Quantcast
Channel: Kumpulan Cerita Sex 2016
Viewing all 271 articles
Browse latest View live

Cerita Ngentot Malam Jum’at

$
0
0

Cerita Ngentot Malam Jum’at – Sebuah cerita pendek tapi lucu tentang kehidupan Zuck dan Linn pasca pernikahan. Semoga teman-teman pembaca setia blog ini bisa terhibur, bisa tertawa terbahak-bahak, atau paling tidak bisa senyum-senyum sendiri. Jangan lupa tutup pintu dan jendela, karena kalau ke-gap orang lain kita sedang senyum-senyum sendiri, akibatnya kita bisa dikira tidak sehat. Kalau sudah yakin aman, selamat membaca.

Ruang tamu sebuah rumah kecil yang sederhana. Malam itu malam jum’at, yang bertepatan dengan peringatan 40 hari menikahnya mereka. Linn terlihat sedang menyetrika pakaian, sementara Zuck yang melipat dan menyusunnya ke dalam lemari.

Begitulah mereka sehari-harinya, berusaha kompak di setiap kesempatan dan kegiatan. Kalau Linn belanja ke pasar, Zuck yang bertugas membawa barang belanjaan. Saat masak, Linn yang mengulek bumbu, Zuck yang bagian mengirisi sayuran atau marut kelapa. Begitu juga ketika makan, Linn yang mengunyah makanan, sementara Zuck yang menelan.

“Ternyata semua tetek bengek rumah tangga, kalau dilakukan bersama-sama terasa ringan dan menyenangkan ya, Mas?”

“Yaiyalah, Sayang. Tapi menurutku kamu jangan terlalu sibuk deh…

“Lho memangnya kenapa?”

“Nanti kamunya capek. Aku saja males mikirin tetek bengek rumah tangga, mending mikirin tetek kam…

“Heh!” Linn mendelik. Menodongkan setrikaan panas.

Zuck tertawa tanpa suara. “Udah deh, yuk. Nyetrikanya dilanjutin bulan depan aja. Capek…”

“Tinggal dikit lagi lho ini, Mas.”

“Mangkanya jangan dihabisin. Udah tau tinggal dikit. Pengiritan, Sayang, pengiritan…” Zuck mencabut colokan setrika. Lalu menarik tangan Linn, dibawanya duduk di sofa.

“Apaan sih?” Linn akhirnya hanya pasrah saja menuruti kemauan Zuck.

“Pinjam handphonenya bentar dong, Sayang. Mau update status facebook: ‘Mau bobo sama istri’, hihihii…”

Tanpa menunggu persetujuan, Zuck langsung mengambil ponsel Linn dan segera log in akun facebooknya, tapi ternyata tidak bisa. Dicoba sekali lagi. Masih juga tidak bisa. Entah kenapa.

“Duh. Susah banget, Beb, masuknya..

“Coba diludahin, Mas,” usul Linn sambil mengedip genit.

“Cuih!” Zuck meludahi ponsel Linn.

“Ya Alloh, hapekuu! Hapekuu!” Linn meratapi hapenya. Diraihnya bantal sofa, dilemparkan ke arah Zuck.

“Haha!” Zuck menghindar, sambil tertawa ia berlari ke kamar. Ia berharap Linn akan mengejar. Tapi apa, sudah hampir 10 menit ternyata Linn belum juga menyusul.

“Sayang…” Zuck memanggil-manggil.

Tak ada sahutan. Hening. Zuck yang penasaran akhirnya keluar kamar. Dicarinya Linn di ruang tamu, dapur, kamar mandi, di atas genteng, tapi Linn tidak ada.

“Sayang, kamu dimana? Tadi tuh ngeludahnya nggak beneran. Cuma suara doang. Duh, kamu ini. Ayo dong keluar. Gak lucu tau udah suami istri gini masih main petak umpet?”

Tetap hening.

“Okay, kuhitung sampai tiga nih, kalau masih nggak mau keluar juga, kuhitung sampai seribu!” Zuck mengeluarkan ancaman serius.

“1, 2, 3, 4, 5….” Zuck mulai menghitung.

Linn yang bersembunyi di belakang lemari ngikik dalam hati. Hihihi. Rasain!

“993, 994, 995, 996, 997….” Zuck mulai lelah mengitung, tapi Linn belum juga mau menampakkan diri.

Zuck tidak kehabisan akal. Dengan gesit dia mematikan seluruh lampu. Seisi rumah tiba-tiba gelap gulita. Dan taktik itu cukup berhasil.

“Maass!” Linn berteriak ketakutan.

“Hahaha..” Zuck buru-buru kembali menyalakan lampu. Terlihat Linn berdiri merengut di sudut ruangan. Sambil tersenyum, Zuck melangkah menghampiri istrinya itu.

“Jahat banget,” Linn merajuk.

“Jahat kenapa sih?”

“Masih nanya lagi. Gelap tau nggak sih Mas. Mana malam jum’at..”

Kedua tangan Zuck memegang kepala Linn. Ditatapnya dalam-dalam. “Seperti itu juga rasanya kalo kamu jauh dariku, Sayang. Gelap.”

“Gombal!” Linn buang muka.

“Duarius, Sayang, haha” goda Zuck mengacak-ngacak rambut lurus Linn.

Linn tergadah, menatap wajah Zuck yang 7 centi lebih tinggi dari dirinya. Disentuhnya wajah itu penuh perasaan. Zuck mendorong tubuh Linn, dipepetkannya ke dinding. Pelan tapi pasti wajahnya mendekati wajah Linn, yang sudah menanti berdebar sekaligus tak sabar. Semua titik diserangnya, kening, kuping, bibir, semuanya. Tangan kiri memegang kepala belakang Linn, sementara tangan kanan sudah seperti lagunya Ayu Ting Ting, kemana kemana kemaana.

“Kok rambutnya kamu jadi enggak lurus gini sih, Sayang?”

“Aduh, Mas. Kayaknya kamu salah pegang rambut deh ah. Rambut ketek atau rambut apa?” rintih Linn.

“Ah sudahlah…” Zuck sebodo amat dan meneruskan kegiatannya.

Linn menggeliat.

“Kenyal…” Zuck berbisik lembut.

Linn merangkul erat. “Kurawat Mas, biar Mas-nya sayang terus sama Linn…

“Oh yah?”

“Iyah. Kan pribahasa bilang ‘tak kenyal maka tak sayang’?”

“Hsshahh..”

Lihat Juga : Tukar Pasangan

*****


Aku Wanita Penggoda

$
0
0

Aku Wanita Penggoda  – Saat ini aku baru lulus SMA sedang cari tempat kuliah, tapi sudah 3 kota kujelajahi tidak satupun yang aku rasa cocok, akhirnya aku kembali ke kotaku. Sebut saja namaku Novita, saat ini usiaku 19 tahun, kata orang yang mengenalku aku dianggap sebagai wanita penggoda ini disebabkan bentuk tubuhku yang yahud dengan bodi montok dan seksi serta bibir tipis dan kulit putih bersih bak mutiara. Orang bilang aku kayak bintang sinetron, CK.


Cerita Dewasa. Awalnya aku dicap sebagai wanita penggoda yaitu ketika aku duduk di kelas 2 SMA, aku mempunyai teman akrab, sebut saja Anggie. Dia pindahan dari sekolah lain, selain sebagai siswa sekolah yang kutahu dia sebagai pelacur jika di luar lingkungan sekolah. Di sekolah hanya aku yang mengetahuinya, karena seringnya aku bergaul dengan Anggie, aku jadi sedikit ketularan gaya pelacurnya, sehingga sekolah tahu kalau aku yang menjadi pelacur. Karena Anggie-lah, aku sering menonton film bokep miliknya. Jadi kalau ada seorang lelaki yang kulihat ganteng ada di sekolah pasti kuganggu dengan suitan-suitan.

Lelaki yang pertama kali kugoda adalah kepala sekolahku sendiri, sebut saja Pak Lubis. Aku dan Anggie sedang ada di lorong sekolah, 1 minggu lagi aku mau Ebtanas jadi pelajaran sudah berkurang, tapi banyak guru-guru dari sekolah lain yang meninjau sekolahku karena mereka akan jaga Ebta di sekolahku. Ada seorang guru dari sekolah lain sedang melintas di depanku dan Anggie, orangnya sih imut jadi kugoda. “Suit.. suit.. Bapak, boleh dong kenalan sama Novita..” kataku ketika dia melintas di depanku. Orang itu hanya tersenyum-senyum melihat ke arahku, tapi aku tidak tahu kalau kepala sekolahku saat itu ada di belakangku. Tiba-tiba telingaku dijewernya.

“Hayo.. kamu Novi.. ganggu orang aja yach..”
“Aduh.. sakit Pak..”
“Kamu ke kantor Bapak ya.. kamu ini..”
“Iya.. iya.. Pak..”
Dengan langkah terpaksa kuikuti kepala sekolahku ke kantornya. Pak lubis ini memang terkenal galaknya. Ketika sampai di kantornya disuruhnya duduk berhadapan terhalang meja kerjanya yang banyak sekali surat-surat di atasnya.
“Tutup pintunya.. terus kamu duduk sini..”
“Iya.. Pak..”
Kututup pintu kantor Pak Lubis lalu duduk di hadapannya.
“Nov.. kamu ini.. ganggu orang.. aja.. kamu khan seminggu lagi ujian.. apa kamu nggak mau lulus?”
“Iya.. mau Pak..”
“Iya.. kamu belajar dong.. bukannya gangguin orang terus.. kalau kamu begitu terus saya nggak bisa beri kamu lulus..”
“Iya.. jangan dong Pak.. Novi.. pingin lulus Pak.. tapi Novi punya syarat deh..”
“Syarat apa.. pakai syarat-syarat segala..”
Aku tidak mengatakan apa-apa syaratnya, aku berdiri dan berjalan ke arah pintu kantor Pak Lubis.
“Hei.. kamu mau kemana? saya belum selesai.”
Pintu kantor Pak Lubis kukunci lalu aku kembali ke arahnya, tapi aku tidak duduk di kursi lagi, aku duduk di atas meja kerja Pak Lubis yang Pak Lubis sedang duduk di kursinya melongo melihat tingkah lakuku. Arsip di atas meja kusingkirkan. Aku berhadapan dengan Pak Lubis, kancing bajuku kubuka satu persatu dan bajuku kusingkapkan sehingga BH-ku warna pink dan perutku yang mulus dan putih telah terlihat oleh Pak Lubis, lalu tanganku menggapai tangan Pak lubis yang berotot, tangan itu kutuntun ke arah rok abu-abuku, lalu kusingkap rokku dan dengan bantuan tangan Pak Lubis kuraih celana dalamku warna krem lalu kutarik hingga betis, dan terpampanglah dengan jelas vaginaku dengan bulu-bulu halus di depan mata Pak Lubis.
“Pak.. inilah syaratnya.. sekarang selesaikan yang ingin Bapak selesaikan..”
Pak Lubis hanya terbengong melihat tubuhku yang sudah kubuka untuknya matanya terus menatap ke arah vaginaku. Nafasnya berubah menjadi semakin liar.
“Nov.. ka.. kamu.. hgeehh.. vaginamu bagus sekali.. harum.. lagi.. ka.. kamu.. mau.. ya..”
“Iya.. Pak.. selesaikan aja sekarang.”
Tiba-tiba tangan Pak Lubis meregangkan kakiku, sehingga semakin jelas vaginaku terlihatnya. Pak Lubis setengah berdiri lalu lidahnya mulai menyapu bibir vaginaku dengan lembutnya, yang membuat diriku jadi menggelinjang karena baru pertama kali ini vaginaku dijilat seseorang, yang mana sebelumnya hal ini hanya kulihat di film porno milik Anggie, tapi sekarang aku merasakannya. Keringatku mulai keluar membasahi bajuku, perutku juga mulai basah oleh keringat.
“Aaahh.. sshh.. Pak.. ee.. enak.. sshh..”
“Nov.. kamu baru pertama kali yach.. diginiin..”
“Iy.. iyahh.. Pak.. aahh..”
Vaginaku terus dijilat oleh lidahnya dengan rakus. Pada saat biji klitorisku terjilat, aku melenguh.
“Aaahh.. aarghh.. iya.. Pak.. di situ.. Pak.. enak.. sekali.. argh.. argh..”
“Iyah.. Nov.. Bapak.. juga suka.. rasanya manis sekali.. hheehh..”
Kepala Pak lubis kupegang dan kuelus lalu kujepit dengan pahaku, rasanya aku tidak ingin kalau Pak lubis melepaskan lidahnya dari vaginaku. Dan itu yang membuat Pak Lubis makin menggila menjilati vaginaku. Lima menit setelah vaginaku mulai basah entah oleh cairan atau ludah Pak Lubis. Pak Lubis menurunkan celana panjangnya dan di balik itu batang kemaluannya yang sudah mengeras dan tegang seakan mendesak keluar dari celana dalamnya yang membuat Pak Lubis merasa tidak enak sehingga dia pun langsung melepaskan celana dalamnya dan muncullah batang kemaluannya yang agak panjang kira-kira 15 cm dengan diameter kira-kira 3 cm dan berurat menggelantung di tengah pahanya. Dipegangnya batang kemaluannya lalu ditempelkan tepat di bibir vaginaku. Rasa batang itu agak hangat menyentuh vaginaku.
“Nov.. masukkin.. sekarang yach..”
“Iya.. Pak.. punya Bapak kepalanya hangat deh.. batangnya pasti lebih hangat lagi..”
Tanganku merangkul lehernya, sedangkan tangan Pak lubis memegang kedua pantatku yang bersandar di atas meja, lalu batang kemaluannya mulai disodokkan ke vaginaku. Aku hanya bisa terpejam menahan sodokan batangnya, karena memang vaginaku belum pernah ditembus apapun sehingga batang itu meletot ke kiri dan ke kanan vaginaku.
“Nov.. vaginamu sempit sekali, kamu masih perawan yach..”
“Iya.. Pak, memang belum pernah ditusuk kok Pak.. baru pertama kali ini, coba jari Bapak dulu aja..”
Pak Lubis tersenyum seakan senang bisa membobol vaginaku untuk yang pertama kalinya. Jarinya mulai mencoba dikorek-korekkan ke vaginaku, hal ini membuatku menggelinjang. Sekitar lima menit jari itu menguak bibir vaginaku agar makin lebar. Setelah itu dicobanya lagi batang kemaluannya menusuk vaginaku, dihentaknya berkali-kali hingga baru yang kesepuluh kalinya akhirnya batang kemaluan itu masuk ke dalam vaginaku walau hanya setengah. Batang itu membuat aku terasa sesak nafas menahan hentakan di dalam vaginaku. Selama batang itu dihentak aku hanya bisa memejamkan mata menahan sakit yang sangat pada dinding vaginaku tapi ketika sudah masuk setengah rasanya berubah menjadi nikmat yang sangat luar biasa.
“Arrgghh.. arrgghh.. mmgghh.. Pak.. enak.. Pak.. terus sodoknya..”
“Iya.. Nov.. heh.. heh.. vaginamu enak sekali, rasanya batangku diperas dalam vaginamu.. heh.. heh.. oh.. ohh.. oohh..”
Tangannya mulai mengusap perutku lalu BH-ku ditariknya sehingga payudaraku yang montok nan mancung berselimut kulit yang putih mulus dihiasi puting kemerah-merahan terpampang jelas. Payudaraku diremasnya, lalu mulutnya mulai melahap payudaraku, dihisap, dikenyot dan digigit. Mulutku yang seksi dengan bibir merekah sekarang dikecup bibirnya sesekali lidahnya memainkan lidahku hingga aku makin menggelinjang.
Tidak puas dengan gaya menyodok dari depan, badanku di atas meja kerjanya diputarnya sementara batang kemaluannya masih terbenam dalam vaginaku, jadi gaya sekarang doggie style, aku berpegangan pada sisi meja kerjanya, vaginaku disodoknya dari belakang, hal ini membuatku meronta-ronta ketika batangnya berputar di dalam vaginaku.
“Aaahh.. aahh.. Pak enak sekali..”
“Nov.. enakan gaya doggie style daripada gaya yang tadi..”
Sodokan batang kemaluan Pak Lubis seakan akan merobek vaginaku, hingga hampir 25 menit kemudian tiba-tiba badanku kejang dan keluarlah cairan dari dalam vaginaku dengan derasnya membasahi batang Pak Lubis yang masih tenggelam di dalam vaginaku, saking derasnya sebagian menetes pada meja kerjanya, cairan yang banyak sekali keluar dari vaginaku membuatku lemas tak berdaya.
“Aaahh.. aarrgghh.. mmgghh.. Pak.. saya mau.. keluar.. nih.. Paakk..”
Sementara Pak Lubis makin mempercepat sodokan batangnya ke vaginaku yang becek, pantatku yang putih mulus nan montok lagi dihisap dan digigit mulutnya, dan 5 menit kemudian Pak Lubis akhirnya mencabut batangnya dari vaginaku dan langsung muncrat cairan dari dalam batangnya dengan deras membasahi pantat dan punggungku.
“Argh.. argh.. argh.. Nov.. vaginamu memang enak sekali deh.. argh.. argh.. sshh.. sshh..” Terduduklah Pak lubis di kursi kerjanya dengan lemas, sementara aku masih tergeletak di atas meja kerja.
Tak lama kemudian ada suara ketukan di pintu, Pak Lubis sontak membersihkan batangnya yang masih banyak cairan dengan celana dalamnya sendiri, aku dibangunkan, vaginaku yang masih ada sisa cairan dibersihkan dengan kertas kertas arsip yang ditemukan olehnya dan menyuruhku pakai bajuku. Sisa cairanku yang tumpah di meja kerjanya dibersihkan dengan sapu tangannya. Setelah aku dan Pak Lubis telah berpakaian, dia menyuruhku keluar dari ruang kerjanya dan mempersilakan tamu yang mengetuk masuk ruangan, rupanya yang mengetuk adalah wakil kepala sekolah, Ibu Linda. Dengan langkah gontai kutinggalkan Pak Lubis dengan Bu Linda. Aku pun pulang.
Hampir 5 hari aku tidak masuk sekolah, karena selangkanganku rasanya sakit setelah disodok Pak Lubis untuk pertama kalinya. Aku masuk sekolah hanya untuk mengetahui lokasi ujian Ebta, yang rupanya aku mendapat lokasi di sebuah SMEA yang jauhnya 10 km dari sekolahku dan setelah masuk ujian Ebta, hanya aku yang ada di SMEA itu tidak ada temanku dari sekolah SMA-ku. Ujian Ebta berlangsung selama 5 hari, ketika hari Jum’at, hari terakhir seusai ujian di saat aku jalan menuju halte, aku dicegat oleh mobil Mercy, yang rupanya di dalamnya Pak Lubis.
“Nov.. sudah selesai ujiannya, mau saya antar?”
“Bolehlah Pak..”
Aku lalu masuk ke dalam mobil Pak Lubis dan kami pergi dari SMEA itu.
“Nov.. maaf yach kejadian di ruang kerja saya..”
“Ah.. nggak apa-apa koq Pak..”
“Terus terang sejak kejadian itu.. saya jadi kangen sama kamu.. kita tidak bertemu hampir 2 minggu. Maaf yach.. Nov.. saya pingin kehangatan dirimu lagi.. apa kamu mau melakukannya lagi..?”
“Nov.. juga kangen sama Bapak.. terserah Bapak lah saya mah ikut Bapak aja..”
“Terima kasih.. yach.. Nov.. kalau kamu bersedia.”
Kulihat Pak Lubis tersenyum karena ajakannya tidak kutolak, kucium pipinya sewaktu dia menyupir. Hari itu Pak Lubis mengajakku ke Ancol, sampai di sana kami makan siang lalu sekitar jam 14.00, aku dan Pak Lubis memesan sebuah kamar di Pondok Putri Duyung, begitu masuk kamar dengan nafsu membara Pak Lubis dan aku langsung bugil, ditempelkan badanku di dinding lalu Pak Lubis langsung menyodokkan batangnya ke vaginaku dalam posisi berdiri, seakan aku digendongnya, hampir 1 jam lamanya kami melakukan dengan posisi berdiri lalu dia memindahkan tubuhku ke tempat tidur dengan posisi aku menggantungkan kakiku di sisi tempat tidur dan disodoknya sementara batangnya masih terbenam di vaginaku sejak posisi berdiri.
Satu Jam kemudian ketika aku akhirnya mengeluarkan cairan dan darah dari vaginaku dengan derasnya yang membuatku lemas tak berdaya, kami ganti posisi lagi, sekarang kakiku diletakkan di pundak Pak Lubis sehingga hujaman batangnya serasa lebih masuk lagi ke vaginaku dan pada posisi yang ketiga ini kami lakukan sampai 1 jam kemudian dan Pak Lubis pun mengeluarkan cairannya di dalam vaginaku hingga aku merasakan kehangatan air maninya dalam vaginaku.
Tapi tenaga Pak Lubis sangat luar biasa, walau dia telah menyirami air mani dalam vaginaku. Pak Lubis membalikan badanku yang lemas-lemasnya untuk ganti posisi lagi dimana sekarang aku jongkok di badannya sedangkan Pak Lubis tidur terlentang. Badanku dipegangi kedua tangannya sedangkan vaginaku yang tertusuk batang kemaluannya, lalu badanku dihentakkan naik-turun, gaya posisi ini kami lakukan selama 1 jam, lalu setelah itu dia memegangi tubuhku lalu diputarnya badanku sehingga posisi kami berubah lagi, badanku membelakanginya dan dikocoknya badanku naik-turun, posisi inipun kami lakukan dalam 1 jam berikutnya hingga aku mengeluarkan cairan lagi untuk kedua kalinya hingga aku agak tak sadarkan diri karena kali ini cairanku keluar dengan darah yang agak banyak. Dalam keadaan tubuhku yang sangat lemas, batang itu masih di dalam vaginaku.
Pak Lubis merubah posisi lagi hingga ke-6 kalinya, kali ini aku nungging di tempat tidur dan dia menyodok dengan keras sekali, posisi inipun kami lakukan selama 1 jam hingga aku mengeluarkan cairan lagi yang ketiga kalinya dan Pak Lubis juga kembali mengeluarkan cairan di dalam vaginaku secara hampir bersamaan. Akhirnya setelah 6 jam vaginaku dihujam habis-habisan oleh batang Pak Lubis dengan 6 posisi pula, aku pun langsung pingsan diikuti Pak Lubis yang ambruk di tubuhku sambil memelukku.
Aku terbangun dari pingsanku ketika aku sudah tiba di depan rumahku kira-kira jam 23.00 malam. Sebelum aku turun dari mobil Pak Lubis aku mencium bibir Pak Lubis.
“Pak.. makasih ya.. Nov.. benar-benar puas deh..”
“Nov.. Bapak yang harus terima kasih karena kamu bisa memuaskan saya hampir 6 jam lamanya, kamu hebat.. Nov.. dan terima kasih kalau kamu mau menerima air mani saya.. di vaginamu..”
“Nggak.. Nov.. yang terima kasih karena Bapak memberikan air mani Bapak.. buat Nov..”
Setelah itu aku turun dari mobilnya dan Pak Lubis langsung meninggalkanku. Dengan langkah gontai aku masuk rumah dan langsung tidur. Berhari-hari aku tidak turun dari tempat tidur karena selangkanganku rasanya sakit sekali.
Pengumuman Ujian Ebta berlangsung 3 minggu kemudian, yang jatuh hari Sabtu, aku ke sekolah untuk lihat hasil ujian sekaligus untuk bertemu dengan Pak Lubis karena rasa kangenku, tapi Pak Lubis sedang rapat di kopertis. Aku pulang dari sekolah kira-kira jam 04.30 sore dengan langkah gontai aku tiba di rumah, di saat itu mamaku mau pergi dengan temannya.
“Nov.. jaga rumah ya.. Mama mau arisan, pulangnya jam 09.00, kedua adikmu juga baru pergi ke Mal.”
“Iya.. Ma, jangan lupa oleh-oleh buat Nov..”
Mama pun pergi, dengan agak malas aku masuk ke dalam rumah, karena aku berharap di malam Minggu ini aku bisa bersama Pak Lubis. Setelah menutup pintu aku ke kamarku dan mandi. Selesai Mandi ketika aku sedang memandangi dan memijat-mijat kedua payudaraku karena 3 minggu tidak tersentuh oleh tangan laki-laki, tiba-tiba pintu kamarku dibuka, rupanya ayahku baru pulang dari bengkel, ayahku memang pemilik sebuah bengkel di kota Jakarta ini. “Eh.. Ayah..” aku langsung mengambil handuk untuk menutupi payudaraku. Ayah yang juga kaget lalu menutup pintu kamar dan bertanya padaku dari luar kamar.
“Mamamu sama adik-adikmu kemana..?”
“Pergi.. yah, Mama ada arisan, Adik-adik ke Mal.”
“Ooohh, eh.. iya gimana kamu lulus, nggak..”
“Lulus.. Yah..”
“Ya.. sudah.. Ayah mau istirahat..”
Suara ayah lalu menghilang. Aku yang masih agak kaget atas kejadian yang baru terjadi, tiba-tiba perasaanku berubah. Ada perasaan untuk menggoda ayahku karena sudah 3 minggu aku horny, ingin sekali merasakan kehangatan laki-laki, akhirnya aku memilih baju sackdress berwarna hitam dengan hanya menggunakan celana dalam tanpa memakai BH, jadi bentuk payudaraku agak terbayang.
Aku keluar kamar dan kulihat ayah sedang nonton TV di ruang keluarga, kuhampiri ayahku, salah satu tangan ayah memegang gelas berisi kopi dan yang satunya memegang remote TV. Aku membayangi jika tangan ayah yang kekar menjamah tubuhku. Lalu aku duduk di sofa sebelah ayah. Tiba-tiba ayah mencium pipiku.
“Selamat.. ya.. Nov.. kamu ada rencana kuliah dimana..?”
“Wah.. belum.. tau Yah.. Nov.. binggung.”
Ciuman ayahku membuatku agak terangsang, lalu aku menyadarkan kepalaku pada bahu ayah.
“Yah.. minumnya hanya kopi..”
“Ayah.. sudah cari yang lain.. tapi di dapur nggak ada..”
“Ayah.. mau tambah.. susu?”
“Emangnya ada.. koq Ayah.. nggak lihat.. di kulkas yach..”
Ayah lalu berusaha bangkit menuju ke arah kulkas, tapi buru-buru kucegah. Sehingga ayah duduk lagi.
“Susunya.. di sini koq.. Yah..”
“Mana..?”
Aku tidak menjawab, lalu aku bangkit dari dudukku dan berdiri tepat di depan Ayahku. Tali baju saCDress aku turunkan sampai hampir ke perut dan terpampanglah payudaraku yang mancung diselimuti kulit yang halus di depan muka ayahku. Ayahku agak terkaget melihatku.
“Nov.. ka.. kamu.. ngapain..”
Ayah terbata-bata sementara matanya tidak berpaling terus menatap payudaraku.
“Ini susunya.. Yah.. buat Ayah..”
“Ka.. ka.. kamu.. gila.. Nov.. mau godain.. Ayah..”
“Mumpung.. Mama dan adik-adik pergi.. Yah..”
Kugapai tangan ayahku yang masih terbengong lalu kutempelkan tangannya di payudaraku. Tangannya yang kekar tepat memenuhi payudaraku. Tangannya agak basah berkeringat. Tapi tiba-tiba tangan itu meremas payudaraku dengan lembut.
“Aaahh.. terus.. Yah..”
“Nov.. payudaramu indah sekali.. bening banget.. kenyal lagi..”
Ayah yang sudah terangsang mulai mencium payudaraku, dicium, dijilat, dikenyot, dihisap dan digigit putingku yang berwarna kemerahan.
“Yah.. aahh.. aahh en.. enak.. Yah..”
“Iya.. sayang.. putingmu.. manis..”
Sementara payudaraku sedang dimakan oleh mulut ayahku, tangannya mulai merambah ke pahaku, rok sackdres-ku diangkatnya lalu diraihnya celana dalamku dan ditarik ke bawah hingga kaki, otomatis vaginaku yang ranum terpampang jelas dan menyerbakkan aroma harum ke ruang keluarga.
“Nov.. bau apa ini.. harum sekali..”
“Bau vagina Nov.. Ayah.. khan.. Nov.. baru mandi.”
“Waawww.. pasti rasanya.. enak.. juga.. ya..”
“Kalau Ayah mau.. mencoba.. boleh.. kok.. sodok aja sama batang.. Ayah.. yang mulai nonjol..”
Kulihat batang kemaluan ayah sudah mulai mendesak dari balik celana yang dikenakannya. Tubuhku lalu digendong ayah dan dibaringkan di sofa, lalu ayah jongkok persis di pahaku dimana vaginaku sudah terpampang dengan jelas. Dengan lembut ayah menjilati bibir vagina lidah ayah sangat lembut sehingga aku menggelinjang.
“Aahh.. aahh.. Ayah.. eennaakk.. sekali..”
Phaku kutekan sehingga kepala ayahku terjepit ini kulakukan karena aku tidak ingin ayahku melepaskan jilatan lidahnya pada vaginaku.
“Nov.. vaginamu.. segar.. sekali.. Ayah.. suka..”
Lidah ayah semakin ke dalam dan ketika klitorisku terjilat aku berontak keenakan.
“Iyah.. iyah.. itu.. Yah.. enak.. sekali.. heehh..”
“Nov.. Ayah.. juga.. suka.. rasanya manis.. deh..”
Klitorisku dijilat ayah sampai 15 menit kemudian dan akhirnya meledaklah vaginaku dengan menyemburkan cairan yang banyak sekali membasahi vaginaku dan lidah ayah, tapi dengan tangkas ayah langsung menelan cairan kental milikku sehingga sedikit sekali yang membasahi pahaku. “Aaargghh.. arrghh.. Aayaahh.. nikmat.. sekali.. aahh.. aahh..” Lemaslah tubuhku di sofa, sementara ayah mempersiapkan diri untuk menyodokku. Ayah melepaskan semua pakaiannya hingga bugil dan kulihat batang kemaluan ayah yang besar sekali melebihi punya Pak Lubis karena aku perkirakan panjangnya 20 cm dengan diameter 4 cm, aku tersenyum melihat ayahku karena aku yakin pasti aku bisa dibuat puas oleh ayahku.
Ayah berdiri di depan mukaku, batang ayah diarahkan ke mulutku, ayah menginginkan batangnya dijilat olehku. Tanganku mencoba meraih batang ayah, tetapi saking besarnya tanganku tidak bisa menggenggamnya. Lidahku kujulurkan menjilati batang ayah yang berurat, kujilat, kuhisap, kuemut dan kugigit layaknya anak kecil makan es loli. Kulirik ayah hanya merem-melek menikmatinya serbuan mulutku pada batangnya. Hampir 15 menit lamanya ketika batang ayahku basah oleh ludahku, ayah memindahkan dari mulutku dan langsung ditempelkan tepat di bibir vaginaku. Kakiku dibukanya hingga vaginaku terbuka lebar. Kedua tangan ayah memegangi telapak kakiku lalu batangnya mulai menyodok vaginaku, tapi karena batang ayah yang super gede dan tidak dipeganginya maka meletot batang ayah di luar vaginaku.
Ayah lalu memegang batangnya dan tepat ditempelkan pada vaginaku dan kembali menyodokkan batangnya pada vaginaku, walaupun vaginaku pernah terbongkar oleh batangnya Pak Lubis, kepala sekolahku, dan batang ayah yang super gede maka tidak bisa sekali sodok untuk memasukkan batangnya ke vaginaku. Akhirnya setelah 15 kali ayah berusaha menyodokkan batangnya, masuklah hingga setengahnya ke dalam vaginaku. “Heekh.. heekh.. Yah.. punya Ayah.. gede.. banget.. masuknya sampe.. vagina.. Nov.. robek.. nih.. aahh.. aah.. sshh.. sshh.. terus.. yah.. terus.. e.. e.. enak.. deh..” Hantaman batang ayah yang besar di dalam vaginaku membuatku sesak nafas untuk menahannya tapi rasanya sangat nikmat. Ayah terus menghentakkan batangnya ke vaginaku dengan genjotannya secara terus menerus sampai hampir satu jam lamanya setelah keringat deras mengucur dari tubuhku dan tubuh ayah dan aku mulai kejang-kejang seakan ingin memuntahkan cairan dari vaginaku yang pada akhirnya keluarlah dengan deras cairan dari vaginaku membasahi batang ayah yang masih terdiam di dalam vagina milikku disertai eranganku.
“Aarrgghh.. aarrgghh.. Ayah.. Nov.. keluar.. nih.. Yah.. sshh.. sshh.. aagghh.. agghh.. eennaakk.. deh.. aahh.. aahh..” Lemaslah dengan lunglai tubuhku di sofa, sedang kulihat ayah belum merasakan apa-apa. Tiba-tiba ayah memegang kedua tanganku lalu mengangkat tubuhku dimana batang ayah masih tertancap di vaginaku, sehingga posisi kami sekarang ayah seakan menggendongku, tanganku memeluk leher ayah.
Dengan posisi berdiri ayah menggoyangkan tubuhku, digendongannya naik-turun menggerakkan batangnya menembus vaginaku sehingga aku loncat-loncat. Aku sangat menyukai yang dilakukan ayahku karena sudah pasti rasanya batang itu lebih ke dalam lagi memasuki vaginaku. Walaupun tubuhku yang sudah lemas tapi aku berusaha mengimbangi gaya ayahku, payudaraku yang ranum, padat, kenyal sudah diserbu mulut ayah baik digigit, dikenyot, dihisap putingnya. Aku membalas dengan mengecup dahinya sambil mengelus rambutnya.
Posisi ini dilakukan ayahku selama 15 menit yang lalu mengubah posisi lagi dimana batang ayah yang masih menancap di vaginaku dan tubuhku diputar lalu diletakkanlah tubuhku kembali di atas sofa jadi posisi yang sekarang, aku menungging disodok ayah. Posisi inilah yang rupanya disenangi ayahku, karena dia merasakan bahwa batangnya lebih menyodok ke dalam lagi. “Heeh.. heeh.. heeh.. Nov.. vaginamu.. luar.. biasa.. sekali.. batang.. Ayah.. kayak.. dipelintir.. Ayah.. suka.. sekali.. heehh.. hhgghh.. hhgghh..” Selama satu jam Ayah menyodokku dengan posisi nungging dan tiba-tiba tubuh ayah mengejang dan batangnya dicabut dari vaginaku dan batangnya diarahkan ke mulutku yang tertutup dan secara otomatis langsung kubuka mulutku menyambut batang ayah yang langsung menumpahkan cairan yang banyak sekali dan hangat sehingga cairan ayah otomatis tertelan di mulutku tapi saking banyaknya cairan itu akhirnya meleleh sampai mukaku.
“Aaarghh.. argghh.. Nov.. isap.. Nov.. telan.. nih.. cairan.. Ayah.. aarghh.. arghh.. sshh.. nikmatnya..”
“Mmbbmm.. mmbmm.. ssllrupp.. ssllruupp.. ahh.. Yah.. cairan.. Ayah.. nikmat.. sekali..”
Ambruklah tubuh ayah meniban tubuhku di sofa dan kami pun tertidur. Jam 08.00 malam aku terbangun dari tidurku di saat ayah menggendong tubuhku yang bugil menuju kamarku.
“Yah.. terima kasih.. Yah.. Nov.. merasakan.. kenikmatan.. yang.. tiada tara.. tapi lain kali cairan.. Ayah.. masukin aja.. di dalam. vagina Nov..”
“Iya.. sayang.. nanti.. Ayah.. kasih.. Ayah.. juga.. terima kasih.. atas.. kenikmatan vaginamu.. sekarang kamu.. tidur.. di kamar ya.. nanti ibumu.. pulang.”
Tubuhku diletakkan ayah di tempat tidurku dalam kamarku, setelah mengecupku ayah meninggalkanku yang terbaring bugil keluar kamarku dan tidak lama kemudian kudengar ayahku mandi sedangkan aku tertidur lagi.
Hubunganku dengan ayah berlanjut terutama jika ibu dan kedua adikku tidak di rumah. Kami pun sering melakukan di motel. Tapi sebaik-baiknya perbuatan, kalau yang busuk pasti terbongkar. Terbongkarnya perbuatanku dengan ayah ketika sudah hampir 1 bulan berjalan. Malam itu sekitar setengah satu ketika aku sedang tidur “ayam” di kamarku dan sudah tiga hari aku dan ayah berhubungan, ayah masuk ke kamarku untuk melakukan hubungan badan, setelah 1 jam lamanya kami berhubungan di saat posisiku sedang di atas tubuh ayah, vaginaku tertusuk batang ayah.
Pintu kamar terbuka dan di luar kamar ibuku melihat apa yang kami lakukan. Rupanya ibu terbangun dan mencari ayah dan tidak mengira kalau suaminya atau ayahku sedang berhubungan dengan diriku. Ibuku langsung menjerit dan meninggalkan aku dan ayah dengan terbengong. Ibuku lari ke kamarnya sambil menangis. Kami pun langsung berdiri dan berpakaian lalu ke kamar ibuku. Malam itu ibuku marah besar kepadaku dan ayah. Aku dan ayah akhirnya tidak tidur dan hanya duduk menyesali perbuatan kami di ruang tidur.
Paginya, ibuku tidak berkata satu katapun kepadaku dan ayah. Akhirnya setelah siang permintaan maaf kami diterima oleh ibuku dengan suatu perjanjian bahwa mulai malam aku harus meninggalkan rumah untuk pergi ke Yogya dimana aku dititipkan ke adik ibuku yang paling kecil, sebut saja Bibi Nani, sedang ibu dan ayah harus pisah ranjang. Malamnya dengan perasaan berat aku meninggalkan rumah untuk ke Yogya, tapi sebenarnya yang memberatkan perasaanku bahwa aku harus berpisah dengan ayahku yang dimana tumbuh perasaan cinta terhadap ayahku sendiri.
Di kereta menuju Yogya, pikiranku hanya tercenung ke ayahku. Sampai di Yogya pada pagi harinya, Bibi Nani menjemputku di stasiun KA. Ibuku mengirimku ke Yogya dengan tujuan kalau aku bisa berubah dan kuliah di Yogya, ini disebabkan Bibi Nani adalah seorang kepala sekolah agama, beliau terpaut dengan ibuku 15 tahun, Bibi Nani usianya 30 tahun, ibuku usianya 45 tahun, sedangkan Ayah usianya 47 tahun.
Bibi Nani adalah seorang yang taat agamanya, selain sebagai kepala sekolah Aliyah, malam harinya pasti bersama-sama ibu-ibu tetangganya melakukan pengajian, inilah yang ibuku pikirkan kalau aku ikut bersama Bibi Nani, aku bisa belajar ngaji lebih banyak, tetapi pikiran ibuku sangat berbeda dengan pikiranku, makanya suami Bibi Nani, yaitu Paman Hendi tergoda juga olehku. Paman Hendi usianya 2 tahun lebih muda dari Bibi Nani, dia seorang guru olahraga di sebuah SMP Negeri di kota Jogja. Bibi dan Paman sudah dua tahun menikah tapi kehadiran seorang anak belum didapatkannya.
Satu Minggu sudah aku tinggal di Jogja, rasa kangenku atas sentuhan ayah tiba-tiba bangkit. Hari itu adalah hari Jumat, kira-kira jam 01.00 siang aku pulang dari kampus-kampus untuk mendaftar kuliah, ketika aku masuk rumah kulihat ada sarung dan sejadah di atas meja tamu, aku agak takut karena biasanya paman dan bibi baru pulang dari sekolah pada sore hari, tiba-tiba di ruang dapur ada suara lemari es terbuka. Dengan agak takut aku menuju dapur, begitu sampai di dapur rupanya Paman Hendi sedang mempersiapkan makan siang.
“Eh.. Paman.. sudah sampai.. biasanya pulang sore.. Paman..?”
“Iya.. Paman pulang agak cepat, rasanya Paman sakit perut, kamu baru pulang dari mana?”
“Nov.. muter-muter Yogya, habis cari tempat kuliah..”
“Ooohh.. Kamu sudah makan belum.. biar sekalian Paman siapkan..”
“Eh.. Paman istirahat saja.. biar Nov yang siapkan makan siangnya..”
“Kamu bisa.. kalau begitu terima kasih deh.. Paman di kamar yach.. nanti kalau sudah siap tolong bangunin Paman!”
“Baik Paman.. biar Nov.. aja..”
Paman lalu meninggalkanku di dapur menuju kamar tidurnya, aku pun ke kamarku untuk ganti baju lalu mempersiapkan makan siang. 15 menit kemudian setelah makan siang kusiapkan di atas meja makan, aku ke kamar tidur paman untuk membangunkannya. Kubuka pintu kamar tidur paman, kulihat paman sedang tidur di tempat tidurnya, paman hanya mengenakan kaus dan celana pendek. Perlahan-lahan aku dekati paman yang sedang tidur. Begitu dekat dengan paman, pandanganku terpaku pada batang kemaluan paman yang agak menonjol dari balik celana pendeknya, rasa kangenku terhadap lelaki muncul, aku lalu duduk di sebelah paman, tanganku mengusap batang kemaluannya yang ada di balik celananya dengan perlahan, karena nafsuku tiba-tiba melonjak, batang kemaluannya mulai kuremas-remas. Tiba-tiba paman terbangun.
“Hah.. kamu ngapain Nov, astaga.. kamu ini..”
“Maaf Paman, nafsu birahi saya lagi memuncak nih.”
“Tapi.. kamu.. Nov.. kamu ini.. gila..”
“Tidak.. Paman.. saya tidak gila.. saya ingin Paman bisa memuaskan nafsu saya.. karena sudah 1 minggu saya tidak tersentuh lagi dari ayah..”
“Jad.. jadi.. kamu sama ayahmu..?”
Paman tidak meneruskan kata-katanya lagi selain melongo melihatku mulai melepaskan baju daster, BH sehingga celana dalamku dimana aku langsung bugil. Paman tidak berkedip melihatku yang bugil berdiri di hadapan paman. Payudaraku yang putih mancung dan vaginaku yang merekah seakan menantang pamanku. Aku lalu duduk disamping paman yang duduk terbengong di tempat tidur, tanganku mulai meremas lagi batang kemaluannya, sedangkan tanganku yang satu memegang tangannya lalu kutuntun ke arah vaginaku. Bibirnya yang tipis mulai kuciumi, Paman hanya mengikuti keinginanku saja. Paman mulai membalas ciumanku pada bibirnya, lidahnya dikeluarkan dan dipautkan dengan lidahku. Paman mulai meningkat nafsunya, tangannya terus mengorek vaginaku lebih ke dalam lagi, jarinya ditusukkan masuk ke liang vaginaku hingga menyentuh biji klitorisku.
Setelah cukup puas memainkan tangan dan jarinya di vaginaku. Paman lalu menarik celana pendeknya hingga ke dengkulnya, rupanya paman tidak mengenakan celana dalam sehingga otomatis batang kemaluannya yang sudah tegang setelah kuremas-remas kini terpampang jelas di hadapanku. Batang kemaluan paman ukurannya agak kecil dari punya ayahku, tapi urat-urat pada batangnya lebih keluar.
“Paman, batang Paman uratnya gede-gede yach, sampai menonjol, rasanya sakit nggak sih?”
“Tidak sayangku, tapi Paman yakin Novi pasti lebih puas deh selesai mencoba daripada punya ayahmu.”
“Ah, Paman bisa aja nih, mana mungkin?”
“Coba aja buktikan.”
Tanpa banyak bicara lagi batang kemaluan paman langsung kupegang dan mulai kuciumi perlahan-lahan. Bau khas batang paman membuatku makin bernafsu maka cepat-cepat kukulum, kujilat dan kugigit batang kemaluan paman. Aku layaknya seorang anak kecil menikmati coklat batangan, rasanya aku tidak ingin melepaskan mulutku dari batang paman. Paman mulai gelisah menggelinjang kenikmatan menikmati serbuanku pada batangnya. Kepalaku diusap-usap kedua tangannya. Hampir 30 menit lamanya batang paman kuhisap dan mulai basah oleh ludahku sendiri, sementara vaginaku mulai kembang kempis. Aku lalu berdiri di atas badan pamanku, lalu batangnya paman kuarahkan ke vaginaku, sementara tangan paman melingkari tubuhku.
Setelah posisi batang kemaluan paman sudah tepat di bibir vaginaku, aku menekan ke bawah sehingga tertusuklah vaginaku dengan batang paman walau hanya kepalanya saja yang baru bisa masuk. 10 kali aku memberikan hentakan dengan bantuan paman, akhirnya masuklah seluruh batang paman ke dalam vaginaku. Batang paman kerasnya luar biasa, seperti pentungan polisi menghentak liang vaginaku, kerasnya batang paman mungkin disebabkan paman sering berolahraga. Hentakan batang paman ke vaginaku dilakukan berkali-kali.
“Aaahh.. aarrgghh.. aarrghh.. sshh.. Paman.. batang Paman keras sekali.. enak.. deh.. nyodok.. vagina Nov.. rasanya vagina Nov.. melebar nich..”
“Nov.. heegh.. heeghh.. vaginamu juga.. nikmat.. sekali.. rasanya.. lebih.. nikmat.. dari punya.. Bibimu.. wah.. Ppaman jadi ketagihan nih..”
Satu jam lamanya batang paman yang keras sekali menembus vaginaku, bobol-lah pertahananku dimana vaginaku banyak sekali mengeluarkan cairan putih dan hangat membasahi batang paman yang masih tertancap dalam vaginaku. Saking banyaknya cairan yang keluar dari vaginaku hingga meleleh ke paha kami berdua. “Aaah.. aahh.. Paman.. enak sekali.. aahh hh.. arrghh.. sshh.. sshh.. Nov.. ke.. keluar.. nih..”
Lemaslah tubuhku menimpa paman yang sedang asyik melumatkan payudaraku yang putih, montok dan kenyal yang lagi dihisap-hisap oleh pamanku. Paman lalu memutarkan badanku dimana batang paman masih tertancap di vaginaku hingga sekarang posisiku sekarang duduk di atas membelakangi pamanku, kemudian tubuhku diangkat dan dijatuhkan di tempat tidurnya, jadi posisi kami sekarang aku menungging dan paman berdiri dengan dengkulnya. Batang paman yang masih menancap lalu ditekannya berkali-kali ke vaginaku, kedua tangannya memegangi pantatku sedangkan aku terbaring lemas. “Agh.. agh.. aghh.. Nov.. vaginamu.. memang enak sekali.. rasanya.. agh.. agh.. agh.. sshh.. sshh..”
Batang paman yang keras menghujam lagi ke vaginaku berkali-kali sampai kira-kira satu jam kemudian aku mengeluarkan cairan dari vaginaku untuk kedua kalinya dan paman pun mengeluarkan cairan yang banyak sekali dimana paman menumpahkannya cairan paman yang hangat di punggungku karena paman terlebih dulu menarik batangnya dari vaginaku sebelum mengeluarkan cairan. “Aaahh.. aahh.. sshh.. sshh.. Nov.. vaginamu.. luar biasa deh.. baru kali ini paman mengeluarkan cairan segini banyaknya.. lain kali lagi yach.. aahh..”
Lemaslah tubuh paman sambil memeluk tubuhku dimana batang paman yang masih keras walau mengeluarkan cairan yang banyak menyundul pantatku. Sementara aku pun sedang terbaring lemas dimana vaginaku basah oleh cairanku sendiri dan punggungku basah oleh cairan pamanku. Kami pun tertidur selama kurang lebih 1/2 jam ketika jam berdentang pukul 04.00 sore.
“Nov.. vaginamu enak sekali deh.. boleh paman coba lagi lain waktu.”
“Boleh dong.. Paman.. tapi lain kali cairan Paman dibuangnya di dalam vagina Nov aja.. yach!”
“Iya.. deh.. sayang.. makasih.. ya..”
“Iya.. Paman.”
Kukecup bibir pamanku lalu kutinggalkan pamanku yang terbaring bugil, aku pergi ke kamarku lalu mandi. Selesai mandi ketika aku mau makan makanan yang dari siang tadi sudah kusiapkan sementara paman juga sudah selesai dari mandi dan akan makan bersamaku. Pulanglah bibiku dari kerjanya.
“Loh.. Ayah sudah pulang?”
“Kok cepet Yah?”
“Badanku agak sakit jadi jam 2 tadi aku sudah pulang, untung keponakanmu Novi, bisa masak jadi baru sekarang aku bisa makan setelah tidur.”
“Wah.. Nov.. hebat yach.. bisa masak juga, kamu pulang jam berapa dari daftar ke kampus?”
“E.. e.. jam 04.00 sore.. Bi..”
Kujawab pertanyaan bibiku sambil tersenyum ke arah pamanku yang juga tersenyum kepadaku dimana sebenarnya aku telah membohongi bibiku sendiri. Bibiku lalu meninggalkan aku dengan suaminya di meja makan untuk berganti baju. Aku lalu berbisik pada pamanku.
“Paman, ma’afin Nov yach, sudah membohongin Bibi, Paman jangan ngadu yach..!”
“Enggak.. Nov.. Paman nggak akan ngadu.. malah Paman terima kasih kamu telah berbohong pada bibimu, soalnya Paman juga takut sama Bibimu, pokoknya kejadian tadi siang jadi rahasia kita berdua.. yach?”
“Oke.. Paman!”
Hari berganti hari membuat hubunganku dengan Paman Hendi semakin intim layaknya suami istri dan tentu saja kami lakukan jika Bibi Nani tidak di rumah. Selain di rumah, kami juga sering melakukan di Parang Tritis. Hubungan kami berlangsung selama 1,5 bulan di saat aku pun sudah terdaftar jadi mahasiswi di sebuah akademi di Jogja dan mulai tercium oleh Bibi Nani. Hari itu hari Jum”at, seperti biasa Paman pulang dari sekolahan dan setelah lepas sembayang Jum’at kami pasti janjian di rumah untuk melakukan hubungan suami istri, di saat Paman sedang telanjang di atas tubuhku yang juga telanjang, Bibi Nani langsung masuk kamarnya. Dia langsung menjerit dan pingsan melihat kami. Aku dan paman pun lalu menghentikan perbuatan kami dan merasakan keheranan atas kepulangan Bibi yang lebih awal dari biasanya.
Setelah siuman Bibi Nani menyidangi aku dan suaminya, dengan perasaan menyesal dan minta maaf akhirnya kuputuskan untuk meninggalkan kota Jogja dan statusku sebagai mahasiswi untuk kembali ke Jakarta. Tetapi setelah Bibi Nani dan Ibuku bicara melalui telepon malam itu, akhirnya ibuku yang masih marah kepadaku memutuskan untuk tidak kembali ke Jakarta tapi aku disuruh ke Surabaya untuk tinggal dengan Pakde Gatot yang merupakan kakak tertua ibuku.
Pagi harinya dengan menaiki bis, kutinggalkan Jogja dengan sejuta kenangan bersama Pamanku menuju Surabaya. Siang harinya aku tiba di rumah Pakdeku di Surabaya. Pakde Gatot adalah kakak ibuku yang tertua, usianya 50 tahun. Pakde seorang pengusaha yang sangat sibuk sekali sehingga dia jarang sekali di rumah. Di rumah paling-paling dalam setahun dia hanya 1 bulan, selebihnya mengurusi bisnisnya yang banyak di luar negeri. Mungkin inilah pertimbangan ibuku aku ikut Pakde pasti tidak akan menggoda lagi, memang betul sih pendapat ibuku, tapi pada akhirnya yang tergoda bukannya Pakde tapi Ayah dari Budeku. Budeku seorang yang masih muda, usianya baru 30 tahun, dia merupakan sekretaris Pakdeku yang dinikahi oleh Pakdeku. Saking sibuknya Pakde, otomatis Bude sering ikut bisnis dengan Bude pergi ke luar negeri, Bude pun jarang di rumah.
Sudah dua bulan aku di Surabaya, di rumah Pakde yang besar dengan 6 kamar tidur. Aku tinggal beserta 3 pembantu wanita dan 2 orang penjaga malam. Sejak aku datang dari Jogja, 2 hari kemudian Pakde dan Bude pergi ke Singapura menjalankan bisnisnya dan menemani kedua sepupuku yang masih SMP di Singapura sampai 2 bulan lebih tidak kembali ke Surabaya. Rasa bosanpun timbul pada diriku, aku malas untuk mendaftarkan diri untuk kuliah. Akhirnya hari-hariku aku lewatkan hanya berenang di rumah Pakde, Nonton film dan jalan-jalan di Surabaya, sesekali kuhubungi ayahku di jakarta yang rupanya sejak aku tinggal di Jogja, ayah tidak tinggal lagi di rumah tapi tinggal di bengkel miliknya, jadi ayah dan ibuku sudah pisah rumah. Terus terang, kuhubungi ayahku untuk melepaskan rinduku atas belaian pria yang sudah 2 bulan tidak menyentuhku.
Suatu siang aku sedang berenang tiba-tiba suara pembantu rumah Pakde mengejutkanku.
“Mbak, di ruang tamu ada Tuan Iwan lagi nunggu.”
“Siapa itu Mbok?”
“Tuan Iwan khan bapaknya Nyonya, Mbak Nov belum kenal yach..? Wah.. waktu Mbak belum di sini Pak Iwan sering ke sini, orangnya baik loh Mbak tapi suka ngodain pembantu di sini.”
“Hush, Mbok ini nggak boleh bicara begitu!”
“Wah, Mbak ini nggak tau sih, wong 6 bulan lalu ditinggal mati sama istrinya.”
“Mbok, sudahlah nanti saya adukan ke Bude loh.”
“Eh, jangan Mbak, tapi hati-hati loh Mbak!”
Kulilitkan baju handuk dan kutinggalkan sang pembantu itu di kolam renang, aku menuju masuk ke dalam rumah menuju ruang tamu. Di ruang tamu kulihat orang yang bernama Iwan lagi duduk di kursi tamu, dan kuhampiri yang lagi asyik menyeruput minuman jeruk.
“Maaf, saya Novita, saya keponakannya Pakde Gatot, Bapak siapa?”
“Eh, saya Iwan, saya Bapaknya Budemu. Pada kemana mereka, apa lagi keluar negeri?”
“Oh iya Pak, Pakde dan Bude sudah dua bulan ada di Singapura.”
“Oh, pasti lagi nemuin kedua cucuku yach, Ivan dan Maya.”
“Oh iya betul, Pak.”
Keraguanku terhadap orang ini terjawab setelah dia menyebutkan kedua sepupuku, tapi yang aku rasakan tidak enak adalah tatapan matanya yang tajam ke arahku dimana dia seakan terangsang melihat tubuhku yang basah oleh air kolam hanya terbungkus bikini dan baju handuk. Pikiranku langsung tertuju kepada perkataan pembantu tadi.
“Kamu, Nov, keponakan Gatot dari mana?”
“Saya dari Jakarta, tujuan saya mau kuliah di sini, kalau Eyang Iwan dari mana?”
“Saya dari Banyuwangi, Budemu khan asalnya sana, tapi tolong jangan panggil saya Eyang yach, panggil saja Pak Iwan, Saya biasa nginap di sini kalau ke Surabaya, yach kalau lagi kangen dengan Budemu.”
“Oh, iya Pak, ya sudah silahkan Pak, nanti kamar Bapak biar disiapkan, sekarang saya mau ganti baju dulu sehabis berenang.”
Kutinggalkan bapaknya budeku di ruang tamu, sementara aku berjalan menuju kamarku yang ada di lantai atas untuk ganti baju seusai berenang. Kumasuki kamar tidur lalu kulepaskan jubah mandi yang agak basah dan masuk kamar mandi. Setiap kamar tidur dilengkapi kamar mandi. Kutanggalkan bikini lalu kuputar tombol kran shower dan kubasuh badanku yang bugil dengan air. Seperti biasanya aku mandi tidak pernah kututup pintu kamar mandi yang kututup hanya pintu kamar dan kukunci, tapi mungkin aku lupa menguncinya karena aku tidak sadar kalau Pak Iwan (bapaknya budeku) mengikutiku dan sekarang ada di kamar sedang memperhatikan aku mengguyur badanku di bawah shower. Sepuluh menit sesudah aku mandi, ketika aku keluar dari kamar mandi dan akan mengambil handuk di dalam lemari untuk membasuh tubuhku tiba-tiba aku dipeluk oleh Bapak Iwan yang muncul dari balik pintu kamar mandi yang terbuka. Aku pun kaget setengah mati dan berusaha berontak untuk melepaskan dekapan Bapak Iwan.
“Nov, tubuhmu indah sekali sudah 10 menit aku menikmati tubuh bugilmu terguyur air, sekarang layanilah aku!”
“Ah, jangan paksa saya Pak, Bapak kok bisa masuk kamar saya, tolong lepaskan Pak..”
“Kamu khan sengaja tidak mengunci kamarmu khan, biar aku bisa masuk.”
“Ah.. jangan.. lepaskan saya, Pak..!”
Tenagaku yang lebih kuat dari dekapan Pak Iwan akhirnya terlepas juga.
“Nov, maafin saya yach, tolong jangan kasih tau kepada budemu yach kalau saya berbuat tidak baik padamu tolong yach..!”
Pak Iwan lalu berbalik dan akan menuju keluar dari kamarku tapi kucegah karena tiba-tiba rasa kangen atas sentuhan laki-laki timbul dari diriku.
“Pak.. maafin Nov juga yach, kalau Bapak minta baik-baik pasti saya kasih kok Pak..”
“Ah, yang benar nih, kamu nggak marah dan kamu nggak akan ngadu ke Pakde dan Budemu..”
“Enggak Pak, dijamin kerahasiaannya deh, sini Pak!”
Pak Iwan kaget melihat reaksiku yang tiba-tiba menerima dirinya. Pak Iwan yang sekarang di depanku semakin kaget ketika tanganku menjamah batang kemaluannya yang masih tersembunyi di balik celananya kuelus dengan lembut. Aku yang makin terangsang segera jongkok di depannya dan kuturunkan celananya sehingga batang kemaluan Pak Iwan yang sudah mulai mengeras terpampang jelas di hadapanku dan mulai kumainkan lidahku dengan menjilati batang kemaluan itu yang kira-kira panjangnya 20 cm, bentuk dan ukurannya tidak jauh berbeda dari milik kepala sekolahku dulu tapi kulitnya agak keriput mungkin karena usianya yang jauh berbeda. Pak Iwan kuperkirakan berusia 60 tahun.
Seranganku bukan hanya lidah saja, mulai kucoba kumasuki ke dalam mulutku batang Pak Iwan yang membuat dirinya makin mengelinjang, matanya pun merem-melek dan tangannya mulai mengusap-usap kepalaku. Hal itu kulakukan kira-kira 15 menit dan kusudahi ketika batang itu mulai basah oleh ludahku dan vaginaku juga sudah mulai merasa kembang kempis ingin ditusuk sesuatu. Aku lalu berbaring di tempat tidurku sementara Pak Iwan sedang melepaskan baju dan celananya hingga dia bugil, kulihat dia berjalan ke arahku yang terbujur bugil di tempat tidur, kakiku kulebarkan sehingga bau harum vaginaku menyerbak ke ruang tidurku.
“Nov, Bau apa nih wangi sekali..”
“Bau dari vagina Nov, Pak Iwan mau khan?”
“Woow, mau sekali.”
Pak Iwan (ayah budeku) kini telah berdiri di samping tempat tidur, batang kemaluannya yang sudah mulai keriput menggantung dengan tegang di hadapanku, dimana tadi sudah basah oleh ludahku. Tapi Pak Iwan malah berjongkok dekat pahaku. Tangannya yang juga sudah keriput mulai mengusap sekitar pahaku yang putih dan mulus lalu kepalanya yang agak botak didekatkan ke vaginaku. Hidungnya mengendus-endus membaui vaginaku.
“Nov, wangi sekali yach, pasti rasanya enak deh, boleh Bapak coba sekarang?”
“Silakan Pak, pokoknya yang enak aja deh buat Bapak, mau diapain juga boleh.”
“Terima kasih ya, Nov.”
Lidah Pak Iwan mulai menyapu sekitar bibir vaginaku lalu ditusukkan lidahnya ke dalam liang vaginaku dan disedot-sedot liang vaginaku yang membuat diriku melintir keenakan, maklumlah sudah 2 bulan tubuhku tidak disentuh oleh laki-laki.
“Aahh.. aahh.. Pak.. enak.. sekali lidah Bapak.. vagina.. Nov.. rasanya ditarik-tarik arghh.. terus.. terus Pak.. arghh..”
“Vaginamu enak sekali.. Nov.. seumur hidup.. baru.. kali ini.. saya nemu.. vagina.. begini enak.. slurpp..”
Vaginaku disedot-sedot berkali-kali hingga aku menggelinjang ke kiri dan ke kanan membantingkan kepalaku. Rasa nikmat yang sangat barulah aku dapatkan sekarang dari Pak Iwan, sedangkan dari pria sebelumnya aku belum pernah senikmat ini. Vaginaku disedot selama 15 menit, dimana cairan putih dan kental mulai membasahi vaginaku tapi dengan cekatan Pak Iwan melahapnya sampai habis.
Setelah puas dengan vaginaku, Pak Iwan lalu berdiri tepat di sisi tempat tidur, tubuhku diputar hingga kakiku menjuntai ke bawah, lalu batangnya diarahkan tepat pada vaginaku yang sudah basah oleh cairan putih dan kental. Batang kemaluan Pak Iwan sudah menempel tepat di liang vaginaku dan mulai dihentakkan keluar-masuk vaginaku yang agak basah. Batang yang besar dan panjang dihentakkan berkali-kali ke dalam vaginaku, baru yang ke-10 kali hentakan, masuklah batang itu ke dalam vaginaku. Batang kemaluan Pak Iwan rasanya seperti punya ayahku, baik panjang maupun besarnya, bedanya hanya pada kulitnya yang agak keriput yang membuatku agak kegelian atas gesekan di dalam vaginaku.
“Ahh.. ehh Pak.. batang Bapak membuat saya geli-geli enak deh.. habis agak keriput, maka gesekannya membuat saya kelojotan keenakan.”
“Oh.. iya, vaginamu juga rasanya enak sekali, punya saya kayak dijepit dan dipelintir, aahh.. aahh..”
Vaginaku disodok-sodok sama batang Pak Iwan sampai kira-kira satu jam lamanya yang membuat tubuhku kejang di saat aku mencapai titik orgasme dimana cairan putih kental keluar dengan derasnya dari vaginaku yang masih tertusuk batang kemaluan Pak Iwan yang masih saja tegang dengan kerasnya. “Ohh.. ohh.. aarghh.. arghh.. aahh.. aahh.. sshh.. aahh.. se.. sedap.. deh.. Pak..” Lemaslah tubuhku hingga berasa sampai tulangku, tapi Pak Iwan masih saja bertenaga untuk melanjutkan permainan seks denganku dimana tanganku lalu ditarik dan digendongnya tubuhku oleh tubuhnya yang lebih kecil dari tubuhku tapi tenaganya luar biasa, lalu gantian sekarang Pak Iwan yang berbaring dan tubuhku terbaring lemas di atasnya. Selama dia melakukan tukar posisi, batangnya masih ada di dalam vaginaku.
Hentakan batangnya pada vaginaku berlanjut hingga aku makin tidak bertenaga karena tenaga Pak Iwan yang sungguh luar biasa, hampir 1 jam lamanya vaginaku diserang oleh batang Pak Iwan bertubi-tubi, payudaraku yang putih, ranum dan menantang pun sudah menjadi bulan-bulanan dari mulut Pak Iwan, payudaraku sudah diisap, dikenyot dan ditarik-tarik puting coklatku oleh giginya yang mulai ompong. Vaginaku akhirnya mengeluarkan kembali cairan putih, kental dan harum untuk kedua kalinya sedangkan Pak Iwan belum berasa apa-apa. “Argh.. argh.. aagghh.. oohh.. oohh.. Pak.. saya.. keluar.. lagi.. nich.. aagghh aghh.. aghh..” Lemaslah tubuhku di atas tubuh Pak Iwan, untuk kedua kalinya.
Sementara Pak Iwan yang masih bertenaga mencoba posisi baru lagi yaitu dimana batang kemaluan Pak Iwan yang masih menancap di vaginaku dia memutarkan badanku hingga sekarang posisinya berubah menjadi aku di bawah seakan aku menungging dan disodok oleh batang kemaluannya yang masih saja keras. Posisi dimana aku menungging dan disodok oleh Pak Iwan dilakukannya selama kurang lebih satu jam lagi yang mana aku tidak merasakan apa-apa karena saking lemasnya tubuhku.
Pak Iwan akhirnya mencapai puncak kenikmatan yang pertama kalinya dimana sebelumnya aku juga mencapai puncak kenikmatan untuk ketiga kalinya.
“Aghh.. aghh.. Pak aku.. keluar lagi nich.. aghh sshh.. oohh.. oohh.. nikmat.. sekali.. Pak..”
“Aghh.. aawww.. oohh.. Nov.. aku.. juga.. keluar.. nih.. vaginamu.. luar biasa sekali.. deh.. aahh.. tapi aku.. masih belum terlalu puas.. nih.. tapi.. lumayanlah.. vaginamu.. nikmat, juga..”
Cairanku membasahi paha dan vaginaku dengan banyak sekali. Sementara cairan Pak Iwan yang hangat dan kental membasahi punggungku karena pada saat dia akan mengeluarkan cairan, batang kemaluannya sudah dilepaskan dari vaginaku. Lalu ambruklah tubuh Pak Iwan di atas tubuhku yang sudah lebih dulu ambruk.
Setengah delapan malam aku terbangun dari tidur sehabis 3 jam aku melayani nafsu lelaki Pak Iwan dan Pak Iwan sudah tidak berada dalam kamarku. Setelah aku membersihkan bekas cairan di vaginaku di kamar mandi, aku keluar kamarku untuk makan malam dimana aku hanya menggunakan daster untuk menutupi tubuhku sementara BH dan celana dalam kutanggalkan di kamar. Ketika aku sampai di ruang makan, kulihat Pak Iwan baru saja selesai makan dan akan meninggalkan ruang makan kulihat dia hanya tersenyum kepadaku yang kubalas dengan senyuman.
Selesai makan sebenarnya aku mencari Pak Iwan tapi di ruang keluarga tidak kutemukan, aku lalu berpikir mungkin dia sudah ada di kamarnya. Jam 11.30 malam setelah nonton TV, aku beranjak menuju kamar tidurku untuk istirahat setelah tadi siang aku mengeluarkan banyak tenaga melawan permainan nafsu dari Pak Iwan, aku sedang berbaring di tempat tidurku tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan Pak Iwan berdiri di depan pintu dengan menggunakan piyama model baju handuk.
“Eh.. Pak Iwan, ada apa Pak?”
“Maaf, yach.. Nov.. boleh aku masuk..”
“Silakan Pak..”
Pak Iwan lalu masuk ke kamar tidurku dan langsung duduk di sampingku di tempat tidur, otomatis aku lalu merubah posisiku duduk di samping Pak Iwan.
“Nov, maaf yach tadi siang, saya berbuat salah.”
“Eh, nggak apa-apa kok Pak, Nov senang kok, Nov benar-benar puas tadi siang, bagaimana dengan Bapak.. puas nggak?”
“Ah yang benar Nov, kamu nggak apa-apa nih, tapi memang saya belum puas tadi siang, bisa nggak kamu muasin saya malam ini, soalnya saya lagi coba pakai tangkur buaya..”
“Ah, masa sih Pak, tadi siang belum puas, tapi kalau malam ini Bapak mau puas juga boleh, tapi badan saya agak capai gara-gara tadi siang.”
“Nggak, apa-apa kok Nov, kalau kamu capai kamu diam saja biar saya yang berpacu.. OK!”
“OK.. lah terserah Bapak.”
Pak Iwan lalu langsung melepaskan baju piyama yang dikenakan setelah aku setuju untuk memuaskannya malan ini, batangnya yang menggantung keras menantang ke arahku. Baju dasterku langsung diloloskan dari tubuhku oleh bantuan tangannya dan kami pun melakukan hubungan layaknya suami istri. Malam itu aku dibikin pingsan sampai 3 kali, tenaga Pak Iwan benar-benar luar biasa, permainan kami berlangsung dari jam 12.00 malam dan berakhir kira-kira jam 05.00 pagi, ketika terdengar ayam berkokok. Hebatnya Pak Iwan selama 5 jam permainan, dia hanya 1 kali mencapai puncak orgasme yaitu pada saat akhir permainan, sedangkan aku 5 kali orgasme dan 3 kali pingsan. Dan yang lebih hebatnya batang Pak Iwan selama permainan berlangsung tetap tertancap dalam vaginaku dan bermacam posisi serta tetap keras dan tegang selama 5 jam.
Hubungan permainanku dengan Pak Iwan (bapaknya budeku) tidak hanya terjadi di rumah Pakde dan Bude di Surabaya, kami pun melakukannya di Malang, Banyuwangi (rumahnya Pak Iwan sendiri) dan di Bali. Selama 4 bulan hubungan kami, dua bulan aku berada di Banyuwangi dan sisanya kami lakukan di Bali, Malang dan Surabaya. Sesudah 4 bulan hubunganku dengan Pak Iwan akhirnya terbongkar juga oleh anaknya Pak Iwan (Budeku sendiri) dimana disaat aku sedang telanjang di atas Pak Iwan yang juga bugil, kami tidak tahu kalau Bude dan Pakde pulang dari luar negeri pada hari itu, kami kepergok ketika kamar tidurku dibuka oleh Bude, dia pun langsung pingsang melihat ayahnya sedang berbuat mesum dengan keponakannya.
Hari itu juga aku diusir dari Surabaya, sementara Pak Iwan pulang ke Banyuwangi. Dengan uang yang kupunya hasil pemberian Pak Iwan selama kami berhubungan aku kembali ke Jakarta. Aku ke Jakarta untuk pulang tapi aku tidak pulang ke rumah melainkan ke bengkel ayahku, karena ayah dan ibu sejak kejadian yang gara-gara aku, mereka berpisah rumah, ibu tinggal di rumah, ayah tinggal di bengkel yang di atasnya ada 2 ruang untuk tidur.
“Yaah.. Nov pulang Yah..”
“Hah.. Nov, kamu.. kabarnya gimana..?”
Ayah memelukku setelah hampir 6 bulan kami tidak bertemu, setelah kuceritakan nasibku pada ayahku, ayah bersedia menerimaku untuk tinggal bersamanya di bengkel. Sejak saat itu hingga kini, 2 bulan aku tinggal bersama ayahku, dan nostalgia kami pun muncul yaitu melakukan hubungan layaknya suami istri.
Sekarang aku hidup bersama ayahku, aku seperti istri bagi ayahku sendiri, aku melayani hidup ayahku, dan aku berkomitmen untuk tidak melanjutkan kuliah, dan pikiranku kepada para lelaki korban godaanku pun kubuang jauh-jauh yaitu terhadap kepala sekolahku, pamanku dan Pak Iwan, saat ini pikiranku hanya melayani ayahku dan membantunya di bengkel.
Inilah kisahku sebagai wanita penggoda, semoga para pembaca tidak ada yang nasibnya seperti diriku.

Lihat Juga : Kisah Inez Tak Perawan Lagi

Tamat

CERITA MESUM ABG LINCAH BANGET

$
0
0

Cerita Mesum || ABG Lincah Banget Pasti bikin napsu lelaki yang ngeliatnya, apalagi Dini sering pake celana panjang, apalagi pendek, yang ketat. Kulitnya yang putih dan wajah sendu dengan sepasang mata sipit menambah kecantikan Dini. Yang khas lagi dari Dini adalah bulu tangan dan kaki yang panjang2, ditambah dengan kumis tipis yang menghiasi bagian atas dari bibir mungilnya, menambah keseksiannya. Pastilah jembutnya lebat, dan napsunya gede, seperti aku kalee.


Model pakeannya juga selalu seperti yang dipake abg amoy, rambut lurus sebahu yang dicat kepirangan, blus ketat yang menonjolkan kemontokkan toketnya, dan celana hipster yang juga ketat sehingga pinggang dan pinggulnya pasti menarik perhatian lelaki yang melihatnya. Lagian blus ketatnya cuma sepinggang sehingga pinggang dan perutnya yang putih mulus serta pusernya suka ngintip kalo Dini bergerak. Tambah lagi daya tarik Dini dimata lelaki. Dini sering ngobrol apa saja dengan aku termasuk urusan seks. Dia cerita bahwa cowoknya suka napsu ama dia dan setiap weekeng pasti Dini ngentot dengan cowoknya, kalo gak dirumahnya ya di rumah cowoknya.

Ortu Dini sibuk berbisnis sehingga jarang dirumah, makanya Dini bebas saja ngajak cowoknya tidur dirumahnya. Aku nanya “apa ini cowok yang mrawani kamu”, jawabnya “ini cowok yang kedua”. “Kok bisa”, tanyaku lagi. “Iya Dini kenal ama cowok kedua ini karena cowok yang pertama juga”. Cowoknya ngajak temennya untuk ber 3 some dengan Dini. dasar Din, dia mau apa diantre 2 cowok sekaligus. Bener kan napsunya Dini gede. Ternyata kontol cowok kedua ini lebih besar dan panjang dibanding cowok pertama.

Dini ngerasain lebih nikmat dientot ama cowok kedua. Ketika ber 3 some, cowok kedua sampe 3 kali ngentotin Dini, sedang cowok pertama cuma 2 kali seperti biasanya. Setelah 3some itu, Dini diam2 ngentot juga dengan cowok kedua, hanya berdua saja. sampai akhirnya cowok pertama tau dan hubungan mereka putus. Buat Dini gak masalah karena toh dia mendapat kenikmatan yang lebih dari cowok yang kedua. “Nes, kamu suka ngentotnya ama om om ya”, Dini nanya kebiasaan ngentotku. “Kenapa sih” “Buat aku lebih nikmat kalo sama om om Din”, jawabku. “Om om maennya suka lebih lama, jadi aku sempet nyampe beberapa kali baru si omnya ngecrot”. “Wah kuat banget si om ya”, kata Dini lagi. “Kalo ama cowokku sih kita bareng nyampenya, tapi kalo sampe 3 ronde baru cowokku lama baru ngecrotnya, nikmat banget seh.

Ama si om kamu maen berapa ronde?” “Sukanya 3 ronde juga, aku sampe lemes udahannya”, jawabku. “Wah lebih nikmat ya Nes”. “La iya lah, kamu mo nyoba ama om om, ntar aku kenalin ama om Andi. Dia fotografer yang suka orbitin model2 yunior, aku kenal om Bram juga lewat om Andi”. “Om Bram produsen sinetron itu?” “Iya, mau gak, ntar aku telponin om Andi.

Dia pasti gak nolak deh kalo kamu mau maen ama dia”. “Boleh dah”, jawab Dini lagi, penasaran rupanya dia denger ocehanku. Aku segera mengontak om Andi, kamu2 masih ingat siapa om andi itu kan, kalo dah lupa om Andi nongol di crita Ines yang judulnya DIGARAP 2 COWOK dan NIKMATNYA IKUT CASTING. Aku nerangin ke om Andi bahwa Dini mo ktemuan, nyoba peruntungan di modelling, kataku. Ketika aku nerangin cirinya Dini, om Andi antusias banget menyanggupi. “Kalo ketemu suru bawa bikini atau daleman bikini yang minim dan tipis”, katanya.

Aku dah pahamlah selera om Andi. Hp kuteruskan ke Dini supaya Dini janjian ketemuan sendiri ama om Andi. “Makasih ya Nes. Nikmat gak ama om Andi”, kata Dini sembari ngembaliin hp ku. “Kamu rasain sendiri apa deh. Kapan mo ketemuannya?” jawabku. “Lusa Nes, aku mesti ngatur supaya cowokku gak ngerecokin aku sama om Andi”. “Kamu punya bikini atau daleman model bikini gak?” “Punya sih, cowokku sering beliin aku daleman model bikini, mana kekecilan dan tipis lagi. Bikini juga ada. Kalo aku pake didepan cowokku, 5 menit lagi juga dah dilepasin ama dianya”. “Kamu bawa kalo ketemu ama om Andi, juga bawa baju ganti karena biasanya om Andi ngajak kamu nginep di vilanya”. “Nginep?” “La iya lah, pastinya om Andi ngajak kamu nginep, kebayang kan dia mo maen berapa ronde ama kamu”. “Wah asik dong kalo om Andi kuat begitu, aku jadi gak sabaran mo ketemu om Andi buruan”. Aku tersenyum apa dengernya. Berikut ini adalah apa yang dialami oleh Dini ketika dia bersama om Andi di vilanya. Dini minta aku yang menuliskan ceritanya, dan ini hasilnya.

Pada hari yang dijanjikan, Dini membawa tas yang berisi baju ganti, bikini dan beberapa daleman bikini serta mantel di resto cepat saji. Dia mengatakan pada cowoknya bahwa dia harus keluar kota untuk satu urusan. Karena Dini sangat menyakinkan ketika menerangkan alesannya, cowoknya tidak keberatan dia pergi. Lagian Dini perginya gak weekend, yang merupakan saat dimana cowoknya dapet jatah nikmatnya. Agak lama Dini nunggu, sampe ada seorang lelaki yang menyapanya, “Dini ya”.

Dini memang sudah ngasi tau pake blus ketat warna pink dan jins hipster ketat juga. “Wah kamu cantik sekali, Din, seksi juga lagi”, kata om Andi sambil menyalami Dini sambil menyebutkan namanya. “Om belum pernah neh dapet model amoy, mana amoynya bahenol lagi”. Dia duduk didepan Dini. “Kamu dah lama kenal Ines ya Din”, kata om Andi membuka pembicaraan. “Dah lama juga om, Dini sering curhat ama Ines”. “Kok bisa ngerembet sampe ke om segala”. “Iya om, kita cerita2 ngesex, sampe Ines crita nikimat banget ngesex ama om. Dini jadi kepingin nyobain deh” “Bisa apa si Ines.

Dini biasanya ngesex ama om om juga?”. “Enggak om, sama cowok Dini”. “Sering ya Din ngesexnya”. “Setiap weekend om, keculai kalo Dini lagi dapet”. “Wah asik, dah pengalaman dong kamu urusan ngesex”. “Pengalaman ya cuma ama cowok Dini apa om”. “Iya biar cuma ama 1 cowok tapi kan kamu dah sering ngelakuin ama dia, jadi dah tau dong apa yang dimaui lelaki diranjang”. “O itu maksud om, ya udah lah. Dini selalu nurutin apa yang diminta cowok Dini di ranjang”. “Kamu selalu maennya di ranjang ya Din”. “Iya om, kan maennya selalu dikamar”. “Di hotel?” “enggak om, dirumah Dini atau ditempat cowok Dini”. “Entar asik, vila om ada kolam renangnya, jadi bisa foto session di kolam renang dulu ya Din. Kita berangkat sekarang yuk”.

Merekapun beranjak dari tempat duduknya dan menuju ke mobil om Andi yang diparkir di halaman resto. Di jok belakang teronggok tas yang katanya berisi peralatan fotografi, serta peralatan bantu lainnya. Segera mobil meluncur meninggalkan tempat parkir, menembus kemacetan kota menuju ke vila om andi yang terletak di daerah Puncak. Selama diperjalanan mereka ngoborol ngalor ngidul. Om Andi mampir disebuah mini mart didekat vilanya dan membeli makanan dan minuman serta keperluan lainnya. Belanjaan yang cukup banyak itu ditaruh dibagasi mobil mengingat di jok belakang dah dipenuhi peralatan foto.

Sesampainya di vila, om andi menurunkan semua bawaannya. Dini membantu ngangkatin juga selain tas pakeannya. “Gak ada yang nungguin ya om”, tanya Dini. “Ada yang nunggu, setan”. “Bener om ada setannya”, Dini membelalak ketakutan. “He he om becanda kok, kalo juga ada setan, setannya taku ama om. Kan om rajanya setan”, kata om Andi sembari mencolek pinggang Dini yang terbuka. “Ih, om geli ah”, jeritnya manja. “Kan vila ini kosong, jadi kalo om mo pake vilanya, ada orang yang dateng buat membersihkan seluruh vila sebelumnya”.

Makanan dan minuman dimasukkan ke lemari es, sebagian diletakkan dimeja pantri. Ketika itu dah sore, matahari dah mulai turun. “Din, masih ada matahari, fotosession dulu yuk. Kamu pake deh bikini kamu. Om tunggu di belakang ya, di kolam renang”. Dini masuk ke salah satu kamar dan mengganti pakeannya dengan bikini. Karena bikininya minim, toketnya yang besar montok seakan mo ngeloncat keluar. Demikian juga jembutnya yang lebat ngintip dari sela2 cd bikininya.

Om Andi menelan ludah ketika dia melihat Dini berbikini sexy. “Wao, mulus banget Din. Merangsang banget”. Dia segera memberi arahan pada Dini untuk berpose di pinggir kolam renang dan mulai mengambil gambar. Karena Dini belum pernah akting maka gayanya kaku. “Kamu malu ya Din ama om, kok kaku banget seh gaya kamu”. “Enggak kok om, Dini gak malu”. “Iya ya kan kamu dah biasa telanjang didepan cowok kamu. Anggep apa om cowok kamu supaya kamu bisa lebih rilex gayanya”. Dengan sabar om Andi mengarahkan Dini berpose sehingga akhirnya dapet juga satu set foto Dini berbikini. Om Andi mengomentari apa yang harus diperbaiki sembari melihat foto2 yang diambilnya di laptop.

Karena dah mulai gelap, foto session dipindah kedalem. Di ruang tamu. “Din kamu ganti pake lingeri, bawa kan”. “Bawa om”, Dini menghilang lagi kekamar dan mengganti bikininya dengan daleman tipis dan minim yang model bikini juga. Om andi kembali ternganga melihat kemontokan bodi Dini. Karena dalemannya yang tipis maka berbayanglah pentil toket Dini yang belum terlalu besar dan berwarna pink kecoklatan. Demikian pula jembutnya yang lebatpun terlihat jelas dibalik cd tipis yang dipakenya. “Wah Din, kamu lebih merangsang begini daripada telanjang bulet”.

Foto session dimulai lagi dengan menggunakan sofa. Lampu sorot dipake untuk menambah pencahayaan. Dini tanpa canggung berpose lebih vulgar dari yang di kolam renang, pahanya selalu dikangkangkan menonjolkan kelebatan jembutnya. Toketnyapun selalu dibusungkan sehingga terekam dengan jelas kemontokannya di kamera om Andi. Sementara om Andi sendiri terlihat sekali susah mengendalikan napsunya yang sudah sangat berkobar2 melihat kemontokan Dini. Karena sudah mendapatkan banyak masukan dari hasil sesi foto bikini, Dini jauh lebih rilex berposenya dan memerlukan sangat sedikit perbaikan sehingga cepat selesai sesi foto lingerie.

Om Andipun men set kameranya ke lap topnya dan mulai membahas satu persatu foto yang telah dibuat dengan Dini. “Foto session ke 3 telanjang ya Din”. “Siapa takut, tapi makan dulu ya om, Dini dah laper neh”. “Kita cari makan diluar ya Din, deket vila ada warung sate kambing, enak”. “Biar tambah hot ya om”, jawab Dini sembari menghilang ke kamar. Keluar dari kamar dia dah memakai pakaeannya yang tadi, blus dan jins hipster. “Din, kalo malem dingin, kamu gak bawa mantel”. “Ada om”, kata Dini sembari masuk ke kamar lagi mengambil mantelnya. Sampe sini om Andi belum menunjukkan aktivitas apa2, walaupun dari wajahnya terlihat sekali bahwa dia sudah sangat bernapsu. Dini heran juga, kok om Andi kuat sekali menahan diri untuk tidak mulai menggelutinya.

Sekembali dari makan, Dini memakai bikininya lagi dan mengajak om Andi berenang. Air kolamnya terasa hangat walaupun tidak dipanasi. Om Andi hanya bercelana gombrong. Mereka berenamh hilir mudik beberapa saat, kemudian Dini segera keluar dari kolam, membungkus tubuhnya dengan anduk dan berbaring di dipan bermatras yang ada dipinggir kolam. Hawanya terasa dingin, segera om andipun keluar dari kolam dan duduk disebelah Dini yang sudah berbaring didipan. “Om dingin om”, Dini mengundang om Andi untuk bertindak. Segera om andi bereaksi, dia berbaring disebelah Dini, memeluknya dan segera memagut bibir mungil Dini. sebentar saja anduk yang membungkus tubuhnya sudah diurai om Andi. Dini menjadi gelisah, kakinya berubah posisi terus, sebentar kaki kiri diatas kaki kanan, sebentar lagi posisinya sebaliknya. Dia rupanya menahan napsunya yang telah berkobar. “Kenapa Din, gatel ya, kok kakinya berubah terus”. Dini diem saja.

Om Andi mencium pipinya, Dini menggelinjang dan menoleh ke arah om Andi. Dia segera mencium kembali bibir mungilnya. Melumatnya, lidahnya mendesak masuk ke dalam mulut Dini, menggelitik langit langit mulutnya. Dia mulai merabai toketnya yang masih tertutup bra bikininya. Dini merintih. ” Om..”. Dia menjilati lehernya, “tenang apa Din, nikmati ..” . Dini benar benar tak kuasa menolak semua itu , dia hanya pasrah menikmati permainan itu. Kembali om andi menciumi bibir Dini lagi . Dini pun membalasnya dengan penuh nafsu . Dengan cepat dia melepas bra bikini yang di kenakan Dini . Dini sama sekali tak menolak . Dadanya telah terbuka.

Om andi menatap toketnya, yang segera diraba2. Tubuh Dini gemetar. pentilnya juga dimainkan dengan liar. Dini mendesah ” ahh.. .. ehhh ….om ohh… “. Om andi pun menjulurkan lidah , menjilat pentilnya yang tampak menonjol keluar . Dini sudah sepenuhnya di kuasai birahi . Om Andi dengan bernafsu melumat , menyedot toketnya. Membuat Dini semakin birahi . Suara erangan nikmat Dini terdengar , menambah gairah si om . Dia pun mengurai ikatan cd bikini Dini sehingga dalam sekejab Dini sudah bertelanjang bulat. Jembutnya yang lebat menyelimuti daerah nonoknya. Dengan lembut om Andi meraba raba paha putih mulusnya. Perlahan dia mengelus elus paha putih Dini. Sambil sedikit demi sedikit merenggangkan kedua kakinya, dia dapat jelas melihat cairan nikmat yang merembes dari nonok Dini membasahi selangkangan.

Om Andi menjilati daun telinganya sehingga membuatnya terangsang geli. Satu sentuhan lembut , jarinya tepat di belahan nonoknya. Membuat suara erangan birahi keluar dari mulut Dini. “AAhh …… ” . om Andi terus aktif menyapu pentilnya dengan lidah, toketnya tampak mengeras karena napsu . Di sertai getaran getaran jarinya di atas belahan nonoknyanya, membuat tubuh Dini bergejolak. ” ohh….. ahhh .. sudah, Dini gak tahan lagi .. ..” erangnya ketika jarinya bergerak semakin cepat di belahan nonoknya, keatas dan kebawah. Om Andi tidak berhenti , jarinya bergetar semakin liar. Pentil Dini juga dijilat cepat . Tubuh Dini mengejang , Dini menjerit keenakan, dia nyampe. Nafasnya masih memburu di sertai degup jantungnya yang berdetak cepat . Om Andi pun menciumi bibir nya. “Din, kamu merasa nikmat gak ..” tanyanya, sambil terus mencium bibir Dini dengan mesra. Dengan dua jari, bibir nonoknya dikuakkan lebar. Dini mengerang.

Lihat JuGa : Kusetubuhi ABG Montok di Kost

Tamat

Nikmatnya Kebuasan Nafsu Tante Anis dan Anaknya

$
0
0

PUAS DENGAN ISTRI ADIK IPARPUN DI HAJAR – Yang ini memang sudah keterlaluan sekali bahkan kakak ipar sendiri ditaklukan cerita dewasa fiksi ini semoga bisa menghibur yaaa….

Aku memang ketagihan bermain cinta dengan wanita setengah baya alias STW. Ada lagi pengalaman nyata yang kualami. Pengalamanku menaklukkan kakak iparku yang pendiam dan agak religius. Entah setan mana yang merasuki diriku karena aku menjerumuskan orang baik-baik kedalam neraka nafsu. Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah. Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami.

Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari

Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.

Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.

Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.

Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.
“Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumha ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni. “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.

“Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku. “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

“Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.

“Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja.

Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.

“Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.

Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.

Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.

Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.

Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”

“Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.

Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.

Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya.

Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.
Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.

Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

“Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.

Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni. Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.

“Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

Lihat Juga : Nikmatnya Kebuasan Nafsu Tante Anis dan Anaknya

Tamat

Cerita Sex Ibu Diperkosa Anak Tirinya

$
0
0

Cerita Sex Ibu Diperkosa Anak Tirinya – Namaku Tini, usia 49 tahun, saat ini aku tinggal di kota Cirebon. Tetangga kiri kananku mengenalku dengan sebutan bu Haji. Ya, di blok komplek rumahku ini, hanya aku dan suami yang sudah naik Haji. Suamiku sudah pensiun dari Departemen Luar Negeri. Kini ia aktif berkegiatan di masjid Al Baroq dekat rumah. Aku pun aktif sebagai ketua pengajian di komplek rumahku ini. Tetangga kami melihat keluargaku adalah keluarga harmonis. Namun mereka bertanya-tanya, mengapa anakku masih kecil, masih berusia satu tahun, padahal aku sudah berusia hampir 50 tahun. Aku bilang saja, yah, maklum, rejeki datang lagi pas usia saya senja begini, mau diapakan lagi, tidak boleh kita tolak, harus kita syukuri….

Sebenarnya aku punya anak lagi, anakku yang sulung, laki-laki, dan saat ini mungkin ia sudah berusia 26 tahun. Namanya Roni. Sebelum kelahiran anakku yang masih bayi ini, Roni adalah anak tunggal. Sampai akhirnya aku usir dia dari rumah ini dua tahun yang lalu. Dan sampai detik ini, suamiku, Beny, atau orang akrab memanggil dia Pak Haji Beny atau Pak Ustad, ia belum tahu alasan mengapa Roni meninggalkan rumah sejak dua tahun yang lalu itu, jika suamiku bertanya padaku, aku terpaksa berbohong, bilang tidak tahu dan pura-pura kebingungan. Walaupun aku tahu, karena akulah yang mengusir Roni dari rumah tanpa sepengetahuan suamiku.

Cerita sedih ini berawal ketika Roni yang selama 15 tahun kami tinggalkan hidup dengan Neneknya di Cirebon, akhirnya kumpul bersama dengan kami layaknya keluarga. Bisa aku tinggalkan selama 15 tahun karena aku dan suami harus tinggal di Belanda. Saat aku dan suami ke Belanda, Roni baru berusia delepan tahun, ibuku (nenek Roni) tidak ingin jauh dari Roni, beliau mungkin takut Roni akan terbawa arus kehidupan eropa dan lupa adat indonesia. Jadilah Roni tinggal di Cirebon bersama ibuku, lalu aku dan suami tinggal di Eropa.

Lima belas tahun kemudian, aku dan suami pulang ke tanah air, sebelum pulang aku dan suami menyempatkan diri untuk naik haji. Setelah pulang menunaikan haji, aku dan suami pulang ke tanah air dan pergi ke Cirebon. Tak kusangka anakku sudah besar, ya Roni telah berusia 23 tahun. Kami lihat ia tumbuh menjadi anak yang sangat soleh, santun dan lemah lembut.
Aku sangat berterima kasih dengan ibu waktu itu, telah membuat Roni tetap menjadi anak yang baik dan rajin beribadah. Beberapa bulan setelah kami berkumpul bersama, ibuku (nenek Roni) meninggal. Kami sedih sekali waktu itu.Setelah itu kami hidup sekeluarga bertiga.

Kehidupan keluarga kami sangat sakinah mawadah dan rohmah. Aku bangga sekali punya anak Roni. Ia rajin ke mesjid dan mengaji. Hal itu membuat aku dan suami selalu merasa bahagia. Seakan-akan kami awet muda rasanya.
Kebahagiaan ini juga mempengaruhi kemesraan aku dan suami sebagai suami istri. Walaupun kami sudah tua, tapi kami masih rutin melakukan hubungan pasutri meski hanya satu minggu sekali. Sampai suatu hari, suamiku mendapat tugas dari untuk dinas selama tiga bulan di Qatar. Suamiku mengajak kami berdua (aku dan Roni anakku) namun Roni yang sudah kerasan tinggal di Cirebon menolak ikut, akupun karena tidak mau lagi jauh dengan anakku menolak ikut. Akhirnya hanya suamiku sendiri saja yang pergi.

Hari-hari tanpa suamiku, hanya aku dan anakku tinggal di rumah kami. Aku sibuk sebagai ketua pengajian ibu-ibu dan memberikan ceramah kecil-kecilan setiap ada arisan di komplek rumahku ini. Roni aktif sebagai remaja masjid di masji Baroq dekat rumah. Terkadang karena aku sudah berusia hampir 50, aku mudah merasa capek setelah berkegiatan.

Suatu siang aku merasa sangat capek, sehabis pulang memberikan ceramah ibu-ibu di masjid. Aku pun langsung tertidur. Saat aku tengah-tengah enaknya merasa nyaman dengan kasurku, aku seperti merasa ada sesuatu yang membuat paha, pinggang dan daerah dadaku geli dan gatal. Setengah sadar dan tidak sadar, aku lihat Roni sedang berada di dekatku. Sambil setengah ngantuk aku berkata, “Kenapa Ron? Mama capek nih…”
“Ga, ma, Roni tahu, makanya Roni pijetin, udah mama tidur aja”, balas Roni.
Aku senang mendengarnya, senang pula punya anak yang tumbuh dewasa dan baik seperti Roni. Oh terima kasih Tuhan.

Lama kelamaan, aku mengalami hari yang sangat aneh, terutama setiap malam saat aku tidur. Aku merasa, ada sesuatu yang menggelitik daerah sensitifku, terutama daerah selangkanganku. Enak sekali rasanya, oh apakah ini setengah mimpi yang timbul akibat hasratku sebagai seorang istri yang butuh kehangatan suami. Ya, aku yakin karena aku ditinggal suami saat aku lagi merasa kembali muda dan penuh gairah, makanya aku sering sekali mimpi basah setiap malam. Mimpi yang rasanya sadar tidak sadar, kenikmatannya seperti nyata. Ya, aku menjadi senang tidur malam, karena ingin cepat-cepat mimpi basah lagi.

Aku menduga ini adalah rejeki dari Tuhan, agar gairahku sebagai istri tetap terjaga, dan kebutuhan biologisku tetap tersalurkan walaupun hanya diberi mimpi basah sama Tuhan. Oh… nikmat sekali. Aku membayangkan suamiku, Beny, yang berhubungan denganku, oh nikmat sekali. Dan karena seringnya dikasih mimpi basah oleh Tuhan, setiap pagi aku bangun aku merasa kemaluanku selalu basah kuyup sampai celana dalamku basah total. Yah, jadinya aku punya kebiasaan baru selalu mandi wajib setiap pagi. Yang aku takuntukan hanya satu, takut saat aku mimpi basah, aku mengigau dan takut suara mendesahku terdengar anakku Roni. Tapi saat aku liat dari gelagatnya sehari-hari, nampaknya ia tidak tahu.

Sampai tiga bulan lamanya, hampir tiap malam aku selalu mimpi basah, aku jadi heran. Apa penyebabnya dari nutrisi yang kumakan atau kuminum sehari-hari ya? Hmm, mungkin saja. Soalnya aku punya kebiasaan minum teh hijau sebelum tidu. Kata dokterku itu baik untuk orang setua aku, apalagi biar selalu sehat menjelang usia setengah abad. Akhirnya aku coba meminum teh hijau, saat pagi hari, malamnya kucoba tidak minum.

Malam harinya, saat aku tidur, ditengah asyiknya tidurku, dan gelapnya lampu kamarku. Aku merasa perasaan mimpi basah mulai datang kembali, yah, mmh, rasanya ada yang menggelitik kemaluanku, sesuatu yang lembut, oh, bergerak-gerak. Selangkanganku pun ikut tergelitik hingga aku merasa ada sesuatu yang membuat basah kemaluan dan selangkanganku. Lalu berbarengan dengan rasa sensasi pada daerah kemaluanku, sesuatu yang lebut bergerak-gerak menyentuh buah dadaku, bergantian, pertama yang kiri lalu yang kanan, kemudian.. Aw!.. Ada rasa hisapan yang lembut hangat namun kuat pada puting buah dadaku yang sebelah kanan.

Oh enak sekali, terima kasih Tuhan, jantungku mulai berdegup kencang, ini rasanya seperi nyata, yah! Tiba-tiba aku merasa tertindih oleh seuatu, hisapan kenikmatan juga tidak berhenti. Lalu ada sesuatu yang menusuk masuk ke liang kemaluanku saat itu aku setengah sadar terbangun, dan aneh, rasa ini masih kurasakan, setengah sadar aku jelas sekali ternyata memang ada sesuatu yang menindihku, sekilas aku masih membayangkan ini suamiku, berikut terdengar dari sesuatu itu suara perlahan yang serak, “ooohgh… Oogghh…”

Siapa ini?! Astaghfirullah!! Saat aku tersadar penuh dan mataku terbelalak. Dalam keremangan gelapnya kamar aku sadar bahwa seseorang telah menindihku dan menyetubuhiku!! Lebih kaget lagi saat aku mendengar suara seseorang yang menindihku itu berkata, “Maaah… Ayo ma… oughhgh… Uhhh… mamahhh…”

Langsung kudorong dia kuat-kuat!
“Roni!! Kurang ajar!!! ASTAGHFIRULLAAH!!”
Roni langsung berlari keluar kamar, aku pun langsung mengejar sambil menangis penuh amarah.
“Roni!!”, bentakku.
“Maafin Roni Ma! Roni ga tahan!”, Roni pun menangis takut.

Aku tak kuasa bingung menghadapi perasaan ini, antara kalut, marah, benci, jijik, sedih dan takut. Hingga terucap kata-kata yang langsung keluar dari muluntuku, “Keluar dari rumah ini!!! Kamu bukan anak mama!!! Setan kamu! Binatang kamu ya!”
Roni keluar rumah berlari. Aku duduk lemas menangis. Jadi, selama tiga bulan ini, baru aku sadari, mimpi basah itu bukan hanya sekedar mimpi.
Semua mimpi itu nyata. Anakku!? Anakku sendiri yang melakukan ini padaku?!!

Selama dua, tiga minggu aku tidak keluar rumah, bahkan semenjak kejadian itu aku jatuh sakit. Sampai saat itu aku masih tidak habis pikir dan belum lupa kejadian itu, dalam benakku terbesit, ya Tuhan, selama ini anakku telah menodai aku, aku ibunya, selama ini anakku yang selalu rajin beribadah ternyata adalah setan yang mengumbar nafsunya pada tubuhku yang mulai renta ini… Dosa apa hamba, ya Tuhan!?

Saat aku menerima sepucuk surat yang dikirim oleh Roni, tanpa alamat jelas, ia berkata meminta maaf pada ku, ia mengakui bahwa ia sudah mulai tertarik secara seksual denganku sejak aku bertemu lagi dengannya, ia bilang aku cantik dan menarik, ia mengaku telah memberi obat tidur pada teh hijau yang selalu aku minum tiap malam agar aku teler dan tidak sadar saat ia memperkosaku… Pantas saja! Pantas ia selalu bermuka manis menyiapkan teh hijau tanpa kuminta terlebih dahulu. Ternyata selama ini anakku adalah Iblis laknat yang merusak semuanya. Roni pun berkata pada akhir suratnya, bahwa ia tidak lagi akan pulang ke rumah, ia malu dan merasa bersalah.

Membaca surat itu, aku merasa benci sekali! Ya, “Kamu bukan anakku!”, Kurobek dan kubakar surat itu.
Sebulan kemudian, tepat saat dua minggu sebelum suamiku pulang, aku merasa pusing dan mual. Ya Tuhan, masa sih aku hamil!? Tidak! Ini tidak mungkin!! Aku pun memastikan dengan membeli dan menggunakan tes kehamilan, berdebar-debar aku melihat hasilnya. ASTAGHFIRULLAH! Aku positif hamil! Tidak! Aku menggandung anak dari anakku sendiri!

Aku pun lemas dan sempat sedikit pingsan. Aku menangis tiada henti-hentinya. Apa yang harus kukatakan pada suamiku nanti? Apa yang akan tetangga bilang jika tahu aku ini seorang bu Haji yang hamil hasil hubunganku dengan anak kandungku sendiri? Apa yang akan terjadi! Apa lebih baik aku mati saja!! Tidak aku tidak mau mati! Itu dosa!
Lalu, saat suamiku pulang, aku tutupi semuanya yang telah terjadi selama tiga bulan ini. Aku pura-pura menangis karena Roni belum pulang-pulang sudah dua minggu. Lalu aku dan suami sempat lapor ke polisi. Di tengah-tengah itu, aku juga pura-pura merasa kangen dengan kedatangan suamiku dan mengajaknya melakukan hubungan suami istri sesering dari biasanya. Suamiku heran, namun ia maklum, ya yang pikirnya, biasanya aku dan dia berhubungan seminggu sekali, ini tidak melakukannya dalam tiga bulan lamanya. Sudah pasti wajar jika aku selalu minta berhubungan terus.

Dua minggu setelahnya, aku mengaku hamil. Suamiku kaget, loh, khan menggunakan kondom? Kok bisa. Aku bilang saja, mungkin saja jebol. Khan wajar karena kondom tidak akurat 100%. Suamiku pun mengangguk setuju. Cuma ia hanya khawatir apakah aku tidak apa-apa umur segini hamil lagi. Akupun meyakinkan dia tidak apa-apa, walaupun hatiku meringis dan menangis karena mengingat bayi ini hasil hubunganku dengan anakku. Tidak! Anakku yang memperkosa aku!!!

“Ma”, sapaan suamiku menyadarkan aku dari lamunanku tentang masa lalu. Aku lihat suamiku sudah siap berangkat ke masjid.
“Ma, aku pergi ke masjid dulu ya, mama biar jaga si kecil yah”, pamitnya.
“Iya pa”, jawabku.
Ya, si kecil ini telah lahir ke dunia. Saat ini ia berada di pangkuanku. Kuperhatikan wajahnya. Mirip sekali dengan Roni, anakku… Oh bukan… Ayah dari anakku.

Lihat Juga : Cerita Seks Sedarah Main Sama Mama

Tamat

CALON KAKAK IPAR

$
0
0

CALON KAKAK IPAR – Namaku Teddy, umur 22 tahun, tinggi 175 cm, panjang penisku 17 cm. Aku ingin menceritakan kejadian yang mana dalam kejadian ini saya melakukan hubungan sex dengan kakak pacarku yang bernama Desi yang berumur 23 tahun, memiliki bra berukuran 36, tinggi 170 cm, dan berat badannya 60 kg serta pacarku Dewi yang berumur 21 tahun, tinggi 168 cm, berat 55 kg dan ukuran bra 34 C…..

Kejadian yang kualami tersebut terjadi pada hari Minggu tanggal 20 April 2003 yang lalu. Pada waktu itu saya berniat mendatangi rumah pacarku untuk sekalian minta jatah kepadanya dan juga karena pada malam minggunya saya ada acara bersama keluarga. Ketika saya sampai ke rumah pacarku di bilangan Pasar Minggu, rupanya pacarku sedang pulang kampung bersama orang tua dan adik-adiknya ke Palembang selama 16 hari karena kakeknya meninggal dunia dan yang ada di rumah hanya Desi (kakak perempuannya).

Setelah saya tahu bahwa pacarku tidak ada di rumah akhirnya, aku kembali berpamitan kepada kakaknya. Namun kakaknya menganjurkan agar aku mampir dulu ke rumah sebentar dan juga menemani dia main PS di rumah. Kebetulan waktu itu PS-nya ada di dalam kamar Desi. Ketika saya sedang asyik main, saya melihat ada sebuah kotak bekas pembungkus sepatu, ketika saya buka saya kaget karena melihat isi di dalamnya rupanya terdapat alat bantu sex yang berbentuk penis serta beberapa VCD Porno keluaran Vivid USA. Kakaknya pada waktu itu tidak mengetahui bahwa saya telah membuka kotak mainannya dan ketika saya ambil isinya serta saya tanyakan kepadanya..

“Apa ini Kak?”, seketika itu saya melihat ekspresi mukanya yang langsung memerah.
“Mau tahu saja kamu anak kecil”, jawabnya.
“Kakak selama ini tidak ada pelampiasan yach selama Kak Budi (Pacarnya adalah ABK yang sedang melaut)”.
“Achh bisa saja kamu”, jawabnya.
“Kakak mau aku bantu gak?”, tanyaku.
http://harian17.blogspot.com/

Tanpa menunggu jawabannya langsung saja kusergap bibir seksinya itu sambin kumainkan payudaranya. Setelah itu pelan-pelan tanganku menjalar masuk ke dalam bajunya, kuraba pelan perutnya sampai ke dalam BH-nya serta aku masukkan telunjuk tanganku ke dalam roknya sambil meraba permukaan CD-nya.

“Ted jangan Ted, aku ini kakaknya Dewi”.
“Kak Desi, aku ingin sekali ML sama Kakak, apakah Kakak nggak mau ML sama aku?”, tanyaku.
“Aku bukannya nggak mau, tetapi aku malu sama kamu”, jawabnya.
“Buat apa Kakak malu denganku, dan juga di rumah ini gak ada orang lain yang tahu selain kita”, jawabku.

Perlahan-lahan aku ajak dia menuju ranjangnya dan langsung saja kudekati dan kuremas payudaranya.

“Sabar dong, Buka dulu bajumu itu” ujarnya. Kubuka seluruh bajuku, kupeluk dan kucium bibirnya.
“Woww penismu besar sekali dan panjang lagi, lebih mantap dari punyanya Mas Budi.”

Tanganku meremas-remas payudaranya yang montok.

“Isap doong”, pintanya”. Aku mulai menghisap.
“Achh, Terus, nikmat Ted, oh, ayo”.

Aku semakin bernafsu mendengar desahannya itu, sekitar 5 menit aku menikmati payudaranya.

“Oh, Sstt, Jilat Veggyku Ted”, Pintanya sambil gemetaran.

Bibirku langsung menjilati selangkangannya. Lidahku menjilati veggy-nya yang super becek. Saat lubang kemaluan itu tersentuh ujung lidahku, aku agak kaget karena lubang veggy-nya itu selain mengeluarkan aroma mawar rasanya pun agak manis-manis legit, beda dengan veggy pacarku dan dan teman wanitaku yang pernah aku jilat, sehingga aku betah menikmatinya.

“Ardgg, arghh, enak banget Ted, gue jadi merinding rasanya dan kayaknya mau keluar, gue suka banget nich, dan lidah elo enak bangeet Ted”.
“Iya Kak, Teddy juga suka sekali rasanya, veggy Kakak manis banget rasanya”.
“Auu, Auu, Teedd..”

Terasa ujung lidahku disemprot oleh sedikit cairan bersamaan dengan pantatnya yang diangkat tinggi hingga menempelkan semua permukaan veggy-nya ke mukaku.

“Tedd, tedd, Kakak keluar tedd”, Bibir veggy-nya yang sebelah kutarik perlahan dengan bibirku, sambil kugigit dengan lembut. Dia benar-benar menikmatinya.
“Aduh-aduh enak banget Tedd”, Lidahku pun mengaduk-aduk lubang veggy-nya yang sudah basah sekali.
“Tedd.. Sekarang tedd”, Segera aku naik ke atas tubuhnya, dia juga sudah siap sekali dengan mengangkangkan lebar-lebar menunggu datangnya Teddy Junior.

Perlahan-lahan kugesek-gesek adikku di bibir veggy-nya, sengaja tidak langsung kumasuki lubang veggy-nya, aku hanya menggesek-gesek. Dia bertambah nafsu.

“Ted, ayo Ted, masukin Ted, Kakak butuh Ted, ayo Ted”, Tangannya segera memegang batang juniorku dan segera dibimbingnya masuk ke dalam lubang veggy-nya.
“Au, Ted, ujungnya gede banget Ted”, katanya ketika dia memegang ujung juniorku.
“Ini kan yang enak Kak, jadi Kakak gak mau nich, ya sudah kalau gak mau gak usah dimasukkin”.
“Jangan Ted, mau Ted, mau Ted, cuman takut aja sebab pacar Kakak punyanya kecil dan pendek sekali”.

Akhirnya kumasukkan saja senjataku ke dalam veggy yang telah merekah itu.

“Auchh, auu”, teriaknya ketika adikku mulai masuk ke dalam memeknya, terasa seret sekali.
“Aduh, Ted, sakit, tapi enak, sakitt, enakk”.
“Sakit apa enak Kak?”
“Tahulah Ted, ada sakit sedikit dan enaknya bukan main rasanya, rasanya sampai ke ujung mulut rahimku Ted”.

Pelan kuayun juniorku keluar masuk veggy-nya, baru beberapa sodokan dia sudah menjerit.

“Tedd, tedd, Kakak keluar, tedd, auuhh, auuchh..”.
“Yach, baru begitu saja sudah keluar”, jawabku.

Terasa sekali kepala adikku dihisap dan dipelintir oleh veggy-nya yang enak sekali, terasa sekali otot veggy-nya masih kencang, sambil kutusuk terus veggy-nya, aku tetap menghisap pentil susunya yang begitu indah.

“Slrupp, slrupp..”, Terdengar setiap aku menarik dan menekan veggy-nya.
“Kak gantian Kak, Kakak di atas yach”.
“Yach Ted, tapi ajarin yach”.

Sekarang posisiku ada di bawah, dia segera naik ke atas perutku dan dengan segera dipegangnya juniorku sambil diarahkan ke veggy-nya. Kulihat veggy-nya indah sekali dengan bulu-bulu pendek yang membuat rasa gatal dan enak waktu bergesekan dengan veggy-nya.

“Auu, enak banget Kak, veggy Kakak”.
“Sekarang gantian Teddy yang Kakak bikin enak yach”, katanya sambil memutar pantatnya yang bahenol, rasanya batang juniorku mau patah ketika diputarnya juniorku di dalam veggy-nya dengan berputar makin lama makin cepat.
“Auu, Kak, enak bangett Kak”.

Akupun bangun sambil mulutku mencari pentil susunya, segera kukulum dan kuhisap.

“Ted.. Ted, ini bisa bikin Kakak keluar lagi nich Ted, rasanya mentok sekali Ted”, memang dengan posisi ini terasa sekali ujung juniorku menyentuh peranakannya.
“Ech.. Ech”, desahnya setiap kali aku menyodok veggy-nya.
“Ted.. Ayo Ted, Kakak mau keluar lagi nich”
“Tahan Kak saya juga mau keluar nich”.

Segera kugenjot memeknya dengan cepat. Dia seperti kesurupan setiap dia naik turun di atas juniorku yang jepit oleh veggy-nya.

“Kak, saya mau keluar Kak”.
“Ayo Ted Kakak juga mau nich”.
“Auu, Kakk”.
“Yach Tedd, Kakak juga mau keluar nich. Achh, Achh”.

Kupeluk erat dia sambil menyemprotkan semua maniku ke dalam veggy-nya.

“Ted, aduhh enak banget Ted, teddy punya enak banget”.
“Kamu punya juga enak Kak, bodoh benar pacar Kakak meninggalkan Kakak demi pekerjaannya di laut, belum tentu 1 tahun dia bisa pulang”.

Dia pun segera rebahan di atas badanku, kami berdua lemas, sambil tidur di atas badanku, kuelus terus dari kepala sampai ke pantatnya dengan lembut.

“Makasih yach Ted, Kakak sudah lama menahan nafsu”.
“Saya juga Kak”.
“Janji yach Tedd, Kakak mau lagi lho kalau kamu memintanya kepada Kakak”.
“Siip dech Kak, tapi hati-hati yach jaga rahasia kita berdua dari Dewi Kak”.
“OK, Ted”.

Selama 16 hari tersebut kami bebas melakukan hubungan seks dengan kakak pacarku di rumahnya dan setelah itu kami melakukannya di waktu senggang dan baik di luar maupun di hotel. Dan juga aku tidak lupa meminta jatah kepada pacarku segera setelah dia pulang dari Palembang.

Lihat Juga : Cerita Ngentot Malam Jum’at

Tamat

Pesta Seks Bersama Tiga Istri Tetanggaku

$
0
0

Pesta Seks Bersama Tiga Istri Tetanggaku – Aku tinggal disuatu kompleks perumahan kelas menengah di Jakarta Timur , tidak terlampau besar , kurang lebih dihuni oleh 150 keluarga kelas menengah keatas. Hanya beda 1 jalan dari rumah , dipojokan terdapat rumah yang sangat asri yang ditempati oleh keluarga pak Juli seorang pengusaha tanggung yang kegedean lagunya . Biarin deh dia belagu terus yang penting bokinnya cing…kutilang ( kurus tinggi langsing ) , kulitnya kuning , rambutnya hitam abis dan matanya tuh…geunit pisan.

Dikompleks diantara Bapak – bapak muda pembicaraan mengenai bokinnya Pak Juli enggak pernah kering , giliran yang rumahnya ketiban arisan Ibu-ibu kompleks pastilah sang Bapak selalu stand by dirumah. Enggak lain enggak bukan soalnya Mbak Candra begitu namanya , terkenal kalau pakai baju paling berani, pakai rok mini baju rendah belahannya dan paling sering ngongkong duduknya. Yang lebih gile lagi kalau dia tahu sang Bapak ada dan ngelirik doi , secara sengaja dia pamerin CD nya yang sumpah jembutnya sebagian betebaran nongol keluar dari pinggiran CD-nya .

Bulan lalu , rumah gue yang ketiban rejeki ngadain arisan , so pasti gue pura -pura repot bantuin bokin nyiapin segalanya , tau dong gue musti tampil keren abis , jeans Versace dan baju gombrong Guess sengaja gue lepas kancing atasnya , biar sexy katanya .

Bener aja , gue liat si Mbak Candra duduk dipojokan menghadap kamar kerja gue yang pintunya gue buka setengah aja .
Sambil menghadap komputer secara nyamping gue bisa melihat kearah ruang keluarga , khususnya kearah doi duduk .

Sundel banget , doi sore itu pakai rok mini hitam kontras dengan kulitnya dan pakai baju beige yang ketat , tapi bahannya alus banget . Gue masa bodo deh denger ibu – ibu berkicau yang penting gue bisa liat terus Mbak Candra yang sesekali juga ngelirik gue , kalau bertatapan gue senyum doi juga dong .

Mulailah doi buka jepitan pahanya , asli coy celana dalemnya yang krem keliatan , tengahnya keliatan item pasti karena jembutnya yang lebat , dan duile itu jembut gimana sih koq pada berurai keluar .

Tiba – tiba doi ngedipin gue , terus gue bales ngedip sambil julurin lidah , eh dia malah senyum senyum dan sambil meremin matanya seperti orang kalau lagi keasyikan di toi .
Gue makin nekad , sekarang gue ngadep kedia sambil ngangkang dan secara atarktif gue usap-usap kontol gue dari luar celana ,
terus gue kasih kode supaya dia menuju kamar mandi , belagak kencing lah .

Doi ngangguk , terus dia samperin bokin bilang mau numpang kekamar mandi .
Gue dan doi tahu banget , dikamar mandi luar masih dipakai sama ibu Agus yang gendut dan beser melulu .
” Mas , ini ibu Candra mau numpang kekamar mandi yang disini ” bini gue dengan polos ngajakin doi kekamar mandi yang ada diruang kerja gue .

” Ya nih Pak Luki , abis kamar mandinya masih lama rasanya dipakai Ibu Agus ”
” Numpang ya , abis udah enggak tahan kebanyakan minum ” biasalah doi basa-basi biar enak dikupingnya bokin .
” Silahkan Bu , tapi enggak papa khan saya nerusin kerja dikomputer , maklum Bu belum jadi pengusaha seperti Pak Juli ”
” Ah Pak Luki bisa aja ” kata doi sambil nyelonong kekamar mandi gue .

Dasar otaknya juga pinter dalam hal berselingkuh , doi buka pintu kamar mandi setengah dan bilang ” Pak Luki , ledengnya rusak ya ? ” bokin gue masih ada lagi disitu . ” Mas coba liat dulu deh , bantuin Ibu Candra , malu-maluin aja kamar mandinya ” bokin gue setengah ngomel . ” Biar dibantu sama Mas Luki ya Bu , dia yang sering pakai kamar mandi itu ” terus bokin balik lagi kekamar tengah , soalnya bokin musti tanggung jawab dong sama rakyat arisannya .

Dengan belagak males – malesan gue berdiri , eits kontol gue masih ngaceng lagi , ah cuek deh .
Mbak Candra ngelirik juga dan secara refleks doi ngeraba selangkangannya , anjir….terang aja itu tenda celana gue makin tinggi ,
“Hayo , celananya kenapa tu” dia berbisik waktu gue masuk kekamar mandi .

“Kamu sih bikin aku horny , jadi aku yang sengsara deh , mana pakai jean lagi ” gue nekad ngomong gitu sambil ngeraba paha mulusnya . Gilanya doi bukannya marah malah bilang ” Ya , kalau dibagian itu sih belum asyik ”

” Abis yang mana dong kalau asyik ” gue masih setengah berbisik menyelusurin pahanya kearah memeknya yang bejembut gila .
” Nah yang itu baru asyik , kamu juga kalau saya gituin juga asyik lah ” gantian doi yang ngelus kontol gue dari luar sambil coba – coba buka retsleitingnya . Busyet gila juga ini perempuan , mana bau Isei Miyakenya merangsang banget .

Gue enggak tahan , ” Mbak ngentot yuk ” kata gue edan-edanan . ” Ayo , kapan dong , mending berani lagi ” tangannya sekarang udah masuk kedalam jeans gue dan mulai narikin halus kontol gue .
” Eh , siapa takut apalagi kalau ngentotnya bareng Mbak ” gue sekarang udah berhasil masukin jari kedalam memeknya yang basah dan lembab . ” Besok ya , kekolam renang Ancol , jam 10 ”
Babi banget nih si Mbak , kenapa kekolam renang sih , emangnya gue kecebong .

Besok jam 10 kurang seperempat gue udah stand by diparkiran kolam renang Ancol , gue telepon dia dengan no yang dikasih kemarin secara rahasia .
” Mbak , aku udah sampe nih , kamu dimana ” gue rada was was juga kalau doi enggak dateng .

” Ini aku baru mau masuk Ancol , tungguin ya , kontolnya udah ngaceng lagi belum ” sialan ngetest gue kali , tapi koq kedengarannya rame banget sih ada yang cekikikan dibelakangnya .
Mati gue , jangan – jangan gue mau dijebak , siapa tau dia bawa bokin gue juga .
” Kamu sama siapa sih , koq rame banget , gue jadi bisa enggak ngaceng lagi nih ”

” Janjinya gimana sih , katanya mau ML eh kamu bawa orang lain ” setengah kesel gue ngomong ditelpon .
” Pasti deh janjinya , pokoknya asyik banget kamu nantinya ” dia ngalemin gue .
Enggak sampai 10 menit , mobil Honda putihnya mendarat persis disamping mobil gue .
” Surprise , nah ketauan ya enggak ngajak – ngajak kita ” suara 2 Ce temennya Candra teriak bareng .

Waduh pucet banget gue , karena ternyata yang diajak juga tetangga gue , Mbak Rina bininya pak Joko dan Mbak Ita bininya
pak Raja . Salah tingkah abis gue . ” Eh , kaget ya , take it easy aja , khan udah kenal , asyik-asyik aja deh pak Luki , eh kalau diluar Mas Luki dong ” Mbak Ita yang mungil dan putih ( persis banget Kris Dayantie ) itu nyerocos aja membuat suasana jadi enggak tegang . ” Enggak deh kita bilangin sang istri ” si Rina yang body dan facenya seperti Dian Nitami nambahin , ya gue makin ngerasa siep banget dong . Tapi kewaspadaan tetap dipertahankan jangan lengah man .

Setelah basa basi bentar , ” Udah ya , pokoknya enggak ada yang boleh tahu selain kita – kita ya Mas ” Rina sekarang yang
membuat gue makin PD . ” Pokoknya enjoy aja deh , kita bertiga udah kompak berat lho ” Candra tanpa sungkan ngegandeng gue
menuju loket . ” Khan gue yang janjian sama Mas Luki , elo pada jangan ngiri ya , entar juga kebagian ” .

Kepala jalan sekarang si Rina , doi pesen kamar ganti dan bilas keluarga . Sekalian pesan ban renang 2 buah yang guede banget .
Ampun , ide apalagi sih . Seolah kita sekeluarga enteng aja mereka ngajak gue masuk bareng keruang ganti dan bilas .
Denngan tenang mereka buka rok , baju dan terus BH , sialan mereka tenang aja seolah gue enggak ada disitu .

Gila aja kalau gue enggak ngaceng liat Candra , Rina dan Ita yang umurnya sekitar 30 an pada memamerkan bodynya .
” Eh , Mas Luki mau berenang atau mau nonton kita streap tease ” kata si Ita sambil buka BH putih transparantnya .
” Ya terang mau berenang dong , tapi aku maunya sih bilas dulu ah , masak langsung berenang ” gue akal – akalan supaya mereka juga mau berbulat ria , tanggung amat baru liat toket dan setengah body .

Gue buka baju dan celana , begitu tinggal CD mereka teriak bareng ” Asyik ya , udah ngaceng ”
” He eh abis kalian sih begitu merangsang dan mempesona ” kata gue sembarang siap – siap mau buka CD gue .
” Ah enggak fair nih , masak jadi aku duluan yang telanjang , barengan dong jadi aku enggak malu ”
” Hu…maunya tuh , ya Candra kamu khan yang punya ide , kamu dulu dong…mana jembutnya aduh udah pada keluar tu ”
kata si Ita sambil narikin jembutnya Candra yang nongol terus dari pinggiran CD .

” Aku sih Ta prinsip , sekali buka celana pantang kalau enggak di……”
” Joss !!!!! ” Ita dan Rina seperti koor nerusin apa maunya si Candra .
” Ia deh , gue juga malu khan kalau keluar kamar ganti nanti swempaknya ada tenda mancung “. Cari pembenaran dong .
” Bisa bubar orang dikolam nanti , elo pada mau ya gue jadi tontonan ” gue belagak memelas sambil nunjukin si Monas.
Supaya enggak kaku , gue datengin si Candra yang masih berdiri dekat gantungan baju , gue peluk doi dengan kedua tangan dibagian pantatnya , gue cium bibirnya ala French kissing , lidah saling ketemu .

” Wow , nafsu nih ya ” si Ita ngeledek . Asyik banget deh pantat si Candra yang nonggeng gue remes – remes , tempelin abis mekinya dengan kontol gue , Candra langsung horny pingggangnya digoyang yang otomatis mekinya berputar diatas kontol gue .
Sekitar 3 menit adegan itu gue pertahankan , sebenarnya gue udah nafsu banget mau langsung masukin kontol gue kememeknya
Candra yang gue yakin udah basah .

Sabar cing gue musti cool dong , pasang strategi soalnya masih ada 2 nonok lain menanti . Perlahan gue melorot , dengan tetap mata memandang dia tangan gue pindah berputar meremas perlahan toketnya yang pentilnya relatif masih belum gede . ” Eh elo jangan ngiri , sementara belum dapat giliran elo pada meremas sendiri aja dulu ” masih sempat juga Candra ngeledek temannya yang terpana melihat gue yang sambil meremas toketnya sambil usaha jongkok depan dia , pakai gigi gue tarik perlahan CD nya . ” Enak ya Can remasannnya Mas Luki ? ” Rina bertanya tanpa arah karena gue tau dia juga tanpa sadar meremas dan memilin pentil toketnya .

” Kita suruh buka sendiri ya ” Ita protes narik sedikit CDnya sambil tangannya ngobel memeknya sendiri .
” Sini dong sayang , tangan gue enggak sampe kalau elo pada jauh – jauh ” Gue enggak bisa ngomong panjang lagi karena Candra narik kepala gue kearah nonoknya minta dijilat , setelah CDnya melorot sampai dengkul kakinya .
Anjir….kesampean juga gue jilatin dan rasain nonoknya Candra yang jembutnya gilaaaaaa !!!!!

Itilnya agak gembung , merah banget , gue tahu setelah berupaya keras menepis bulu jembutnya .
Sejenak ruang ganti sunyi , sambil ngejokil abis liang kenikmatannya Candra gue solider untuk pelorotin CD nya Rina dan Ita barengan , dan inilah pemandangan matanya pemirsa sekalian :
Candra , toketnya 34 bentuknya bagus banget , pentilnya agak gede kecoklatan , kulit seluruh bodynya coy kuning kencang mengkilat , bagian pantat ada sedikit selulit , jembutnya…khan udah tau elo pada en bulu keteknya idem ditto.

Yang jelas enggak rapi , serabutan menutup semua bagian memeknya mendekati puser .
Sambil ngedorong pantatnya kedepan supaya lidah gue bisa lebih dalam masuk kelobang nonoknya , dia terus mendesah ,
kaki kananya ngegesek pelan kontol gue dari luar CD , sambil usaha masuk dari samping CD .

Rina , yang gue pelorotin pakai tangan kanan , toketnya gede agak panjang seperti pepaya , kulitnya sawo matang , maklum Jawa
Solo sepertinya , bulu ketek anti cukur , serabutan disekitar susunya yang 36 . Pentilnya agak masuk kedalam .
Pahanya kencang , tinggi sekitar 170cm , jembutnya keriting rapi , diatur sekitar lobang nonoknya ( Sering berbikini kali..)
Lobang nonoknya memanjang , dibawah lipatan perut ada bekas jahitan Caesarnya .

Doi terus meremas susunya sambil liatin tangan gue yang lagi berusaha nurunin CD pinknya .
Supaya cepat , doi ikut ngebantu nurunin CDnya .
Ita , siimut , tinggi sekitar 158 lah , jembutnya paling jarang jadi bagian dalam memeknya yang merah muda gampang keliatan ,
toketnya kecil kenceng ukuran 32 , perutnya rata , paling kalem keliatannya tapi tangannya aktif terus megangin bokongnya sendiri , jangan – jangan doi paling hobby dibol dari belakang .

Ngimpi apa gue liat tetangga gue pada telanjang bulet , elo elo yang belum ada pengalaman maen sama bini orang , gue anjurin deh elo cari mereka bertiga , enggak resek , berpengalaman dan tahu penuh apa enaknya ML .

Kalau mau orgy cari yang sehati , kompak istilahnya dan enggak egoist , artinya mereka berupaya menikmati SEX sepenuhnya tanpa ada rasa sungkan , rilex dan terbuka .
Hal ini juga gue buktikan sebelumnya dengan 2 sahabat mahasiswi yang kompak , tapi ya kita harus konsider atas kebutuhan jajannya lah , jangan merki . Kurang yakin kemampuan ya modalin VIAGRA yang paling mahal Rp. 150.000 / pil 100 mg .

” Ya kamu pada mandi dulu deh dishower ” kata gue pelan , sambil menjilat sisa juicenya Candra yang ada disekitar bibir gue .
Candra enggak bereaksi , dia nuntun gue ketempat duduk , pas gue duduk dia jongkok didepan gue dan brebet dia tarik CD gue ,
dia pandangin seluruh kostruksi kontol gue , enggak pakai komentar yang basi seperti cerita bokep yang lain ,
” Aduh gede amat kontolnya , atau sok ngebandingin sama kontol Co yang lain , itusih kuno , tipu….!!! Jangan mau elo dibohongin sama yang bikin cerita , itukan cuma kebanggaan semu , yang penting gocekannya bukan gedenya , emangnya mau modal berat aja…tipuuuuu……”

” Jangan kelamaan Can , langsung maenkan , tunjukan kecanggihannya , apa perlu gue nih yang terjun ” Rina sewot ngeliatin Candra yang masih memandang kontol gue sambil ngurut dari arah palkon kepangkalnya , tanpa komentar sambil tangan kirinya kasih kode enggak perlu , langsung kontol gue mulai dijilatin perlahan .

Seluruh kepala kontol gue ( helmnya ) dijilat berputar , doi tau bagian yang paling enak yaitu dibagian bawah Palkon sekitar sambungannya . Cairan bening gue dijilatin sambil matanya memandang arah mata gue , seolah butuh pengakuan atau komentar
Gue cuma bisa angkat 2 jempol , bravo go ahead Can .
Selanjutnya cepet banget lidahnya bergeser enggak berhenti menari disekitar batang kontol , begitu dikemot kedalam mulutnya yang memang sexy dia keluarin cadangan ludahnya , jadi rasanya kontol gue berenang didalam air ludah , enggak ada rasa gigi Cing , belajar dari banci Taman Lawang kali .

Gue udah seperti kura – kura yang dibalik , kaki gue kelayapan , gue tumpangin diatas pundaknya sambil kalau gue udah enggak tahan kepala si Candra gue bekep abis sama paha gue .
” Rina – Ita sini dong , gue mau nih megangin tetek dan nonok kamu ” Enggak sampai 2 kali order mereka langsung nyamperin gue dan Candra . Si Rina nyodorin susu pepayanya minta gue isap dan siimut Ita ngangkat kaki sebelah keatas bangku , berdiri disamping gue dan minta dirojok nonoknya dengan telunjuk gue yang masih bebas karena belum ada order .

Gue pegang nonoknya yang merah sudah rada becek , maklum turunan Cina , begitu telunjuk gue masuk dia yang gerakin pinggulnya maju mundur kaya lagi ngentot aja gayanya .
Doi merem melek ngerasain bulu – bulu yang ada ditangan gue , tangannya ngusap pentil susu gue secara beraturan .

Bibirnya ngejilatin bagian dalam kuping gue yang rada caplang , kadang ngemut juga bagian gelambir telinga ogud , terus berbisik
supaya enggak kedengaran sama yang lain ” Mas Luki , pejunya jangan diabisin semua ya , kamu mau enggak ngerasain bokongnya Ita ” …Busyet bener khan doi doyan dibool , buktinya begitu gue pindahin jari kelobang pantatnya udah rada longgar ,
gila kali pak Raja , doyan bener sodomi bokinnya yang imut .
Gue cuma ngangguk dan nyodorin bibir gue buat ngerasain juga ciumannya si Ita .
Wangi banget deh si Ita , bau Kenzonya makin ngerangsang gue .
Biar adil nonoknya Rina yang jembutnya rapi gue rojok juga , masih agak kering tapi mantap itilnya tebal , karena ngerasa agak dicuekin kali , enggak sabar si Ita sekarang jongkok dibelakang Candra , tangan kanannya ngelus tetek dan pentilnya Candra dan tangan kirinya berusaha ngobok – ngobok nonoknya Candra yang makin basah , soalnya gue liat kadang – kadang si Ita jilatin jarinya yang basah berlendir , apalagi kalau bukan juicenya Candra yang asyik banget rasanya .

Candra makin asyik aja nyepong gue , badannya menggeliat – geliat karena keasyikan dikobel Ita , gue tau terkadang Ita masukin telunjuknya kedalam pantat Candra , entar gue timpa juga deh boolnya Candra , gue berandai andai .
Gue cuma bisa teriak kecil ” Ngentot…..gila ngentot enak bener sama kamu pada , Candra uhhhh…uhhhh….abis ini gue entotin elo ya , gue nggak mau ngentotin kamu dari belakang , gue mau ngentot sambil terus ngeliatin nonok kamu yang jembutnya gila..”
” Rina , gue mau ngentotin kamu sambil duduk biar gue bisa terus meres tetek kamu yang sexy banget ” gue ngomong terus ngaco .

” Ta , gue ngentotin kamu dari belakang ya Ta , gue pengen ngentot dilobang pantat Ta , abis elo sexy banget sih goyangnya ”
Elo gue saranin deh kalau lagi ngentot musti sering – sering ngomong yang vulgar , Ce jenis apapun makin nafsu dengernya ,
dan elo gue jamin makin nafsu kalau Ce yang bukan Cabo atau Pecun teriak ngomong vulgar juga . Wuih ai jamin dah…..

” Mas Luki , nanti pejunya buat Rina juga ya , jangan disemprot semua kemulutnya Candra ” Rina sambil narik perlahan rambut gue juga turut berharap dengan memandang nafsu kerah kontol gue yang udah abis dikemot Candra .” Terus gue kebagian apa dong , gue mau juga dong ngerasain pejunya Mas Luki ” Ita protes ke Rina pura – pura belum minta jatah dari gue .

Enggak tahan gue tarik kontol gue yang enggak begitu gede dari mulutnya Candra , gue dudukin si Rina kebangku ,
gue kangkangin pahanya yang juga seperti si Dian Nitami , penasaran gue sih mau liat dalemnya .
Gue jilat itilnya yang udah rada ngegelambir , gile cing juicenya asyik banget rasanya , banyak banget dan meleleh ke bagian lobang pantatnya . Tanggung gue jilat sekalian lobang pantatnya yang berwarna coklat , yang didalamnya masih juga bejembut .

Candra bantuin ngisepin teteknya Rina , tangannya ikut bantu ngedorong kepala gue supaya makin masuk ngejilatin nonoknya Rina
yang rapi tercukur jembutnya . ” Ah gila Candraaaaa…….Mas Luki enak banget ya jilatannya , aduh mama…..mama….aku ndak
tahan nih ,…..Candra elo apain sih pentil aku….enakkkkkk Can….” Rina meronta – ronta yang membuat toketnya bergelantungan kekiri dan kekanan , pemandangan semakin horny cing .

Eh kemana si imut Ita , doi kalem aja , pantat gue diangkat pelan sampai ketinggiannya sejajar kepala gue yang berada didaerah selangkangan Rina , doi duduk menyelinap melalui selangkangan gue sekarang jadi duduk menghadap kontol gue yang terayun bebas . Cepat dan tangkas dia hisap kontol gue dengan mulutnya yang mungil , maju mundur berupaya menelan habis seluruh batang kontol gue . Sesekali dia pindah mengulum biji peler gue yang jembutnya lumayanlah , wuih cing asyik banget…….

Saking imutnya seprti kancil dia menyelinap melalu selangkangan bergerak menuju arah belakang , dia remas – remas pantat gue..
Gue kaget , tiba tiba ada rasa aneh geli – geli asyik dilobang pantat gue yang sedikit berjembut ,….ih apaan sih …
Anjir …..rupanya lidahnya Ita yang menari disekitar lubang pantat yang kadang – kadang dia coba julurin masuk .

Nah sekarang gue enggak heran kenapa Homo doyan dimonon , rupanya emang enak kalau bool kita dimasukan sesuatu .
“Ta…..terus Ta….entar gantian deh gue jilatin anus kamu yang merah jambu…..terus Ta…asyik…, enak gila…..” gue sejenak melupakan tugas ngejilatin nonoknya Rina .
” Mas Luki….Rina hampir nih….lagi dong jilatin….tanggung dikit lagi Mas…aduh tega ya….” Rina mengharap gue bertindak .

Langsung gue sosor lagi nonoknya , gue jilat abis lelehan juicenya yang mengarah kelobang pantatnya , gue jilat terus …menuju
bolnya dan Rina makin menggeliat – geliat seperti ayam yang dipotong tanggung .
” Mas…..entotin aku dong , sebentar aja deh pasti keluar ” Rina mengangkat kepala gue sambil berharap benar .

Gua bertindak gentle dong , jangan buat dia kecewa , secara berlutut gue pegang batang kontol gue yang masih basah karena
campuran ludahnya Candra dan Ita . Ita sigap pindah tempat disisi kiri Rina , sementara si Candra tetap pada posisinya dikanan
Rina sambil terus meremas toket pepayanya Rina .

Kesemuanya kelihatan menanti apa yang akan terjadi , ” Candra – Ita , gue ngentotin Rina duluan bukan berarti elo pada gue nomor duakan , gue janji deh elo semua satu persatu akan gue entotin juga ”

” Okay Mas , buat kita enggak ada masalah yang penting kita bener – bener ML ” Candra memberi semangat .
Gue salut abis sama si Candra , solidaritasnya tinggi , tidak egois , pantas dia jadi kepala gang .
” Ya Mas Luki , khan Mas Luki nantinya bisa ganti namanya jadi Mas Cipto ( Cicip roto ) ” si Ita ikut nimpalin .

Perlahan gue arahin kontol gue yang bentuknya agak mengarah kekiri kepalanya , enggak sulit masukin nonoknya Rina ,
tapi buat menghargai doi gue pura – pura merasa susah dong .
Blebessss……gile cing , emang bener ngentot tu enak banget .

Gue tolak pinggang pakai tangan kiri , kontol gue yang 15 cm maju – mundur terus , meliuk kiri kanan , berputar mencari itil dan G spotnya Rina ……….” Mas Luki ,……ya..ya…yang disitu yang marem Mas ” Rina bergetar , semua bagian bodynya yang enak – enak ada yang bertanggung jawab , nonok – toket kiri dan kanan , lobang pantat ada koordinator lapangannya ( KorLap )
” Enak ya kontolnya Mas Cipto ..eh Mas Luki ….,…terus Rin ..goyang terus Rin…nikmatin abis…jangan ditahan – tahan ” Candra
tetap memilin pentilnya Rina sambil matanya nafsu melihat kontol gue yang bekerja dimemeknya Rina .

” Ayo terus Mas Luki …bikin si Rina puas ,…sini dong tangannya yang satu ” Candra bernasehat sambil minta jatah dirojer nonoknya . Kalau mau jujur seharusnya gue musti muasin Candra duluan , disamping memang target utamanya khan dia tadinya ,
enggak pakai dua kali lagi gue masukin jari tengah gue kedalam nonoknya yang sudah semakin basah .
” Aghhhhhh….agh……. aku dapet Can…aku dapet Ta……, Mas….ini ya Mas rasanya enaknya ngentot ” Rina makin mengelinjang .

” Mas….nanti lagi ya….Massss…….asu….asu. ….peline kui lho Mas…, maremmmmmm” hu…keliatan aslinya deh si Rina , keluar Jawanya . Gue tancep lebih dalam kontol gue , tanpa gerakan lagi gue pendam habis….dan emang bener enaknya Ce Solo ,
tau enggak lo…tiba-tiba gue merasa ada sesuatu yang berputar – putar cepat dibagian kepala dan batang ..
” Aduh..aduh apaan nih Rin , aduh…gila asyik – asyik….” gue senyum sambil terus tancepin kontol gue .

” Nah , baru tau dia …makanya jangan main – main sama Ce Solo ” Rina nyubit perut gue sambil senyum lebar ngeledek .
Perlahan gue tarik keluar kontol gue yang masih ngaceng abis , keliatan makin berurat kayaknya .

” Waduh Candra , enggak salah deh kita janjian sama Mas Luki ” kata Rina sambil balik meres toketnya Candra dan Ita .
” Bener ya Rin , enak banget ya ngentotnya….ih kamu keringetan banget deh ” Ita melap keringat disekitar leher sampai perutnya Rina .

” Hayo ,sekarang siapa nih yang bertanggung jawab mengeluarkan peju gue ” dengan pura – pura marah gue liat kearah Candra .
Soalnya seperti gue bilang , Candra adalah target utama , jadi dia musti tau dong .

Elo ngebayangi enggak sih Candra seperti siapa , tidak lain adalah paduan antara Iis Dahlia dan Cut Keke , nafsuin khan.

Lihat Juga : Aku Wanita Penggoda

Tamat

Incoming search terms:

Cerita panas nafsu birahi wanita setengah baya

Puas Dengan Istri, Ipar pun Dihajar

$
0
0

Puas Dengan Istri, Ipar pun Dihajar – Yang ini memang sudah keterlaluan sekali bahkan kakak ipar sendiri ditaklukan cerita dewasa fiksi ini semoga bisa menghibur yaaa…. Aku memang ketagihan bermain cinta dengan wanita setengah baya alias STW. Ada lagi pengalaman nyata yang kualami. Pengalamanku menaklukkan kakak iparku yang pendiam dan agak religius. Entah setan mana yang merasuki diriku karena aku menjerumuskan orang baik-baik kedalam neraka nafsu.

Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah. Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami.

Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari

Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.

Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.

Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.

Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.
“Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumha ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni. “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.

“Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku. “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

“Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.

“Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja.

Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.

“Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.

Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.

Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.

Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.

Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”

“Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.

Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.

Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya.

Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.
Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.

Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

“Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.

Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni. Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.

“Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

Lihat Juga : CERITA MESUM ABG LINCAH BANGET

Tamat


Adik Iparku Pelampiasan Nafsuku

$
0
0

Adik Iparku Pelampiasan Nafsuku – Pada suatu hari saat di dapur, “Masak apa Yen?” kataku sedikit mengejutkan adik iparku, yang saat itu sedang berdiri sambil memotong-motong tempe kesukaanku di meja dapur. “Ngagetin aja sih, hampir aja kena tangan nih,” katanya sambil menunjuk ibu jarinya dengan pisau yang dipegangnya. “Tapi nggak sampe keiris kan?” tanyaku menggoda. “Mbak Ratri mana Mas, kok nggak sama-sama pulangnya?” tanyanya tanpa menolehku. “Dia lembur, nanti aku jemput lepas magrib,” jawabku. “Kamu nggak ke kampus?” aku balik bertanya.

“Tadi sebentar, tapi nggak jadi kuliah. Jadinya pulang cepat.” “Aauww,” teriak Yeyen tiba-tiba sambil memegangi salah satu jarinya. Aku langsung menghampirinya, dan kulihat memang ada darah menetes dari jari telunjuk kirinya. “Sini aku bersihin,” kataku sambil membungkusnya dengan serbet yang aku raih begitu saja dari atas meja makan. Yeyen nampak meringis saat aku menetesinya dengan Betadine, walau lukanya hanya luka irisan kecil saja sebenarnya. Beberapa saat aku menetesi jarinya itu sambil kubersihkan sisa-sisa darahnya. Yeyen nampak terlihat canggung saat tanganku terus membelai-belai jarinya.

“Udah ah Mas,” katanya berusaha menarik jarinya dari genggamanku. Aku pura-pura tak mendengar, dam masih terus mengusapi jarinya dengan tanganku. Aku kemudian membimbing dia untuk duduk di kursi meja makan, sambil tanganku tak melepaskan tangannya. Sedangkan aku berdiri persis di sampingnya. “Udah nggak apa-apa kok Mas, Makasih ya,” katanya sambil menarik tangannya dari genggamanku. Kali ini ia berhasil melepaskannya. “Makanya jangan ngelamun dong. Kamu lagi inget Ma si Novan ya?” godaku sambil menepuk-nepuk lembut pundaknya. “Yee, nggak ada hubungannya, tau,” jawabnya cepat sambil mencubit punggung lenganku yang masih berada dipundaknya. Kami memang akrab, karena umurku dengan dia hanya terpaut 4 tahun saja. Aku saat ini 27 tahun, istriku yang juga kakak dia 25 tahun, sedangkan adik iparku ini 23 tahun. “Mas boleh tanya nggak.

Kalo cowok udah deket Ma temen cewek barunya, lupa nggak sih Ma pacarnya sendiri?” tanyanya tiba-tiba sambil menengadahkan mukanya ke arahku yang masih berdiri sejak tadi. Sambil tanganku tetap meminjat-mijat pelan pundaknya, aku hanya menjawab, “Tergantung.” “Tergantung apa Mas?” desaknya seperti penasaran. “Tergantung, kalo si cowok ngerasa temen barunya itu lebih cantik dari pacarnya, ya bisa aja dia lupa Ma pacarnya,” jawabku sekenanya sambil terkekeh. “Kalo Mas sendiri gimana? Umpamanya gini, Mas punya temen cewek baru, trus tu cewek ternyata lebih cantik dari pacar Mas. Mas bisa lupa nggak Ma cewek Mas?” tanya dia. “Hehe,” aku hanya ketawa kecil aja mendengar pertanyaan itu.

“Yee, malah ketawa sih,” katanya sedikit cemberut. “Ya bisa aja dong. Buktinya sekarang aku deket Ma kamu, aku lupa deh kalo aku udah punya istri,” jawabku lagi sambil tertawa. “Hah, awas lho ya. Ntar Yeyen bilangan lho Ma Mbak Ratri,” katanya sambil menahan tawa. “Gih bilangin aja, emang kamu lebih cantik dari Mbak kamu kok,” kataku terbahak, sambil tanganku mengelus-ngelus kepalanya. “Huu, Mas nih ditanya serius malah becanda.” “Lho, aku emang serius kok Yen,” kataku sedikit berpura-pura serius. Kini belaian tanganku di rambutnya, sudah berubah sedikit menjadi semacam remasan-remasan gemas. Dia tiba-tiba berdiri. “Yeyen mo lanjutin masak lagi nih Mas. Makasih ya dah diobatin,” katanya. Aku hanya membiarkan saja dia pergi ke arah dapur kembali. Lama aku pandangi dia dari belakang, sungguh cantik dan sintal banget body dia. Begitu pikirku saat itu.

Aku mendekati dia, kali ini berpura-pura ingin membantu dia. “Sini biar aku bantu,” kataku sambil meraih beberapa lembar tempe dari tangannya. Yeyen seolah tak mau dibantu, ia berusaha tak melepaskan tempe dari tangannya. “Udah ah, nggak usah Mas,” katanya sambil menarik tempe yang sudah aku pegang sebagian. Saat itu, tanpa kami sadari ternyata cukup lama tangan kami saling menggenggam. Yeyen nampak ragu untuk menarik tangannya dari genggamanku. Aku melihat mata dia, dan tanpa sengaja pandangan kami saling bertabrakan. Lama kami saling berpandangan. Perlahan mukaku kudekatkan ke muka dia. Dia seperti kaget dengan tingkahku kali ini, tetapi tak berusaha sedikit pun menghindar. Kuraih kepala dia, dan kutarik sedikit agar lebih mendekat ke mukaku. Hanya hitungan detik saja, kini bibiku sudah menyentuh bibirnya. “Maafin aku Yen,” bisiku sambil terus berusaha mengulum bibir adik iparku ini. Yeyen tak menjawab, tak juga memberi respon atas ciumanku itu.

Kucoba terus melumati bibir tipisnya, tetapi ia belum memberikan respon juga. Tanganku masih tetap memegang bagian belakang kepala dia, sambil kutekankan agar mukanya semakin rapat saja dengan mukaku. Sementara tangaku yang satu, kini mulai kulingkarkan ke pinggulnya dan kupeluk dia. “Sshh,” Yeyen seperti mulai terbuai dengan jilatan demi jilatan lidahku yang terus menyentuh dan menciumi bibirnya. Seperti tanpa ia sadari, kini tangan Yeyen pun sudah melingkar di pinggulku. Dan lumatanku pun sudah mulai direspon olehnya, walau masih ragu-ragu. “Sshh,” dia mendesah lagi. Mendengar itu, bibirku semakin ganas saja menjilati bibir Yeyen. Perlahan tapi pasti, kini dia pun mulai mengimbangi ciumanku itu. Sementara tangaku dengan liar meremas-remas rambutnya, dan yang satunya mulai meremas-remas pantat sintal adik iparku itu. “Aahh, mass,” kembali dia mendesah.

Mendengar desahan Yeyen, aku seperti semakin gila saja melumati dan sesekali menarik dan sesekali mengisap-isap lidahnya. Yeyen semakin terlihat mulai terangsang oleh ciumanku. Ia sesekali terlihat menggelinjang sambil sesekali juga terdengar mendesah. “Mas, udah ya Mas,” katanya sambil berusaha menarik wajahnya sedikit menjauh dari wajahku. Aku menghentikan ciumanku. Kuraih kedua tangannya dan kubimbing untuk melingkarkannya di leherku. Yeyen tak menolak, dengan sangat ragu-ragu sekali ia melingkarkannya di leherku. “Yeyen takut Mas,” bisiknya tak jauh dari ditelingaku. “Takut kenapa, Yen?” kataku setengah berbisik. “Yeyen nggak mau nyakitin hati Mbak Ratri Mas,” katanya lebih pelan. Aku pandangi mata dia, ada keseriusan ketika ia mengatakan kalimat terakhir itu.

Tapi, sepertinya aku tak lagi memperdulikan apa yang dia takutkan itu. Kuraih dagunya, dan kudekatkan lagi bibirku ke bibirnya. Yeyen dengan masih menatapku tajam, tak berusaha berontak ketika bibir kami mulai bersentuhan kembali. Kucium kembali dia, dan dia pun perlahan-lahan mulai membalas ciumanku itu. Tanganku mulai meremas-remas kembali rambutnya. Bahkan, kini semakin turun dan terus turun hingga berhenti persis di bagian pantatnya. Pantanya hanya terbalut celana pendek tipis saja saat aku mulai meremas-remasnya dengan nakal. “Aahh, Mas,” desahnya. Mendengar desahannya, tanganku semakin liar saja memainkan pantat adik iparku itu. Sementara tangaku yang satunya, masih berusaha mencari-cari payudaranya dari balik kaos oblongnya. Ah, akhirnya kudapati juga buah dadanya yang mulai mengeras itu.

Dengan posisi kami berdiri seperti itu, batang penisku yang sudah menegang dari tadi ini, dengan mudah kugesek-gesekan persis di mulut vaginanya. Kendati masih sama-sama terhalangi oleh celana kami masing-masing, tetapi Yeyen sepertinya dapat merasakan sekali tegangnya batang kemaluanku itu. “Aaooww Mas,” ia hanya berujar seperti itu ketika semakin kuliarkan gerakan penisku persis di bagian vaginanya. Tanganku kini sudah memegang bagian belakang celana pendeknya, dan perlahan-lahan mulai kuberanikan diri untuk mencoba merosotkannya. Yeyen sepertinya tak protes ketika celana yang ia kenakan semakin kulorotkan. Otakku semakin ngeres saja ketika seluruh celananya sudah merosot semuanya di lantai. Ia berusaha menaikan salah satu kakinya untuk melepaskan lingkar celananya yang masih menempel di pergelangan kakinya. Sementara itu, kami masih terus berpagutan seperti tak mau melepaskan bibir kami masing-masing.

Dengan posisi Yeyen sudah tak bercelana lagi, gerakan-gerakan tanganku di bagian pantatnya semakin kuliarkan saja. Ia sesekali menggelinjang saat tanganku meremas-remasnya. Untuk mempercepat rangsangannya, aku raih salah satu tanganya untuk memegang batang zakarku kendati masih terhalang oleh celana jeansku. Perlahan tangannya terus kubimbing untuk membukakan kancing dan kemudian menurunkan resleting celanaku. Aku sedikit membantu untuk mempermudah gerakan tangannya. Beberapa saat kemudian, tangannya mulai merosotkan celanaku. Dan oleh tanganku sendiri, kupercepat melepaskan celana yang kupakai, sekaligus celana dalamnya. Kini, masih dalam posisi berdiri, kami sudah tak lagi memakai celana. Hanya kemejaku yang menutupi bagian atas badanku, dan bagian atas tubuh Yeyen pun masih tertutupi oleh kaosnya. Kami memang tak membuka itu.

Tanganku kembali membimbing tangan Yeyen agar memegangi batang zakarku yang sudah menegang itu. Kini, dengan leluasa Yeyen mulai memainkan batang zakarku dan mulai mengocok-ngocoknya perlahan. Ada semacam tegangan tingi yang kurasakan saat ia mengocok dan sesekali meremas-remas biji pelerku itu. “Oohh,” tanpa sadar aku mengerang karena nikmatnya diremas-remas seperti itu. “Mas, udah Mas. Yeyen takut Mas,” katanya sambil sedikit merenggangkan genggamannya di batang kemaluanku yang sudah sangat menegang itu. “Aahh,” tapi tiba-tiba dia mengerang sejadinya saat salah satu jariku menyentuh klitorisnya. Lubang vagina Yeyen sudah sangat basah saat itu. Aku seperti sudah kerasukan setan, dengan liar kukeluar-masukan salah satu jariku di lubang vaginanya. “Aaooww, mass, een, naakk..” katanya mulai meracau.

Mendengar itu, birahiku semakin tak terkendali saja. Perlahan kuraih batang kemaluanku dari genggamannya, dan kuarahkan sedikit demi sedikit ke lubang kemaluan Yeyen yang sudah sangat basah. “Aaoww, aaouuww,” erangnya panjang saat kepala penisku kusentuh-sentukan persis di klitorisnya. “Please, jangan dimasukin Mas,” pinta Yeyen, saat aku mencoba mendorong batang zakarku ke vaginanya. “Nggak Papa Yen, sebentaar aja,” pintaku sedikit berbisik ditelinganya. “Yeyen takut Mas,” katanya berbisik sambil tak sedikit pun ia berusaha menjauhkan vaginanya dari kepala kontolku yang sudah berada persis di mulut guanya. Tangan kiri Yeyen mulai meremas-remas pantatku, Sementara tangan kanannya seperti tak mau lepas dari batang kemaluanku itu.

Untuk sekedar membuatnya sedikit tenang, aku sengaja tak langsung memasukan batang kemaluanku. Aku hanya meminta ia memegangi saja. “Pegang aja Yen,” kataku pelan. Yeyen yang saat itu sebenarnya sudah terlihat bernafsu sekali, hanya mengangguk pelan sambil menatapku tajam. Remasan demi remasan jemari yeyen di batang zakarku, dan sesekali di buah zakarnya, membuatku kelojotan. “Aku udah gak tahan banget Yen,” bisikku pelan. “Yeyen takut banget Mas,” katanya sambil mengocok-ngocok lembut kemaluanku itu. “Aahh,” aku hanya menjawabnya dengan erangan karena nikmatnya dikocok-kocok oleh tangan lembut adik iparku itu. Kembali kami saling berciuman, sementara tangan kami sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Saat bersamaan dengan ciuman kami yang semakin memanas, aku mencoba kembali untuk mengarahkan kepala kontolku ke lubang vaginanya.

Saat ini, Yeyen tak berontak lagi. Kutekan pantat dia agar semakin maju, dan saat bersamaan juga, tangan Yeyen yang sedang meremas-remas pantatku perlahan-lahan mulai mendorongnya maju pantatku. “Kita sambil duduk, sayang,” ajaku sambil membimbing dia ke kursi meja makan tadi. Aku mengambil posisi duduk sambil merapatkan kedua pahaku. Sementara Yeyen kududukan di atas kedua pahaku dengan posisi pahanya mengangkang. Sambil kutarik agar dia benar-benar duduk di pahaku, tanganku kembali mengarahkan batang kemaluanku yang posisinya tegak berdiri itu agar pas dengan lubang vagina Yeyen. Ia sepertinya mengerti dengan maksudku, dengan lembut ia memegang batang kemaluanku sambil berupaya mengepaskan posisi lubang vaginanya dengan batang kemaluanku.

Dan bless, perlahan-lahan batang kemaluanku menusuk lubang vagina Yeyen. “Aahh, aaooww, mass,” Yeyen mengerang sambil kelojotan badannya. Kutekan pinggulnya agar dia benar-benar menekan pantatnya. Dengan demikian, batang kontolku pun akan melesak semuanya masuk ke lubang vaginanya. “Yeenn,” kataku. “Aooww, ter, russ mass.., aahh..” pantatnya terus memutar seperti inul sedang ngebor. “Ohh, nik, nikmat banget mass..” katanya lagi sambil bibirnya melumati mukaku. Hampir seluruh bagian mukanku saat itu ia jilati. Untuk mengimbangi dia, aku pun menjilati dan mengisap-isap puting susunya. Darahku semakin mendidih rasanya saat pantatnya terus memutar-mutar mengimbangi gerakan naik-turun pantatku. “Mass, Yee, Yeeyeen mau,” katanya terputus.

Aku semakin kencang menaik-turunkan gerakan pantatku. “Aaooww mass, please mass” erangnya semakin tak karuan. “Yee, Yeyeen mauu, kee, kkeeluaarr mass,” ia semakin meracau. Namun tiba-tiba, “Krriingg..” “Aaooww, Mas ada yang datang Mas..” bisik Yeyen sambil tanpa hentinya mengoyang-goyangkan pantatnya. “Yenn,” suara seseorang memanggil dari luar. “Cepetan buka Yenn, aku kebelet nih,” suara itu lagi, yang tak lain adalah suara Ratri kakaknya sekaligus istriku. “Hah, Mbak Ratri Mas,” katanya terperanjat. Yeyen seperti tersambar petir, ia langsung pucat dan berdiri melompat meraih celana dalam dan celana pendeknya yang tercecer di lantai dapur. Sementara aku tak lagi bisa berkata apa-apa, selain secepatnya meraih celana dan memakainya.

Sementara itu suara bel dan teriakan istriku terus memanggil. “Yeenn, tolong dong cepet buka pintunya. Mbak pengen ke air nih,” teriak istriku dari luar sana. Yeyen yang terlihat panik sekali, buru-buru memakai kembali celananya, sambil berteriak, “Sebentarr, sebentar Mbak..” “Mas buruan dipake celananya,” Yeyen masih sempet menolehku dan mengingatkanku untuk secepatnya memakai celana. Ia terus berlari ke arah pintu depan, setelah dipastikan semuanya beres, ia membuka pintu. Aku buru-buru berlari ke arah ruang televisi dan langsung merebahkan badan di karpet agar terlihat seolah-olah sedang ketiduran. “Gila,” pikirku. “Huu, lama banget sih buka pintunya? Orang dah kebelet kayak gini,” gerutu istriku kepada Yeyen sambil terus menyelong ke kamar mandi.

“Iya sori, aku ketiduran Mbak,” kata Yeyen begitu istriku sudah keluar dari kamar mandi. “Haa, leganyaa,” katanya sambil meraih gelas dan meminum air yang disodorkan oleh adiknya. “Mas Jeje mana Yen?” “Tuh ketiduran dari tadi pulang ngantor di situ,” kata Yeyen sambil menunjuk aku yang sedang berpura-pura tidur di karpet depan televisi. “Ya ampun, Mas kok belum ganti baju sih?” kata istriku sambil mengoyang-goyangkan tubuhku dengan maksud membangunkan. “Pindah ke kamar gih Mas,” katanya lagi. Aku berpura-pura ngucek-ngucek mata, agar kelihatan baru bangun beneran. Aku tak langsung masuk kamar, tapi menyolong ke dapur mengambil air minum. “Lho katanya pulang ntar abis magrib, kok baru jam setengah lima udah pulang? Kamu pulang pake apa?” tanyaku berbasa-basi pada istriku. “Nggak jadi rapatnya Mas. Pake taksi barusan,” jawab dia.

“Lho, kamu lagi masak toh Yen? Kok belum kelar gini dah ditinggal tidur sih?” kata istriku kepada Yeyen setelah melihat irisan-irisan tempe berserakan di meja dapur. “Mana berantakan, lagi,” katanya lagi. “Iya tadi emang lagi mo masak. Tapi nggak tahan ngantuk. Jadi kutinggal tidur aja deh,” Yeyen berusaha menjawab sewajarnya sambil senyum-senyum. Sore itu, tanpa mengganti pakaiannya dulu, akhirnya istrikulah yang melanjutkan masak. Yeyen membantu seperlunya. Sementara itu, aku hanya cengar-cengir sendiri saja sambil duduk di kursi yang baru saja kupakai berdua dengan Yeyen bersetubuh, walau belum sempat mencapai puncaknya. “Waduh, kasihan Yeyen. Dia hampir aja sampai klimaksnya padahal barusan, eh keburu datang nih mbaknya,” kataku sambil nyengir melihat mereka berdua yang lagi masak.

Lihat Juga :  Nikmatnya Kebuasan Nafsu Tante Anis dan Anaknya

Tamat

Incoming search terms:

cerita sexs teman di pabrik

Tubuh Tante Reni ku Tersayang

$
0
0

Tubuh Tante Reni ku Tersayang – Perkenalan namaku Andi. Dalam cerita keduaku setelah cerita Kak Linda, aku mau berbagi kembali pengalamanku. Kalau belum membaca, aku mau memperkenalkan jati diriku. Aku tinggal dikota S Jawa Tengah, tinggiku 169 cm dan berat badanku 52 kg. Aku saat ini kuliah disalah satu universitas ternama di Jateng. Saat ini aku mau langsung cerita pengalamanku saat aku masih duduk kelas 1 SMP tapi aku masih ingat betul ceritanya. Saat aku lulus di SD aku mendapat nilai yang sangat memuaskan. Seperti janji ayahku kalau nilaiku baik aku akan dikirim di luar kota yang pendidikannya lebih baik.

Disana aku dititipkan dirumah pamanku, om Hari. Dia orang yang sangat kaya raya. Rumahnya sangat megah tapi terletak disebuah desa pinggir kota. Rumahnya terdapat dua lantai dan dilengkapi juga kolam renang yang lumayan besar. Om Hari orangnya sangat sibuk, dia mempunyai istri yang sangat cantik namanya Tante Reni, wajahnya mirip dengan Amara. Dia mempunyai anak yang masih kecil. Tante Reni rajin merawat tubuhnya, walapun dia sudah mempunyai satu anak tubuhnya tetap padat berisi ditunjang dengan payudara yang sangat montok kira kira 34B.

Hal itu yang membuatku tertarik akan keindahan serta anugrah dari seorang wanita. Sesampainya dirumah Om Hari. Aku memasuki pintu rumah yang besar. Disana aku disambut oleh Om Hari dan istrinya. Om Hari menjabat tanganku sedangkan Tante menciumku. Aku agak sungkan dengan perlakuan seperti itu. Pembantu disana disuruh membawakan tasku dan mengantarkan sampai di kamarku. Aku mendapat kamar yang 3 kali lipat dari kamar tidurku dirumah. Setelah itu aku berkeliling rumah melihat kolam renang serta sempat melihat kamar mandi yang tak terbayang olehku. Disana terdapat tempat cuci tangan dengan cermin yang besar WC, bathup, dan dua shower yang satu dengan kaca buram sedangan yang satu dengan kain yang diputarkan membentuk 1/4 lingkaran (sorry aku nggak tahu namanya).

Tempat itu masih dalam satu ruangan tanpa penyekat. Sore hari, aku duduk ditepi kolam. Om Hari datang menghampiriku dia bilang mau pergi keluar kota. Dia juga mohon maaf tidak bisa menemaniku. Kami pun mengantarkan sampai pagar rumah. Setelah itu aku kembali duduk menikmati suasana kolam renang. Tiba tiba dari belakang muncul sosok yang sangat menawan. Tante dengan baluatan piyama menghampiriku. “Ren kamu suka nggak ama rumah ini” “Suka banget Tante, kayaknya aku kerasan banget dengan rumah ini tiap sore bisa renang” “Kamu suka renang, yuk kita renang bareng, pas waktu ini udara sangat panas” Wahh kebetulan aku bisa renang ama Tante yang bahenol.

Waktu bertemu pertama kali aku cuma bisa membayangkan bentuk tubuhnya waktu renang dengan balutan swimsuit. Tapi ketika dia berdiri. Dia membuka piyamanya. Kontan aku tersedak ketika dia hanya memakai Bikini yang sangat sexy dengan warna yang coklat muda. Model bawahannya G-string. “Huhuukk.. Aduh Tante aku kira Tante mau telanjang” “Enak aja kalau kamu, Om bilang kamu suka bercanda” “Tante nggak malu dilihatin ama satpam Tante, Tante pake bikini seperti ini” “Ihh ini sudah biasa Tante pake bikini kadang ada orang kampung ngintip Tante” “Benar Tante.. Tapi sayang aku lupa bawa celana renang” “Ah.. Nggak apa apa pake aja dulu celana dalam kamu. Nanti aku suruh bi’ Imah suruh beli buat kamu, yuk nyebur..” segera Tante menyeburkan dirinya.

Dengan malu malu aku membuka bajuku tapi belum buka celana. Aku malu ama Tante. Lalu dia naik dari kolam. Dia memdekatiku “Ayo cepet.. Malu ya ama Tante nggak apa apa. Kan kamu keponakan Tante. Jadi sama dengan kakak perempuan kamu.” Waktu dia mendekatiku terlihat jelas putingnya menonjol keluar. Maklum nggak ada bikini pake busa. Aku melirik bagian payudaranya. Dia hanya tersenyum. Setelah itu dia kembali menarikku. Tanpa basa basi dengan muka tertunduk aku melorotkan celana dalamku. Yang aku takutkan kepala adikku kelihatan kalau lagi tegang menyembul dibalik celana dalamku. Setelah melepas celanaku langsung aku berenang bersama Tante. Setelah puas renang aku naik dan segera ke kamar mandi yang besar.

Aku masuk disana ketika aku ingin menutupnya, tidak ada kuncinya jadi kalau ada orang masuk tinggal buka aja. Aku segera bergegas tempat dengan penutup kain. Aku tanggalkan semua yang tertinggal ditubuhku dan aku membilas dengan air dingin. Ketika hendak menyabuni tubuhku. Terdengar suara pintu terbuka, aku mengintip ternyata Tanteku yang masuk. Kontan aku kaget aku berusaha agar tidak ketahuan. Ketika dia membuka sedikit tempatku aku spontan kaget segera aku menghadap ke belakang. “Ehh.. Maaf ya Ren aku nggak tahu kalau kamu ada didalam. Habis nggak ada suara sih” Langsung segera wajahku memerah. Aku baru sadar kalau Tante sudah menanggalkan bikini bagian atasnya. Dia segera menutupinya dengan telapak tangannya. Aku tahu waktu tubuhku menghadap kebelakang tapi kepalaku lagi menoleh kepadanya.

“Maaf.. Juga Tante.. Ini salahku” jawabku yang seolah tidak sadar apa yang aku lakukan. Yang lebih menarik telapak tangan Tante tidak cukup menutupi semua bagiannya. Disana terdapat puting kecil berwarna cokelat serta sangat kontras dengan besarnya payudara Tante. “Tante tutup dong tirainya, akukan malu” Segera ditutup tirai itu. Dengan keras shower aku hidupkan seolah olah aku sedang mandi. Segera aku intip Tanteku. Ternyata dia masih diluar belum masuk tempat shower. Dia berdiri didepat cermin. Disana dia sedang membersihkan muka, tampak payudaranya bergoyang goyang menggairahkan sekali. Dengan sengaja aku sedikit membuka tirai supaya aku dapat melihatnya. Aku bermain dengan adikku yang langsung keras. Kukocok dengan sabun cair milik Tante.

Ketika aku intip yang kedua kali dia mengoleskan cairan disekujur tubuhnya. Aku melihat tubuh Tante mengkilap setelah diberi cairan itu. Aku tidak tahu cairan apa itu. Dia mengoleskan disekitar payudaranya agak lama. Sambil diputar putar kadang agar diremas kecil. Ketika sekitar 2 menit kayaknya dia mendesis membuka sedikit mulutnya sambildia memejamkan mata. Sambil menikmati pemandangan aku konsentrasikan pada kocokanku dan akhirnya.. Crot crot.. Air maniku tumpah semua ke CD bekas aku renang tadi. Yang aku kagetkan nggak ada handuk, lupa aku ambil dari dalam tasku. Aku bingung. Setelah beberapa saat aku tidak melihat Tante di depan cermin, tapi dia sudah berada di depan shower yang satunya.

Aku tercengang waktu dia melorotkan CDnya dengan perlahan lahan dan melemparkan CDnya kekeranjang dan masuk ke shower. Setelah beberapa kemudian dia keluar. Aku sengaja tidak keluar menunggu Tanteku pergi. Tapi dia menghampiriku. “Ren koq lama banget mandinya. Hayo ngapain didalam” Kemudian aku mengeluarkan kepalaku saja dibalik tirai. Aku kaget dia ada dihadapanku tanpa satu busanapun yang menempel ditubuhnya. Langsung aku tutup kembali. “Rendi malu ya, nggak usah malu akukan masih Tantemu. Nggak papalah?” “Anu Tante aku lupa bawa handuk jadi aku malu kalau harus keluar” “Aku juga lupa bawa handuk, udahlah kamu keluar dulu aja. Aku mau ambilkan handukmu.” Tante sudah pergi. Akupun keluar dari shower.

Setelah bebrapa menit aku mulai kedinginan yang tadi adikku mengeras tiba tiba mengecil kembali. Lalu pintu terbuka pembantu Tante yang usianya seperti kakakku datang bawa handuk, akupun kaget segera aku menutupi adikku. Dia melihatku cuma tersenyum manis. Aku tertunduk malu. Setelah dia keluar, belum sempet aku menutup auratku Tanteku masuk masih tetap telanjang hanya aja dia sudah pake CD model g-string. “Ada apa Tante. Kok masih telanjang” jawabku sok cuek bebek padahal aku sangat malu ketika adikku berdiri lagi. “Sudah nggak malu ya.., anu Ren aku mau minta tolong” “Tolong apa Tante koq serius banget.. Tapi maaf ya Tante adik Rendi berdiri” Dia malah tertawa.”Idih itu sih biasa kalau lagi liat wanita telanjang” jawab Tante.

“Begini aku minta Rendi meluluri badan Tante soalnya tukang lulurnya nggak datang” Bagai disambar petir. Aku belum pernah pegang cewek sejak saat itu. Pucuk dicinta ulam tiba. “Mau nggak..? “Mau Tante.” Segera dia berbaring tengkurap. Aku melumuri punggung Tante dengan lulur. Aku ratakan disegala tubuhnya. Tiba tiba handukku terlepas. Nongol deh senjataku, langsung aku tutupi dengan tanganku “Sudah biarin aja, yang ada cuma aku dan kamu apa sih yang kamu malukan.” Dengan santainya dia menaruh handukku kelantai. “Tubuh Tante bagus banget. Walaupun sudah punya anak tetap payudara Tante besar lagi kenceng” Aku berbicara waktu aku tahu payudaranya tergencet waktu dia tengkurap.

Dan dia hanya tersenyum. Aku sekarang meluluri bagian pahanya dan pantatnya. “Ren berhenti sebentar” Akupun berhenti lalu dia mencopot CDnya. Otomatis adikku tambah gagah. Aku tetap tak berani menatap bagian bawahnya. Setelah beberapa waktu dia membalikkan badan ke arahku. Lagi lagi aku tersedak melihat pemandangan itu. “Ren Adikmu lagi tegang tegangnya nih kayaknya sudah hampir keluar nih.” Lalu dia menyuruh aku mengolesinya dibagian payudaranya. Dia suruh aku supaya agak meremas remasnya. Aku pun ketagian acara itu disana aku melihat puting berwarna coklat muda lagi mengeras. Kadang kadang aku senggol putingnya atau aku sentil.

Dia memekik dan mendesah seperti ulat kepanasan. “Ren terus remas.. Uhuhh remes yang kuat” “Tante kok jarang rambutnya dianunya Tante. Nggak kaya Mbak Ana” aku bertanya dan dia hanya tersenyum ketika tanganku beralih di daerah vagina. Ketika aku menyentuh vagina Tante yang jarang rambutnya. Aku gemetar ketika tanganku menyentuh gundukan itu. Belum aku kasih lulur daerah itu sudah basah dengan sendirinya. Aku disuruhnya terus mengusap usap daerah itu, kadang aku tekan bagian keduanya. “Ren pijatanmu enak banget.. Terus..” Setelah aku terus gosok dengan lembut tiba tiba Tante menegang. Serr serr, aku mencari sumber bunyi yang pelan tapi jelas.

Aku tahu kalau itu berasal dibagian sensitif Tante. Lalu dia terkulai lemas. “Makasih ya atas acara lulurannya. Untung ada kamu. Ternyata kamu ahli juga ya” “Tentu Tante, kalau ada apa apa bisa andalkan Rendi” Lalu dia pergi dari kamar mandi itu. Aku memakai handuk untuk menutupi bagian tubuhku. Aku mengikutinya dari belakang. Ternyata dia berjalan jalan dirumah tanpa sehelai benang pun. Aku pun segera masuk ke kamar tidur yang dipersiapkan, tenyata ada pembantu yang tadi mengambilkan handuk sedang menata pakaianku ke dalam almari. “Den, Rendi, tadi kaget nggak ngeliat ibu telanjang” sebelum aku jawab. Dia memberitahukan kalau Tante itu suka telanjang dan memamerkan tubuhnya ke semua orang baik perempuan maupun laki laki tapi tidak berani kalau ada suaminya.

Pembantu itu juga memberitahukan kejadian yang aneh dia sering renang telanjang dan yang paling aneh kadang kadang ketika dia menyirami bunga dia telanjang dada di depan rumah tepatnya halaman depan, padahal sering orang lewat depan rumah. “Sudah ganti sana CD ada didalam almari itu tapi kayaknya anunya den Rendi masih amatir” dia menggodaku. Setelah melewati beberapa hari akupun sering mandi sama Tante bahkan hampir tiap hari. Semakin dipandang tubuhnya makin oke aja. Itu semua pengalaman saya hidup dirumah Tante Reni yang aduhai. Tapi aku kecewa waktu aku meninggalkan rumah itu. Aku disana belum genap satu tahun. Karena harus balik lagi ke rumah karena ayah ibuku bekerja diluar kota dan aku harus tunggu bersama kakakku Ana.

Lihat JUga :  Cerita Sex Ibu Diperkosa Anak Tirinya

Tamat

Incoming search terms:

Cerita sexs menemani kakak, kepas sex

Ibu Kost Penggoda

$
0
0

Ibu Kost Penggoda – Sebelumnya maaf jika tulisan atau ceritanya jelek,maklum saya tidak pandai menulis cerita, semoga menikmati ceritanya dan mari kita langsung aja. Silahkan dihayati biar asik hehe. Cerita XXX Terbaru: Semua Terjadi Begitu Saja – BAGIAN I Panggil saya joji tentunya saya seorang laki-laki usia 24 tahun asli sunda berasal dari sukabumi dan saya kuliah tingkat akhir di perguruan tinggi swasta di bandung. menurut teman,saya memiliki wajah yang serem,matanya tajam dan jarang senyum. Namun jika sudah kenal ternyata saya adalah orang baik,ramah dan sopan. Kejadiannya ini terjadi sekitar bulan september tahun 2014 pada hari minggu di kota bandung.

Kostanku didalam gang yang cukup di masuki dua motor, namun meskipun di dalam gang kostanku terdapat halaman lumayan luas untuk parkir motor dan disebelahnya ada rumah pemilik kost. Halaman parkir motor di tutupi tembok sekitar dua meter tingginya dan dipagar besi hanya untuk keluar masuk motor saja. Jadi intinya di area kostan saya di dalamnya ada rumah pemilik kost dan halaman yang tertutup agar aman dari para maling motor. Saya terbangun oleh cahaya matahari yang masuk melalui jendela kostanku, hoooaaaaaam rasanya malas saya bangun beranjak dari kasur, ku lihat jam dinding menunjukan pukul 08.11 pagi. Terpaksa mau tidak mau saya keluar kamar untuk cuci muka dan kulihat ternyata kostan sepi banget, teman kostanku semua dilantai atas pada pulang kampung untuk menikmati hari libur kuliah selama 3 minggu.

Tumben kostan sepi banget ga ada orang “pikirku”. Ya sudah sayapun berjalan ke lantai bawah untuk cek keadaan, dan ternyata sepi banget di halaman pun hanya ada motor gede 2 tak saya dan motor matic ibu kost yang parkir di depan rumah ibu kost. Wiiih bakalan lama banget sepinya“pikirku. Sayapun duduk dikursi teras kostan menghadap halaman yang penuh dengan bunga-bunga menikmati pemandangan dan udara sejuk yang ditutupi tembok. Sedang asyiknya melamun tiba-tiba ibu kost teriak “ji kamu ga pulang ke sukabumi, kamu libur 3 minggu kuliahnya”, “iya bu,saya baru bangun nich jadi nyantei dulu” jawabku, ku lihat ibu kost memakai rok mini banget dan memakai baju lumayan ketat sehingga pusar perutnya kelihatan sambil manyapu teras rumahnya. Astagaaaa seksi banget,bu “dalam hatiku berkata”. ku lihat bagian dadanya ternyata saya baru sadar dia tidak memakai bra hampir kelihatan belahan payudara atasnya,bajunya nampak jelas juga puting susu. Dan belahan pantatnya terlihat ketika di saat membelakangiku.

Otak saya pun mulai mesum, namun saya tetep bertingkah biasa. Anak-anak udah pada pulang semua,bu? Kostan sepi banget ga ada orang?”, tanyaku Udah pada pulang semua,ji tadi shubuh kamu mah bangunnya siang mulu sich”, jawabnya. Memang semalam semua teman kostku pamit besok mau pulang, dan ternyata sekarang sekililing kostan ku sepi. hanya ada aku dan ibu kostku yang cantik dan seksi. “Bu,bpak pergi? kok motornya yang ijo ga ada?”,kataku lagi. Iya,bapak pergi ke rumah sodara 3 hari, tadi baru ja berangkat”, jawabnya. “Tumben ibu ga ikut?” sambil meperhatikan tubuhnya yang putih mulus dan wajahnya yang cantik”,tanyaku “Ibu mau diem di rumah ja enak bisa istirahat, sekalian jaga kost juga kan sepi anak-anak pada pulang”, jawabnya Jadi ibu ntar sendirian di sini? Jaga rumah sambil jaga kostan? Ga sendiri qo,kan ada anak ibu juga yang masih klas 5 SD.

Oh iya” , jawabku. Lalu sayapun berdiri dari kursi. Jenuh juga diem sendiri ga jelas, dari pada jenuh lebih baik cuci motor ja “pikirku”. Kamu mau kemana ji?, “tiba-tiba tanya ibu kost”. Mau ke kamar mandi ambil air buat cuci motor,bu “jawabku”. Sambil kulihat ternyata udah beres nyapu teras rumahnya sambil memegang sapu. Ga usah ji pake air dari rumah ibu ja, selangnya udah disambung ma kran juga, tinggal buka ja krannya ji, sekalian ibu juga mau cuci motor,”jawabnya. Ok siiip,jawabku. Sambil berjalan ke teras rumahnya dan buka kran air yang sudah terhubung selang. Lalu saya pun menyemprot motor saya yang bersebelahan motor matic ibu kost. Motornya mau sekalian di semprot juga bu”, tanyaku. Sambil memperhatikan rok mini dan payudaranya yang besar hampir terlihat belahan atasnya yang posisinya berada di depan saya.

Iya skalian ja,ji” , jawabnya. Sambil memperhatikan motor maticnya. Selesai menyemprot motor, saya pun ke kamar ngambil shampo motor. Sekalian pake celana pendek tanpa CD. lalu ke kamar mandi lantai bawah memasukan shampo motor ke dalam ember yang telah di isi air, lalu ke halaman sambil membawa ember. Ku lihat ibu kost lagi diem menunggu saya. Nih bu, shampo motornya ayo kita mulai menyuci hehe,kata ku sambil bercanda tak lupa memandangi belahan payudaranya. Iya,ayo hehe”,jawab ibu kost sambil tertawa. Lalu kami pun sibuk mencuci dan menyabuni motor masing-masing. Ketika posisi saya duduk jongkok tanpa sengaja saya melihat memeknya bersih seperti habis dicukur, Astagaa.. ternyata ibu kost tidak menggunakan CD. Otak sayapun mulai mesum namun tetap mencoba fokus mencuci motor, dan ibu kost tetap sibuk menyabuni motornya sambil duduk jongkok.

Pada Akhirnya saya selesei mencuci motor namun ku lihat ibu kost masih sibuk mencuci motornya dalam posisi jongkok. Saya pun menghampiri ke samping ibu kost, ketika mau duduk jongkok terlihat jelas dari atas payudara yang besar dan nampak jelas putingnya yang tanpa menggunakan bra.dan dari belakang terlihat jelas belahan pantatnya putih mulus yang membuat saya samakin nafsu, Kontol sayapun sedikit demi sedikit mulai tegang sambil otak saya memikirkan bagaimana caranya agar bisa ngentotin ibu kost yang cantik dan bahenol. Sini saya bantuin,bu “sapaku”, sambil duduk jongkok di sebelah ibu kost. Saya pun menyabuni velg ban motornya sambil memikirkan cara biar bisa ngentot dan ibu kost menyabuni knalpot motor. Setelah selesai menyabuni lalu saya pun menyemprot motor maticnya hingga bersih. Ni bu kanebonya buat lap motor biar cepet kering”, kataku. Lalu ibu kost mengambil dan mengelap motornya sambil membelakangiku sehingga belahan pantatnya terlihat jelas yang menggunakan rok mini.

Kontol saya semakin mengeras dan nafsu ketika melihatnya, entah karena kostan sepi dan tertutup tembok sehingga orang luar tidak bisa melihat ke halaman rumah ibu kost atau dorongan nafsu setan tiba-tiba tangan saya melorotkan celana hingga kebawah dengan kontol yang mengeras keluar. Lalu tiba-tiba saya mangangkat rok mini dan menggesekkan kontolku ke sentuhan pantatnya sehingga membuat ibu kost terkaget. Ji,kamu ngapain? Kamu nafsu ya ma ibu?”tanyanya sambil tersenyum. Tanpa sadar kedua tangan saya meremas payudaranya dan kontol tetap menggesek-gesek keras ke sentuhan pantatnya, sambil ku lihat sekeliling kostan sepi hanya ada suara keramaian di luar yang tidak terlihat oleh tembok yang tinggi. Ternyata ibu kost tidak marah, malah dia menungging dan tangannya memegang stang motor,lalu dengan mudahnya kontol saya masuk ke dalam memeknya dari belakang seperti gaya doggy namun berdiri. Bleesss…ternyata memeknya sudah basah dengan cairannya.

Saya diamkan dulu kontol didalam memeknya beberapa detik sambil berciuman dengan ibu kost yang seksi dan meremas payudaranya yang masih di bungkus baju. saya tarik keluar pelan-pelan kontol saya, lalu masukin lagi yang kencang, tarik keluar pelan lagi,lalu masuk lagi yang kencang saya lakukan berulang-ulang sekitar 5 menit sehingga ibu kost mengerang “aarrgghhh.. .. ji enak banget duch ibu udah ga kuat mau keluar”katanya, lalu saya sengaja semakin cepat ngentotin ibu kost dan kakinya gemetar bertanda dia akan orgasme pertama dengan teriakannya “aaarrggghhhh… ji ampuuu…nn” kemudian crot..crot..crot lumayan banyak cairan orgasmenya sehingga terasa oleh kontolku. Saya tarik keluar kontol dari memeknya, lalu keluar cairan kental lumayan banyak dari memeknya. Lalu saya berubah posisi agar tidak pegal, sekarang benar-benar posisi doggy namun tetap berpakaian tidak telanjang. Saya naikin lagi rok mininya lalu masukan kontol ke dalam memeknya dari belakang dengan kencang “bleess.. ibu kost mengerang lagi “aarrgghhhh.., sekitar 10 menitan ngentot posisi dogy sambil meremas payudaranya tiba-tiba ibu kost teriak “ji, ibu mau keluar la..gi..”,

ku lihat tangannya di lantai seperti meremas dan badannya menegang. Lalu ku percepat ngentotnya lalu orgasme lah yang kedua “aarrgghhh..crot..crot..crot, kerasa cairan dimemeknya yang semakin licin dan kontolku samakin enak mengentot, kemudian saya tidak kuat dan mau keluar “bu,saya juga mau keluar, di dalam atau di luar”, “di dalam ja ji.. ..,ibu pake KB..”dan akhirnya crot..crot..crot.. spermaku keluar lumayan banyak. Ku diamkan kontol saya beberapa detik, kemudian saya tarik kontol dari memeknya, dan keluar cairan sperma yang bercampur cairan ibu kost cukup banyak. Ku lihat wajah ibu kost sangat puas dan lelah. Saya membenarkan celana dan duduk di lantai bersebelahan dengan ibu kost. Ji, kamu hebat dan kuat ibu puas banget keluar 2x, kontol kamu panjang sama besar lagi, kalo sama suami ngentot man bentar,ibu belum keluar suami udah keluar duluan di memek ibu, kayanya impotent “kata ibu kost. Sambil membenarkan rok mini ma bajunya. Oji juga puas meskipun baru keluar 1x,ibu udah keluar 2x, berarti ibu masih punya hutang 1x lagi ya hehe “kataku bercanda.

Sambil meremas payudaranya dan mengajak berciuman. Hah, kamu masih kuat ji? Kayanya ibu bisa kewalahan ngelayanin kamu dech, keluar 2x ja udah enak banget ji”, katanya sambil tersenyum. Masih qo, ntar ja kalau nyantai kita ngentot lagi bu, saya ke kamar dulu ya bu”, kataku. Sambil ciuman bentar Lalu sayapun berdiri meninggalkan ibu kost. Ibu kost pun masuk rumah dan istirahat. Ku lihat sebentar dari teras atas kamar melihat ke halaman masih ada bekas cairan kental yang mulai mengering oleh sinar matahari. Saya masuk kamar ku lihat jam dinding menunjukan pukul 10.12 wib.akhirnya tanpa sadar saya tertidur lagi. Masih ada lanjutannya nich, ntar kalau ada waktu saya up date ya. Tunggu ja Pantengin terus. Cerita XXX Terbaru: Semua Terjadi Begitu Saja – BAGIAN II Sebelumnya saya ucapkan Terima kasih buat agan yang suka cerita saya dan telah membaca ceritanya. Oke,saya lanjutkan ceritanya.

Ibu kostku usianya sekitar 32 tahun, berkulit putih, matanya agak sipit, bibirnya agak tipis warna merah muda, rambutnya panjang dan hidungnya biasa agak mancung. badannya montok dan bahenol seperti gitar, payudaranya cukup besar dan pantatnya berisi padet. Beliau pindahan dari jakarta utara, jadi terlihat wajah cantik dan sangat rajin merawat badannya. Tok..tok..tok.. ji..oji.. ji..kamu tidur? Udah sore nih”,suara perempuan memanggil saya sambil mengetuk pintu di luar kamar. Akhirnya Saya terbangun dari kasur, ku lirik jam dinding menunjukan pukul 02.41 sore dan ku lihat ke jendela cuaca di luar cukup cerah. “astagaa.. tidak terasa udah sore, mungkin ini efek tadi kecapean ngentotin ibu kost” pikirku. Perutku terasa sangat lapar yang dari pagi belum ku isi makanan. “iya sebentar bu, teriak ku” Sambil membuka pintu kamar dan ku lihat wajah ibu kost sangat cantik sambil tersenyum manis.

“astagaa.. cantik banget bu, sepertinya baru selesai mandi”, hatiku berkata. kulihat ibu kost memakai baju ketat warnah kuning berlengan panjang terlihat nampak puting payudaranya tanpa menggunakan bra seperti pagi dan menggunakan celana legging ketat warna hitam, jadi terlihat lekukan body dan belahan pantatnya yang montok dan bahenol. Membuat Otakku mulai mesum dan kontolku sedikit demi sedikit mulai menegang keras, namun saya bertingkah seperti biasa. “iya,ada apa bu?”,tanyaku sambil senyum. “kamu baru bangun ya,ji? Pasti lapar, Ini ibu bawain nasi padang di bungkus”, kata ibu kost sambil memberikan nasi padang kepadaku dan tercium bau aroma rendangnya. “hmm..rendangnya wangi, makasih bu ga usah repot-repot ntar saya ganti deh bu”, kata ku sambil tersenyum dan memperhatikan puting payudara dan pantatnya.

“ga usah ji, ibu sengaja beliin buat kamu, ya udah kamu makan dulu gih trus mandi biar seger”, jawab ibu kost sambil matanya lihat ke arah celana pendek ku tanpa CD yang terlihat nampak kontolku menegang keras, tiba-tiba ibu kost memegang kontolku dengan nafsu dari luar celana pendekku sambil tersenyum genit lalu pergi begitu saja meninggalkan membelakangiku dan terlihat jelas belahan pantat dan lekukan bodinya. Nafsu telah mengalahkan akal sehatku, saat baru berapa langkah ibu kost dari hadapanku entah kenapa tiba-tiba saya berani memegang tangan ibu kost lalu menariknya ke dalam kamar saya, yang membuat ibu kost kaget dan ketakutan, lalu saya mengambil tali rapia dan mengikat kedua tangannya kebelakang dan menyuruh duduk di lantai dengan tangan terikat. “ji, apa yang kamu lakukan? Mohon lepaskan talinya dari tangan ibu”,kata ibu kost sambil ketakutan dan memohon kepadaku.

Namun aku sibuk mengunci pintu kamar dan mengambil sebuah vibrator getar berbentuk kontol, vibrator getar kapsul, vibrator getar untuk payudara dan pelumas yang berada di dalam tas rahasia milik pribadiku. Entah apa yang ada di pikiran, saya berani berbuat seperti memperkosan ibu kost dan menampar pipinya. “PLAAK..suara dari tamparan pipi ibu kost. “diam bu, jangan teriak dan turuti perintah saya”, kata ku sambil melihat belahan memeknya yang nampak dari celana legging. Ibu kost pun terdiam ketakutan melihat saya, saya menyuruhnya sujud namun dengan tangan terikat kebelakang, jadi kepalanya menyandar bantal di lantai. Lalu saya mengambil gunting, dan membuat lubang di celana legging bagian belahan pantat hingga memeknya. Lalu saya melumasi vibrator getar kontol dan memasukannya kedalam memek melalui celana legging yang berlubang.

“BLEESS.. masuklah seluruhnya vibrator berbentuk kontol ke dalam memeknya namun sengaja belum ku nyalakan vibratornya. “ji,itu apa yang masuk ke memek ibu? Kok kaya kontol”, katanya sambil berusaha melihat ke balakang namun sulit. “bukan apa-apa kok bu,”kataku sambil kunyalakan vibratornya ke volume bergetar rendah, “aarrggghhh.. .. teriak pelan ibu kost sambil memejamkan matanya dan mulutnya terbuka. Ku diamkan vibrator itu bergetar cukup lama di dalam memeknya, terlihat sedikit demi sedikit cairan keluar dari memeknya dan badannya mulai sedikit menegang dan bergetar menikmati vibrator yang ada di dalam memeknya. Lalu sengaja Ku naikkan vibratornya ke volume bergetar tinggi, ku lihat mata ibu kost semakin memejamkan matanya dengan mulut terbuka,”aaaaarrrgggghhhhh… .. .”teriak panjang ibu kost cukup keras yang membuat saya kaget.

“gimana enak ga bu?”, tanya ku sambil mengusap-ngusap pantatnya yang masih dibungkus celana legging. “eee..eee..enn…aaakkk..ji…ii..”, jawab ibu kost terputus-putus sambil menggoyang-goyangkan pantatnya ke kiri ke kanan menahan geli dan nikmatnya getaran vibrator. Saya pun asyik makan nasi padang yang di beri ibu kost, sambil menonton ibu kost menungging dengan pantat bergoyang-goyang menikmati getaran vibrator volume tinggi. Beberapa menit kemudian badan dan pantatnya bergetar hebat bertanda akan orgasme dan “aaaarrrggghhh.. ..ji..ibu..ke..lu…aaaaaarrr”, teriaknya panjang terputus-putus smabil cairan putih keluar dari memeknya cukup banyak dan menetes ke kasur saya dan ku lihat wajah ibu kost sangat puas dan lelah.

“hah..hah..hah..ampun ji”, kata ibu kost dengan suara yang lelah melihat saya dengan mata sayu dan akhirnya badan ibu kost ambruk ke kasur karena kecapean, membuat saya semakin panik lalu langsung melepaskan ikatan di tangannya dan mencabut vibrator dari memeknya. Ku lihat ibu kost tersenyum manis dengan wajah yang sangat puas telah menikmati permainan saya. “ji, makasih ibu puas banget, tadi kira kamu menampar ibu karena beneran marah sama ibu, jujur ibu tadi takut banget sekaligus enak”, katanya sambil tersenyum manis sambil memegang memeknya yang penuh dengan cairan. “astagaaa..cantik banget kalo si ibu senyum”, pikirku sambil memegang pergelangan tangan ibu kost khawatir ada yang lecet atau terluka bekas ikatan tali rafia.

“tadi ga beneran kok namparnya, man gara-gara nafsu ja pingin ngentot ibu,ya udah ibu istirahat ja dulu di rumah, oji mau mandi dulu”, sambil berdiri ku lihat jam dinding menunjukan pukul 04.12 sore, “permainannya memakan waktu 1 jam lebih”, pikirku. saya pun pergi ke kamar mandi keadaan kontol tidak mengeras lagi dan membiarkan alat bantu sex berantakan di dalam kamar dan ibu kost pun pergi meninggalkan kamarku dengan wajah yang sangat puas. Gimana ceritanya gan? Masih mau di lanjut? kalo ga males ngetik ntar langsung update lagi. Ada kemungkinan updatenya agak lama, mohon sabar ya gan. Cerita XXX Terbaru: Semua Terjadi Begitu Saja – BAGIAN III Selesai mandi saya pun membereskan kamar yang masih acak-acakan di temani bau aroma keringat ibu kost dan cairan kental miliknya. Ku buka jendela dan pintu kamar agar angin masuk membuat suasana menjadi sejuk dan sedikit demi sedikit bau aroma mesum pun hilang lenyap oleh hembusan angin.

“rasanya segar setelah mandi dan melihat suasana kamar rapih dengan udara yang sejuk”, pikirku sambil tiduran menyalakan laptop yang terhubung dengan modem tak lupa juga membuka situs dewasa dan download film. Sedang asyiknya melihat gambar wanita memakai jilbab yang menyepong kontol, tiba-tiba terdengar suara memanggil dari lorong pintu kamar membuat saya terkejut, ku lihat ternyata ibu kost memakai jilbab warna merah muda dengan menggunakan baju ketat warna abu-abu berlengan panjang tanpa bra nampak menonjol puting payudaranya yang besar dan memakai celana legging bermotif jerapah. “ji, kamu jadi pulang ke sukabumi ga?sekarang udah jam setengah 6 loh”, katanya sambil masuk ke kamar lalu duduk di samping saya yang sedang tiduran dan ibu kost melihat layar laptop yang bergambar wanita jilbab menyepong kontol.

Entah karena keasyikan internetan di dalam kamar saya jadi tidak ingat waktu, ku lihat ke arah jendela cuaca telah menjelang magrib sisa-sisa sinar matahari meredup membuat niat saya tidak ingin pulang ke sukabumi. “kayanya ga jadi bu, udah magrib ntar nyampe sananya malem”,kataku sambil menutup laptop namun belum kumatikan dan ku simpan di lantai. “kenapa di tutup ji,ibu ganggu kesenangan kamu ya?”, katanya sambil melihat saya yang sedang malas dan tiduran. “ga pa-pa kok, pingin liat muka ibu ja males buka-buka laptop juga”,kataku sambil tersenyum. Ku lihat wajah ibu kost memerah dan tersenyum manis setelah mendengar pujianku, “ya udah, ntar kalo jenuh atau lapar kamu ke rumah ibu ja, ibu ada di rumah ma anak ibu”, katanya sambil badannya menyandar ke tembok dan melihat sekeliling kamarku.

“iya, tadi darimana bu? Tumben pake jilbab pasti abis jalan-jalan ya?”, kataku sambil tiduran di sebelahnya memperhatikan lekukan badan yang nampak puting payudara dan pantatnya tertutup celana legging yang membuat kontol saya sedikit demi sedikit mengeras. “iya, tadi main ke rumah temen ja bentar nagih hutang”,katanya sambil tersenyum matanya melihat celana pendekku,mungkin ibu kost telah sadar kalo kontol saya mengeras. “tadi berangkatnya pake pakaian kaya gini ga pake bra sama pake celana legging bu?”tanyaku sambil tanganku berani mulai meraba-raba puting payudaranya yang tidak menggunakan bra. “ga kok, kalo perginya tadi pakai jaket sama celana jins, trus nyampe rumah di lepas ja branya sama ganti celana pakai legging ini, soalnya gerah juga”, katanya sambil tersenyum manis lalu tangannya yang lembut masuk kedalam celana pendekku meraba-raba dan menyentuh kontolku yang mengeras.

Beberapa detik setelah meraba-raba kontolku Tiba-tiba ibu kost membuka celana pendekku lalu kepalanya menunduk di atas kontolku dan menjilati kontolku dengan lidahnya. “hhhmmm..mantap bu”, kataku sambil tangan kiriku meremas payudaranya dan melihat ibu kost menjilati kontol saya. kemudian di masukannya sebagian kontol saya ke dalam mulutnya, lalu di sedot kontol saya dengan nafsunya yang membuat saya sangat terangsang. ”aagghh.. enak bu”, teriakku pelan sambil tangan kananku memegang kepalanya yang berjilbab agar mulutnya bergerak naik turun mengemut kontolku. Setelah beberapa menit mulutnya asyik mengemut kontolku, tiba-tiba ibu kost berhenti dan berdiri di hadapanku sambil melepaskan celana leggingnya yang bermotif jerapah.

Ku perhatikan ibu kost memakai baju ketat berwarna abu-abu dan masih memakai jilbabnya namun tidak memakai celana sehingga memeknya sungguh Terlihat telah basah oleh cairannya. Karena posisi saya tiduran menghadap langit-langit kamar, maka ibu kost dengan mudahnya duduk di atas kontol saya dan memegang kontol saya lalu dimasukan kedalam memeknya dengan mudah.”BLLEESS.. ..suara kontol masuk ke dalam memeknya. Ku lihat ibu kost memejamkan matanya dengan mulut terbuka yang masih memakai jilbab. “aarrgghh.. teriak ibu kost pelan. Kemudian Di goyangkan badan dan pantatnya naik turun pelan-pelan mengocok kontol saya, sambil berciuman dengan ibu kost yang cantik Tangan saya aktif meremas payudaranya yang masih di bungkus baju ketatnya.

Beberapa menit ngentot dengan gaya WOT terasa memek ibu kost semakin basah dan licin. Ibu kost sangat terangsang posisinya di atas karena kontol saya masuk seluruh ke dalam memeknya. Hah..hah..hah…ib..u.. udaaah.. gaaa.. kuaaat ji..ji..”suara terputus-putus keluar dari mulur ibu kost sambil matanya terpejam dan memeluk badan saya sangat kencang. Lalu ibu kost badannya bergetar sehingga mempercepat goyangan naik turun, memeknya semakin licin juga sempit sampai Akhirnya keluar cairan dari memeknya crot..crot..crott.. dan “aaaaarrrrgggghhh.. ..ji..”, teriak panjang ibu kost sambil memejamkan matanya dengan mulut terbuka yang masih memakai jilbabdan badannya menegang.

Lalu ibu kost berhenti sejenak menindih badanku dan cairan kental mengalir menetes dari memeknya ke badan saya cukup banyak. Ku lihat wajah ibu kost sangat puas dan kusuruh pantatnya menungging merubah ke posisi dogy style. “bu, masih kuat ga?”,kataku sambil kontolku menggesek-gesek memeknya yang sengaja belum ku masukan agar semakin terangsang.”oooh ji, pliiiiis masukiiiiin”,katanya sambil mata sayunya melihat ke saya dan penuh harap. BLLEESS..ku masukan kontolnya dengan kencang ke dalam memek dari belakang sambil tanganku meremas pantatnya yang montok. ”hhhhmmmmm..teriak panjang ibu kost dengan mata terpejam. Lalu sengaja langsung kegerakan maju mudur dengan cepat kontolku mengocok memeknya, sambil kulihat bajunya yang ketat telah basah oleh keringat badannya dan masih memakai jilbab.

Setelah beberapa menit kontolku cukup cepat keluar masuk mengocok memeknya, terasa memeknya sedikit demi sedikit semakin basah dan licin, ku lihat ibu kost matanya sangat terpejam dengan mulut terbuka sambil ku remas payudaranya yang masih di bungkus baju ketat abu-abu yang telah basah oleh keringatnya. Beberapa detik kemudian badan ibu kost bergetar. “hah..hah..hah..hah..ji..ibu..maaaau..ke..luaaaaaa arr “, teriaknya panjang terputus-putus sambil badannya masih bergetar menahan nikmat. Setelah mendengar ibu kost bicara seperti itu, sengaja kontolku ku gerakkan semakin cepat mengocok memeknya kemudian “aaaaarrrrgggghhh..ji..ibu..keluaaaarr”, teriak panjang ibu kost sambil badannya menegang hebat dan croott..crott..crott..keluarlah cairan kentalnya cukup banyak dan sebagian menetes ke kasurku, terasa memeknya licin oleh cairan kental miliknya beberapa detik kemudian saya pun tak sanggup lagi ingin menahan nikmat sambil tanganku meremas payudaranya, gerakan ku semakin cepat dan akhirnya crott..crott..crott..keluarlah sperma saya di dalam memeknya cukup banyak.

Saya diamkan sejenak kontol saya di memeknya sambil mengatur nafas kembali normal, lalu di tarik kontol saya dari memeknya maka terlihat cairan sperma dan milik ibu kost keluar menetes ke kasur saya cukup banyak. Ku lihat wajah ibu kost sangat puas dan lelah, jilbabnya telah basah oleh keringatnya beberapa ada yang masih menetes ke kasur. Lalu kami pun beristirahat mengatur nafas sejenak dan tiduran di kasur saya sebentar, sambil saya memakai celana lagi namun ibu kost masih tiduran setengah telanjang belum memakai celana legging. Ku lirik ke jam dinding menunjukan pukuk 07.25 malam. “cukup lama juga kita ngentot”,pikirku sambil tiduran di samping ibu kost. Ibu kost tersenyum manis sambil mengusap-ngusap kepalaku, sedang asyik-asyiknya tiduran berdua tiba-tiba “MAAAA.. MAMAAA… MAMA….”,suara teriakan anaknya memanggil ibu kost yang telah berada di tangga, beberapa langkah lagi menuju kamar saya, jantung kami pun berdetak cepat dug.

Lihat Juga :  CALON KAKAK IPAR

Tamat

CERITA MESUM ABG LINCAH BANGET

$
0
0

Cerita Mesum || ABG Lincah Banget Pasti bikin napsu lelaki yang ngeliatnya, apalagi Dini sering pake celana panjang, apalagi pendek, yang ketat. Kulitnya yang putih dan wajah sendu dengan sepasang mata sipit menambah kecantikan Dini. Yang khas lagi dari Dini adalah bulu tangan dan kaki yang panjang2, ditambah dengan kumis tipis yang menghiasi bagian atas dari bibir mungilnya, menambah keseksiannya. Pastilah jembutnya lebat, dan napsunya gede, seperti aku kalee.


Model pakeannya juga selalu seperti yang dipake abg amoy, rambut lurus sebahu yang dicat kepirangan, blus ketat yang menonjolkan kemontokkan toketnya, dan celana hipster yang juga ketat sehingga pinggang dan pinggulnya pasti menarik perhatian lelaki yang melihatnya. Lagian blus ketatnya cuma sepinggang sehingga pinggang dan perutnya yang putih mulus serta pusernya suka ngintip kalo Dini bergerak. Tambah lagi daya tarik Dini dimata lelaki. Dini sering ngobrol apa saja dengan aku termasuk urusan seks. Dia cerita bahwa cowoknya suka napsu ama dia dan setiap weekeng pasti Dini ngentot dengan cowoknya, kalo gak dirumahnya ya di rumah cowoknya.

Ortu Dini sibuk berbisnis sehingga jarang dirumah, makanya Dini bebas saja ngajak cowoknya tidur dirumahnya. Aku nanya “apa ini cowok yang mrawani kamu”, jawabnya “ini cowok yang kedua”. “Kok bisa”, tanyaku lagi. “Iya Dini kenal ama cowok kedua ini karena cowok yang pertama juga”. Cowoknya ngajak temennya untuk ber 3 some dengan Dini. dasar Din, dia mau apa diantre 2 cowok sekaligus. Bener kan napsunya Dini gede. Ternyata kontol cowok kedua ini lebih besar dan panjang dibanding cowok pertama.

Dini ngerasain lebih nikmat dientot ama cowok kedua. Ketika ber 3 some, cowok kedua sampe 3 kali ngentotin Dini, sedang cowok pertama cuma 2 kali seperti biasanya. Setelah 3some itu, Dini diam2 ngentot juga dengan cowok kedua, hanya berdua saja. sampai akhirnya cowok pertama tau dan hubungan mereka putus. Buat Dini gak masalah karena toh dia mendapat kenikmatan yang lebih dari cowok yang kedua. “Nes, kamu suka ngentotnya ama om om ya”, Dini nanya kebiasaan ngentotku. “Kenapa sih” “Buat aku lebih nikmat kalo sama om om Din”, jawabku. “Om om maennya suka lebih lama, jadi aku sempet nyampe beberapa kali baru si omnya ngecrot”. “Wah kuat banget si om ya”, kata Dini lagi. “Kalo ama cowokku sih kita bareng nyampenya, tapi kalo sampe 3 ronde baru cowokku lama baru ngecrotnya, nikmat banget seh.

Ama si om kamu maen berapa ronde?” “Sukanya 3 ronde juga, aku sampe lemes udahannya”, jawabku. “Wah lebih nikmat ya Nes”. “La iya lah, kamu mo nyoba ama om om, ntar aku kenalin ama om Andi. Dia fotografer yang suka orbitin model2 yunior, aku kenal om Bram juga lewat om Andi”. “Om Bram produsen sinetron itu?” “Iya, mau gak, ntar aku telponin om Andi.

Dia pasti gak nolak deh kalo kamu mau maen ama dia”. “Boleh dah”, jawab Dini lagi, penasaran rupanya dia denger ocehanku. Aku segera mengontak om Andi, kamu2 masih ingat siapa om andi itu kan, kalo dah lupa om Andi nongol di crita Ines yang judulnya DIGARAP 2 COWOK dan NIKMATNYA IKUT CASTING. Aku nerangin ke om Andi bahwa Dini mo ktemuan, nyoba peruntungan di modelling, kataku. Ketika aku nerangin cirinya Dini, om Andi antusias banget menyanggupi. “Kalo ketemu suru bawa bikini atau daleman bikini yang minim dan tipis”, katanya.

Aku dah pahamlah selera om Andi. Hp kuteruskan ke Dini supaya Dini janjian ketemuan sendiri ama om Andi. “Makasih ya Nes. Nikmat gak ama om Andi”, kata Dini sembari ngembaliin hp ku. “Kamu rasain sendiri apa deh. Kapan mo ketemuannya?” jawabku. “Lusa Nes, aku mesti ngatur supaya cowokku gak ngerecokin aku sama om Andi”. “Kamu punya bikini atau daleman model bikini gak?” “Punya sih, cowokku sering beliin aku daleman model bikini, mana kekecilan dan tipis lagi. Bikini juga ada. Kalo aku pake didepan cowokku, 5 menit lagi juga dah dilepasin ama dianya”. “Kamu bawa kalo ketemu ama om Andi, juga bawa baju ganti karena biasanya om Andi ngajak kamu nginep di vilanya”. “Nginep?” “La iya lah, pastinya om Andi ngajak kamu nginep, kebayang kan dia mo maen berapa ronde ama kamu”. “Wah asik dong kalo om Andi kuat begitu, aku jadi gak sabaran mo ketemu om Andi buruan”. Aku tersenyum apa dengernya. Berikut ini adalah apa yang dialami oleh Dini ketika dia bersama om Andi di vilanya. Dini minta aku yang menuliskan ceritanya, dan ini hasilnya.

Pada hari yang dijanjikan, Dini membawa tas yang berisi baju ganti, bikini dan beberapa daleman bikini serta mantel di resto cepat saji. Dia mengatakan pada cowoknya bahwa dia harus keluar kota untuk satu urusan. Karena Dini sangat menyakinkan ketika menerangkan alesannya, cowoknya tidak keberatan dia pergi. Lagian Dini perginya gak weekend, yang merupakan saat dimana cowoknya dapet jatah nikmatnya. Agak lama Dini nunggu, sampe ada seorang lelaki yang menyapanya, “Dini ya”.

Dini memang sudah ngasi tau pake blus ketat warna pink dan jins hipster ketat juga. “Wah kamu cantik sekali, Din, seksi juga lagi”, kata om Andi sambil menyalami Dini sambil menyebutkan namanya. “Om belum pernah neh dapet model amoy, mana amoynya bahenol lagi”. Dia duduk didepan Dini. “Kamu dah lama kenal Ines ya Din”, kata om Andi membuka pembicaraan. “Dah lama juga om, Dini sering curhat ama Ines”. “Kok bisa ngerembet sampe ke om segala”. “Iya om, kita cerita2 ngesex, sampe Ines crita nikimat banget ngesex ama om. Dini jadi kepingin nyobain deh” “Bisa apa si Ines.

Dini biasanya ngesex ama om om juga?”. “Enggak om, sama cowok Dini”. “Sering ya Din ngesexnya”. “Setiap weekend om, keculai kalo Dini lagi dapet”. “Wah asik, dah pengalaman dong kamu urusan ngesex”. “Pengalaman ya cuma ama cowok Dini apa om”. “Iya biar cuma ama 1 cowok tapi kan kamu dah sering ngelakuin ama dia, jadi dah tau dong apa yang dimaui lelaki diranjang”. “O itu maksud om, ya udah lah. Dini selalu nurutin apa yang diminta cowok Dini di ranjang”. “Kamu selalu maennya di ranjang ya Din”. “Iya om, kan maennya selalu dikamar”. “Di hotel?” “enggak om, dirumah Dini atau ditempat cowok Dini”. “Entar asik, vila om ada kolam renangnya, jadi bisa foto session di kolam renang dulu ya Din. Kita berangkat sekarang yuk”.

Merekapun beranjak dari tempat duduknya dan menuju ke mobil om Andi yang diparkir di halaman resto. Di jok belakang teronggok tas yang katanya berisi peralatan fotografi, serta peralatan bantu lainnya. Segera mobil meluncur meninggalkan tempat parkir, menembus kemacetan kota menuju ke vila om andi yang terletak di daerah Puncak. Selama diperjalanan mereka ngoborol ngalor ngidul. Om Andi mampir disebuah mini mart didekat vilanya dan membeli makanan dan minuman serta keperluan lainnya. Belanjaan yang cukup banyak itu ditaruh dibagasi mobil mengingat di jok belakang dah dipenuhi peralatan foto.

Sesampainya di vila, om andi menurunkan semua bawaannya. Dini membantu ngangkatin juga selain tas pakeannya. “Gak ada yang nungguin ya om”, tanya Dini. “Ada yang nunggu, setan”. “Bener om ada setannya”, Dini membelalak ketakutan. “He he om becanda kok, kalo juga ada setan, setannya taku ama om. Kan om rajanya setan”, kata om Andi sembari mencolek pinggang Dini yang terbuka. “Ih, om geli ah”, jeritnya manja. “Kan vila ini kosong, jadi kalo om mo pake vilanya, ada orang yang dateng buat membersihkan seluruh vila sebelumnya”.

Makanan dan minuman dimasukkan ke lemari es, sebagian diletakkan dimeja pantri. Ketika itu dah sore, matahari dah mulai turun. “Din, masih ada matahari, fotosession dulu yuk. Kamu pake deh bikini kamu. Om tunggu di belakang ya, di kolam renang”. Dini masuk ke salah satu kamar dan mengganti pakeannya dengan bikini. Karena bikininya minim, toketnya yang besar montok seakan mo ngeloncat keluar. Demikian juga jembutnya yang lebat ngintip dari sela2 cd bikininya.

Om Andi menelan ludah ketika dia melihat Dini berbikini sexy. “Wao, mulus banget Din. Merangsang banget”. Dia segera memberi arahan pada Dini untuk berpose di pinggir kolam renang dan mulai mengambil gambar. Karena Dini belum pernah akting maka gayanya kaku. “Kamu malu ya Din ama om, kok kaku banget seh gaya kamu”. “Enggak kok om, Dini gak malu”. “Iya ya kan kamu dah biasa telanjang didepan cowok kamu. Anggep apa om cowok kamu supaya kamu bisa lebih rilex gayanya”. Dengan sabar om Andi mengarahkan Dini berpose sehingga akhirnya dapet juga satu set foto Dini berbikini. Om Andi mengomentari apa yang harus diperbaiki sembari melihat foto2 yang diambilnya di laptop.

Karena dah mulai gelap, foto session dipindah kedalem. Di ruang tamu. “Din kamu ganti pake lingeri, bawa kan”. “Bawa om”, Dini menghilang lagi kekamar dan mengganti bikininya dengan daleman tipis dan minim yang model bikini juga. Om andi kembali ternganga melihat kemontokan bodi Dini. Karena dalemannya yang tipis maka berbayanglah pentil toket Dini yang belum terlalu besar dan berwarna pink kecoklatan. Demikian pula jembutnya yang lebatpun terlihat jelas dibalik cd tipis yang dipakenya. “Wah Din, kamu lebih merangsang begini daripada telanjang bulet”.

Foto session dimulai lagi dengan menggunakan sofa. Lampu sorot dipake untuk menambah pencahayaan. Dini tanpa canggung berpose lebih vulgar dari yang di kolam renang, pahanya selalu dikangkangkan menonjolkan kelebatan jembutnya. Toketnyapun selalu dibusungkan sehingga terekam dengan jelas kemontokannya di kamera om Andi. Sementara om Andi sendiri terlihat sekali susah mengendalikan napsunya yang sudah sangat berkobar2 melihat kemontokan Dini. Karena sudah mendapatkan banyak masukan dari hasil sesi foto bikini, Dini jauh lebih rilex berposenya dan memerlukan sangat sedikit perbaikan sehingga cepat selesai sesi foto lingerie.

Om Andipun men set kameranya ke lap topnya dan mulai membahas satu persatu foto yang telah dibuat dengan Dini. “Foto session ke 3 telanjang ya Din”. “Siapa takut, tapi makan dulu ya om, Dini dah laper neh”. “Kita cari makan diluar ya Din, deket vila ada warung sate kambing, enak”. “Biar tambah hot ya om”, jawab Dini sembari menghilang ke kamar. Keluar dari kamar dia dah memakai pakaeannya yang tadi, blus dan jins hipster. “Din, kalo malem dingin, kamu gak bawa mantel”. “Ada om”, kata Dini sembari masuk ke kamar lagi mengambil mantelnya. Sampe sini om Andi belum menunjukkan aktivitas apa2, walaupun dari wajahnya terlihat sekali bahwa dia sudah sangat bernapsu. Dini heran juga, kok om Andi kuat sekali menahan diri untuk tidak mulai menggelutinya.

Sekembali dari makan, Dini memakai bikininya lagi dan mengajak om Andi berenang. Air kolamnya terasa hangat walaupun tidak dipanasi. Om Andi hanya bercelana gombrong. Mereka berenamh hilir mudik beberapa saat, kemudian Dini segera keluar dari kolam, membungkus tubuhnya dengan anduk dan berbaring di dipan bermatras yang ada dipinggir kolam. Hawanya terasa dingin, segera om andipun keluar dari kolam dan duduk disebelah Dini yang sudah berbaring didipan. “Om dingin om”, Dini mengundang om Andi untuk bertindak. Segera om andi bereaksi, dia berbaring disebelah Dini, memeluknya dan segera memagut bibir mungil Dini. sebentar saja anduk yang membungkus tubuhnya sudah diurai om Andi. Dini menjadi gelisah, kakinya berubah posisi terus, sebentar kaki kiri diatas kaki kanan, sebentar lagi posisinya sebaliknya. Dia rupanya menahan napsunya yang telah berkobar. “Kenapa Din, gatel ya, kok kakinya berubah terus”. Dini diem saja.

Om Andi mencium pipinya, Dini menggelinjang dan menoleh ke arah om Andi. Dia segera mencium kembali bibir mungilnya. Melumatnya, lidahnya mendesak masuk ke dalam mulut Dini, menggelitik langit langit mulutnya. Dia mulai merabai toketnya yang masih tertutup bra bikininya. Dini merintih. ” Om..”. Dia menjilati lehernya, “tenang apa Din, nikmati ..” . Dini benar benar tak kuasa menolak semua itu , dia hanya pasrah menikmati permainan itu. Kembali om andi menciumi bibir Dini lagi . Dini pun membalasnya dengan penuh nafsu . Dengan cepat dia melepas bra bikini yang di kenakan Dini . Dini sama sekali tak menolak . Dadanya telah terbuka.

Om andi menatap toketnya, yang segera diraba2. Tubuh Dini gemetar. pentilnya juga dimainkan dengan liar. Dini mendesah ” ahh.. .. ehhh ….om ohh… “. Om andi pun menjulurkan lidah , menjilat pentilnya yang tampak menonjol keluar . Dini sudah sepenuhnya di kuasai birahi . Om Andi dengan bernafsu melumat , menyedot toketnya. Membuat Dini semakin birahi . Suara erangan nikmat Dini terdengar , menambah gairah si om . Dia pun mengurai ikatan cd bikini Dini sehingga dalam sekejab Dini sudah bertelanjang bulat. Jembutnya yang lebat menyelimuti daerah nonoknya. Dengan lembut om Andi meraba raba paha putih mulusnya. Perlahan dia mengelus elus paha putih Dini. Sambil sedikit demi sedikit merenggangkan kedua kakinya, dia dapat jelas melihat cairan nikmat yang merembes dari nonok Dini membasahi selangkangan.

Om Andi menjilati daun telinganya sehingga membuatnya terangsang geli. Satu sentuhan lembut , jarinya tepat di belahan nonoknya. Membuat suara erangan birahi keluar dari mulut Dini. “AAhh …… ” . om Andi terus aktif menyapu pentilnya dengan lidah, toketnya tampak mengeras karena napsu . Di sertai getaran getaran jarinya di atas belahan nonoknyanya, membuat tubuh Dini bergejolak. ” ohh….. ahhh .. sudah, Dini gak tahan lagi .. ..” erangnya ketika jarinya bergerak semakin cepat di belahan nonoknya, keatas dan kebawah. Om Andi tidak berhenti , jarinya bergetar semakin liar. Pentil Dini juga dijilat cepat . Tubuh Dini mengejang , Dini menjerit keenakan, dia nyampe. Nafasnya masih memburu di sertai degup jantungnya yang berdetak cepat . Om Andi pun menciumi bibir nya. “Din, kamu merasa nikmat gak ..” tanyanya, sambil terus mencium bibir Dini dengan mesra. Dengan dua jari, bibir nonoknya dikuakkan lebar. Dini mengerang.

Lihat JuGa : Kusetubuhi ABG Montok di Kost

Tamat

Incoming search terms:

Ngesex abg

Nikmatnya Kebuasan Nafsu Tante Anis dan Anaknya

$
0
0

PUAS DENGAN ISTRI ADIK IPARPUN DI HAJAR – Yang ini memang sudah keterlaluan sekali bahkan kakak ipar sendiri ditaklukan cerita dewasa fiksi ini semoga bisa menghibur yaaa….

Aku memang ketagihan bermain cinta dengan wanita setengah baya alias STW. Ada lagi pengalaman nyata yang kualami. Pengalamanku menaklukkan kakak iparku yang pendiam dan agak religius. Entah setan mana yang merasuki diriku karena aku menjerumuskan orang baik-baik kedalam neraka nafsu. Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah. Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami.

Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari

Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.

Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.

Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.

Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.
“Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumha ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni. “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.

“Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku. “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

“Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.

“Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja.

Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.

“Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.

Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.

Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.

Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.

Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”

“Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.

Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.

Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya.

Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.
Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.

Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

“Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.

Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni. Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.

“Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

Lihat Juga : Nikmatnya Kebuasan Nafsu Tante Anis dan Anaknya

Tamat

Cerita Sex Ibu Diperkosa Anak Tirinya

$
0
0

Cerita Sex Ibu Diperkosa Anak Tirinya – Namaku Tini, usia 49 tahun, saat ini aku tinggal di kota Cirebon. Tetangga kiri kananku mengenalku dengan sebutan bu Haji. Ya, di blok komplek rumahku ini, hanya aku dan suami yang sudah naik Haji. Suamiku sudah pensiun dari Departemen Luar Negeri. Kini ia aktif berkegiatan di masjid Al Baroq dekat rumah. Aku pun aktif sebagai ketua pengajian di komplek rumahku ini. Tetangga kami melihat keluargaku adalah keluarga harmonis. Namun mereka bertanya-tanya, mengapa anakku masih kecil, masih berusia satu tahun, padahal aku sudah berusia hampir 50 tahun. Aku bilang saja, yah, maklum, rejeki datang lagi pas usia saya senja begini, mau diapakan lagi, tidak boleh kita tolak, harus kita syukuri….

Sebenarnya aku punya anak lagi, anakku yang sulung, laki-laki, dan saat ini mungkin ia sudah berusia 26 tahun. Namanya Roni. Sebelum kelahiran anakku yang masih bayi ini, Roni adalah anak tunggal. Sampai akhirnya aku usir dia dari rumah ini dua tahun yang lalu. Dan sampai detik ini, suamiku, Beny, atau orang akrab memanggil dia Pak Haji Beny atau Pak Ustad, ia belum tahu alasan mengapa Roni meninggalkan rumah sejak dua tahun yang lalu itu, jika suamiku bertanya padaku, aku terpaksa berbohong, bilang tidak tahu dan pura-pura kebingungan. Walaupun aku tahu, karena akulah yang mengusir Roni dari rumah tanpa sepengetahuan suamiku.

Cerita sedih ini berawal ketika Roni yang selama 15 tahun kami tinggalkan hidup dengan Neneknya di Cirebon, akhirnya kumpul bersama dengan kami layaknya keluarga. Bisa aku tinggalkan selama 15 tahun karena aku dan suami harus tinggal di Belanda. Saat aku dan suami ke Belanda, Roni baru berusia delepan tahun, ibuku (nenek Roni) tidak ingin jauh dari Roni, beliau mungkin takut Roni akan terbawa arus kehidupan eropa dan lupa adat indonesia. Jadilah Roni tinggal di Cirebon bersama ibuku, lalu aku dan suami tinggal di Eropa.

Lima belas tahun kemudian, aku dan suami pulang ke tanah air, sebelum pulang aku dan suami menyempatkan diri untuk naik haji. Setelah pulang menunaikan haji, aku dan suami pulang ke tanah air dan pergi ke Cirebon. Tak kusangka anakku sudah besar, ya Roni telah berusia 23 tahun. Kami lihat ia tumbuh menjadi anak yang sangat soleh, santun dan lemah lembut.
Aku sangat berterima kasih dengan ibu waktu itu, telah membuat Roni tetap menjadi anak yang baik dan rajin beribadah. Beberapa bulan setelah kami berkumpul bersama, ibuku (nenek Roni) meninggal. Kami sedih sekali waktu itu.Setelah itu kami hidup sekeluarga bertiga.

Kehidupan keluarga kami sangat sakinah mawadah dan rohmah. Aku bangga sekali punya anak Roni. Ia rajin ke mesjid dan mengaji. Hal itu membuat aku dan suami selalu merasa bahagia. Seakan-akan kami awet muda rasanya.
Kebahagiaan ini juga mempengaruhi kemesraan aku dan suami sebagai suami istri. Walaupun kami sudah tua, tapi kami masih rutin melakukan hubungan pasutri meski hanya satu minggu sekali. Sampai suatu hari, suamiku mendapat tugas dari untuk dinas selama tiga bulan di Qatar. Suamiku mengajak kami berdua (aku dan Roni anakku) namun Roni yang sudah kerasan tinggal di Cirebon menolak ikut, akupun karena tidak mau lagi jauh dengan anakku menolak ikut. Akhirnya hanya suamiku sendiri saja yang pergi.

Hari-hari tanpa suamiku, hanya aku dan anakku tinggal di rumah kami. Aku sibuk sebagai ketua pengajian ibu-ibu dan memberikan ceramah kecil-kecilan setiap ada arisan di komplek rumahku ini. Roni aktif sebagai remaja masjid di masji Baroq dekat rumah. Terkadang karena aku sudah berusia hampir 50, aku mudah merasa capek setelah berkegiatan.

Suatu siang aku merasa sangat capek, sehabis pulang memberikan ceramah ibu-ibu di masjid. Aku pun langsung tertidur. Saat aku tengah-tengah enaknya merasa nyaman dengan kasurku, aku seperti merasa ada sesuatu yang membuat paha, pinggang dan daerah dadaku geli dan gatal. Setengah sadar dan tidak sadar, aku lihat Roni sedang berada di dekatku. Sambil setengah ngantuk aku berkata, “Kenapa Ron? Mama capek nih…”
“Ga, ma, Roni tahu, makanya Roni pijetin, udah mama tidur aja”, balas Roni.
Aku senang mendengarnya, senang pula punya anak yang tumbuh dewasa dan baik seperti Roni. Oh terima kasih Tuhan.

Lama kelamaan, aku mengalami hari yang sangat aneh, terutama setiap malam saat aku tidur. Aku merasa, ada sesuatu yang menggelitik daerah sensitifku, terutama daerah selangkanganku. Enak sekali rasanya, oh apakah ini setengah mimpi yang timbul akibat hasratku sebagai seorang istri yang butuh kehangatan suami. Ya, aku yakin karena aku ditinggal suami saat aku lagi merasa kembali muda dan penuh gairah, makanya aku sering sekali mimpi basah setiap malam. Mimpi yang rasanya sadar tidak sadar, kenikmatannya seperti nyata. Ya, aku menjadi senang tidur malam, karena ingin cepat-cepat mimpi basah lagi.

Aku menduga ini adalah rejeki dari Tuhan, agar gairahku sebagai istri tetap terjaga, dan kebutuhan biologisku tetap tersalurkan walaupun hanya diberi mimpi basah sama Tuhan. Oh… nikmat sekali. Aku membayangkan suamiku, Beny, yang berhubungan denganku, oh nikmat sekali. Dan karena seringnya dikasih mimpi basah oleh Tuhan, setiap pagi aku bangun aku merasa kemaluanku selalu basah kuyup sampai celana dalamku basah total. Yah, jadinya aku punya kebiasaan baru selalu mandi wajib setiap pagi. Yang aku takuntukan hanya satu, takut saat aku mimpi basah, aku mengigau dan takut suara mendesahku terdengar anakku Roni. Tapi saat aku liat dari gelagatnya sehari-hari, nampaknya ia tidak tahu.

Sampai tiga bulan lamanya, hampir tiap malam aku selalu mimpi basah, aku jadi heran. Apa penyebabnya dari nutrisi yang kumakan atau kuminum sehari-hari ya? Hmm, mungkin saja. Soalnya aku punya kebiasaan minum teh hijau sebelum tidu. Kata dokterku itu baik untuk orang setua aku, apalagi biar selalu sehat menjelang usia setengah abad. Akhirnya aku coba meminum teh hijau, saat pagi hari, malamnya kucoba tidak minum.

Malam harinya, saat aku tidur, ditengah asyiknya tidurku, dan gelapnya lampu kamarku. Aku merasa perasaan mimpi basah mulai datang kembali, yah, mmh, rasanya ada yang menggelitik kemaluanku, sesuatu yang lembut, oh, bergerak-gerak. Selangkanganku pun ikut tergelitik hingga aku merasa ada sesuatu yang membuat basah kemaluan dan selangkanganku. Lalu berbarengan dengan rasa sensasi pada daerah kemaluanku, sesuatu yang lebut bergerak-gerak menyentuh buah dadaku, bergantian, pertama yang kiri lalu yang kanan, kemudian.. Aw!.. Ada rasa hisapan yang lembut hangat namun kuat pada puting buah dadaku yang sebelah kanan.

Oh enak sekali, terima kasih Tuhan, jantungku mulai berdegup kencang, ini rasanya seperi nyata, yah! Tiba-tiba aku merasa tertindih oleh seuatu, hisapan kenikmatan juga tidak berhenti. Lalu ada sesuatu yang menusuk masuk ke liang kemaluanku saat itu aku setengah sadar terbangun, dan aneh, rasa ini masih kurasakan, setengah sadar aku jelas sekali ternyata memang ada sesuatu yang menindihku, sekilas aku masih membayangkan ini suamiku, berikut terdengar dari sesuatu itu suara perlahan yang serak, “ooohgh… Oogghh…”

Siapa ini?! Astaghfirullah!! Saat aku tersadar penuh dan mataku terbelalak. Dalam keremangan gelapnya kamar aku sadar bahwa seseorang telah menindihku dan menyetubuhiku!! Lebih kaget lagi saat aku mendengar suara seseorang yang menindihku itu berkata, “Maaah… Ayo ma… oughhgh… Uhhh… mamahhh…”

Langsung kudorong dia kuat-kuat!
“Roni!! Kurang ajar!!! ASTAGHFIRULLAAH!!”
Roni langsung berlari keluar kamar, aku pun langsung mengejar sambil menangis penuh amarah.
“Roni!!”, bentakku.
“Maafin Roni Ma! Roni ga tahan!”, Roni pun menangis takut.

Aku tak kuasa bingung menghadapi perasaan ini, antara kalut, marah, benci, jijik, sedih dan takut. Hingga terucap kata-kata yang langsung keluar dari muluntuku, “Keluar dari rumah ini!!! Kamu bukan anak mama!!! Setan kamu! Binatang kamu ya!”
Roni keluar rumah berlari. Aku duduk lemas menangis. Jadi, selama tiga bulan ini, baru aku sadari, mimpi basah itu bukan hanya sekedar mimpi.
Semua mimpi itu nyata. Anakku!? Anakku sendiri yang melakukan ini padaku?!!

Selama dua, tiga minggu aku tidak keluar rumah, bahkan semenjak kejadian itu aku jatuh sakit. Sampai saat itu aku masih tidak habis pikir dan belum lupa kejadian itu, dalam benakku terbesit, ya Tuhan, selama ini anakku telah menodai aku, aku ibunya, selama ini anakku yang selalu rajin beribadah ternyata adalah setan yang mengumbar nafsunya pada tubuhku yang mulai renta ini… Dosa apa hamba, ya Tuhan!?

Saat aku menerima sepucuk surat yang dikirim oleh Roni, tanpa alamat jelas, ia berkata meminta maaf pada ku, ia mengakui bahwa ia sudah mulai tertarik secara seksual denganku sejak aku bertemu lagi dengannya, ia bilang aku cantik dan menarik, ia mengaku telah memberi obat tidur pada teh hijau yang selalu aku minum tiap malam agar aku teler dan tidak sadar saat ia memperkosaku… Pantas saja! Pantas ia selalu bermuka manis menyiapkan teh hijau tanpa kuminta terlebih dahulu. Ternyata selama ini anakku adalah Iblis laknat yang merusak semuanya. Roni pun berkata pada akhir suratnya, bahwa ia tidak lagi akan pulang ke rumah, ia malu dan merasa bersalah.

Membaca surat itu, aku merasa benci sekali! Ya, “Kamu bukan anakku!”, Kurobek dan kubakar surat itu.
Sebulan kemudian, tepat saat dua minggu sebelum suamiku pulang, aku merasa pusing dan mual. Ya Tuhan, masa sih aku hamil!? Tidak! Ini tidak mungkin!! Aku pun memastikan dengan membeli dan menggunakan tes kehamilan, berdebar-debar aku melihat hasilnya. ASTAGHFIRULLAH! Aku positif hamil! Tidak! Aku menggandung anak dari anakku sendiri!

Aku pun lemas dan sempat sedikit pingsan. Aku menangis tiada henti-hentinya. Apa yang harus kukatakan pada suamiku nanti? Apa yang akan tetangga bilang jika tahu aku ini seorang bu Haji yang hamil hasil hubunganku dengan anak kandungku sendiri? Apa yang akan terjadi! Apa lebih baik aku mati saja!! Tidak aku tidak mau mati! Itu dosa!
Lalu, saat suamiku pulang, aku tutupi semuanya yang telah terjadi selama tiga bulan ini. Aku pura-pura menangis karena Roni belum pulang-pulang sudah dua minggu. Lalu aku dan suami sempat lapor ke polisi. Di tengah-tengah itu, aku juga pura-pura merasa kangen dengan kedatangan suamiku dan mengajaknya melakukan hubungan suami istri sesering dari biasanya. Suamiku heran, namun ia maklum, ya yang pikirnya, biasanya aku dan dia berhubungan seminggu sekali, ini tidak melakukannya dalam tiga bulan lamanya. Sudah pasti wajar jika aku selalu minta berhubungan terus.

Dua minggu setelahnya, aku mengaku hamil. Suamiku kaget, loh, khan menggunakan kondom? Kok bisa. Aku bilang saja, mungkin saja jebol. Khan wajar karena kondom tidak akurat 100%. Suamiku pun mengangguk setuju. Cuma ia hanya khawatir apakah aku tidak apa-apa umur segini hamil lagi. Akupun meyakinkan dia tidak apa-apa, walaupun hatiku meringis dan menangis karena mengingat bayi ini hasil hubunganku dengan anakku. Tidak! Anakku yang memperkosa aku!!!

“Ma”, sapaan suamiku menyadarkan aku dari lamunanku tentang masa lalu. Aku lihat suamiku sudah siap berangkat ke masjid.
“Ma, aku pergi ke masjid dulu ya, mama biar jaga si kecil yah”, pamitnya.
“Iya pa”, jawabku.
Ya, si kecil ini telah lahir ke dunia. Saat ini ia berada di pangkuanku. Kuperhatikan wajahnya. Mirip sekali dengan Roni, anakku… Oh bukan… Ayah dari anakku.

Lihat Juga : Cerita Seks Sedarah Main Sama Mama

Tamat

Incoming search terms:

abg toge, cerita sek hot d gubuk tua, juragan memek kisah nyata, cerita anak laki laki dengan ibu tirinya, cerita ML dengan mama mertua di hotel, ceritasex ibu desa, cewek jawa barat jablay, ibu tiri lagi tidur diperkosa, ngentot tante gendut nikmat banget

Menikmati Tiga Gadis Montok

$
0
0

Menikmati Tiga Gadis Montok – Jauh dari orang tua membuat pergaulanku menjadi lebih bebas dan tidak terkontrol. Apalagi aku diberi fasilitas yang berlebih oleh mereka. Namaku Very dan kini sudah berusia 31 tahun. Aku memiliki pengalaman seks yang sampai saat ini belum bisa terlupakan. Dan kisah ini ku alami saat aku berumur 22 tahun.

Waktu itu aku sedang sering jalan bareng dengan Ida. Orangnya putih cantik, tubuhnya tinggi langsing dengan potongan rambut pendek seperti cowok. Payudaranya tidak besar tetapi pinggul dan pantatnya menungging ke belakang sehingga bila Ida memakai celana jeans ketat akan terlihat sangat seksi Ida usianya saat itu sekitar 19 tahun dan baru saja lulus SMA. Aku sudah beberapa kali em-el dengannya, tetapi pengalaman yang terakhir aku alami dengannya sangat berkesan bagiku, aku terlibat pesta orgy dengannya.

Ceritanya pada suatu hari aku pergi dengan Ida dan adiknya, Santi, ke rumah salah seorang saudaranya. Santi secara fisik berbeda dengan Ida, Santi lebih pendek tetapi tubuhnya putih montok. Kami berkunjung ke rumah Wulan. Di sana ternyata sudah ada Tomy, pacar Wulan. Keadaan rumah wulan sangat sepi karena keluarganya sedang menghadiri undangan di luar kota.

Kami berlima kemudian terlibat obrolan seru sambil diselingi minum minuman keras Jack Daniel yang sudah dicampur dengan buah vita. Aku juga mengeluarkan 3 linting ganja yang kami hisap bersama bergantian. Tidak berapa lama kami mulai mabuk. Wulan dan Tomy permisi ke loteng atas karena akan menonton TV di lantai dua. Aku, Ida dan Santi melanjutkan perbincangan.

Saat asik menikmati minuman keras samar-samar kami mendengar suara erangan dari kamar atas. Kami bertiga saling berpandangan. Ida tersenyum geli dan kemudian mengajak aku dan Santi untuk mengintip ke atas. Santi menolak untuk ikut ke atas, akhirnya aku dan Ida dengan berjingkat-jingkat menaiki tangga ke atas untuk melihat apa yang sedang Wulan dan Tomy lakukan.

Di ruang tengah atas ternyata keadaan sepi. TV masih menyala tetapi Wulan dan Tomy tidak tampak di sana. Aku dan Ida kemudian mendekati satu-satunya kamar yang ada di lantai atas. Semakin dekat semakin terdengar suara-suara yang “mencurigakan”. Dengan perlahan Ida menyingkap tirai hordeng kamar atas, maka tampaklah pemandangan yang luar biasa bagiku. Tomy dan Wulan dalam keadaan bugil tampak sedang bersetubuh. Tomy tampak sedang menindih tubuh Wulan. Posisi mereka membelakangi jendela kamar sehingga kami dapat melihat jelas penis Tomy yang keluar masuk lubang memek Wulan. Baru kali ini aku melihat orang lain bersetubuh di depanku sehingga aku mengalami sensasi yang luar biasa.

Tiba-tiba Ida menarik tanganku ke sofa di ruang tengah. Nampaknya dia juga terangsang melihat pemandangan di kamar itu. Dengan bernafsu Ida melumat bibirku sementara tangannya meremas-remas penisku. Aku tidak mau ketinggalan, kuremas-remas kedua buah pantat Ida. Ida kemudian menunduk di depanku, dengan cepat dibukanya resleting celanaku sehingga penisku yang sudah menegang menyembul ke luar dari celanaku. Dengan sigap Ida langsung mengulum batang penisku, sementara tangannya menyusup ke dalam bajuku dan mengusap-usap puting susuku. Birahiku benar-benar terbakar. Tanganku memegangi kepala Ida dan mendorongnya maju mundur sementara lidah Ida terasa mengelus-elus kepala penisku.

Tak berapa lama Ida berdiri dan melepaskan celananya. Maka tampaklah memeknya yang menggelembung ditumbuhi oleh bulu-bulu halus . Ida kemudian naik ke atas sofa dan menungging di hadapanku, tampaknya ia sudah tidak tahan dan ingin aku segera menyetubuhinya. Aku tidak mau terburu-buru. Ku singkapkan buah pantatnya maka tampaklah belahan memeknya yang merah menganga di depanku. Aku kemudian menjilati memeknya. Ku hisap bibir memek dan itilnya. Sesekali kujilati lubang pantatnya dan ku gigit kedua buah pantatnya.

Tak lama kemudian aku berdiri di belakangnya. Perlahan-lahan ku masukan batang penisku ke lubang memeknya. Memeknya yang basah membuat penisku dengan mudah masuk ke dalamnya. Ida mengerang, wajahnya di tutupkan ke bantal sofa. Aku mulai menggenjot pantatku maju mundur, suara pahaku yang beradu dengan pantatnya membuatku semakin bernafsu. Tak berapa lama Ida mengangkat kepalanya , pantatnya didorong ke belakang sehingga batang penisku hampir masuk semua ke lubang memeknya. “Ah, Ver, aku mau keluar nih, ah..”, erangnya. Aku semakin cepat menggenjot pantatku. Aku pun sudah tak tahan lagi karena bibir memek Ida erat sekali mencengkram batang penisku. Tiba-tiba Ida menjerit kecil, ia mengalami orgasme, aku semakin kuat mengocok penisku di lubang memeknya. Tak berapa lama akupun mengalami ejakulasi. Ku tekan penisku dalam-dalam ke lubang memeknya. Spermaku muncrat di dalam memeknya.

Aku kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan penisku. Ida tampak duduk di sofa membersihkan lubang memeknya dari spermaku dengan tisu. Agak lama aku di kamar mandi karena dengkulku masih lemas karena persetubuhan tadi. Selesai membersihkan penisku, aku kembali ke ruang TV. Sesampainya di sana aku disuguhi pemandangan yang luar biasa. Ida tampak duduk di sofa, Wulan berjongkok di selangkangan Ida melakukan oral sex. Tomy berdiri di atas sofa sementara Ida tampak mengulum batang penisnya.

Birahiku naik kembali, aku hampiri mereka dan kembali kubuka celana jeansku. Ku elus-elus pantat Wulan yang besar. Ku masukan jari tengahku ke lubang memek Wulan. Memek Wulan masih basah, mungkin karena sperma Tomy belum kering di lubang memeknya. Aku mengocok-ngocok jariku dengan cepat di lubang memek Wulan. Aku tidak tahan, segera saja ku masukan penisku ke lubang memek Wulan dan ku genjot pantatku maju mundur. Wulan semakin rakus menjilati memek Ida sementara Ida asik mengulum penis Tomy sambil tangannya meremas-remas buah zakar Tomy. Tangan Tomy tampak menggerayangi ke dua payudara Ida.

Tiba-tiba aku mendengar suara langkah menaiki tangga. Rupanya Santi menyusul kami ke atas. Melihat pemandangan yang ada di depan matanya Santi tampak tertegun. Tapi kemudian perlahan Santi menghampiri kami. Santi berdiri di sampingku. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan. Kutarik tubuhnya dan kulumat bibirnya sementara penisku terus keluar masuk lubang memek Wulan. Aku singkapkan baju dan BH Santi ke atas, maka menyembulah kedua susu Santi yang putih bulat. Dengan rakus ku hisap kedua susu Santi bergantian kiri kanan. Puting susunya terasa mengeras di dalam mulutku.

Tomy kemudian menghampiri Santi dari belakang. Tangannya membuka resleting celana Santi dan memelorotkannya ke bawah. Di tariknya Santi ke atas Sofa di samping Ida. Santi menungging di atas sofa, mulutnya menghisap payudara Ida, sementara ku lihat Tomy memasukan penisnya ke lubang Memek Santi. Pemandangan yang luar biasa indah, Santi sang adik menjilati payudara Ida, kakaknya, sementara Tomy asik mengerjai lubang memek Santi dari belakang.

Karena aku dan Tomy sudah ejakulasi sebelumnya, kami mampu bertahan cukup lama. Selang 15 Menit Wulan mengerang, dia mengalami orgasme. cairan memeknya membasahi batang penisku. Wulan kemudian tersungkur ke lantai karena kelelahan. Tomy kemudian mencabut penisnya dari lubang memek Santi. Tomy berjongkok di selangkangan Ida. Perlahan dimasukannya batang penisnya ke lubang memek Ida. Aku tidak tinggal diam. Ku hampiri Santi dan kusetubuhi dia dari belakang. Tanganku mencengkram buah pantat Santi sementara penisku mengocok-ngocok lubang memeknya. Lubang memek Santi masih sempit. Mungkin karena pengalaman sex-nya belum sebanyak kakak dan saudaranya.

Berselang 30 menit, Tomy mengerang, tampaknya dia sudah mau “sampai”. Tomy mencabut penisnya dari lubang memek Ida, disemprotkannya cairan spermanya ke dada Ida. Sperma Tomy tampak membasahi payudara Ida. Tomy kemudian menyorongkan penisnya ke mulut Santi. Santi kemudian menjilati dan menyedot sisa-sisa sperma Tomy dari kepala penisnya. Santi juga sudah mau sampai, di sedotnya dengan keras batang penis Tomy sementara pantatnya terasa mengejang tanda Santi sudah orgasme. Tomy ambruk kelelahan ke lantai menyusul Wulan. Akupun sudah mau sampai. Ku tekan kuat-kuat batang penisku ke lubang memek Santi. Aku mengerang nikmat ketika spermaku muncrat membasahi dinding-dinding lubang memek Santi. Akhirnya kami berlima ambruk ke lantai karena kelelahan. Kami baru bangun ketika hari menjelang malam dan kami pun harus pulang karena keluarga Wulan akan segera sampai ke rumah.

Itulah pengalamanku yang tak akan aku lupakan. Pengalaman Orgy yang pertama dan terakhir bagiku. Ida dan Santi saat ini sudah menikah dan memiliki anak. Wulan menikah dengan Tomy tapi tak lama kemudian mereka bercerai. Aku tidak pernah berjumpa lagi dengan mereka. Hanya kenangan tentang mereka saja yang akan menemani hari-hariku ke depan.

Lihat JUga :  Pesta Seks Bersama Tiga Istri Tetanggaku

Tamat


Nikmatnya Memek Artis

$
0
0

Nikmatnya Memek Artis – Marissa Nasution lepas dari shooting aku membuntutinya, aku sebenarnya habis ngobrol dengannya ketika selesai siaran, wajahnya letih setelah acara di teve itu. Tubuh tingginya sangat menawan hatiku, belum lagi besaran buah dada dan pantatnya yanga aduhai itu sangat merangsangku untuk menggelutinya, jika perlu aku pengin memperkosanya. Sudah kepalang basah, apalagi dalam obrolan sebentar itu dia hendak relaks di villanya sendirian. Sehingga aku berniat ingin menyetubuhinya. Lepas keluar dari studio aku langsung membututi, dengan jarak yang aman, sesekali aku menjauhi agar tidak kentara, lagian aku juga sudah tahu posisi villa karena dari GPS yang dia bawa koordinatnya terlihat di mataku, apalagi ketika dengan diam diam kamera hapeku menjepret display GPS milik Marissa Nasution.

Kusalip mobilnya dan aku menjauh dari mobil Marissa Nasution itu, lepas keluar dari tol aku sengaja membiarkan Marissa Nasution lewat. Tidak ada kecurigaan sama sekali. Malam semakin melarut, apalagi hujan mulai mengguyur kota pinggiran Bogor itu. Naik ke sebuah jalan berkelok hanya terlihat sorot lampu dari mobil Marissa Nasution itu, aku terus membuntuti dari jarah jauh. Tak lama kemudian mobil itu berhenti di depan sebuah villa. Alamak ! villanya ternyata di bentengi dengan tembok tinggi, bagaimana aku bisa masuk sampai ke dalam. Aku mencari akal, aku berhenti beberapa puluh meter dari villa itu dan mengamati bagian belakang villanya, Hmmm .. seperti itu merupakan kebun belakang villa yang hanya dipagar dengan teralis setinggi dua meter, jadi itulah peluangku, ketika hendak kupegang teralis itu terasa ada aliran listrik menyengat tanganku.

“Siaaalaaaaaan .. pinter juga itu cewek .. “ makiku gemas.
Aku berpikir bagaimana mematikan aliran listrik itu, kucari di mana listrik itu menempel di pagar, dengan hati hati kuperiksa, ternyata di pojokan teralis itu tersolder dengan kuat sebuah kawat yang beraliran listrik. Untung pernah belajar elektronika, kuambil kawat di mobilku, kemudian aku kembali lagi dan membuat hubungan pendek pada aliran listrik itu, kontan saja listrik di villa itu langsung padam, lalu terdengar omelan dan makian seorang wanita dari dalam.
“Brengsek .. malam malam begini gelap “
Aku cepat cepat naik ke pagar tanpa susah payah, aku kemudian bersembunyi, terlihat Marissa Nasution keluar membawa senter dan melihat sekeliling
“Oh .. hanya villaku .. pantas .. anjlok kali “ timpal Marissa Nasution menuju ke meteran listrik kemudian menghidupkan lagi,suasana villa kembali dengan pandangan sejuk lampu temaram.
“Hujan masih dengan rintik rinih .. iiih dinginnya “ ujar Marissa Nasution dengan berlalu kemudian masuk ke dalam villa.
Aku kemudian menuju bagian belakang villanya masuk lewat dapur yang terbuka dengan lebar, aku kaget setengah mati ketika pintu ke dapur dari dalam itu hendak terbuka, aku langsung berada di baliknya, namun Marissa Nasution malah membatalkan lagi masuk ke dapur, untung aku sempat melepas sandalku sehingga tidak membuat telapak sandal di lantai.

“Siaaalaan .. panggilan siapa lagi itu “ maki Marissa Nasution ketika sebuah bunyi dering hape di lantai atas. Aku kemudian menyelinap masuk sampai kamarnya dan diam di situ mencari siasat bagaimana membius Marissa Nasution, sakuku ada beberapa obat yang bisa membius orang, ada juga obat perangsang. Lepas bertelepon sambil menuju kembali ke dapur, eh malah membuka pintu kamar, aku kemudian bersembunyi bawah ranjang, terdengar bunyi gelas di letakkan dengan keras.
Tak lama kemudian Marissa Nasution keluar lagi, aku langsung keluar dari persembunyian, kutaruh obat yang bisa membuat Marissa Nasution melemas dan setengah sadar merasakan kasiat obat dari China itu. Dengan sukses obat itu langsung bercampur dengan minuman itu tanpa mengubah warna, aku kemudian kembali sembunyi, cukup lama aku menunggu, sudah hampir setengah jam Marissa Nasution tidak masuk lagi.
Ketika aku hendak keluar, mendadak Marissa Nasution masuk lagi dan langsung menyambar minuman itu dan ditenggak dengan cepat. Hmmm .. berhasil .. sebentar lagi aku akan bisa menguliti pakaian artis ini, aku sudah ngaceng luar biasa. Mendadak tiba tiba terdengar suara orang lemas jatuh ke ranjang
“bruuuuuuuuuuk “
“Apaan ini .. kok badanku melemas .. uuuh … ada yang tidak berees dengan tubuhku .. tidur saja aaah “ ujar Marissa Nasution dengan merebah lebih ke tengah.
“Panas lagi aaaaaah .. “ ujar Marissa Nasution dengan membuka kaosnya sehingga kini hanya membawa beha dengan rok pendek serta celana dalam. Beberapa pakaiannya kemudian berserakan dekatku, sudah bra, kaos, celana dalam .. tinggal rok saja
“Siaaaaal .. panasnya “keluh Marissa Nasution dengan suara semakin melemah, aku dibawah berusaha mencopot pakaianku dan aku kini sudah telanjang bulat, aku keluar dari bawah kolong ranjang itu dan kudapatkan tubuh segar Marissa Nasution bertelanjang bulat tanpa sehelai benangpun dengan mata terpejam, kepalanya bergerak gerak pelan pelan mendesah. Reaksi obat itu tidak lama, hanya seperempat jam saja akan sadar dengan sendiri, aku langsung mendekati dan menindih tubuhnya.
Marissa Nasution kaget merasakan ada tubuh polos menindihnya
“Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaah … siapa kau “ bentaknya dengan membuka mata. Marissa Nasution sampai ketakutan sambil berusaha menghalau tubuhku.
“Sabaaaaaaaaar . aku akan bercinta denganmu “ bisikku di telinganya
“Tolong … jangan aaaaaaaaaaaah “ tolak Marissa Nasution dengan menjambak rambutku ketika melihat wajahku Marissa Nasution langsung melotot
Marissa Nasution5 “Kauuuuuuuuuuuuuuuu ! “ hardik Marissa Nasution dengan marah
“Sudah lama aku pengin menikmati kesintalan tubuhmu “ kataku dengan mencekal tangan Marissa Nasution. Marissa Nasution berontak dengan kuat, namun aku lebih dulu mendesakkan batangku membuat Marissa Nasution terpekik
“Brengseeeeeeeeeek .. bajingaaaaaaaaan “ maki Marissa Nasution dengan berusaha memberontak.
Pengaruh obat itu masih terasa sehingga pemberontakannya masih belum kuat, sehingga aku langsung meremas buah dadanya
“Aaaaaaaah ..jangaaaaaan .. jangaaaaaaaaaaan Haaaaaaaaan .. jangaaaaaaaaaan “ teriak Marissa Nasution semakin melemah. Kutahan tangannya yang lemah itu, aku kemudian langsung mengangkat tubuhku dan langsung menjilati vaginanya yang wangi itu, tangan Marissa Nasution berusaha menahan kepalaku namun aku kembali memegang kedua tangannya
“Pleaseeeeee ..aaaaah hhhhsss …. jangaaaaaaaaaaaaaaaaan “ teriak Marissa Nasution.
Kujilati vaginanya itu berulang ulang, kedua pahanya malah menjepit kepalaku dengan kuat. Tangannya aku pegang, malah terlepas sehingga aku langsung meremas buah dadanya dengan kuat membuat Marissa Nasution langsung menahan tanganku yang nakal meremas.
“Ooooooh .jangan Haaaaaan .. jangaaaaaaaan ..pleasee aaaaah “ lenguh Marissa Nasution yang kemudian justru perlawananannya semakin melemah seiring jilatan pada vaginanya yang membuat Marissa Nasution terangsang
Vaginanya lama lama membuka seiring jilatan dan sedotanku membuat Marissa Nasution malah semakin terbuai akan nafsu itu. Pelan pelan aku kemudian memegang tangan Marissa Nasution dan aku kembali menaikan tubuh Marissa Nasution yang melemah itu, kuarahkan batangku ke vaginanya dan kudesak membuat Marissa Nasution melotot
“Ampuuuuuun aaaaah .. jangaaan perkosa aaakuuuuuu “ iba Marissa Nasution dengan memandangku sangat marah
“Nikmati saja, Mar .. aku sudah lama pengin tidur denganmu .. “ desakku dengan memajukan batangku masuk melesak sampai separo membuat Marissa Nasution menjerit
Perlawanannya semakin tidak tampak, hanya pasrah saja menikmati penisku sudah semakin dalam di vaginanya.
“Pleaseee .. kenapa kau lakukan itu ? kau kawanku .. betapa sangat kejamnya kamu .. “
Aku terus menindihnya dan menghujani dengan lumatan yang tidak dibalas oleh Marissa Nasution, namun Marissa Nasution tidak melawan dan hanya pasrah di setubuhi
“Aku punya rahasia hidupmu .. berapa kali kamu ngeseks dengan Daniel ? jika pengin aman turuti saja”
“Enak saja nuduh “ maki Marissa Nasution dengan kesal
“Oh yaaaa .. aku punya rahasia kalian .. jika tidak percaya .. seminggu kemaren kamu kesini khan dengan Daniel .. kamu saling bercumbu dengannya di belakang villa … sekitar jam lima sore “
“Dari mana kamu tahu ?” tanya Marissa Nasution dengan kaget
“Ya … dari google .. make satelit … aku malah menjadi terangsang … nih .. rasakan genjotanku “ ancamku dengan menggenjot lebih dalam membuat Marissa Nasution menjerit jerit namun tetap tidak melawan.
“Jahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat “ maki Marissa Nasution dengan menahan nafas karena kesakitan batangku sudah melesak lebih dalam.
“Sudahlah .. nikmati saja, Mar … kubuktikan aku lebih mampu dari mantan pacarmu itu .. “ ujarku dengan menindih dan menggenjotnya membuat Marissa Nasution semakin kewalahan.
“Aaaaaaaaaaaaauh aaaaaah ..ampuuuuuuuuuuun “ iba Marissa Nasution dengan suara tak karuan, anehnya Marissa Nasution tidak menangis, kemudian dipegangnya kepalaku
“Puaskan nafsu bejatmu .. setelah itu pergi dari villaku “ hardik Marissa Nasution
“Tidak bisa Mar .. sampai kau rela mau bercinta denganku .. “
Marissa Nasution hanya diam memandangku kemudian menggeleng geleng.
“Aku tahu kamu suka tidur dengan Sophie Navita khan ?” tanya Marissa Nasution dengan menatapku
“Aku sudah lama pengin bercinta denganmu … ayo deeeh “ rayuku dengan meremas buah dadanya memberikan rangsangan lagi
“Aaaaaaaaah ….uuuuuuuh “ lenguh Marissa Nasution merasakan desakan batangku keluar masuk vagina Marissa Nasution itu.
nasution marissa Kugenjot dengan pelan pelan, aku semakin terkejut ketika kedua kakinya melingkar ke pinggangku.
“Oke .. kita saling jaga rahasia … kamu nggak cerita soal daniel .. akupun juga nggak akan cerita soal selingkuhmu dengan istri Pongky itu .. “ tawar Marissa Nasution.
“Nggak masalaaah … rasakan saja genjotanku “ kataku dengan menggenjot dengan cepat membuat Marissa Nasution menjadi kewalahan
“Aaaaaaaah ……. kasaaaaaaar aaaaaaaaah “ maki Marissa Nasution dengan menahan dadaku, aku langsung kembali menindihnya, kali Marissa Nasution menyambut lumatanku dengan tak kalah ganas, dengan gemas dipegangnya kepalaku dan melumat habis bibirku.
Kami berdua saling bercumbu dengan rakus
“teruuuuuuuuuuuus “ semangat Marissa Nasution dengan memelukku lebih erat, jepitan vaginanya sangat kencang sampai membuat batangku terjepit luar biasa.
Genjotan demi genjotan, tubuh kami penuh dengan keringat, lenguhan demi lenguhan, erangan demi erangan, dan teriakan demi teriakan birahi memenuhi kamar itu.
Marissa Nasution mendapatkan orgasme dengan menegang kamu dan menyemburkan cairan orgasmenya membasahi sprei, kurasakan cairan panas itu menyemprot di selakanganku dengan deras
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa h “ erang Marissa Nasution dengan panjang, tubuhnya terkulai dengan lemas dan terkapar kusetubuhi, kuhentikan genjotanku dan kutindih dengan memeluknya erat serta menghujani dengan ciuman di lehernya.
Luar Biasa Libido Seks Marissa Nasution (2)
Marissa-Nasution Dengan tubuh kami penuh dengan peluh, persatuan alat kelamin kami terasa sekali aroma birahi melanda kami berdua. Aku masih memeluk dan menindih Marissa Nasution yang kelelahan menerima genjotan demi genjotanku, tubuhnya yang polos tanpa sehelai benangpun itu berdiam tak bergerak, hanya bagian selakangannya yang dijejali batang penisku terkadang bergerak kecil, namun cepat diam. Batang tertanam dalam di vagina Marissa Nasution dengan penuh kedutan dan remasan serta pilinan yang membuatku semakin tidak tahan, jika lama lama aku membiarkan tak lama lagi aku pasti akan muncrat dalam posisi diam seperti itu.
Wajahnya Marissa Nasution penuh dengan peluh birahi, kuciuam aroma nafsu Marissa Nasution yang mulai terbuai dengan kenikmatan surgawi. Aku ingin membuat wanita ini menjadi pelampiasan nafsuku yang tak pernah puas menyetubuhi para artis. Aku menindihnya dengan gemas, memeluk dengan menyelusupkan kedua tanganku lewat bawah ketiak Marissa Nasution dan terasa sekali tekanan buah dada Marissa Nasution menekan dadaku.
“Haaaaaaaaaaan “ teriak Marissa Nasution dengan pelan.
Kuangkat kepalaku dan kulepas pelukan itu dan aku menarik desakan di dadanya. Aku kemudian berposisi duduk, Marissa Nasution pun kemudian mengikuti dan aku tak menyangka
“Plaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak”
Aku ditampar dengan keras oleh Marissa Nasution, rasa marahnya masih kentara dan kesal dengan ulahku yang merangsang tanpa persetujuan. Aku pengin membalasnya, namun aku urungkan. Marissa Nasution masih dongkol dengan posisi penisku terjepit erat dalam vaginanya itu
“Aku bukan cewek murahan yang bisa kau tiduri sembarangan .. “ hardiknya dengan masih kesal
“Sudahlah … sudah terlambat sayang .. “ aku mencoba mencari pembenaran
“Enak aja … kau sama saja memperkosaku .. “ balasnya lagi
“Kalo gitu aku akan tetap teruskan niatku memperkosamu .. “ ancamku dengan kembali menerkam tubuh Marissa Nasution yang basah keringat itu, Marissa Nasution tak menyangka aku langsung kembali meremas buah dadanya dengan keras membuat Marissa Nasution menjadi gelagapan
“Haaaaaaaaaaaan .. berhenti aaaaaaaaaaah “ sungut Marissa Nasution dengan menahan kepalaku yang membabi buta melumat bibirnya. Namun aku tidak berhenti, batangku aku sodokan maju mundur membuat Marissa Nasution menjadi kelabakan
“Pleaseeeeeee .. berhenti duluuuuuuuuuuuuuu “ ujar Marissa Nasution dengan lemah
“Pleaseeeeeeee ..ampuuuuuuuuuuuun “ iba Marissa Nasution kemudian.
Aku langsung berhenti menggelutinya, aku kembali menarik tubuhnya dan kupeluk lagi dalam posisi duduk, Marissa Nasution menarik tubuhnya
“Oke kau menang Haan .. sekarang apa yang harus aku lakukan ?” tanya Marissa Nasution dengan menunduk
“Aku sudah lama mengagumi kesintalan tubuhmu, montoknya buah dadamu, kemulusan tubuhmu .. aku akan menanggung apapun yang kau lakukan .. lapor polisi juga tak masalah “ akuku dengan memandang ke buah dadanya membuat Marissa Nasution menaikan daguku.
“Tak kusangka .. kau sangat lancang meniduri orang dan selalu mencari pembenaran lewat logika .. “ sahut Marissa Nasution dengan kata kata yang datar namun kemudian tersenyum.
“Naaaaaaaaaaah … nafsu selalu membutakan, Marissa sayang “ rayuku lagi
“Aku bukan sayangmu .. “ tolak Marissa Nasution dengan menjawil hidungku
“Sekarang dan seterusnya .. aku akan selalu memberikan rangsangan birahi padamu, akan kubuat kau bertekuk lutut padaku .. dan kau akan selalu meminta jatah padaku .. “ godaku tak kalah gemas
“Nggak bakalan .. selepas ini tak akan kubiarkan dirimu menyentuh tubuhku lagi .. “ sahut Marissa Nasution
“Kalo begitu .. aku akan mencari akal bagaimana memaksamu .. “ ancamku lagi
“Jangaaaaaaan aaaaaaaaaaaaah “ ujar Marissa Nasution dengan takut
“Naaaaaaaaah .. kamu nich dikasih kenikmatan kok malah protes mulu .. “ sungutku lagi
“Siapa yang minta ? kamu saja hendak memperkosaku … “
“Lha kenapa kamu mau ?” tanyaku bloon
“Tauk aaaaaaaaah .. yuk kita teruskaaaaaan “ sahut Marissa Nasution dengan tertawa.
“Naaaaaaaaaah .. ketahuan belangnya .. pura pura menolak akhirnya paling mau “ sudutku.
“Habis .. penismu itu gedhe sekali … galak sekali dalam vaginaku .. rasanya aku seperti dibor .. hihihihihii“ lirih Marissa Nasution dengan gemas mengelus elus di dadaku yang bidang itu. Tinggi Marissa Nasution memang lebih tinggi dari padaku beberapa centi, namun bagiku nikmat bisa menyetubuhi wanita lebih tinggi badannya.
“Suka ya ?” godaku
“Hmmmm .. iyaaaaa … “ sahut Marissa Nasution dengan tertawa keras
“Pantesan .. jadi penolakanmu cuma pura pura ?” tanyaku lagi
“Ya nggaaaaaaaak .. donk .. kamunya yang nekad menyetubuhi aku .. jadinya yang aku malah suka .. yuuuk .. terusin … biar aku di atas begini ya .. genjot naik turun .. rasakan genjotanku, sayang “ balas Marissa Nasution dengan mulai menggunakan kata “sayang”. Aku menjadi tertawa geli
“Kenapa ketawa ?” tanya Marissa Nasution dengan mendelik
“Katanya kamu bukan sayangku ?”
“Halaaaaaah .. sudaaaah … yuuuk kita teruskan bercinta kita .. sayang kalo nggak diterusin “ ujar Marissa Nasution dengan mulai bergerak pelan pelan mengangkat pantatnya kemudian dengan pelan menekan ke selakanganku
“Hhhhhhhssssssss…………sssssssssssssssshhhhhhhhh ..hhhhhhhhhh “ desis Marissa Nasution merasakan sodokan penisku yang diam namun selakangan Marissa Nasution menekan berulang ulang, batangku terasa digencet luar biasa dalam vaginanya.
marissa vj “Maaaaarissaaaaaaaaaa … aaaaaaaaaaaah .. enaaaaaaaaaaak “ erangku merasakan sentuhan dan remasan di dinding vaginanya pada penisku, erangan demi erangan kukeluarkan untuk menambah sensasi bercinta dengan VJ Marissa ini.
“Iyaaaaa aaaaaaaaaah … vaginaaaaaaku aaaaaaaaah .. nikmaaaaaaaaaaat “ balas Marissa Nasution dengan menopangkan kedua tangannya di pundaku, sedang aku langsung memegang buah dada sebelah kirinya membuat Marissa Nasution menggelinjang bergerak liar di selakanganku
“Pleaseeee .. remessnya jangan keras keras aaaaaaah .. nakaaaaaaaaaaal “ hardik Marissa Nasution dengan terus bergerak dengan lebih cepat, terasa sekali batangku mulai dihajar dengan genjotan demi genjotan Marissa Nasution itu.
“Uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh ..ooooooooooooooooouuuuuuuuuuuuuuuuuh “ lenguh Marissa Nasution dengan terus bergerak, Marissa Nasution menekan kepalaku dan aku menyambut lumatan demi lumatan bibir Marissa Nasution, Marissa Nasution tetap terus menggerakan pantatnya dengan mengebor membuat batangku menjadi tak karuan, tanganku semakin lama terus bermain dengan buah dadanya yang besar itu, luar biasa kenyalnya, lebih kenyal dari pada milik Happy Salma.
“Kau belum rasakan kontolku dioraaal raaaal khan ?” tanyaku dengan suara ta karuan
“Iyaaaaaaa .. nanti aaaaaaaaaah .. enaaaaaaak .. aku akan … aaaaaaaaaaah .. oraaaaaaaal … peniisssmuu “ sahut Marissa Nasution dengan terbata karena bergerak dengan naik turun di selakanganku
“Kontol aaaaaaaaaaaah “ makiku
“Iyaaaaaaaaaaaa .. kontoooooooooooool “ balas Marissa Nasution dengan terus bergerak naik turun dengan mantapnya.
Sudah lebih lima menit kami bergerak dengan liar, namun belum ada tanda tanda kami akan orgasme.
“Aku lelaaaaaaaah .. menggenjoootmuuuuu “ sahut Marissa Nasution dengan berhenti
“Okeeeeee .. , Marisssa sayaaaaaaaaaang, kamu mundurkan tubuhmu .. jangan lepas kontolku “ ujarku dengan melepas remasan buah dadanya yang montok itu.
“Aaaaaaaaaaah jorooook .. “ maki Marissa Nasution dengan gemas
“Biarin .. naaaaaaaah .. teruuuus … tahan kedua kakimu .. kamu naik ke atas .. aku menyodok ke atas .. kamu naik turun biar aku menyusul dari bawaaah “ ajakku
“Tapi kamu nggak bisa ngeremes susuku khan ?” goda Marissa Nasution
“Nanti saja . akan kuremas buah dadamu sampai kau menjerit jerit .. “ gurauku
“Kutunggu, sayaaaaaaaang “ kata Marissa Nasution dengan menekankan kedua tangannya di samping pinggangnya lebih ke belakang, aku pun melakukan posisi sama dengan Marissa Nasution.
“Yuuuuk geraaaaaaaaaaaaaaaaaaak “ ajakku dengan mulai menekan ke atas membuat pantat Marissa Nasution naik ke atas
“Oooooooooh Haaaaaaaaaaan …aaaaaaaaaaaaah .. enaaaaaaaaak “ sahut Marissa Nasution dengan suara keras
Bunyi keciplak alat kelamin kami semakin seru dan ramai, bunyi berdecit ranjang mulai terdengar, belum lagi, empuknya ranjang itu sering membuat batangku lebih bertenaga menyodok ke atas, sedang Marissa Nasution menggenjot naik turun dengan mata merem melek keeenakan.
“Teruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuus “ ajak Marissa Nasution yang menggeleng geleng. Buah dadanya ikut bergerak naik turun seiring tubuh Marissa Nasution menggenjot itu.
Sudah sepuluh menit kami saling memacu dengan penuh nafsu
“Cepetaaaaaaaaan “ sahut Marissa Nasution dengan membuka matanya kemudian memejam lagi, genjotan Marissa Nasution semakin cepat.
“Oooooooooh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erangku sangat nikmat digenjot dan vagina menyodok Marissa Nasution.
“Iyaaaaaa hhhhssssssssssssss … ssssssssssssssssssssshhhhhhhhhhh “ desis Marissa Nasution lagi berulang ulang
“Aku ..aaaaaaaaah ..sukaaaaaaaaa…. tempeeeeeeeeekmuuuuuuuuuuuu “ sahutku dengan memejamkan mata merasakan gesekan batangku di dinding vaginanya, pilinan di dinding vaginanya semakin kuat dan seakan akan meremas batangku hendak gepeng.
Namun aku bertahan jangan sampai muncrat, kutahan tenagaku di pinggang agar aku tidak menfokuskan pada genjotan ke atas menembus liang vagina Marissa Nasution itu. Namun aku lebih banyak bergerak karena tekanan pantat Marissa Nasution yang menekan di selakanganku, tekanan pantat Marissa Nasution sampai membuat pantatku menekan ke ranjang empuk itu, ketika balik justru lontaran tenaga dari ranjang empuk menjadi hujaman batangku lebih kuat walau aku mengerahkan tenaga lebih sedikit. Gaya ini memang merugikan posisi wanita karena tenaganya akan terkuras habis.
Pelan pelan kurasakan jepitan Marissa Nasution semakin menyempit hendak mencapai orgasmenya, kulihat tubuhnya semakin banjir keringat walau hawa dingin Bogor menusuk tulang, namun tidak dengan birahi kami, walau dingin namun kami berkeringat dengan sangat deras memadu birahi dengan penuh kenikmatan surgawi.
“Saaaayaaaaaaaaaaaaaaaaang .. hampiiiiiiiiiiirrrrrrr “ sahut Marissa Nasution dengan bergerak lebih cepat, batangku semakin cepat keluar masuk vagina Marissa Nasution. Marissa Nasution semakin kuat menggenjotku, tangannya yang menekan itu ke ranjang itu kadang meremas karena saking sakit dan nikmat disodok sodok di vaginanya dengan batangku
“Keluaaaaaaarkaaaaaaaan “ sahutku enteng dengan kembali memberikan tenaga ekstra pada sodokanku ke atas. Akibat sodokanku yang keras itu Marissa Nasution menjerit jerit
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuu uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu” lenguh Marissa Nasution semakin tidak tahan, tubuhnya tiba tiba menegang dengan membusung ke atas, kepalanya mendongak ke belakang, buah dadanya sangat indah dalam posisi seperti itu, menjadi santapan mataku yang jalang itu. Kudapatkan juga akhirnya artis yang pengin kutiduri ini, kini Marissa Nasution semakin suka dengan permainan seksku.
marissa vj 1 Habis menegang itu, tubuhnya berkelonjotan bak disetrum listrik, dari vaginanya mengucur cairan panas kembali membasahi batangku. Nyaris saja aku menyusul orgasme. Marissa Nasution ambruk ke belakang dengan nafas hancur berantakan, rebah dengan dada bergerak naik turun, aku akhirnya juga rebah ke belakang menata nafasku, aku merasaka siraman cairan panas itu membuat aku terasa nyaman. Kami diam bersama cukup lama. Nafas kami diatur dengan pelan pelan.
Marissa Nasution dengan tiba tiba bangun dan langsung menduduki aku
“Kau hebat Haaaan .. hebaaaaaaaat .. daniel cuma tahan dua kali .. kamu sudah dua kali belum keluar, please belajar di mana deh .. nggak mungkin deh hanya mengeloni Sophie Navita “ tanya Marissa Nasution dengan gemas menekan ke selakangaku itu.
“Akan kujawab tapi aku carikan artis lain yang bisa kugenjot “ tawarku dengan mengelap mukaku
“Enak sajaaaaaaaaaaaaaaaaaa..” balas Marissa Nasution
“Carikan kenalan artis temanmu .. aku jawab “
“Nggak mau .. kau adalah milikku .. aku nggak mau berbagi . jauhi si Sophie yaaaaa .. aku akan suka jika kamu mau begini denganku .. “ balas Marissa Nasution
“Enak aja memilikku aku kayak suami .. please .. kamunya yang doyan seks “ balasku tak kalah.
“Habiss … kamu kuat sih .. siapa sih wanita yang nggak pengin disetubuhi dengan lelaki kuat .. nggak ada .. pasti semua pengin deeeh .. termasuk aku tentunya ..hihihihihihi .. “ ujar Marissa Nasution
“Sita Nursanty kita ajak threesome yaaaaa “ usulku
“Aaaaaaaaah ..enak ajaaaaaaaaaaaaaaaa, Titi Qadarsih ajaa “ tolak Marissa Nasution
“Edaaaaaaaaaaaaaaaaaaan .. sudah simbah kayak gitu .. curaaaaaaaaaaaaaaaaaang “ makiku gemas
“Oke deeeeeeeh .. aku akan ajak Sita besok .. kita threesome .. tapi kita paksa dia yaaaaaaaa .. ntar dia nanti mau “ usul Marissa Nasution.

Lihat Juga :  Puas Dengan Istri, Ipar pun Dihajar

Tamat

Ahwat Kampus Jilbaber

$
0
0

Ahwat Kampus Jilbaber – Hujan turun deras sekali penglihatan sedikit kabur karena kaca mobil tertutup embun yang menempel dikaca depan. AC kunyalakan walaupun udara terasa dingin menusuk tulang. Saat itu sudah jam 7.30 pagi jadi sudah tak mungkin lagi menunda untuk berangkat kekantor apalagi jam 8.00 ada janji meeting dengan client. Mobil kujalankan pelan dan hati hati, maklum jalan didepan rumah tidak begitu lebar.

Dari rumah ke jalan raya tidaklah begitu jauh setelah satu tikungan kekiri maka akan kelihatan sebuah kaca spion besar warna merah diperempatan jalan dan itulah jalan raya yang akan membawa arah perjalananku menuju kantor. Persis ditikungan sebelah kiri didepan sebuah wartel seseorang melambaikan tangan meminta aku berhenti untuk minta tumpangan. Aku tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya karena terhalang hujan yang sangat deras, tetapi mengenakan jilbab lebar warna putih yang berkibar-kibar tertiup angin.Sekilas nampak wajahnya sangat cantik,kulit kuning tinggi semampai. Mobil kupelankan, dan tanpa tunggu aba aba lagi dia lansung membuka pintu depan dan duduk disebelahku.

” ma’af Om saya kehujanan, dari tadi nunggu angkot penuh melulu ya dari pada terlambat terpaksa mobil Om ku stop, sorry ya Om “. Dia berkata polos sambil mengibaskan jilbabnya yang basah kuyup kena air hujan.

Saat dia membetulkan jilbabnya di bagian depan,sekilas tanpa sengaja lehernya dan tengkuknya kelihatan, putih bersih .. dan ditumbuhi rambut rambut halus yang mebentuk satu garis lurus ditengahnya.

” Ngak apa apa kok, memang hujan hujan begini angkotnya jadi sulit, apalagi diujung jalan sana biasanya kan banjir, jadi sopir angkot jadi enggan lewat sini”. Aku menjawab seadanya sambil kembali konsentrasi melihat jalan yang sudah digenangi air hujan.

” Om kantornya dimana ? ” dia memecah kesunyian. ” Di daerah kuningan, memangnya kamu habis pulang kuliah nih? dimana ? ” aku bertanya sambil melirik wajahnya. Wow rupanya seorang bidadari muda sedang duduk disebelahku, wajahnya sungguh cantik. Bibirnya tipis kemerahan, hidungnya runcing dan mancung sedangkan alis matanya hitam melengkung tipis diatas matanya yang bulat bersinar.Terhias oleh kerudung putih bersih, mengenakan jubah atau baju panjang terusan sampai mata kaki.

Dalam hati aku bertanya- tanya..wah..seperti apa nih tubuhnya kalo telanjang? Aku sedikit gugup dan kehilangan konsentrasi, mobil tiba tiba memasuki genangan air yang cukup dalam. Air terbelah dua dan muncrat kepinggir seperti gulungan ombak pantai selatan. ” Hati hati Om, banyak genangan dan licin! Kita bisa slip nih ” dia mengingatkan sambil menepuk pundakku. ” I I I ii ya ” jawabku sedikit tergagap. ” Kamu kuliah di dimana ? ” ku ulangi pertanyaan yang belum dia jawab sekedar menghilangkan rasa kaget dan gugup yang datang tiba tiba. Perempuan memang maKhluk yang luar biasa, aku sudah terbiasa menghadapi banyak ragam perempuan, mulai dari yang centil di karaoke, yang kenes di bar-bar sampai mantan pacar dirumah, tetapi kok aku tiba tiba seperti menjadi seperti seekor tikus di incar kucing dihadapan seorang gadis berjilbab.Maklum…aku tak biasa bergaul dengan wanita berjilbab,terlebih mahasiswa seperti gadis di sampingku sekarang ini.

Sebab menurut pengetahuanku,gadis berjilbab adalah gadis suci yang alim,bersih,dan tak ternoda. Aku merasa kehilangan bahan pembicaraan , padahal dikantor aku terkenal tukang bikin ketawa dengan omonganku yang suka ngelantur. ” Di .. ” dia menyebutkan sebuah Universitas di kota Yogya ini. didaerah Yogya Utara. ” O, kalau begitu kamu bisa ikut sampai deket kaliurang nih, nanti tinggal nyambung naik metromini ” Rasa gugupku mulai hilang, pengalaman sebagai tukang cipoak berhasil mengontrol dan mengembalikan rasa percaya diriku. ” Makasih Om, kalau sudah sampai situ sih , jalan kaki juga ngak jauh kok ” E ngomong ngomong kamu tinggal dimana sih, kok rasanya saya ngak pernah lihat kamu selama ini “. ” Terang aja ngak pernah Om, orang aku baru pindah kok ” Dulu aku sekolah di Kudus sama Ibu,tapi karena keterima kuliah di Yogya,,aKhirnya kami pindahj ke Yogya” dia terdiam dan kelihatan wajahnya seperti menyembunyikan sesuatu, apalagi aku dan dia sama sekali belum berkenalan. ” Oh .. pantas aja dong, e ee nama mu siapa ” aku bertanya tiba tiba agar dia tidak merasa jengah karena aku tau dia tidak mau meneruskan cerita tentang masa lalunya di Kudus sana. ” Nurul Om, Nurul Khomsiyah.”sesekali ia mengusap wajahnya yg masih basah kedinginan, sambil sesekali menarik baju panjangnya agar tak menempel dan mencetak bentuk tubuhnya. “Wah itu betul betul sebuah nama yang pas buat kamu ” aku mulai melepaskan tembakan pertama sambil tersenyum semanis mungkin, ha ha ha ha ha awas ada semut. ” Ah.. Om bisa aja ” dia menjawab sambil tersipu. Woooooouuuuu .

Hatiku meronta melihat rona pipinya yang tiba tiba memerah bak awan senja diufuk barat ” Awan diufuk barat merah apa kuning ya !!!!! sebodoh amatlah .. ” Tolong ambilkan uang di box dibawah tape itu Khom, buat kasih pengamen. Dia menundukkan badan untuk menjangkau uang dalam didalam box , aku melirik kekiri, tiba tiba pemandangan indah terbentang disela sela jilbab panjangnya,tersingkap sehingga keliatan agak membuka kerah bajunya. BH ukuran sedang terisi dengan sempurna oleh gelembung payudara yang kelihatan tambah putih dibalik baju muslimahnya ” Yang ini Om oup ” tiba tiba dia menyadari aku sedang menatap kedua payudaranya yang kelihatan jelas dari balik kancing baju yang terbuka diurutan paling atas. ” Ma af, . iya yang itu.. yang lima ribuan ” aku menjawab sambil memalingkan muka dan lansung menginjak rem karena mobil didepan berhenti tiba tiba. Tangan kanannya yang tadinya akan menutup kerah baju tiba tiba menggapai sesuatu untuk pegangan agar dia tidak terantuk ke dashboard mobil yang kurem secara mendadak. Kali ini dia berteriak kecil ” Ma af Om a aa aaku ngak sengaja ” tiba tiba dia menutup muka dengan kedua tangannya karena malu dan jengah, soalnya sewaktu mencari tempat berpegangan tadi, tangannya masuk kesela sela pahaku dan dia memegang sesuatu yang sedang bergerak tumbuh menjadi keras nun dibalik cd ku.

Aku merasakan hentakan yang luar biasa keluar dari pangkal pahaku menjalar ke batang penis dan terus bergerak bagai kilat ke arah kepalanya, gerakan itu begitu dahsyat dan tiba tiba akibat terpegang oleh tangan halus gadis berjilbab ini.Jilbab lebar warna putih,sepadan dengan jubah muslimah warna biru tua kembang2,wow…cantik nian gadis ini. Ruisleting celana ku seperti didorong sesuatu sehingga menonjol runcing kedepan dan hapir mentok di stir mobil. Alah mak. Jan kepalaku atas bawah berdenyut kencang, tetapi klakson mobil dibelakang mengejutkan aku agar segera memberi jalan. ” Oi .., pacaran jangan di jalan, no pergi ke Kaliurang” sisopir mengumpat sambil menyebutkan sebuah nama pantai yang terkenal sebagai surganya mobil goyang. Itu adalah awal perkenalanku dengan Khomsiyah, gadis Kudus mahasiswi semester 2 di Yogya ini. Semenjak itu hampir tiap pagi Khomsiyah dengan setia menunggu didepan wartel untuk berangkat bareng dengan mobilku.Wajahnya yang teramat cantik dihias jilbab yang kadang berkibar,menanbah pesona dan kecantikannya.

Kami mulai bercerita tentang keadaan masing masing, rupanya dia pindah ke Yogya ikut pamannya karena orang tuanya bercerai dan Ibunya tidak sanggup membiayai sekolahnya. Di Jakarta dia hidup sangat prihatin, maklum tinggal dengan orang lain walaupun dia paman sendiri tetapi tentu saja sipaman akan lebih memperhatikan kepentingan anak serta istKhomya terlebih dahulu sebelum buat si Khomsiyah.Hampir tiap hari dia hanya dibekali uang yang hanya cukup buat ongkos angkot sedangkan buat jajan dan lain lain adalah suatu kemewahan kalau memang lagi ada. Tugasku sebagai salah satu manager dengan bisa kutinggalkan 1 atau 2 jam toh ada sekretaris yang ngurusin. Aku juga tidak menegerti kenapa Khomsiyah jadi begitu dekat denganku, kami jalan bersama, nonton makan dan adakalanya dia minta dibeliin sesuatu, seperti baju ataupun parfum. Tetapi itu tidak terlalu seKhomg yang paling dia harapkan dari aku adalah perhatian karena pernah satu hari dia terus terang bicara. ” Om maaf ya kalau 2 minggu kemaren Khom ngak nemui Om dan juga sama sekali ngak ngasih kabar ” dia berhenti sejenak sambil menatap aku, saat itu kami sedang berjalan dipantai parangtritis, dia memegang erat lenganku sambil menyandarkan kepalanya.Tanpa dia sadari tangan kiriku sudah berulangkali menyentuh ujung payudaranya apalagi ketika dia semakin erat merangkul. Payudara itu begitu kenyal,walah terhalang jilbab dan terbungkus jubah panjang muslimahnya, dan kelelakianku tiba tiba mulai terusik. ” Memangnya ada apa ” aku menjawab sambil mengajak dia duduk disebuah bangku tembok dibawah pohon kelapa. ” Tadinya Khomsiyah sudah mau berhenti kuliah habisnya uang udah 2 bulan tidak dikirim,dan buat beli buku juga ngak punya “. Dia merenung sambil memandang jauh ketengah laut yang ditaburi kerlap kerlip lampu nelayan dan sesekali kelihatan lampu pesawat yang hendak turun di bandara adisucipto. ” O .. itu masalahnya, lantas kenapa kamu ngak ngomong aja sama Om ” ” Ngak enak Om, ntar dikirain saya matre lagi..” dia menjawab sambil tersenyum. ” Khom… gini aja deh, kamu kan udah tau kalau Om mau Bantu kamu, tapi kalau kamu ngak bilang,.. ya terang aja Om ngak tau ! iya yoh ? “” Makasih Om .. terus terang memang Khom mau minta tolong Om untuk yang satu ini. Om ngak usah mikiKhom mau Bantu yang lain deh, tapi aku akan berterimakasih sekali kalau Om bisa menyelamatkan kuliahku itu aja.”

Dia tertunduk, wajahnya begitu sendu dan sorot matanya hampa tanpa gairah. Aku begitu terenyuh melihat seorang Nurul Khomsiyah,gadis cantik berjilab yang hari haKhomya seharusnya dihiasi oleh tawa ceria dan penuh optimisme ternyata harus menanggung beban demikian berat. ” Oup .” Khom berteriak kecil karena kaget ketika wajahnya kutiup untuk memutus siklus lamunannya. ” Om nakal ya.. ” dia menepuk bahuku dengan mesra dan aKhirnya malah memeluk aku. Bau harum tubuhnya memenuhi rongga hidungku dan membangkitkan keinginan untuk balas memeluknya. Kuraih bahu kiKhomya kurebah kan dia dia atas kedua pahaku, dia sedikit kaget, ingin menolak tetapi itu terjadi demikian cepatnya. AKhirnya Khomsiyah meraih tangan kiriku dan entah sengaja atu tidak tanganku didekap erat didadanya. Oooooooh lembutnya daging itu, payudara muda yang masih segar dan ranum telah mengalirkan sensasi elektrik ribuan vol kesekujur tubuhku. Aku yakin Khomsiyah merasakan sesuatu yang bergerak menyentuh punggungnya, karena posisi tidurnya persis tepat di atas batang penisku. Aku tahu itu karea Khomsiyah berusaha mengangkat pungungnya untuk kembali duduk dan wajahnya kelihatan memerahmalu. Tapi dengan lembut gerakan duduknya kutahan dengan menekan dadanya.

” Khom udah tidur aja nih Om kipasin biar ngak gerah” aku hanya sekedar bicara karena jujur aja otakku sudah ditaburi bayangan lain yang lebih seru. Tapi kuyakinkan diriku ” Ini si Khomsiyah yang sama sekali belum berpengalaman, sedikit saja kamu salah langkah akan bubar semuanya . Sabar .sabar, gunung ngak usah dikejar emang dia ngak pernah lari kok”. Dia kembali tidur dipangkuanku dan sekarang dia malah membiarkan tanganku menelusup ke balik jilbab putihnya,menekan ke dua payudaranya. Kulihat nafasnya mulai tidak beraturan ketika pelan pelan tanganku bersentuhan dengan pucuk payudaranya. Ini adalah pengalaman pertama buat payudaranya disentuh tubuh laki laki. Walaupun itu hanya dari balik baju dan BH, tetapi buat Khjomsiyah,gadis berjilbabyg alim ini yang baru pertama merasakan, sudah membuat dia sulit bernafas karena mulai terangsang. ” Khom kita pulang yok , udah jam 8 nanti pamanmu bingung dan lapor i’. Kataku sambil bercanda. ” Nati aja Om. bentar lagi, Khom masih ingin disini 2 jam lagi.” dia makin erat memelukku. ” Oupt besok besok kita bisa jalan kesini lagi, tapi kalau kamu dimarahin karena terlambat pulang, ya.. kita akan kesulitan untuk jalan jalan lagi.”. aku berkata sambil mebangunkan Khomsiyah dari pangkuanku. ” Ok deh Om. ” dan secepat kilat dia mengecup pipiku aku hanya bisa terdiam kaget, karena ngak nyangka. Persis kayak kagetnya Bush ketika WTC di bom Alqaedah.

” Lho kok bengong Om katanya mo pulang ayo ” Khomasiyah menarik tanganku. ” Ayok ” kami berjalan berdekapan. Hari berlalu, hari itu hari Jumat dan Khomsiyah memberitahuku agar aku menemuinya di tempat biasa kami ketemu, disebuah wartel dibawah kantorku jam 4 sore.Aku sampai disitu persis jam 4, tapi aku ngak lihat batang hidungnya si Khomsiyah, tiba tiba ada bisikan lembut dibelakang kupingku. ” Surprise. ” aku sempat ngak percaya dengan apa yang kulihat. Seorang wanita cantik berjilbab dengan rok panjang warna hitam,berjilbab merah muda, berkaos ketat, berdiri didepanku. Pahanya yang panjang dan mulus terlihat jelas dibalik balutan rok panjangnya. Disela pahanya tergambar jelas belahan kewanitaan yang belum pernah tersentuh laki laki. Kaos ketat mempertegas beberadaan dua gunung kembar didadanya, sedangkan bagian bawah kaos yang sedikit pendek memperlihatkan kulit putih, bersih dan dihiasi sebuah tahi lalat kecil tepat di bawah pusar . Oh . Sungguh pemandangan yang indah dan langka.Gadis cantik berjilbab namun….wow sexy sekali..I like it..!!! ” Jangan ngliatin gitu dong Om.! emangnya ngak pernah lihat orang pakai cantik?” Sorry, Khom .. kamu luar biasa, membuat Om jadi linglung “.” Ah jangan ngerayu ah” ” Ngak kok, hei kenapa tiba tiba kamu tampil beda begini ?” aku bertanya sambil menggamit tangannya untuk mencari tempat duduk. ” E h e m.ada yang lupa rupanya, hari Ini ulang tahun yang ke 23 lho….” Eh ingat kita lagi di wartel. tuh lihat tuh orang orang pada mandangin kamu.”” Sorry lah .. , habisnya hanya dengan Om aku bisa berbagi rasa jadi jangan salahkan daku kalau ngak bisa nahan diri”.” Khom , ngak enak dilihatin tuh ” aku berlagak alim lah dikit. ” Justru karena banyak yang lihatin Khomsiyah brani nyium Om, kalau ditempat yang sepi .. wah bisa bahaya dong.

Dia mencubit hidungku dengan gemas.Aku bisa menduga isi fikiran orang orang disekitar kami ” Lha ini bapak sama anak atau Om sama ..pacar mudanya ya !” Mereka ngak salah, Khomsiyah adalah seorang gadis cantik yang sedang mekar, sedangkan aku adalah laki laki ” Tua sih belum tapi muda udah lewat ” ibarat mangga udah mengkal kata orang Betawi , udah ngak enak dirujak. Tapi waktu, tempat dan kesempatan mempertemukan kami sehingga membuat kehidupan saling mengisi dan malah sudah saling membutuhkan. Aku butuh semangat dan gairah muda yang berkobar dari Khomsiyah sedangkan dia butuh tempat berlindung yang kokoh dan teduh dari aku.. klop deeeeh. ” Hei jangan nglamun ” Khomsiyah mencubit pahaku ketika pelayan sudah berdiri tepat didepanku tapi aku tidak menghiraukannya.

Kami masuk ke warung cafe sebelah,danh oh oh iya Mbak .es jeruk buat aku dan klapa kopyor itu buat dia ” aku memberitahu mbak pelayan sambil menunjuk Khiomsiyah. ” Om . Kalau kali ini Khom minta sesuatu boleh ngak ! ” ” Kenapa tidakkalau Om sanggup pasti Om kabulkan” ” Sebetulnya Khomsiyah mau memberikan satu hadiah spe buat Om tapi sebelumnya Khomsiyah minta sesuatu dulu gimana Om ?”.” Ok ngak masalah”,. Jawab ku sambil mempersilahkan dia minum. ” Khom tau kok, Om ngak pernah mau ngerayain HUT Om , tapi kali ini Khom minta sebagai hadih juga buat Khom kita rayain ya ! “. Kulihat wajahnya sangat berharap. Betul sekali, aku mamang paling ngak suka dengan yang namanya pesta HUT gitu, jadi wajar saja kalau aku lupa hari itu aku sebetulnya ulang tahun,yang ternyata bersamaan dengan ulanmg tahun Khomsiyah. ” Well kita mau ngerayain seperti apa, dimana degan siapa aja Khom ? ” ” Maksud Khom kita rayain berdua aja, gimana kalau kita cari tempat yang jauh dari keramayan agar lebih leluasa ? kayak dipantai gitu ! ” belum sempat kujawab Khomsiyah sudah ngrocos lagi.” Jangan kawatir, Khomsiyah tadi udah pamit mau nginap dirumah teman sama paman ” Dia seperti bisa membaca jalan fikiranku. ” OK apa kita mau ke Parangtritis” Jangan Om disana terlalu ramai, Khomsiyah ingin ke Kaliurang.

Setelah telpon kerumah memberitahukan bahwa aku ada rapat dinas, maka kami lansung tancap gas ke Kaliurang. Disitu ada sebuah hotel yang memang sudah tidak terlalu bagus lagi karena termakan usia, tetapi sangat strategis, tempatnya dipinggir jalan raya .Setelah mandi, Khosiyah tidak lagi paklai jean ketat, tetapi rupanya dia sudah siap dengan baju panjangh muslimahnya,lengkap dengan jilbab lebar warna ungu…wow cantik nian gadis ini tidur putih setengah transparan sehingga lekuk tubuh dan tonjolan dadanya begitu jelas. ” Khom Om masih penasaran kamu mau ngasih hadiah spe apa sih sama Om ” aku bertanya sambil telentang ditempat tidur.” Nanti ajadeh.. Om pasti bakal tau juga ” Khom merebahkan diri disamping kanan ku.Tiba tiba kami saling menghadap sehingga wajah kami hampir bersentuhan.

Aroma nafasnya menerpa hidungku dan bau mulutnya yang wangi membuat gelora hasratku terpancing.Bibir gadis berjilbab ini sangaty mungilsan sensual. Kulingkarkan tangan kiriku ketubuhnya, dia diam dan malah memejamkan matanya. Pelan tapi pasti bibirku menyentuh bibir Khom dengan lembut. Khomsiyah seperti tersentak tiba tiba. Tubuhnya sedikit mengigil dan nafasnya jadi memburu. Kuhentikan gerakan bibirku persis diantara kedua bibir nya, ujung lidahku kudorong keluar sedikit demi sedikit dan bibir Ranum itu mulai kujilati dengan penuh perasaan.Aku sengaja mengontrol gerakan dan keinginan ku sedemikian rupa agar ia dapat merasakan suatu sensasi kelembutan yang membuai dan akan membuat dia terhanyut dalam kenikmatan.”Tubuhnya bergetar dan posisi tidurnya tidak lagi menghadap aku tetapi bergerak telentang dalam dekapanku. “Aku segera mengecup kupingnya yg masih tertutup jilbab,sambil pelan2 tanganku menelusup ke balik jilbabnya..mencapai lehernya..mengecup kulit putih tepat leher jenjang itu.Ia mengerang ” Om. geli bulu ……” Ngak papa Khom… ” aku menjawab sambil terus mengerakkan bibir dan lidahku meluncur di lehernya yang jenjang. Leher mulus itu kujilat dengan lembut dan pelan, terus turun.. turun dan Ouh..Baju muslimahnya tiba tiba terbuka dibagian dadanya, buah dada itu begitu ranum, kulitnya putih dan halus, disekitar putingnya berwarna coklat kemerahan, ditumbuhi bintik bintik putih halus melingkar memagari ptuing susunya yang kehitaman dan sudah berdiri egak.

Sungguh satu pemandangan yang sangat indah melihat payudara gadis berjilbab dan baru pertama mengalami ransangan sexual. Bentuknya masih bulat dan padat mebuat aku tidak sanggup lagi menahan diri. Putting muda itu kuhisap dengan lembut dan tubuh ia kembali bergetar . ” Oooouhhhhh Om.. ngak tahan Om.” ” Ngak tahan apanya … Ngak tau Om. ngak tahan aja ” Kalau Khomi ngerasa sesuatu ikutin aja ” aku berkata sambil memutarkan jempol dan telunjukku keputing susunya. ” Om.. terus Om. ” ” Iya Khom.Tanganku makin jauh menelusup ke dalam BH di balik baju muslimahnya.Khom….Semua pakaian Khom kulucuti …jilbab lebar kulepaskan pelan2..baju muslimahnyapun aku lepaskan dengan sangat hatiu2…begitu juga aku..kubuka opakaianku.., kami sekarang telanjang lonjong eh ..bulat. Tubuh putih polos gadis berjilabb sekarang terhidang pasrah dihadapanku. Sementara penisku sudah mulai teler mengeluarkan cairan putih bening pertanda siap tempur.Ia kembali kudekap dengan pelan, penisku kutempatkan persis ditengah belahan vagina ” Ouuuuuuuuuuuuh Om.. Khom jadi basah Om..” ” Iya sayang .. Om Juga ” Kugerakkan pinggulku turun naik penuh irama , pelan pelan penisku menyentuh clitoris Khomsiyah.. ” A aaa duh Om..”

Cengkraman tanga Khomsiyah seperti mau merobek kulit punggungku. Dia mulai teransang dengan hebatnya, matanya sayu dan redup, bibirnya merekah setengah terbuka dan basah oleh hasrat kewanitaan yang minta dipuasi.

Sementara aku mulai merasakan cairan panas mengaliri batang penisku, itu adalah cairan vagina Khom yang keluar bagaikan mata air pegunungan sukabumi., kental dan licin. Kedua tanganku mulai membelai payudara nya,kubelai-belai susu kenyal itu, denga gerakan melingkar bawah keatas dan beraKhir diputingnya yang tegak berdiri. Aku menyadari ini belumlah saat yang tepat untuk melakukan penetrasi, gadis berjilbasb ini harus diberi kenikmatan puncak senggama dengan cara lain, setelah nikmat klimaks itu dia cicipi buat pertama kali didalam hidupnya, barulah hal itu akan kulakukan. Pelan pelan kedua kaki Khomsiyah kudorong kepinggir, sekarang vagina nya terbentang jelas dihadapan penisku. Bulunya sedikit kepirangan ( ngak pernah disampoin kali ) tepat diatas clitorisnya bulu tersebut membentuk lingkaran kecil seakan disiapkan buat tempat pendaratan lidahku.Aku sudah mau menjilat clitoris itu sambil menunduk tapi tiba tiba ” Om jangan dijilat ya Khom pasti ngak tahan, kata teman teman kalau vagina dijilat, Khom pasti lansung klimaks.

. oooouuuuuuh padahal Khom masih kepingin lebih lama ngerasain seperti ini. ” Ku urungkan niat untuk menjilat vagina yang sudah terbuka lebar tersebut. Kulit diseputar vagina itu putih dan bersih, sementara ketika bibir vagima kusibak dengan jariku, kelihatan warna merah membayang dipinggir bibir dan lubang vagina yang sekarang telah dipenuhi cairan putih bening nan wangi. Kakinya kuangkat lebih tinggi dan sedikit mengangkan sehingga bibir vagina Khomsiyah betul betul terbuka menantang penisku. ” Khosiyah sayaang… kita peting aja dulu ya.” “Peting itu apa Om..” ” Nih . begini nih ” Batang penisku kuletakkan persis ditengan tengah bibir vagina Khom dan dengan gerakkan turun naik yang berirama penisku mulai menggosok bibir vagina dan clitoris /Aku merasakan tangan Khomsiyah mulai menekan pinggulku agar batang penisku lebih erat menepel di vaginanya. Gerakkanku semakin cepat dan pingul Khom mulai turn naik seirama tarian dangdut penisku. Lendir vagina Khom semakin banyak membuat penisku dengan leluasa bergerek didekapan vaginanya. Akibat licin dan hangat, serta sensasi clitoris yang tersentuh oleh ujung penisku, aku mulai merasakan gerakan sperma menyeruak ingin menyemprot, kukendalikan diri agar airbah sperma ku jangan tumpah duluan sebelum Khom dapat kupuaskan.

” Oooooooooooommmmmm Khom ngerasa melayang.dan ooooouuuuuh ada yang mendesak dari bawah vaginaku. Ohhhh apa ini kok rasanya seperti ini. Ooooooooooooooommm ngak tahan..Om tolong gosokkan penisnya yang kencang…ooooooooooouhhhhhhhhhhh dia datang ouhhhhhhhhh.. Sebelum Khomsiyah terkulai lemas karena klimaks pertamanya, akupun merasakan gerakan sperma yang tiba tiba kuat menekan dari sela sela kedua torpedoku, terus meniti batang, terus kebagian kepala dan ” oooooooooooooooooOOOOOOOOuuuu sekarang tepat diujung penis OOOuuhhhh ..

Khomsiyah..Ommmmmmmmmmmmmm lepassssssssssssssssssssssssayang. Spermaku muncrat menyirami pusar Khomsiyah yang putih bersih, sperma itu begitu kental seperti ingus yang udah mingguan nginap dihidung., diam dan sama sekali tidak meleleh ke bawah, sekalipun dia dipinggir perut Khomsiyah yang telah tertidur pulas. Jam 12 malam kami terbangun karena lapar, tetapi sebelum bangun tiba tiba aku menyentuh payudara Khomsiyah. Akibatnya Ruar biaa.sa . Khomsiyah lansung teransang dan mencium bibirku penuh semangat. Tak ada pilihan lain biarkan perut menunggu sebentar, toh yang bibawah perut juga kelaparan. Ciuman Khomsiyah kusambut dengan hangat, pelan tapi pasti pergumulan kembali terulang, remas berbalas remas, kecup dibalas kecup, jilat dibayar jilat, dan itulah yang saat ini sedang aku lakukan.

Vagina nya kusibak dengan jariku, ujung lidahku menerobos dengan lembut menuju clitorisnya. Clitoris itu kuhisap bagaikan menghisap puncak es cream, lembut, pelan dan sedikit dijilat dengan ujung lidah. Dengan gerakan tiba tiba ia mebalikkan tubuhku sehingga dia sekarang mengangkangi kepala ku dengan vaginanya dan multnya persis berada didepan penisku. Bibir yang lembut dan basah kurasakan menyentuh lubang kecil diujung penisku” OOOuuhhh jilat terus sayang…… “I yyyyyyy aaaaaaaaaa Om tapi Om jangan diam dong” Aku lupa dengan tugasku karena keasyikan dihisap Lidahku kembali beraksi, kali ini sedikit menerobos kedalam vagina karena posisi ku tepat dibawahnya.

Khomsiyah menggelinjang hebat.. pahanya makin menjepit mukaku, tapi hisapan dan kulumannya dipenisku juga semakin kencang. Kupikir inilah saat nya keperawanan Khomsiyah harus kuambil. Dengan klimaks yang dia rasakan ditambah dengan ransangan yang saat ini dia alami, maka penetrasi pertama ku kedalam vagina kukira tidak akan membuat dia kesakitan. Posisi kurubah, sekarang Khomsiyah telentang tepat dibawahku, kulihat bibirnya masih berlepotan ciran bening penisku, dia mejilat sudut bibirnya dan cairan itupun besih menghilang.

Kakinya terentang membuat posisi vaginanya jelas terbuka, pelan pelan kutempatkan ujung penisku dilubang vagina Khomsiyah tetapi aku masih dian. Aku ingin dia merasakan sensasi dan getaran hangat dari ujung penisku. ” Oooooom ayo dong”, Khomsiyah menyodorkan payudara kiKhomya untuk kuhisap ” Mmmmm . ” aku lansug menghisapnya, tubuh Khom kembali bergetar hebat dan tanpa dia sadari. Ujung runcing penisku pelan pelan telah membuka jalan masuk ke vaginanya. ” Ommmm .. perih” Khomsiyah mendekapku ketika batang penisku telah hampir separuh jalan menuju singasananya. Dinding vagina Khom yang masih perawan terasa menjepit dan menahan gerakan maju penisku, itu mungkin yang mambuat dia merasa sedikit perih. Kutarik penis ku dengan pelan, ujungnya kuarahkan ke Clitorisnya.

Dengan gerakan mencongkel yang lembut ujung penisku beradu dengan clitorisnya. “oooouuuuuuuuOOOOOOOOOO!!!!!, Om aku angak tahan..” “Oh ouhhhh masuk semua ya Om..! rasanya sesak sekali.”

” Masih perih saying ….” kataku berbisik dikupingnya

” Ngak papa OOOmmmm terus aja” ” Nih . OOOOM tusuk ya..” ” Iya OOOOOOOOOOOm ,.. yang dalam Ommmmmmmmm .” ” Iya.. Om udah masuk semua nih, Khomsiyah..Khomsiyah.. ???oh Khom…. terimaksih ya … Sungguh nikmat sekali saya…..ng” ” Iya O…..m ini hadiah istimewa dari Khom. “Ohhhhhhhhhh Om….. Khom ngak tahan .terus Om. yang kencang Om…. Ohhh iya Ommmmmmmmm terus . kayak itu ..aja Ouhhhhhhhhh.

Lihat Juga : Adik Iparku Pelampiasan Nafsuku

Tamat

BERCINTA DENGAN PENJAGA TOKO

$
0
0

BERCINTA DENGAN PENJAGA TOKO – Cerita ini berawal dari keisengan saya untuk selalu mencoba hal-hal yang baru dan pengalaman baru. Suatu ketika seorang teman bernama Herry, datang ke tempat kost dan bercerita mengenai petualangannya mencari wanita penjaga toko.

Karena saya merupakan tipe orang yang tidak mudah percaya dengan omongan teman saya tersebut, maka saya mengajak teman saya membuktikan omongannya. Jam 8.30 malam tepat, teman saya mengajak pergi ke pertokoan di alun-alun Bandung. Karena perjalanan dari tempat kami dari Buah Batu memerlukan waktu sekitar 30 menit, maka jam 9.00 tepat kami sudah sampai di pertokoan tersebut.

Sesampainya di sana toko-toko sudah mau tutup, dan kami memasuki salah satu toko serba ada di sana. Langsung saja saya menuju counter pakaian, sambil berkeliling pura-pura mau membeli pakaian. Kebetulan toko sudah sepi karena mau tutup, dan pengunjungnya hanya beberapa orang.

“Mau cari baju apa Mas?” tanyanya.

Waktu saya lihat ke arah suara tadi, ternyata wanita penjaga counter yang mirip dengan bintang sinetron CT.

“Ini Mbak, mau cari jeans ini yang nomor 32 ada nggak ya?” tanyaku.

Si Mbak pun mencarikan jeans yang saya maksud. Karena letaknya di bagian bawah, maka si Mbak mencari dengan membungkukkan badan. Karena rok yang di pakai 10 cm di atas lutut, maka paha mulusnya pun terpampang di depan saya.

“Wah gile bener nih.. mulus banget.” Pikiran saya jadi ngeres nggak karuan lihat pemandangan di depan saya.

“Yang ini Mas?”, tanyanya.

“Oh.. ya..”, jawabku.

Lalu si Mbak pun menuliskan bon untuk dikasihkan ke kasir.

“Mmm.. Mbak.. boleh tahu namanya?” tanyaku mengawali pembicaraan.

“Sheilla”, katanya.

“Denny”, kataku sambil mengulurkan tanganku.

“Ini Mas bonnya”, katanya.

“Makasih, mmh.. Mbak pulang jam berapa?” tanyaku.

“Ntar jam 9.30″, jawabnya.

“Ada yang nganter?” tanyaku lagi.

“Mas mau nganter?” tanya dia menantang.

“Wah, kalau situ mau ya bolehlah”, jawabku mantap.

Tak lama kemudian ada pengumuman bahwa toko mau tutup, dan saya pun membayar barang belanjaan, dan menunggu bersama teman saya di luar di depan pintu tempat karyawan toko keluar. Tak lama kemudian terlihatlah Sheilla menuju ke arahku.

“Kelamaan nunggunya ya Den?” tanyanya.

“Wah, kalau nunggu wanita secakep Sheilla sih rasanya sangat lama”, kataku.

“Ah bisa aja kamu..” kata Sheilla sambil nyubit pinggangku.

Kami bertiga pun meninggalkan toko tersebut.

“Emang Sheilla rumahnya di mana?” tanyaku.

“Saya di Jalan S”, katanya.

“Oohh, okelah!” jawabku.

Kami pun menuju tempat parkir dan saya starter Katana tahun 90-an yang sudah menemani
saya selama 5 tahun ini.

“Denn, saya turunin di sini Den..” kata Herry saat mobil melewati panti pijat di Jalan S. Dan mobil pun kuhentikan,

Herry turun langsung masuk ke panti pijat. Wah ini anak memang gila beneran.

“Itu sudah deket kok Den, tempat kost Sheilla”, katanya.

“Yah kiri, di situ.” katanya lagi.

Kami pun turun, saat di tempat kos penghuninya sudah tidur semua, tapi karena Sheilla memiliki kunci sendiri, kami pun tak ada kesulitan untuk masuk.

“silakan duduk dulu Den!” katanya.

Dan Sheilla pun pergi ke dapur membuat minuman. Kamar Sheilla ukurannya 3 X 4 meter, di dalamnya hanya ada televisi, VCD, sama kursi. Meja dan tempat tidur. Tempat tidurnya diletakkan di bawah di atas karpet. Kubuka 2 koleksi VCD-nya, wah ini ada VCD xx-nya. Pas saya lihat 2 VCD, dia pun masuk dengan membawakan segelas STMJ dan memakai kaos street dan celana pendek.

“Wah, semakin kelihatan seksi nih anak”, pikirku.

“Nih diminum Den, biar anget”, katanya.

“Shell.. kamu suka ya lihat film-film macem ginian?” tanyaku.

“Ah nggak juga, cuma buat nonton kalau lagi butuh.” katanya.

“Butuh apaan?” tanyaku berlagak bodoh.

“Yah, butuh itu tuh..” katanya sambil tertawa.

“Eh, saya mau nonton yah..” kataku.

“Yah silakan, asal nggak terpengaruh loh ya! resiko ditanggung sendiri”, katanya sambil
tersenyum genit.

Aku pun mulai menyalakan VCD dan menontonnya. Disitu diperlihatkan seorang wanita yang diikat tangan kakinya di ranjang dan ditutup matanya, disetubuhi oleh lelaki dengan nafsunya. “Ahh.. no.. no.. uhshh..” jerit wanita tersebut sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. “Eh Den, kalau yang itu saya juga belum liat tuh”, kata Sheilla. Kemudian Sheilla pun duduk di samping saya. Terlihat lagi kemudian ikatan tali itu dilepas, dan si wanita menungging, dan si lelaki berdiri di belakangnya, dan mulai menyetubuhinya dengan gaya anjing.

“Ohh.. yess.. ahh.. ahh.. yess.. yess..” jerit wanita tersebut.

Sheilla duduk semakin mendekat ke tubuhku saat menonton adegan tersebut, dan dadanya malah digesekkan ke lenganku.

“Wah, kayaknya dia terangsang nih”, pikir saya.

Kemudian adegan pun semakin seru, si wanita menggoyang maju mundurkan pantatnya mengimbangi laju kemaluan laki-laki tersebut ke dalam ke kemaluannya.

“Oohh baby, yess.. ahhk”, jerit wanita tersebut dan Sheilla pun semakin menggesekkan dadanya ke lenganku dan akhirnya saya beranikan diri untuk memegang dadanya, dan ternyata Sheilla diam saja sambil terus memperhatikan gambar.
Saya semakin berani dengan mencium bibirnya, yang dibalas dengan ciuman pula oleh Sheilla.

Akhirnya saya dan Sheilla pun terlibat dalam acara pagut memagut yang sangat seru. Lidah kami saling melilit satu sama lain. Kemudian Sheilla melepaskan kaos streetnya. Saat kaos sampai di kepalanya dan matanya masih tertutup kaos tersebut, saya menciumi bibirnya dengan ganas, “Mmm”, dan dibalas dengan ganas pula oleh Sheilla. Akhirnya saya turun ke bawah menciumi lehernya yang panjang dan agak melengkung ke depan berbentuk seperti kuda. Kata orang sih wanita dengan bentuk leher seperti ini nafsunya besar.

Kemudian Sheila pun mendesah,

“Oohh.. shh.. shh”, dan kemudian saya buka kaitan branya dengan gigi saya dan terpampang di depan mata saya gundukan gunung kembar berbentuk kerucut dengan puncaknya berwarna merah muda.

Langsung saya jilati dari lembah gunung kembar tersebut terus menuju ke puncaknya.

“Aakhh.. okhh.. Denn.. shh.. jangann.. jangan Den.. jangan.. jangan hentikan Den..” hanya kata itu yang keluar dari bibir Sheilla.

Wah gila juga nih cewek, masih sempat bercanda dalam kenikmatan. Tak lama kemudian ujung gunung kembar itupun berubah menjadi keras seperti penghapus pensil dan semakin keras saja. Selanjutnya habis mengerjakan tugas di puncak gunung, saya turun sedikit menuju lembah dan tepat di atas pusar saya jilati lagi. Terus saya berhenti.

“Aahh.. shh.. loh.. sshh kok berhenti? sshh”, tanya Sheila.

“Shell kamu punya susu kental manis nggak?” tanya saya.

“Loh kan udah ada susu kenyal nikmat”, katanya.

“Beneran nih Shell”, kata saya.

“Tuh di atas meja”, katanya sambil menunjuk ke meja.

Langsung saja saya ambil dan saya bawa menuju ke Sheilla.

“Wah mau diapain Den?” tanyanya.

“Biar lebih manis”, kata saya sambil mengoleskan susu kental tersebut ke daerah di sekitar
pusar Sheilla, dan menjilatinya.

“Wah tubuhmu memang lezat pakai susu ini Sheilla, mmh.. slurpp”, kata saya sambil menjilat dan menghisap-hisap tubuhnya.

“Ahh.. shh.. ukhh.. ss..” desah Sheila.

Kemudian saya mulai membuka celana pendek Sheilla dan membuka celana dalam warna
kremnya. Dan setelah seluruh susu kental di tubuh Sheilla habis, saya langsung turun ke daerah selangkangan Sheilla. Posisi Sheilla sekarang tidur di sofa dengan kaki mengangkang membentuk huruf M dan saya duduk di bawah dan menjilati pangkal pahanya.

“Mmm.. mm.. slurpp.. mmh.. saya jilati seluruh permukaan rambut di daerah segitiga terlarang tersebut di situ tumbuh dengan lebatnya rambut-rambut halus bagaikan hutan tropis Kalimantan sebelum kebakaran.

Kujilati hingga rambut di situ basah semua, dan kemudian saya menuju ke bibir-bibir kemaluan Sheilla. Kujilati bibir-bibir indah tersebut dengan ganasnya,

“Okhh.. akkhh.. yess.. Denn.. ahh..” desah Sheilla sambil mengangkat pinggulnya.

Kemudian kusingkap kedua bibir untuk mengetahui rahasia di dalam kemaluannya. Terlihat dengan jelas tonjolan daging yang ada di dalamnya dan kujilati dengan lidahku.

“Ohh.. di situu terus Den.. akhh.. oukhh.. akk”, jerit Sheilla saat saya jilati daging, yang biasa disebut klitoris.

Setelah menjilati daging tersebut, kumasukkan tanganku ke dalamnya terasa ada yang menyedot jariku. dan kugesek-gesekkan jari-jariku ke dalam kemaluan Sheilla dan terasa daging yang bergelombang-gelombang di dalamnya. Mungkin ini yang disebut G-spot pikir saya. Langsung saja saya korek-korek daerah situ. Sheilla pun semakin tak terkendali,

“Aahh.. sshh.. ohkk.. uhh.. yess, Dennyy.. teruss.. ahkkh..” jeritnya semakin nggak jelas.

Saya semakin memperbesar frekuensi mengobrak-abrik daerah tersebut, yang makin lama terasa semakin basah dan semakin menyedot-nyedot jariku. Tak lama kemudian,

“Ohh.. Dennyy.. shh.. akkhh..” jerit Sheilla mengejang tanda mencapai klimaks, dan jariku di dalamnya pun semakin basah oleh semburan air dari dalam kemaluannya.

Kemudian saya keluarkan tangan saya dari cengkeraman kemaluannya dan menciumi Sheilla.

“Sudah puas sayang?” tanya saya. Dia pun tersenyum genit.

Kemudian Sheilla saya rebahkan di karpet dan saya ambil inisiatif 69 dan saya mulai menjilati kemaluan Sheilla.

“Den.. masih ngilu.. kamu aja yang saya jilatin deh!” kata Sheilla.

Saya langsung duduk di sofa, dan Sheilla mulai menjilati kemaluan saya. Dia jilat kantung kemaluan saya dengan nikmatnya sambil sekali-kali melirik ke arah saya.

Kemudian dia menjilati batangan saya yang 7 inchi menyusuri jejak urat-urat yang menonjol di situ. Saya cuma bisa bilang,

“Ahh.. ohh.. shh”, saat dia menjilati batangan saya.

Dia pun lalu mulai menjilati kepala kemaluan saya yang seperti helm astronot sambil memainkan lubangnya dengan lidah yang menari-nari di atasnya. kemaluan saya pun semakin tegang saja, dan kemudian dia mulai memasukkan dan mengeluarkan kemaluan saya di dalam mulutnya dengan frekuensi tinggi, sehingga dengan gerak reflek saya maju mundurkan kemaluan saya sambil memegangi rambutnya. Setelah hampir 6 menit berlalu sepertinya dia sudah capai karena saya nggak keluar-keluar juga. Akhirnya dia pun menghentikan aktifitasnya.

“Denn.. lama bener sih keluarnya, masukin ke kemaluan aja ya biar cepet keluar!” katanya.
Kemudian Sheilla mengambil sesuatu dari lemarinya. Ternyata dia mengambil kondom yang bentuknya lucu seperti ikan lele, ada sungutnya. Dan memberikan ke saya.

“Nih Den pake, biar saya nikmat dan tahan lama”, katanya.

Lalu saya memakaikan kondom tersebut ke kemaluan saya, dan Sheilla sudah siap tempur dengan tidur telentang dan kakinya membentuk huruf M. Langsung saya masukkan kemaluan saya ke dalam kemaluan Sheilla. Wah, ternyata masih seret juga nih lubangnya pikir saya. Dan dengan dorongan sedikit tenaga masuklah batang saya ke dalam cengkraman kemaluannya. Saya dorong keluar masuk kemaluan saya ke dalam kemaluannya.

“Aahh.. oohh.. shh.. akhh.. shh.. teruss.. Denn.. ahh..” desah Sheilla semakin tak beraturan.
Kemudian saya berhenti, kemaluan saya di dalam kemaluannya dan memainkannya seperti orang sedang menahan air pipis.

“Ih.. kamu nakal.. Den..” dan Sheilla ganti membalasnya dengan perlakuan seperti saya.

Saat dia melakukan hal tersebut, kemaluannya terasa menjepit-jepit seluruh batang kemaluan saya secara periodik, dan membuat saya tak bisa mengendalikan diri.

Kemudian saya genjot lagi kemaluan saya dan menggesekkan sungut-sungut pada kondom, sepertinya membuat sensasi tersendiri pada kemaluannya,

“Ahh.. oohh.. Denny.. sungut lelemu.. ohkss.. akk.. yes ahh.. ohkk..” jerit Sheilla menikmati sungut lele dan dia pun menggoyangkan pinggulnya semakin kuat dan berbunyi kecipak-cipak saat saya memasuk-keluarkan kejantanan saya di dalam kewanitaan Sheilla yang makin basah.

Setelah 15 menit kemudian Sheilla mendesah,

“Deny.. ouchh.. akuu.. mmaauu.. akh, sampaii.” Tak lama kemudian terasa tumpahan cairan dari kemaluan Sheilla membuat batang kemaluan saya panas dan terasa ada yang menghisap-hisap kemaluan saya yang membuat saya tak bisa mengendalikan diri, dan keluarlah lahar panas dari kemaluan saya pada kantong kondom di dalam kemaluan Sheilla.

Kami berdua pun lemas dalam kenikmatan. Saya biarkan kemaluan saya di dalam kemaluan Sheilla sampai hilang hisapan-hisapan dari kemaluannya. Kemudian kukeluarkan kemaluan saya dan saya lepas kondom dan saya berikan ke Sheilla.

“Nih, sumbangkan ke bank sperma”, kata saya.

Dia pun tersenyum genit, dan pergi ke kamar mandi untuk membuang kondom tersebut.
Kemudian kami pun tertidur dengan tubuh tanpa busana sampai keesokan harinya.

Lihat Juga :  Tubuh Tante Reni ku Tersayang

Tamat

NGENTOT DENGAN ISTRI MAJIKANKU

$
0
0

NGENTOT DENGAN ISTRI MAJIKANKU – Sebut saja namaku HAR (nama samaran), aku sudah menikah dengan 3 orang anak dan umurku masih 34 tahun. Isteriku cantik putih dan baik sekali bahkan saking baiknya dia mau menerima aku apa adanya, walaupun gajiku pas-pasan tapi dia tetap mencintaiku. Wajahku tidaklah ganteng atau macho akan tetapi biasa-biasa saja dan aku bukan pemuda yang tinggi, tinggiku hanya 160 cm dengan berat sekitar 55 kg.

Tapi walaupun demikian aku termasuk orang yang beruntung karena beberapa kali aku memiliki selingkuhan yang cantik-cantik, jadi pengalamanku cukup banyak. Semua wanita yang menjadi pacar gelapku senang bermain seks denganku karena aku dapat memuaskan mereka, karena aku bisa memberikan kepuasan kepada mereka beberapa kali, bahkan sampai 8 kali orgasme ketika aku berpacaran dengan gadis bule.

Pengalamanku kali ini terjadi ketika tahun 2002 saat aku pergi ke Yogyakarta untuk urusan bisnis. Kebetulan aku bekerja di sebuah perusahaan ekspedisi penelitian dan ekowisata maka aku berangkat ke kota Yogya dalam acara pameran ekowisata. Saat itu aku pergi sendirian dengan menggunakan kereta executive. Pertama kalinya aku pergi ke Yogya sendirian jadi aku tidak begitu hapal kota yogya tapi dengan modal nekat dan keberanian akupun memberanikan diri seolah-olah aku sering datang ke kota tersebut. Tadinya aku akan pergi dengan isteri bos ku yang kebetulan sering pergi ke Yogya. Karena masih ada urusan di Jakarta maka isteri bosku tidak jadi menemaniku.

Isteri bosku (bernama Mbak Wati) wajahnya cukup menarik dengan kulit yang coklat dan hitam manis dan badannya yang sintal walaupun usianya sudah menginjak 40 tahun tapi masih kelihatan sintal dan berisi, maklumlah sering aerobik dan olah raga. Pada waktu aku di Yogya Mbak Wati sering meneleponku hampir setiap hari bahkan sehari bisa lebih dari 2, pada mulanya aku sendiri tidak tahu mengapa dia sering telpon aku. Saat itu, aku tinggal di sebuh hotel yang lumayan bagus, bersih dan murah di dekat jalan Malioboro. Karena aku sendirian di kota itu aku seringkali kesepian dan aku selalu ingat anak dan isteriku. Akan tetapi itu semua hilang ketika Mbak Wati meneleponku dan aku selalu menggodanya bahwa aku kesepian dan horny di kota ini karena aku sering dengar erangan kenikmatan dari sebelah kamarku, dia hanya tertawa saja. Bahkan dia menggodaku untuk mencari wanita Yogya saja buat menemaniku.

Beberapa hari kemudian aku mendapat kabar bahwa bosku menyuruh Mbak Wati untuk menemaniku di Yogya, aku berfikir wah ini kesempatan yang baik buatku untuk menggodanya, memang keberuntungan masih berpihak pada diriku. Akhirnya dia bilang bahwa dia akan menyusul dengan menggunakan kereta dan minta di bookingkan satu kamar untuknya. Aku bilang pada hari itu mungkin kamar akan penuh.
Dia sedikit kecewa lalu dia bilang, “Terus gimana dong, ..aku gak mau tinggal di hotel yang jauh dari kamu, ..ngomong-ngomong Har kamar kamu ada 2 bed apa satu?”
“Kamarku Cuma satu bed tapi di bawah ranjang ada satu bed lagi jadi mungkin aku bisa pake, emang Mbak mau sekamar denganku?” aku menggodanya.
“Boleh kalo nggak ada kamar lagi” aku setengah tidak percaya akan ucapannya.
Aku berfikir inilah kesempatanya aku bisa mendekati dia dan menggodanya.
“Tapi Mbak aku suka tidur telanjang paling Cuma pake celana dalam doang dan selimut, apa Mbak gak apa-apa? Aku sedikit meyakinkan dia akan kebiasaanku.
“Nggak apa-apa siapa takut.. masalahnya aku juga kadang-kadang begitu juga”.
Aku semakin senang mendengarnya. Lalu aku menawarkan untuk tinggal sekamar denganku bila tidak ada kamar kosong dan dia setuju.

Ketika pada hari H nya, aku jemput dia di stasiun dan setelah bertemu aku ajak ke hotel tempat aku menginap, otak ngeresku mulai jalan dan aku mulai berfikir bagaimana caranya agar dia mau sekamar denganku lalu dengan akal bulusku aku berbohong bahwa kamar hotel penuh semua. Lalu aku langsung ajak Mbak Wati ke kamarku dan aku tidak menyangka ternyata dia mau sekamar denganku. Karena sebelumnya aku pikir dia hanya bercanda.

Ketika malam tiba, aku sengaja mengambil satu tempat tidur lagi, untuk menjaga agar dia tidak mempunyai fikiran yang jelek tentang diriku, karena aku masih takut kalau Mbak Mbak Wati akan marah dan tersinggung bila aku seranjang dengannya karena biasanya itu akan dianggap tidak sopan dan senonoh serta murahan dan perempuan akan marah sekali bila dianggap seperti itu. Sebelum tidur kami mengobrol tentang macam-macam dan pada akhirnya bicara tentang seks. Saking seriusnya bicara tentang seks, aku memberanikan diri memancing reaksinya.

“Mbak kalo ngomongin seks kayak gini, cewekku dulu seringkali udah basah duluan”.
Lalu dia menjawab, “Ah itu sih biasa, aku aja suka basah”.
Tak lama kemudian suasana berubah karena dia merasa perutnya agak sakit karena kembung. Aku mulai kasihan lalu aku menawarkan diri, “Biar aku refleksi dan pijit deh”.

Lalu aku pijit kaki dan betisnya. Pada mulanya dia kesakitan dengan pijitanku tersebut. Otak kotorku mulai datang dan aku coba untuk memijit pahanya dan dia meringis kesakitan. Lama aku memijit pahanya dan makin lama kau kendurkan pijitanku tetapi dia masih mengerang bahkan ketika aku elus-elus dia masih mengerang. Dengan segenap keberanianku aku coba mengelus hingga ke pangkal pahanya dan dia mengerang semakin menjadi, tentu saja penisku langsung berdiri apalagi ketika aku pijit dan elus bagian pahanya dia membuka pahanya lebar-lebar. Lalu aku singkapkan rok tidurnya dan aku elus di pangkal paha kemudian aku beranikan diri mengelus vaginanya, ternyata Mbak wati diam saja dan mengerang, tanpa pikir panjang aku masukkan jari-jemariku ke balik celana dalamnya dan memainkan klitoris dan lubang vaginanya dengan jariku. Ternyata vaginanya sudah basah sekali, lalu aku tarik celana dalamnya dan aku mulai menciumi pahanya hingga sampailah pada gundukan vaginanya yang sangat merangsang.

Aku hisap dan jilat vaginanya yang harum, Mbak wati semakin mengerang kenikmatan.
“Oh.. oohh.. mmhh.. ohhmm.. sayangg.. ohmm” jilatanku semakin liar dan semakin terasa kakinya mulai mengejang..aku semakin mempercepat tempo jilatan mautku dan dia mengerang semakin keras.
“Oohh.. ehheehmm.. ohh.. aauuaa.. hhmm” ternyata dia telah mencapai orgasme yang pertama.

Kemudian aku lepaskan celana dalamku karena kebetulan aku selalu tidur hanya memakai celana dalam dan saat itu aku hanya memakai kain sarung. Dengan penis yang masih menegang aku beralih posisi di atasnya dan menciumi bibir dan kedua susunya dengan jemari tanganku memainkah pentilnya. Karena tidak sabar lalu aku masukkan penisku yang sudah tegang. Sewaktu penisku masuk ke lubang kenikmatan tersebut terdengar erangan keenakan Mbak Wati.

Vagina Mbak Wati serasa sempit karena tulang panggulnya yang seakan-akan mempersempit lubang kemaluannya. Akan tetapi aku merasaka kenikmatan yang luar biasa di penisku dengan lubangnya yang sempit itu. Aku keluar masukkan penisku dan Mbak Wati membuka lebar-lebar kakinya sambil menopang satu kaki ke dinding kamar. Aku semakin merasakan sensasi yang luar biasa ketika penisku keluar masuk, karena dinding lubang vagina dan tulang panggulnya yang menggesek-gesek batang kemaluanku begitu terasa sekali.

Mbak Wati masih terus mengerang ketika aku menekan penisku di vaginanya dalam-dalam. Walaupun penisku tidak besar sekali tapi berukuran normal akan tetapi sensasi yang aku berikan ketika aku mengocok penisku di dalam vaginanya membuat Mbak wati mengerang, menjerit keenakan sambil matanya merem melek. Setelah hampir satu jam sejak pemanasan Mbak Wati kelihatan tegang kemudian di merapatkan kedua kakinya dan aku mengangkangkan kakiku sehingga lubang vaginanya semakin sempit. Dengan gaya seperti itu aku masih tetap terus mengocok vaginanya dan Mbak wati semakin mengerang keras.
Akhirnya dia bilang, “Ohh sayang aku mau keluaarr.. ohh enakk”..

Akhirnya Mbak Wati tidak bisa menahan gejolak yang ada dalam dirinya, maka jebollah pertahanannya dengan jeritan yang membuatku semakin bergairah. Aku masih mengocok penisku karena sampai saat itu aku masih bertahan dan aku ingin memberikan kenikmatan yang dasyat untuknya sehingga dia tidak bisa lupa dan terus ketagihan. Aku semakin mempercepat kocokanku, semakin cepat aku mengocok jeritan keenakan Mbak Wati semakin kencang dan tak tertahankan.

Aku merasakan sensasi yang tiada taranya, sehingga aku merasakan ada sesuatu yang akan keluar dari batang kemaluanku dan akupun mempercepat irama kocokanku. Badanku semakin menegang dan Mbak Wati semakin mengerang.
“Ohh.. Mbak aku mau keluar.. Mbak udah mau lagi nggak? aku dah nggak tahan nih”
“Ohh sayang aku juga mau keluar.. ohh.. oohh kita bareng sayaangg.. oohh aku keluaarr”
“Aku juga Mbak, ..oohh Mbak eeaannakk?”
Dan bobollah pertahananku dan pertahanannya.., Crot..crot..crot..
“Oohh.. enaak..” akhirnya kami orgasme bersama-sama.
“Oh, kamu hebat sayang.. sampai aku orgasme tiga kali, padahal aku jarang banget loh orgasme walaupun sama suamiku. Malah aku keseringannya nggak bisa orgasme”.

Dengan peluh yang mengucur banyak sekali aku tidak segera mencabut penisku dari vaginanya, aku biarkan penisku merasakan sensasi vagina Mbak wati yang begitu nikmat. Akhirnya kamipun tertidur dengan tubuh masih telanjang.

Malam itu kami lakukan lagi sampai 4 kali. Pada keesokan harinya kami lakukan lagi hingga siang hari sampai 3 kali. Begitu pula pada malam harinya hingga pagi kami lakukan lagi 3 kali. Setiap hari kami lakukan terus dan sampai kembali ke Jakarta kami masih tetap melakukannya di dalam kereta walaupun hanya sebatas permainan jari-jariku di kemaluannya dan dia mengocok penisku dengan ditutup selimut. Sesampainya di Jakarta kami masih sering melakukannya terkadang di rumahnya ketika boss dan orang-orang pergi atau di kantor saat semua orang sedang keluar. Mbak Wati termasuk wanita yang kuat sekali seperti kuda liar karena untuk membuatnya orgasme memerlukan waktu yang lama dan perlu laki-laki yang betul-betul kuat dan pandai memberikan sensasi hebat, sehingga suaminyapun tidak dapat mengimbanginya, tapi dengan aku Mbak Wati tidak bisa berbuat apa-apa karena setiap kali bersetubuh aku selalu memberikannya kepuasan.

Akan tetapi sekarang kami tidak lagi, karena dia memiliki selingkuhan yang lainnya lagi. Sekarang aku kesepian lagi apalagi aku jarang sekali berhubungan dengan isteriku karena terkadang aku kasihan dia sering kecapaian.

Teman-temanku bilang bahwa aku memang jantan karena bisa memuaskan perempuan. Bahkan mereka yang merasa jantan di ranjang tidak dapat mengimbangi permainanku hingga bisa memuaskan perempuan berkali-kali. Sampai wanita bulepun kewalahan karena mereka jarang sekali mendapatkan kepuasan dengan laki-laki bule walaupun mereka memiliki penis yang besar, tapi itu bukan jaminan dan cewek-cewek bule mengakuinya ketika tahu bahwa aku bisa memuaskan mereka beberapa kali.

Lihat Juga :  Ibu Kost Penggoda

Tamat

IBU RATNA YANG MUDA DAN SEKSI

$
0
0

IBU RATNA YANG MUDA DAN SEKSI – Paginya ternyata bi Ratna juga bangun agak kesiangan, kecapekan juga. Benarnya Deni mau ngebetot lagi, sayang ada si Ucil. Bibinya setelah selesai sarapan, minta diantar ke kota, mau beli pil KB, buat jaga – jaga katanya, walau pakai alat KB, tetap lebih baik berjaga.

Di puskesmas di balai warga sebenarnya ada dan bisa beli pil KB, tapi nggak mungkin bibinya membeli di sana, bisa geger dunia persilatan…eh salah…maksudnya bisa geger warga kampung sini, kalau bibinya yang menjanda melenggang santai ke Puskesmas untuk membeli pil KB.

Akhirnya mereka berangkat, si Ucil diajak juga tentunya, bocah itu juga tak’kan paham apa yang akan dibeli ibunya. Agak siangan mereka sudah sampai, bibinya segera ke kebun seperti biasa. Ucil mengajak Deni ke rumah abahnya, ya sudah Deni mau saja.

Hampir 2 minggu Deni melakukan hubungan sex sama bi Ratna, sudah bisa dibilang mahir dan mampu memuaskan bibinya. Hari ini Ucil tak di rumah, dijemput abahnya, diajak kondangan ke saudara di bandung, pulangnya besok sore.

Dari pagi Deni ikut bibinya ke kebun, tapi baru sebentaran di sana sudah terus colek – colek bibinya minta pulang. Nggak tahan mau nyodok lagi. Hari ini bi Ratna memakai kaos dan celana selutut.Akhirnya bi Ratna nyengir memaklumi kemauan keponakannya yang lagi doyan – doyannya, belum siang mereka sudah pulang. Bibinya masuk ke rumah, menuju kamar.

Deni yang sudah ngaceng berat, segera memasukkan motor ke dalam rumah, menutup pintu asal rapat tanpa menyadari belum terkunci, dengan semangat 45 segera ke kamar bibinya. Bi ratna baru juga membuka baju kaosnya, hanya menyisakan BH, Deni sudah menomploknya merebahkannya ke kasur. Bibinya tertawa kecil…

”Sabar atuh Den, semalam kan sudah sampai 3 kali, masa sekarang belum tengah hari sudah minta lagi….doyan amat sih ponakan bibi ini.”

”Namanya juga anak muda masih semangat. Lagian memang bi ratna sangat menggoda sih.”

Deni segera memendamkan wajahnya di antara belahan tetek bi Ratna, menciuminya, wangi dan harum, aroma wangi tubuh dan sabun bercampur satu dan memabukkan. Tangannya segera meremasi BH bibinya, tak lama, sebentar saja, tangannya tak sabaran segera melucuti paksa Bh bibinya. Kini ia asik mengulum dan memainkan pentil bibinya, menghisapnya kuat – kuat.

Bibi Ratna sampai kelojotan. Keponakannya ini benar – benar murid yang pandai, sebentar saja sudah mahir mengetahui juga lihai memainkan titik – titik sensitifnya. Mampu secara kreatif mengembangkan potensinya. Tangan bi Ratna menyusup ke balik celana pendek Deni, mulai meremas – remas kont01 Deni.

Dengan cepat akhirnya keduanya kini sudah tak berbusana lagi, Deni masih di atas menindih bibinya, mengangkat lengan bibinya, menciumi dan menjilati rimbunan keteknya, enak dan harum. Bibinya masih asik mengocok kont01nya, karena sudah tak tahan, Deni menurunkan pantatnya sedikit dan…blesss…kont01nya menerobos m3mek bibinya. Kini Deni sudah tak culun lagi, sudah pandai menjaga tempo.

Ia mulai memompa dengan semangat, kaki bibinya terkangkang lebar, Deni menyodokkan kont01nya, kuat dan bertenaga serta sedalam mungkin. Tetek bibina bergoyang nafsuin. Gemas banget Deni melihatnya, ia dekatkan mulutnya, menghisap pentil itu kuat, sodokannya makin kuat, hampir 3 menit lewatt, masih tetap menghisap kedua pentil tetek bibinya secara kuat dan bergantian juga menyodok dengan cepat dan konstant, efeknya bibinya mendesah kuat dan penuh gairah…

”Aaahh…..Ssssshhh…..lagiii ii….”

”Huahhhh….ooohhhh……Wooow www…”

”Yessss……”

Tubuh bi Ratna menggeliat dan mengejang kuat, menyemburkan cairan orgasmenya, sebenarnya Ratna juga heran di awalnya, dulu sama suaminya yang bejat, sulit sekali ia orgasme, tapi sama keponakannya ini, sangat mudah dan sering, mungkin karena ia sendiri enjoy dan menikmati semangat Deni yang penuh gairah tanpa surut. Deni tak memperdulikan bibinya yang masih lemas, makin mantap menyodokkan kont01nya, mata bi Ratna merem – melek menrima gempuran sodokan kont01 Deni, tangannya memeluk erat pundak Deni.

Sementara kedua insan ini masih seru memacu birahi, Bi Lasmi melongok melalui hordeng yang sedikit terbuka di pintu depan, motornya ada, kenapa dari tadi tak ada yang menjawab, masa si Ratna sama Deni jam segini sudah tidur siang. Penasaran ia memutar gagang pintu…tuh ceroboh sekali tak dikunci, mana ada motor, nanti digondol maling lagi. Perlahan ia masuk dan menutup pintu, menguncinya.

Memandang sekeliling…sepi amat sih. Oh ya, si Ucil kan ikut si Abah, tadi pagi Ratna sempat ngomong waktu ketemu di kebun. Ah paling adiknya lagi tiduran di kamarnya. Yakin dengan perkiraannya, Lasmi segera menuju kamar adiknya, sambil berseru..

”Rat, teteh minta kecap dulu dong, nanggung lagi masak, tadi ke warungnya si Ros, tapi tutup, lagi belanja ke pasar, makanya minta sedikit ke…APA…?”

Lasmi membelalak, saat menyingkap gordeng yang menutup kamar adiknya, ia mendapati pemandangan yang tak pernah ia duga atau bayangkan. Keponakannya Deni sedang menindih adiknya Ratna, keduanya tanpa busana. Matanya terbelalak memandangi keduanya bergantian.

Ratna dan Deni diam membatu, kont01 Deni masih menancap di m3mek bibinya. Terkejut sekali tentunya, situasi amat memojokkan mereka, mau ngomong apapun posisi mereka sangat nyata sedang melakukan hubungan yang terlarang. Rasanya mulut mereka terkunci rapat sulit menjelaskan. Setelah lama terombang – ambing dalam kesunyian yang menegangkan, rasa keterkejutan sudah berkurang, pikiran mulai mengalir kembali…

”Eh…teteh…eh…a..anu…”

”Bi…eng bi Las…Lasmi, De..Deni bi….bisa jelas…jelaskan…i…ini sa..salah Deni.”

Lasmi masih terkejut, dalam pikirannya, ampun Ratna, banyak lelaki yang mengejar kamu, mau memperistri kamu, tapi kenapa kamu malah memilih ngewek sama…ke…keponakan kita, Deni ? Harus ada penjelasan yang masuk akal, karena saat Lasmi memrgokinya, walau sesaat saja, jelas keduanya melakukannya dengan sukarela, tak ada pihak yang terpaksa.

Dia duduk di pinggir ranjang, masih terkejut, semuanya diam, akhirnya Lasmi bisa menguasai diri. Ratna sudah mendahului bicara. Saking tegangnya, Deni sampai lupa mencabut kont01nya.

”Teh…nanti Ratna pasti jelaskan, ada alasan yang membuat Ratna melakukan hal ini.”

”Rasanya tak perlu kamu jelaskan. Teteh bisa membaca pikiranmu. Selama ini teteh dan teh

Santi sudah mengerti kalau kamu memang trauma sama perkawinan, tapi juga butuh pelampiasan…Cuma kenapa sama si Deni..?”

”Awalnya tak pernah terencanakan, terjadi begitu saja dan tak bisa dihindarkan….”

Lasmi diam saja, saat itu deni baru sadar masih posisi menancap, ia mencabut kont01nya, bergulir ke samping bi Ratna. Mata Lasmi sempat memandang kont01 Deni, dan sama seperti Ratna dulu kala pertma kali melihat kont01 Deni, Lasmi juga terkesiap. Sebenarnya Lasmi juga belakangan ini selalu uring – uringan, iyalah…suaminya yang pelaut, kalau melaut waktunya selalu lama,kalau berlabuh cuma sebentar, tentu saja ia kurang terpuaskan. Mana terakhir ia ngewek hampir setengah tahun yang lalu, suaminya juga masih lama pulangnya.

Matanya memandang kont01 Deni dengan raut kepingin. Tak heran kalau ratna sampai mau melakukannya sama keponakannya ini pikir Lasmi. Dia mulai bergairah dan merasakan denyutan pada m3meknya. Kalau tadinya hal ini hanya menjadi rahasia Ratna dan Deni berdua…kini sudah saatnya menjadi rahasia mereka bertiga. Tapi keduanya harus dihukum dulu. Ratna dan Deni masih tegang menunggu reaksi Lasmi selanjutnya, makin tegang melihat Lasmi yang sedang serius berpikir. Untunglah Lasmi kembali berbicara…

”Kalian…selesaikan apa yang sedang kalian perbuat…”

”HAH…?” Ratna dan Deni mengucapkan keheranan mereka berbarengan, melongo bingung menatap Lasmi minta penjelasan lebih lanjut.

”Kenapa ? kalian dengarkan. Lanjutkan saja apa yang sedang kalian perbuat.”

”Ta..tapi teh…nggak mungkinlah…di di depan teteh.”

”Mungkin saja, kenapa malu ? Untuk apa ? Melakukannya sama keponakanmu kamu bisa nggak malu, apa bedanya sekarang ?”

”Ti…tidak…Ratna nggak mau. Ini lain soal.”

Deni hanya diam saja, bingung dan nggak tahu harus ngomong apa. Akhirnya Lasmi menggetokkan palu terakhir, final….

”Baik…kalau begitu bersiaplah…teteh akan membicarakan hal ini ke Santi…ya tetehmu Ratna, dan juga ibumu,Deni. Dan teteh yakin kalau Santi tak akan senang dan bisa menerima hal ini. Bagaimana…?”

Deni sangat terkejut. Gila…mampus deh…..wah nggak bisa begini, ia akhirnya membuka suara.

”Sudah bi Ratna, kita teruskan saja. Daripada berabe.”

”Ta..tapi Den…i…itu…”

”Sudah…tenang saja, ayo, santai saja.”

”Kamu dengarkan Rat, Deni benar, daripada berabe. Lagipula teteh sudah berbaik hati mau
membiarkan kalian menuntaskan ngewek kalian yang terputus menddak tadi.”

Akhirnya Ratna siap melanjutkan, canggung rasanya. Deni walau tadi terkejut, tapi kont01nya masih ngaceng, maklum tadi dalam posisi tempur dan terangsang berat. Ratna kembali berbaring, melebarkan kakinya dengan agak ragu. Deni sudah di atasnya, beda dengan ratna, Deni tak ada keraguan, kalau bi Lasmi bilang teruskan dan ia tak akan mengadukan hal ini ke ibunya, ya sudah, teruskan saja.

Blesss….kont01nya dengan cepat sudah menerobos, mulai memompa. Deni sih tetap semangat, cuma Ratna sudah kehilangan selera. Jadilah ini pergumulan satu arah. Kont01 Deni menyodok dengan mantap. Mulutnya juga mulai menciumi dan menghisapi pentil bi Ratna. Nafsunya sudah kembali normal, seakan jeda yang menegangkan barusan tak pernah terjadi.

Lasmi duduk menyaksikan, duduk manis di pinggir ranjang, dekat kaki pasangan yang sedang bergelut itu, sedikit demi sedikit gairahnya naik, menyaksikan kont01 keponakannya yang gede itu menerobos m3mek Ratna, memompanya keluar masuk membuat m3mek Lasmi mulai basah, tangannya perlahan menyingkap kainnya, kini asik mengelus CD-nya yang tebal, perlahan lalu makin cepat, akhirnya tangannya enyusup ke balik Cd-nya, mulai asik mengelus belahan m3meknya. Merasa kurang nyaman, ia lepskan CD-nya. Melepas kainnya.

Lasmi di usianya yang ke 40 juga masih menggairahkan. Bodynya memang sedikit lebih montok dan berisi, tapi tetap tperutnya juga rata, nyaris tanpa timbunan lemak yang berarti. Kakinya mulai ia kangkangkan, m3meknya juga sama seperti saudaranya, ditumbuhi jembut yang lebat samapi ke belahan pantatnya, tangannya mulai mengelus belahan m3meknya yang sudah basah, segera saja belahan itu mekar, menampakkan lobang m3meknya yang merah. Jarinya masih asik hanya mengelus. Ratna dan Deni masih belum sadar dengan yang sedang dilakukan Lasmi.

Lama – lama karena sodokan kont01 Deni, Ratna mulai On lagi, desahannya mulai terdengar kembali. Deni menjilati lehernya, memompa kont01nya kuat – kuat, terasa sangat mentok di m3meknya, jilatan Deni juga sangat merangsangnya. Bi Ratna menggelinjang kegelian, rasa nikmat makin menjalar ke seluruh tubuhnya. Geli dijilati, enak disodok di bagian m3mek. Tanganya memeluk pundak Deni kuat…

”Awww….Den….geliiiiii ”

”Oooohhhh….Owwwww…..Sshhh. ..”

”Dikiiiitttt…….laaaggiiiii ….Aaaaahhhh….”

Tanpa ampun bi Ratna kembali jebol, Deni jadi makin bergairah, senang karena bi Ratna kembali menikmati pergumulan mereka. Deni sebenarnya mau ganti posisi, tapi malas, ada bi Lasmi…mendingan cepat tuntaskan saja yang sekarang.

Lasmi mulai menyodokkan jarinya ke lobang m3meknya, dikocoknya dengan cepat, tangan yang lain mulai memainkan dan mengelus it1lnya yang besar dan menonjol, memainkannya dengan ujung jari jempol dan telunjuk, cepat dan konstant, menahan desahannya agar tak terdengar.

Makin naik gairahnya…Aaahh…Ssshhh…. enak…rasa nikmat yang sangat, ditambah melihat adegan yang terjadi di depan matanya. Saat ia melihat dan mendengar Ratna mendesah kuat terakhir tadi, nafsunya jadi naik. Makin cepat jemarinya beraksi….Ooooohhhhhhh….ia menekan bibirnya kuat, menahan agar suara desahannya saat orgasme tak terdengar.

Ratna mengangkangkan kakinya selebar mungkin, sudah kepalang enak, sebodoh amatlah sama teh Lasmi,eh di mana dia….ia agak mengangkat bahunya…lho….lho….ngapai n teh Lasmi, ke mana kain dan Cd-nya…lagian dia kok lagi mainin m3meknya pakai jarinya sendiri.

Seketika otak Ratna seperti diterangi cahaya terang…sialan…pikirnya..te h Lasmi ngerjain aku sama Deni. Saat itu teh Lasmi sedang asik bermasturbasi, matanya terpejam. Ratna menarik kepala Deni, mendekatkan kuping Deni ke mulutnya, ia segera membisikkan sesuatu, Deni masih tetap memompakan kont01nya. Deni mengangguk.

Lasmi sudah lupa dengan Ratna dan Deni, ia asik bermasturbasi sambil terpejam, hal yang biasa ia lakukan di rumahnya sendiri, kalau sudah bergairah dan orgasme,ia makin asik menikmati pemainan jarinya. Tiba – tiba ia merasakan tubuhnya seperti ditarik merebahkannya. Siapa….Deni yang menariknya…walau kuat tapi tetap lembut. Ratna nampak sedang mengaso berbaring memulihkan tenaga.

Dengan cepat Deni segera beraksi, mulutnya langsung menyasar daerah selangkangan bi Lasmi, tanpa sungkan lagi mulutnya dengan ganas menciumi m3mek bi Lasmi, aromanya enak. Bi Lasmi yang sadar kalau sekarang gilirannya telah tiba, mengangkangkan kakinya.

Lobang m3meknya menganga jelas. Deni segera menjilatnya dengan rakus, Lasmi mendesah Lidah Deni segera menjilati it1lnya yang besar, menggoyangkannya dengan cepat membuat bi lasminya kelojotan.

Melihat lobang m3mek bi Lasmi yang sangat merangsang, Deni segera mempersiapkan jari telunjuk dan jari tengahnya, menyodok lobang m3mek itu dengan cepat, Lasmi kelabakan. Sementara Deni menggarap m3meknya, Lasmi dengan cepat melepas kaos dan BHnya, keteknya juga rimbun, dan teteknya jauh lebih besar dari tetek Ratna. Tentu Deni belum sadar, masih sibuk bergerilya di bawah sana. Bi Lasmi meremas teteknya dengan tangannya sendiri

Ratna melihat Deni sedang gantian mengerjai bi Lasmi…dasar teteh…padahal kepengen, pakai acara nakutin segala. Gairah Ratna mulai naik lagi. Ia mendekat ke arah tetehnya. Memang kalau gelombang seks sudah memancar, kadang pengertian yang paling mustahilpun akan timbul, tanpa perlu diucapkan lagi, pelakunya bisa memahami niat dan kemauan yang lain. Ratna mulai meremas tetek Lasmi.

Lasmi diam saja tak protest, tangan Ratna mulai memilin pentilnya yang sudah mengacung,
dia sudah sering melihat tetehnya ganti baju, tapi tetap saat ini ia megagumi betapa besar dan kenyalnya tetek tetehnya. Mulutnya mulai menghisap pentil teh Lasmi.menjilati dan menggoyangnya dengan lidahnya. Lasmi makin kelojotan, tangannya menarik lembut pantat Ratna, mengarahkannya m3mek ratna ke mulutnya, dia belum pernah menjilat m3mek perempuan, tapi tak sulit, tinggal melakukan seperti yang dilakukan suaminya dan kini Deni pada m3meknya sendiri.

Lidah Lasmi mulai menyapu m3mek Ratna, m3mek Ratna kemerahan karena baru disodok Deni, juga belahannya dalam posisi mekar. Lidahnya mulai menjilati it1l Ratna. Awalnya canggung, tapi makin lama makin terbiasa, buktinya Ratna di tengah kesibukannya
menghisap pentil Lasm mulai mendesah.

Deni terlalu konsent bermain dengan m3mek bi Lasmi, tak menyadari bi Ratna telah bergabung, saat ia mendongakkan kepalanya sedikit…ya…ampuun….ini.. .ini….terlalu hot buat dirinya. Gilaaaa…tetek bi Lasmi….kont01nya berdenyut, ngaceng dengan keras sekali.

Makin ganas menyerang m3mek bi Lasmi. Lidahnya makin cepat menggoyang it1lnya demikian sodokan jarinya. Lasmi menggoyang pantatnya, desahannya tertahan keasikannya menjilati m3mek Ratna.

Akhirnya bi Lasmi tak tahan, pantatnya terangkat, badannya mengejang….awww…orgasme yang dashyat baru saja menghantamnya.

Deni segera berhenti memainkan mulut dan lidahnya. Karena posisi bi Lasmi agak di pinggir ranjang, Deni menarik pelan kaki bi Lasmi, menjuntaikannya menggantung di pinggir tempat tidur. Deni turun berdiri di pinggir tempat tidur….blesss kont01nya menerobos m3mek bi Lasmi. Bi Lasmi bergetar, tubuhnya serasa luluh lantak saat kont01 keponakannya menghujam tadi…gilaaaa….penuh dan terasa sesak di m3meknya.

Deni segera memulai pompaannya, ia condongkan badannya, mulai meremas tetek bi Lasmi, mainan baru bagi Deni. Buseeet….kalah deh bi Ratna, Deni membatin. Ia meremasnya kuat – kuat, pentilnya gede sekali. Gemas Deni memilinnya. Karena Deni mulai sibuk memainkan tetek bi Lasmi, Bi Ratna mengalah, berhenti menghisap tetek teh Lasmi. Kini bibirnya berganti haluan mencium bibir Deni. Deni makin cepat saja menyodok m3mek bi Lasmi, membuat bi Lasmi mengimbangi dengan ikut menggoyangkan pantatnya.

Lasmi makin asik saja menjilati it1l adiknya, Ratna, bahkan jari tengahnya sudah sedari tadi menyodok lobang m3mek Ratna. Lidahnya menggoyangkan dan menghisap pelan it1l adiknya itu. Ratna yang posisinya agak nungging karena mecondongakan tubuhnya untuk kemudian asik berciuman dengan Deni mulai kewalahan. Pinggulnya bergoyang liar, mengejang…lalu orgasme.

Setelah Ratna orgasme, Lasmi menghentikan kegiatannya, konsentrasi pada sodokan Deni yang makin lama makin enak. Ratna berhenti mencium Deni, terkapar berbaring, kecapekan.

Kini Deni melawan Lasmi. Deni langsung menghisap pentil bi Lasmi, mantap banget, sangat kuat ia menghisapnya, bi Lasmi sampai mendesah kuat, belum lagi sodokan keponakannya itu makin bertenaga, ia mendesah, mengangkat lengannya ke atas, menikmati serbuan nikmat. Deni terpesona memandang rimbunan ketek bi lasmi, mulai menciumnya dengan ganas sambil menjilatinya bergantian, pompaan kont01nya sudah sangat cepat.Bi lasmi makin kewalahan…

”Aaahh…..Pelaaaaannn….diki iitttt…”

”Ooooh….janggaaaannnn dipelaniiiinnnn…..”

”Ughhhh….ampuuunnnn…..Awww ……”

Bi Lasmi pun menggelepar penuh kenikmatan…ternyata keponakannya sungguh hebat. Deni mulai menciumnya dengan ganas dan panas, bi Lasmi tanpa sungkan meladeni, lidah mereka saling beradu, tapi tekhnik Deni belum maksimal, ciuman bi Lasmi jelas lebih tinggi tekhniknya, ia menyedot lidah deni membuat Deni serasa melayang, nyaris lepas kendali, untung tak lama kemudian bibinya melepas ciumannya, Deni samapai megap – megap….Awas ya…pikir Deni, ia bertekad membalas, sodokannya kini sudah amat sangat cepat,membuat bi Lasmi merasakan sensasi yang tertinggi, belum pernah m3meknya disodok dengan secepat dan seganas ini, apalagi kont01 Deni sangat memenuhi m3meknya.

Ada yang merenggangkan kaki Deni, deni melirik, ternyata bi Ratna yang sudah merasa segra kembali berjongkok di bawah selangkangan Deni yang sedang berdiri sambil menyodok bi Lasmi. Bi ratna mulai menghisap dan menyedot biji pelernya, tentu saja menyesuaikan dengan ritme gerakan pompaan dan sodokan kont01 Deni. Sintiiiingg…..enaknya tak terkira, sambil tetap asik menyodok bi Lasmi, bijinya diemut sama bi Ratna, Deni merasa dirinya menjadi manusia paling berbahagia di bumi saat ini.

Tapi ketahanan Deni juga ada batasnya, seiring sodokannya yang makin kuat, ia merasakan denyut nikmat pada kont01nya, ia hujamkan sedalam mungkin kont01nya. Bi Lasmi nampaknya sadar Deni ma ngecret segera berucap…di dalam saja…di dalam saja. Bi lasmi bergetar saat pejunya menyemprot kuat…..selesai…dan melelahkan. Bi ratna masih asik menghisap biji pelernya, membuat dengkul deni makin lemas. Deni segera mencabut kont01nya.

Bi ratna dengan rakus segera memburu kont01 Deni, menjilati sisa peju yang menempel. Setelah Bi Ratna menuntaskan jilatannya yang terakhir Deni segera menghempaskan diri ke atas kasur. Sangat lelah saat ini. Hanya bisa berdiam diri. Bi ratna juga bergabung tiduran di atas ranjang. 3 orang tanpa busana tergeletak lemas penuh kepuasan. Deni masih diam saja, menengarkan bi ratna dan bi Lasmi yang mulai bercakap…

”Ih teh Lasmi jahat, nakut – nakuti saja, padahal juga mau…dasar.”

”Awalnya sih nggak begitu. Tapi kont01 Deni sangat menggoda, akhirnya aku terangsang.”

”Terus bagaimana komenter teh Lasmi.”

”Ya puaslah, tapi….”

”Tapi apa teh…?”

”Belum puas banget…Rat, malam ini Deni menginap di rumah teteh saja ya.”

”Huh maunya…nggak, teh Santi kan menitipkan Deni menginap di sini.”

”Ya…jangan begitu dong…suami teteh masih lama berlayarnya..”

Mana rela Ratna membiarkan jagoannya dibajak sama tetehnya. Lagian tadi teh Lasmi sudh tega menakuti mereka. Akhirnya Ratna berkompromi.

”Teteh saja yang nginap, Ucil kan lagi pergi sama abah.”

”Ya sudah, tapi nanti banyakkan teteh ya, kan kamu sudah puas, sedang teteh baru hari ini.”

”Terserah teteh saja.”

”Iya…teteh mau ngerasain keponakan teteh sendirian, mungkin masih bisa maksimal lagi kemampuannya.”

Deni yang menjadi object hanya diam, selain masih lelah, juga ia sedang berpikir…
gilaaaa….beruntun g banget dirinya hari ini. Bi Lasmi jelas – jelas masih cantik dan juga nafsuin, ia bisa ngewek bi Lami tanpa terduga….sangat beruntung. Akhirnya semua membersihkan diri, nggak melanjutkan lagi, walau jarak rumah di sini renggang – renggang, teta nggak enak sama tetangga, siang – siang rumah terkunci rapat. Akhirnya bi Lasmi pulang, mau pinjam kecap…malah dapat saos putih kental……..

Malamnya bi Lasmi menginap, sore – sore sudah datang. Rumahnya paling dititipin sama tetangga yang juga ikut bekerja d kebun. Bi Lasmi ikut makan di sini, setealah makan, mereka bersantai. Deni asik menghisap rokok di dekat pintu sambil ngopi, baru SMS mamanya, sekedar say hello dan mengabarkan kalau ia betah di kampung.

Kalau mamanya masih kurang suka ia merokok, beda sama bibi – bibinya, di kampung sini mah sudah wajar saja. Bahkan bi Lasmi sesekali merokok, seperti sekarang. Bi Lasmi asik ngobrol sama bi Ratna sambil menonton TV. Keduanya memakai busana kesukaan Deni, kain dan kutang model kampung.

Lumayan seru obrolan mereka. Tak lama bi Ratna ke kamar mandi, keluar lagi, masuk kamar seprti mengambil sesuatu di lemari, lalu kembali ke kamar mandi. Agak berapa lama ia keluar, menghampiri tetehnya, sambil nyengir campur sedikit BeTe bi Ratna berbicara…

”Wah..sepertinya teh Lasmi memang beruntung, aku baru dapat tamu bulanan. Nasib…”

”Ya..mau gimana lagi Rat.”

”Tapi sudahlah…teteh nggak usah pulang sudah terlanjur, nginap saja.”

”Iya…takut amat si Deni dibawa kabur sama teteh hehehe.”

”Nggak kok teh. Ya sudah, hitung – hitung teteh mengejar ketinggalan teteh.”

Bibi lasmi terkekeh geli, setelah puas tertawa, ia berbicara kepada Deni yang masih asik bertengger di pintu, kayak burung saja bertengger hehehe.

”Den sudah dengar kan, nanti malam tidur sama bi Lasmi ya.”

Deni hanya mengangguk saja, baginya tak masalah, baik bi Ratna maupun bi Lasmi sama – sama yahud kok, ada kelebihan tersendiri. Bahkan kini ia bisa memuaskan diri bermain berdua sama bi Lasmi, kalau tadi siang kan keroyokan, nanti malam bisa puas ngewek berduaan. Keduanya masih asik menonton TV, sambil ngobrol, Deni tak mendengar apa obrolan mereka, tapi yang pasti mereka nampak gembira, cekikikan terus. Deni menyalakan sebatang rokok lagi. Sambil menghirup kopi, santai, mengumpulkan energi.

Akhirnya jam 7 Deni menaruh gelas kopinya yang sudah habis, menutup dan mengunci pintu, sambil memeriksa jendela. Seelah semua diperiksa dia duduk bergabung menonton TV, bi Lasmi lagi ke WC, jadi Deni mengambil tempatnya di sofa panjang, kini Deni duduk berdampingan sama bi Ratna. Ketika bi Lasmi kembali, ia duduk di sofa kecil. Mereka menonton TV, sesekali mengobrol ringan. Jam 8-an Deni mulai merasakan bergairah kembali, acara TV juga tak menarik. Ia berucap…

”Bi Lasmi..eh anu…Deni mau netek dulu ya sama bi Ratna, habis sudah kebiasaan, nggak enapa kan ?”

”Sama bi lasmi juga bisa kan, tapi sudahlah, sesukamu.”

”Ya..bi Ratna…eng..boleh kan.”

” Dasar deh si Deni, tadi nanya dulu ke bi Ratna, baru ngomong ke bi Lasmi, tapi kamu cuma bisa netek saja ya…ayo sini.”

Deni mendekat, memojokkan bi Ratna, kini bi Ratna posisi kepala bi Ratna bersandar di atas pinggiran sofa. Deni menurunkan kutangnya, segera asik menetek dan menghisapi pentil bi Ratna. Deni membandingkan, saat sedang datang bulan pentil bibinya kelihatannya lebih membesar. Juga nantinya Deni baru tahu waktu bibinya memberitahu, kalau wanita lagi datang bulan sebenarnya nafsunya justru meningkat.

Tapi ya itu, tetap nggak bisa disodok, hanya orang yang tak sabaran saja yang nekad menyodok orang lagi palang hehehe. Deni sangat menikmati menetek di teteknya bi Ratna, ia menghisapnya kuat, sambil sesekali menggoyangkan pentil itu dengan lidahnya. Bi ratna mendesah. Jadi tambah ngaceng kont01 Deni, Deni menurunkan tangannya segera mengelus tonjolan di balik celananya itu.

Lagi enak – enaknya mengelus kont01nya sendiri, ada tangan halus menepikan tangannya, lalu menurunkan celananya…oh Bi Lasmi rupanya tak sabar ingin berpartisipasi. Celananya sudah lepas, kini kont01nya mengacung bebas. Deni membiarkan bi Lasmi erbuat semaunya pada kontonya, masih asik menetek. Tangan deni mengangkat lengan bi Ratna, mulai
menciumi dan menjilati keteknya, nyaman sekali rasanya.

Kont01nya terasa dibelai, biji pelernya dipijat – pijat cukup lama, enak…membuat Deni
merasa rileks dan nyaman, sementara tangan satunya bertugas juga, batang kont01nya dikocok perlahan oleh bi Lasmi. Jempolnya mengelus lembut kepala kont01 Deni mengusapnya dengan penuh perasaan. Sesekali jempol bi Lasmi memainkan lobang pipisnya. Setelah agak lama menggenggam, mengelus dan mengocok dengan tangannya, bi Lasmi mulai memakai jurus lidahnya.

Satu tangannya masih tetap memijat – mijit biji peler Deni. Lidah bi Lasmi mulai menjilati kepala kont01nya, ringan saja, bahkan hanya ujung lidahnya yang beraksi, tapi rasanya sangat nikmat menjalar ke seluruh tubuh Deni. Amboiii….kayaknya bi Lasmi lebih piawai buat urusan Oral pikir Deni. Lidah bi Lasmi mulai bergerak lagi, menjilati batang kont01 dan juga biji pelernya, menggelitik urat – urat pada batang kont01nya, Deni samapai merem melek dibuatnya, entahlah, gerakannya santai namun sensasi yang diberikan sangat besar.

Akhirnya mulut bi Lasmi mulai menelan kont01nya, perlahan dari kepala kont01, sampai batangnya, akhirnya amblas seluruhnya…ampuuun…..mulut Bi Lasmi terlihat sesak disumpal kont01nya batin Deni dalam hati. Deni jadi nggak konsen neteknya, sesekali melirik. Mulutnya mulai mengulum, meghisap dan mengemuti kont01nya, mulai mengocoknya, lagi – lagi dengan santai, nyaris tanpa semangat, tapi anehnya kok enak ya terasa bagi Deni. Oh rupanya walau sambil mengulum ujung lidahnya tetap aktif bergerak menjilati. Deni menggoyangkan pantatnya keenakan.

Lalu kembali bi Lasmi menelan kont01nya samapi pangkalnya, mendiamkan sebentar, dan kemudian mengemut dan menghisapnya kuat, Deni merasakan lemas sekli, saking nikmatnya. Hisapan Deni pada pentil bi Ratna makin kuat saja seiring rasa kenikmatan yang ia rasakan pada kont01nya. Akhirnya bi Lasmi mulai mengulum dengan cepat, tanpa jeda…entah berapa lama, akhirnya Deni merasakan klimaks, tanpa permisi pejunya muncrat membasahi
mulut bi Lasmi.

Deni melepas hisapannya pada pentil bi Ratna, mendesah puaaassss…. Bi Lasmi memainkan
pejunya sebentar lalu menelannya samapi habis, belum cukup, dijilatinya sisa peju di ujung kont01 Deni. Gila…dihisap sampai ngecret pikir Deni…mantap juga bi Lasmi.

Bi Lasmi beristirahat sebentar, meminum air di gelas yang ada di meja. Bi Ratna yang sadar kali ini bukan dia pemeran utama wanitanya, merapikan kutangnya, permisi masuk kamar, capek mau tidur. Deni mengambil remote, mematikan TV, masih duduk di sofa, ia segera membuka kaosnya. Bi Lasmi juga mulai melucuti busananya, kini juga bugi…gil…gil….kont01 Deni segera saja mengeras, Bi Lasmi menatapnya dngan antusias. Bi Lasmi duduk di samping Deni. Dasr nggak sabarn Deni langsung saja tancap gas, mulai meremas – remas teteknya Bi Lasmi tertawa melihat ketidaksabaran keponakannya ini.

”Den sabar dulu, ke kamar saja ya, lebih enak.”

”Ayo..ayo bi.”

Bibinya bangun, Deni mengikuti dari belakan masih saja meremas tetek bi Lasmi yang memang sangat besar, kencang dan menantang.

Sesampainya di kamar bi Lasmi malah ngobrol dulu.

”Den, tadi bi Ratna cerita ke bi Lasmi, katanya kamu belum lama ya diajarin sama dia…hebat juga kamu, cepat pandai ya, si Ratna juga pintar ngajarnya….”

”Iya…iya..ih bi Lasmi ngobrol melulu…”

”Hehehe…sabar dong, nah kalau bi Ratna bisa ngajarin kamu, nanti bi Lasmi juga berharap
bisa menambahkan pelajaran lagi deh, biar kamu makin pintar.”

”Iya…iya…ayo deh dimulai pelajarannya.”

”Ih kamu ini, pemanasan dulu kek, maunya langsung nyodok saja…”

Mana mikirin pemanasan sih, dari tadi sudah panas bi, batin Deni.Deni segera menidurkan bibinya, bersiap menindihnya, bi Lasmi malah mendorongnya, membuat Deni berbaring sejajar dengannya, posisi bi Lasmi di depannya. Bi Lasmi memiringkan tubuhnya, mengangkat satu kakinya ke atas, tangannya meraih kont01 Deni, diarahkan ke lobang m3meknya…blesss. Deni segera memompakan kont01nya, sodokannya masih agak santai. M3mek bi Lasmi terasa nyaman, sama nyamannya dengan m3mek bi Ratna.

Bi Lasmi menaikkan satu tangannya ke atas, meraih bagian belakang kepala keponakannya itu, didorongnya kepala Deni, bi Lasmi agak memiringkan kepalanya, mulutnya mulai mencium bibir Deni, mulanya santai, lalu makin panas, dan seperti tadi siang, kembali menyedot lidah Deni, kembali membuat Deni kehilanga kendali, sodokannya makin cepat.

Bibinya melepaskan ciumannya…ayo Den coba kamu sedot lidah bibi saat berciuman.
Bibinya kembali menciumnya, menautkan dan beradu lidah dengan Deni, Deni berusaha menyedot – nyedot lidahnya, sulit juga…lagi…lagi, akhirnya berhasil, dan ketika Deni menyedot, bibinya balas menyedot…mantaaappp, enak banget rasanya berciuman dengan gaya ini, lidah serasa saling membetot.

Deni melepaskan ciumannya, pandangannya segera menuju ketek bi Lasmi, jarinya segera saja asik mengelus dan memainkan bulu ketek bi Lasmi, pompaan kont01nya sudah stabil. Tapi bi Lasmi segera membimbing tangan Deni ke selangkangannya, menaruhnya di atas tilnya, kalau ini Deni paham, segera saja ia memainkan it1l bi Lasmi yang menonjol, sodokan kontonya juga mulai ia percepat, gemas, mulutnya menciumi ketek lebat bibinya. Jemarinya mengurut – ngurut it1l bibinya dengan cepat, sodokannya makin kuat dan dalam…tetek bibinya bergoyang – goyang.

”Terussss…Den…Pintar. …”

”Arghhhh…..Uhhhhh….Awww… ”

”Yesss…Yesss….Ssshhhh …”

Bibinya mengejang, orgasme. Deni makin beringas, bi Lasmi yang baru keluar jelas kelojotan digenjot Deni habis – habisan, matanya kini merem melek.Sodokan kont01 Deni yang gede, it1lnya yang dimainin, belum lagi kini deni menambahnya dengan menghisap pentilnya, kuat sekali.

Aaahhh…..suaminya kalah jauh sama keponakannya yang pemula ini. Mulut bi Lasmi mendesah terus. Saat melihat pantat bi Lasmi yang montok, Deni jadi mau nyodok m3mek bi Lasmi dari belakang, seperti di film bokep yang sering ia tonton. Deni berhenti menyodok, bi Lasmi mengambil nafas sejenak, Deni mencabut kont01nya..

”Nungging dong bi…”

”Siapa takut…ayo…”

Bibinya segera nungging, tangannya bertumpu pada kepala tempat tidur. Montok benar pantatnya pikir Deni. Ia segera meyodokkan kont01nya ke lobang m3mek bibinya, gila pakai posisi begini, lobang m3mek bibinya terasa lebih nikmat, terasa lebih sempit dan mencengkram. Deni memompakan kont01nya, matanya asik melihat saat kont01nya menerobos keluar masuk, gemas ia tepok pantat bi Lasmi perlahan, bi Lasmi tertawa kecil.

Deni mulai mempercepat pompaannya, plok…plok…plok….bunyi kont01nya saat keluar masuk m3mek bibinya yang sudah basah menambah kenikmatan tersendiri. Belum lagi desahan bi Lasmi. Deni pasangogigi paling tinggi, tanpa pengumuman, ia menyodok dengan cepat sekali dan bertenaga, kedua tangannya memegang pinggiran pantat bi Lasmi, bi Lasmi kelojotan dan mendesah sejadi- jadinya…gimana nggak keenakan, kalau m3meknya disodok dengan penuh semangat begini.

Pantatnya juga bergoyang mengimbangi rasa nikmat. Deni terus memperthankan kecepatan pompaan kont01nya, hampir 4 menitan sejak ia mulai mempercepat sodokannya…makin terasa denyutan pada kont01nya, bibinya orgasme kembali, dan sedetik kemudian kont01 Deni memuncratkan pejunya. Keduanya terdiam lemas, akhirnya Deni mencabut kont01nya, berbaring dulu memulihkan tenaga, demikian pula bi Lasmi.

”Walah…untung banget bii tadi siang mergoki kamu sama bi Ratna, akhirnya bibi bisa ikutan ngerasain enaknya kont01 kamu.”

”Samalah Bi. Deni juga senang bisa nyodok m3mek bibi.”

”Ya sudah istirahat dulu, sebentar lagi kita sambung.”

Dan akhirnya karena bi Ratna sedang halangan, selama 4 hari ke depan Deni diboyong bi Lasmi untuk menginap di rumahnya, bahkan nambah satu hari. Bi Ratna yang sebal karena bi Lasmi curang nambah jatah Deni nginap sehari lagi itu, segera memboyong Den kembali ke rumahnya.Pendeknya sisa liburan ini benar – benar menyenangkan dan membahagiakan mereka bertiga.

Deni nampak termenung, ia bukannya tak sadar liburannya akan berakhir. Senin besok ia harus kembali sekolah. Dan sekarang hari Sabtu. Sengaja ia tak menjawab telepon ibunya atau membalas SMS ibunya. Ia tak mau pulang. Tapi pagi ini ia mau tak mau harus menjawab telepon mamanya..

”Aduh anak ibu tak ingat pulang ya..? Ditelepon tak menjawab, SMS tak dibalas.”

”Ingat bu…besok Minggu pagi Deni pulang.”

”Sayang ayahmu sibuk tak bisa jemput. Ibu juga repot. Oh ya, ibu sudah urus daftar ulang sekolahmu.”

”Iya..bu. Sudah dulu ya bu. Besok pagi Deni pulang.”

”Den…Den…nanti dulu dong, ibu kan masih kangen lama tak ketemu kamu. Kamu sakit ya, kok lemas banget.”

”Nggak bu..sudah ya…bye.”

Deni mematikan HP-nya mencari bibinya. Mengabarkan ia akan pulang. Malamnya Bi Lasmi sengaja dan niat banget buat nginap. Sore – sore si Ucil sudah tidur, jadilah sepanjang sore sampai tengah malam, Deni, bi Ratna dan bi Lasmi mengadakan acara pesta perpisahan yang panas.

Paginya Deni pamit pulang, sedih hatinya. Ia mencium pipi kedua bibinya, nggak enak cium bibir ada Ucil. Si Ucil juga nampak sedih. Mereka mengantar kepulangan Deni. Menunggu angkot yang ke terminal. Deni berharap angkotnya tak akan pernah lewat, tapi tak lama angkot lewat, Deni naik melambaikan tangan….sedih sekali hatinya.

Ratna duduk termenung, agak anaeh rasanya setelah sebulan lebih terakhir ini ia menghabiskan waktu bersama keponakanya tersayang, Deni, kini rumahnya sepi kembali. Hanya ia dan anaknya Ucil. Ratna diam saja melamun memikirkan Deni.

Lihat Juga :  Menikmati Tiga Gadis Montok

Tamat

Viewing all 271 articles
Browse latest View live