dia semakin menggila tak puas meremas lalu mulutnya mulai menjilati kedua toketku secara bergantian. Lidahnya
menjilati seluruh permukaan toketku itu sampai basah, mulai dari toket yang kiri lalu berpindah ke toket yang kanan, digigit-gigitnya pentilku secara bergantian sambil diremas-remas dengan gemas sampai aku berteriak-teriak kesakitan. Lima menit kemudian lidahnya bukan saja menjilati kini mulutnya mulai beraksi menghisap kedua pentilku sekuat-kuatnya. Dia tak peduli aku menjerit dan menggeliat kesana-kemari, sesekali kedua jemari tanganku memegang dan meremasi rambutnya, sementara kedua tangannya tetap mencengkeram dan meremasi kedua
toketku bergantian sambil menghisap-hisap pentilnya. Bibir dan lidahnya dengan sangat rakus mengecup, mengulum dan menghisap kedua toketku. Di dalam mulutnya pentilku dipilin dengan lidahnya sambil terus dihisap. Aku hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali memekik kuat ketika giginya menggigiti pentilku dengan gemas, hingga tak heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan toketku itu nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitannya. Cukup lama dia mengemut toketku, setelah itu bibir dan lidahnya kini merayap menurun ke bawah. Ketika lidahnya bermain di atas pusarku, aku mulai
mengerang-erang kecil keenakan, dia mengecup dan membasahi seluruh perutku.

Ketika dia bergeser ke bawah lagi dengan cepat lidah dan bibirnya telah berada di atas gundukan bukit memekku. “Buka pahamu Nes..” teriaknya tak sabar, posisi pahaku yang kurang membuka itu membuatnya kurang leluasa untuk mencumbu memekku itu. “Oooh… masss”, aku hanya merintih lirih. Dia membetulkan posisinya di atas selangkangan ku. Aku membuka ke dua belah pahaku lebar-lebar, aku sudah sangat terangsang sekali. Kedua tanganku masih tetap memegangi kain sprei, aku kelihatan tegang sekali. “Sayang… jangan tegang begitu dong sayang”, katanya mesra. “Lampiaskan saja perasaanmu, jangan takut kalau Ines merasa nikmat,
teriak saja sayang biar puass….” katanya selanjutnya. Sambil memejamkan mata aku berkata lirih. “Iya mass eenaak sih mass”, kataku polos. Dia memandangi memekku yang sudah ditumbuhi jembut namun kulit dimemekku dan sekitarnya itu tidak tampak keriput sedikitpun, masih kelihatan halus dan kencang. Bibir memekku kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah sempit yang berada di antara kedua bibir memekku itu tertutup rapat. “MAs… ngapain sih kok ngelamun, bau yaa Mas?” tanyaku sambil tersenyum. Wajahku sedikit kusut dan berkeringat.”abisnya memekmu lucu sih, bau lagi”, balasnya
nakal. “Iiihh… jahat”, Belum habis berkata begitu aku memegang kepalanya dan mengucek-ucek rambutnya. Dia tertawa geli. Selanjutnya aku menekan kepalanya ke bawah, sontak mukanya terutama hidung dan bibirnya langsung nyosor menekan memekku, hidungnya menyelip di antara kedua bibir memekku. Bibirnya mengecup bagian bawah bibir memekku dengan bernafsu, sementara jemari kedua tangannya merayap ke balik pahaku dan meremas bokongku yang bundar dengan gemas. Dia mulai mencumbui bibir memekku yang tebal itu secara bergantian seperti kalau dia mencium bibirku. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, dia berpindah untuk mengecup dan mengulum bibir memekku bagian bawah. Karena ulahnya aku
sampai menjerit-jerit karena nikmatnya, tubuhku menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang, beberapa kali kedua pahaku sampai menjepit kepalanya yang lagi asyik masyuk bercumbu dengan bibir memekku. Dia memegangi kedua belah bokongku yang sudah berkeringat agar tidak bergerak terlalu banyak, sepertinya dia tak rela melepaskan pagutan bibirnya pada bibir memekku. aku mengerang-erang dan tak jarang memekik cukup kuat saking nikmatnya. Kedua tanganku meremasi rambutnya sampai kacau, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku. Kadang pantat kunaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang kugoyangkan memutar seirama dengan jilatan lidahnya pada seluruh permukaan memekku. aku berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang menangis saking tak kuatnya menahan kenikmatan yang diciptakannya pada memekku. Tubuhku menggeliat hebat, kepalaku bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat, sambil mengerang tak karuan. Dia semakin bersemangat
melihat tingkahku, mulutnya semakin buas, dengan nafas setengah memburu disibakkannya bibir memekku dengan jemari tangan kanannya, terlihat daging berwarna merah muda yang basah oleh air liurnya bercampur dengan cairan lendirku, agak sebelah bawah terlihat celah liang memekku yang amat sangat kecil dan berwarna kemerahan pula. Dia mencoba untuk membuka bibir memekku agak lebar, namun aku memekik kecil karena sakit. “aawww mass.. sakiit”, pekikku kesakitan. “maaf sayang, sakit yaa…” bisiknya khawatir. Dia mengusap dengan lembut bibir memekku agar sakitnya hilang, sebentar kemudian lalu disibakkan kembali pelan-pelan bibir memekku, celah merahnya kembali terlihat, agak ke atas dari liang memekku yang sempit itu ada tonjolan daging kecil sebesar kacang hijau yang juga berwarna kemerahan, inilah itil, bagian paling sensitif dari memek wanita. Lalu secepat kilat dengan rakus lidahnya dijulurkan sekuatnya keluar dan mulai menyentil-nyentil daging itilku. Aku memekik sangat keras sambil
menyentak-nyentakkan kedua kakiku ke bawah. Aku mengejang hebat, pinggulku bergerak liar dan kaku, sehingga jilatannya pada itilku jadi luput. Dengan gemas dia memegang kuat-kuat kedua belah pahaku lalu kembali menempelkan bibir dan hidungnya di atas celah kedua bibir memekku, dia menjulurkan lidahnya keluar sepanjang mungkin lalu ditelusupkannya lidahnya menembus jepitan bibir memekku dan kembali menyentil nikmat itilku dan, aku memekik tertahan dan tubuhku kembali mengejan sambil menghentak-hentakkan kedua kakiku, pantat ku angkat ke
atas sehingga lidahnya memasuki celah bibir memekku lebih dalam dan menyentil-nyentil itilku. Begitu singkat karena tak sampai 1 menit aku terisak menangis dan ada semburan lemah dari dalam liang memekku berupa cairan hangat agak kental banyak sekali. Dia masih menyentil itilku beberapa saat sampai tubuhku terkulai lemah dan akhirnya pantatku pun jatuh kembali ke kasur. Aku melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang baru kurasakan, sementara dia
masih menyedot sisa-sisa lendir yang keluar ketika aku nyampe. Seluruh selangkanganku tampak basah penuh air liur bercampur lendir yang kental. Dia menjilati seluruh permukaan memekku sampai agak kering, “Sayaang… puas kan…” bisiknya lembut namun aku sama sekali tak menjawab, mataku terpejam rapat namun mulutku tersenyum bahagia. “Giliranku sayang, aku mau masuk nih… tahan sakitnya sayang”, bisiknya lagi tanpa menunggu jawabannya.

Dia segera bangkit dan duduk setengah berlutut di atas tubuhku yang telanjang berkeringat.
Toketku penuh lukisan hasil karyanya. Dengan agak kasar dia menarik kakiku ke atas dan ditumpangkannya kedua pahaku pada pangkal pahanya sehingga kini selangkanganku menjadi terbuka lebar. Dia menarik bokongku ke arahnya sehingga kontolnya langsung menempel di atas memekku yang masih basah. Dia mengusap-usapkan kepala kontolnya pada kedua belah bibir memekku dan lalu beberapa saat kemudian dengan nakal kontolnya ditepuk-tepukkan dengan gemas ke memekku. Aku menggeliat manja dan tertawa kecil, “Mas… iiih.. gelii.. aah”, jeritku manja. “Sayaang, kontolku mau masuk nih… tahan yaa sakitnya”, bisiknya nakalpenuh nafsu. “Iiihh… jangan kasar ya mass… pelan-pelan saja masukinnya, Ines takutsakiit”, sahutku polos penuh kepasrahan. Sedikit disibakkannya bibir memekku dengan jemari kirinya, lalu diarahkannya kepala kontolnya yang besar ke liang memekku yang sempit. Diamulai menekan dan aku pun meringis, dia tekan lagi… akhirnya perlahan-lahan mili demi mili liang memekku itu membesar dan mulai menerima kehadiran kepala kontolnya. Aku menggigit bibir. Dia melepaskan jemari tangannya dari bibir memekku dan plekk… bibir memekku langsung menjepit nikmat kepala kontolnya. “Tahan sayang…” bisiknya bernafsu. Aku hanya mengangguk pelan, mata lalu kupejamkan rapat-rapat dan kedua tanganku kembali memegangi kain sprei. Dia Agak
membungkukkan badannya ke depan agar pantatnya bisa lebih leluasa untuk menekan ke bawah. Dia memajukan pinggulnya dan akhirnya kepala kontolnya mulai tenggelam di dalam liang memekku. Dia kembali menekan, dan aku mulai menjerit kesakitan. Dia tak peduli, mili demi mili kontolnya secara pasti terus melesak ke dalam liang memekku dan tiba-tiba setelah masuk sekitar 4 centi seperti ada selaput lunak yang menghalangi kepala kontolnya untuk terus masuk, dia terus menekan dan aku melengking keras sekali lalu menangis terisak-isak. selaput daraku robek. Dia terus menekan kontolnya, ngotot terus memaksa memasuki liang memekku yang luar biasa sempit itu. Dia memegang pinggulku, dan ditariknya kearahnya kontolnya masuk makin ke dalam, Aku terus menangis terisak-isak kesakitan, sementara dia sendiri malah merem melek keenakan. Dan dia menghentak keras ke bawah, dengan cepat kontolnya mendesak masuk liang memekku. dia mengerang nikmat. Dihentakkan lagi pantatnya ke bawah dan akhirnya kontolnya secara sempurna telah tenggelam sampai kandas terjepit di antara bibir memekku. dia berteriak keras saking nikmatnya, matanya mendelik menahan jepitan ketat memekku yang luar biasa. Sementara aku hanya memekik kecil lalu memandangnya sayu.
“Mass… Ines sudah nggak perawan lagi sekarang”, bisikku lirih. “Ines sayang, Mas sekarang juga nggak perjaka lagi”, balasnya mesra. Kami sama-sama tersenyum. Direbahkannya badannya di atas tubuhku yang telanjang, aku memeluknya penuh kasih sayang, toketku kembali menekan dadanya. Memekku menjepit meremas kuat kontolnya yang sudah amblas semuanya. Kami saling berpandangan mesra,dia mengusap mesra wajahku yang masih menahan sakit menerima tusukan kontolnya. “Mas… bagaimana rasanya”, bisikku mulai mesra kembali, walaupun sesekali kadang aku menggigit bibir menahan sakit. “Enaak sayang.. dan nikmaat… oouhh aku nggak
bisa mengungkapkannya dengan kata-kata sayang… selangit pokoknya”, bisiknya. “MAs, bagaimana kalau Ines sampai hamil?” bisikku sambil tetap tersenyum.”Oke…nanti setelah ngentot kita cari obat di apotik, obat anti hamil”, bisiknya gemas. “Iihh… nakal…” sahutku sambil kembali mencubit pipinya. “Biariin…” “Maasss…” aku agak berteriak. “Apaan sih…” tanyanya kaget. Lalu sambil agak bersemu merah dipipi aku berkata lirih. “dienjot dong…” bisikku hampir tak terdengar. “Iiih Ines kebanyakan nonton film porno, kan memeknya masih sakiit”, jawabnya. “Pokoknya, dienjot dong Mas…” sahutku manja. Dia mencium bibirku dengan bernafsu, dan akupun membalas dengan tak kalah bernafsu. Kami saling berpagutan lama sekali, lalu sambil tetap begitu dia mulai menggoyang pinggul naik turun. kontolnya mulai menggesek liang memekku dengan kasar, pinggulnya menghunjam-hunjam dengan cepat mengeluar masukkan kontolnya yang tegang. Aku memeluk punggungnya dengan kuat, ujung jemari tanganku menekan punggungnya dengan keras. Kukuku terasa menembus kulitnya. Tapi dia tak peduli, dia sedang
mengentoti dan menikmati tubuhku. Aku merintih dan memekik kesakitan dalam cumbuannya. Beberapa kali aku sempat menggigit bibirnya, namun itupun dia tak peduli. Dia hanya merasakan betapa liang memekku yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kontolnya. Ketika ditarik keluar terasa daging memekku seolah mencengkeram kuat kontolnya, sehingga terasa ikut keluar. Aku melepaskan ciumannya dan mencubit pinggangnya. “Awww… aduuh Mass… sakit … . ngilu Mas” aku berteriak kesakitan. “Maaf sayang… aku mainnya kasar yaah? aku nggak tahan lagi sayang aahhgghghh”, bisiknya. “pejuku mau keluar, desahnya sambil menyemprotkan
peju yang banyak di liang memekku. Kami pun berpelukan puas atas kejadian tersebut. Dan tanpa terasa kami ketiduran sambil berpelukan telanjang bulat karena kecapaian dalam permainan tadi.

Kami tidur dua jam lamanya lalu kami berdua mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Dia minta aku jongkok. Dia mengajariku untuk menjilati serta mengulum kontolnya yang sudah tegak berdiri. Kontolnya kukulum sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun. “Enak banget yang, kamu cepet ya belajarnya. Terus diemut yang”, erangnya. Kemudian giliran dia, aku disuruhnya berdiri sambil kaki satunya ditumpangkan di bibir bathtub agar siap mendapat serangan oralnya. Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari pada itilku sehingga aku mengerang sambil memegang
kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke memekku. Dia tahu apa yang kumau, lalu dijulurkannya lidahnya lebih dalam ke memekku sambil mengorek-korek itilku dengan jari manisnya. Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan sampai aku nyampe, dengan derasnya lendirku keluar tanpa bisa dibendung. Dia menjilati dan menelan semua lendirku itu tanpa merasa jijik. “Mas, nikmat banget deh, Ines sampe lemes”, kataku. “Ya udah kamu istirahat aja, aku mau cari makanan dulu ya”, katanya sambil berpakaian dan meninggalkan ku sendiri di rumah itu. Aku
berbaring di ranjang, ngantuk sampe ketiduran lagi.

DIa membangunkanku dan mengajakku makan nasi padang yang sudah dibelinya. “Nes, malem ini kita tidur disini aja ya, aku masih pengen ngerasain peretnya memekmu lagi. Kamu mau kan
kita ngentot lagi”, katanya sambil membelai pipiku. “Ines nurut aja apa yang mas mau, Ines kan udah punyanya mas”, jawabku pasrah. Sehabis makan langsung Aku dibawanya lagi keranjang, dan direbahkan. Kami langsung berpagutan lagi, aku sangat bernapsu meladeni ciumannya. Dia mencium bibirku, kemudian lidahnya menjalar menuju ke toketku dan dikulumnya pentilku. Terus menuju keperut dan dia menjilati pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan itu yang terasa nikmat. “Mas enak sekali..” nafasku terengah2. Lumatannya terus dilanjutkannya pada itilku. Itilku dijilatinya, dikulum2, sehingga aku semakin terangsang hebat. Pantatku kuangkat supaya lebih dekat lagi kemulutnya. Diapun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam memekku yang sudah dibukanya sedikit dengan jari. Ketikla Responsku sudah hampir mencapai puncak, dia menghentikannya. Dia ganti dengan posisi 69.Dia telentang
dan minta aku telungkup diatas tubuhnya tapi kepalaku ke arah kontolnya. Dia minta aku untuk kembali menjilati kepala kontolnya lalu mengulum kontolnya keluar masuk mulutku dari atas. Setelah aku lancar melakukannya, dia menjilati memek dan itilku lagi dari bawah. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk menancapkan kontolnya di memekku.

Aku ditelentangkannya, pahaku dikangkangkannya, pantatku diganjal dengan bantal. “buat apa mas, kok diganjel bantal segala”, tanyaku. “biar masuknya dalem banget yang, nanti kamu juga ngerasa enaknya”, jawabnya sambil menelungkup diatasku. Kontolnya digesek2kan di memekku yang sudah banyak lendirnya lagi karena itilku dijilati barusan. “Ayo Mas cepat, aku sudah tidak tahan lagi” pintaku dengan bernafsu. “Wah kamu sudah napsu ya Nes, aku suka kalo kita ngentot setelah kamu napsu banget sehingga gak sakit ketika kontolku masuk ke memek kamu”, jawabnya. Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontolnya ke memekku. “Pelan2 ya mas, biar
gak sakit”, lenguhku sambil merasakan kontolnya yang besar menerobos memekku yang masih sempit. Dia terus menekan2 kontolnya dengan pelan sehingga akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam, terasa kontolnya nancep dalem sekali. “Mas enjot yang cepat, Mas, Ines udah mau nyampe ach.. Uch.. Enak Mas, lebih enak katimbang dijilat mas tadi”, lenguhku. “Aku juga mau keluar, yang”, jawabnya.Dengan hitungan detik kami berdua nyampe bersama sambil merapatkan pelukan, terasa memekku berkedutan
meremes2 kontolnya. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga.

Sudah satu jam kami beristirahat, lalu dia minta aku mengemut kontolnya lagi. “Aku belum puas yang, mau lagi, boleh kan?” yanyanya. “Boleh mas, Ines juga pengen ngerasain lagi nyampe seperti tadi”, jawabku sambil mulai menjilati kepala kontolnya yang langsung ngaceng dengan kerasnya. Kemudian kepalaku mulai mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya dimulutku. Dia mengerang kenikmatan, “Enak banget Nes emutanmu. Tadi memekmu juga ngempot kontolku ketika kamu nyampe. Nikmat banget deh malam ini, boleh diulang ya sayang kapan2″. Aku diam tidak menjawab karena ada kontolnya dalam mulutku. “NEs, aku udah mau ngecret
nih, aku masukkin lagi ya ke memek kamu”, katanya sambil minta aku nungging. “MAu ngapain mas, kok Ines disuru nungging segala”, jawabku tidak mengerti. “udah kamu nungging aja, mas mau ngentotin kamu dari belakang”, jawabnya. Sambil nungging aku bertanya lagi, “Mau dimasukkin di pantat ya mas, aku gak mau ah”. “Ya gak lah yang, ngapain di pantat, di memek kamu udah nikmat banget kok”, jawabnya. dengan pelan diumasukkannya kontolnya ke memekku, ditekan2nya sampe amblas semua, terasa kontolnya masuk dalem sekali, seperti tadi ketika pantatku diganjel bantal. Kontolnya mulai dikeluarmasukkan dengan irama lembut. Tanpa
sadar aku mengikuti iramanya dengan menggoyangkan pantatku. Tangan kirinya menjalar ke
toketku dan diremas-remas kecil, sambil mulai memompa dengan semakin cepat. Aku mulai merasakan nikmatnya dientot, sakit sudah tidak terasa lagi. “Mas, Ines udah ngerasa enaknya dientot, terus yang cepet ngenjotnya mas, rasanya Ines udah mau nyampe lagi”, erangku. Dia tidak menjawab, enjotan kontolnya makin lama makin cepet dan keras, nikmat banget deh rasanya. Akhirnya dengan satu enjotan yang keras dia melenguh, “Nes aku ngecret, aah”, erangnya. “Mas, Ines nyampe juga mas, ssh”, bersamaan dengan ngecretnya pejunya aku juga nyampe.Kembali aku terkapar kelelahan.

Ketika aku terbangun, hari udah terang. Aku nggeletak telanjang bulat di ranjang dengan Satu kaki terbujur lurus dan yang sebelah lagi menekuk setengah terbuka mengangkang. Dia yang sudah bangun lebih dulu, menaiki ranjang dan menjatuhkan dadanya diantara kedua belah paha ku. Lalu dengan gemas, diciumnya pusarku. ” Mass, geli!” aku menggeliat manja. Dia tersenyum sambil terus saja menciumi pusarku berulang2 hingga aku menggelinjang beberapa kali. Dengan menggunakan ke2 siku dan lututnya ia merangkak sehingga wajahnya terbenam diantara ke2 toketku. Lidahnya sedikut menjulur ketika dia mengecup pentilku sebelah kiri, kemudian pindah ke pentil kanan. Diulangnya beberapa kali, kemudian dia berhenti melakukan jilatannya.

Lihat Juga : Karena Ibu, Aku Pun Bisa Menikmati Tubuh Montok Adikku

Tangan kirinya bergerak keatas sambil meremes dengan lembut toketku.Remasannya membuat pentilku makin mengeras, dengan cepat dikecupnya pentilku dan dikulum2nyasambil mengusap punggungku dengan tangan kanannya. “Kamu cantik sekali,” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku hanya tersenyum, aku senang mendengar pujiannya. Kurangkul lehernya, kemudian kucium bibirnya. Lidahnya yang nyelip masuk mulutku kuhisap2. Aku segera meraba kontolnya lagi, kugenggam dan kugesek2kan ke memekku yang mulai berlendir. Lendir memekku melumuri kepala kontolnya, kontolnya menjadi makin keras. Urat2 berwarna hijau di kulit batang kontolnya makin membengkak. Dia menekan pinggulnya sehingga kepala kontolnya nyelip di bibir memekku. Terasa bibir memekku menjepit kontolnya yang besar itu. Dia menciumi leherku, dadanya direndahkan sehingga menekan toketku. “Oh…mas”, lenguhku ketika ia menciumi telingaku. “Kakimu dibelitkan di pinggangku Nes”, pintanya sambil terus mencium bibirku.

Tangan kirinya terus meremas toketku sedang tangan satunya mengelus pahaku yang sudah kulingkarkan di pinggangnya. Lalu dia mendorong kontolnya lebih dalam. Sesak rasanya memekku. Pelan2 dia menarik sedikit kontolnya, kemudian didorongnya. Hal ini dia lakukan beberapa kali sehingga lendir memekku makin banyak keluarnya, mengolesi kepala kontolnya. Sambil menghembuskan napas, dia menekan lagi kontolnya masuk lebih dalam. Dia menahan gerakan pinggulnya ketika melihat aku meringis. “Sakit yang”, tanyanya. “Tahan sedikit ya”. Dia
kembali menarik kontolnya hingga tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar memekku, lalu didorongnya kembali pelan2. Dia terus mengamati wajahku, aku setengah memejamkan mata tapi sudah tidak merasa sakit. “NEs, nanti dorong pinggul kamu keatas ya”, katanya sambil menarik kembali kontolnya. Dia mencium bibirku dengan lahap dan mendorong kontolnya masuk kontolnya. Pentilku diremesnya dengan jempol dan telunjuknya. Aku tersentak karena enjotan kontolnya dan secara reflex aku mendorong pinggulku ke atas sehingga kontolnya nancap.

lebih dalam. Aku menghisap lidahnya yang dijulurkan masuk ke mulutku. Sementara itu dia terus menekan kontolnya masuk lebih dalam lagi. Dia menahan gerakan pinggulnya, rambutku dibelai2nya dan terus mengecup bibirku. Kontolnya kembali ditariknya keluar lagi dan dibenamkan lagi pelan2, begitu dilakukannya beberapa kali sehingga seluruh kontolnya sudah nancap di memekku. Aku merangkul lehernya dan kakiku makin erat membelit pinggangnya.”Akh mas”, lenguhku ketika terasa kontolnya sudah masuk semua, terasa memekku berdenyut meremes2 kontolnya. “Masih sakit Nes”, tanyanya. “Enak mas”, jawabku sambil mencakari punggungnya, terasa biji pelernya memukul2 pantatku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. Entah bagaimana dia mengenjotkan kontolnya, itilku tergesek kontolnya
ketika dia mengenjotkan kontolnya masuk. Aku menjadi terengah2 karena nikmatnya. Dia juga mendesah setiap kali mendorong kontolnya masuk semua, “Nes, memekmu peret sekali, terasa lagi empotannya, enak banget sayang ngentot dengan kamu”.Tangannya menyusup ke punggungku sambil tersu mengenjotkan kontolnya. Terasa bibir memekku ikut terbenam setiap kali kontolnya dienjot masuk. “Mas”, erangku. Terdengar bunyi “plak” setiap kali dia menghunjamkan kontolnya. Bunyi itu berasal dari beradunya pangkal pahanya dengan pangkal pahaku karena aku mengangkat pinggulku setiap dia mengenjot kontolnya masuk. “Nes, aku udah mau ngecret”, erangnya lagi.Dia menghunjamkan kontolnya dalam2 di memekku dan
terasalah pejunya nyembur2 di dalam memekku. Bersamaan dengan itu, “Mas, Ines nyampe juga mas”, aku mengejang karena ikutan nyampe.Nikmat banget bersama dia, walaupun perawanku hilang aku tidak nyesel karena ternyata dientot itu mendatangkan kenikmatan luar biasa.

Tamat

Kusetubuhi ABG Montok di Kost

$
0
0

Kusetubuhi ABG Montok di Kost – Kumpulan Cerita Sex 2016 – Foto Ngemut, Cewek Ngemut, Video Bugil Ngemut, Gadis Ngemut, Video Ngemut, Tante Ngemut, Cerita Ngemut, Cerita Bispak, Cerita Meki, Cerita Abg, Cerita Selingkuh, Cerita Tante Girang, Cerita Sange.


Bagaimana kisahku hingga bisa Cerita Ngentot Terpanas – Kusetubuhi ABG Montok di Kost. “kumpulan Cerita Dewasa terbaru “cerita seru 18+ “Cerita Porno” Kali inimarimaju.net akan berbagi cerita dewasa paling seru yang berjudul ” Cerita Dewasa 17+ : Kusetubuhi ABG Montok di Kost”. Cerita ini khusus buat teman-teman yang pingin tau kisahnya dan khusus untuk umur 17+. Cerita ngentot ,dan kumpulan cerita seks ini lumayan Hot dan lumayan membuat Konak. untuk lebih jelasnya bisa disimak di bawah ini.

Cerita Mesum ini terjadi ketika aku kos dirumah sepasang suami istri yang sudah lanjut usia. Rumahnya besar, mereka tinggal dirumah utama model kuno, aku kos di paviliunnya. Cuma rumah model kuno yang ada paviliunnya. Bapak kos masi punya anak prempuan yang seragam sekolahnya biru. Anak2 laennya dah keluar rumah semuanya. anak bungsunya ini sepertinya dimanja banget, gak perna ditegur sehingga kalakuannya agak liar. Kalo malem minggu pasti ngilang dari rumah, gak tau kemana. Ya memang bukan urusanku, kan bukan keluargaku. Ayu nama tu anak abege. Manis juga orangnya, item manis gitu, toketnya baru numbuh, kliatan nonjol didadanya. pantatnya rada gede sehingga dia jalan, pinggulnya bergoyang kekiri kekanan, napsuin juga ngeliatnya.

Yang menarik, ayu ada kumis tipisnya diatas bibirnya yang tipis, yg menantang untuk dikulum2. Biasanya prempuan yang kumisan, jembutnya lebat. aku jadi penasaran, abege seumuran ayu kaya apa lebatnya jembutnya.

Sampe suatu malem, aku lagi dikamar, brosing situs kegemaranku pake laptopku. Tiba2 terdengar ketokan dipintu. “Om, Ayu bole masuk gak”. Ayu rupanya, nekat juga dia nyamperin aku ke kamarku. Aku membuka pintu, Ayu pake tanktop ketat dan celana pendek yang ketat dan pendek banget. Kliatan sekali ayu gak pake bra, sehingga bentuk toketnya yang umut tercetak jelas dibalik tanktop ketatnya. kon tolku langusng melonjak bangun disuguhi pemandangan yang merangsang seperti itu. “O Ayu, masuk deh”.

Ayu masuk dan pintu kamar kututup, banyak nyamuk kalo enggak, alesanku. Ayu duduk diranjang dan aku balik duduk di mejaku yang terletak disebelah ranjang. Halaman yang lagi terbuka segera tertutup, baiknya gambar ngen tot yang lagi kunikmati sudah aku tutup sebelumnya.

“Ada apa Ay, apa yang bisa om bantu”.
Kedengarannya gombal ya, tapi itu adalah ucapan standarku kalo ketemu klien, jadi kebawa deh waktu ngomong ma siapa aja, termasuk Ayu. Ayu kan bakal jadi klienku buat urusan kenikmatan he he.

“Ini om, ada PR mesti buat karangan bahasa Inggris, om kan jago bahasa inggrisnya, bantuin bikinin dong om”, Ayu merengek.
“Upahnya apa?” “Om maunya apa, om minta apa juga Ayu turuti deh”. Wah nantang ni anak, dasar anak liar, ya gak apa memang aku suka kok ma anak liar, palagi kalo napsunya besar. Harusnya Ayu napsunya besar, berdasar pengalamanku, prempuan kalo ada kumisnya, biasanya bulu badannya termasuk jembutnya lebat dan napsunya besar kalo lagi maen, minta nambah terus.

“Sini om liat, om bantuin tapi tetep Ayu yang mesti nyelesaian sendiri, om bantu kasi idenya. Buat PR nya disini aja biar bisa selesai”.
“Mau om, bikin dikamar om, Ayu ganggu gak?”
“Buat abege secantik dan seseksi kamu apa si yang gak?”
“Mangnya Ayu seksi ya om”.
“Iyalah”. http://memanjakan.blogspot.com/
“Om terangsang dong”, wah to the point banget ni anak.
“La iya lah, om kan lelaki normal, siapa yang nahan deket2 abege cantik dan seksi kaya kamu gini”. Aku memberinya ide, Ayu nulis ideku, sembari
becanda, aku membantunya sehingga draftnya selesai.
“tinggal Ayu nulis ulang ja kan, selesai deh tugas om, sekarang mana upahnya”.

Aku duduk disebelahnya diranjang. “Ay, om bole nanya gak?”
“Om mo nanya apa? Pasti mo nanya Ayu dah punya pacar belon kan?”
“Kok tau si Ay”.
“Ya tau lah, Ayu dah punya pacar om”. Wah hebat baru usia segini dah punya pacar.
“Kalo malming, Ayu suka gak kliatan tu lagi ditempat pacar ya”.
“Iya om, abis kalo Ayu bawa pacar kemari, pasti rese banget bonyok Ayu, makanya Ayu ke tempat kosnya pacar Ayu aja”.
“Temen sekolah kamu?”
“Bukan om, pacar Ayu anak kedokteran, canggih kan”. Ayu tersenyum manis sekali.
“Trus kamu ngapain ja ditempat pacar kamu, gak pulang lagi”.
“Ya ngapain lagi om, kalo lelaki dan prempuan sekamar”.
“Enak dong Ay”.
“Bukan enak lagi om, nikmat banget. Makanya Ayu jadi ketagihan”.
“Kamu dia yang mrawanin”.
“Iya om”.
“Kalo maen brapa ronde”.
“Seringnya 3 ronde, kalo dianya napsu banget 4 ronde om. Cuma ronde pertamanya Ayu emut sampe ngecret dimulut Ayu”.
“Kamu telen ya pejuku”.
“Iya om, dia bilang peju tu protein tinggi, jadi gak bahaya, malah bagus buat kesehatan. Maklum de om anak kedokteran”.
“Besar gak Ay dia punya”.
“Besar om, segini”. Ayu memeragakan ukuran kon tol pacarnya dengen mempertemukan jempol dan telunjuknya.
“Panjang gak”.
“Panjang om, segini, dia memeragakan panjangnya pake jengkalan tangannya yang mungil.
“Dia ngecretnya diluar ya Ay”.
“enggak om didlaem, kalo diluar mana nikmat”.
“Kamu gak takut hamil”.
“Di kasi obat om, kalo ayu lagi subur, dia ajarin ayu ngitung masa subur”.
“wah canggih dong kamu ya, skarang lagi gak subur”.
“Justru lagi subur om, ayu lebi suka kalo maen lagi subur om, napsu ayu cepet banget naeknya”. Gila juga ni akan pikirku, tapi masabodo lah, aku pengen banget ngerjain ayu malem ini.

Aku mencium tengkuknya. “Geli om”, Ayu menggelinjang.
“Wangi kamu Yu, jadi merangsang banget deh”, kucium sekali lagi tengkuknya.
“Ooom, geli, daripada nyiumin tengkuk mending juga cium bibir Ayu ja”, katanya sambil menoleh kearahku.
Aku tidak menyia2kan kesempatan yang diberikan Ayu, segera bibir mungilnya kusambar dengan bibiku dan kulumat dengan penuh napsu. ayu mengimbangi ciumanku yang ganas, dia malah menjulurkan lidahnya kedalam mulutku, kubelit dengan lidahku dan kekulum lidahnya. Sementara itu tanganku mulai memerah toketnya yang baru numbuh itu, pentilnya yang juga imut mulai mengeras.
“Ooom, diremes langsung ja om, ayu pengen diemut deh pentilnya”.

Segera tanktopnya kulepas, Ayu mengangkat tangannya keatas, mempermudah aku melepas tanktopnya. Toket mungilnya tampak menonjol dengan pentilnya yang juga imut dan berwarna pink. Ayu kurebahkan diranjang, segera aku menyiumi toketnya dan akhirnya pentilnya mulai kujilat2 dan akhirnya kuemut. Toketnya kumasukkan sebanyak2nya kemulutku dan kusedot dengan ganas.

“Oom, ganas amat si ngemutnya, enak om, teruss om”,
Ayu mulai merintih kenikmatan. Aku meraba2 perutnya, trus membuka kancing clananya dan ritsluitingnya. aku merogo kedalam ke selangkangannya. agak susah karena celananya ketat juga, teraba jembutnya yang rupanya bener, lumayan lebat.
“Ay, jembut kamu lebat ya, buat abege seumur kamu segitu mah lebat Ay”.
“Tapi om suka kan ngeliatnya, celana Ayu dilepas sekalian om, ayu dah pengen om”.

Segera celana pendeknya kulepas, Ayu gak make cd, sehingga yang pertama kulihat adalah jembutnya yang lumayan lebat itu. Ayu mengangkangkan kakinya, dibalik kerimbunan jembutnya nampak memeknya yang berwarna pink, kayanya masi rapet sekali, walaupun pacarnya pasti sudah sering mengobok2 me mek Ayu dengan kon tol yang ayu bilang besar panjang itu, dan akhirnya menumpahkan pejumya 2-4 kali kedalem me mek Ayu selama
mreka maen. memeknya kuraba pelan dengan jari, trus keatas kearah itilnya, kugesek itilnya pelan,

“Om yang cepet geseknya om, nikmat banget om, om pinter banget ngerangsang napsunya Ayu, trus om, Ayu dah pengen om”.
“Pengen apaan Ay”.
“Pengen dimasukin kon tol om, ayo dong om, ayu dah gak tahan ni, dah pengen diobok2 pake kon tol om”.

Aku gak memperdulikan rengekan ayu, malah aku mulai menjilati itil Ayu yang membuat Ayu menggelinjang makin hebat. Gila bener ni abege, walaupun baru seumur dia, tapi liarnya sama kaya abege yang lebih tua dari dia, yang sering aku entotin. Ketika itilnya kuemut2, Ayu makin menggila erangannya. aku memasukkan jari tengahku kedalam memeknya, terasa sekali cengkeraman me mek ayu ke jari tengahku. Gimana kalo kontolku yang masuk ya rasanya cengkeraman me meknya, pikirku.

Jariku menyusuri bagian dalem sebelah atas me meknya Ayu. Sampe ketemu daging yang agak menonjol, terus kugaruk2kan jariku disitu. Ini membuat Ayu gak terkendali lagi, dia menggeliat kekanan kekiri sambil berteriak2,

“Om jahat ih, om jangan siksa Ayu kaya gini dong, om gak tahan lagi ni Ayu, jangan dikilik pake jari dong om, pake kon tol om aja, ayo dong om”, katanya sambil mengacak2 rambutku yang sedang berasa diselangkangannya. Dia juga menarik2 bahuku, supaya segera menancapkan kontolku dimemeknya. akhirnya Ayu gak nahan, badannya mengejang, pahanya dirapatkan sehingga kepalaku terjepit ketat diantara pahanya sampe aku sesek napas jadinya. ayu telah klimax, itu akibat garukan jariku pada g spotnya, diserang 3 in 1 gitu Ayu langsung nyerah, dia klimax.

“Aduh om, pinter banget si, biasanya pacar ayu yang ngecret duluan, om bisa bikin ayu ngecret duluan”.
Memang dari memeknya menyembur cairan kentel ketika dia klimax, seperti kalo lelaki ngecret.
“Om ayu lemes deh, nikmat banget deh om, padahal belon dientot ya om”.

Aku bangun dan melepas semua yang menempel dibadanku. ayu terbelalak melihat kontolku yang sudah maksimal kerasnya.
“Om, gede banget kontolnya. Rasanya kon tol pacar Ayu dah besar, kon tol om lebi besar lagi, lebi panjang juga lagi”. Ayu duduk dan segera meremes kontolku dengan gemesnya,
“Ih dah keras banget om, masukin dong om, yu pengen ngerasain kon tol gede om kluar masuk me mek Ayu”. Ayu segera mulai menjilati kepala
kontolku, dan tak lama kemudian dimasukkan kedalam mulutnya. Terasa hangat sekali emutannya.

“Om, gede amat, cuma muat kepalanya ja dimulut ayu”, dia meneruskan emutannya. Batangnya dikocoknya pelan2.
“Om, kluarin pejunya dimulut ayu ya, Ayu pengen minum peju om, biar om ngentotnya bisa lama”. Aku diam saja menikmati emutan dan kocokannya. Kepalanya kembali dijilat2 sebentar kemudian dimasukkan lagi ke mulutnya. Dikenyot pelan2, dan kepalanya mengangguk2 memasukkan kontolku keluar masuk mulutnya. aku mengenjotkan kontolku pelan,
“Ah, enak Ay, baru diisep mulut atas aja udah nikmat ya, apalagi kalo yg ngisep mulut bawah”, erangku keenakan. Tanganku terus saja mengelus2 memeknya yang sudah basah karena napsunya sudah sangat memuncak.
“Ay, kamu udah napsu banget ya, me mek kamu udah basah begini”, kataku lagi. kontolku makin seru diisep2nya.
“Om, mulut Ayu dah pegel, kok om belum ngecret juga ya”.
“Om pengen ngecretnya dimemek ayu ja”.
“Masukin ja ya om”.

dia mencabut kontolku dari mulutnya dan aku segera menelungkup diatas badannya . kon tol kuarahkan ke memeknya, kutekannya kepalanya masuk ke memeknya. terasa banget memeknya meregang kemasukan kepala kon tol yang besar, aku mulai mengenjotkan kon tolku pelan, keluar masuk me meknya. Tambah lama tambah cepat sehingga akhirnya seluruh kontolku yang panjang ambles di me meknya. “Enak om, kon tol om bikin me mek Ayu sesek, dienjot yang keras om”, rengeknya keenakan. Enjotan kontolku makin cepat dan keras, ayu makin sering melenguh kenikmatan, apalagi kalo aku mengenjotkan kontolku masuk dengan keras, sampe mentok rasanya. Gak lama dienjot ayu udah merasa mau nyampe,”Om lebih cepet ngenjotnya dong, Ayu udah mau nyampe”, rengeknya. “Cepat banget Yu, aku belum apa2” jawabku sambil mempercepat lagi enjotan kontolku.

Akhirnya ayu menjerit keenakan “Om, Ayu nyampe om, aah”, ayu menggelepar2 kenikmatan. Aku masih terus saja mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat dan keras. Tiba2 aku mencabut kontolku dari memeknya. “Kok dicabut om, kan belum ngecret”, protesnya. Aku diem saja tapi menyuruh ayu menungging di pinggir ranjang, aku mau gaya dogi. Segera kontolku ambles lagi di memeknya dengan gaya baru ini. Aku berdiri sambil memegang pinggulnya. Karena berdiri, enjotan kontolku keras dan cepat, lebih cepat dari yang tadi, gesekannya makin kerasa di memeknya dan masuknya rasanya lebih dalem lagi, “Om, nikmat”, erangnya lagi. Jariku mengelus2 pantatnya, tiba2 salah satu jari kusodokkan ke lubang pantatnya, ayu kaget sehingga mengejan. Rupanya me meknya ikut berkontraksi meremas kon tol besar panjangku yang sedang keluar masuk,

“Aah Ay, nikmat banget, empotan me mek kamu kerasa banget”, erangku sambil terus saja mengenjot memeknya. Sementara itu sambil mengenjot aku agak menelungkup di punggungnya dan tangannya meremas2 toketnya, kemudian tanganku menjalar lagi ke itilnya, sambil kuenjot itilnya kukilik2. “Om, nikmat banget dientot sama om, Ayu udah mau nyampe lagi. Cepetan enjotannya om,” erangnya saking nikmatnya. Aku juga udah mau ngecret, segera aku memegang pinggulnya lagi dan mempercepat enjotan kontolku. Tak lama kemudian, “Om Ayu mau nyampe lagi, oom, cepetan dong enjotannya, aah”, akhirnya ayu mengejang lagi keenakan. Gak lama kemudian aku mengenjotkan kontolku dalem2 di memeknya dan pejuku ngecret. “Aah Ay, nikmat banget”, akupun agak menelungkup diatas punggungnya. Karena lemas, ayu telungkup diranjang dan aku masih menindihnya, kontolku tercabut dari memeknya.

“Om, nikmat deh, sekali enjot aja Ayu bisa nyampe 2 kali”, katanya. Aku tak menjawab, berbaring disebelahnya diranjangku yang sempit. Aku memeluknya dan mengusap2 rambutku.

“Kamu pinter banget muasin lelaki ya Ay”, kataku lagi. Ayu hanya tersenyum,
“Om, Ayu mau ke kamar mandi, lengket badan rasanya”, ayupun bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi yang berasa didalam kamarku.

Selesai membersihkan diri, ayu keluar dari kamar mandi telanjang bulat, dia kaget melihat kontolku masi saja berdiri dengan kerasnya.
“Om, hebat amat, dah ngecret masi ja ngaceng keras kaya gitu. Om kuat ya. Kata temen ayu yang pernah dientot ma om om yang kontolnya juga gede panjang, dia ampe lemes ngeladenin napsu si om, gak ada puasnya. Ayu juga dong ya om, Ayu pengen om entotin ampe Ayu lemes”. Aku tersenyum saja dan Ayu berbaring disebelahku. Aku kembali mencium bibirnya dengan penuh napsu. kontolku dielus2nya. Lidahku dan lidahnya saling membelit dan kecupan bibir berbunyi saking hotnya berciuman. Tanganku juga mengarah kepahanya. Ayu segera saja mengangkangkan pahanya, sehingga aku bisa dengan mudah mengobok2 memeknya. Sambil terus mencium bibirnya, tanganku kemudian naik meremas2 toketnya. pentilnya kuplintir2,

“Om enak, Ayu udah napsu lagi om”, erangnya sambil mengocok kontolku yang masi keras banget.

Kemudian ciumanku beralih ke toketnya. pentilnya yang sudah mengeras segera kuemut dengan penuh napsu, “Om, nikmat om”, erangnya. Akupun menindihnya sambil terus menjilati pentilnya.

Jilatanku turun keperutnya, kepahanya dan akhirnya mendarat di memeknya. “Aah om, enak banget om”, erangnya. Ayu kembali menggeliat2 keenakan, tangannya meremas2 sprei ketika aku mulai menjilati me mek dan itilnya. pahanya tanpa sengaja mengepit kepalaku dan rambutku dijambak, ayu mengejang lagi, ayu kembali nyampe sebelum dientot. Ayu telentang terengah2, sementara aku terus menjilati memeknya yang basah berlendir itu.
Aku bangun dan kembali mencium bibirnya, aku menarik tangannya minta mengocok kontolku. Aku merebahkan dirinya, ayu bangkit menuju selangkanganku dan mulai mengemut kontolku.

“Ay, kamu pinter banget sih”. Cukup lama ayu mengemut kontolku. Sambil mengeluar masukkan di mulutnya, kontolku diisep kuat2. Aku jadi merem melek keenakan. Kemudian ayu kutelentangkan dan aku segera menindihnya. Ayu sudah mengangkangkan pahanya lebar2. Aku menggesek2kan kepala kontolku di bibir memeknya, lalu kuenjotkan masuk, “Om, enak”, erangnya. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk pelan2 sampai akhirnya blees, kontolku nancep semua di memeknya. “Ay, memekmu sempit banget, padahal barusan kemasukan kon tol ya”, kataku. “Tapi enak kan om, abis kon tol om gede banget sampe me mek Ayu kerasa sempit”, jawabnya terengah. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat, bibirnya kucium. “Enak om, aah”, erangnya keenakan. Enjotanku makin cepat dan keras, pinggulnya sampe bergetar karenanya. Terasa memeknya mulai berkedut2, “Om lebih cepet om, enak banget, Ayu udah mau nyampe om”, erangnya. “Cepet banget Ay, om belum apa2”, jawabku. “Abisnya kon tol om enak banget sih gesekannya”, jawabnya lagi.

Enjotanku makin keras, setiap kutekan masuk amblesnya dalem banget rasanya. Itu menambah nikmat buat ayu. “Terus om, enak”. toketnya kuremas2 sambil terus mengenjotkan kontolku keluar masuk. “Terus om, lebih cepat om, aah, enak om, jangan brenti, aakh…” akhirnya ayu mengejang, ayu nyampe. Ayu memeluk pinggangku dengan kakinya, sehingga rasanya makin dalem kontolku nancepnya. memeknya dikedut2kan meremas kontolku sehingga aku melenguh, “Enak Ay, empotan me mek kamu hebat banget, aku udah mau ngecret, terus diempot Ay”, erangku sambil terus mengenjot memeknya. Akhirnya bentengku jebol juga. pejuku ngecret dalam memeknya, banyak banget kerasa nyemburnya “Ay, aakh, aku ngecret Ay, nikmatnya me mek kamu”, erangku. Aku menelungkup diatas badannya, bibirnya kucium. “Trima kasih ya Ay, kamu bikin aku nikmat banget”. Setelah kontolku mengecil, kucabut dari memeknya dan aku berbaring disebelahnya. Ayu lemes banget walaupun nikmat sekali. “Ay, kamu tu masi muda banget tapi ngentotin kamu gak kalah nikmatna ma ngentotin abege yang lebi tua dari kamu, kamu liar banget deh”. “Om puas gak, mana lebi nikmat, ngentotin Ayu pa abege yang biasa om entotin”. “Nikmat ma kamu Ay, aku baru skali ngentotin abege seumur kamu”. “Ayu mau kok om kalo om entotin tiap malem, abis jauh lebi nikmat dientot om katimbang pacar Ayu”. Tanpa terasa akhirnya ayu tertidur disebelahku.

Ayu terbangun karena kujilati memeknya, memeknya kujilati dengan penuh napsu. pahanya kuangkatnya keatas supaya memeknya makin terbuka. “Om, nikmat banget om jilatannya”, erangnya. Ayu meremas2 toketnya sendiri untuk menambah nikmatnya jilatan di memeknya. pentilnya kuplintir2 juga. “Om, subuh2 gini sudah ngasi enak ke Ayu”, lenguhnya. Kemudian itilnya kuisep2 sambil sesekali menjilati memeknya, menyebabkan memeknya sudah banjir lagi. Ayu menggelepar2 ketika itilnya kuemut. Cukup lama itilnya kuemut sampai akhirnya kakinya kuturunkan lagi keranjang, ayu mengangkangkan pahanya karena dia tau sebentar lagi pasti kontolku masuk. “Om, masukin dong om, Ayu udah pengen dientot”, rengeknya.

Aku langsung menindih tubuhnya, kon tol kuarahkan ke memeknya. Begitu kepala kontolku menerobos masuk, “Yang dalem om, masukin aja semuanya sekaligus, ayo dong om”, rengeknya karena napsunya yang sudah muncak. Aku langsung mengenjotkan kontolku dengan keras sehingga sebentar saja kontolku sudah nancap semuanya dimemeknya. Kakinya segera melingkari pinggangku sehingga kontolku terasa masuk lebih dalem lagi. “Ayo om, dienjot dong”, rengeknya lagi. Aku mulai mengenjot memeknya dengan cepat dan keras, uuh nikmat banget rasanya pagi2 gini ngen tot. enjotanku makin cepat dan keras, ini membuat ayu menggeliat2 saking nikmatnya, “Om, enak om, terus om, Ayu udah mau nyampe rasanya”, erangnya. Aku tidak menjawab malah mempercepat lagi enjotan kontolku. toketnya kuremas2, sampe akhirnya ayu mengejang lagi, “Om enak, Ayu nyampe om, aah”, erangnya lemes. Kakinya yang tadinya melingkari pinggangku diturunkan ke ranjang.

Aku tidak memperdulikan keadaannya, kon tol terus saja kuenjotkan keluar masuk dengan cepat, napasku sudah mendengus2. memeknya berdenyut2 meremas kontolku. Aku meringis keenakan. “Ay, terus diempot Ay, nikmat banget rasanya, Terus empotannya biar aku bisa ngecret Ay”, pintaku.  Sementara itu enjotan kontolku masih terus gencar merojok memeknya. toketnya kembali kuremas2, pentilnya kuplintir2. “Om, Ayu kepengin ngerasain lagi dingecretin peju om”, katanya. Terus saja kon tol kuenjotkan keluar masuk memeknya dengan cepat dan keras, sampai akhirnya, “Ay, aku mau ngecret Ay, aah”, erang dan semburan pejuku mengisi bagian terdalam memeknya. Aku ambruk dan memeluknya erat2, “Ay, nikmat banget deh ngen tot sama kamu”, katanya.

Setelah beristirahat sebentar, ayu segera membersihkan diri dan berpakaian dan keluar dari kamarku.Malemnya, Ayu ketagihan rupanya, dateng lagi ke kamarku. “Om, Ayu jadi ketagihan kon tol om ni, ngen tot lagi yuk om”. Saat itu ayu hanya pake daster saja. Ayu langsung masuk kamar mandiku dan ketika keluar dia cuma pake daleman yang model bikini tipis. Segera dia berbaring disebelahku yang cuma mengenakan cd saja. kontolku ngaceng dengan kerasnya sehingga keluar dari bagian atas cdku yang minim. Aku merangkul dan mencium bibirnya “Ay, ladeni om malem ini ya sayang, kamu napsuin sekali pake daleman bikini Ayu, om udah mau nancep nih”, kataku. Segera Ayu meremas2 kontolku yang keluar CDku, keras sekali ngacengnya. makanya CDnya langsung dilepasnya. kontolku langsung tegak menjulang, besar, panjang dan keras.

Ayu segera menjilati kepala kontolku dan dimasukannya kepalanya kemulutnya. Diisep2 dan dikeluarmasukkan di mulutnya. Aku terengah2 keenakan, “nikmat banget Ay isepannya, aku udah mau diisep mulut bawah kamu”, kataku. Ayu segera kutelentangkan dan bra serta CDnya kuurai ikatannya. Aku menaiki ayu dan menggesekkan kepala kontolku ke memeknya yang sudah basah ketika ayu ngisep kon tolku tadi. Aku tidak langsung menancapkan kontolku ke memeknya, malah kugesekkan ke itilnya. Ayu menggeliat2 jadinya, “Om masukin aja, katanya sudah mau diempot me mek Ayu”, rengeknya. Akupun menekan kontolku masuk ke me meknya. Terasa banget kepala kontolku yang besar meregangkan memeknya dan mendesak masuk. Nikmat banget rasanya. Ayu mendesis2 keenakan. Aku terus menekan kontolku sehingga akhirnya nancep semuanya dimemeknya. “Aah oom, enak banget kon tol om”, erangnya.

Akupun mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat. Ayu hanya bisa merintih2 keenakan “Om nikmat banget om, terusin enjotannya om, yang cepet, yang keras dong ngenjotnya”, rengenya lagi. Makin lama enjotannya makin cepet, ayu mengejang2kan memeknya sehingga gantian aku yang mendesis2 keenakan, “Ay, kerasa banget empotan me mek kamu”. “Ayu mau kok tiap malem empot kon tol om”, katanya. Aku tidak menjawab, hanya enjotan kuterus dilakukan dengan cepat dan keras. “Mau ya om”, rengeknya lagi. “enak banget deh dientot sama om, sssh”. Napasnya mulai memburu, toketnya kuremas2, pentilnya yang udah keras kuplintir2 manambah kenikmatan buat ayu. Ayu mengejang2kan memeknya mengempot kontolku yang terus keluar masuk dengan cepat dan keras. “Om, ssh, enak om, terus oom, ssh, Ayu udah mau nyampe om, ssh”,

“Sebentar lagi Ay aku juga udah ngerasa mau ngecret nih, ssh”, jawabku terengah. Aku setengah membungkuk dan mengemut pentilnya. Ayu makin napsu jadinya, rambutku diremas2, “Om, engh, ngecretin pejuku dong oom, Ayu pengen ngerasain lagi di** peju anget, cepetan oom, Ayu udah mau nyampe, aakh”, katanya menggelinjang keenakan. Enjotan kontolku makin bertubi2. Ayu merintih2 keenakan jadinya, memeknya jadi mengejang2 dengan sendirinya meremas kontolku yang terus nyodok keluar masuk. “Om, enak banget”, erangnya sambil menjepitkan kakinya di pinggangku, sehingga enjotannya makin terasa nancep dalem sekali di memeknya. Ayu memeluk badannya erat2, “Om, nikmat banget kon tol om”, rintihnya. Akhirnya, “Akh, Ayu nyampe oom, aakh”, ayu kelojotan saking nikmatnya. memeknya kembali mengejang dengan keras meremas kontolku sehingga akupun gak bisa bertahan lebih lama lagi, “Ay, om ngecret, aakh”, erangnya. Terasa sekali semburan pejuku yang dahsyat di memeknya. Nikmat tapi lemes banget jadinya. “Aduh om, nikmat banget om, boleh ya om Ayu minta dientot tiap malem”, rengeknya lagi. Aku hanya memeluknya terengah2 kecapaian.

Lihat Juga : Nikmat ML Ibu Pacarku

Setelah isitirahat, aku mencabut kontolku yang sudah lemes dari memeknya, kontolku berlumuran pejuku dan lendir me meknya. “Ay, mandi yuk”, ajakku. Ayupun bangun dan mengikutiku ke kamar mandi. Aku mengambil minuman dari lemari es dan satu diberikan ke aku. Ayu segera minum minuman itu sampe habis, sedikit menyegarkan setelah dienjot abis2an. Dikamar mandi kami saling menyabuni, toketnya menjadi sasaran remasan tanganku, ayupun gak mau kalah meremas kontolku sambil dikocok2. Hebatnya gak lama kemudian kontolku mulai keras lagi. “Om kuat amat sih, baru ngecret sekarang udah mulai ngaceng lagi, abis mandi pasti Ayu dientot lagi ya om”, katanya. “abis tangan kamu nakal sih, jadi buat ngendorin mesti ditancep dimemek kamu lagi”, jawabku tersenyum. Tambah lama makin keraslah kon tolku sehingga ngaceng sempurna.

Ayu kutunggingkan, ayu bertumpu ditembok kamar mandi, kakinya kurenggangkan dan aku jongkok dibelakangnya. memeknya kujilat dari belakang, ayu kegelian dan napsunya makin berkobar, “Om, Ayu pengen ngerasain lagi kon tol om keluar masuk di me mek Ayu”, erangku keenakan karena jilatannya sudah menyentuh2 itilnya. Aku berdiri lagi dan mengarahkan kepala kontolku ke memeknya dari belakang. Aku menekan kepala kontolku masuk ke memeknya dan mulai kuenjot pelan, sampai akhirnya seluruh kontolku nancep di memeknya. Aku mempercepat enjotan kontolku keluar masuk sambil tanganku memeluknya dari belakang dan mengkilik2 itilnya.

Diserang seperti itu ayu jadi kelojotan keenakan. Gak lama dienjot dengan cara seperti itu, aku menggelinjang dan mengejang2, “Om, Ayu nyampe om, pinter amat om ngenjot me mek Ayu, sebentar aja Ayu sudah nyampe”, katanya terengah. Ayu mulai mengejangkan memeknya untuk meremas2 kontolku, aku terus saja mengenjotkan kontolku keluar masuk mengimbangi empotan me meknya, “Ay, kamu luar biasa deh, ahli banget kamu muasin omu”, kataku. “Makanya om, tiap malem Ayu mau kok ngempot kon tol om sampe om ngecret”, jawabnya terengah karena enjotan kontolku makin cepat dan keras saja. Aku terus mengkilik2 itilnya sambil mengenjotkan kontolku keluar masuk.

Napsunya kembali naik lagi, “Om terus om, enak banget dien tot sambil dikilik itilnya, aakh”, erangnya lagi. Cukup lama aku mengenjot memeknya dari belakang sampai akhirnya ayu nyampe lagi, bersamaan dengan ngecretnya aku. “Aduh om, kuat banget sih, Ayu sampe lemes deh, tiap ronde Ayu selalu 2 kali nyampe baru om ngecret. Nikmat banget om”, rengeknya lagi setelah aku mencabut kontolku lagi. Aku menghidupkan shower lagi untuk membersihkan tubuh kami. Setelah itu, kami saling mengeringkan badan. Keluar dari kamar mandi langsung ayu merebahkan diri diranjang, sementara aku keluar, katanya untuk mengambil minuman. Ayu sudah ngantuk banget ketika aku kembali membawa 2 cangkir minuman coklat hangat, sesudah diminum ayu langsung tertidur.

Ayu terbangun sudah pagi, segar setelah semalem dientot 2 ronde, ketika Ayu bangun, aku masih tertidur disebelahnya. kontolku dielus2, diremas pelan2, sampe aku terbangun. Begitu juga kon tolku. “Sarapan paginya kon tol lagi ya Ay”, kataku tersenyum. kontolku yang sudah mengeras dikocok2nya biar tambah keras, ujung kontolku dijilatin, sekali2 digigit pelan2. Aku merem melek keenakan, “Pagi gini udah nikmat, Ay”. kontolku dimasukkan kemulutnya, cuma muat kepalanya saja saking gedenya dan diemut2 dengan keras, kepalanya mengangguk2 mengeluar masukkan kontolku di mulutnya. Aku merubah posisi menjadi 69 dan mulai menjilati pahanya bagian dalem, kemudian jilatannya mengarah kememeknya yang penuh jembut lebat itu. “Ni jembut lebat ya Ay, pantes aja kamu binal banget kalo dientot”, kataku sambil menjilati me meknya. Ayu gak tahan kalo itilnya mulai dijilati, apalagi diisep2, langsung aja memeknya menjadi basah. “Ay, udah napsu lagi ya, me mek kamu udah basah banget. Bener kan, cewek yang jembutnya lebat napsunya besar banget, dikilik sebentar aja udah siap dientot”, kataku sambil mengkilik itilnya dengan jari. Ayu menjadi kelojotan keenakan, isepan ke kontolku menjadi brenti. “Om, Ayu udah pengen dientot lagi om”, rengeknya.

Aku bangun, pahanya dikangkangkan, dan aku menempelkan kepala kontolku di memeknya. Kakinya kutekuk kedada dan aku mulai menancapkan kontolku ke memeknya. “Masukin semuanya om, biar nikmat”, erangnya terengah2. Aku mulai mengenjotkan kon tolku keluar masuk sehingga sebentar saja sudah nancep delam sekali di memeknya. Aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk. Ayu merintih2 keenakan, “Om, nikmat banget om, terus om, enjot yang keras”. Tiba2 aku menarik kontolku sehingga tinggal kepalanya yang terjepit dimemeknya, kontolku hanya digerakkan pelan. Ayu jadi blingsatan, “Masukin lagi dong om, om nakal ih, ayo dong om dimasukin semua lagi”, rengeknya.

Tiba2 aku mengenjotkan lagi kontolku sehingga nancep semua, “Aakh, enak banget om”. Belum hilang rasa enaknya, aku sudah menarik kontolku sehingga tinggal kepalanya saja yang nancep di memeknya, kugerak2kan pelan sampai ayu mulai merengek2 dan tiba2 kuenjotkan lagi sehingga nancep semuanya di memeknya. Berulang2 aku melakukan cara itu sehingga akhirnya ayu nyerah duluan, “Om masukin semuanya oom, Ayu nyampe, aakh”, ayu mengejang, memeknya terasa meremas2 kontolku. Ayu terengah2 keenakan, kakinya diletakkan diranjang, aku mulai lagi mengenjotkan kontolku keluar masuk memeknya, segera napsunya bangkit lagi. Ayu menggeliat2 keenakan, tak lupa memeknya dikejang2kan untuk mengempot kontolku.

Akupun meringis keenakan, “Terus diempot Ay, nikmat banget”. Tiba2 aku berhenti mengenjotkan kontolku, ayu kupeluk dan aku berguling sehingga sekarang ayu yang diatas. Segera ayu yang ambil alih komando, pantatnya dienjotkan keatas kebawah, mengocok kontolku yang masih perkasa. toketnya yang berguncang2 seirama naik turunnya pantatnya kuremas2 dengan gemas, pentilnya kuplintir2nya sekalian. “Ngen tot gaya apa aja sama om, sama nikmatnya ya om”, katanya sambil mempercepat enjotan pantatnya. “Ay, aku udah pengen ngecret Ay, kita berbalik lagi ya”, kataku sambil memeluknya kembali dan berguling sehingga sekarang aku yang diatas kembali.

Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat dan keras, ayu makin terengah2 keenakan, “terus om, Ayu udah mau nyampe lagi, bareng lagi ya om”, katanya. Akhirnya kembali ayu mengejang2 nyampe, sehingga memeknya kembali meremas2 kontolku. Akupun gak bisa bertahan lagi, sambil mengejotkan kontolku dalem2 aku ngecret, “Ay, enak Ay, aakh”. pejuku kembali berhamburan dimemeknya. Ayu heran juga kayanya stok pejuku gak ada batesnya, setiap ngecret selalu keluarnya banyak. Setelah selesai semuanya, kami kembali membersihkan diri dikamar mandi.

Tamat

Nikmatnya Kebuasan Nafsu Tante Anis dan Anaknya

$
0
0

Kumpulan Cerita Sex 2016 – Foto Ngemut, Cewek Ngemut, Video Bugil Ngemut, Gadis Ngemut, Video Ngemut, Tante Ngemut, Cerita Ngemut. Hari Jumat itu aku seperti biasa berenang sendiri. Setelah melakukan gaya bebas bolak-balik beberapa kali aku beristirahat sambil tetap berendam di tepi kolam. Hari itu agak sepi, paling hanya 15 orang saja yang ada di kolam renang. Langit sudah mulai gelap dan lampu-lampu di sekitar kolam renang sudah mulai dinyalakan. Tapi aku masih ingin berlama-lama menikmati kolam renang, maklum besok hari Sabtu tidak ada kegiatan kuliah.

Tidak berapa lama kulihat seorang wanita berrambut ikal yang berumur sekitar 40-an masuk ke area kolam renang. Meskipun sudah tidak muda lagi badannya terlihat sangat terawat dan sexy. Payudaranya tampak agak menggantung tapi masih cukup kencang dan menurutku tidak kalah dengan wanita-wanita yang lebih muda. Kulitnya putih dan wajahnya juga masih tampak cantik…ah.. rasanya aku kenal wanita itu… Kalau tidak salah dia Tante Anis, teman klub aerobik Tante Nita bekas ibu kosku di Dago yang pernah kuceritakan kisahnya beberapa waktu yang lalu. Pantas saja tubuhnya sexy…. Setelah meletakkan barang-barang bawaannya wanita itu mulai menceburkan diri ke kolam renang, tepat di seberangku. Lalu perlahan ia mulai berenang mengelilingi kolam renang. Saat ia berenang di depanku, kuberanikan memanggil namanya, “Tante Anis…” Wanita itu berhenti dan berbalik menatapku.

“Hey… Doni ya… sama siapa berenang?” tanya Tante Anis sambil mencubit lenganku.

“Biasa tante… sendirian aja, tante sama siapa?”

“Oh, sama Dewi teman kantor tante… tapi kayaknya dia masih di kamar ganti tuh…soalnya tadi tasnya ketinggalan di mobil… nah itu dia baru datang, tante kenalin yaaa…”

Tampak seorang wanita, terlihat masih muda dan lumayan manis mungkin umurnya sekitar 25-an, berjalan ke arah kolam renang. Rambutnya lurus melewati bahu, tubuhnya terkesan atletis dengan buah dada montok berisi seperti Pamela Anderson di film serial TV “Bay Watch”. Tante Anis lalu naik ke pinggir kolam dan bergegas menghampiri wanita tersebut. Tak lama kemudian kedua wanita itu kembali masuk ke kolam renang.

“Wi.. ini kenalin… Doni, Don… ini kenalin..Dewi, teman kantor tante,” Sambil mengulurkan tangannya Dewi tersenyum dan menyebutkan namanya, senyumnya manis sekali. Akupun menyebutkan namaku sambil menikmati kehalusan tangannya. Setelah berbasa-basi sebentar Dewi berpamitan untuk berenang beberapa keliling, lalu aku dan Tante Anis mengikutinya. Sebenarnya aku sudah cukup lelah setelah berenang sebelumnya, tapi kebersamaan dengan Tante Anis dan Dewi kayaknya sayang kalau dilewatkan begitu saja hanya karena rasa capai yang tidak seberapa. Setelah berenang beberapa keliling kamipun akhirnya berhenti.

“Doni.. kok udah lama tante nggak pernah lihat kamu jemput Tante Nita lagi?”

“Lho… saya khan sudah nggak kos di tempat Tante Nita…”

“Tapi tante dengar kamu masih suka ketemu dengan Tante Nita, iya khan..?” Tante Anis mulai menggodaku dengan senyumnya yang nakal. Aku tidak menjawab, hanya tertawa ringan.

“Tante Nita suka cerita tentang kamu lho…hmm.. bikin kita-kita penasaran deh,” Tante Anis menggoda lagi, kini tangannya mencubit perutku.

“Aduh… sakit tante…,” kataku pura-pura kesakitan. Dewi yang tidak tahu arah pembicaraan kami tampak agak bingung.

Tante Anis merapatkan badannya ke sampingku dan melingkarkan tangannya di pinggangku.

“Dewi, kamu kenal dengan Nita teman aerobikku khan..? Doni ini dulu kos di tempat Nita dan semenjak itu si Nita bisa jadi betah banget di rumah kalau Doni lagi nggak kuliah, nggak tau ngapain aja dia dengan si Doni ini,” Tante Anis tertawa genit sambil melirikku. Dewi hanya tersenyum-senyum saja memandangku.

“Ah… ati-ati Teh Anis… mahasiswa sekarang memang nakal-nakal….!!”

Udara malam makin dingin, tapi suasana kami justru mulai menghangat. Aku merasa kegenitan Tante Anis sedang menantikan tanggapanku. Aku mulai memberanikan diri memegang dan meremas-remas pantat Tante Anis dengan lembut. Jantungku berdegup-degup menanti reaksi Tante Anis… syukurlah dia diam saja dan membiarkan tanganku terus beraksi. Hanya aku dan Tante Anis yang tahu persis apa yang kami lakukan. Suasana kolam renang tidak begitu terang dan kami berendam sebatas leher sehingga apapun yang diperbuat tangan-tangan kami di bawah air tidak akan terlihat siapapun. Meskipun demikian Dewi kelihatannya mengerti apa yang terjadi, tapi dia pura-pura tidak tahu dan dengan sengaja berenang menjauhi kami.

Melihat kegenitannya mendapat tanggapanku dan tidak ada lagi orang lain di dekat kami, Tante Anis semakin berani. Tangannya mulai dengan sengaja menyentuh penisku yang mulai menegang. Melihat aku tidak menolak perlakuannya Tante Anis mulai berani meremas-remas penisku sehingga membuatnya mengeras. Tante Anis tersenyum nakal.

“Oh, ini rupanya yang bikin Tante Nita lupa sama suaminya.” Aku tidak mau ketinggalan, kuraba dan kuremas-remas kedua buah dada Tante Anis sehingga membuatnya memekik perlahan. Kami saling meraba dan berpandang-pandangan penuh nafsu. Perlahan-lahan kuarahkan tangan kananku ke selangkangan Tante Anis dan kurasakan gundukan yang lembut dan hangat di antara kedua pahanya. Mulut Tante Anis sedikit terbuka, nafasnya mulai terasa berat dan matanya mulai sayu, tampaknya dia mulai terangsang.

“Ssstop Doni… jangan disini… kita ke hotel aja… mau?” kata Tante Anis setengah berbisik dengan nafas mulai berat menahan birahi. Aku mengangguk setuju.

“Tapi Dewi gimana tante…. masak ditinggal?”

“Tenang aja, itu urusan tante… kamu naik dulu… tante mau bicara sama Dewi.”

Aku bergegas naik dan mengambil handuk serta sabun untuk mandi. Saat aku kembali ke kolam renang tampak Dewi dan Tante Anis sudah duduk di kursi sambil mengenakan handuk.

“Doni, keberatan nggak kalau Dewi ikutan acara kita?” tanya Tante Anis sambil mengedipkan sebelah mata kepadaku.

“Terserah Dewi aja, Doni sih nggak keberatan tante…” kataku. “Iiih… emangnya acara apaan sih…?” tanya Dewi, entah dia cuma pura-pura atau memang tidak tahu aku tidak peduli, yang jelas malam ini aku akan menikmati tubuh Tante Anis yang sexy. Belum terbayang bagiku bagaimana kalau nanti Dewi ikut bergabung, aku belum pernah ML dengan lebih dari satu wanita sekaligus.

Kutitipkan motorku di kantor Satpam, kebetulan karena sudah sering berenang di situ aku jadi kenal dengan mereka. Kami bertiga lalu meluncur pergi ke arah Lembang dengan mobil Tante Anis. Tidak berapa lama kemudian kami sampai di Lembang dan Tante Anis lalu mengajak kami untuk makan malam di sebuah rumah makan. Setelah selesai makan Tante Anis membeli beberapa kaleng bir, softdrink dan makanan kecil, “Untuk bekal sampai pagi cukup nggak…” tanya Tante Anis sambil tersenyum nakal. Aku mengangguk setuju sementara Dewi masih pura-pura tidak tahu apa yang terjadi.

Akhirnya kami meluncur ke sebuah hotel kecil yang cukup bagus di sekitar Lembang, lokasinya enak dan aman untuk berselingkuh karena mobil bisa langsung parkir di garasi yang tersedia di sebelah kamar. Mungkin hotel itu sejak semula sudah dirancang untuk tempat perselingkuhan, entahlah…..

“Eh.. seperti yang aku bilang tadi…. kalau kalian mau ML aku nggak ikutan yaa… aku cuma nunggu kalian di mobil aja.”

“Aduh Dewi… kami nggak tega ninggalin kamu di mobil. Kita bakalan di sini sampai pagi lho, ikutan aja deh ke kamar. Kalau nggak mau ikutan kami ML juga nggak apa-apa, that’s your choice honey… kamu bisa nunggu di ruang tamu sambil minum bir. Atau kalau perlu bisa kami pesankan “extra-bed”. Gimana..?” tanya Tante Anis. Dewi akhirnya mengangguk setuju.

“OK aku di ruang tamunya aja… tapi kalian jangan ribut ya…. nanti aku nggak bisa tidur.”

Aku pikir Dewi ini cuma pura-pura saja tidak mau ikut ML, kalau dia benar-benar tidak mau ikutan kenapa dia tadi tidak minta diantar pulang saja. Itu jauh lebih baik dari pada tidur di mobil ataupun di kamar sementara kami asyik bercinta sampai pagi. Aku rasa Dewi ini sebenarnya mau tapi malu karena baru kenal denganku beberapa jam yang lalu, jadi kupikir bagus juga kalau aku sengaja memancing-mancing dan mengambil inisiatif supaya dia mau ikut. Setidaknya dengan cara itu dia tidak harus merasa malu kalau “terpaksa” ikut bergabung. Hmm… kalau Dewi mau ikutan, ini bakal menjadi pengalaman pertamaku ML dengan dua wanita sekaligus.

Kamar hotel yang dipesan Tante Anis cukup besar, sebenarnya hanya satu ruangan tapi antara tempat tidur dan ruang tamu dipisahkan oleh tirai pembatas. Dengan kondisi seperti itu apapun yang terjadi di tempat tidur pasti akan terdengar di ruang tamu. Dewi merebahkan dirinya di kursi sofa.

“Selamat ML yaa… aku mau disini aja menikmati bir dan tidur nyenyak.”

Sampai di kamar Tante Anis mematikan lampu kamar dan hanya menyisakan lampu tidur yang nyalanya remang-remang saja sementara aku langsung merebahkan diri di tempat tidur. Tante Anis lalu mengikuti dan berbaring di sebelahku. Tanpa menunggu komando aku langsung memeluk dan mencumbu Tante Anis, bibir kami saling memagut dan lidah kami saling melilit penuh nafsu. Tangan-tangan kamipun mulai saling meraba dan meremas daerah sensitif masing-masing. Kuselipkan tanganku ke balik bajunya, oh… rupanya Tante Anis sudah tidak mengenakan BH lagi sehingga tanganku dengan mudah langsung meremas payudaranya. Sementara itu tangan Tante Anis dengan ganas berusaha masuk ke celana dalamku untuk meremas penisku yang sudah menegang sejak tadi. Setelah beberapa saat kami bergumul dan saling meremas dengan panas, aku mulai melepaskan t-shirt dan celana jeansku sementara Tante Anis juga mulai melepas pakaiannya satu per satu.

Akhirnya kami berdua berbaring di atas tempat tidur tanpa sehelai busanapun.

“Tante Anis… tante sexy sekali…,” kataku memuji sambil meraba payudara dan putingnya. Sengaja aku berbicara tanpa berbisik supaya Dewi bisa ikut mendengar.

“Ah… kamu bisa aja,” tampak wajah Tante Anis memerah, mungkin merasa bangga mendapat pujian dari anak muda. Tante Anis juga tampaknya mengerti maksudku sehingga diapun tidak berusaha mengecilkan suaranya.

“Tante, Doni mau menikmati tubuh Tante Anis malam ini sepuas-puasnya… lampunya Doni nyalain aja yaa…”

“Iihh… tante malu ah… khan udah nggak muda lagi…”

“Tapi tante masih sexy banget lho… swear deh…. Doni betul-betul terangsang.”

“Terserah Doni kalau gitu… emangnya Doni mau liat apa sih kok pake nyalain lampu segala…”

“Doni mau menikmati tubuh Tante Anis yang sexy ini sampai puas, Doni mau menikmati buah dada tante yang indah, Doni mau menikmati seluruh bagian vagina tante yang tertutup bulu-bulu lebat itu, Doni mau liat klitoris tante, Doni pengen liat semua bagian dalam vagina tante. Boleh khan…?” kataku merayu sambil menyalakan lampu kamar.

“Tentu boleh aja sayang…., malam ini tante jadi milik kamu. Doni boleh liat apapun yang Doni mau, boleh pegang apapun… pokoknya boleh ngapain aja… sesuka kamu sayang….. Tapi sebaliknya Doni juga jadi milik tante malam ini yaa…. Sekarang tante mau pegang dan isep pisangnya Doni…gimana?” tanya Tante Anis sambil mendorongku ke tempat tidur.

Mulailah Tante Anis menjilati dan mengulum penisku. Rupanya Tante Anis cukup ahli dalam ber-oral, diremasnya buah pelirku sementara penisku dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dihisap.

“Hmm dasar anak muda, penisnya keras banget kalau berdiri… tante udah lama nggak ngerasain penis yang keras seperti ini. Tante nggak sabar pengen ngerasain ini di dalam punya tante….” kata Tante Anis sambil terus menjilati kepala penisku. Dimasukkannya kembali penisku ke dalam mulutnya dan sesekali lidahnya menjilati lubang penisku, wow… rasanya membuat tubuhku bergetar menahan nikmat.

“Oohh… tante… enak banget tante….mmhh… isep terus tante…,” aku sengaja mengekspresikan setiap rasa nikmat yang kurasakan dengan harapan supaya Dewi terpancing untuk ikut bergabung.

Aku memutar posisiku sedikit supaya tanganku bisa meraba dan meremas payudara Tante Anis sementara dia tetap mengulum penisku. Dengan lembut kuremas payudaranya dan kupilin-pilin pentilnya. Ini membuat Tante Anis makin bernafsu dan bersemangat mengulum penisku. “Mmhh….mmhh…..” Tante Anis mulai mendesah-desah menahan nikmat. Seranganku kulanjutkan lagi, kali ini tanganku mulai mengarah ke vaginanya. Kurasakan bulu-bulu kemaluannya yang lebat agak basah oleh lendir yang licin. Jari tanganku mulai menyibak bulu-bulu vagina Tante Anis dan masuk ke dalam belahan bibir vaginanya. Akhirnya dengan perlahan kumasukkan jari tengahku ke dalam lubangnya yang basah oleh lendir. Kugosok-gosokkan jariku dengan lembut ke dalam dinding-dinding vagina Tante Anis sementara ibu jariku mempermainkan klitorisnya sehingga Tante Anis menggelinjang keenakan.

“Ah… Doni…. mhh…. masukin sekarang sayang… tante udah kepengen ngerasain penis Doni di dalam vagina tante,” katanya sambil melepaskan penisku dari mulutnya.

Tante Anis lalu merebahkan dirinya di tempat tidur sambil membuka kedua pahanya untuk mempersilahkan penisku masuk. Tapi aku tidak ingin langsung memainkan partai puncak, aku harus menyimpan tenaga karena bukan tidak mungkin akan ada partai tambahan dengan Dewi. “Sabar dulu ya tante… Doni pengen banget jilat vagina tante…Doni nggak tahan liat vagina tante terbuka seperti itu… boleh….?” “Terserah Doni sayaang…. tante udah kepengen banget sampai puncak….” Pantat Tante Anis kuganjal dengan bantal sehingga aku tidak perlu terlalu membungkuk untuk menikmati vaginanya. Perlahan kubuka bibir vaginanya yang sedikit menggelambir dengan kedua jempolku, terlihat bagian dalam vagina Tante Anis begitu merah dan merangsang. Lubangnya masih terlihat lumayan sempit meskipun sudah punya dua anak, sementara klitorisnya tampak menyembul bulat di bagian atas bibir vaginanya.

Tidak tahan melihat pemandangan yang begitu membangkitkan birahi akhirnya aku membenamkan lidahku ke dalam liang vaginanya. Dengan penuh nafsu kujilati seluruh bagian vagina Tante Anis, mulai dari klitoris, bibir vagina, hingga lubang vaginanya tidak luput dari sapuan lidahku yang ganas. Tante Anis meremas rambutku dan terus mendesah menahan nikmat.http://memanjakan.blogspot.com/

“Oohh… oohh… mmhh… Doni…. mmhh… adduhh….” Suara Tante Anis makin membuatku bersemangat, aku terus menjilati seluruh bagian vaginanya seperti seorang bocah sedang menikmati es krim coklat yang begitu nikmat. Jari-jariku mulai ikut ambil bagian untuk masuk ke dalam liang vagina Tante Anis, sementara itu bibirku mengulum klitorisnya dan lidahku terus menjilati serta mempermainkannya dengan penuh nafsu.

“Aaahh… Donii… tante nggak tahan Don…. adduuh…” desahannya makin tak terkendali dan tangannya mulai meremas rambutku dengan keras sementara itu otot-otot kedua kakinya mulai menegang. Tampaknya tidak berapa lama lagi Tante Anis akan mengalami orgasme.

Sementara itu samar-samar kulihat bayangan di ruang tamu mulai bergerak, ah… rupanya Dewi mulai terpancing untuk melihat apa yang kami lakukan di atas tempat tidur.

“Doni… Doni… mmhh… tante nggak tahan lagi… tante udah mau keluar…. mmhh…. ahh…aahh…,” akhirnya seluruh tubuh Tante Anis menegang selama beberapa saat dan kemudian terkulai lemas. Kulitnya yang putih tampak berubah agak memerah, Tante Anis mengalami orgasmenya yang pertama malam itu. Dia tergolek lemas dengan mata terpejam dan mulut terbuka sementara itu vaginanya yang merah seperti daging mentah tampak masih berdenyut-denyut mengeluarkan sisa-sisa kenikmatan. Tante Anis perlahan-lahan mulai pulih kesadarannya setelah beberapa saat terbuai oleh kenikmatan orgasme.

“Doni… enak sekali orgasmenya… mmhh… tante sampe lemes…. rasanya belum apa-apa tulang-tulang tante rontok semua….”

Aku hanya tersenyum. “Gimana tante… udah siap lagi….,” tanyaku menggoda.

“Bentar lagi ya Don… badan tante masih lemes…. dan lagi rasa enaknya masih belum hilang….”

Sementara itu kulihat Dewi sudah berdiri di samping tirai pembatas ruangan, ikut menikmati apa yang kami lakukan.

“Dewi, kalau mau gabung kesini aja… nggak apa-apa kok,” kataku memancing-mancing.

“Iih… enggak ah, aku cuma pengen ngeliat kalian ML aja kok, soalnya suaranya seru banget sih… sampe Dewi nggak bisa tidur.”

“Iya Dewi… sini aja lah…, ngapain kamu berdiri di situ… duduk aja di dekat tempat tidur biar bisa liat lebih jelas kalau emang mau liat kita ML,” Tante Anis ikut menimpali. Dewi kelihatan masih malu-malu, aku lalu berdiri menghampirinya dan menariknya ke sisi tempat tidur.

“Tapi kalian nggak apa-apa kalau Dewi ikutan ngeliat di sini…?” tanyanya sambil duduk di kursi.

“Ah nggak apa-apa Wi, malah kami lebih senang lagi kalau kamu juga mau ikutan ML dengan kami, iya khan Don…… Ikutan ajalah sekalian, aku nggak akan bilang sama suamimu asal kamu juga nggak cerita ke suamiku,” kata Tante Anis sambil melirikku dan aku mengangguk mengiyakan. Wajah Dewi tampak merah, “Ah.. Dewi cuma mau liat kalian aja dulu….” Betul dugaanku, sebenarnya Dewi mau ikut bergabung hanya saja ia masih malu-malu. Yang dibutuhkannya cuma sebuah alasan yang pas.

Sementara itu Tante Anis tampaknya sudah pulih sepenuhnya, tangannya mulai meraih penisku dan menuntunnya ke arah liang hangat di selangkangannya.

“Ayo sayang… kita lanjutin lagi…. sekarang punya kamu harus dimasukkin ke sini ya…tante dari tadi pengen ngerasain punya kamu…” Aku hanya tersenyum, sementara itu aku mulai menjilati payudara Tante Anis dan mempermainkan putingnya diantara kedua bibirku. Tubuh Tante Anis mulai menggeliat-geliat kembali.

“Ah… Doni… tante jadi konak lagi… punya kamu masukin ya…. sekarang sayang… sekarang… tante udah kepengen banget ngerasain penismu yang keras ini…” Tante Anis terus merengek-rengek meminta aku memasukkan penis ke vaginanya sementara itu tangannya terus meremas-remas penisku sehingga membuatnya makin mengeras. Akhirnya perlahan-lahan kubuka paha Tante Anis sehingga bibir vaginanya membelah dan menampakkan liangnya yang bisa mengundang nafsu birahi setiap lelaki.

Dengan perlahan-lahan kutuntun penisku menuju lubang vagina Tante Anis yang sudah siap menanti sejak tadi, dan… blesss… dengan sekali sentakan ringan penisku masuk ke dalam vaginanya. “Aahh…” teriak Tante Anis sambil menaikkan pinggulnya untuk menyambut penisku. Rupanya Tante Anis sudah sangat terangsang dan bernafsu sehingga sekalipun dia berada di posisi bawah justru dia yang lebih aktif menggerak-gerakkan pinggulnya. Aku tidak mau kalah ganas dengan tante berumur 40-an ini, kugerakkan pinggulku turun naik dengan sentakan-sentakan yang kuat sehingga penisku terasa masuk ke dalam dengan mantap.

“Aduhh.. Doni… penismu sampai ke ujung… enak banget….mmhh… terus sayang… tusuk yang kuat sayang… tante suka…. mmhh… mmhh…. mmhh… mmhh …mmhh ..” Tante Anis terus mendesah berulang-ulang seirama dengan tusukan penisku. Suara kecipak beradunya penisku dengan vagina Tante Anis dan suara derit ranjang yang bergoyang menyertai desah persetubuhan kami yang ganas. Aku rasa dengan cara seperti ini Tante Anis tidak akan bertahan lama.

Beberapa saat kemudian Tante Anis minta ganti posisi, dia ingin berada di atas. Akhirnya aku berbaring pasrah sementara Tante Anis memposisikan dirinya berjongkok di atasku. Tangannya meraih penisku dan membimbingnya menuju liang vaginanya yang basah kuyup oleh lendirnya sendiri. Begitu penisku masuk, Tante Anis lalu mulai menggerak-gerakkan pinggulnya dengan ganas. Gerakannnya makin lama makin cepat dan desahannya makin keras, “Mhh… mmhh.. mmhh….” aku belum pernah merasakan goyangan pinggul seorang wanita seganas Tante Anis. Saking keras dan semangatnya goyangan Tante Anis, beberapa kali penisku sempat terlepas dari cengkeraman vaginanya tapi Tante Anis dengan sigap memasukkan kembali. Dan akhirnya tidak sampai tiga menit Tante Anis di posisi atas iapun mulai mengalami orgasme yang kedua kali….

“Aduh… tante mau keluar lagi sayang… aduuh… mmhh… mmhh… mmhh… aahh!” Tante Anis menjerit keras berbarengan dengan orgasmenya yang kedua. Kedua tangannya mencengkeram erat dadaku dan kepalanya mendongak ke atas sementara itu vaginanya menelan habis penisku sampai aku bisa merasakan ujungnya.

Baru kali ini kurasakan orgasme seorang wanita yang begitu ganas dan intens. Seganas-ganasnya Tante Nita, rasanya masih kalah ganas dibandingkan Tante Anis. Tidak berapa lama kemudian Tante Anis terkulai lemas di dadaku. Aku melirik ke arah Dewi, kulihat dia mulai terangsang hebat melihat “live-show” di depan matanya… Duduknya serba gelisah dan tangannya meremas-remas ujung bajunya. Aku sendiri sebenarnya belum orgasme, tapi rasanya juga tidak lama lagi. Permainan liar Tante Anis mau tidak mau membuatku makin dekat menuju puncak orgasme juga. Kalau aku sekarang mengajak Dewi untuk ML pasti aku tidak akan sanggup bertahan lama, jadi kuputuskan untuk menyelesaikan ronde pertamaku dengan Tante Anis saja. Setelah Tante Anis mulai pulih dari orgasmenya, aku balikkan tubuhnya sehingga dia kembali dalam posisi terlentang. Tanpa basa-basi langsung aku menancapkan penisku ke dalam vaginanya.

“Doni… tante masih lemes… sabar sayang…. sebentar lagi…. mmhh… mmhh…” Tante Anis mencoba mendorongku. Tapi tenaganya tidak cukup kuat, lagi pula hanya berselang beberapa detik kemudian tampaknya Tante Anis sudah mulai terangsang lagi. Apalagi setelah telinga dan lehernya kujilati dengan lidahku. Maklum kaum wanita dalam hal persetubuhan sebenarnya jauh lebih hebat dari pria, mereka bisa mengalami orgasme berkali-kali dalam waktu yang singkat kalau mendapatkan rangsangan yang tepat.

Aku terus menusukkan penisku berulang-ulang ke dalam vagina Tante Anis.

“Doni… kamu nakal sekali… mmhh… mmhh …. dasar anak muda….. mmhh… adduuh sayang… nanti tante bisa keluar lagi…. mmhh… Doni… aduuhh…mmhh… tante jadi konak lagi… aahh… kamu ganas sekali….” kurasakan pinggul Tante Anis yang semula diam pasrah kini mulai mengikuti gerakan pinggulku. Setiap kali aku menusukkan penisku, pinggul Tante Anis menyentak ke atas sehingga penisku masuk semakin dalam. Gerakannya yang kembali ganas membuat ketahananku hampir jebol. Perlahan-lahan kuatur posisiku agar bisa menusukkan penis sedalam-dalamnya.

“Tante… udah mau keluar belum…..?”

“Mmhh… iya sayang…. tante udah mau keluar lagi…. mmhh …mmhh…”

“Sekarang kita barengan ya… Doni juga udah mau keluar….” “Hmmhh……. keluarin aja sayang… keluarin semuanya di dalam…. tante siap menampung…. tante udah nggak tahan sayaang.. … tusuk tante yang kuat……. mmhh…. uuh… rasanya penis kamu makin besar….. dorong yang kuat sayang….. iya… seperti itu sayang… iya… masukin yang dalam…mmhh… adduuh… tante keluar lagi…. aahh…aagh….!!”

“Tante… mmhh… aduuh… Doni udah nggak tahan lagii….. aahh…aahh..aagghh…!!” Akhirnya sebuah semburan sperma yang dahsyat ke dalam vagina Tante Anis menyertai kenikmatan orgasmeku. Sementara itu tubuh Tante Anis juga kembali menegang dan berkedut-kedut menahan nikmat orgasmenya yang ketiga malam itu. Tidak lama kemudian tubuh kami saling berpelukan dengan lemas, kami tidak bergerak ataupun berkata-kata untuk beberapa saat karena rasa nikmat orgasme yang bersamaan tadi seolah meluluhkan semua kekuatan dan keinginan kami selama beberapa saat.

Aku dan Tante Anis hanya ingin diam berpelukkan dan saling menikmati hangatnya tubuh masing-masing, sementara penisku yang terasa makin melemah masih tertancap di dalam vagina Tante Anis…. Tidak berapa lama kemudian aku membaringkan tubuhku di samping Tante Anis. Penisku tergolek lemah kelelahan, basah kuyup oleh campuran lendir vagina Tante Anis dan spermaku sendiri. Sementara itu dari celah vagina Tante Anis lelehan sisa spermaku yang berwarna putih kental tampak mengalir keluar bercampur dengan lendir Tante Anis. Aku yakin spermaku banyak sekali yang masuk ke vaginanya karena sudah hampir dua minggu aku belum mengeluarkannya. Tante Anis memiringkan badannya dan mengelus-elus penisku.

“Gila kamu Doni….. belum-belum tante udah keluar tiga kali… kayaknya tante nggak bakalan kuat nih kalau ML sampai pagi….”

“Ah nggak apa-apa tante… khan ada Dewi, dia bisa gantiin tante kalau tante udah capek… iya nggak,” kami tertawa cekikikan melirik Dewi yang dari tadi tampak duduk gelisah menahan gejolak nafsu.

“Iya Dewi, ayo kamu ikutan sini dong… bantuin aku ngerjain Doni… aku nggak bakalan kuat kalau sendiri,” kata Tante Anis ikut memanaskan suasana.

“Ah… kayaknya aku nggak perlu bantuin Teh Anis…, tuh liat… Doni punya udah lemes… kelihatannya dia juga udah bakal nggak kuat lagi main dengan Dewi….,” kata Dewi yang mulai menanggapi ajakan kami dengan setengah menantang.

“Tapi kalau punyaku bisa berdiri lagi Dewi mau ikutan nggak…?” pancingku.

“Boleh aja… tapi buktiin dong kalau Doni punya masih sanggup berdiri lagi seperti tadi,” kata Dewi. Tampaknya Dewi sudah mendapatkan alasan yang pas untuk ikut bergabung.

“Ok… aku akan buktikan kalau sebentar lagi punyaku akan bangun dan keras seperti tadi tapi syaratnya harus Dewi yang bangunin yaa…” kataku tersenyum.

“Iya… tapi dibersihin dulu dong… Dewi nggak mau bekas Teh Anis… he… he.. he…” Aku lalu bangkit ke kamar mandi untuk membersihkan penisku dari sisa-sisa cairan hasil persetubuhan dengan Tante Anis. Saat keluar dari kamar mandi tampak Dewi sudah duduk di tepi tempat tidur. Sementara itu Tante Anis gantian duduk tanpa busana di kursi sambil menenggak sekaleng bir hitam dan menghisap rokok.

“Ayo sini anak muda…. kita buktikan apa kamu masih sanggup bertempur lagi…” kata Dewi sambil tersenyum nakal. Setelah mendapat alasan yang pas, Dewi yang sebelumnya tampak malu-malu mulai menampakkan nafsu sex yang tidak kalah dengan Tante Anis. Aku lalu membaringkan tubuhku di tempat tidur.

Tanpa banyak basa-basi lagi Dewi langsung mengelus-elus penisku yang masih terkulai lemas akibat kelelahan setelah bertempur hebat dengan Tante Anis. Diremas-remasnya biji pelirku dan kemudian Dewi mulai menjilat-jilat batang penisku. Aku mulai merasakan kenikmatan lidah Dewi dan remasan lembut tangannya, akibatnya penisku perlahan-lahan mulai menunjukkan tanda kehidupan. Dewi mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya, dikulumnya kepala penisku dan dikocok-kocoknya batang penisku dengan tangannya. Tentu saja tidak berapa lama kemudian penisku mengeras kembali. Merasakan penisku kembali membesar dan mengeras, Dewi semakin bernafsu menghisap dan menjilatinya. Perlahan-lahan kulepaskan mulutnya dari penisku.

“Nah, sudah terbukti bisa bangun lagi khan… sekarang giliran Dewi memenuhi janji untuk ikut bergabung… gimana?” Dewi cuma tersenyum sambil dengan sukarela melepaskan pakaiannya satu per satu dan berbaring di sisiku. Karena sejak awal aku sudah tertarik dengan payudara Dewi yang montok seperti punya Pamela Anderson, aku langsung meremas payudaranya dengan lembut dan mempermainkan putingnya dengan lidahku. Dewi yang sebenarnya dari tadi sudah terangsang mulai mendesah-desah keenakan. Berbeda dengan Tante Anis, meskipun sudah 3 tahun menikah Dewi belum memiliki anak jadi puting susunya masih mungil dan berwarna terang seperti puting susu gadis perawan.

Setelah puas menjilati dan meremas buah dadanya, aku mulai menjelajahi bagian bawah. Perlahan-lahan kujilati bagian perut Dewi dan kemudian akhirnya sampai ke daerah “Segitiga Bermuda”. Bulu kemaluan Dewi tidak selebat Tante Anis sehingga belahan vaginanya sudah tampak jelas tanpa harus menyibakkan bulu-bulunya. Setelah puas menjilati daerah lipatan paha dan daerah bagian atas bulu vagina Dewi, aku membuka bibir vaginanya dan terlihatlah liang vagina yang berwarna merah muda dan sangat indah. Ingin rasanya segera membenamkan penisku ke dalamnya. Mungkin karena belum memiliki anak, kedua bibir vaginanya masih tampak kencang dan tidak menggelambir seperti punya Tante Anis. Secara refleks jari-jari tanganku langsung masuk menggerayangi lubang vaginanya dan membuatnya melenguh keras, “Oohh……..” Langsung lidahku menjilati bibir vagina dan klitorisnya dengan lembut. Setiap kali lidahku menjilati klitorisnya, pinggul Dewi bergerak maju seolah tidak menginginkan lidahku terlepas dari klitorisnya. Setelah kurasa cukup, akhirnya kulepaskan lidahku dari bagian vaginanya dan aku mulai membuka kedua pahanya. Aku benar-benar sudah tidak sabar ingin segera merasakan kenikmatan vagina seorang Dewi.

Dengan lembut kubelai lembut rambutnya, dari matanya kulihat Dewipun sudah tidak sabar ingin menerima penisku. Tapi dia bukan Tante Anis yang secara ekspresif dan terang-terangan mengumbar nafsunya dengan ganas. Dewi hanya menatapku penuh harap sambil nafasnya berdesah-desah tak teratur. Kuposisikan diriku diantara kedua pahanya, lalu perlahan-lahan kubuka bibir vaginanya dan kuarahkan penisku ke liang vagina yang tampak masih sempit. Kuletakkan kepala penisku tepat di depan lubang vaginanya. Lalu dengan lembut tapi pasti kugerakkan pinggulku ke depan sehingga penisku masuk ke dalam vaginanya. Gila….nih cewek… vaginanya masih sempit sekali, benar-benar seperti seorang perawan. Untung saja Dewi sudah cukup terangsang sehingga penisku tidak begitu kesulitan menembus liang vaginanya yang sempit dan basah. Dewi tampak menggigit bibir bawahnya dan tangannya meremas pinggangku. Aku sempat berpikir mungkin Dewi merasa kesakitan akibat perbuatanku, gerakanku kuhentikan sejenak.

“Sakit sayang…?” tanyaku. Dewi menggeleng perlahan.

“Enak sayang….?” kataku lagi. Dewi hanya mengangguk sambil tersenyum. Sedikit demi sedikit kupercepat gerakanku, vagina Dewi terasa makin basah dan gerakan penisku terasa mulai lancar.http://memanjakan.blogspot.com/

Setelah merasakan persetubuhan yang ganas dengan Tante Anis, persetubuhan dengan Dewi terasa begitu lembut dan indah. Kontras sekali bedanya, namun kedua-duanya sama-sama memiliki kenikmatannya yang khas sehingga sulit untuk mengatakan mana yang lebih enak. Kubelai rambut Dewi dan kucumbu bibirnya dengan hangat, kami sungguh menikmati persetubuhan yang indah ini. Sesekali aku melepaskan diri dan meminta Dewi untuk bergantian di posisi atas. Diapun melakukannya dengan lembut namun penuh energi, digerak-gerakkannya pinggulnya maju mundur dengan berirama dan penuh tenaga sementara aku meremas-remas buah dadanya yang indah. Aku rasakan dinding-dinding vaginanya begitu kuat mencengkeram penisku sehingga membuatku makin terangsang. Sementara itu gerakan pinggul Dewi makin cepat dan desahannya makin kuat serta tidak beraturan. Dewi mulai sulit mengontrol gerakannya sendiri….

“Oohh… mmhh….mmhh… uuhh..” tampaknya Dewi mulai dekat menuju orgasme.

“Ahh… Doni… mmhh… Dewi di bawah aja ya… Dewi takut keluar duluan…..”

“Nggak apa-apa sayang, keluarin aja….”

“Enggak ah… Dewi mau keluar barengan sama Doni….” Akhirnya Dewi kembali berbaring disebelahku. Aku langsung mengambil posisi diantara selangkangan Dewi dan kembali membenamkan penisku ke dalam vaginanya. Di posisi ini tampaknya Dewi lebih bisa mengatur nafsunya sehingga desahannya kembali teratur seirama dorongan penisku. Kami kembali bercumbu dengan hangat sambil tanganku meremas-remas buah dadanya dan pinggulku turun-naik sehingga kedua tubuh kamipun mulai dibasahi oleh peluh.

Sekarang giliranku mulai merasakan dorongan kenikmatan orgasme mulai menjalari seluruh tubuhku. Rasanya tidak lama lagi pertahananku akan bobol. Gerakanku makin kuat dan Dewi juga merasakannya sehingga diapun mulai agak mengganas. Aku mulai melepaskan bibirku dari bibirnya dan mulai mengatur posisi agar bisa menancapkan penisku dengan maksimal ke dalam vagina Dewi. Rasanya tidak lama lagi kami berdua akan sampai ke puncak kenikmatan….

“Dewi… aku udah mau keluar sayaang…. mmh…. sshh… sshh… mmhh…” aku mencoba sekuat tenaga mengontrol orgasmeku agar bisa bertahan sedikit lagi.

“Dewi juga mau keluar sayang… adduhh… penis kamu tambah besar… Dewi nggak tahan lagi… mmhh… aaah……mmhh…” Gerakan kami berdua makin cepat dan makin ganas, akhirnya….

“Aahh…. Donii….. mmhh…. aahh…. Dewi nggak tahan lagi sayang… aahh… aahh…!”

“Dewiii…. aduuh….. Donii keluaar………… aahh…!” Tubuh kami menggelinjang dan bergetar hebat dalam sebuah orgasme bersama yang indah, akhirnya kami berpelukan lemas. Setelah beberapa saat kami berpelukan, aku kembali mencumbu Dewi dengan lembut. Kemudian aku merebahkan diriku di sampingnya, kami diam dan saling berpandangan. “Wow… keren…. hebat….” tiba-tiba kudengar Tante Anis bertepuk tangan memberi “applaus” untuk persetubuhan kami yang cukup lama dan menggairahkan. Kami berdua cuma tersenyum saja, sudah terlalu lelah untuk berkomentar.

Mungkin lebih dari setengah jam aku dan Dewi saling bergumul sebelum akhirnya kami tenggelam dalam kenikmatan orgasme. Tampak Dewi tergolek kelelahan disampingku, dia hanya sebentar menoleh tersenyum penuh arti ke Tante Anis lalu kembali memejamkan matanya. Sementara itu sisa-sisa spermaku tampak mulai menetes dari celah vagina Dewi meskipun tidak sebanyak Tante Anis. Akupun hanya bisa terbaring lemas, penisku tampak tak berdaya. Tiba-tiba aku merasa sangat haus dan lapar. Aku bangkit lalu mengambil sekaleng bir dan menyantap sebungkus roti untuk mengembalikan tenagaku yang nyaris terkuras habis oleh dua wanita bersuami ini.

“Nanti kalau sudah siap, giliran tante lagi ya… melihat kalian ML tante jadi kepengen lagi lho…. Doni masih kuat khan…?”

“Ok tante,…. Doni masih kuat kok… liat nih… sebentar juga bangun lagi…” kataku menanggapi tantangan Tante Anis. Kutunjukkan pada Tante Anis penisku yang perlahan-lahan mulai agak membesar. Melihat aku mulai segar lagi Tante Anis merebahkan aku ke tempat tidur di samping Dewi yang masih tergolek kelelahan. Tanpa merasa perlu membersihkan penisku dari sisa-sisa persetubuhanku dengan Dewi, Tante Anis langsung mengulum dan mengkocok-kocok penisku hingga perlahan-lahan kembali mengeras dengan sempurna.

Begitu melihat penisku kembali berdiri sempurna langsung Tante Anis mengambil posisi jongkok dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Seperti sebelumnya, dengan ganas Tante Anis menggerak-gerakkan pinggulnya sambil mulutnya terus berdesah-desah merasakan nikmat. Dewi yang terbaring disampingku lalu membuka mata dan menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan kami,

“Ah.. keterlaluan deh Teh Anis ini, si Doni belum sempat istirahat udah diembat lagi…. nggak kasian sama anak orang…” Tante Anis cuma tertawa kecil dan meneruskan goyangan mautnya. Tak berapa lama kemudian Tante Anis melepaskan penisku dari vaginanya dan meminta aku untuk berganti posisi, dia ingin ditusuk dari arah belakang.

“Doni… tante kepengen kamu masukin dari belakang ya…?” Tante Anis lalu mengambil posisi menungging di sebelah Dewi sambil tangannya meraba-raba payudara Dewi sambil sesekali lidahnya menjilati putingnya. Sementara itu aku langsung memasukkan penisku lagi ke dalam vagina Tante Anis yang sudah merah merekah dari belakang. Merasakan apa yang dilakukan Tante Anis pada mulanya Dewi tampak risih, mungkin dia belum pernah dengan sesama wanita, tapi lama kelamaan dia membiarkan Tante Anis melakukan aksinya bahkan tampaknya Dewi mulai menikmati ulah tangan dan lidah Tante Anis.

Aku juga tidak tinggal diam, sambil penisku keluar masuk di vagina Tante Anis tanganku mulai meraba vagina Dewi sehingga membuatnya makin terangsang. Kemudian Dewi membuka kedua pahanya lebih lebar agar jari-jari tanganku lebih leluasa masuk ke dalam vaginanya. Sementara itu pinggul Tante Anis mulai bergerak tak teratur dan desahannya makin keras.

“Aaah… mmhh… mmhh…. mmhh….” Aku tahu sebentar lagi Tante Anis akan mencapai orgasmenya yang keempat. Kupercepat gerakanku dan Tante Anispun makin tak terkontrol.

“Donii…. aahh…. tusuk yang kuat sayaang…. iya… yang kuat sayang… teruss… teruss… tusuk yang dalam…. tusuk sampai ujung sayang… aahh… tantee keluar lagii……… aaghh…” Tante Anis mengejang keras dan menyentakkan pantatnya ke arahku sehingga penisku masuk makin dalam. Kutarik paha Tante Anis ke arahku dengan maksud supaya dia makin merasakan kenikmatan orgasmenya. Setelah beberapa saat akhirnya Tante Anis terkulai lemas dan peniskupun terlepas dari vaginanya. Melihat penisku masih berdiri tegang, Dewi langsung mengerti apa yang harus dilakukannya. Dia mengambil alih posisi Tante Anis dengan menungging di depanku. Dengan perlahan kubuka belahan vagina Dewi dan kumasukkan penisku ke dalamnya. Dewipun mendesah menahan nikmat saat penisku meluncur ke dalam vaginanya yang hangat dan basah.

Sementara penisku di dalam vaginanya, kedua tanganku mulai meraba-raba buah dadanya yang indah. Dewi tampak sangat menikmatinya sehingga pinggulnya mulai bergerak-gerak. Setelah beberapa menit berlalu, Dewi tampak mulai kelelahan dengan posisi “doggy-style”. Dewi memintaku untuk melepaskan penis dan diapun kembali menelentangkan dirinya pasrah dengan kedua pahanya terbuka lebar-lebar seolah mengundangku untuk segera membenamkan penisku kembali. Dan akupun menanggapi undangannya dengan senang hati. Tanpa banyak basa-basi langsung kumasukkan penisku ke dalam liang vagina Dewi yang belum sempat dibersihkan dari lendir sisa-sisa persetubuhan kami sebelumnya. Dewi sendiri sekarang sudah mulai berani mengungkapkan gejolak nafsunya terang-terangan, dia mulai berani menggerakkan pinggulnya dengan ganas dan mendesah-desah dengan kuat. Rasanya Dewi yang sekarang tidak kalah ganas dengan Tante Anis.

Ini sungguh kejutan bagiku, aku tidak siap menghadapi keganasan Dewi yang nyaris tiba-tiba. Hal itu membuat aku nyaris kehilangan kontrol dan hampir mencapai orgasme. Tapi aku tidak ingin mengalaminya sendiri, aku ingin Dewi juga bisa merasakannya padahal saat itu kurasakan kondisi Dewi masih stabil dan belum mendekati orgasme. Sekuat tenaga aku berusaha mengontrol nafasku untuk menghambat datangnya orgasme. Tapi rasanya tidak banyak membantu, goyangan Dewi yang ganas membuat orgasmeku terasa makin mendekat. Akhirnya kuputuskan untuk meremas buah dada dan mempermainkan klitorisnya supaya Dewi juga cepat terangsang. Ternyata cara ini efektif, dalam waktu singkat gerakan pinggul Dewi menjadi makin kuat dan mulai tidak beraturan, desahan dan lenguhannya juga semakin keras. Aku tahu Dewi juga sudah kehilangan kontrol dan mulai mendekati puncak orgasme…. “Dewi sudah mau keluar ya…….?” tanyaku.

“Hhmm… iya sayang… adduhh… sebentar lagi Dewi keluar…. barengan ya sayang….sepertinya penis Doni juga udah makin besar… mmhh… enak banget….. vagina Dewi terasa penuh…. mmhh…. aahh….. fuck me honey….fuck me hard… aahh…. aahh….” Begitu kurasakan Dewi hampir mencapai orgasme langsung kupercepat gerakanku, kulepaskan tanganku dari klitoris dan buah dadanya sambil mencari posisi yang nyaman untuk melakukan tusukan akhir yang dalam dan nikmat. Dan akhirnya…

“Dewi…. aku nggak tahan lagi… keluarin bareng sekarang yukk……”

“Iya sayang…. Dewi juga…. aahh… adduhh…. tusuk yang kuat sayang… fuck me…… yess… aahh…uuhh… Dewi keluar lagi….aahh…… aagh…!!”

“Oohh…. Dewi…. mmhh Doni juga keluaarr…… aagh…!” Akhirnya kami kembali orgasme bersamaan.

Orgasme kali ini sungguh-sungguh menguras energiku, aku tidak tahu apakah aku masih sanggup kalau Tante Anis minta lagi. Tapi kulihat Tante Anis juga sudah kelelahan setelah empat kali orgasme hebat yang dialaminya sehingga kami akhirnya memutuskan untuk beristirahat saja. Kami bertiga tidur saling bepelukan tanpa busana dan hanya ditutupi selimut. Pagi itu aku terbangun, sayup-sayup kudengar suara adzan subuh. Tapi aku merasakan ada sesuatu yang aneh. Ah… ternyata Tante Anis sudah bangun lebih dulu dan dia sedang asyik mengulum penisku. “Aduh… tante… pagi-pagi udah sarapan pisang…” kataku sambil tertawa.

“Hmm.. sorry ya Don,… tante tadi bangun duluan terus tante nggak tahan liat penis kamu. Tante langsung ngebayangin kayaknya enak banget kalau subuh-subuh gini ML lagi dengan Doni… nggak apa-apa khan…?” Kulihat penisku sudah berdiri tegak akibat ulah Tante Anis. Tampaknya Tante Anis sudah sangat bernafsu, nafasnya memburu tak teratur dan pandangan matanya menunjukkan dirinya sedang berada pada puncak birahinya.

Sementara itu Dewi tampak masih tergeletak pulas disampingku.

“Doni sayang… tante pengen ngerasain penis kamu lagi yaa…. soalnya sebentar lagi khan kita pisah… jadi sekarang tante pengen ML lagi dengan Doni… mau khan…?”

“Masukin aja tante… Doni juga suka ML dengan tante….pokoknya hari ini Doni mau ML sampai kita bener-bener udah nggak kuat lagi…. tante mau khan?”

“Hm…. dengan senang hati sayang….. ssttt… jangan keras-keras nanti si Dewi bangun. Kasihan dia masih kecapaian semalam gara-gara ML dengan kamu.” Ah… kali ini aku akan memberikan sesuatu yang lain untuk Tante Anis. Aku akan membuatnya mengalami orgasme berkali-kali tanpa sempat istirahat. Aku rasa ini tidak terlau sulit karena tampaknya Tante Anis tipe wanita yang sangat sensitif dan mudah mengalami orgasme. Lagi pula karena semalam aku sudah tiga kali orgasme, aku yakin bisa bertahan lebih lama lagi sekarang. Kubiarkan Tante Anis menaiki diriku dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya.

Seperti biasa dia mulai menaik-turunkan pinggulnya sehingga penisku meluncur keluar-masuk vaginanya. Dengan sengaja kusentakkan pinggulku untuk menandingi gerakannya sehingga membuatnya makin terangsang. Benar saja tidak sampai lima menit Tante Anis mulai kehilangan kontrol dan melenguh kuat, ia mengalami orgasmenya yang kelima. “Aahh… Doni…. tante keluar…. mmhh… adduuhh… aahh… aahh.. aaghh…!!”

Aku tidak memberi Tante Anis kesempatan beristirahat. Setelah tubuhnya melemas aku langsung membaringkan Tante Anis dan membuka pahanya, tanpa basa-basi aku langsung menancapkan penisku ke dalam vaginanya. Dan kali ini aku menusukkan penisku dengan kuat dan cepat. Benar saja, Tante Anis tampak kaget dan tidak siap dengan serangan tiba-tiba ini. Tidak sampai tiga menit kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.

“Adduhh… Doni… tante jadi pengen keluar lagi…. aahh… aahh… aahh…” Kurasakan badan Tante Anis mengejang dan kemudian lemas, ini orgasmenya yang keenam. Sementara itu penisku masih keras dan besar di dalam vaginanya. Tanpa memberinya kesempatan istirahat aku kembali menggerak-gerakkan penisku dengan kuat dan ganas.

Tante Anis yang belum sempat istirahat untuk memulihkan tenaganya, kembali tergetar oleh rangsangan orgasme yang ketujuh.

“Donni….. kamu nakal…. nanti tante bisa keluar lagi… aduuhh… mhh… aahh… mmhh…. Doni….. tante mau keluar lagii….. aduuhh… aahh….. dorong yang keras sayang… iya… tusuk yang dalam sayang… iya gitu… terus… terus…. jangan berhenti… aahh… aahh… enak sekali sayang… mmhh… tante keluar lagiii… aahh” Kembali aku tidak memberinya kesempatan istirahat, kali ini kuangkat kedua kakinya dan pantatnya kuganjal dengan bantal sehingga penisku masuk semakin dalam hingga menyentuh ujung vaginanya.

Kutusukkan penisku ke dalam vagina Tante Anis berulang-ulang dengan cepat dan kuat. Hanya berselang satu atau dua menit dari orgasme sebelumnya kembali tubuh Tante Anis bergetar hebat untuk mengalami orgasmenya yang ke delapan.

“Aahh… Donnii…. uughh…. masukin yang dalam sayang…. masukin sampai ujung…. aahh…. enak banget….. aaahh… gimana nih…. tante bisa keluar lagi…. mmhh…. aahh… aduuhh… tante keluar lagi sayang… aahh.. aahh…..” kali ini tubuhnya menggelinjang cukup lama, pinggulnya berkedut-kedut tidak beraturan, matanya terpejam rapat-rapat dan giginya terkatup menahan kenikmatan yang luar biasa…. Begitu selesai orgasme yang ke delapan, kembali aku meneruskan tusukan penisku.

Kali ini tante Anis sudah mulai merasa tidak kuat lagi, matanya memelas memintaku untuk berhenti.

“Udah dong sayang… tante capek banget…. vagina tante mulai perih sayang jangan cepet-cepet dong… sakit… udah sayang… tante istirahat dulu… sebentar aja… nanti kita lanjutin lagi… kasih kesempatan tante istirahat dulu sayang…” katanya sambil mencoba menahanku. Tapi aku tidak peduli, memang gerakanku kuperlambat supaya Tante Anis tidak merasa sakit tapi aku tetap menusukkan penisku ke dalam vaginanya. Aku sendiri sekarang mulai terangsang berat melihat pandangan sayu tanpa daya seorang wanita yang haus kenikmatan seperti Tante Anis. Setelah beberapa saat tampaknya Tante Anis mulai kehilangan rasa sakitnya dan berubah menjadi rasa nikmat kembali, dia mulai menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti gerakanku. Sekarang aku ubah sedikit posisiku, hanya kaki kiri Tante Anis yang kuangkat sementara kaki kanannya tergeletak di kasur dan kaki kiriku kuletakkan diatas paha kanannya. Kelihatan Tante Anis menikmati sekali posisi ini, dia mulai bergairah lagi dan gerakan pinggulnya mengganas kembali.http://memanjakan.blogspot.com/

Tak lama kemudian iapun mengalami orgasmenya yang kesembilan… “Ahh…oohh…Doni….kamu pinter banget sih… aahh… anak nakal…. tusuk tante yang kuat sayang… aahh … aahh… tante keluar lagi…. aahh….. aahh aahh..!,” teriakannya kali begitu keras dan panjang sehingga Dewi yang tertidur kelelahan akhirnya terbangun juga. Aku menekan penisku dalam-dalam di vagina Tante Anis sambil menunggunya kembali siap.

“Udah sayang… tante udah capek… tante nggak kuat lagi sayang…. udah ya sayang… vagina tante udah kebas…… please… tante udah nggak sanggup lagi……”

“Hmm… Doni masih pengen terus tante… soalnya sebentar lagi kita pisah… Doni mau menikmati tubuh Tante Anis hari ini sampai sepuas-puasnya…” kataku sambil memulai lagi tusukan penisku.

“Ayo dong sayang….. udah dulu… kapan-kapan kita khan bisa ketemu lagi…. tante janji deh…. tapi sekarang udah dulu tante capek banget… tenaga tante udah abis….”

“Yang ini terakhir tante… Doni juga udah mau keluar kok… boleh yaa…” kataku sambil mengecup bibirnya.

Tante Anis terdiam dan berusaha menikmati permainan penisku yang terus mengganas nyaris tanpa henti. Sementara itu aku sudah merasakan diriku mulai mendekati orgasme juga, penisku terasa membesar dan memenuhi vagina Tante Anis. Tampaknya Tante Anis juga merasakan hal yang sama, iapun segera terangsang berat serta mulai mendesah-desah untuk orgasmenya yang kesepuluh.

“Ahh… Doni…. keluarin punya kamu sekarang sayaang… tusuk tante yang kuat… tante juga udah mau keluar sekarang……. aaaahhh..!!” “Ayo tante kita barengan… ini yang terakhir…. aahh Doni keluarr… aaggh…!”

“Aahh…… mmhh… tante juga keluar lagii….. adduhh maakk…enak bangeett…… aaghh…!” Akhirnya kali itu persetubuhan kami benar-benar terhenti dan kamipun berpelukan lemas. Kukecup bibir Tante Anis dan perlahan-lahan kulepaskan penisku dari dalam vaginanya. Kulihat vagina tante Anis sudah sangat merah dan Tante Anis sendiri masih memejamkan matanya kehabisan energi. Hanya sedikit saja sisa lelehan spermaku yang keluar dari vagina Tante Anis, rupanya aku sudah mulai kehabisan cadangan sperma.

Tiba-tiba keheningan kami dipecahkan oleh suara Dewi,

“Hey… kalian ML kok nggak ngajak-ngajak Dewi sih… emangnya kalian kira aku nggak pengen yaa….”

“Sudah berapa lama sih kalian main… kok kayaknya seru banget… Anis sampai basah penuh keringat gitu…,” lanjut Dewi lagi. Tante Anis hanya menoleh sejenak lalu memberi kode dengan jarinya bahwa ia mengalami 6 kali orgasme pagi itu.

“Enam kali…?? Ah gila juga… bener-bener teteh maniak ML….. Dewi baru tau….” kata Dewi melotot memandangi Tante Anis seolah tidak percaya.

“Swear… enggak juga Wi…. aku baru kali ini kok ML segila ini, gak tau nih siapa yang gila, si Doni apa gue….” kata Tante Anis membela diri sambil masih terengah-engah kelelahan.

“Dewi juga pengen dong sayang…. nggak usah enam kali kayak Teh Anis tapi Dewi pengen ML lagi pagi ini sebelum kita pisah… ya sayang….. please… aku pengen dapet kenang-kenangan yang spesial dari kamu. Ok, honey…..” Tapi tampaknya Dewi menyadari kondisiku yang masih lelah kehabisan tenaga.

“Kalau Doni masih cape, pakai tangan atau lidah juga gak masalah kok….. dari tadi aku liat Teh Anis ML dengan kamu kok kayaknya seru banget, Dewi jadi konak kepengen ngerasain juga. Please honey… jilatin punyaku seperti kemarin malam…. Dewi suka kok… jilatin terus sampai Dewi puas… pokoknya jangan berhenti sebelum aku puas yaaa…… please honey… eat my pussy…. please…” Dewi yang beberapa jam sebelumnya masih malu-malu dan pura-pura tidak mau ikutan kini terlihat mulai berani merayuku dengan genit, di bukanya pahanya dan kedua tangannya menarik bibir vaginanya ke samping sehingga lubang vaginanya yang mungil tampak jelas.

Mau tidak mau akupun kembali terangsang dan mulai melupakan kelelahanku. Aku ingin membuat Dewi mengalami orgasme berkali-kali tanpa istirahat seperti Tante Anis. Karena penisku masih lemas, kali ini aku memulainya dengan lidahku dulu. Kubaringkan Dewi di atas ranjang dan pantatnya kualasi dengan dua buah bantal supaya lidahku bisa menjangkau vaginanya dengan mudah.

“Nah… gitu sayang… jilatin vagina Dewi… hmmh… enak banget…. Dewi belum pernah orgasme pakai oral… sekarang Dewi pengen ngerasain… ayoo sayang… bikin aku terbang melayang ke bulan…. c’mon honey… lick my pussy…. mmhh… yesss… I like it… yess… make me cum honey…” Kujilati bibir dan liang vaginanya lalu kupermainkan klitoris Dewi dengan bibir dan lidahku sementara itu jari-jari tanganku masuk ke dalam liang vaginanya.

Tampaknya Dewi sangat menikmati ini, pinggulnya bergoyang-goyang perlahan serta suaranya mendesah-desah sexy sekali. Setelah beberapa menit akhirnya kuputuskan untuk meningkatkan rangsangan dengan jalan menghisap klitorisnya dengan kuat dan menjilatinya dengan cepat sehingga tubuh Dewi mulai bergetar tak beraturan. Sementara itu jari-jariku terus masuk semakin dalam sampai menyentuh g-spotnya. Ini membuat Dewi menjadi makin tak mampu mengontrol dirinya lagi, pinggulnya bergetar keras hingga akhirnya dia mengalami orgasmenya yang ketiga.

“Mmhh Doni… adduhh… Dewi nggak tahan lagi adduuhh… terus isep yang kuat… c’mon honey…. mmhh… yess…. I’m cumming…. I’m cumming…… aduh enak bangeett…. aahh… oohh…. oohh…!!” tubuh Dewi mengejang keras, giginya terkatup rapat, matanya terpejam dan tangannya mencengkeram kasur dengan kuat. Tapi aku tidak menghentikan permainanku, klitoris dan g-spotnya terus aku rangsang sampai akhirnya setelah hampir semenit berlalu tubuh Dewi yang menggelinjang mulai terkulai lemas kehabisan tenaga. Aku ingin Dewi merasakan orgasme yang terus-menerus tanpa henti seperti Tante Anis. Dewi masih tergolek lemas di tengah tempat tidur, sementara itu penisku sudah mulai menegang kembali setelah mendapatkan cukup waktu beristirahat.

Dewi yang belum sadar akan apa yang terjadi tiba-tiba kaget karena aku memasukkan penis ke dalam vaginanya yang masih berdenyut-denyut akibat orgasmenya yang terakhir.

Lihat Juga :  Pengalaman Gue ML Dipinggir Pantai Bali Bareng Vivi

“Aduhh… Doni sayang… kamu ganas banget sih…. Dewi masih capek nih…. istirahat dulu yaa…. please honey…” Aku tersenyum dan menggelengkan kepala perlahan sambil terus menancapkan penisku ke dalam vaginanya. Akhirnya tidak berapa lama kemudian Dewi mulai terangsang juga, dia mulai menikmati sodokan penisku dan mulai menggerak-gerakkan pinggulnya dengan ganas. Setelah beberapa menit berlalu akhirnya pertahanan Dewi mulai bobol. Ia mulai kehilangan kendali dan tubuhnya bergetar-getar merasakan orgasmenya yang ke-empat.

“Donni….. mmhh… gimana nih… Dewi bisa keluar lagi sayang……. aduhh… aahh… keluar lagi deh… aahh….. mmhh…. aahh…!” kedua tangan Dewi mencengkeram punggungku sementara itu kakinya menjepit kuat pinggulku. Aku membiarkan penisku tertancap dalam-dalam di vagina Dewi dan membiarkan dia menikmati orgasmenya. Begitu cengkeraman Dewi mulai melunak aku mulai lagi melanjutkan goyangan penisku di dalam vaginanya. Dewi tampaknya kaget setengah mati dan benar-benar tidak siap mendapat serangan beruntun ini.

“Doni… udah dulu dong sayaang… Dewi masih capek….. Dewi lemes banget sayang…. please…. gimme a break, honey….” Tapi sama seperti dengan Tante Anis sebelumnya, aku tidak ambil peduli. Aku terus menusukkan penisku ke dalam vaginanya, makin lama makin cepat… sampai akhirnya Dewi mulai terangsang lagi untuk yang kesekian kalinya dan kembali ikut bergerak aktif.

“Doni… gantian ya… Dewi pengen di atas….” Aku lalu merebahkan diriku dan membiarikan Dewi menaiki tubuhku sambil membenamkan penisku ke dalam vaginanya. Kali ini Dewi benar-benar sudah belajar banyak dari Tante Anis, gerakannya mulai ganas dan liar. Desahan-desahan kenikmatannya benar-benar membangkitkan nafsu. Akhirnya Dewi mulai mengalami puncak kenikmatan orgasmenya yang kelima, gerakannya makin liar terutama saat membenamkan penisku ke dalam vaginanya dan desahannya berubah menjadi jerit kenikmatan.

“Donii…. aahh… Dewi udah nggak tahan…uuhh… mmhh …..Dewi keluar lagi…. mmhh… yess…. I’m cumming… aahh… aahh……!!” Akhirnya pinggul Dewi menghujam keras ke bawah membuat penisku terbenam sampai ke ujung vaginanya berbarengan dengan rasa nikmat luar biasa yang menjalari tubuhnya. Dan Dewipun terkulai lemas di atas tubuhku.

Kelihatan Dewi sudah begitu lemas setelah orgasmenya yang kelima, tapi sudah kepalang tanggung. Aku sudah terangsang berat dan belum orgasme. Kubaringkan Dewi yang masih memejamkan mata, lalu perlahan-lahan kubuka pahanya dan kuarahkan penisku ke liang kenikmatannya. “Aduh… jangan sayang… uuh… sakit sayang… vagina Dewi udah mulai ngilu…. berhenti dulu yaaa… istirahat sebentar aja… nanti boleh lagi….” Dewi mencoba menolakku, tapi tubuhnya yang sudah lemah tidak kuasa menahan masuknya penisku ke dalam vaginanya. Akhirnya ia tergolek pasrah di bawah berat tubuhku yang menindihnya. Aku tidak ingin menyakiti Dewi, sebaliknya aku ingin memberinya kenikmatan. Maka aku menggerak-gerakkan pinggulku dengan hati-hati supaya penisku bergerak dengan lembut di dalam vaginanya yang sudah over-sensitif. Kalau Dewi terlihat kesakitan aku berhenti sebentar, setelah itu aku lanjutkan lagi dengan gerakan yang lembut. Sesekali kucumbu bibirnya, lalu kujilati leher dan telinganya agar nafsunya bangkit kembali sehingga akhirnya perlahan tapi pasti libido Dewi mulai naik kembali.

Ia mulai bisa merasakan kenikmatan yang diberikan penisku. Matanya mulai terpejam merasakan nikmat dan dari mulutnya yang mungil kembali keluar desahan-desahannya yang khas dan sexy. Beberapa saat kemudian tampaknya Dewi benar-benar sudah pulih, rasa sakitnya sudah tergantikan sepenuhnya dengan rasa nikmat. Ia mulai menggerakkan pinggulnya dengan ganas sehingga akupun harus mempercepat tusukan penisku untuk mengimbanginya. Aku merasakan Dewi sebentar lagi akan mencapai orgasme, dan begitu juga aku.

“Doni sayang… Dewi mau keluar lagi….. adduhh… adduhh… enak banget… mmhh… c’mon honey… fuck me harder…. yess…. aahh… masukin yang dalam sayang… adduuh… mmhh…. adduhh… Dewi keluar lagii…. mhh… aahh… I’m cumming…. aahh!”

“Ayo Dewi…. kita barengan yaa sayang……. mmhh… aahh…!!” Akhirnya aku menumpahkan sisa persediaan spermaku yang terakhir ke dalam vagina Dewi, sementara tubuh Dewi menggelinjang hebat menahan nikmat orgasmenya yang keenam.

-Tamat-

Cerita Seks Sedarah Main Sama Mama

$
0
0

Cerita Seks Sedarah Main Sama Mama –  Pasti anda penasaran dengan cerita yang satu ini, namun cerita yang saya berikan kali ini tidak untuk ditiru dan cerita ini ditujukan untuk umur 17 tahun keatas. Bagi yang merasa belum cukup umur mohon sadar diri saja ya. Langsung saja disimak artikel menarik di sini berjudul Cerita Dewasa Main Sama Mama berikut ini:

Cerita Seks Sedarah | Sudah satu minggu ini Shin Chan melihat papanya secara diam-diam mengambil botol ungu dari atas lemari obat didapur dan meminum sebutir obat warna merah dari dalamnya. Setiap kali Shin Chan bertanya pada papanya, ia selalu memperoleh jawaban yang tak memuaskan. Shin Chan berpikir bahwa yang diminum papanya setiap akan berangkat kerja itu adalah permen yang sangat enak rasanya dan disembunyikan darinya. Timbullah keinginannya untuk mencoba obat yang dikiranya permen enak itu.

Sepulang sekolah ia langsung kedapur karena lapar. Lalu ia mencoba berteriak memanggil mamanya tapi ia hanya mendengar jawaban samar-samar dari belakang. Mamanya meminta Shin Chan untuk sabar menunggu karena beliau masih sibuk mencuci pakaian. Duduk di depan meja makan pandangannya tertuju pada lemari obat yang ada dipojok dapur. Dilihatnya juga sebuah botol ungu diatasnya.

“Uhh, lapar begini paling enak makan permen dulu ya”, katanya dalam hati.

Otaknya berputar mencari cara meraih botol ungu yang terlalu tinggi dari jangkauannya. Akhirnya ia mengambil kursi tinggi dan berhasil meraihnya. Di botol itu tertera “Penis Enlargement”, (pembesar kelamin), tapi Shin Chan tak tahu maknanya dan dianggapnya isinya adalah permen manis. Ketika akan membuka didengarnya suara mamanya mulai mendekat ke dapur. Dengan buru-buru ia mengambil 2 butir dari dalam botol itu lalu ditutup dan dikembalikan ketempat asalnya. Sambil mengunyah 2 butir obat yang dikiranya permen itu ia mendorong kursi ketempat semula.

“Hmm, rasanya manis, enak”, katanya dalam hati.

“Shin Chan, kamu makan apa?”, tanya mamanya ketika melihat anaknya lagi mengunyah sesuatu.

“Permennya Papa”, jawab Shin Chan santai tanpa rasa bersalah.

Tanpa memikirkan soal permen itu, mamanya Shin Chan kemudian menyiapkan makan siang Shin Chan. Sejak saat itu bila Shin Chan harus menunggu untuk makan siang ia pasti akan mengambil dan mengunyah permennya Papa tanpa sepengetahuan siapapun. Meskipun tidak setiap hari ia mengambil permennya Papa tapi setiap pengambilan bisa 2 sampai 3 butir. Hal itu ia lakukan selama hampir 3 bulan. Papa Shin Chan yang banyak disibukkan pekerjaan kantor tak pernah curiga akan singkatnya persediaan obatnya karena sering lupa dan selalu membeli lagi setelah habis.

Shin Chan sendiri tak pernah merasakan efek dari obat itu karena ia sama sekali tak mengerti. Efek yang ditimbulkan permen yang dikunyahnya adalah pembesaran alat kelamin pria hanya pada saat ereksi. Oleh karena Shin Chan kecil belum pernah ereksi maka ia pun tak merasakan apa-apa.

Suatu sore hari ketika Shin Chan menonton TV bersama mamanya, ia melihat penyanyi wanita yang hanya mengenakan bikini.

“Ma, Mama, yang nyanyi cantik ya Ma”, kata Shin Chan pada mamanya.

“Cantik mana sama Mama?”, tanya mamanya.

“Cantik Mama dikit, tapi banyakan penyanyi itu”, jawab Shin Chan santai.

“Ehh, Shin Chan nakal ya”, teriak mamanya.

“Kalau begitu nanti nggak kubuatkan mie kesukaanmu”, sambung mamanya.

“Ma, Mama, buatkan mie-nya dong”, rengek Shin Chan berkali-kali tanpa dihiraukan mamanya.

“Mama cantik kok, Mama lebih cantik dari penyanyi itu, sungguh Mama tambah cantik lagi kalau buatin Shin Chan mie kesukaan Shin Chan”, rayu Shin Chan pada mamanya.

Akhirnya luluh juga hati mamanya mendengar rengekan dan rayuan anaknya semata wayang itu.

“Iya Shin Chan, Mama akan buatkan tapi nanti ya”, ujar mamanya.

“Shin Chan mau sekarang Ma, Mama buatin sekarang dong, Shin Chan lapar sekali”, rengek Shin Chan lagi.
Tak tahan mendengar rengekan Shin Chan, mamanya langsung ke dapur dan menyiapkan mie kesukaan Shin Chan.

“He, hehe, Shin Chan akan makan enak”, katanya dalam hati sambil menonton goyangan penyanyi-penyanyi cantik di TV.

“Uhh, asyiik cantik-cantik goyang ngebor, ayo terus ngebor”, kata Shin Chan dalam hati sambil terus mendekat ke arah TV dengan tengkurap.

Tanpa disadarinya, kemaluan Shin Chan bergeser dengan karpet yang ada dilantai. Semakin asyik, Shin Chan mengikuti irama lagu di TV dan menggerak-gerakkan pinggulnya. Semakin lama ia merasakan rasa yang enak kemaluannya ketika bergesek dengan karpet.

“Uhh, enaak, ayo terus goyang”, kata Shin Chan.

Tiba-tiba kemaluan Shin Chan bertambah besar karena ereksi. Semakin lama semakin besar hingga panjangnya sekitar 20 cm, sebuah ukuran panjang kemaluan yang berlebihan untuk anak seusia Shin Chan. Karena celana Shin Chan ukurannya pas-pas-an untuk anak seukuran Shin Chan maka Shin Chan menjerit kesakitan karena kemaluannya yang panjang itu menabrak dan terjepit karet celananya.

“Aduh, Aduh, Mama, Mama sakit Ma”, jerit Shin Chan pada mamanya.

Terkejut Mama Shin Chan langsung berlari ke ruang tengah dan mendapat Shin Chan lagi terlentang kelimpungan dengan tonjolan celananya yang sangat besar.

“Kamu kena? Mana yang sakit?”, tanya mamanya pada Shin Chan kebingungan.

“Ini Ma, burung Shin Chan kejepit celana, tolong Ma, aduh sakit”, teriak Shin Chan sambil meringis dan memegang burungnya.

Sekilas Mama Shin Chan juga melihat tontonan TV yang masih memeprlihatkan goyangan-goyangan erotis dari penyanyinya. Mengertilah Mama Shin Chan tapi tetap heran dengan besarnya tonjolan burung Shin Chan. Untuk mengurangi rasa sakit jepitan celana pada burung Shin Chan maka mamanya melorotkan celana Shin Chan yang lagi terlentang. Bertambah terkejutnya Mama Shin Chan setelah melihat burung Shin Chan yang berdiri tegak dengan ukuran melebihi milik suaminya. Dipegang dan diusap-usap burung Shin Chan oleh kedua tangan mamanya yang lembut.

“Enaak Ma, terus.”, kata Shin Chan nakal sambil tersenyum lega.

“Shin Chan, ini akibatnya kalau kamu lihat TV yang seperti gituan”, teriak mamanya dengan muka merah dan segera mematikan TV.

“Mama, Mama, maafin Shin Chan.”, rengek Shin Chan hampir menangis.
Tapi tetap saja burung Shin Chan berdiri tegak karena usapan mamanya.

Mamanya Shin Chan tahu bahwa untuk menidurkan kembali burung Shin Chan ia harus menyudahi usapannya pada burung itu, tapi karena ia belum pernah melihat dan memegang penis pria sebesar itu maka dengan ia masih tetap berlama-lama menatap dan mengusap burung anaknya. Melihat jam dinding, dengan berat hati ia meninggalkan Shin Chan dan kedapur untuk menyiapkan makan malam suaminya yang akan tiba dari pulang kerja tak lama lagi.

“Ma, Mama, gimana ini, Shin Chan kok ditinggal”, teriak Shin Chan.

“Lepas dulu aja celanamu, duduk dan tunggu aja, kalau burungmu sudah tidur pakai lagi celanamu”, teriak mamanya dari dapur.

“Hihihi, dingin-dingin empuk”, tawa Shin Chan sambil memijat-mijat burungnya sendiri.

Lupa akan perintah mamanya, Shin Chan lari berputar-putar diruang tengah tanpa celana menirukan aksi superhero kesayangannya ketika membasmi kejahatan.

“Hmm, mana monster-monster jahat itu biar kutembak dengan senjata baruku ini”, teriak Shin Chan memegang burungnya dan memainkannya bak senjata.

Kelakuan Shin Chan yang belum tahu apa-apa ini, membuat burungnya tetap saja berdiri tegang tak mau segera tidur. Tapi Shin Chan malah senang karena punya mainan baru.

Mama Shin Chan yang telah usai menyiapkan makan malam keluarga, kembali keruang tengah untuk melihat kondisi anaknya.

“Ma, Mama, ayo Ma main superhero lawan monster, Shin Chan jadi superheronya, Mama jadi monsternya ya”, teriak Shin Chan pada mamanya.

“Shin Chan kamu kok nakal banget sih, disuruh duduk kok malah lari-lari”, teriak mamanya tak dihiraukan Shin Chan yang lagi asyik main dengan berlarian.

Mamanya berusaha menangkap Shin Chan untuk dipaksa duduk tenang, tapi Shin Chan malah menganggapnya bermain-main dan tetap terus menghindar dari tangkapan mamanya lalu sesekali memegang burung dan mengarahkannya pada mamanya sambil beraksi menembak.

“Dor, dor, dor”, teriak Shin Chan.

Gemas campur marah mamanya Shin Chan mengancam tak memberinya mie, tapi Shin Chan nakal sudah tak mendengarkan lagi ancaman mamanya yang sudah dianggapnya monster yang berusaha menangkapnya.

“Ayo monster kalau bisa tangkap Super Shin Chan”, ujar Shin Chan.

Mendengar kata-kata Shin Chan, mamanya punya akal untuk menangkapnya.

“Awas Super Shin Chan kalau ketangkap akan kuberi pelajaran”, kata mamanya Shin Chan berlagak jadi monster.
Lalu mamanya Shin Chan segera mematikan lampu diruang tengah sehingga kondisinya menjadi remang-remang.

“Mama, Mama Shin Chan takut, nyalain lagi lampunya”, jerit Shin Chan ketakutan sehingga tak mampu beranjak dari tempatnya berdiri.

Tiba-tiba dua tangan mamanya sudah menangkap tubuhnya dari belakang.

“Hehehe, ketangkap kamu”, ujar mamanya Shin Chan dengan suara monster.

“Mama, Mama mainnya sudahan”, ujar Shin Chan sambil merobohkan dirinya diatas karpet ruang tengah.

“Mamamu sudah tak ada, yang ada hanyalah monster yang akan memberimu pelajaran”, kata mamanya bak monster jahat yang siap menerkam mangsanya.

Merasa tertantang, keberanian Shin Chan muncul kembali mengingat ia punya senjata pamungkas yaitu burungnya yang masih berdiri.

“Super Shin Chan tidak takut sama monster jelek, sini biar kutembak”, teriak Shin Chan dengan memegang dan mengarahkan burungnya ke arah wajah mamanya yang mendekat.

“Aku bukan monster jelek tapi monster cantik dan tak takut dengan senjatamu, terimalah pelajaran dariku”, ucap mamanya Shin Chan langsung menangkap dan menjilati burungnya Shin Chan yang mengarah kemukanya.

Shin Chan yang tak berdaya melepas tangannya dari burungnya dan terlentang mengaduh”Aduh, aduh, geli Ma, geli Ma”.

Tak mendengarkan rintihan Shin Chan, mamanya terus menjilati dan mengulum batang kemaluan Shin Chan. Kuluman maju mundur pada ujung batang kemaluan Shin Chan ia tambahkan kocokan dengan tangannya pada pangkal batang kemaluan Shin Chan.

“Uhh, uuh, mmh, Ma, Ma, en, en, enaak”, ucap Shin Chan terbata-bata.

“Teruus Ma, iya gitu, mmh, uhh, lagi Ma, mmff”, kata Shin Chan yang membuat mamanya makin mempercepat kuluman dan kocokan pada batang kemaluan Shin Chan.

“Ma, Ma, Sin, Sin, Shin Chan mau.”, belum habis ucapan Shin Chan, batang kemaluannya berdenyut hebat mengeluarkan cairan putih dan langsung menyemprot kedalam kerongkongan mamanya.

“Mmmh, mmh.”, suara mamanya sambil terus menyedot batang kemaluan Shin Chan dan menelan cairan putih itu seperti menyedot plastik sedotan ketika minum es juice sirsak.

“Mama, Mama kok doyan sih Shin Chan pipisin”, ujar Shin Chan setelah lepas mulut mamanya dari batang kemaluannya.

“Shin Chan, itu tadi bukan pipis tapi peluru dari senjata Shin Chan yang harus dimakan oleh monster”, kata mamanya Shin Chan dengan kalem.

Bersamaan dengan itu terdengar suara telpon dan ternyata dari papanya Shin Chan yang memberitahu istrinya bahwa ia akan lembur malam ini hingga tengah malam.

Dengan sangat kecewa, mamanya Shin Chan menutup gagang telepon. Ia kecewa karena hasrat nafsunya yang tinggi setelah bermain dengan Shin Chan hingga basah celana dalamnya ternyata tak dapat ia lampiaskan bersama suaminya yang akan pulang larut malam.

“Mama, Mama siapa yang nelpon kita?”, tanya Shin Chan yang masih belum bercelana meski burungnya sudah kembali pada ukuran semula.

“Itu tadi papamu, pulangnya akan malam. Kamu cepat pakai celanamu, makan lalu segera tidur”, perintah mamanya dengan nada agak keras sambil kembali menyalakan lampu ruangan tengah.

Di kamar tidur, Shin Chan yang bersiap-siap menuju ke pembaringan bercakap-cakap dengan mamanya.

“Mama, Mama besok disekolah akan aku tunjukkan senjataku pada teman-teman”.

Mamanya langsung menjawab”Shin Chan kamu tidak boleh menunjukkan senjatamu itu, senjatamu itu hanya boleh kamu tunjukkan sama Mama saja, dan jangan sekali-sekali cerita pada papamu atau orang lain, ngerti?”.

“Memangnya kenapa Ma?”, tanya Shin Chan tak puas.

“Kalau kamu ceritakan dan tunjukkan sama orang lain, Mama nggak mau lagi main sama kamu dan Mama nggak akan membuatkan mie kesukaan Shin Chan”, jawab mamanya yang direspon dengan anggukan oleh Shin Chan.

Ditempat tidur Shin Chan masih bingung dengan apa yang dikatakan mamanya tadi.

“Mama curang, masa senjata kok nggak boleh dikeluarkan, eh tapi kalau nggak dituruti nggak bisa dapat mie dan nggak bisa main, wah nggak asyik”.

Gemericik air terdengar oleh Shin Chan dari arah kamar mandi. Shin Chan nakal segera bergegas membuka selimut lalu turun dari tempat tidurnya.

“Uhh, Mama mandi, ngintip ahh, seperti apa sih Mama punya senjata? punyaku kalah nggak ya?”, pertanyaan dalam benak Shin Chan.

Didalam kamar mandi yang hanya ditutup separuh itu terlihat mamanya Shin Chan sedang telanjang sambil menunggu tingginya air dalam bathtub. Berdiri bersandarkan dinding kamar mandi tangan kanan mamanya Shin Chan mengusap-usap daerah kemaluannya sendiri dan sesekali memasukkan jari tengahnya kedalam vaginanya. Sementara itu tangan kirinya meremas payudaranya sambil memejamkan mata membayangkan burungnya Shin Chan.

Shin Chan yang sedang mengintip keheranan melihat senjata mamanya yang hanya berupa lubang kecil yang ditumbuhi rambut-rambut halus tanpa ada moncongnya seperti miliknya. Lebih heran lagi ketika melihat payudara mamanya.

“Uhh, Mama punya 2 senjata, tapi kok diatas ya?”, pertanyaan dalam benak Shin Chan.

Merasa ingin lebih jelas ia bergerak lebih maju tapi badannya menyenggol pintu kamar mandi sehingga mengejutkan mamanya.

“Shin Chan, kamu kok nakal sekali”, teriak mamanya.

Dengan nyengir di bibir Shin Chan berkata”Mama, Mama maafin Shin Chan”.

Berhadap-hadapan dengan mamanya yang telanjang, piyama Shin Chan mulai terbuka bagian bawahnya karena tertonjol oleh batang kemaluan Shin Chan yang berdiri mengeras. Hal itu tak luput dari pandangan mamanya.

“Shin Chan kamu haru diberi pelajaran lagi karena nakal, kesini dan buka piyamamu”, perintah mamanya.

Shin Chan yang ketakutan hanya menuruti perintah mamanya. Dengan telanjang bulat ia masuk kedalam kamar mandi dan berdiri tepat didepan mamanya.

Dengan tinggi badan Shin Chan, mukanya tepat menghadap pada daerah kemaluan mamanya.

“Mama, Mama mana senjatanya yang seperti punya Shin Chan?”, tanya Shin Chan.

“Senjataku nggak kelihatan karena ada didalam, coba lihat”, jawab mamanya Shin Chan.

“Mana, nggak kelihatan?”, tanya Shin Chan.

“Memang nggak, tapi bisa mengeluarkan peluru, coba rasakan dengan lidahmu”, perintah mamanya Shin Chan dengan menarik kepala Shin Chan hingga lidahnya menyentuh bibir vagina mamanya.

“Ohh, Shin Chan rasakan lubangnya dan masukin dengan lidahmu”, perintah mamanya.

Lidah Shin Chan akhirnya menemukan lubang vagina mamanya dan tanpa diperintah lagi bergerak-gerak secara bebas dalam liang kenikmatanan mamanya.

“Ahh, terus Shin Chan, lagi, jangan berhenti ohh.”, ucap mamanya sambil mendesah keenakan.

Tarikan tangan Mama semakin erat memegang kepala Shin Chan membuat Shin Chan agak gelagapan.

“Cepat Shin Chan, Mama mau keluarin pelurunya, ahh.”, desah mamanya sambil menggelinjangkan tubuhnya.
Shin Chan merasakan semprotan kecil yang hangat dari dalam liang kenikmatan mamanya dan berusaha menelannya.

Selepas itu mereka berdua mandi bersama dalam bathtub yang telah terisi air hangat. Berdekapan dengan mamanya, tangan Shin Chan yang nakal meremas-remas payudara mamanya. Shin Chan kecil duduk dipangkuan mamanya, burungnya yang makin mengeras bergeseran dengan perut mamanya. Shin Chan terus meremas semua bagian tubuh mamanya yang sudah merebahkan tubuhnya. Seperti mendapatkan mainan baru, tubuh Shin Chan yang berada diatas tubuh mamanya bergerak keatas kebawah sambil merasakan rasa enak pada bagian burungnya karena bersentuhan dan bergeser dengan tubuh mamanya. Mamanya Shin Chan membiarkan tingkah polah anaknya pada tubuhnya menunggu tertumpuknya hasrat nafsu yang tak akan dibendungnya.

“Shin Chan, ayo kita adu senjata Shin Chan dengan senjata Mama”, ajak mamanya Shin Chan.

“Mama, Mama gimana caranya?”, tanya Shin Chan bingung.

“Masukin aja senjata Shin Chan kedalam lubang yang Shin Chan masuki lidah tadi, nanti didalam akan beradu sendiri”, jawab mamanya menjelaskan.

“Ayo, ayo Ma, diadu, tapi yang kalah tandanya apa Ma?”, tanya Shin Chan kembali.

“Yang mengeluarkan peluru duluan yang kalah”, jawab mamanya.

Mama Shin Chan kemudian mengatur posisi tubuh Shin Chan yang berada diatasnya agak ke belakang sehingga batang kemaluan Shin Chan tepat berada diatas vaginanya. Dipandu oleh tangan mamanya, ujung batang kemaluan Shin Chan masuk sedikit kedalam lubang vagina mamanya.

“Shin Chan ayo dorong biar masuk terus”, ucap mamanya sudah tak sabar.

“Mama, Mama rasanya geli”, jawab Shin Chan polos.

Ditariknya tubuh Shin Chan oleh mamanya sehingga seluruh batang kemaluan Shin Chan masuk dalam vagina mamanya.

“Ahh, ah.”, desah mamanya merasakan kenikmatan gesekan burung Shin Chan dengan liang kenikmatannya yang lain dibandingkan burung milik suaminya.

“Uhh, mmh, mmff, enaak Ma”, kata Shin Chan kegirangan.

“Shin Chan, cepat kamu maju mundur tapi jangan sampai lepas ya senjatamu”, perintah mamanya lagi.

Menuruti kata-kata mamanya, Shin Chan terus melakukan gerak maju dan mundur dan semakin lama semakin cepat hingga membuat gelombang yang lumayan dalam bathtub.

“Shh, aah, terus Shin Chan”, desah mamanya.

“Mmh, mmff, iya Ma”, kata Shin Chan mengiyakan.

Beberapa saat kemudian Shin Chan berkata”Mama, Mama aku mau keluarin pelurunya”.

“Tahan Shin Chan.”, ucap mamanya sambil mepercepat gerakan tubuhnya untuk mengimbangi gerak maju mundur Shin Chan.

Lalu didekapnya tubuh Shin Chan yang sudah kelihatan tak dapat menahan ejakulasinya.

“Mamaa..”, ucap Shin Chan lirih dibarengi rasa denyutan dari batang kemaluannya.

Satu sentakan aliran cairan hangat dari batang kemaluan Shin Chan segera dirasakan oleh dinding-dinding liang kenikmatan mamanya.

Lalu mamanya menggendong tubuh Shin Chan kecil yang sudah didekapnya. Dalam gendongan mamanya yang dalam posisi bediri Shin Chan menguncikan kakinya pada bagia belakang tubuh dan kaki mamanya agar tak jatuh. Dalam gendongan mamanya ini Shin Chan merasakan tubuhnya digoyang keras oleh mamanya sehingga gesekan yang ia rasakan pada batang kemaluannya semakin ia rasakan enaknya. Sehingga meluncurlah peluru-peluru berikutnya tak tertahankan lagi. Sementara itu mamanya juga merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya sehingga iapun mencapai puncaknya. Gelinjang tubuh mamanya seakan tak mau berhenti mengeluarkan segalanya dari dalam liang kenikmatannya yang terdalam.

Setelah melepas gendongan tubuh Shin Chan, mamanya kembali berbaring kedalam bathtub untuk mengistirahatkan tubuhnya. Sementara Shin Chan sambil menangis langsung kembali ke kamarnya setelah mengenakan piyama karena merasa kalah.

Lihat Juga : Libido Seks Meningkat Karena Keenakan Dipijit

Tamat

Viewing all 271 articles
Browse latest View live